Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapa Tokoh Favorit di Series KKB


  • Total voters
    1.134
“Bantu Kakak, Nia. Kakak udah sange banget karena ulahmu bareng Papa tadi” Pinta Ciello sambil mengamit tangan Karnia, dan mengarahkan ke selangkangannya. “Tubuh hamilmu ini bener-bener seksi, Nia. Bikin kontol Kakak pusing banget”

“Ehh. Nggg. Ya tapi, jangan disini juga kali Kak. Kalo ketahuan orang, bisa berabe kita nantinya” Panik Karnia sambil celingukan. Khawatir kemesuman sepupunya itu terlihat oleh orang lain.

“Ayolah, Kakak udah ga tahan nih, Nia. Yaa? Bantu Kakak sebentar aja.” Seru Ciello terus merogoh selangkangan Karnia lebih jauh lagi. Mengusap dan mengorek celah kemaluan gadis hamil itu hingga kembali membanjir basah.
“Ehhmmm. Kaak. Jangan…” Larang Karnia lagi. Menahan desakan tangan mesum Ciello.

“Please Nia, pleaseeee. Kakak tahu, kamu juga pengen khan?” Ucap Ciello yang terus memajukan jarinya, hingga terselip ke tengah kemaluan Karnia. Menggeseknya pelan hingga jari tengahnya, benar-benar basah karena lelehan lendir kenikmatan sepupunya, “Tuhh, lihat. Memek kamu basah juga khan?”

“Ehhmm. Kaak. Jangan. Oohhh.. ” Desah Karnia yang walau melakukan sedikit penolakan, tetapi terus membiarkan perlakuan mesum sepupunya itu kepada dirinya.

“Yaudah, kalo kamu nggak mau. Biar Kakak aja ya? Yang muasin memek becekmu ini?” Bisik Ciello ke telinga Karnia, sambil terus mengusap jemarinya di kemaluan Karnia. “Lihat nih, Memekmu, kalo udah udah licin begini, pasti pengen banget dapet pelampiasan, Nia.”

“Ohhh. Kak Cielloooo” Erang Karnia yang tiba-tiba menyandarkan punggungnya dan membuka pahanya lebar-lebar. Seolah mempersilakan jemari nakal Ciello untuk semakin mempermainkan celah kenikmatannya.

SLEEEEEP
“Wuuooohhh… Kak…? Ehhhmmm… Sssshhh…” Erang Karnia ketika ia merasakan satu jari Ciello menyeruak masuk kedalam liang vaginanya.

“Wuiiihhh… Anget banget memek kamu, Nia.” Bisik Ciello yang juga ikut merebahkan dirinya. Maju dan mendekat kearah payudara Karnia. “Kakak tusukin jari lagi ya kedalem sini?” Sambung Ciello terus mengocok jemari pada vagina sepupunya.

CLEK CLEK CLEK
Suara kecipakan lendir Karnia, mulai terdengar karena kobelan jari Ciello.
“Oohhh. Kaaakkk….” Erang Karnia sedikit mendorong tangan Ciello.

CLEK CLEK CLEK CLEK CLEK
Semakin tangan Ciello didorong, semakin kuat juga menerjang maju. Mengocok vegina sepupunya dengan cepat, tanpa mempedulikan suasana sekitar.

Tak puas memainkan vagina Karnia, Ciello kemudian menarik tangan Karnia. Sekaligus menggeser tubuh hamil itu keatas pangkuannya. Sekarang Karnia duduk diatas paha Ciello, mengangkangi batang penis diselangkangannya, dengan payudara yang tersodor tepat didepan wajah sepupunya.

“Bantu gesek kontolku aja deh, Nia” Pinta Ciello sambil mulai menggerakkan pinggul Karnia, yang tepat menduduki batang penisnya.
“Kak? Aduh. Jangan….” Erang Karnia sambil celingukan. Berusaha memindahkan diri dari pangkuan Ciello. Ajakan nekat yang benar-benar membuat jantung berdetak cepat. “Banyak orang Kak..”
“Iya. Cuman gesek-gesek sebentar aja kok. Sampe Kakak ngecrot aja…” Pinta Ciello tak mengindahkan permintaan Karnia. Ia bahkan sengaja mendekap tubuh sintal Karnia sambil terus menggerakkan pinggang sepupunya itu maju mundur.

SLEEEK SLEEEK SLEEEEEK
Gerakan tangan Ciello mulai memaju-mundurkan pinggul Karnia. Membuat bibir vagina tanpa celana dalamnya menggesek batang kemaluannya yang sudah begitu berdenyut hebat.

“Ooohh. Kaaaak.. Ehhhmmm.. Jangan….” Erang Karnia yang mau tak mau, mulai ikut terlena karena gesekan penis Ciello. Begitupun dengan niatannya yang semula ingin menjauh dari dekapan tangan Ciello, memutuskan untuk tetap menerima perlakuan mesum sepupunya itu.

SLEEEK SLEEEK SLEEEEEK

Merasa dipermainkan seperti ini, pelan-pelan membuat Karnia kehilangan akal. Gelitikan-gelitikan nikmat dari batang penis Ciello yang berukuran besar yang tak berhenti bergerak dibawah liang vaginanya, pun terasa makin menggoda.

Seolah mampu menggaruk rasa gatal vaginanya yang mulai timbul di liang vaginanya.
“Oohhh. Kaaaakkk” Erang Karnia yang kali ini, malah mendekap kepala Ciello. Membenamkan kebelahan payudara empuknya.
“Sssshh. Enak banget gesekan memekmu, Nia. Enak banget…” Sahut Ciello makin mempercepat gerakan pinggul Karnia, “Memekmu…Kakak masukin kontol ya. Kakak jadi pengen ngerasain jepitan memek sempitmu…”

“Sssshhh. Kaaaakk. Jangan.” Tolak Karnia, “Masih ada pejuh Papa kamu didalem memek aku…”
“Ga peduli, Nia. Ooohhh.. Kakak pengen ngentotin kamu. Kakak pengen ngentotin memek selingkuhannya Papa..”

“Memek Selingkuhan Papa?” Mendengar kalimat barusan, entah kenapa membuat pikiran nakal Karnia meninggi. Detak jantungnya menggila, nafasnya menderu dan putting payudaranya mengeras. Pikiran bercinta dengan putra suaminya, membuat lendir pelicin vaginanya makin membanjir deras.
“Ooohh. Niaaa. Memek kamu bikin Kakak nggak tahan. Sssshh. Kakak masukin ya kontol Kakak? Kakak pengen ngerasain memek kamuuu…Ooohh Niaaa… Enak bangeettt….”

Seolah tak ingin melewatkan kesempatan bercinta dengan putra kesayangan Mike ini, Karnia pun menaikkan sedikit pinggulnya. Memajukan tubuhnya, dan meraih batang penis sepupunya. Lalu, dengan tanpa basa-basi lebih lanjut, ia arahkan kepala penis jumbo sepupunya itu kelubang vaginanya.

“Nikmatin memek Nia Kak. Nikmatin” Desah Karnia sambil tersenyum lebar, sebelum akhirnya menduduki batang kemaluan Ciello itu dengan cepat.
“Loohh? Nia? Kamu??”

HEEEEGGGH
Erang Karnia, ketika merasakan sundulan kepala penis Ciello mulai menyeruak masuk dalam jepitan liang kemaluannya.

SLEEEEEEEPPPPP
“Uoooohhh. Kaaaak.. Ehhhmmmm. “ Erang Karnia sambil memejamkan mata. Menautkan alis dan menggigit bibir bawahnya. “Penuh bangeeetttthhh… Sssshhh”

Memang benar, penis Ciello tak hanya terlihat lebih besar daripada penis ayah kandungnya. Bahkan, penis itu memang terasa jauh lebih menyesakkan rongga kemaluannya. Membuat liang vaginanya yang sering dimasuki penis besar Mike, terasa seperti terasa perawan.

“Sssshhh…. Besar sekali kontolmu Kak ooohhh.. Heeeeggghhhh….” Erang Karnia ketika melihat pantulan bayangan tubuhnya di kaca jendela yang sedang memperlihatkan seorang wanita hamil sedang menggenjot penis sepupunya.

“GILA… “ Desah batin Karnia ketika mendapati jika ia sedang bergumul ditempat umum. Aneh. Ia tak pernah merasakan hal seperti ini. Begitu menantang. Begitu memacu adrenalin.

Bersama Ciello, ia merasa begitu hidup. Karena entah kenapa, ketika bersetubuh di tempat umum seperti ini, rasa malunya mendadak sirna. Hilang dan tergantikan dengan sensasi birahi yang lebih meledak-ledak. Terlebih, ketika Karnia sadar jika lelaki yang sedang mengaduk-aduk vagina sempitnya, adalah putra dari suami barunya. Membuat gairah Karnia menjadi lebih terbakar lagi.

“Ohhh Kak Ciellooo… “ Lenguh Karnia yang lalu melumat bibir Ciello dengan buas. Sampai-sampai, ia menyodorkan lidahnya, guna mengundang nafsu Ciello lebih jauh.
“Ohh Niaa.. Kamu nakal banget....” Sahut Ciello yang mengerti akan gejolak birahi sepupunya. Ia lalu menjulurkan lidah basahnya, untuk membalas gelitikan lidah ke rongga mulut sepupunya. CUP SLUURP SLUURP SLUURRPPP

PLEEEKK.
“Uhhhh. Mentok Kaaak…” Erang Ciello ketika merasakan ujung kepala penisnya menyundul rahim Karnia. “Ohhhh. Sssssh. Dalem banget sodokan kontolmu…”

Karnia, tak pernah mengira sebelumnya, jika sembari berpagutan, Ciello tak henti-hentinya berusaha untuk dapat melesakkan batang penisnya lebih jauh lagi. Karena setelah beberapa menit ia bermesraan ditempat umum itu, tak terasa batang kemaluan sepupunya yang jumbo itu seperti menabrak pintu rahimnya.

“Sssssh. Sempit banget jepitan memekmu, Nia” Erang Ciello ketika ia terus merasakan gigitan otot vagina sepupunya, “Emang Papa ga ngentotin km sampe sedalem ini?”
“Kontol Om Mike, ga setebel kontolmu, Kak… Sssshhh. Kontolmu ini bikin memekku penuh… Perih… Tapi enak…”Erang Karnia mulai terengah-engah karena merasakan kenikmatan yang tak tertahankan.

Tanpa sadar, Karnia mulai mengimbangi hentakan tangan Ciello dengan ikut menggoyang pantatnya. Semakin lama, gerakan maju mundur pinggul Karnia semakin cepat dan keras, sehingga badan hamilnya tersentak- sentak dengan hebat.

PLEEEKK PLEEEKK PLEEEKK.
Bunyi hentakan vagina Karnia menabrak penis Ciello.

”Ooohh. Kaaakk. Teerruss… Ssshhh. Terus Kaaakk. Ooohhh…” Erang Karnia berulang-ulang, tanpa takut ketahuan sedang melakukan perbuatan tak senonoh di tempat umum. Karena Karnia sudah begitu terlena akan permainan seks ‘nyeleneh’ dari sepupunya ini.

Karena sensasi persetubuhan ditempat umum yang begitu seru, Karnia sudah tidak berpikir lagi tentang kesetiaan kepada Mike. Karnia benar-benar telah tenggelam dalam gelombang kenikmatannya. Dan, setelah beberapa lama kemudian, gadis hamil itu merasakan getaran yang luar biasa, merambat disekujur tubuhnya.

PLEEEKK PLEEEKK PLEEEKK.

Tubuh sintal Karnia, tiba-tiba mengelepar. Lengannya memeluk leher Ciello erat-erat dan membenamkannya kepayudaranya. “Kaaaakk.. Aku mau sampe Kak... Ooohhh… Aku mau keluaar…”

Tahu Karnia hampir orgasme, Ciello makin memperkuat cengkraman tangan ke pinggul sepupunya. Membuat Karnia makin menyodorkan vaginanya untuk dapat disodok-sodok penis jumbo Ciello. Hingga tak lama kemudian, ada panas yang mendadak muncul dari pusat rahim Karnia, meledak keluar seiring gelombang orgasmenya.

“ANJING KAAAAKKK. Ooh. Anjing… Kontolmu memang JUARA…. Aku ngecrot Kaaakk. Aku keluarrrr… Ooohhh Bangsat… Enak banget Entotan konntolmuuuu…” Racau Karnia tak jelas. Diikuti oleh hentakan-hentakan tubuh hamilnya yang seolah tak kuat lagi menahan desakan orgasme.

CREEET CREEET CREECRREEET CREEETT CREEEETTTT
“Ooohhh. Aku keluar KAAAAAKK. AKU KELUAAARRRR…” Raung Karnia yang secara reflek menjambak rambut Ciello.

Sejenak, Ciello menghentikan gerakan tangannya. Tak menggoyang pinggul Karnia dan membiarkan gadis hamil itu merasakan deburan gelombang kenikmatannya.

“Oohhh. Enak banget Kak…Hhhh…Hhhh…” Desah Karnia ngos-ngosan. Memejamkan mata sambil mengatur nafas. “Aku nggak kuat Kak. Rasa enaknya bikin cepet keluar. Bikin badanku lemes..” Sambung gadis molek itu sambil memeluk tubuhnya. Menyandarkan perut bulatnya ke tubuh Ciello.

“Sekarang, giliran Kakak ya?” Celetuk Ciello ketika merasa Karnia cukup istirahat, “Kakak belum keluar.. Tahan ya, Nia. Biar Kakak genjot sebentar” Bisik Ciello lembut sambil mengecup pipi Karnia.

“Ehhmm Iya, Kak” Desah Karnia yang merasa masih sedikit ngilu. Membiarkan Ciello mulai memompa lubang vaginanya lagi.

Karena lelah akibat orgasmenya hari itu, Karnia pun akhirnya pasif saat Ciello terus menggumulinya. Tanpa perlawanan, kini badan gadis hamil itu terlonjak-lonjak mendapat goyangan penis besar yang terus menyodok vaginanya.

PLEEEKK PLEEEKK PLEEEKK.
“Pelan Kak. Ngilu…” Erang Karnia, yang berkali-kali melirik kebawah. Melihat bibir vaginanya yang ikut tertarik dan terdorong, seiring sodokan penis Ciello.

“Seksi sekali, gerakan maju mundur kontol Ciello“ Batin Karnia yang makin kesini, makin terobsesi dengan penis berukuran jumbo. Semenjak merasakan persetubuhan pertama kalinya, ia makin tak puas dengan penis ukuran normal.

Makin besar penis, makin terasa sensasinya.
Makin sakit sodokannya, makin nikmat orgasmenya.

PLEEEKK PLEEEKK PLEEEKK.
Mendapat sodokan penis yang begitu nikmat, perlahan-lahan gairah Karnia mulai kembali bangkit. Ia mulai kembali menggerakkan pinggulnya, mengimbangi sodokan penis Ciello.

”Ohhhh. Nia.. Kamu Mau ngecrit lagi?” Tanya Ciello sambil tersenyum.
“Hoo-oohhh… Ssshhh” Jawab Karnia singkat dengan mata sayu.
“Sangemu, cantik Nia. Pantes Papa bisa ninggalin Mama demi kamu..” Ucap Ciello yang karena gemas, meremasi payudara bulat Karnia sembari terus mengelamut bibir sepupunya.

PLEEEKK PLEEEKK PLEEEKK. PLEEEKK PLEEEKK.
“Anjing.. Memek aku mau ngecrit lagi Kak.. Oohhh. Dasar memek murahan… Demen banget ngecrit kalo kena kontol besarmu Kak.. Ooohh Kontol Kak Cielloo” Raung Karnia yang tanpa menunggu waktu lama, kembali menggeol pantat bulatnya. Menggilas batang penis Ciello yang masih terbenam dalam di liang vaginanya.

“Oh Karnia. Barengan Nia. Kakak juga pengen ngecrot.. Ooohhh” Raung Ciello sambil memeluk tubuh sepupunya.
“Ngentot ama Kamu… Ooooh Bener-bener enak banget Kaakk. Bikin aku mau teriak…”
“Teriak aja. Lepasin rasa nikmatnya. Jangan ditahan-tahan…”

PLEEEKK PLEEEKK PLEEEKK. PLEEEKK PLEEEKK.
“Ooohh. Kak Ciello. Aku mau ngecrot Kaakk…Ohh….Ngecrooottt…. Anjing. Enak banget… Ngentottt…” Erang Karnia tidak kuat lagi menahan nikmat sambil meraung keras.

“Oohh. Kakak juga gak tahan, Nia. Kakak mau ngecrotttt” Erang Ciello dengan tubuh yang juga bergetar hebat. ”Kakak keluarin didalem yaaaa, Nia. Please.. Kakak keluarin didalem…”
“Iya Kaakk. Keluarin aja…”
“Ooohhh. Niiaaaaa…..”

CROOOT CROOT CROOOCROOT CROOOT CROOOOOTTTTT
Ciello memajukan pantatnya sekuat tenaga, melesakkan batang kemaluannya hingga benar-benar terbenam sedalam-dalamnya di lubang kemaluan Karnia.

“Uhhh. Kaaakk. Penuh banget memekkuu… Ssshhh…” Erang Karnia karena merasakan luapan sperma Ciello tak tertampung lagi di liang rahimnya.

“Uhhh. Uuuh. Uhhhh… Enak banget memekmu Nia. Uuhh. Uuuuhhh.. uuuuhhhh. ” Raung Ciello terus menghentakkan pinggulnya maju, melesakkan batang penisnya dalam-dalam di vagina sepupunya.

PLAAAK PLAAAK PLAAAAK
“Gilaaaa Kaaaakk. Memekku ancur dah. Kamu rojok kasar seperti ini. Hihihi” Desah Karnia menggoda
“Memek enak gini. Jangan dilewatin, Nia…Memek enak gini, jangan disia-siain… Uuuhh…” Ucap Ciello juga merayu dengan mulut terus mengecupi bibir sepupunya.


“Enak ya? Ngentotin memek bini baru gw?” Sindir Mike yang entah sejak kapan, sudah berdiri tepat di samping mereka berdua. “Genjot aja terus sampe puas…”

“Ehh… Om Mike?”
“Uuuuhh. Papa?”
Ucap Karnia dan Ciello hampir bersamaan. Tak mengira jika persetubuhann mereka akan diketahui oleh Mike. Membuat keduanya langsung tak mampu berkata apa-apa.

“Kok malah diem…?” Celetuk Mike, “Ayo dong. Goyang lagi…” Sindir Mike yang kemudian, duduk disamping keduanya. Menatap anak dan keponakannya yang baru saja menikmati orgasmenya.

“Katanya. Kontolnya enak?” Ejek Mike menatap Karnia.
“Katanya memeknya ngejepit?” Sindir Mike menatap Ciello.

Detak jantung Karnia, melihat kedatangan suaminya, menjadi tak karu-karuan. Begitupun Ciello, dengan penis yang masih tegang menancap di vagina Karnia, membuat pikirannya juga gelisah tak menentu.

“Kalo diem, Om bantuin deh. Kasih tahu caranya biar rasanya makin enak..” Celetuk Mike yang kemudian merogoh sela-sela selangkangan Karnia. Mencari klitoris keponakannya itu kemudian menggelitiknya pelan. “Yuk Sayang. Keluar lagi gih.. Ngecrit lagi…”
“Ehhh? Ooommm? Aduh aduh… Ooohh…” Heran Karnia melihat tingkah aneh Mike. Alih-alih marah, ia malah membuatnya kembali bernafsu. “Ooohh. Geli Om… Geli…”
“Kamu juga Ciello, ayo sodok memek Nia lagi. Bikin dia menjerit-jerit keenakan lagi…” Seru Mike yang kali ini, menurunkan tali pundak daster Karnia. Membuka kait belakang branya, dan mengeluarkan payudara bulat Karnia di depan wajah putranya. “Isep Ceillo. Isep tetek istri Papa… Buat dia kelojotan keenakan lagi..”
“Beneran Pa…?”

“Laaah? Ya beneran lah. Masa becanda. Hahaha” Sahut Mike sambil tertawa, “Gih. Entotin istri Papa lagi sampe dia keluar. Sepertinya Karnia belom puas. Biar Papa yang jaga disini..”

Karnia dan Ciello, saling bertatap-tatapan. Heran dengan perintah Mike.
“Heeeh. Ayo buruan. Kita ga bisa seharian disini loh. Ayo. Papa pengen lihat kalian ngewe.. Gih…”

Merasa mendapat durian runtuh, Karnia dan Ciello pun akhirnya menuruti permintaan tak lazim dari Mike. Dengan tanpa berpikir dua kali, kedua pasangan bukan suami istri itupun kembali memacu birahinya dengan kecepatan penuh.

Karnia dan Ciello, membuas, gerakannya beringas. Mereka berdua serasa lupa, jika sedang bercinta di tempat umum. Walau masih dengan posisi yang sama, Karnia dan Ciello dapat terus menikmati sensasi bercinta yang begitu nikmat. Terlebih, setelah mendapat restu dari Mike, makin membuat reaksi bercinta keduanya semakin heboh.

Hingga tak lama kemudian, Karnia merasakan sensasi aneh yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Rasa hangat di rahimnya makin memanas. Bibir vaginanya menggatal dan putting payudaranya makin mengeras.

Dan, dalam beberapa detik kemudian. Tubuhnya menegang. Bergetar hebat, sebelum kemudian, mengejang. Mulutnya menganga, matanya terpejam, lalu teriak.

“Kaaakk Cielloo…. Aku ga tahan lagiiii Kaaakk.. Ooohhh. Ssshh… Ooommm Mike… Aku boleh keluar lagi yaaa…Ooohhh Anjing. Enak bangeeettt…” Jerit Karnia kelojotan sambil menjambak-jambak rambut Ceillo.

Ciello yang melihat reaksi Karnia ketika akan orgasme, pun serasa mendapat sensasi aneh dari jepitan otot vagina sepupunya. Ia pernah mengalami hal yang begitu nikmat seperti ini, namun lupa. Yang jelas, ia ingat, denyut nikmatnya.

“Kakak juga Nia.. Kakak pengen keluaarrr…” Balas Ciello singkat.
“Kita keluar bareng ya Kaakk…” Pinta Karnia diujung orgasmenya, “Ooohhh Kak Cielloooo…”

CREEEET CREEETT CREEEEECREEET CREET CREEETTTT
CROOT CROOT CROOOOCROOOTT CROOT CRROOTT

Bersamaan, Karnia dan Ciello pun saling hentak. Saling tembak. Mengeluarkan seluruh persediaan lendir dan cairan kenikmatannya dari dalam tubuhnya. Semua terkuras habis. Termasuk cairan ketuban dari rahim karnia yang seolah latah, ikut-ikutan keluar seiring dengan denyut gelombang orgasmenya.

“Oohhh. Ommm. Nia, sepertinya mau lahiran…”

***

“Gak bisa Mas,” Kata Citra setelah Mas Mike selesai mengungkapkan keinginannya,“Kan Mas sudah menceraikan aku. Itu artinya, Mas tak bisa balik lagi ke kehidupanku.”
“Iya, Mas tahu Dek. Tapi, tolonglah. Aku ingin menghabiskan masa tuaku denganmu” Jelas Mike
“Lalu Karnia? Dia sudah punya anak darimu Mas. Trus, gimana juga dengan Ciello, karena bayi dalam kandunganku ini, juga anak dia.

“Hhhhh.. Semua itu bisa diatur Dek. Karena aku ingin, kita bisa bersama lagi. Terlebih dengan adanya Karnia dan Ciello. Itu akan menjadi lebih sempurna.”
“Sinting kamu Mas, kamu ingin mencampurbaurkan kehidupan keluarga kita semua?” Tanya Citra

“Bukan Dek. Aku hanya ingin memperbaiki diri. Aku ingin memperbaiki hubungan kita dan anak-anak kita. Karena jujur, Mas kasian ke Ciello dan Clara kalau kita gak berkumpul lagi” Jelas Mike bersemangat, “Dan seingatku, kita berdua masih suami istri Dek. Karena sampai detik ini, Mas belum pernah menceraikanmu..”
”Memang kita belum bercerai. Hanya saja, Mas tuh beneran pengen kita balikan? Itu karena Kasian? Atau cuman sange?” Tembak Citra
“Maksudnya, Dek?”
“Iya, Mas pengen kita balik, itu karena beneran kasian ama anak-anak? Atau sekedar pengen ngentotin memek dan anus Clara?”

Mendengar kalimat pertanyaan istrinya, Mike tak dapat menjawab apapun. Ia lalu mengambil tas yang ada disampingnya. Lalu mengeluarkan semua isinya.
“Untuk membuatmu percaya kepadaku, ini Mas bawa, sedikit tanda penyesalanku, telah mensia-siakanmu Dek…” Ujar Mike menyodorkan tumpukan berkas kearah Citra.
“Apa ini Mas?”
“Ini sebagian sertifikat dan surat berharga yang telah Mas pindah namakan. Semua atas namamu, Dek” Jelas Mike, “Ini jaminan dari kata-kataku. Pembuktian niatan baikku, Karena tanpamu, Mas bukanlah siapa-siapa…Please ya Dek. Please kita balikan.”
“Adek ga bisa jawab sekarang Mas. Adek perlu bicarakan ini ke anak-anak”
“Tolong, pertimbangkan sekali lagi permintaan tulusku, Dek. Mas benar-benar ingin bisa hidup bersamamu. Sampai maut memisahkan kita”
“Permintaan Gila”

BRUUUMMMM.
Deru suara mobil Ciello, terdengar memasuki garasi. Dan tak lama kemudian, putri semata wayang mereka muncul dari pintu ruang tamu.

“Ehh. Ada Papa…” Sapa Clara yang datang bersama putri dalam gendongannya, Aura. “Sayang. Ada Opa tuh… Salim…” Sambung ibu muda itu berucap manja kepada Aura.
“Hai Sayang.. Darimana?” Sahut Mike menyodorkan tangannya, “Ya ampun cucu Papa. Lucu sekali kamu Sayang… Kamu juga, Clara. Cakep banget sekarang keliatannya” Lanjut Mike tersenyum lebar sambil melirik kearah Citra.

“Basa basi…” Sindir Citra komat-kamit.
“Ihhhsss Papa bisa ajaaaa…” Balas Clara, “Udah lama Pa..?”
“Papa udah mau pulang…” Celetuk Citra mengakhiri pembicaraan

“Hehehe. Iya. Papa cuman mampir aja kok. Mau ketemu istri pertama Papa yang cantik jelita”
“Cantik jelita tapi tega di-dua-kan…”
“Ya khan Mas udah minta maap…” Sahut Mike sambil mencubit pipi Citra, “Kamu ga lihat? Sesajen Mas buat demi bisa dapet MAAF dari kalian?”

“Udah-udah. Sana pulang Gih. Bini muda Mas nungguin dirumah tuh…” Ucap Citra ketus, mengusir Mike dari hadapannya.
“Hehehe. Oke okeee.” Jawab Mike yang kemudian beranjak dari sofa, “Tapi Dek. Please. Pertimbangkan permintaan Mas tadi yaa…”
“Iyeeee. Sekarang udah. Pergi dulu gih. Sana…”

Mike hanya tersenyum. Lalu ia merangkul tubuh Clara, dan mencium keningnya. Setelah itu, pamit.

***

Ketika Mike melangkah keluar rumah, ia sengaja tak langsung pulang. Ia berjalan kearah garasi dan menemui Ciello yang sedang sibuk berberes belanjaan bayinya.

“Kamu, Papa maafkan…” Ucap Mike dari pintu garasi.
“Eehh? Papa..” Kaget Ciello, “Maksudnya…?”
“Iya. Setelah perbuatanmu kemarin di kantin bersama Karnia, Papa udah maafkan..” Jelas Mike, “Sebenernya, Papa marah banget ama kamu. Karena udah menyetubuhi Karnia didepan mata Papa.”

“Maaf Paa..” Ucap Ciello sambil menundukkan kepala.
“Papa udah maafiinnn. Tenang aja..”Ucap Mike, “Hanya saja. Setelah apa yang kamu perbuat juga ke Mama dan Clara. Papa jadi sadar. Kalo kita tuh masih keluarga. Dan karena hal itu, Papa mohon ke kamu, Ciello. Kali ini, bantu Papa yaa..”

“Maksudnya?” Tanya Ciello lagi.
“Hehehe. Ntar juga kamu bakalan tahu.” Kekeh Mike sambil mengusap rambut putranya, “Yaudah. Lanjut sana, Papa mau balik dulu..” Sambung ayah Ciello sambil membawa diri.

***

.
Diruang tengah, Citra dan Clara terlihat sibuk. Dihadapan mereka, ada tumpukan berkas yang sepertinya membuat kedua wanita itu terlihat bingung. Sekaligus girang.

“Ma? Papa tadi ngapain ya?” Tanya Ciello penuh selidik
“Kaaak. Clara dapet mobilll..” Celetuk Clara sambil memamerkan BPKB dan STNK kepada Ciello, “Nih lihat. Range Rover… Warna putih Kaakk…”
“Haah? Mobil?”
“Duduk dulu sini, Sayang” Pinta Citra sambil menepuk-nepuk sofa disampingnya.

“Papa, barusan kasih Mama itu” Ucap Citra sambil menunjuk tumpukan berkas yang tersusun diatas meja. “Surat rumah, surat mobil, dan beberapa usaha Papa yang udah dibalik nama ke nama Mama”

“Trus, apa tujuannya coba? Papa kasih Sertifikat-sertifikat itu ke Mama?” Ketus Ciello sambil mengamati surat berharga yang terhampar didepannya, “Mau pamer ya?”

Citra tersenyum. Lalu menggelengkan kepalanya.

“Lalu? Ngapain juga Papa berbuat seperti itu?”

“Papa juga kasih ini buat kamu.” Balas Citra sambil menyodorkan beberapa berkas ke putranya, “Ini sertifikat rumahmu. Ini tabungan modal dan token rekeningmu. Ini berkas surat mobilmu”

“Papa baek banget ya Kak?” Tak henti-hentinya, Clara mengamati surat berharga ditangannya.
“Hmmm. Lalu, alesan Papa ngasih semua ini? Maksudnya apa Ma?” Tanya Ciello.

“Papa…” Citra menatap tajam ke kedua buah hatinya. Tersenyum lebar lalu melanjutkan kalimatnya. “Papa minta rujuk”

***

Selama beberapa hari kedepan, Mike tak henti-hentinya memberi kejutan. Memberi Citra, Ciello dan Clara dengan berbagai macam kemewahan.

Mike mengajak Citra, Ciello dan Clara kerumah baru yang telah ia siapkan sebelumnya. Sebuah hunian yang terdiri dari tiga bangunan utama dan satu kolam renang ditengahnya.

Satu bangunan, adalah rumah yang ditujukan untuk Citra, Ciello dan Clara. Sementara satu bangunan lagi, adalah sebuah rumah yang diperuntukkan sebagai rumah tinggal Mike dan Karnia. Satu bangunan lagi berada ditengah lahan. adalah pendopo yang terdapat beberapa bale-bale besar, ruang keluarga utama, dan deretan kamar mandi, yang terhubung dengan satu dapur besar, garasi dan kolam renang.

Mike, seperti telah melupakan segala sesuatu yang pernah terjadi diantara mereka bertiga. Karena setelah keinginannya meminta rujuk, Citra sengaja mengetes Mike dengan berbagai macam syarat. Mulai dari bercanda mesum, berciuman, bermesra-mesraan, mastrubasi, hingga bersetubuh dengan Ciello, dibiarkan saja oleh Mike. Suaminya itu hanya diam, dan tersenyum. Seolah memasrahkan diri demi bisa mendapat rujuk dari Citra. Ia benar-benar tak marah, atau mengganggu sedikitpun.

Hubungan Mike dan Ciello pun sepertinya sudah membaik. Karena sejauh pandangan mata Citra, mereka berdua sudah tak pernah bersitegang ataupun berseteru. Bahkan jika dilihat lebih seksama, Mike dan Ciello sekarang menjadi seperti adek kakak. Yang begitu cocok antara satu dan lainnya. Terlebih ketika Mike yang sedang ada pekerjaan keluar kota, tak jarang ia mengajak Ciello dan Karnia untuk ikut serta bersamanya.

Begitupun dengan Clara. Walaupun masih ada sedikit penyesuaian diantara kedua ayah anak ini, hubungan keduanya makin terlihat membaik. Mesra, banyak canda, dan walau ada sedikit kevulgaran di cara perlakuan Mike, akan tetapi Clara tak keberatan karenanya. Sepertinya, rasa trauma akan pemerkosaan Mike ke Clara beberapa waktu lalu, sudah memudar seiring waktu.

Oleh karenanya, dari kesimpulan situ, Citra memutuskan untuk bisa menerima Mike kembali. Dengan tanpa sedikitpun mengurangi rasa sayang dan kewajibannya untuk melayani Ciello yang telah Citra anggap sebagai suami kedua. Citra juga mulai menerima Karnia, sebagai madu, yang akan membantu kebutuhan seks suaminya, ketika sewaktu-waktu dibutuhkan.

***

“Ooeeeeeekkkk..Ooeeeeeekkkk..” Tangis bayi perempuan, terdengar melengking di syahdunya suasana pagi. Matahari, malu-malu untuk menampakkan wajah karena masih mengantuk disisa tidur panjangnya.

“Kaaaak. Itu sepertinya suara beby-nya Mama..” Girang Clara dengan wajah cerianya. Melompat- lompat saking senangnya, mendengar teriakan bayi yang terdengar begitu keras.
“Jangan tinggi-tinggi loncatnya, nanti tetekmu loncat ituuuhh” Celetuk Ciello dengan gerakan seolah sedang berancang-ancang, untuk menangkap payudara besar Clara yang ikut-ikutan terbang ketika Clara loncat
“Ihhhhsss. Kakak. Masih aja suka mesum gitu deh…”
“Lha biarin. Toh ngegodain istri sendiri. Emang ga boleh?”
“Hmmm. Iya-ya. Istri sendiri. Hihihi” Kekeh Clara mendengar istilah Ciello, “Yuk kak, tengok Mama…”

“Selamat ya, kamu sekarang udah jadi Bapak” Ucap Mike memeluk Ciello erat. Penuh rasa bangga karena putra kandungnya, berhasil memberi keturunan ketiga, dari rahim istrinya.
“Wuiiihhh beneeer. Selamat ya Kaaaakkk. Udah jadi Ayah lagi nih…” Sahut Clara yang juga ikutan memeluk Ciello, “Tokcer juga nih pejuh juaramu, Kak” Sambung Clara menggoda Ciello.

“Makasih Ya Pa… Makasih ya Dek…” Balas Ciello sambil gantian memeluk ayah dan adiknya.
“Siapa namanya Ka?” Celetuk Clara.
“Clarissa Mayra Anandhita” Jawab Ciello sambil tersenyum lebar. Membayangkan putri keduanya yang begitu cantik, imut, dan montok.

***

“Ehh. Clara.. Kita sekeluarga, belom punya photo bersama ya?” Celetuk Karnia yang sedang menyusui putrinya, Kalianna.
“Eh iya bener. Yuk kita bikin yuk…” Sahut Clara yang juga sedang menyusui Aura, “Yuk Kak…” Ajak Clara memanggil Ciello.
“Wah seru juga tuh. Photo bugil apa?”

“Jaaaaaaaaah. Otak Kakak ga kreatif, selalu aja ga jauh-jauh dari selangkangan” Celetuk Clara.
“Hihihi. Sepertinya, kalo kita bikin photo keluarga dengan konsep menyusui aja gimana? Sepertinya konsep seperti itu belom pernah ada?” Tanya Citra memberi saran.

“SETUJU” Ucap Karnia dan Clara berbarengan.
“Tapi telanjang yaaa..?” Sahut Ciello.
“Kamu aja yang telanjang, Sayang. Kita mah kagak. Hihihi” Sahut Citra sambil tertawa. “Yuk Mas. Kita bikin photo seru-seruan.”
“Siap Dek…”


Segera saja. Mike menyusun peralatan photo. Memasang camera pada tripod. Menyiapkan trigger otomatis. Dan mengarahkan komposisi photo, untuk formasi keluarga. Sebelah kiri, Karnia dan Kalianna. Tengah, Citra dan Mayra. Kanan, Clara dan Aura. Mereka bertiga, berpose sambil menyusui putri-putrinya. Sementara Mike dan Ciello berada tepa dibelakang mereka bertiga.

“Yuk siap-siap..” Seru Mike, “Satuuu… Duaaaa…. Tigaaaaa…..”
KLIK. CEKREEEKK.

“Satuuu… Duaaaa…. Tigaaaaa…..”
KLIK. CEKREEEKK.

Mereka terlihat begitu bahagia. Karnia tersenyum, Citra tertawa, Clara juga terlihat bahagia.
Tak ada rasa sedih atau pilu diwajah. Yang ada hanya deretan gigi yang putih dan tawa yang lebar.

Begitupun dengan Ciello, yang semenjak persetubuhannya beberapa waktu lalu di kantin rumah sakit bersama Karnia, merasa ada kecocokan diantaranya. Seolah mendapat istri ketiga, ia selalu mencoba mengulang di berbagai kesempatan yang ada.

Dan, Mike. Yang sedari tadi berada dibelakang Citra dan Clara. Menyempat-nyempatkan diri untuk meremas pantat bulat putrinya. Sambil menyelipkan satu jari tengah, di liang kemaluan sempit Clara. Mencoba mencari peruntungan baru, ditengah rasa ceria yang sedang dirasakan oleh putri kandungnya yang begitu mempesona.

“Ohh. Papaaa…” Desah Clara sambil tersenyum ke arah Mike dengan wajah yang bersemu merah.



TAMAT.
By Tolrat
 
2015 - 2023. Tak berasa, udah 8 tahun lamanya.
sebuah proses penulisan yang cukup melelahkan. dari yang semula iseng. lama-lama jadi keterusan.
senang, sedih. tawa, tangis, semua sudah dirasa ketika penulisan cerita ini.

terlebih ketika cerita dicolong. cerita diganti nama. adalah kisah pilu yang sempat membuat berhenti berkarya.
apalagi ada kabar cerita diupload ke cerita premium lain, membuat hati terasa disayat-sayat. seolah merasa, anak sendiri, diperkosa orang lain.
istilah kasarnya, kita yang bikin, kita yang ngerawat, kita yang ngegedein, eh malah oranglain yang menikmati

tapi, itulah hidup. tak selalu berjalan sesuai rencana. satu-satu hal yang bisa kita lakuin, hanyalah terus berusaha. tanpa terlena akan rasa sakit yang kadang menerjang kehidupan kita.

terimakasih, buat semua yang udah support cerita tolrat.
terimakasih juga, terutama buat semprot yang udah memberikan 'wadah' untuk penulis mesum seperti gw, bisa mengekspresikan diri.
terimakasih followers setia, yang selalu memberi cendol, serta dukungan. yang tak pernah berhenti menanyakan update. berkat jasa kalian, rasa sebal gw menjadi sebuah cambuk buat bisa membuat cerita yang selalu dinanti.

terus berkarya, hingga tutup usia.


oiya, terimakasih juga buat imajinasi dan saran nyeleneh kalian. baik yang disampaikan melalui DM atau komen, semua bakal gw olah dan jadikan cerita baru di lain kesempatan.
untuk kalian-kalian yang udah pesen cerita, mohon bersabar yak. tangan gw cuman 2.
untuk kalian juga yang udah baca-baca di lapak sebelah, terimakasih juga buat jasanya. kopi gw terasa makin nikmat. Sumpah.

yowes gitu aja. kalo ada yang butuh ngobrol, chat, atau konsultasi dunia pacaran, rumah tangga dan semua lika-likunya. sok aja japri.
cowok cewek boleh masuk. ramaikan kolom pesan gw dengan semua unek-unekmu.

salam kocok...
 
Terakhir diubah:
Selamat hu untuk title TAMAT yang kedua. semoga gairah berkaryanya terus membara gak padam-padam xixixi
 
gracías por favór, juragan cerita esek esek gesek gesek gasruk gasruk :asyik: :haha:
benar benar letih yang memuaskan, sekiranya tetap berkarya meskipun kubangan lumpur hisap mendera. semoga kepatenan karyamu dikenal lebih banyak masyarakat perindu novel mesum di seluruh wilayah wakanda-konoha asri jaya sentosa setia korup *eh korp
 
Bimabet
Luaaaarrr biasaaa akhirnya tamat jugaaaaa...
Selamat suhu @tolrat semoga selalu sehat, lancar rejaki dan selalu sukses....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd