Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Kesepakatan Birahi Keluarga Teja

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
👉PENGANTAR✍️

Teja melewati usia keemasan 17 tahun. Ia bersama orang tuanya di luar dugaan berupaya mencari tantangan dan suasana baru dalam rumah tangga mereka. Sifat keterbukaan orang tua Teja terhadap seks membuat Teja tak sungkan bertanya mengenai hal yang selama ini dianggap tabu oleh sebagian orang. Mereka saling bertukar cerita dan berbagi pandangan. Begitu juga terhadap hal-hal tak lazim yang disepakati oleh mereka bersama baru baru ini. Bagi Teja itu menyenangkan, orang tuanya pun turut senang. Apakah kiranya yang disepakati bersama oleh keluarga Teja?


💥Seorang Pendengar💥

"Papa kamu itu naksir berat sama temen kantornya, Ja"

"Siapa Maah, kok aku baru tahu"

"Iya itu namanya Yanti, Papa kamu kebiasaan kalau lihat yang bodinya bahenol, seksi, dan susunya gede, eugh betah deh dipantengin"

"Emang mama kurang apalagi yah?"
"Hahahahahahah"

"Nah itu! Perasaan mama udah menarik kan? Apa Mama perlu gedein payudara Mama lagi? Apa mama perlu lepas hijab?

"Cukup, cukup Maaa! Cari penyakit yang ada itu"

"Terus bagaimana dong?"

"Bagaimana yaah, entar deh aku bantu pikirin, sekarang aku mau berangkat ke perpustakaan dulu"
"Apa kesepakatan kita kemarin itu aja?"

"Boleh aja, tetapi gak adil di Mama dong"

"Iya sih, yaudah deh entar aku pikirin"
"Aku pamit berangkat"

"Hati-hati ya, kamu pulang jam berapa?"

"Siang Maa, jam 1 aku sudah di rumah kok"
"Mama gak kemana mana kan?"

"Enggak ya paling, istirahat habis masak"

"Enggak nemenin ngobrol Pak Solmed tetangga sebelah lagi?"

"Udah deh, ledekan kamu gak lucu"

"Hahahahahaha"

"Oke Maaa, aku berangkat dulu"
"Assalamualaikum..."

"Walaikumsalam"
"Jangan lupa sholat Zuhur!"

"Siyaappp!"

Itulah Mamaku, namanya Mirna (38 tahun). Dia dahulu bekerja di salah satu Bank Swasta, namun memilih menjadi ibu rumah tangga demi bisa mengurus keluarganya betul-betul. Papaku bernama Ahdian (42 tahun). Ia adalah seorang pegawai pemerintahan di salah satu instansi di Jakarta. Dia biasa berangkat pagi dan pulang sore, kadang malam hari. Kami bertiga tinggal di daerah Depok. Di pemukiman yang masih rimbun dan asri sehingga nyaman untuk dihuni, dan senantiasa akan rindu pulang ke rumah. Aku sendiri kuliah di Depok, di salah satu kampus swasta.

Keluargaku adalah keluarga baik-baik. Orang-orang menilai kami tergolong alim. Padahal, biasa-biasa saja. Apakah karena papa yang rutin ke Masjid bila berada di rumah atau Mama yang ikut pengajian di sini dan berhijab? Kami tak mau mengatur-ngatur pandangan orang-orang sekitar. Apalagi ada hal tak lazim di keluargaku, yaitu kami terbuka mengenai seks. Menurut Papa dan Mama, jika segala sesuatu disembunyikan akan membuat anak penasaran dan mencari jalannya sendiri. Itu mengapa mereka membebaskan untuk aku bertanya apapun terkait seks.

Pernah beberapa kali kami menonton Film Porno bersama, di situ papa dan mama membimbing aku. Bagaimana hubungan suami istri dilakukan, dan bagian-bagian tubuh mana saja yang terkadang memicu birahi. Di samping itu, kami tidak menutup-nutupi jika ada seseorang dari kami yang ditaksir atau menaksir. Seperti Papa yang beberapa kali bercerita, melihat perempuan di jalan atau rekan kerjanya yang selalu diceritakan, namanya Yanti (33 tahun)

Papaku lumayan tampan dengan tinggi 173, dengan postur tubuh gemuk dan rambut depan yang mulai menipis. Sebaliknya mamaku berbodi gempal dengan tinggi 168 dan rambut panjang hingga sebahu, tetapi tertutup oleh hijabnya. Agak herannya, kendati kemana mamaku mengenakan kerudung dan baju kurung, kok bisa bisany ada yang menaksir. Ah mungkin terpesona dengan wajahnya.

"Ja! berangkat kuliah?!"

"Iya Om!"

"Hati-hati!"

"Siap om!"

Itu adalah Pak Solmed (53 tahun). Ia adalah tetanggaku, seorang guru yang pernah mengajariku waktu SMA. Istrinya adalah seorang pegawai di TATA USAHA sekolah. Mereka dikaruniai sepasang anak laki-laki dan perempuan. Terhadap keluarga ini, lucunya, jika Papa menaksir perempuan bernama Yanti. Mama sebaliknya. Ia ditaksir oleh Pak Solmed yang barangkali tergiur oleh kecantikan mama. Dua hal ini kadang menjadi gurauan kami bertiga saat menyantap makan malam bersama. Parahnya lagi timbul ide-ide gila yang kami diskusikan. Namun, aku beranggap itu hanya candaan, namun entah mengapa Papa malah anggapnya sungguhan.

Waduh!
Muehehe
Ane ngarep Teja yang digarap Yanti dan Mirna secara barengan
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd