Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG KASAM

KASAM
Bagian Ketujuh


Malam semakin larut, menjelang tengah malam, disaat sebagian besar manusia telah beristirahat, dokter fahmi masih sibuk menekuni literatur-literaturnya, terlihat file-file berserakan menambah semrawut kantornya, kembali dilemparkannya file yang baru saja dibacanya, sudah puluhan file dia baca, namun sepertinya dokter tua itu belum menemukan apa yang dia ingin cari, dokter fahmi merebahkan punggungnya ke kursinya, dibukanya kacamata plusnya yang tebal, dilemparkannya ke meja yang dipenuhi oleh buku dan file-file, dokter fahmi memijat kedua keningnya, mata tuanya mulai terasa lelah, di ambilnya cuntang (tempat minum) buriknya, dia bersungut-sungut saat melihat airnya telah habis, Dokter Fahmi berdiri dan menuju dispenser untuk mengisi cuntangnya itu dengan air panas, setelah menisi penuh cuntangnya, dokter Fahmi memasukkan dua buah kapsul yang merupakan herbal ginseng, pemberian kawannya dari korea, dokter tua itu merasa lebih segar setelah meminum air yang telah bercampur dengan ekstrak ginseng tersebut.

Dokter Fahmi membawa cuntangnya kembali ke meja, dia kemudian menghampiri sebuah aquarium yang terletak di samping meja kerjanya, seekor kura-kura kesayangannya yang bernama Tata terlihat meringkuk di sudut kaca Aquarium yang dihiasi tanaman Aquscape yang indah, Dokter Fahmi memang sengaja meletakkan Aquarium itu sebagai hiburan baginya saat matanya lelah, dengan memandang Aquascape yang indah dan juga Tata yang berenang, Dokter Fahmi merasa lelahnya agak sedikit berkurang.

“Hei ta, udah tidur ya kamu..” Dokter Fahmi mengetuk pelan kaca Aquarium itu, Tata sepetinya memang terlelap, dia tak merespon ketukan kaca itu.
Dokter Fahmi tersenyum memandang Kura-kura kesayangannya itu, “Aku ngiri sama kamu Ta, kamu bebas mau tidur kapan, atau berenang kapan.. sekarepmu, gak seperti aku, pusing kepalaku Ta, kalau belum ketemu, aku gak bakalan bisa tidur ini, sialan.” Dokter fahmi curhat sekaligus menggerutu.

Dokter tua itu menghela napasnya, dia kemudian duduk di meja di samping Aquarium, dikucek-kuceknya rambutnya yang semrawut seperti ruangan kantornya, sebenarnya mata dan tubuhnya lelah, namun dia tau bahwa dia tak akan bisa tidur jika belum menemukan apa yang dia cari. “Ahh..dimana aku pernah lihat kasus seperti ini, sialan…sialan..plissss ayo ingat-ingat..” gerutunya sambil menatap bayangan dirinya di cermin didepannya, tiba-tiba dia mendelik dan melompat dari duduknya, ditatapnya kembali Aquarium disampingnya, seulas senyum mengembang.

“Aha…aku ingat sekarang, sialan!! Ha..haha..haa..” Dokter Fahmi tertawa-tawa, diruangan forensik seperti ini, jika ada orang lain pasti akan ketakutan mendengar tawa dokter tua itu, namun untungnya semua asistennya telah pulang, sedangkan petugas yang piket berada jauh di depan, sehingga tak mendengar tawa yang menyeramkan itu.

Dokter Fahmi mengambil tas kerjanya, dan kembali menghampiri Aquarium itu, diketuknya kaca Aquarium itu, “Hei Ta, sekarang aku juga bisa tidur hahaha, emangnya kamu doang..sampai jumpa lagi besok Ta..eh lupa, makasih loh ya, kamu emang teman terbaikku loh Ta..” Dokter Fahmi kemudian bersiul-siul meninggalkan ruangannya.

***

Pagi itu penampilan Alex terlihat cukup gagah dengan jas hitam dan celana panjang hitam, hari ini dia ditugaskan untuk mengawal Bos Erik untuk menemui seseorang, biasanya Dominggus yang menemani bos Erik, namun sepertinya Dominggus sedang demam, sehingga Dominggus meminta Alex untuk menggantikannya mengawal Bos Erik.

Orang yang akan ditemui bos Erik, bukanlah sembarang orang, dia adalah Leo, seorang pengusaha yang juga menjadi saingan Erik dalam bisnisnya, beberapa tahun lalu perusahaan Erik dan Leo terlibat persaingan sengit untuk memperebutkan Proyek reklamasi pantai Utara Jakarta, dan kebetulan Bos Erik yang memenangkan Tender tersebut, dan semenjak itu persaingan keduanya semakin memanas, dan akhirnya beberapa minggu lalu, utusan dari Leo, menemui Erik untuk membicarakan kemungkinan mereka bekerja sama, karena sebentar lagi akan ada projek besar pemerintah.

Erik sendiri menanggapi undangan Leo dengan hati-hati, Erik tau Leo adalah pengusaha yang culas dan licik, dia memiliki backing yang cukup kuat, namun Erik tau, backing Leo tak sekuat dirinya, namun sejak Frans Wenda tak ada, Erik merasa kehilangan seseorang yang cukup penting, sehingga dia merasa agak pincang, Frans Wenda cukup berpengaruh bagi Erik, karena Frans bisa menghubungkan Erik dengan berbagai kekuasaan yang tak dimiliki Leo.

Setelah melakukan konsultasi dengan pengacaranya dan juga beberapa asisten yang dia percaya, Erik merasa harus memenuhi undangan Leo itu, biar bagaimanapun Leo adalah pesaingnya yang paling kuat, Erik berpikir daripada terus-menerus berseteru dan menghabiskan sumber daya yang tak murah, lebih baik bekerja sama dengan pesaing beratnya itu, Erik berkesimpulan bahwa bekerja sama dengan Leo adalah opsi yang paling logis saat ini.

***

Malam sebelumnya.

Dominggus menemui Alex, meminta Alex untuk menggantikan posisinya mengawal bos erik, Dominggus bercerita panjang lebar tentang sosok orang yang akan ditemui Bos Erik, Dominggus mengatakan kalau Leo adalah orang yang berbahaya, dan meminta Alex untuk selalu waspada memperhatikan sekelilingnya, konon dominggus pernah mendengar rumor kalau para pengawal Leo adalah mantan Tentara yang desersi.

Dominggus juga memberikan Alex sepucuk pistol untuk berjaga-jaga, Dominggus yang menyangka sahabatnya itu tak tahu menahu tentang pistol, lalu mengajarkan Alex bagaimana cara mempergunakan pistol tersebut, “Pergunakan jika terpaksa Lex, Beta yakin lu pasti bisa, kokang dan tembak jika terdesak, mudah-mudahan tidak ada apa-apa, jangan kuatir Lex, nanti ada beberapa anak buah beta ikut menemani.” Ujar Dominggus pelan, wajahnya berkeringat dan pucat.

“Kau baik-baik saja Dom?” tanya Alex yang melihat wajah sahabatnya ini terlihat pucat, Alex lalu meraba kening Dominggus, “kau demam bro, sebentar aku ada obat.” Alex lalu pergi ke kemarnya, tak lama Alex kembali, diserahkannya ke dominggus beberapa butir pil berwarna kuning cerah.

“Minum ini sekarang.” Ujar Alex, Dominggus terlihat ragu memandangi pil-pil ditangannya, dia menatap wajah Alex.

“Sudah jangan banyak tanya, minum saja, percaya padaku bro.” Tatapan Alex tajam menusuk dan menggetarkan hati Dominggus, dominggus menelan dua butir pil tersebut sesuai perintah Alex.

“Pil apa ini lex?” Tanya Dominggus, Alex hanya menatap wajah sahabatnya dan menepuk bahunya, “sekarang lu tidur, serahkan semua kepadaku, jangan kuatir, aku akan menjaga Bos Erik dengan baik.” Tegas Alex.

“Apa kau sudah yakin bisa menggunakan pistol itu Lex?” Dominggus terdengar ragu.

“Tenang saja, kokang dan tembak kan, mudah-mudahan tak perlu dipakai senjata ini, sudah lu sekarang tidur, istirahat, besok juga sudah baik kondisi lu, percayalah, aku istirahat dulu dom.” Alex meyakinkan sahabatnya itu. Dominggus hanya mengangguk dan menatap sahabatnya itu menghilang di balik pintu kamarnya.

Dikamarnya Alex menatap dan menimang senjata pemberian Dominggus tadi, dia kenal benar senjata ini, ini adalah senjata SIG seri P266 berjenis semi otomatis dengan peluru kaliber 9 mm, Alex tau dan kenal senjata ini karena dia pernah mengikuti latgab bersama US Navi Seals beberapa tahun lalu, dan Kawannya Mike seorang prajurit Navi Seals yang mengirimnya teropong dan pisau tentara pernah memeperlihatkan pistol seperti ini padanya.

Alex bertanya-tanya dalam hati, bagaiamana seorang dominggus bisa memiliki senjata keren seperti ini, Alex tau senjata ini tidak sembarangan orang memilikinya, namun Alex tak mau pusing memikirkan itu, dia malah fokus dengan tugasnya esok, sebagai ahli intelijen dan strategi, Alex yakin Leo bukan sembarang orang sebagaimana yang diceritakan Dominggus.

***

Satu sedan hitam dan sebuah SUV hitam memasuki lobi sebuah hotel, Alex yang berada di mobil sedan bergegas turun membuka pintu bos erik, matanya terlihat siaga mengawasi keadaan, Hotel ini bukan hotel yang cukup mewah, hotel ini dikelilingi beberapa gedung Ruko, pertemuan antara Bos Erik dan Leo memang sengaja diadakan di sebuah tempat netral, dan keduanya sepakat untuk bertemu di hotel yang bukan hotel terkenal mewah, agar tidak menimbulkan kegaduhan dari media.

Alex sebagai pimpinan menggantikan dominggus, meminta berapa orang standby di mobil dan yang lainnya mengikuti mereka. Alex, bos Erik dan dua orang anak buah Dominggus berjalan beriiringan memasuki hotel, mereka disambut oleh seseorang anak buah Leo, dan orang itu mengantar mereka masuk Lift menuju lantai 20, sepanjang perjalanan Alex terus siaga mengawasi dan mempelajari tempat-tempat yang dilewatinya.

Lift berhenti di lantai 20, anak buah Leo mengantar rombongan Erik menuju sebuah restoran hotel, saat ingin masuk restoran, seorang anak buah Leo dengan membawa alat detector logam berusaha memeriksa rombongan Erik.

“Leo kenapa pakai detektor segala, kan ini pertemuan saling percaya, benar kan.” Ujar Erik pada leo yang tersenyum menyambutnya.

“Hah haha… benar benar koh, Hey sudah gak perlu pakai periksa segala, kita kan kedatangan sahabat bukan musuh, benar kan koh?” Balas Leo.

Erik dan Leo saling berpelukan, sementara itu Alex terus waspada memandang sekelilingnya, di ruangan itu ada 6 orang pria berbadan tegap dengan pandangan dingin menatapnya, Alex berasumsi kalau mereka adalah para pengawal Leo, dari sikap dan penampilan 6 orang itu, Alex bisa menilai kalau mereka bukanlah orang yang bisa diremehkan.

Tiba-tiba Alex melihat sekelebat sinar silau di gedung depan restoran ini, restoran hotel tempat pertemuan ini memiliki kaca besar yang berfungsi sebagai pemandangan, dan sekelebat sinar tadi berasal dari pantulan sesuatu di gedung sebelah, secepat kilat Alex berkesimpulan bahwa itu sesuatu yang berbahaya, disaat Leo dan Erik menuju meja yang telah disiapkan, Alex menyelinap menelpon anak buahnya yang standby di bawah, Alex memerintahkan salah seorang anak buahnya yang menunggu di bawah untuk secepatnya menuju atap gedung sebelah untuk memeriksa dan mengambil tindakan yang diperlukan, dan sepertinya anak buah dominggus itu cepat menangkap maksud Alex.

Alex dengan tenang menghampiri meja tempat kedua Big Boss itu bertemu, terdengar percakapan basa-basi diantara mereka, sambil tertawa mereka asik berbincang dengan bahasa Hokian yang tak dipahami Alex dan orang-orang disana.

Alex berdiri di belakang tempat duduk Erik sambil menatap tajam sekeliling. Instingnya mengatakan kalau dia harus 100% waspada, “Pengawal baru rupanya koh?” tanya Leo pada Erik.

“Bukan, dia menggantikan si Dom, katanya demam dia.” Jawab Erik.

“Hahaha, bisa demam juga si Dom rupanya.” Ujar Leo tertawa terbahak-bahak.

Percakapan mereka sedikit terhenti saat para pelayan restoran membawakan dan menghidangkan makanan di atas meja. Sementara itu Alex diam-diam mengambil Hpnya yang bergetar di saku celananya, dia melihat berita dari anak buahnya yang tadi dia perintah, seulas senyum mengembang di bibirnya, Alex memasukkan hpnya kembali ke saku celananya.

Pelayan-pelayan resto telah selesai menghidangkan berbagai makanan dan minuman lezat di atas meja, “Mohon maaf koh, jamuan sederhana saja untuk menyambut saudaraku, silahkan koh dicicipi sebelum kita bicara, konon kata orang tua jaman dulu, perut kenyang dulu, ngobrol kemudian hahaha. Mari.. mari koh.” Ujar Leo terdengar ramah, erik tersenyum membalasnya.

Alex mendekatkan wajahnya ke Erik, dia membisikkan sesuatu pada bosnya itu, wajah Erik berubah tegang setelah mendengar bisikan dari Alex, namun sebagai orang berpengalaman sekejap kemudian Erik kembali terlihat santai.

“Sepertinya makanan dan minuman yang lu orang suguhkan sangat lezat Leo, namun sayang gua gak punya waktu lagi untuk mencicipinya, sepertinya gua harus membatalkan pertemuan ini.” Ucap Erik santai.

Leo memandang Erik bingung, dia juga memandang Alex, hatinya bertanya-tanya apa yang dibisiikkan Alex, sehingga Erik berubah sikap seperti itu, “Loh..ada apa ini Koh.” Tanya Leo.

“Lu emang licik Leo, gua udah baik-baik memenuhi undangan lu orang, tapi lu berencana bunuh gua hah!” suara Erik mulai meninggi, beberapa pengawal Leo terlihat mulai begerak, Leo mengibaskan tangannya pada pengawalnya.

“Apa maksud Koh Erik, Gua gak paham Koh.” Ujar Leo kemudian.

“Maksud Gua, lu itu emang Lancau, Pukima!!” Balas Erik keras.

Leo terpancing emosinya, dia kemudian berdiri dari kursinya, beberapa pengawalnya mulai mendekat dan suasana mulai memanas, Alex diam-diam merogoh sesuatu dari kakinya.

“Bangsat lu ya koh, dibaikin malah ngatain..tiba-tiba marah-marah gini, nuduh gua mau bunuh lo, apa emang lo mau mati hah!” Suara Leo meninggi.

Tiba-tiba Alex menodongkan senjatanya tepat menuju sasaran yaitu Leo, dengan sedikit terkejut Leo dan para pengawalnya ikut bereaksi , mereka mengeluarkan senjatanya masing-masing, suasana benar-benar terlihat kacau.

“Lu taro sniper disana buat nembak gua kan, dasar bangsat lo ya, untung anak buah gua tau, benar-benar uler licik lo.. lancau!!” Sumpah serapah keluar dari mulut Erik yang telah emosi.

“Nih Liat sniper lo udah babak belur.” Erik memperlihatkan foto seseorang yang tengah dilakban mulutnya dengan kondisi babak belur.

“Haha-haha, salah paham lo koh, itu bukan anak buah gua koh, tolong koh suruh monyet item itu nurunin senjatanya,” Ujar leo sambil menghina Alex.

Leo menatap Alex dengan mata berkilat marah, Alex sama sekali tak gentar menatap balik, anak buah Leo juga menodongkan pistol ke Alex.

“Sekarang kita akan meninggalkan tempat ini, jangan ada yang menghalangi, kalau tidak peluru ini akan menghantam tepat kepala bos kalian, Markus, Johni bawa pak Erik keluar dari tempat ini.” Suara lantang Alex terdengar menggelegar menciutkan sedikit nyali Leo.

“Ayolah Pak Leo, apa Pak Leo mau membuktikan ucapan saya ini, anak buah anda bisa menembak saya sampai mati, namun peluru dari senjata ini juga akan menghantam jidat anda, dan membuyarkan otak anda menempel di dinding resto ini, gimana mau kita buktikan? Saya Cuma orang tak penting, sedangkan pak Leo mau bertaruh?” Alex memainkan psikologi Leo yang mulai menciut nyalinya.

Leo mulai terpengaruh, dia diam mengkalkulasi resikonya andai dia nekat. Sehingga akhirnya dia mengambil kesimpulan dan keputusan untuk membiarkan Erik keluar dari sini, karena dia yakin orang yang bernama Alex ini bukanlah sembarang orang, buktinya dia bisa tahu kalau ada sniper di gedung sebelah untuk membunuh Erik.

“Oke..buang senjata kalian cepat, biarkan mereka pergi!!” teriak Leo pada pengawalnya.

Para pengawalnya saling berpandangan, “Sudah cepat buang senjata kalian, dan biarkan mereka pergi.” Teriak Leo kembali dengan gusar.

Para pengawal Leo menuruti ucapan bosnya tersebut, mereka serentak meletakkan senjata mereka di lantai, Alex masih tetap mengarahkan senjatanya ke Leo sambil beringsut mundur menuju pintu keluar, “saya akan tetap mengarahkan senjata ini ke pak Leo, sampai kami keluar dari tempat ini, Markus, Johni cepat bawa Pak Erik keluar.” Ujar Alex, Johni dan Markus bergegas membawa Bos Erik keluar dari restoran.

Setelah rombongan Erik menghilang di balik pintu, serentak para pengawal Leo bergerak ingin mengejar, “sudah-sudah jangan dikejar, kita gak mau menimbulkkan kegaduhan dan mengundang polisi kesini, sudah biarkan saja mereka pergi.” Leo menghalangi mereka.

Para pengawal itu terdiam, Leo benar-benar gusar, dia berdiri didepan meja yang dipenuhi makanan dan minuman, “Bangsat!!!” teriak Leo gusar sambil mengibaskan kedua tangannya membuang semua benda dari meja makan sehingga semua makanan dan minuman tersebut berantakan, terdengar pecahan piring dan gelas yang berjatuhan di lantai.

“Siapa monyet hitam itu, sepertinya dia bukan sembarang preman!! Anjingg!!!” Leo mendengus terengah-engah dengan emosi, wajahnya merah padam menahan amarah.

…….

Bersambung
 
Selamat Hari Raya, mohon maaf lahir batin
 
Yang di social budd blm lanjut ya
Ya maaf, belakangan banyak halangan, tapi sedang progress mudah2an minggu ini bisa rilis lanjutan suami kedua istriku, dan diary seorang istri, menyusul berikutnya hasrat dan obsesi dan lanjut genre beastiality lanjutan kisah si seksi susan dengan obi rotweiler perkasa
 
Simak juga karya ane yang lain, suami kedua istriku yang sudah sampai pada episode di surabaya saat linda dan agus menjemput sammy.

Diary seorang istri episode anita yang mulai masuk godaan Anto.

Inga inga nuhun perhatiannya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd