Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapa Tokoh Favorit di Series KKB


  • Total voters
    1.119
“Silakan Dek Clara… Dibuka celana dalamnya… Saya mau periksa sekarang……” Ucap Dokter Kardi sambil mengenakan sarung tangan karetnya.
“Ehh.. Iya Dok…” Ucap yang sigap dan langsung berdiri dari kursi konsultasi. Lalu dengan polosnya, Clara mengangkat bawahan daster mininya kemudian melepas celana dalam mungil itu tepat di hadapan dokter Kardi. Setelah itu, tanpa rasa berdosa, ia meletakkan celana pink bergambar kaktus itu di atas meja Dokter.

“Ehh.. Aduh… Maksud saya… Lepas celana dalamnya di bilik sebelah Dek…”
“Oohh.. Maap Dok… Kirain Dokter mau langsung periksa disini… Hihihi… “ Kekeh Clara malu-malu.

“Udah… Ga apa-apa Sayang… Toh nanti juga Pak Dokter bakalan ngeliat memek kamu juga…” Celetuk Citra yang buru-buru menyambar celana dalam Clara dan memasukkannya ke dalam tas, “Ya khan Dok…”
“Heheh… Iya Bu….” Jawab dokter Kardi yang penasaran akan gimana bentukan vagina pasien didepannya, “Yuk Dek… Kita periksa sekarang…” Sambungnya lagi sambil beranjak dari meja konsultasi ke arah kursi periksa. Meninggalkan Citra dibelakangnya.

“Oke Dok….” Jawab Clara menuruti permintaan si dokter.
“Silakan duduk dikursi periksa… Lalu buka kakinya lebar-lebar….”
“Begini Dok…?”

“WOW….. “ Batin dokter Kardi begitu melihat penampakan vagina Clara.

Dokter Kardi, adalah dokter specialis kandungan yang namanya sudah cukup tersohor seantero kota. Sering menerima pasien dari semua kalangan. Baik dari kalangan pejabat, orang kaya, hingga artis-artis ternama.
Namun, walaupun ia sudah sering melihat ribuan bentuk kelamin wanita, tetap saja ketika melihat vagina Clara, mata tuanya mendadak segar.

Pipi vaginanya tembem dan gemuk
Kulitnya mengkilap mulus. Putih, .
Bibir vaginanya masih malu-malu, imut sembunyi.
Dan sama sekali tak ditumbuhi bulu jembut.

Benar-benar vagina kualitas wahid.

“Dok…?” Panggil Clara lagi
“Eeehh… Iya…?” Gagap dokter Kardi
“Ngangkang seperti ini…?” Tanya Clara sambi membuka paha putih mulusnya lebar-lebar. Memperlihatkan belahan daging pink liang peranakannya yang sedikit basah.

“Eeeh.. Iyaa.. Betul seperti itu…” Jawab dokter Kardi yang langsung mengambil kursi pendek dan meletakkannya di bawah vagina Clara. Seolah ingin mengamati vagina Clara dari jarak yang lebih dekat.

“Maaf.. Bu… Kalo boleh tau… Untuk memeriksa kondisi kemaluan…”
“Memek maksud dokter….” Koreksi Citra sambil senyum-senyum.
“Ehh.. Nggg… Vagina Dek Clara… “ Jawab dokter Kardi malu-malu, “Saya perlu ijin untuk penggunaan alat USG…”
“Ohh.. Iya boleh dok….” Balas Citra singkat.
“Oke… Hanya saja… Yang mau saya gunakan… USG Transvaginal bu….”

“Iya… Ga apa-apa kok Dok…”
“Hmmm… Maksud saya…. Apakah Dek Clara ini masih perawan atau tidak…?”
“Emang kenapa Dok…?”

“Karena saya perlu penampakan kondisi rahim Dek Clara secara lebih detail… Saya perlu menggunakan USG ini…” Jelas dokter Kardi yang kemudian memperlihatkan alat USG berbentuk batang kecil panjang kepada Citra, “Nah alat ini yang nantinya akan dimasukkan kedalam vagina…”

“Ooohh… Iya… Ga apa-apa kok….” Jawab Citra santai, “Memek anak saya ini mah udah biasa kok..”
“Oh.. Oke…” Respon dokter tua itu sambil meminta assisten pribadinya untuk memberikan pelumas kealat USGnya.

“Clara deg-degan nih Maa…” Kata Clara sedikit was-was.
“Deg-degan kenapa…?”
“Ama itu….” Tunjuk Clara ke batang USG yang bakal masuk ke vaginanya.

“Hoalah… Tenang Saja ayang… Pemeriksaan USG ini…. Ga sakit kok…” Jelas Citra mencoba menenangkan,”Ya khan dok…?”
“Iya dek… Justru ini pemeriksaan yang paling cepat dan aman…” Jelas dokter Kardi singkat


“Tuhh denger khan…” Celetuk Citra, “Lagian apa takutnya sih…? Wong batangnya kecil juga… Jadinya mah ga bakalan sakit Sayang….”
“Tapi khan….?”
“Udah… gapapa Sayang…” Sambung mama Clara itu, “Toh… Memek kamu ini khan udah sering banget dimasukin batang yang lebih besar dari pada itu… Hihihi….”
“MAMAAAA….”
“Hihihihi… Lah emang bener khan….?”
“Jangan diperjelas gitu juga kali Maaa…” Gerutu Clara dengan muka cemberutnya.
“Hihihi… Yowes lanjutin dok…”

“Hmmm baik… Jadi… Nggg.. Berarti Dek Clara ini udah tidak perawan lagi ya bu…?” Tanya dokter Kardi lagi sedikit kikuk untuk memastikan kondisi selaput dara Clara.
“Iya Dok… Anak saya ini… Baru aja pecah perawan… Jadi… Soklah… Lanjutin aja proses periksanya…”

“Ehem… Oke… Jadi… Ehhmm… Kalo gitu… Saya periksa ya…” Ucap dokter Kardi sambil melirik kearah Clara. Memastikan raut wajah Clara yang makin bersemu merah.
“Iya dok… Sodok aja memek Clara…. Gapapa kok…”
“MAMAAA….Iiihhssss…..”

Entah apa yang terjadi dengan perasaan dokter Kardi pagi itu. Mendapat pasien vulgar seperti Citra dan Clara, membuat hati dokter senior itu menjadi deg-degan. Bahkan beberapa kali, dokter tua itu tertegun ketika akan melakukan proses pemeriksaan.

Antara kagum karena takjub melihat keindahan vagina Clara, atau mulai birahi karenanya. Karena sejenak, dokter Kardi seperti orang linglung.

“Dok… ini USGnya udah siap….” Celetuk assisten pribadinya mengingatkan.
“Ehhh.. Iya….” Sadar dokter Kardi dari lamunannya. “Maaf ya Dek… Kalo nanti agak kurang nyaman…” Ucap dokter Kardi yang akan memulai proses pemeriksaannya.
“Iya Dok….”

Namun, alih-alih segera memeriksa kondisi kandungan Clara, dokter Kardi seperti mendapat sebuat ide aneh. Tiba-tiba, Ia ingin merasakan gimana rasa vagina pasien yang ada dihadapannya.
Dan, dengan alesan medis, dokter tua itu langsung melakukan rencana mesumnya.

“Rileks ya Dekk…” Ucap dokter Kardi yang dengan sengaja, dengan tangannya meraba gundukan selangkangan Clara, “Kalo vaginanya tegang…. Nanti alat USG ini susah masuknya…”
“Eeh Iya Dok…” Jawab Clara polos.

“Uuuhhh… Anjrit… gemuk banget ini memek…. “ Batin dokter tua itu sambil memijat celah bibir vagina Clara, “Teksturnya empuk… Dan kenyal…”

“Sus… Tolong pelumasnya….” Pinta dokter Kardi sambil menengadahkan tangan kanannya.
“Pelumas…?” Heran si assisten.
“Iya… ini olesin di tangan aku…” Sambung si dokter yang kemudian menyodorkan jemari tangannya.

“Eh iya baik….” Jawab si assisten segera memenuhi permintaan dokter Kardi.
“Yaudah… Sekarang km ke meja konsul, tulis hasil laporan ini dari situ….. Sekalian beri penjelasan ke ibu dek Clara…” Ucap dokter Kardi ke assistennya. Seolah sedikit mengusir secara sopan kepadanya, "Sekalian tutup kordennya ya..."
"Baik..." Ucap assisten dokter Kardi singkat. Meninggalkan dokter tua itu bersama pasien mudanya, lalu merapatkan korden periksanya.

“Akhirnya…. Bisa tenang gw meriksa nih memek…” Girang dokter Kardi begitu di kursi periksa hanya tinggal dirinya dan Clara.

“Sebentar ya Dek… Saya coba lumasin ini lubang vaginanya… “ Ijin dokter Kardi setengah berbisik sambil melumuri liang peranakan Clara dengan pelumas di jemarinya.
“Ehh.. Iya dok….” Jawab Clara mengiyakan.

“Uuuuhhh… Sepertinya… Sempit banget ini lubang memeeekk…” Batin dokter Kardi ketika sedikit mengusap tengah celah kemaluan Clara. Maju, mundur. Maju, mundur. Maju, mundur. “Bener-bener abis pecah perawan nih anak…” Sambungnya lagi sambil sesekali menyelipkan satu jarinya masuk kedalam liang kemaluan Clara.

“Rileks ya dek….” Bisik dokter Kardi yang makin lama, makin mengobel lubang selangkangan Clara.
“Eeehhhmmmm…” Lenguh Clara terus mengiyakan tanpa sedikitpun tanda-tanda penolakan.

Lalu, tanpa sepengetahuan Clara, dokter Kardi melepas sarung tangannya dan membuangnya ke tempat sampah. Kemudian, tanpa ada aba-aba.

SLEEEEPP
Dengan iseng dokter renta itu menusukkan satu jari tangannya kedalam vagina Clara hingga amblas seluruhnya.

“Uuuuhh….” Lenguh Clara dengan mata terpejam.

“ANJIINGG… Anget banget ini memeeeeekkk….” Erang dokter Kardi merasakan jepitan vagina Clara dan mendiamkannya sejenak.
“Udah anget… kuat juga jepitan otot-ototnya….” Puji dokter tua itu yang juga merasakan pijatan dinding vagina Clara.
“Ngejepit jari gw yang kecil gini aja udah berasa enak banget… Gimana rasanya kalo nih memek ngejepit kontol gw ya…?” Pikiran mesum dokter renta itu makin kemana-mana.

“Iyaa… bener seperti itu… Kendorin otot-otonya ya dekkk…” Bual dokter Kardi yang terus memijat sekaligus mengaduk liang vagina Clara hingga perlahan vagina gundul itu mulai basah.
“Ssshhh.… Ehhhmmm….” Erang Clara dengan mata masih terpejam ketika dokter renta itu sedikit menggoyangkan jemarinya keluar masuk di lubang peranakannya.

“Dok…? Kok monitornya belom ada gambar apa-apa ya…?” Celetuk Citra dari belakang.
“Eeeh.. Iya bu… Sebentar….” Kaget dokter Kardi yang kemudian mencabut jari tangannya dari vagina sempit Clara

SLOOOPP…

Lalu menggantinya dengan batang mesin USG
SLEEEEEEEPPPPP…

“Uuuhhh…. Ssshhh….” Desah Clara spontan ketika merasakan gerakan keluar masuk benda asing di dalam vaginanya, “Pelan-pelan dok….”
“Ehhh iya Maaf…”
“Ssshhh… Ngilu dok….”
“Tahan sebentar ya Dek…”
“Eemmhhh…. Iya Dokk.. Hhhh….”

“Jangan sampe keenakan ya Sayang… Hihihi…” Celetuk Citra ketika mendengar desahan putri kandungnya langsung beranjak dari tempat duduknya dan mendekat ke kursi periksa.

“Aaahh… Ngapa pake kesini segala sih….?” Kata dokter Kardi sedikit sebal ketika mendapati Citra yang pada akhirnya berada didekatnya.

“Hihihi… Kok mukamu merah gitu Sayang…?” Goda Citra yang memperhatikan wajah Clara.
“Apaan sih Maa…?”
“Keenakan yaaa…? Memeknya disodok-sodok....?” Tebak Citra sambil tiba-tiba membelai perut ramping Clara. Membuat gadis semok itu sedikit kegelian.

“Ihhsss Mama…. Jangan godain ah…. “
“Hihihi… Biar kamu berasa makin enak Sayang….” Seru Citra yang makin menggoda keatas. Ke tepi bulatan payudara Clara.

“Mama iihhhsss.. Geli tauuu….”
“Geli apa enaaaakkk….? Hihihihi….”
“Geliiiii….”
“Geli kok memeknya makin becek….?”

“Itu cairan pelumas Maaa… Bukan becek….”
“Hihihi… Becek sange yaa….?“ Iseng Citra yang secara tiba-tiba meremas payudara Clara. Membuat Clara makin kelojotan karena rangsangan di titik auratnya.
“Mamaaa… Ihhhssss….” Erang Clara

“Hihihihihi…. Yaudah deeehhh…. Jadi gimana Dok…?” Tanya Citra mengalihkan pembicaraan.

“Ja.. Ehem….Jadi… “ Dokter Kardi membasahi tenggorokannya yang mendadak kering karena ulah mesum ibu-anak barusan. Setelah itu ia kembali melakukan proses pemeriksaan
“Kalo dari perkembangan janin… Ehem… Sepertinya anak ibu… Nggg…. Sebentar….” Ucap dokter renta itu sedikit memicingkan matanya ,”Ini….”

“Kenapa dok…?”

“Sepertinya anak ibu…. “ Jeda dokter Kardi kembali memeriksa monitor USG dihadapannya dengan lebih seksama, “Sebentar…..”

“Sepertinya…. Anak ibu sedang mengandung….” Heran dokter tua itu yang secara bergantian menatap Citra dan Clara, “Dan usia kandungannya udah mau memasuki bulan ketiga…”
“Waaahh.. Beneran dok…?” Girang Citra.

“Eehh…? Maap tadi usia Dek Clara berapa…?” Tanya dokter tua itu.
“Hihihihi…… Emang kenapa dok…? Penasaran yaaa ama anak akuu….?” Goda Citra sambil tertawa menggoda.
“Ehh.. Ennga… “ Jawab dokter Kardi sedikit malu, “Enam belas… Tujuh belas… Delapan belas…” Sambungnya lagi sambil menghitung usia Clara dalam pikirannya.

“Terus… Terus dok… Gimana…? Sehat ga kandungan anak aku dok…?” Tanya Citra lagi mengalihkan pembicaraannya.

“Nggg…. Sehat kok… Besar janinnya sesuai dengan tabel usia kandungannya….” Jelas dokter Kardi sambil terus menghitung sembari mengaduk-aduk rahim Clara dengan mesin USGnya, “Iya…. Ini liat… Udah mulai keliatan bentuknya….”
“Waaah…. Clara…. Jarak usia dedek bayi kamu… Ga beda jauh ama dede bayinya mama…”
“Iyaa Maaa….. Cuman selisih satu dua bulan….”

“Oke… Kalo gitu… Kira-kira….Nggg… Ada yang mau dipertanyakan lagi…?” Tanya dokter Kardi sambil tersenyum penuh tanda tanya.
“Enggak dok… Sepertinya udah cukup…”
“Baik…. kalo gitu… Selamat ya dek Clara.. Sebentar lagi bakalan jadi ibu…”
“Makasih dok…” Jawab Clara spontan

“Kalian berdua…. Bener-bener keluarga yang produktif yaaa…” Puji dokter Kardi sambil berulangkali melirik dan meneguk ludah ketika melihat vagina tembem Clara, “Mamanya mo punya momongan… Eeehhh… Anaknya juga mo punya dede bayi….”

“Hehehe iya dok… Maklumm… Lagi kejar setoran… Hihihi…” Celetuk Citra
“Pasti suami dek Clara bakalan seneng denger ya… Denger berita kehamilan adek…?” Lanjut dokter Kardi ikut tersenyum
“Hiihihi… Suami Mama juga bakalan seneng dok…” Sela Clara.

“Oh iyalah… Khan suami bu Clara bakalan jadi kakek…”
“Hihihi…Bakalan jadi Kakek… Sekaligus jadi Ayah…” Sela Citra.

“Loh…? Kok bisa…?”
“Ya bisa dong…”

“Suami kita khan sama…” Jawab Citra dan Clara hampir berbarengan, ”Hihihihi….”

“Heeehh….?” Kaget dokter Kardi, “Maksudnya…?”
“Iya dok… Orang yang menghamili aku…. Juga menghamili anak aku dok….” Jelas Citra sambil mengusap-usap perutnya.
“Astagaa…”
“Hihihihi…. Kaget ya dok…?” Kekeh Citra membuat dokter kandungan itu melongo.

TOK TOK TOK
Suara pintu ruang periksa diketuk, dan terbuka perlahan. Setelah itu muncul sosok pemuda tampan dari balik pintu.

“GImana Maaa….? Kandungan Clara sehat…?” Tanya Ciello begitu memasuki ruang periksa.

“Eehh.. Ciello… Panjang umur kamu Sayang…. Mama ama dokter Kardi baru aja ngomongin kamu....” Alih-alih menjawab pertanyaan Ciello, Citra malah mengajak Ciello mendekat ke monitor periksa, “Sini Sayang… Sini….”
“Kenapa Ma…?” Sahut Ciello mendekat.
“Sini… Lihat… Itu anak kamu….”

“Nggg… Maap bu… “ Potong dokter Kardi, “Mas ini siapa ya…?”

“Ini dok… Perkenalkan…. “ Jawab Citra sambil menyodorkan tangan Ciello.

“Dia… Suami aku…”
“Sekaligus suami anak aku…. “ Jelas Citra,

”Benih kontolnya lah…. Yang udah menghamili kita berdua…”



bersambung,
by Tolrat
 
Duh bangun tidur liat notif bikin ada yg ikut bangun juga he hehe.... Suhu detail ngewsnya Clara sama Cielo diskip atau belum? Penasaran nih
 
Wah kakak ipar mike (siapa ya namanya) gagal balas dendam.. Hekekek
 
menarik ceritanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd