Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Kehangatan lain

Part selanjutnya

Hari ini gue lagi ada keperluan nyari buku ke daerah palasari, awalnya gue ngajak Sasya untuk nemenin gue. Tapi dia lagi ada acara juga sama temennya, akhirnya gue di temenin sama si Paris ke Palasari. Dia sekalian mau nyari buku juga katanya.

Sampai disana gue dan Paris pisahan karena buku yg kita cari beda. Sampai kira-kira gue lima belas menit disana, gue denger sayup-sayup teriakan "copet.. copet".

Suara itu bkin gue agak sedikit ke bahu jalan untuk liat apa yg terjadi sampai ada satu orang cowok lari ke arah gue dan di belakang nya banyak orang lari ngejar dia. Sadar bahwa dia copetnya, gue langsung ancang-ancang ambil posisi dan saat copet itu udah deket gue dengan sekuat tenaga nendang dia sampai tersungkur ke jalan.

Si copet langsung di kerubungin banyak orang, gue sendiri yg awalnya mau ikut mukulin gak jadi karena liat banyak orang yg ngerubungin tuh orang.

Sampai ada cewek bertiga teriak-teriak ini korbannya, mana dompetnya mana. Gue kenal itu cewek.

"Stefani", kata gue.

"Lho, kak Bayu?".

"Kamu yg kecopetan?", Tanya gue.

"Bukan kak, ini temen aku", kata dia lalu ada satu orang ngasih dompet ke temen Stefani.

"Ada apa bay rame gini anjir?", Kata Paris yg tiba-tiba ada di sebelah gue.

"Iya tuh dapet, tadi untung gue tendang jd dapet deh", kata gue.

"Kak, makasih ya.. udah bantuin temen aku", kata Stefani.

"Haha santai aja, kebetulan juga dia lari ke arah sini", kata gue.

"Kak makan yuk, ajak aja temennya juga. Itung-itung terimakasih kita", jelas Stefani.

"Ahh, gausah ngerepotin, lagian gak sengaja gue nendang dia juga", kata gue.

"Gapapa kali bay, terima aja ajakannya. Ya gak?", Kata Paris nimpal dan melirik ke Stefani dan temen-temen nya.
Mulustrasi Stefani


Akhirnya gue gak bisa nolak dan sekarang gue sama paris, Stefani dan kedua temennya lagi makan di cafe sekitaran pasar Palasari.

Gue sih biasa aja ya sambil makan ngobrol sekenanya aja.

Kalo di Paris ini aduh udah banyak ngomong tebar pesona mulu di hadapan tiga cewek ini.

"Emang lo kenal sama si Bayu gimana stef?", Kata paris yg terus nyerocos kepo sama pribadi masing-masing.

"Kak Bayu kan suka nyanyi di resto kakak aku", kata dia sambil nyebut salah satu nama restoran.

"Ohh gitu, jadi fans nya si Bayu nih jatuhnya ya haha", kata si Paris.

"Fans apaan gue bukan idola dodol", kata gue.

Semua ketawa2 aja, sampai jam yg udah mulai nunjukin sore dan akhirnya kita pamitan untuk pulang.

"Bay, gue dapetin nomornya si vanesha", kata dia ngomong di jalan.

"Si anjir, bener2 ya lo semua di embat", kata gue.

"Haha santai Stefani gak akan gue deketin, itu mah jatah lo", kata dia.

"Kagak lah, sok aja kalo mau deketin juga", kata gue.

"Haha gak lah, kali aja dapet yg pink bay.. panlok cuy", kata dia.

"Cewek gue juga pink sih hahaha", kata gue.

"Wah masa bay? Jadi penasaran gue", kata dia.

"Si anjir ya otak lu memek mulu isinya ris", kata gue.

"Hahaha tapi kalo si Stefani gue yakin pink atas bawah bay, cewek lu juga putih tinggi cuma agak coklat gitu kan", kata dia.

"Hahaha anjir lo ya"

"Gue pengalaman nya banyak bay", kata dia.

"Eh, tp gue udah lama gak liat cewek lo, kemana? Kalian baik2 aja kan?", Kata dia.

"Aman, dia lagi sibuk aja.. nanti malem gue bawa dia ke kostan koq", kata gue.

"Gue nonton boleh?", Kata dia.

"Si tai lo"

"Hahaha soalnya desahan cewek lo keras mulu bay", kata dia.

"Cewek yg lo bawa juga kedengeran keluar anjir, bukan cewek gue doang", kata gue.

"Hahahaha, mau tukeran gak?", Kata dia.

"Tukeran apa anjir?"

"Cewek lah, tapi secara natural bay", kata dia.

"Natural gimana ris?", Penasaran gue.

"Ya elo deketin cewek gue si putri, gue deketin cewek lo. Pura2 gak tau aja kita, kalo sampe bisa di tidurin berarti jago", jelas dia.

"Parah ide lu", kata dia.

Sebenarnya gue juga penasaran sih, bahkan gue sering bayangin Sasya di pake sama orang lain bahkan threesome. Tapi ide dari Paris agak beresiko karena si Paris nih jago banget nyepik cewek. Masih belum rela juga gue.

"Hahaha serius bay, tapi kalo sampe bisa dipake kita izin dulu. Kalo gak boleh ya gak bakal", kata dia.

"Terus kalo misal cewek gue mau terus gue gagal ajak si putri ngamar gue rugi anjir", jelas gue.

"Hahahaha, mulai penasaran kan lo. Gue kasih kompensasi cewek yg lain deh bay", tutur dia.

"Tapi jujur bay, si putri baru sama gue doang. Dia masih belajar anjir, goyangannya belum seenak yg lain jadi lo gak bakal kecewa juga dia baru sama gue kan", jelasnya dia lagi.

"Ya cewek gue juga baru sama gue doang gila", kata gue.

"Hahaha emang lo yakin? Kan gak tahu dibelakang gimana", kata dia.

"Gausah bikin pikiran gue kemana-mana lo"

"Mau gak lo?", Tanya dia.

"Mau gak ya?", Jawab balik gue bingung

"Ahh, kan kata gue juga kalo sampe bisa dipake izin dulu bay", kata dia

"Oke oke, boleh kita coba. Tapi lo minta sendiri nomor cewek gue nya ya, gue juga minta sendiri nomor si putri", kata gue.

"Deal, gak lah nih gue kirim langsung nomor si putri. Lo so soan nanya gue aja nanti. Kalo si Sasya nanti gue minta sendiri kalo ketemu ya", kata dia.

Dan akhirnya gue pun setuju dengan ide si Paris.

Malemnya gue jemput Sasya ke daerah Cimahi, dan kita sempet makan pecel lele dulu di gerlong sebelum ke kostan gue.



"Kamu jadi kan nginep?", Tanya gue sambil makan.

"Jadi dong by, kenapa emangnya?"

"Kangen aja", jawab gue cuek.

"Kangen apa sange?", Bisik dia.

"Sange juga sih", kata gue.

"Aku kan milik kamu", kata dia lalu meremas selangkangan gue disana.

"Diem ih", kata gue.

"Ciee dah gede aja baby bayu", kata dia.

"Diliatin orang yang", kata gue saat tangannya terus mengelus.

"Biarin aja, paling di nikahin kita", santainya.

"Yaudah yu cepetan", kata gue dan setelah makan kita langsung ke kostan gue.

Kita langsung ke atas dan saat pintu kamar tertutup Sasya langsung nyosor bibir gue.

Gue mencoba mengimbangi cumbuannya dan gue dorong dia ke tembok. Tangan gue meraih baju dia, dan meraba ke dalam bajunya. Gue raba punggung dia dan ngelepas kaitan bra nya.

Bibir kita saling berlomba saling mengikat. Tangan dia mencoba meraih celana gue juga.

Dengusan napas kami berdua berirama mengiringi gue melepas pakaian yg dia pakai.

Tanpa sadar, pakaian Sasya cuma tinggal celana dalam aja karena bra nya udah gue lepas dan sambil di berdiri gue gantian menghisap putingnya kiri dan kanan.

Desahan dia udah gak ke kontrol. Tangan dia terus mencoba melepas celana gue namun tangannya seperti tidak fokus.

"Ahhh by.. udahh... Dulu.."

Gue masih ngemut putingnya sambil tangan kanan gue udah masuk ke selangkangannya Sasya. Memeknya udah basah dan jari gue udah ngeraba permukaan nya.

"Byy.. ahh.. gak tah...an ah", kata dia.

Lalu kita kembali berciuman. Entahlah gue sangat bernafsu kali dan dipikiran gue Sasya gimana kalo Sasya bercumbu sama cowok lain.

Lidah kami kembali bertemu, lalu gue agak tarik dia ke kasur. Tangan dia agak nahan gue lalu dia bilang.

"Sekarang giliran aku by", kata dia lalu mendorong gue.

Suutt

Dia mengisyaratkan gue untuk diam. Dan dengan keadaan dia yg hanya tersisa CD hitamnya, dia menari dengan wajah yg sangat erotis.

Dia remas dadanya, lalu mendekati gue dari atas. Gue yg sedang berada dikasur mencoba meraih dadanya yg menggantung namun dia tolak.

"Buka dulu baju nya sayang", kata dia menarik baju gue ke atas dan sekarang dia sedang menarik celana gue.

"Kamu diem aja ya", kata dia yg sedang mengelus kontol gue yg masih terbungkus CD.

Perlahan dia tarik CD gue dan kontol gue langsung mengacung dihadapannya.

Dia kembali berdiri dan sedikit menari meremas. Dipikiran gue Sasya lagi bercumbu sama Paris dan itu membuat gue sangat bernafsu.

Dia kembali mendekat dan mulutnya mengecup kontol gue.

Ahhh.. sya..

Gue mendesah dan badan gue seolah mendapatkan listrik yg menyetrum saat lidah dia menyusuri tiap bagian tubuh gue dari perut sampai kita berciuman kembali.

Gerakan itu dia ulang sampai mulutnya dia buka dan kontol gue perlahan dia emut.

Dipikiran gue sekarang adalah Sasya begitu binal dan akan bercumbu sama Paris.

Emutan dia perlahan dengan tatapan sayu dan sangat bernafsu.

Entah karena gue membayangkan dia sama cowok lain atau apa, baru sebentar gue di sepong rasanya gue udah mau keluar aja. Bahkan ini pertama kalinya gue gak berdaya karena

Aaahhhh sya

Gue menahan kepalanya dan kontol gue memuntahkan sperma. Sangat banyak, sampai Sasya sedikit berontak dan melepaskan kontol gue dari mulutnya.

"Ihhh koq udah keluar kamu", kata dia menatap gue.

"Maaf yang gak kuat banget sumpah kamu beda hari ini", kata gue masih merasakan nikmat dan sisa cairan sperma masih mengkilap di kontol gue.

"Aku kan belum apa-apa by ih", kata dia lalu bangkit mencari minum

"Iya bentar yang, tunggu bentar lagi juga bangun koq", kata gue karena sekarang kontol gue perlahan menciut.

Dia lalu tidur di sebelah gue, kami seperti sedang berpelukan.

"Kamu kenapa ih, biasanya juga tahan sepongan aku", kata dia lalu ngarahin tangan gue ke dadanya

"Maaf, gak tahan udah kangen banget soalnya", kata gue ngeles sambil meremas dadanya dan memainkan putingnya.

"Awas aja kalo gak bangun lagi", kata dia memegang kontol gue

"kalo gak bangun lagi gimana tuh", kata gue.

"Kalo gak bangun lagi mau nyari batang yg lain", kata dia spontan.

Stimulus dia dan kata-kata dia barusan yg membuat gue kembali berpikir Sasya bercumbu dengan cowok lain membuat nafsu gue perlahan naik lagi.

"ih ih koq bangun, cemburu apa gimana nih", kata dia sambil mengocok kontol gue yg baru setengah tegak.

"Nggak ih, itu mah karena kamu yang", kata gue menikmati kocokan dia.

"Atau", kata dia diam lalu menatap gue.

"Atau apa?", Kata gue.

"Kamu bayangin aku pake batang cowok lain?", Gue kaget, gimana bisa dia tahu apa yg gue pikirin.

Dia perlahan mengecup bibir gue.

"Ahh, iya by gimana kalo aku dipake orang lain", kata dia sambil mengecup namun tiap gue buka lidah dia menghindar dan menstimulasi gue dengan kata-kata.

"Ahh, yang sini ah", kata gue merangkul dia.

"Bayangin aku disini di grebek sama temen kamu by terus minta ewe semuanya sama aku", kata dia beranjak ke atas dan bersiap mengambil posisi woman on top.

Kontol gue udah tegang maksimal. Pikiran gue melayang jauh, Sasya yg binal yg lagi di garap oleh cowok lain.

"Bayangin aku arahin memek aku ke kontol lain by", kata dia memegang kontol gue lalu perlahan memasukan nya ke dalam memek nya.

"Ahh yang udah cepet", kata gue menghentakan pinggang dan kontol gue berhasil masuk kedalam memeknya.

"Ahhh, kamuuu.. bener kan by.. ahh", dia bergoyang dengan liar, tangan gue lalu meraih kedua dadanya.

"Cepet byy ahh", kata dia mempercepat goyangannya dan tak lama dia menekan penuh kontol gue ke dalam memeknya.

Dia ambruk ke badan gue, gue ngerasain memeknya semakin basah disana.

Lidah kami kembali bertemu..

"Kamu bayangin aku dipake siapa?", Kata dia dan gue mulai menggenjot lagi dalam posisi dibawah.

"Ahh nggak yang", kata gue yg merasakan jepitan memeknya..

"Bohong ahh..", kata dia lalu kami kembali bercumbu.

Bersambung..
 
Update lanjutan sebelumnya

Malam itu menjadi salah satu malam ternafsu gue sama Sasya, entahlah stimulasi dan pikiran gue yg kemana-mana membuat gue menjadi lebih saat itu.
Kita maen hampir sampai jam satu malam dan sekarang kita sedang berpelukan dengan keadaan bertelanjang dan dibalut selimut.
"by.. aku mau nanya ih, tapi jawab yg bener", katanya.
"Nanya apa?"
"kamu beneran mikirin aku sama cowok lain ya?", tanyanya.
Dan didalam deep talk itu gue meng-iyakan asumsi dia tadi, karena menurut dia gue berbeda malam ini.
"Kamu gak marah kan yang?", tanya gue.
"Nggak, asal jangan sampai beneran aja. Aku kan sayangnya sama kamu", tuturnya.
"hooaamm.. iya lah gak boleh", kata gue sambil nguap.
"Kamu ngantuk ya?", tanyanya.
"Tidur deh, aku mau ke luar dulu ambil minum haus ih", katanya.
Gue yg udah setengah sadar cuma meng-iyakan kata Sasya.
"Aku pinjem kaos oversize kamu ya, males di baju lengkap bentaran doang", katanya.
Gue jawab cuma hmm hmm doang karena emang udah ngantuk.
Sampai gue tersadar pagi hari, saat matahari udah mulai menembus jendela kamar gue. Gue celingukan nyari Sasya gak ada, lalu sayup terdengar suara orang ngobrol diluar yg satu nya adalah suara dari Sasya.
Gue lalu mengintip dari jendela yg menghadap ke lorong. Btw, jendela kostan gue ada dua, satu menghadap ke lorong, satu lagi menghadap ke luar ke arah pemukiman.
Gue tidak bisa begitu menndengar percakapan mereka. Namun gue bisa liat Sasya yg menggunakan baju oversize gue yg gue yakin dia gak pake apa-apa lagi di dalamnya. Sedangkan Paris memakai celana pendek dan baju basketnya yg dimana memperlihatkan badan dia yg cukup atletis.
Gue gak bisa begitu liat mereka karena posisi kamar gue diujung dan dapur diujung sebelahnya. Gue cuma bisa melihat setengah badan mereka.
Beberapa gestur tangan paris seperti mencoba meraih tangan Sasya, entah mau ngapain dia. Namun tak lama Sasya berjalan menuju kamar dan gue segera rebahan kembali di kasur.
Dia lalu membuka pintu dengan segelas minuman di tangannya.
"Eh, kamu udah bangun by", kata dia lalu menaruh gelas itu di meja dan menuju kasur lagi.
Gue pun bangun dan duduk.
"Darimana yang?", tanya gue
"Bikinin kamu kopi"
"Barusan ngobrol sama siapa?"
"Sama A paris by", katanya yg sekarang duduk di sebelah gue dan memainkan hp.
"Ngapain dia?"
"Bikin susu by"
"Susu apa?"
"Susu sapi lah, masa susu aku", kata Sasya masih memainkan hp nya.
Gue yg udah nafsu daritadi semakin bernafsu saat dia berbicara seperti itu.
"Emang kalo minta susu kamu bakalan dikasih?", kata gue yg sekarang mendekap dia dari belakang dengan tangan langsung meremas dadanya.
Dia lalu sedikit menoleh dengan tatapan nakal "Emang boleh by?", kata dia lalu bibir kami bertemu.
Gue lalu angkat badannya dan posisi dia sekarang berdiri dan menungging dengan tangan dia berpegangan di meja yg ada di kamar gue.
Gue angkat bajunya dan bener aja, dia gak pake apa-apa lagi selain baju gue.
Gue raba memeknya dan memeknya udah basah.
"Udah basah aja yang", kata gue lalu memasukan satu jari gue.
"ahh.. cepetan ih jangan pake jari by", rengeknya dengan kepala mengdongkak ke atas.
"Koq udah basah banget yang", kata gue lalu mengambil hp gue di meja untuk mengabadikan momen ini.
"ahh.. gimana gak basah ihh kamu kobel gini ihhhh", kata dia.
"Udah sange dari luar ya", tanya gue.
"sange gimanaa ahhh cepetan ih pake kontol", kata nya prontal.
"Jawab dulu", kata gue lalu memelankan jari gue di memeknya yg semakin basah.
"iyaa ahh maaf akuuuu sange sama a paris tadi", kata dia pasrah.
Gue yg kadung nafsu melepaskan jari gue dan menekan kontol gue ke memeknya.
"Ahhhh... byy enak", kata dia saat gue berikan hentakan.
"Gini.. mau di giniin sama paris kamu by", kata gue sambil tangan memegang hp mengarahkan ke punggung dia yg melihatkan badannya semakin melengking yg membuat jepitan memeknya semakin kerasa.
"Ahh.. ewe sasya a pariss ahhh", kata dia semakin keras suaranya.
Gue semakin menambah tempo genjotan dia
"Ahhhh... udahhhhh dulluu byyy ahhh", kata dia yg sekarang mendesah sekaligus teriak.
Gue yg belum merasakan mau klimaks semakin menambah tempo genjotan gue, suara badan gue antara kontol dan memek yg diapit oleh pantat yg menggoda semakin menambah suasana.
"byy.. ahh.. aduh... udaahhhhh... pipiss akuuuuu", kata Sasya sambil teriak.
Memeknya semakin mengkedut menjepit kontol gue. Dan gue merasakan semburan cairan deras diantara goysngsn gue yg menandakan Sasya squirt.
Sasya yg terus berteriak gak gue hiraukan bahkan kondisi memuncratkan cairannya pun tidak membuat gue menurunkan temponya.
"by.. plisss... udahhhhh pengen jatuh aku lemeeeesss....."
Gue pun menekan keras kontol gue.
"aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh", lengguhan dia.
plak...
Gue tampar pantatnya.
Lalu gue cabut kontol gue dan Sasya langsung ambruk di kasur gue dengan keadaan tak berdaya. Gue sendiri karena belum keluar lalu mendekatkan kontol gue ke wajah dia.

Dengan mengerti dia lalu memasukkan kontol gue kedalam mulutnya. Gue masih ngerekam kegiatan ini.

"Yang, liat kamera", kata gue lalu gue ngelepas kontol gue.

"Kocokin yang", kata gue lalu di turuti sama dia.

"Kamu bener mau di ewe cowok lain?", Kata gue sambil merekam ke wajahnya yg di depannya tepat ada kontol gue sedang dia remas

"Mauuu", kata dia dengan manja

"Mauu sama siapa?", Tanya gue.

"Sama siapa aja by, yg penting jago", jawabnya

"Aku juga pengen liat kamu diewe sama cowok lain yang", kata gue dengan nafsu yg semakin di ujung.

"Yaudah by kalo kamu rela aku mauuu", kata dia

"Aku mau threesome aja sama kamu by", kata dia meminta.

Nafsu gue udah diujung dan akhirnya gue memuntahkan sperma gue di wajahnya.

Sasya terima dengan wajahnya tanpa mengindar lalu mengecup kontol gue sampai spermanya tak tersisa.

Bersambung
 
Dikit lagi kesampaian rencana paris n bayu
 
Bimabet
Part selanjutnya

Hari ini gue lagi ada keperluan nyari buku ke daerah palasari, awalnya gue ngajak Sasya untuk nemenin gue. Tapi dia lagi ada acara juga sama temennya, akhirnya gue di temenin sama si Paris ke Palasari. Dia sekalian mau nyari buku juga katanya.

Sampai disana gue dan Paris pisahan karena buku yg kita cari beda. Sampai kira-kira gue lima belas menit disana, gue denger sayup-sayup teriakan "copet.. copet".

Suara itu bkin gue agak sedikit ke bahu jalan untuk liat apa yg terjadi sampai ada satu orang cowok lari ke arah gue dan di belakang nya banyak orang lari ngejar dia. Sadar bahwa dia copetnya, gue langsung ancang-ancang ambil posisi dan saat copet itu udah deket gue dengan sekuat tenaga nendang dia sampai tersungkur ke jalan.

Si copet langsung di kerubungin banyak orang, gue sendiri yg awalnya mau ikut mukulin gak jadi karena liat banyak orang yg ngerubungin tuh orang.

Sampai ada cewek bertiga teriak-teriak ini korbannya, mana dompetnya mana. Gue kenal itu cewek.

"Stefani", kata gue.

"Lho, kak Bayu?".

"Kamu yg kecopetan?", Tanya gue.

"Bukan kak, ini temen aku", kata dia lalu ada satu orang ngasih dompet ke temen Stefani.

"Ada apa bay rame gini anjir?", Kata Paris yg tiba-tiba ada di sebelah gue.

"Iya tuh dapet, tadi untung gue tendang jd dapet deh", kata gue.

"Kak, makasih ya.. udah bantuin temen aku", kata Stefani.

"Haha santai aja, kebetulan juga dia lari ke arah sini", kata gue.

"Kak makan yuk, ajak aja temennya juga. Itung-itung terimakasih kita", jelas Stefani.

"Ahh, gausah ngerepotin, lagian gak sengaja gue nendang dia juga", kata gue.

"Gapapa kali bay, terima aja ajakannya. Ya gak?", Kata Paris nimpal dan melirik ke Stefani dan temen-temen nya.
Mulustrasi Stefani


Akhirnya gue gak bisa nolak dan sekarang gue sama paris, Stefani dan kedua temennya lagi makan di cafe sekitaran pasar Palasari.

Gue sih biasa aja ya sambil makan ngobrol sekenanya aja.

Kalo di Paris ini aduh udah banyak ngomong tebar pesona mulu di hadapan tiga cewek ini.

"Emang lo kenal sama si Bayu gimana stef?", Kata paris yg terus nyerocos kepo sama pribadi masing-masing.

"Kak Bayu kan suka nyanyi di resto kakak aku", kata dia sambil nyebut salah satu nama restoran.

"Ohh gitu, jadi fans nya si Bayu nih jatuhnya ya haha", kata si Paris.

"Fans apaan gue bukan idola dodol", kata gue.

Semua ketawa2 aja, sampai jam yg udah mulai nunjukin sore dan akhirnya kita pamitan untuk pulang.

"Bay, gue dapetin nomornya si vanesha", kata dia ngomong di jalan.

"Si anjir, bener2 ya lo semua di embat", kata gue.

"Haha santai Stefani gak akan gue deketin, itu mah jatah lo", kata dia.

"Kagak lah, sok aja kalo mau deketin juga", kata gue.

"Haha gak lah, kali aja dapet yg pink bay.. panlok cuy", kata dia.

"Cewek gue juga pink sih hahaha", kata gue.

"Wah masa bay? Jadi penasaran gue", kata dia.

"Si anjir ya otak lu memek mulu isinya ris", kata gue.

"Hahaha tapi kalo si Stefani gue yakin pink atas bawah bay, cewek lu juga putih tinggi cuma agak coklat gitu kan", kata dia.

"Hahaha anjir lo ya"

"Gue pengalaman nya banyak bay", kata dia.

"Eh, tp gue udah lama gak liat cewek lo, kemana? Kalian baik2 aja kan?", Kata dia.

"Aman, dia lagi sibuk aja.. nanti malem gue bawa dia ke kostan koq", kata gue.

"Gue nonton boleh?", Kata dia.

"Si tai lo"

"Hahaha soalnya desahan cewek lo keras mulu bay", kata dia.

"Cewek yg lo bawa juga kedengeran keluar anjir, bukan cewek gue doang", kata gue.

"Hahahaha, mau tukeran gak?", Kata dia.

"Tukeran apa anjir?"

"Cewek lah, tapi secara natural bay", kata dia.

"Natural gimana ris?", Penasaran gue.

"Ya elo deketin cewek gue si putri, gue deketin cewek lo. Pura2 gak tau aja kita, kalo sampe bisa di tidurin berarti jago", jelas dia.

"Parah ide lu", kata dia.

Sebenarnya gue juga penasaran sih, bahkan gue sering bayangin Sasya di pake sama orang lain bahkan threesome. Tapi ide dari Paris agak beresiko karena si Paris nih jago banget nyepik cewek. Masih belum rela juga gue.

"Hahaha serius bay, tapi kalo sampe bisa dipake kita izin dulu. Kalo gak boleh ya gak bakal", kata dia.

"Terus kalo misal cewek gue mau terus gue gagal ajak si putri ngamar gue rugi anjir", jelas gue.

"Hahahaha, mulai penasaran kan lo. Gue kasih kompensasi cewek yg lain deh bay", tutur dia.

"Tapi jujur bay, si putri baru sama gue doang. Dia masih belajar anjir, goyangannya belum seenak yg lain jadi lo gak bakal kecewa juga dia baru sama gue kan", jelasnya dia lagi.

"Ya cewek gue juga baru sama gue doang gila", kata gue.

"Hahaha emang lo yakin? Kan gak tahu dibelakang gimana", kata dia.

"Gausah bikin pikiran gue kemana-mana lo"

"Mau gak lo?", Tanya dia.

"Mau gak ya?", Jawab balik gue bingung

"Ahh, kan kata gue juga kalo sampe bisa dipake izin dulu bay", kata dia

"Oke oke, boleh kita coba. Tapi lo minta sendiri nomor cewek gue nya ya, gue juga minta sendiri nomor si putri", kata gue.

"Deal, gak lah nih gue kirim langsung nomor si putri. Lo so soan nanya gue aja nanti. Kalo si Sasya nanti gue minta sendiri kalo ketemu ya", kata dia.

Dan akhirnya gue pun setuju dengan ide si Paris.

Malemnya gue jemput Sasya ke daerah Cimahi, dan kita sempet makan pecel lele dulu di gerlong sebelum ke kostan gue.



"Kamu jadi kan nginep?", Tanya gue sambil makan.

"Jadi dong by, kenapa emangnya?"

"Kangen aja", jawab gue cuek.

"Kangen apa sange?", Bisik dia.

"Sange juga sih", kata gue.

"Aku kan milik kamu", kata dia lalu meremas selangkangan gue disana.

"Diem ih", kata gue.

"Ciee dah gede aja baby bayu", kata dia.

"Diliatin orang yang", kata gue saat tangannya terus mengelus.

"Biarin aja, paling di nikahin kita", santainya.

"Yaudah yu cepetan", kata gue dan setelah makan kita langsung ke kostan gue.

Kita langsung ke atas dan saat pintu kamar tertutup Sasya langsung nyosor bibir gue.

Gue mencoba mengimbangi cumbuannya dan gue dorong dia ke tembok. Tangan gue meraih baju dia, dan meraba ke dalam bajunya. Gue raba punggung dia dan ngelepas kaitan bra nya.

Bibir kita saling berlomba saling mengikat. Tangan dia mencoba meraih celana gue juga.

Dengusan napas kami berdua berirama mengiringi gue melepas pakaian yg dia pakai.

Tanpa sadar, pakaian Sasya cuma tinggal celana dalam aja karena bra nya udah gue lepas dan sambil di berdiri gue gantian menghisap putingnya kiri dan kanan.

Desahan dia udah gak ke kontrol. Tangan dia terus mencoba melepas celana gue namun tangannya seperti tidak fokus.

"Ahhh by.. udahh... Dulu.."

Gue masih ngemut putingnya sambil tangan kanan gue udah masuk ke selangkangannya Sasya. Memeknya udah basah dan jari gue udah ngeraba permukaan nya.

"Byy.. ahh.. gak tah...an ah", kata dia.

Lalu kita kembali berciuman. Entahlah gue sangat bernafsu kali dan dipikiran gue Sasya gimana kalo Sasya bercumbu sama cowok lain.

Lidah kami kembali bertemu, lalu gue agak tarik dia ke kasur. Tangan dia agak nahan gue lalu dia bilang.

"Sekarang giliran aku by", kata dia lalu mendorong gue.

Suutt

Dia mengisyaratkan gue untuk diam. Dan dengan keadaan dia yg hanya tersisa CD hitamnya, dia menari dengan wajah yg sangat erotis.

Dia remas dadanya, lalu mendekati gue dari atas. Gue yg sedang berada dikasur mencoba meraih dadanya yg menggantung namun dia tolak.

"Buka dulu baju nya sayang", kata dia menarik baju gue ke atas dan sekarang dia sedang menarik celana gue.

"Kamu diem aja ya", kata dia yg sedang mengelus kontol gue yg masih terbungkus CD.

Perlahan dia tarik CD gue dan kontol gue langsung mengacung dihadapannya.

Dia kembali berdiri dan sedikit menari meremas. Dipikiran gue Sasya lagi bercumbu sama Paris dan itu membuat gue sangat bernafsu.

Dia kembali mendekat dan mulutnya mengecup kontol gue.

Ahhh.. sya..

Gue mendesah dan badan gue seolah mendapatkan listrik yg menyetrum saat lidah dia menyusuri tiap bagian tubuh gue dari perut sampai kita berciuman kembali.

Gerakan itu dia ulang sampai mulutnya dia buka dan kontol gue perlahan dia emut.

Dipikiran gue sekarang adalah Sasya begitu binal dan akan bercumbu sama Paris.

Emutan dia perlahan dengan tatapan sayu dan sangat bernafsu.

Entah karena gue membayangkan dia sama cowok lain atau apa, baru sebentar gue di sepong rasanya gue udah mau keluar aja. Bahkan ini pertama kalinya gue gak berdaya karena

Aaahhhh sya

Gue menahan kepalanya dan kontol gue memuntahkan sperma. Sangat banyak, sampai Sasya sedikit berontak dan melepaskan kontol gue dari mulutnya.

"Ihhh koq udah keluar kamu", kata dia menatap gue.

"Maaf yang gak kuat banget sumpah kamu beda hari ini", kata gue masih merasakan nikmat dan sisa cairan sperma masih mengkilap di kontol gue.

"Aku kan belum apa-apa by ih", kata dia lalu bangkit mencari minum

"Iya bentar yang, tunggu bentar lagi juga bangun koq", kata gue karena sekarang kontol gue perlahan menciut.

Dia lalu tidur di sebelah gue, kami seperti sedang berpelukan.

"Kamu kenapa ih, biasanya juga tahan sepongan aku", kata dia lalu ngarahin tangan gue ke dadanya

"Maaf, gak tahan udah kangen banget soalnya", kata gue ngeles sambil meremas dadanya dan memainkan putingnya.

"Awas aja kalo gak bangun lagi", kata dia memegang kontol gue

"kalo gak bangun lagi gimana tuh", kata gue.

"Kalo gak bangun lagi mau nyari batang yg lain", kata dia spontan.

Stimulus dia dan kata-kata dia barusan yg membuat gue kembali berpikir Sasya bercumbu dengan cowok lain membuat nafsu gue perlahan naik lagi.

"ih ih koq bangun, cemburu apa gimana nih", kata dia sambil mengocok kontol gue yg baru setengah tegak.

"Nggak ih, itu mah karena kamu yang", kata gue menikmati kocokan dia.

"Atau", kata dia diam lalu menatap gue.

"Atau apa?", Kata gue.

"Kamu bayangin aku pake batang cowok lain?", Gue kaget, gimana bisa dia tahu apa yg gue pikirin.

Dia perlahan mengecup bibir gue.

"Ahh, iya by gimana kalo aku dipake orang lain", kata dia sambil mengecup namun tiap gue buka lidah dia menghindar dan menstimulasi gue dengan kata-kata.

"Ahh, yang sini ah", kata gue merangkul dia.

"Bayangin aku disini di grebek sama temen kamu by terus minta ewe semuanya sama aku", kata dia beranjak ke atas dan bersiap mengambil posisi woman on top.

Kontol gue udah tegang maksimal. Pikiran gue melayang jauh, Sasya yg binal yg lagi di garap oleh cowok lain.

"Bayangin aku arahin memek aku ke kontol lain by", kata dia memegang kontol gue lalu perlahan memasukan nya ke dalam memek nya.

"Ahh yang udah cepet", kata gue menghentakan pinggang dan kontol gue berhasil masuk kedalam memeknya.

"Ahhh, kamuuu.. bener kan by.. ahh", dia bergoyang dengan liar, tangan gue lalu meraih kedua dadanya.

"Cepet byy ahh", kata dia mempercepat goyangannya dan tak lama dia menekan penuh kontol gue ke dalam memeknya.

Dia ambruk ke badan gue, gue ngerasain memeknya semakin basah disana.

Lidah kami kembali bertemu..

"Kamu bayangin aku dipake siapa?", Kata dia dan gue mulai menggenjot lagi dalam posisi dibawah.

"Ahh nggak yang", kata gue yg merasakan jepitan memeknya..

"Bohong ahh..", kata dia lalu kami kembali bercumbu.

Bersambung..
Ayo segera swing
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd