Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG (Kisah Nyata) Bumbu Kehidupan

sungguh cocok sekali dengan penuturan dan gaya bahasanya.
namun seperti biasa, jarang sekali bertemu dengan yang cocok.
seperti updatenya.
jarang.

tapi terimakasih ya,
pak.
 
Perempuan itu haus perhatian. Memang banyak jalan menuju roma, banyak cara mendapatkan hatinya. Satu yang aku yakini betul, detail kecil kadang jadi pembeda. Terpesona di pandangan pertama, dan sejauh ini tak ada tanda-tanda penolakan, perjuanganku berlanjut.

Tidak pantas disebut perjuangan, sebenarnya. Lebih ke iseng iseng berhadiah. Tes kesaktian boleh juga. Aku tak terlalu peduli soal jarak umur. Dari interaksi lanjutan sekian bulan ini, kunilai tingkat kedewasaan Dewi sudah cukup. Umur mentalnya, tak jauh dariku.

Menjelang akhir tahun, bermodal pesan singkat, asal mengomentari status WA, serta sekian kali mampir ke bengkel, nyatanya muncul juga sinyal-sinyal positif.

Aku tak terlalu ingat bagaimana kedekatan kami dibangun. Salah satunya yang kuingat betul, adalah saat dia menawari sejenis produk kuliner yang dipromosikannya lewat WA. Yang kupahami, anak ini cukup ulet soal uang. Ada saja barang yang ditawarkan di macam-macam kanal media sosial.

Pas sekali, aku memang berniat membawa buah tangan untuk teman-teman kantor, akhirnya kukontak dia untuk order. Kata Dewi, jadi rekor orderan terbanyak yang ia terima.

Jadilah malam itu kami bercakap lewat telepon, sebagian besar soal bisnis. Kebetulan ada juga bahan logistik dari usaha sampinganku yang kupikir bisa ia manfaatkan.

Tak bisa terlalu detail mohon maaf, untuk melindungi privasinya :)

Seminggu berselang, kami berkencan. Masih dengan nuansa bisnis, aku memintanya ikut dalam pencarian satu komoditas. Seharian kami berkeliling. Menemui beberapa produsen dan distributor.

Betul dugaanku, Dewi memang terlatih untuk melobi. Menjelang sore, akhirnya kami mendapat info penting. Cukuplah perburuan ini.

Hari itu juga kutanyakan hal yang relatif cukup personal. Kenapa dia mau kuantar pulang saat baru kenal, sekian bulan yang lalu.

Semua hanya karena map. Map berkop instansi yang ada di jok depan mobilku. Memang ada surat yang bertanda tanganku di dalamnya. Kata Dewi, surat itu tak sengaja jatuh dan dia sempat sekilas membaca. Entah keisengan macam apa, dia juga browsing namaku di media sosial. Ah, ternyata aku sudah lolos verifikasi tingkat awal.

Hmm... berarti seharusnya dia juga sudah paham statusku, aku bukan single. Anehnya, tidak pernah ia menyinggung soal keluargaku, atau statusku. Tidak juga setelah sekian bulan terlewat. Aku berasumsi, Dewi tak peduli soal itu. Kemungkinan lain, dia memang pemain. Jika begitu, pastilah Dewi pemain profesional.
 
Akhir tahun.

Hubungan kami mendadak intens. Aku tak paham betul, kenapa tiba-tiba angin timur membawa kisah kami ke tempat ini. Dari sekadar telepon, berbelanja, makan malam. Memang belum jauh-jauh amat, paling mentok sampai pegangan tangan. Jelas ini hubungan asmara. Tapi belum sampai tahap bercinta. Belum ada juga topik mesum yang tersaji. Kami seakan saling bermain. Sandiwara. Tarik ulur. Menyenangkan.

Pastilah dia tahu, apa yang setiap laki-laki inginkan dari wanita sepertinya. Kami seakan saling bertahan, hanya menunggu pemantik saja. Siapa yang pertama kehilangan kontrol diri. Aneh, kami seperti patuh ke anjuran pemerintah, kami ber-PPKM.

Sabtu sore, kami janjian bertemu selepas kerja. HP ku bermasalah, aku berniat mendatangi service centre khusus pabrikan itu. Lokasinya cukup terkenal di kota ini, menempati satu bagian dari gedung hotel-mall di tengah kota. Kuparkirkan mobil di lantai bawah tanah, tepat di seberang area parkir motor.

Singkat cerita, HP selesai diperbaiki, kami iseng melihat showroom gadget di kios sebelah. Sumpah, tidak ada niat apapun sebelumnya, spontan saja, kuminta Dewi memilih jam tangan pintar yang ada di sana. Dewi tampak tak percaya, tapi siapa lah yang akan menolak tawaran seperti itu.

"Udah pilih aja," tegasku

Kalian pernah lihat ekspresi kaget-senang-malu, sekaligus cantik-imut-manja? Seru banget.

Uniknya, Dewi nggak milih seri terbaru, bahkan bisa dibilang barang itu stok lama. Mungkinkah erkiraanku meleset? Dewi tidak sehedon itu? Aku makin jatuh cinta.

Sehabis urusan bayar-bayar, mendadak Dewi melayangkan pelukan. Tubuhnya yang cukup tinggi dan berisi itu hampir membuatku terjungkal.

Pria umur 30an membelikan hadiah cukup mahal untuk wanita 20an. OK, sekarang aku merasa beneran seperti om-om.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd