Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kenangan di Bumi Perkemahan

Status
Please reply by conversation.
Chapter 6 – Perasaan Apa Ini?

Ngintip-Pelajar-Ngentot-Di-Toilet.jpg

*hanya ilustrasi

“Kak, kena—“ Belum selesai aku mengucapkan kalimatku, sebuah tangan langsung menutup rapat mulutku.

“Ray… Gue mohon jangan katakan apapun.” Mata Kak Friska tampak berkaca-kaca memandangku. Lagi-lagi aku tak mengerti apa yang ada dalam pikiran wanita yang ada di dekatku ini.

Kak Friska melepaskan tangannya dari mulutku, tangan itu kini melingkar di pinggangku. Kak Friska memelukku dengan eratnya.

“Kak Friska…” Aku memanggil namanya.

“Biarin gue memeluk lu sebentar aja Ray.” Ucapnya lirih.

Aku terdiam membiarkan Kak Friska memeluk tubuhku, aku mulai merasakan nyaman saat saat tangannya semakin erat mendekapku. Aku bisa merasakan hawa tubuhnya yang hangat ditengah udara dingin malam itu. Kepalanya bersandar di bahuku, hingga aku bisa mendengar desahan suara nafasnya.

Cukup lama Kak Friska memelukku hingga akhirnya dia melepaskan pelukannya. Dia kemudian menatapku dengan pandangan yang dalam, mata itu seakan-akan ingin menyampaikan hal yang tak bisa diucapkan dengan mulutnya. Aku membalas tatapannya, wajahnya begitu dekat dihadapan ku, sungguh indah ciptaan Tuhan yang saat ini sedang berdiri di depan ku.

Tangan Kak Friska kemudian meraih pundak ku, menarik leher ku, dan kemudian mencium bibirku dengan lembut. Aku menutup mata terhanyut dalam ciuman itu, sensasi yang berbeda yang ku rasakan saat ciuman pertama ku dengan Riri.

Cuupphhh… Ummmhhhh…

Rasa nikmat ku rasakan menjalar ke seluruh tubuh ku saat Kak Friska mulai memainkan lidahnya di sekitar bibirku. Refleks aku juga menjulurkan lidah ku, dan lidah kami saling bergumul dalam ciuman panas itu.

“Sluurrpphhh .. Arghhh… Ray…” Kak Friska sepertinya juga merasakan nikmatnya ciuman kami saat itu.

Aku merasakan penisku sudah mulai mengeras dibalik celana dalam ku. Aku benar-benar terangsang dengan permainan lidah Kak Friska. Aku tak memperdulikan lagi alasannya mencumbu ku seperti ini, saat ini aku hanya ingin menikmati ciuman kami, seakan-akan aku tak ingin melepaskan ciuman itu.

Tanpa melepaskan ciumannya Kak Friska memegang tanganku lalu membimbing tanganku menuju dadanya. Kini tangan ku berada di buah dadanya yang dulu hanya bisa ku pandang.

“Ray… Lu suka dada gue kan? Remas Ray.” Bisiknya kepada ku.

Awalnya aku cukup ragu, ini pertama kalinya bagiku. Akhirnya ku beranikan diriku untuk meremas buah dadanya dengan pelan.

“Uugghhh” Erang Kak Friska.

“Ma, maaf kak. Sakit ya?” Aku sedikit panik melihat Kak Friska meringis.

“Emmhh.. gak Ray. Gpp, terusin Ray.” Wajahnya memelas.

Aku mulai memijit kedua buah dada Kak Friska dengan tanganku. Payudaranya sangat besar, tanganku tak cukup untuk menggenggam seluruh bagian payudaranya. Kak Friska terus saja mengerang dengan suara yang ditahan.

Aku mulai merasa tak puas hanya bisa menyentuh gunung kembar itu dari balik baju pramukanya, aku beranikan diriku untuk membuka bagian atas kancing bajunya. Tak mendapat perlawanan dari Kak Friska, kini seluruh kancing bajunya telah ku lepas hingga terlihat buah dada miliknya yang masih ditopang dengan bra berwarna hitam.

“Kak, gpp kan?” Aku mencoba meminta persetujuan Kak Friska untuk menjamah dadanya lebih jauh.

“Gue udah horny gini, buat apa lu masih nanya Ray. Lakuin sesuka lu.”

Mendapat lampu hijau darinya, aku mencoba melepas kaitan bra yang dipakainya dan menyingkapnya ke atas, sehingga nampaklah dua buah gunung yang menyembul keluar. Kulit Kak Friska sangat putih hingga aku bisa melihat urat pembuluh darahnya menerawang dari balik kulit putihnya itu.

Merasa gemas dengan puting kecilnya yang berwarna coklat muda itu, lantas aku memutar-mutar putingnya dengan jempol dan telunjukku. Sepertinya buah dada ini belum pernah atau jarang terjamah oleh tangan laki-laki sebelumnya.

“Sshhhh.. geli Ray.” Desahnya sembari menggeliat menahan geli di ujung payudaranya.

“Kak, aku isep ya?” Tanyaku padanya.

“Hmmmhhh.” Dia hanya mengangguk dalam desahannya.

Sluuurrpphhh…

Aku menciumi, menghisap, dan memainkan lidahku di atas puting susu Kak Friska. Sesekali aku mencoba membenamkan wajahku ke dalam buah dadanya. Sungguh nikmat rasanya saat kelembutan dada itu membelai seluruh wajahku. Ku lihat Kak Friska juga sangat menikmati rangsangan yang ku berikan.

Nafsu birahi ku semakin membara, aku tak menyangka ternyata tubuh perempuan itu senikmat ini. Tangan Kak Friska kini mulai mengurut-urut penisku yang sudah tegang dari balik celana ku.

“Kak, mainin burungku…” Pintaku kepadanya.

Dengan sigap Kak Friska langsung berjongkok di depanku, dan langsung melepas celana berikut celana dalam yang ku kenakan. Kini batang kenikmatanku berdiri tegak dengan gagahnya tepat di depan wajah Kak Friska.

Tanpa merasa jijik Kak Friska memasukkan penisku ke dalam mulutnya, lalu mengulumnya. Kak Friska menggerakkan kepalanya maju mundur, dan sesekali ia menjilati kepala penisku.

Sungguh nikmat sekali sepongan Kak Friska malam itu, membuat ku terbang dan lupa pada dunia ini.

“Hnngggghhh.. Kak… enak banget.” Kini giliran ku yang mengerang nikmat karena Kak Friska.

Sluurrppphh… Slurrrpphhh….

Tak menanggapi ucapanku, Kak Friska terus menghisap batang penisku.

“Ray… Gue udah basah nih, pengen dimasukin.” Ucapnya kepadaku setelah puas merangsang penisku.

Kak Friska melepas celana dalam bergaris hitam putih yang ia kenakan di balik rok pramukanya. Dia memposisikan diri duduk di tepian bak penampung air.

Aku berdiri di depannya dan menyingkap rok coklatnya. Aku dapat melihat dengan jelas lembah kesuciannya yang masih ditumbuhi bulu-bulu halus telah basah oleh cairan kewanitaannya. Aku coba menelusuri belahan vagina miliknya dengan jemariku. Saat jariku mulai menyentuh bagian klitorisnya, Kak Friska tersentak merasakan nikmat.

“Aku masukin ya kak?” Tanyaku memastikan kembali ucapannya tadi, aku berharap aku tak salah dengar saat Kak Friska memintaku membobol vaginanya.

“Iya Ray. Pelan-pelan yah.” Jawabnya.

Dengan perlahan aku membimbing kepala penisku menuju bibir vagina miliknya. Aku mendorong penisku perlahan-lahan memasuki liang vaginanya. Aku sempat melihat mata Kak Friska terpejam dengan wajah yang meringis.

“Ugghhh.. Ray… Sakit…” Kak Friska meringis kesakitan.

Melihatnya kesakitan, aku kembali menarik penis ku keluar. Dan, alangkah kagetnya diriku saat aku mendapati cairan merah keluar dari dalam vaginanya. Apa yang baru saja ku lakukan? Aku baru saja merenggut keperawanan seorang gadis, pikirku.

“Kak… Ka, kakak masih perawan?” Tanyaku terbata.

“Gue masih perawan hingga beberapa detik yang lalu Ray. Gpp Ray, terusin aja.” Ucapnya dengan memalingkan wajahnya dariku. Aku sempat melihat air mata jatuh dari pelupuk mata Kak Friska, saat itu aku masih tidak mengerti apa sesungguhnya arti dari air matanya itu.

Aku merasa bersalah telah merenggut keperawanannya, tapi semua sudah terlanjur terjadi. Aku masih berada dalam puncak birahi ku, sehingga aku kembali mencoba memasukkan penisku.

Kali ini penisku telah tenggelam seluruhnya di dalam lembah kenikmatan itu. Aku merasakan sensasi hangat pada penisku saat berada dalam lubang vagina Kak Friska. Dinding-dinding vagina miliknya seakan mengurut-urut batang penisku dengan perlahan.

Aku menggerakkan pinggangku maju mundur mulai mengocok lubang vagina Kak Friska. Kami berdua bergantian saling mendesah kenikmatan. Semakin lama gerakan ku semakin cepat, membuat Kak Friska hampir berada pada puncak orgasmenya.

“Arrghhh… Ray… gak kuat lagi, gue udah mau keluar.” Desahnya dengan mata terpicing.

“Aku juga kak…”

Akhirnya kami orgasme secara bersamaan, tubuh Kak Friska menggeliat menahan nikmat, dan aku menumpahkan seluruh cairan maniku di dalam vagina Kak Friska. Saat itu aku tak memikirkan resiko dari perbuatan ku itu.

Nafsu ku yang sedari tadi membara mulai turun, akal sehat ku kembali, dan entah kenapa wajah Riri terlintas dipikiranku. Perasaanku bercampur aduk, antara rasa bersalah, senang, sedih, gelisah, menyesal, takut, semuanya bercampur menjadi satu. Aku tak dapat menggambarkan perasaan ku saat itu dengan kata-kata.
 
Yap, chapter yang ditunggu-tunggu akhirnya release... selamat membaca suhu.. semoga suka... :)
TS mau survey sedikit nih... suhu di sini lebih suka Friska atau Riri ya? ;)
#TeamFriska vs #TeamRiri
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Nah beneran Kan kalo Frieska pantang mundur .. Riri ngasih pengalaman cipokan pertama .. dia ngasih petualangan kimpoi perdana .. Ori pula .. hahaha
 
Bimabet
Makasih udah mampir suhu semua... :)
Untuk update selanjutnya mungkin agak sedikit lambat suhu.. soalnya TS yg sebelumnya pngangguran, skrg udh dpt kerja :Peace:
Ane usahakan untuk update paling tidak 2x seminggu... :semangat:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd