Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisahku Melalui Dating Apps dan On the Spot Hunting

Bimabet
Menjelang jam delapan malam, kuantarkan ia pulang. Ia minta di drop di depan sebuah mall.
“Ada yang mau dibeli. Besok pagi jam 7 aku ke hotel,” katanya.
“Mau dijemput?”
“Ga usah, aku bawa kendaraan sendiri saja. Jadi kamu besok cek out bisa langsung kembali ke lokasi kerjamu”.
Aku kembali ke arah hotel, namun menyempatkan diri untuk makan dan memesan telur setengah matang plus madu untuk memulihkan stamina.
***

Esoknya aku terbangun dengan tubuh segar setelah semalam tidur dengan nyenyak. Kuperiksa adekku di balik celana, ternyata sudah bangun dan terjaga penuh. Kutoyor kepalanya sambil bilang,”Lu masih ada tugas pagi sampai siang ini, minimal dua ronde, jangan malu-maluin!” Eh dianya malah mengangguk-angguk, kayak ngerti aja. Kucek hp ku, belum ada SMS dari Suci. Aku bangkit dari ranjang dan menyempatkan diri berjalan-jalan di sekitar hotel sekitar dua puluh lima menit.

Aku kembali ke kamar dan memeriksa hp, ada notifikasi pesan masuk. Kubuka ternyata dari Suci,”30 mnt lagi otw”.
Aku mandi dan membersihkan tubuhku dengan teliti. Senja andalanku kubersihkan sampai lipatan paha sampai ke buah zakarnya. Selesai mandi dan mengenakan t-shirt dan celana pendek tanpa celana dalam, hp ku bordering. Ternyata dari Suci.
“Halloooo,” kataku.
“Yank, aku mau jalan. Kamu mau nitip dibelikan sarapan apa?”
“Mie atau kuetiau goreng saja”.
“Ok, udah mandi khan?”
“Baru selesai nih. Udah buruan …. GPL!” kataku menutup pembicaraan.
Aku berbaring sambil menunggu kedatangan Suci.

Ketukan di pintu kamar membuatku bangkit dari ranjang. Tanpa memeriksa lagi dari lubang kecil di pintu...(eeh apa sih namanya…?), aku langsung membuka pintu. Suci langsung masuk ke kamar tanpa menunggu aku suruh lagi. Aku cukup takjub melihat pakaian yang dikenakannya. Celana pendek kain warna krem hanya menutupi setengah pahanya, kaus warna putih tanpa lengan tertutup jaket parasut dan sepatu sport warna putih. Bahunya tersangkut sebuah tas sport, tangan kirinya menenteng bungkusan, kelihatannya makanan dan tangan kanannya memegang helm, rambutnya dikuncir satu. Aku memandanginya beberapa saat.
“Heyy yank…Tutup pintunya, emang mau dibuka terus?” katanya.
Kututp pintu kamar Aku masih memandanginya.
“Surprise lagi yaaa….. hahahaha,” katanya sambil tertawa.
“Hmmm…. Ekspektasiku pakai pakaian formal. Kalau perlu malah pakai kebaya…. Hahahaha. Ini yang datang ternyata ABG nyasar”.
“Hehehehe….. menghindari banyak pertanyaan. Ini kan Sabtu, banyak orang olahraga di sekitar stadion”.
Ia mendekatiku, menyalami, mencium tangan dan mengecup pipiku. Dadanya menempel di lenganku, dari tekanan di lenganku sepertinya ia tidak memakai bra. Kugerakkan lenganku semakin merapat ke dadanya. Dibalasnya dengan menggeserkan dadanya,“Hehehe….. biar simple, kan tadi bilang GPL”.
Hmmmm…. Sepertinya yang di bawah juga…….. ahhhh lihat saja nanti.

Ia meletakkan bawaannya di atas meja. Dari belakang kudekati dan kulepaskan jaket parasutnya. Kulingkarkan tanganku di perutnya, kucium harum aroma tubuh dan rambutnya. Tangan kirinya melingkar leherku. Lengannya yang terbuka kucium dan kuberikan gigitan kecil di tengkuknya.
“Iiihhhh…. Geliiii. Tuh merinding,” katanya sambil memperlihatkan kulit di tangan kanannya yang meremang.
Tanganku bergerak ke atas, menangkup di kedua payudaranya. Putingnya tercetak di balik kaus tipisnya. Suci mendesah ketika kedua payudaranya kuremas lembut. Tangan kirinya meremas rambutku, sementara tangan kanannya menggerayangi selangkanganku. Penisku mulai bereaksi ketika tangannya mengusapnya dari luar celanaku,“Huhhhh….. sama saja toh. Ternyata udah siap-siap… hihihi”.
“Hemmm….. Kan nanti dilepas juga”.

Kuputar badannya sehingga kami dalam posisi berhadapan. Bibir kami langsung berpagutan dan saling melumat. Kutarik ikatan rambutnya sehingga lehernya terbuka dan langsung kususuri dengan bibirku. Kubuka kaitan celananya, kutarik retsletingnya dan celananya langsung melorot sampai ke mata kakinya. Kedua kakinya diangkat bergantian dan celananyapun terlepas tanpa melepas sepatu sport-nya. Seperti dugaanku, ia tidak mengenakan celana dalam di balik celana pendeknya. Ia tersenyum menggodaku. Tangan kananku mulai merayap di pahanya dan tangan kiriku meremas dan memilin payudaranya. Kusingkapkan kausnya supaya aku lebih leluasa memainkan payudaranya. Tangannya meremas penisku dari luar celana. Tubuhnya turun ke bawah dan tangannya menarik karet celana pendekku dan melepasnya. Aku melepas kausku sehingga aku dalam kondisi bugil, sementara Suci masih mengenakan kausnya.

Suci berjongkok di depanku dan mulai mencium, menjilati, mengisap dan mengocok penisku.
“I want cum in your mouth,” bisikku.
“Hhmmmmm….nnnhhhoooo..hegghhh…,” kepalanya menggeleng dan tangannya memberi isyarat menolak.
Ia terus melanjutkan aksinya merangsang area selangkanganku. Setelah puas bermain disana, Suci berdiri dan kududukkan di meja. Tubuhnya condong ke belakang ketika aku menciumi kedua payudaranya. Tanganku mengulik lubang dan tonjolan kecil di antara kedua pahanya. Kepalaku menuruni perut dan terus ke arah selangkangannya. Ia membiarkanku menciumi pahanya, namun ketika kepalaku akan menyusup ke celah antara kedua pahanya, dipegangnya rambutku dan ditahannya.
“Nooo honeyyy…. Jangannn sayanggghhh…”.
Tangannya menarik tubuhku dan kembali kami berciuman.

Ia turun dari atas meja dan berputar membelakangiku. Kausnya dilepas melalui tangannya sehingga tetap tersangkut di badannya kemudian diturunkan sampai pinggangnya. Badannya dibungkukkan, tangannya menopang di atas meja. Kedua kakinya sedikit direnggangkan.
“Ayo sayang… berikan aku orgasme …”.
Penisku kukocok sebentar untuk memaksimalkan ketegangan dan kekerasannya, lalu kuarahkan ke celah antara kedua pahanya. Sempat kugoda dengan mengarahkan dan kugesekkan penisku ke atas sunhole-nya.
“Uuffhhh sayangggg…. Jangannnnn”.
Tangannya bergerak ke belakang dan mengarahkan penisku ke lubang yang benar. Ketika kepala penisku sudah berada di bibir vaginanya kuhentakkan pantatku ke depan.
“Ahmmmm…..oouhhhh,” desahnya.
Aku ingin melihat dan menikmati ekspresinya. Kutarik kunciran rambutnya sampai kepalanya mendongak. Bayangan kami jelas terlihat di cermin di depan kami.
“Lihat ke cermin,” kataku.
Kini aku bisa melihat ekpresinya dari cermin. Mulutnya terbuka dan mukanya mulai memerah. Aku terus menggerakkan pinggulku maju mundur. Kurapatkan dadaku ke punggungnya, menciumi leher dan tengkuknya. Ia memalingkan mukanya ke samping kiri ketika bibirku mencium ujung telinganya. Kami berciuman menyamping dengan posisi aku di belakangnya.
“Ooohhh sayang…. Terus …. yang kenceng ngocoknya”.
Kupercepat gerakanku sampai terdengar bunyi pahaku beradu dengan pantatnya.
Plokkk….pllakkkk….plookkkk
“Enak?” tanyaku
“Hehhh…iyaaa”.
Ketika pingganggku mulai terasa pegal aku menurunkan tempo permainan.
“Pindah ke bed yukkkk!” kataku.

Kucabut penisku dan kami berciuman sambil bergeser ke arah ranjang. Kuarahkan agar posisinya berada di sudut ranjang. Ia mengangkangkan kedua paha selebar-lebarnya. Sepatu sport masih terpasang di kakinya. Sekalian berganti posisi kuambil tisu dan kuseka vaginanya. Tidak terlalu basah seperti keadaan pertama kali bercinta, tapi aku pikir tidak ada salahnya dan terasa lebih nikmat juga apabila kuseka terlebih dahulu. Toh sebentar lagi juga akan basah kembali. Suci hanya diam saja sambil menatapku. Aku kembali mengarahkan penisku ke vaginanya…. Blesshhhhh…..!!!

Dalam kondisi setengah kering gesekan kulit kelamin kami lebih berasa. Aku menindihnya dengan kedua kaki tetap menginjak lantai. Bibir kami saling bertemu dan melumat kembali, sementara tanganku bermain meremas payudara dan memilin putingnya. Kulepas sepatunya dan kami bergeser ke tengah ranjang. Suci mendorongku dan kemudian naik ke tubuhku. Pinggulnya bergerak-gerak menempatkan penisku di bibir vaginanya, kemudian ia menurukan pinggulnya.

Kali ini gerakannya pelan,”Aku ingin menikmati momen ini. Belum tahu lagi kapan kita ketemu”.
Ciumannya juga lembut sekali, namun bibir kami tidak terlepas. Ia menegakkan tubuhnya dan tetap bergerak di atasku dengan pelan. Kupegang pinggulnya untuk mengatur irama gerakannya.
“Ouhhh Yang, sepertinya aku bisa nyampaiihhh…….!”
Kuserahkan sepenuhnya kendali kepadanya. Biar dia yang mengatur ritme, pola gerakan maupun kedalaman penetrasi. Aku hanya sekedar menyesuaikan dan mengimbanginya. Gerakannya beruah menjadi cepat dan liar. Pekikan kecil makin sering keluar dari mulutnya. Beberapa saat kemudian ia merebahkan tubuhnya ke arahku, melumat bibirku dan tak lama mengejang sambil memekik tertahan,“Oooohhhh……aaahhhhhhh…. Enak sekali Yank….. Aku nyampai!!”. Nafasnya tersengal-sengal memburu, matanya terpejam meresapi puncak kenikmatan yang baru saja diraihnya.

Kuusap-usap punggungnya dengan lembut. Kuurut sepanjang tulang belakangnya. Nafas dan detak jantungnya berangsur normal. Sebelum seluruh gairahnya menurun kubalikkan tubuhnya dan kini aku yang menggenjot tubuhnya. Gairahnya dengan cepat kembali berkobar. Aku semakin mempercepat gerakanku. Kucium leher dan bahunya. Tangannya melingkar di leherku. Kurasakan sebentar lagi aku juga akan sampai di puncak nikmat. Kutekan pinggulku ke bawah sekuatnya ketika aliran nikmat sampai di ujung penisku dan kemudian spermaku memancar di dalam vaginanya.
“Suciiii sayang…. Aku kellluuuuar,” bisikku,“Aahhhhhhh……..”.
“Oouuhhh….. sayang aku jugaaa…..”, Ia memelukku semakin erat tapi tubuhnya tidak mengejang dan nafasnya masih normal. Aku tahu ia tidak berhasil mencapai klimaks keduanya.
Nafasku tersengal dan kakiku mengejang. Suasana hening beberapa saat. Aku bergeser ke samping sambil tetap memeluk Suci.
“Kamu ga dapat yang kedua tadi yaa…. Maaf Yank,” Bisikku sambil membelai rambutnya.
“Ga apa-apa. Tadi kan sudah duluan. Ini semakin baik dibanding yang pertama. Makin berasa nikmatnya,” jawabnya.

Kami mandi berdua, saling menyabuni dan menggosok punggung, memberikan kecupan ringan dan sesekali menyentuh alat kelamin kami, tanpa berniat untuk merangsang atau melanjutkan bercinta di kamar mandi. Setelah selesai mandi aku kembali mengenakan kaus dan bajuku. Suci membuka tas yang dibawanya dan mengambil sehelai kain dan kemudian dipakainya. Lingerie tipe kimono warna biru muda.
“Tadi malam beli di mall sebelum pulang… hehehe. Sengaja persiapan untuk momen ini,” katanya.
“Hmmm rupanya udah disiapkan segala sesuatunya toh”.
“Iya dong, kan mau ketemu dan bercinta dengan hubby”.
“Hehhh,” aku terkejut.
“Yaaa. Aku menganggap kamu sebagai my hubby, Yank,” matanya menatapku dengan tatapan yang sulit untuk ditafsirkan,”Di phone list tadi malam aku ganti namamu, jadi My Hubby”.
“Ya udah bagaimana kamu saja Yank. Yang penting tidak terbaca yang di rumah,” kataku.
“Ga bakal. Aku jamin deh, ga berani pegang hp-ku, apalagi membukanya. Ehh laper, makan yuk. Kan tadi aku udah bawa makanan”.
Selesai makan kami keluar ke balkon dan duduk di bangku kayu. Matahari baru mulai memanjat naik, jadi udara masih berasa sejuk. Posisi balkon juga tidak kena sinar matahari secara langsung. Meskipun hanya memakai lingerie tanpa pakaian dalam, aku yakin tidak kelihatan karena posisi balkon yang juga tertutup bunga.
***

“Yank…,” aku membuka pembicaraan.
“Iya, kenapa?” jawabnya.
“Ehmmm…. Sebelum ini ML bisa dapat orgasme ga sih?”
“Pernah sih sekali dapat, intens-nya seperti yang kemarin. Kalau ingin klimaks selesai dengan tangan dan lidah. Setelah itu ga pernah lagi. Kalau yang barusan ini mendekati klimaks dari masturbasi. Aku yakin sih dengan kamu berikutnya pasti dapat klimaks yang melebihi permainan jari”.
“Dengan lidah? Kenapa aku ga diijinkan memberikan oral?”
“Kamu beda, Yank. Aku yang belum siap. Kalau kamu jilati memekku seperti merendahkanmu”.
“Ga lah. Kan aku juga mau bahkan dengan sukarela”.
“Mungkin nanti-nanti kalau aku juga sudah siap. Enggh… yang barusan itu klimaks terhebat dari penetrasi penis, tapi masih belum menyamai enaknya masturbasi. Aku ingin merasakan klimaks yang sama dengan dari hasil masturbasi. Denganmu tinggal selangkah lagi aku bisa mencapai, tapiii…. Ehmmm masalahnya apakah kita masih berlanjut. Aku tahu kamu penakluk wanita yang bisa gonta-ganti partner”.
Ehhhh emang kamu bukan playgirl yang gonta-ganti laki-laki juga, batinku.
“Ya sementara ini kita jalani dan sampai saat ini ga ada lagi partnerku. Hanya satu di rumah dan kamu, Yank”.
“Iyaa, aku juga tahu seperti apa hubungan ini. Tanpa status yang sewaktu-waktu bisa putus…..”.
“Yaa, kita sama-sama tahu status masing-masing. Aku ga berani janji apapun. Selagi kita berdua masih mau lanjutkan ya lanjut. Kalau sudah saatnya selesai dengan berbagai sebab ya selesai”.
“Kamu gampang ngomong gitu. Hubunganmu dengan yang di rumah tidak bermasalah, sedangkan aku complicated. Kamu putus bisa kembali ke rumah dengan nyaman. Jujur juga banyak yang kontak aku ngajak ketemu dan berkencan, tapi kamu yang kupilih. Artinya kamu istimewa. Dan sepertinya sulit aku nanti melupakanmu”.
“Ya liat sajalah. Kita nikmati pertemuan kita. Kita jalani seperti apa nantinya. Sekarang momen ketemu kamu dan bercinta denganmu. Ayuk masuk lagi, udara udah mulai panas”.
Kami kembali masuk ke kamar dan berbaring bersebelahan.
Kami berpelukan dan bercerita banyak hal. Tentang latar belakang masing-masing. Termasuk kenakalan-kenakalan yang pernah dilakukan. Aku justru terangsang ketika ia menceritakan tentang fwb-nya.

Ia tertawa ketika menyentuh penisku dari luar celana yang mulai mengeras mendengar ceritanya. Tangannya lalu menyelusup ke dalam celanaku, meremas dan mengocok ringan penisku. Tanpa menunggu lebih lama Suci membuka semua kain yang menutup tubuhku. Aku membuka ikatan lingerienya dan mulai menciumi dadanya. Kuberikan cupang di payudaranya. Ia tidak marah, tersenyum dan mengusap pipiku.
“Lagi cupangnya?”
“Terserah kamu saja Yank”.
“Buat kenang-kenangan. Belum tahu kapan kita bisa ketemu lagi”.
Kembali kuberikan beberapa cupangan di dadanya, pada tempat yang tidak terlihat kalau ia mengenakan pakaian. Kami bercinta dengan penuh gairah dengan irama cepat dan sedikit kasar, tapi Suci sepertinya menikmatinya. Akhirnya kami berdua bersama-sama mencapai puncak.
“Hmmmm, masih sama seperti yang tadi Yank, belum bisa maksimal klimaksnya,” katanya dengan nafas yang belum beraturan.
“Sorry….,” jawabku pelan.
“Noooo….not your fault. Jangan merasa sedih gitu dong. Mending bantuin yukkk, mumpung masih on”.
Aku sudah paham maksudnya segera mengambil posisi dan mulai menstimulir area vaginanya. Sekitar sepuluh menit kemudian ia mengejang hebat dengan desahan panjang, pertanda ia sudah mencapai klimaksnya. Tangannya menarik kepalaku dan kuberikan ciuman dalam dan lama.

Menjelang pukul 11 kami sudah beres-beres dan berpakaian rapi. Suci masih tetap mengenakan pakaian ketika ia datang, tapi mengenakan pakaian dalam.
“Kok dipakai dalamannya, Yank?”
“Nanti mau ada yang dibeli”.
“Kan pakai jaket, ga kliatan”.
“Ga ah, takutnya ga sengaja kebuka. Keenakan yang ngeliat”.
“Kan cuma ngeliat. Ga ngerasain. Lagian itung2 amal”.
“Sayangggg…. Apaan sihhh. Kagaak yaa”.
“Mau cek out sekarang?”
“Ya iyaalah, emang mau main lagi?” pancingku.
“Halaahhhh paling udah ga kuat juga,” katanya sambil meleletkan lidahnya.
“Hehh… mau coba?” kataku.
“Ga ah, malas mandinya lagi. Aku turun dulu yaa”.
Sebelum kubukakan pintu ia memelukku erat dan mencium pipiku.
“Ati-ati di jalan ya Sayangku, aku berharap secepatnya kita bisa ketemu lagi. Kalau kelamaan aku bisa nekad menyusul ke kotamu sana. Eh tapi ga mungkin juga kamu mau ketemu disana, kan ada pengawalnya… hihihi”.
“Husshh… jangan. Itu kota kecil. Jarum jatuhpun akan terdengar”.
“Ya udah, met jalan dan jangan nakal. Ini hanya untuk yang di rumah dan aku,” katanya sambil meremas penisku dan keluar kamar. Lima belas menit kemudian akupun cek out dari hotel dan kembali ke lokasi kerja.
 
Makasih apdetnya
Makasi suhu, ditunggu update cerita selanjutnya
mantabz.. lanjutin update yah
Siappp bosque
Tagged, Badoo... 2 app ini mmg tempat nya milf, binor yang gak sulit diajak "sharing"... Tp skrg ane lg betah di Tinder... ini jg oke punya hehe
Hehehe dating site legendaris
Kalau thread berlanjut masih ada dari WeChat, Tinder, FB, grup BBM/WA dan on the spot hunting suhu....
S = srikandi?
Bisa jadi hu....hehehe. Ditunggu saja dalam update2 berikutnya akan terang benderang dimana locus delictii nya...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd