Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

-----------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------

Cerita 106 – Phone Sex Nikmat

Dina

Usia Pernikahan kami
sudah berjalan 2 tahun.
Cuma setahun terakhir ini suamiku ditugaskan ke Australia.
Bisa kalian bayangkan.. setahun penuh kami harus menahan nafsu gejolak birahi.

Aku tau suamiku nggak bakalan nyeleweng.. atau bercinta dengan wanita lain
Akupun juga begitu.. meskipun ketika masih single.. kehidupanku cukup bebas.

Menurutku.. ML adalah bagian atau bumbu dari pacaran..
Hanya dengan suamiku ketika itu aku nggak pernah lebih dari peluk dan cium.

Entah mengapa aku nggak bisa pacaran lebih jauh ketika bersamanya..
Mungkin karena suamiku sangat sopan.. baik hati.. gentleman.. sangat menghargai wanita.

Aku nggak mau merusak imej diriku dengan bertingkah sembrono.
Sejauh ini dia masih menganggapku wanita alim. Jahat juga sebenarnya.

Anehnya ketika malam pertama dia tidak curiga ketika aku tidak mengeluarkan darah.
Mungkin dia saking percayanya sama aku.
Syukurlah suamiku nggak pernah tau rahasia ini dan tetap aku simpan sampai kapanpun.

Suamiku biasanya menelepon di Minggu malam.. karena tarif telepon cukup banyak mendapat diskon.
Maklumlah.. hubungan telepon kami bisa memakan waktu minimal 2 jam.

Terlebih lagi kalau nafsu kami sudah menggelegak..
Mau tidak mau phone sex menjadi alternatif untuk menuntaskannya.

Selama ini suamiku selalu puas. Cuma dia tidak pernah tau kalau aku tidak pernah orgasme atau terpuaskan.
Bagiku melalui telepon terlalu maya.. meski aku mencobanya dengan jari tetap saja hasilnya tidak memuaskan.

Dan ini sangat menyiksaku. Sementara untuk menyeleweng rasanya aku belum bisa.
Meskipun bisa saja aku melakukan sex tanpa cinta.. seperti yang pernah kulakukan di masa gila-gilaan dulu.
Tapi rasanya aku nggak tega dengan suamiku.. dia sudah terlalu baik.

Tapi prinsipku tidak bertahan terlalu lama. Semua itu dimulai ketika aku curhat ke Januar..
Rekan sekantorku yang membantu mengedit hasil tulisanku di novelku yang kedua.

Januar adalah teman lama yang baik. Benar-benar baik..
Meskipun peluang dia untuk mendekatiku sebenarnya cukup banyak dan mudah.

Terlebih lagi dia tau persis bagaimana kelakuanku ketika masih belum menikah.
Tapi baiknya dia tidak mau memanfaatkannya.

Seperti biasa.. Minggu malam aku sudah bersiap siap menunggu telepon dari suamiku.
Tiba tiba HaPeku berdering.. kulihat no HaPe Januar muncul di layar.

Hmmm.. ngapain Januar menelepon malam malam..?
”Din.. gue mau mampir ke rumah elo. Besok kan novel elo harus turun ke penerbit. Elo lupa ya..?
Cepetan cek untuk yang terakhirkalinya.. Oke..? Pagi besok gue ambil lagi. Gue udah di depan pagar neeh..!!”

Teriakannya di speaker HaPe membuat telingaku berdenging. Hhhh.. anak ini mengganggu kesenangan saja.
Masuk Jan.. pagar nggak dikunci kok..!!“ Teriakku dari teras.

“Eh Din.. gue lupa sebenarnya di bab terakhir gue belum selesai mengeditnya.
Tapi gak lama kok paling 1 jam an, gue edit disini aja ya.. sorry banget deh jadi mengganggu elo..!”
Katanya memohon pengertian.

“Iya deh.. elo terusin aja, gue juga lagi nunggu telepon dari suami gue. Biasalah udah kangen..
Eh.. baidewe kalo nanti elo denger gue mendesah-desah.. elo jangan ngeres ya..?
Elo tau sendiri kan kalo suami istri gak ketemu lama, ngapain aja di telepon..
Dan jangan deket-deket gue, elo di ruang tamu aja, jangan ngintip oke..!?”

“Aduh Din.. gue kan bukan anak kecil. Gue ngerti dan nggak bakalan ngganggu deh..
Gue juga gitu kalo udah kangen sama cewek gue yang di Surabaya.. santai aja..” ujar Januar.

Januar lagi asyik mengedit tulisanku di notebooknya sambil ngopi di ruang tamu.
Sementara aku asyik bermasyuk ria dengan suamiku lewat telepon.. hhh ya lewat telepon..!!
Aduh menyedihkan.. dengan hasil akhir yang sudah bisa ditebak..!

Dengan wajah lelah dan tersiksa aku menutup telepon dan berjalan ke ruang tamu.
Hhhhh.. sudah selesai belum anak ini.. ”He Jan gimana..? Selesai..?“ Tanyaku.

“Selesai non.. hmmm.. elo ok ok saja..? Wajah elo kusut gitu..!?” Tanyanya sambil mengisap pelan rokoknya.
“Hmmm.. gue baik baik saja. Lagi gak enak badan aja, bentar lagi gue lembur deh.
Elo bisa ambil lagi besok pagi..” Kataku sambil membuka pintu depan.

“Oke.. gue pulang dulu, malem non..” kata Januar sambil melangkah menuju pintu.
Tiba-tiba Januar menahan daun pintu sebelum aku tutup..

”Din.. aku pikir kamu harus terus terang ke suamimu. Nggak bisa kamu berpura-pura menikmatinya..
Sorry bukannya aku turut campur..” bisik Januar pelan.
Hmmm Januar mulai ber ‘aku dan kamu’ artinya dia mulai bicara serius.

“Jadi kamu denger tadi aku ngapain aja.. dasar..!!” Kataku sambil mendelik kepadanya.
“Gimana aku nggak dengar, orang kamu mendesah-desah keras gitu.
Kalo jendela kamu buka pasti tetangga depan rumah juga denger non.. masa’ gue harus tutup telinga..?“
Katanya balik protes.

“Hhhh memang Jan.. tapi aku nggak tega suamiku merasa bersalah.
Sementara elo tau sendiri gimana pusingnya kalo nggak kesampaian. Gue udah coba pake macem-macem..
Kamu tentu taulah, tapi hasilnya tetep aja..” keluhku.

“Din.. gimana kalo gue bantu..? Gue bantu dengan cara gue.. sorry gue bukan mau kurang ajar.
Tapi gue tau dulu elo cukup free dan gue tau gimana prinsip elo.
Gue juga temen lama elo.. Jadi gue berani nawarin..” Katanya pelan.

“Gila lo Jan..!! Elo bener-bener gila..!” Teriakku.
“Kita nggak bercinta non.. aku cuma muasin kamu aja.
Tidak ada coitus.. aku cuma membuat kamu nyaman aja..” katanya pelan.

“Maksud elo..? Nggak ML gimana..!?” Kataku penasaran.
”Begini.. kamu coba telepon suamimu lagi. Coba buat foreplay dulu dengan omong-omong.
Setelah kamu agak panas, aku coba puasin kamu pake.. mmm lidah.. Sorry elo jangan kaget.
Gue cukup ahli dan pengalaman dengan yang satu ini. Gue nggak akan lebih dari itu.
Gue cuma mau bantu aja.. anggap aja gue sex machine deh..” katanya berusaha menjelaskan.

“Aduh Jan.. elo aneh-aneh aja.. ide gila darimana tuh..?
Aah.. paling kamu aja yang kepingin banget ML sama aku.. dasar..!!” Kataku tersenyum, bisa aja nih anak.

“Nggak Din.. bener deh, gue cuma puasin kamu pake lidah. Toh cuma pake lidah.
Gue nggak akan remas-remas elo kok, murni gue cuma ingin membantu.
Jadi elo telepon suami elo lalu gue jilatin punya elo. Elo bisa bayangin suami elo yang muasin..”
Katanya berusaha menjelaskan.

Hmmm sebenarnya boleh juga idenya. Just for sex.. toh kami tidak ML yang sebenarnya.
”Elo serius mau bantu Jan..?” Tanyaku lirih.

Seperti kerbau dicocok hidungnya, Januar menuntunku menuju telepon.
“Relaks saja non.. coba kamu telepon suamimu lagi..“ katanya..
sambil mengambil karpet dan menempatkannya di depan sofa.

Aku mulai menelepon suamiku lagi. “Hai honey.. masih kangen neehhh..!?“ Teriak suamiku.
”Aku masih belum puas pa.. please puasin aku lagi..” kataku mendesah.

Perlahan tangan Januar menyelusup ke balik rokku dan menarik perlahan celana dalamku.
Pelan dan lembut Januar mengelus bulu-bulu kemaluanku.

Ahhhh gila..!! Kenapa aku setuju saja dengan rencana gila Januar..
Tapi aku tidak berusaha menghentikan tangannya.. malah meletakkan kakiku ke bahunya.

Perlahan Januar mendekatkan kepalanya ke belahan pahaku.
Lembut sekali lidahnya mulai menyentuh permukaan klitorisku.

Ahh..setahun tidak disentuh benar-benar membuatku gemetaran.
Gila..!! Efeknya sampai segini hebatnya.
Sambil kupejamkan mata aku berusaha membayangkan suamiku.

Lidah Januar makin menggila, ujung lidahnya mulai masuk ke dalam miss V-ku..
Sementara jarinya memutar-mutar di klitorisku. Aaahhh.. rasanya bener bener nikmat.

”Gimana sayang..? Hhmmm enak ya..?” Bisik suamiku. Aku semakin keras melenguh..
”Gimana jilatanku sayang..? Hhmmm slruup..! Aahhh enak honey.. kamu sexy banget..!”
Bisik suamiku lembut.

Aaahhh.. kasihan suamiku..
Tidak tau dia kalau aku sedang dipuaskan oleh lelaki lain dengan menggunakan suaranya.

Ahhh.. aku memang gila. Januar memang benar.. jilatannya sungguh luar biasa.
Tampaknya dia sudah ahli dan sering melakukannya.

Suara suamiku mulai memburu.. mungkin dia juga mengocok batangnya.
Dan kakiku makin menekan membenamkan kepala Januar makin dalam.

Bunyi lidah Januar di memekku mulai berkecipakan. Entah suamiku mendengarnya atau tidak.. masa bodo.
Pokoknya aku harus harus mendapat orgasmeku.

Dan.. “Aaaahhhh..!!” Aku menjerit keras.. ketika Januar menyedot habis cairan cintaku.
Bersamaan dengan itu suamiku juga berteriak di balik teleponnya.. rupanya dia juga ejakulasi.

Januar tersenyum sambil bertanya dengan kode apakah aku puas..?
Gila.. gue udah teriak-teriak.. dia nggak tau kalo gue udah orgasme.

Tapi aku masih ingin mendapatkan orgasme yang kedua..
”Mas.. coba bisikkan kalo batang mas masuk ya.. aku pingin batang mas masuk..
Pplease.. aku kepingin neeehhh..” bisikku ke suamiku.

”Oke honey.. aku masukkan ya..? Tapi kamu harus teriak dong.. biar aku juga puas.. oke..?
Aku masukin ya..?” Suara suamiku gemetar menahan nafsu.

Januar kini kebingungan bagaimana memuaskan aku kalau permintaanku seperti itu.
Aku kode Januar untuk melepas celana panjangnya.

”Cepetan buka celana elo..!!”
Kataku tanpa suara.. tapi cukup jelas bagi Januar untuk memahami bahasa mulutku.

Januar terdiam beberapa saat dengan wajah bingung.. tapi dia cepat tanggap.
Perlahan dia meloloskan celana panjangnya.

”Gue masukin..?” Tanyanya tanpa suara.. sambil menunjuk ke arah memekku.
Wajahnya kelihatan belum yakin.

”Iya.. buka cepet..!!!” Mulutku teriak tanpa suara.. sambil menurunkan celana dalamnya.
Gila..!!! Punya Januar lebih besar dan lebih hitam dari punya suamiku.

Aku membuka pahaku lebar-lebar.
Dengan ragu-ragu Januar mendekatkan batangnya yang menegang hebat mendekat ke bibir vaginaku.

Sleckk.. sleck,.. sleckk..!! Dia menggesekkan batangnya ke klitorisku yang sudah memerah.
Gila.. enak sekali..!!
”Mas yo mas.. masukin.. aku udah pengen nehh..” bisikku ke suamiku.

Dari balik Telepon suara suamiku tambah memburu..
”Oke sayang.. aku masukin pelan-pelan ya.. hmmm.. enak kan..? Gimana.. udah masuk enak kan..?”

Aku kode Januar dengan kedipan mata untuk segera memasukkan batangnya.
Dengan sinar mata bertanya-tanya Januar mulai menekan batangnya..

”Masukin aja..!“ Mulutku berkata tanpa suara. Slebbbb..!!
Dan perlahan batang besar Januar mulai masuk sedikit demi sedikit.

Akhirnya blleessepph..!! Seluruh batang Januar tenggelam ke vaginaku.
Aku memekik.. “Aaaaakkkhhh..!!”

“Aduh honey.. kamu hebat..! Belum pernah kita ngeseks lewat telepon seperti ini.
Gila.. kamu bener-bener menghayati honey..!!” Teriak suamiku.

Sementara Januar mulai menggoyang pantat sexynya maju mundur. Semakin cepat dan semakin cepat.
Ughhhhh..!! Aku pejamkan mataku.. nikmatnya sungguh luar biasa..!!

Gesekan kulit kasar batang Januar sungguh memberi kenikmatan yang tidak bisa dikatakan.
Semakin cepat dan semakin dalam.. sehingga sofaku berderit-derit seperti hampir patah.
Aku tutup mulut Januar jangan sampai dia melenguh atau bersuara. Bisa berabe dong..!!

Akhirnya orgasmeku yang kedua tiba. Arghhhhh..!!
Sungguh merupakan kenikmatan yang tiada taranya.. sampai tubuhku terhentak berkali-kali.

Aku masih membayangkan batang Januar yang masuk ke tubuhku adalah batang suamiku.
Sorry Jan.. nggak mungkin aku membayangkan kamu. Oleh sebab itu aku menutup mataku.
Bagiku saat ini kamu adalah mesin seksku.. seperti yang kamu tawarkan.

Begitu aku selesai orgasme.. Januar mengerti bahwa dia harus berhenti..
Dia tau diri bahwa dia tidak boleh ikut memuaskan dirinya. Situasinya kurang tepat kalau dia ikut ejakulasi.

Sesuai janjinya sendiri bahwa dia hanya ingin membantu.
Aku sangat menghargainya. Dia mengerti aku tidak mau kalau spermanya memenuhi rahimku.

”Thanks honey.. aku puas sekali..” bisikku ke suamiku.
Sleppp..!! Perlahan Januar menarik keluar batangnya dari vaginaku.

”Apa kamu bener-bener puas sekarang sayang.. hmmm..? Suara suamiku masih bergetar.
“Thanks honey.. aku tutup dulu ya..mau pipis dulu..!” Kataku berusaha menutup pembicaraan.

Segera aku tutup telepon tanpa menunggu jawaban dari suamiku.
Aku langsung memandang Januar dalam-dalam..

”Thanks Jan.. kamu memang hebat.. kamu nggak papa nanggung begitu..? Atau aku bantu keluarin pake tangan..?
Sorry.. aku nggak mau kamu keluarin di dalam.. terimakasih kalo kamu paham..” kataku pelan.

”Din.. kayaknya kamu yang lebih gila.. maksud gue kan nggak sejauh ini..!” Kata Januar sambil memakai jinsnya.
”Sorry Jan.. menurut gue nanggung sih.. thanks ya.. elo memang sahabat yang baik.
Mungkin lain kali gue mau balas kebaikan elo tapi entah kapan..” kataku tersenyum.

Januar cuma menggeleng-geleng kepalanya dan kemudian mencium keningku sambil tersenyum.
”Aku pulang dulu..”
-------ooOoo-------

Di tempat tidur aku termenung. Hhhh.. gila juga dengan apa yang aku lakukan bersama Januar.
Tapi aku masih punya utang dengannya.

Pikiran nakalku mulai berkembang.. teringat dengan masa-masa gila dulu.
Mungkin tidak ada salahnya aku coba lagi sekali kali untuk variasi saja.

“Pagi Januar..!!” Sapaku senyum-senyum ketika melangkah masuk ruang kerjaku.
“Hmmm.. pagi Dina.. cerah banget neh..!” Kata Januar dengan senyum senyum nakal.

“Gimana tidurmu..?“ Tanya Januar sambil menyeduh kopi di sebelahku.
“Nyenyak. Nih sudah selesai aku periksa. Hari ini bisa masuk cetak kan..?”
Kataku sambil melempar bundel novelku ke mejanya.

“Hmm.. bisa sih tapi masih bisa diedit lagi untuk keduakalinya.. nanti malem aku kirim ke rumahmu..!?“
Katanya nyengir.
“Huh maunya..!” Kataku pura-pura sengit.

“Din gue serius neh.. kalo elo perlu lagi gue bisa bantu. Everything you want..” bisik Januar mendekati mejaku.
“Fantasi apapun gue bisa bantu.. termasuk apa yang pernah elo ceritakan.. gue ada temen yang bisa bantu juga..”

“Januar.. Januar.. elo pagi-pagi kok udah ngeres sih.. bikin ilfil tau nggak..!?
Dan jangan keras-keras.. malu sama orang lain.. gila loe..!” Bisikku melotot.

Seharian aku nggak konsentrasi kerja, kebayang terus dengan tawaran Januar.
Aku heran juga kenapa mendadak horny. Aku jadi kebayang permintaan suamiku yang aneh-aneh selama ini.

Apa coba..?
Berkali-kali dia memohon aku untuk threesome. Bukan threesome yang sebenarnya sih, cuma dengan dildo.
Kalo threesome yang beneran gak bakalan dia mau. Entah angin apa yang menyebabkan dia jadi ajaib begitu.

Terus terang aku keberatan. Ya iyalah.. apa enaknya bercinta dengan benda mati..?
Selama ini 2 dildo big size cuma jadi pajangan di dalam lemari pakaian kami.

Mending threesome beneranlah.. hahahaha..!
Tapi meski dulu aku bebas.. kalo threesome hiiii.. aku belum pernah melakukannya. Hehe.. enak kali ya.

Barusan aku dimarahin bos gara-gara salah melulu ketika presentasi rapat.
Hhhhh.. gila.. aku jadi kepikiran.. kalo horny begini badan jadi meriang.

Jujur aku jadi pengen coba threesome sih.. mumpung gak ada suami.
Sekali aja kan gak terlalu parah. Itung-itung refreshing.

Aduh.. iya nggak.. iya.. nggak.. hmmm jadi timbul ide.
“Jan.. gimana kalo novel gue.. kita edit sekali lagi nanti sore..?
Mungkin bisa ajak temen lain yang mungkin bisa kasih masukan..” kataku dari telepon.

“Oke Din.. kita cek lagi.. nanti gue ajak Dony yang ahli memberi ‘masukan’.. jam 7 malam ya..? Oke..“
Suara Januar terdengar gembira.
-------ooOoo-------

Deru mesin mobil Januar terdengar dimatikan di depan pagar. Hhhhhh.. gue grogi juga nih..!
”Hai Jan masuk dong.. eh Dony ya..? Duduk deh.. gue ambilin lemon tea dulu ya..?”
Suaraku agak gemetar, maklum grogi. Hmm.. ganteng juga temen Januar. Kayaknya bakal asyik malam ini.

Sambil memencet tuts angka ditelepon untuk menghubungi suamiku.. Januar sudah mulai bergerilya.
Aduh anak ini gak bisa nunggu sebentar. Sementara Dony cuma senyum senyum di sofa.
Mungkin Januar sudah cerita karena dia nggak kelihatan canggung.

“Hai mas.. gimana..? Masih sibuk..!?” Teriakku lewat telepon..
”Aduh honey.. untuk kamu nggak ada sibuk deh..
Eh.. mas kok jadi kepingin lagi ya sayang.. kemarin kamu hebat deh..”

Hore..!!! Pucuk dicita ulam tiba..!! Seruku dalam hati.

“Iya nih mas.. Dina juga kepingin lagi neh..“ bisikku mesra.
Gila..! Januar sudah menurunkan celana dalamku..!

“Dina jadi kepikiran nih mas.. Dina pengen nyenengin mas deh..!
Dina mau kok sekarang nyoba threesome pake dildo. Gak papa demi mas..
Mumpung mas nggak di depan mata. Malu kalo threesome di depan mas..”

“Bener nih honey..!? Ahhh.. kamu memang baik sekali. Bener nih pengen nyenengin mas..?
Tapi gimana dong..? Kamu kan nggak bisa pegang dua-duanya..? Siapa yang pegang telepon..? Tanyanya.

“Loooo.. kan bisa pake speaker. Ini nih.. dua dildo udah di depan mata Dina mas.
Ayo dong mas mulai.. aku jilat ya sayang..?” Bisikku berusaha merangsangnya.

Gila..! Batang Januar dan punya Dony udah di depan hidungku. Kapan mereka melepas baju..?
Aku ragu ragu untuk meneruskan..

”Jan.. sorry.. gue emang free.. tapi gue gak pernah oral tanpa kondom.. so please oke..?”
Bisikku sambil menutup telepon dengan tangan.

“Arrgggh sorry Din gue gak bawa.. aduh sorry banget..” Wajahnya menyesal.
Ahhh whatever..! Gue lumat batang Januar dan Dony bergantian.

Sengaja suaraku aku keraskan.. agar suamiku mendengar.
Kecipakan bunyi mulutku bercampur dengan erangan membuat suamiku blingsatan.

“Ahhh.. honey.. sexy banget.. beruntung banget itu dildo..!!
Aahhh.. anggap itu batangku ya sayang please..!!” Rintih suamiku.
Kulihat Dony dan Januar nyengir mendengar komentar suamiku.

Gila.. ternyata melumat 2 batang bersamaan memberi sensasi sendiri.
Perasaan aneh.. tapi gila.. enak banget..!

Ujung batang mereka aku jilati sampai ke bawah perlahan.
Uhh.. gedeeeee dan kelihatan sexy sekali.

Sementara Dony dan Januar mulai merintih menikmati sedotanku. Hhmm.. wangi sekali batang mereka.
Aku berhenti melumat karena suara mereka makin lama makin keras.

”Hei berdua..! Jangan mengerang dong..!!” Aku melotot sambil bicara tanpa suara.
“Ah.. sayang.. dildonya yang satu sekarang masuk ya..? Anggap itu punyaku ya sayang..!” Erang suamiku.

Sekarang Januar dan Dony saling tunjuk siapa duluan sambil menoleh kepadaku minta persetujuan..
Bre*g*ek.. bikin ilfil saja mereka berdua.

Aku tarik batang Dony yang memang lebih menarik karena lebih besar.
Gimana ya kalo yang besar..? Pastinya lebih enak.

“Ahhh mas.. punya mas aku masukin ya..?” Aku tarik batang Dony mendekati miss V-ku..
Slebbb.. perlahan Dony memasukkan batangnya.. Uufff.. sesak sekali.

“Aduh mas punya mas besar banget..!! Aduh jangan cepet-cepet..!!”
Aku teriak ke suamiku.. gara-gara Dony terlalu bernafsu memasukkan batangnya..

”Aduh Din .. aaaarrgghhh aku keluar duluan..!!! Aahh sorry Din..!!”
Teriak suamiku dari telepon.. rupanya suamiku terlalu cepat mengocok batangnya.

“Gak papa mas.. udah dulu ya.. tapi aku mau terusi dulu nih.. gak papa ya kalo teleponnya ditutup..?
Mas kan udah puas.. Dina tutup aja ya sayang.. biar bisa konsentrasi neehhh..!” Rayuku.

Begitu aku letakkan gagang telepon.. Dony dan Januar langsung membopongku ke tempat tidur.
3 jam penuh mereka menggilirku gila-gilaan. Mereka bisa memberiku kepuasan yang tiada taranya.

Sempat juga 2 batang mereka masuk bersamaan ke miss V ku.
Heran bisa masuk juga, tapi rasanya sakit. Kalo anal gue nggak mau.
-------ooOoo-------

Tengah malam suamiku menelepon ganti. Sementara aku masih disetubuhi Januar dari belakang.
Aduh.. sulit banget menutup erangan.. habis nikmat sih..

Ups.. suamiku agak curiga. Untung Januar dan Dony menghentikan hentakannya. Ouwghh.. Gila..!!!
-----------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------
 
---------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------

Cerita 107 – Affair Sekantor..!?

Episode Pertama – Cik Ling, Istri Bosku

Cerita ini bermula
ketika aku bekerja di Semarang.. pada saat itu usiaku baru 25 jalan 26 tahun.
Ya.. aku bekerja di tengah lingkungan orang-orang keturunan Chinese yang kebanyakan perempuan.

Saat ini aku telah berumur 35 tahun.. tetapi belum menikah.
Namun aku sudah punya pacar yang jauh tempatnya. Aku ingin menceritakan sedikit pengalamanku.

Sejujurnya.. Istri bossku itulah yang merenggut keperjakaanku.
Diawali oleh suaminya yang menjalin affair dengan seorang perempuan marketing dari Jakarta.

Memang aku kalau melihat istri bossku, aku jadi 'kasihan'. Walau sudah punya 3 anak..
Tapi kulihat akhir-akhir ini makin tambah seksi terutama kedua buah dadanya yang membesar.

Aku tau dia ikut fitness rutin dan body building di salah satu sanggar senam.
Mungkin untuk mengimbangi WIL suaminya yang memang sangat seksi dan suaranya kalau telepon..
Uhhh.. minta ampun.. merdu sekali..!!

Makanya bossku sampai klepek-klepek seperti burung tak berdaya.
Bossku orang sangat kasar.. selalu ingin menang sendiri dan otoriter pada istrinya.

Tidak malu dia memarahi istrinya di depan karyawannya. Tapi anehnya aku cukup dipercaya.
Itu dibuktikan ketika bossku suka cerita soal keluarganya.. anak-anaknya juga.

Aku yang paling dipercaya boleh masuk di rumah.. bahkan di ruang pribadinya.
Wah.. hebat sekali. Kapan aku punya kamar begini.. tempat tidur yang luks dan enak sekali.

Aku bekerja di kantor, di bagian ekspor dan komputer. Soal komputer aku paling pandai.
Komputer inilah yang membuatku lebih dekat dan mendekati wanita yang paling cakep dan seksi di kantorku.

Terus terang aku sekarang punya affair dengan manager keuangan.. paling cantik dia di kantorku.
Seksi..? Bolehlah. Tapi aku sangat ingin menikmati seks dengan Cik Sasa.

Wuah.. aku suka membayangkan menggumuli tubuhnya yang seksi. Apalagi kalau aku melihat dari belakang.
Paling membuatku tidak tahan. Habis.. Cik Sasa punya pantat yang aduhai.. dan sangat merangsangku.

Apalagi kalau dia memakai celana panjang. Wuah.. kejantananku ini tegang minta ampun..
Keras sampai maksimum. –15 cm dengan diameter 3.5 cm–

Aku suka membayangkan melakukan senggama dengannya dari belakang berposisi dia menungging.
Selain itu aku juga ingin menikmati seks dengan adik ipar istri bossku, Cik Nina namanya.

Aku terobsesi menikmati tubuhnya yang sangat seksi.
Adik ipar bossku ini lebih seksi segalanya dibandingkan Cik Sasa dan Ima.. –Manager Keuangan..–

Kalau ke kantor.. wah pasti dia selalu berpakaian seksi dan ketat.. sangat merangsang.
Tubuhnya yang memang berbodi gitar, buah dadanya besar, ukuran 36 kali. Mungkin sih.

Wah.. aku ngiler kalau dia menemuiku dan bicara soal internet dan komputer.
Aroma tubuh dan polah tingkahnya.. wualahhhh.. seolah sangat menantangku.

Aku juga ingin menikmati tubuh Cik Nia. Cik Nia ini karyawan di bagian pemasaran.
Progresku dengannya.. aku baru sampai pegang-pegangan tangan saja dengan Cik Nia.
Rambutnya sebahu, aku paling suka dengan kedua buah dadanya yang besar juga.

Dengan Ima.. aku baru sampai pegang paha dan cubit bagian atas buah dadanya.. dan dia diam saja.
Atau malah membalas manja kalau kami naik mobil. Ugghhhh.. apa ngga membuatku kejang-kejang..!?

Dengan Cik Sasa, aku baru sampai pada tahap pegang-pegang tangan dan pinggang..
ketika aku mengoreksi pakaiannya yang seksi..
–Padahal aku pengen memegang pinggang dan tubuhnya..– tiga minggu lalu.
Cik Sasa adalah peragawati di kantorku.

Tapi bak durian runtuh.. aku malah bisa menikmati tubuh istri bossku yang tak pernah kuduga.
Dengan kekasihku sekarang, aku belum pernah melakukan hubungan seks.
Paling bercumbu sampai aku telanjang dan dia tinggal CD-nya saja.

Kuharap ini kekasihku yang terakhir. Terus terang aku ingin menikahinya.
Makanya aku tahan keinginan seksku padanya sampai pernikahan kami nanti.
------ooOoo------

Dua bulan lalu.. kira-kira jam 9 malam, aku ditelepon istri bossku untuk menemuinya di hotel Santika.
Dari suaranya, pasti ada masalah dengan suaminya. Hampir jam 10 malam aku baru sampai di lobby hotel.

Dari lobby, aku kontak Cik Ling dan menyarankan aku lewat lift dari basement dan langsung masuk ke kamarnya.
Aku turun ke bawah.. –basement– dan dari sana aku dengan lift naik ke lantai 6.

Aku memencet bel kamarnya dan dibuka oleh Cik Ling sendiri..
Saat itu Cik Ling mengenakan kaos dengan bukaan rendah dan celana pendek.

Wuah.. aku terkesiap melihat bukaan dadanya yang makin montok..
Sampai membuatku berpikir yang bukan-bukan dengannya.

Di kantor.. kalau aku menghadapnya.. –Cik Ling juga direktur keuangan..–
Aku seolah dibiarkannya melihat belahan dadanya. Bukannya ditutup –mestinya bisa..– dengan blasernya..

Tapi blazer ditegakkan saja dan dibuka lagi.. seolah membiarkan kedua belahan dadanya untuk kunikmati.
Belahannya putih agak kecoklatan.. dengan leher panjang. Glekk..!! Wah.. aku menelan ludahku sendiri.

Aku dipersilakannya masuk dan duduk. “Di mana koh Edward –suaminya..– Cik..?” Tanyaku.
“Ooo.. dia lagi ke Jakarta..” katanya seperti tak bersemangat.

“Ada apa sih Cik.. kok malam-malam begini..?” Tanyaku masih belum ngeh.
Cik Ling mengambil dua minuman coke dan mematikan TV kemudian duduk di kursi..
–Dia menariknya ke arah tempat tidur– agak menghadapku.

Kemudian Cik Ling menyerahkan Coke padaku dan aku minum hampir setengahnya.
Cik Ling mulai gelisah dan aku ulangi bertanya lagi.. “Ada apa Cik..?”

Dengan menahan tangis Cik Ling lantas menceritakan WIL suaminya yang di Jakarta.
Cik Ling memang sudah tau perselingkungan suaminya itu.
Tadi sebelum ke Jakarta, Cik Ling pesan agar Ko Edward hati-hati.

“Kurang apa sih aku ini..?” Katanya mulai tercekat tangis. “Aku istri baik.. memberikan padanya tiga anak..”
Ya.. Cik Ling menikah sangat muda dengan tiga anak. Anak yang bungsu sudah kelas 1 SD.

“Aku juga ikut senam dan membuat tubuhku tambah seksi..” katanya melanjutkan sambil menangis.
“Sejak suamiku punya WIL, aku dibiarkannya merana dua tahun terakhir ini..” lanjutnya sambil menangis.

Nah loh..!? Aku hanya bisa terpaku mendengar itu semua, tidak tau apa yang harus kukerjakan.
Apalagi ketika dia tambah menangis keras. Kedua tangannya menutup wajahnya yang tertunduk.
Wah.. untung ruangannya kedap dan terkunci.

Lalu perlahan kutarik kursiku dan duduk lebih dekat dengannya, di depannya.
“Cik..” kataku memecah kesunyian. “Cik Ling sabar ya..? Pasti ini akibat Puber kedua..” kataku sok tau.

Aku memberanikan memegang pundaknya dan kepalanya.
Cik Ling terdiam mendengar perkataanku seolah membenarkan.

Ko Edward usianya 45 tahun, Cik Ling 37 tahun usianya.
Jadi kupikir puber kedua setelah membaca buku psikologi yang pernah kupelajari.

Cik Ling memandangiku sebentar dan kemudian meledak tangisnya.
Dan ya ampun.. dia merebahkan kepalanya di pahaku..!! Anjrittt..!!
Waduhh.. mati aku..!!
Aku nggak bisa menahan sesuatu yang bergerak mengeras di balik celanaku.

Kuelus lagi kepalanya dan beberapa nasehat meluncur dari mulutku.. sementara pikiranku macam-macam.
Apalagi aku bisa melihat belahan punggungnya..!! –Karena pakai kaos rendah..–
Kok nggak pakai BeHa..!? Batinku.

Kuraba kepala dan pundaknya.. kulihat tangisnya mereda walau belum selesai benar.
Karena aku tidak tahan dengan birahi di dadaku..
Tanpa ragu kutelusurkan saja tanganku ke arah punggungnya yang terbuka bagian atas.

Aku saat itu sudah ‘sangat sengaja’ melakukannya meskipun masih dengan takut-takut.
Oh my God.. Cik Ling diam saja ketika aku melakukannya.

Kuelus leher belakang.. kepala belakangnya dan kuberanikan mengangkat kepalanya..
dengan memegang kedua pipi dan telinganya dari samping.

“Cik Ling..” kataku sambil mata kami berpandangan.
Kuambil sapu tanganku dan kuusap air mata di wajahnya. Bibirnya bagus sekali.. pikirku.
Ini kali pertama aku melihatnya sedekat ini.. apalagi dia adalah direktur keuanganku.

Kami berpandangan. Dan ya ampun.. dia memejamkan matanya dan membuka sedikit mulutnya.
Aku jadi ingat kekasihku kalau kami mau bercumbu ..
Dia akan pejamkan matanya dan bibirnya dibuka sedikit. Mirip sekaleeee..!!

Kasihan Cik Ling.. aku pikir pastilah suaminya sudah lama sekali tidak menjamahnya.. menyetubuhinya.
Karena kesempatan itu datang.. langsung 'kuraih' saja bibir Cik Ling.

Cup.. cup..!! Kukecup beberapakali.. sebelum akhirnya aku mengulum bibirnya..
Dan responsnya sungguh di luar dugaan.. dan sungguh luarrrr biaaaasaaaa..!!

Cik Ling membalasnya..!! Dengan bergairah. Oh God.. aku serasa mendapat durian runtuh malam ini.
Pikiranku sudah dipenuhi dengan birahi.. dan ingin menikmati tubuh Cik Ling di Hotel Santika malam ini.

Ahh.. lembut sekali bibirnya.. kami menikmatinya dan lidahnya, lidahku menari-nari.
Kutelusuri lehernya yang panjang dengan mulutku.. sementara tanganku memegangi tangannya.. meremasnya.

Ahh.. Cik Ling seolah kegirangan menyambut cumbuanku. Dia pasrah.
Apalagi ketika tanganku mulai merambati pinggang dan menggapai kedua bukit di dadanya..

Kuelus dari luar kaosnya yang tanpa BeHa itu. Aku menikmatinya..
Sementara mulutku menelusuri lehernya dan turun lagi memutari dada atasnya.
"Ssshhhh.. ahhhh.. Joo.. sshh.." Cik Ling mendesah-desah dan mendesis kegirangan.

Lalu kami berdekapan. Kutuntun Cik Ling ke arah tombol musik yang tersedia.
Kemudian kuraih chanel yang tersedia di hotel.

Kami berdekapan lama sambil berdiri mengikuti irama musik instrument.
“Aku milikmu Jo, malam ini..” kata Cik Ling memecah kesunyian.

Aku dipanggilnya dengan Jo.. seperti yang biasa dia lakukan di kantor.
Dia berkata begitu sambil tangannya melepas celanaku.. bajuku dan semua yang melekat padaku.
Kini aku berdiri telanjang di depannya.. aku pasrahin saja.. dengan batangku yang telah menegang keras.

Didekapnya aku.. diraba dan elusnya batang kejantananku yang sudah mengejang keras.
Deg-deg-deg-deg-deg..! Jantungku serasa lepas. Ughh..!! Cepat sekali detaknya..!!

Lalu kami bercumbuan lagi. Aku membalikkan tubuhnya dan kucumbui Cik Ling dari belakang.
Mulutku menelusuri lehernya.. punggungnya.. pipinya, telinganya..

Lalu dilingkarkannya tangan Cik Ling di kepalaku.. kulumat bibirnya.
Tanganku meremas kedua bukit dadanya dengan lembut.. membuat gumpalan itu makin mengeras.

Cik Ling menggeliatkan tubuhnya.. melengkung ke depan. Ahh.. pemandangan yang indah kulihat.
Kulepas kaos merahnya. Ahhh.. betapa indahnya kulihat buah dada Cik Ling. Masih kencang dan cukup besar.

Putingnya berwarna coklat sangat ranum.. dan kini telah mengacung keras.. membuatku lebih terangsang.
Untuk segera memetiki kedua ujung buah dadanya yang siap panen dan kunikmati dengan mulutku.

Kubiarkan Cik Ling menikmati sensasi-sensasi yang kustimulasikan pada tubuhnya.
Cik Ling membiarkan aku meremasi lembut kedua buah dadanya.
Kulihat Cik Ling memejam dan menggeliat-geliat melengkung ke depan.

Aku ingin menelanjanginya. Kuraih celana pendeknya dan kulorotkan ke bawah.. Cik Ling melepas sendiri.
Aku sekarang dapat melihat gundukan daging nikmat di balik celana dalamnya.

Rambut di atas belahan nikmatnya terlihat rapi.. tidak terlalu panjang. Ehmm.. sungguh menggairahkan..!!
Sreppp..!! Kuraba gundukan itu.. "Nggghhh.." Cik Ling bertambah menikmati dengan desah dan geliatnya.

Kustimulasi dengan kedua tanganku sesaat.. hingga akhirnya tanganku kumasukkan ke celana dalamnya.
Kutarik perlahan lalu kulepaskan.. sekarang aku benar-benar melihat Cik Ling telanjang di dekapanku.

“Basah Cik..” kataku.
“Iya.. aku sudah nggak tahan Jo. Aku sangat menikmati cumbuanmu sampai sekarang.
Aku ingin kau membuatku terpuaskan Jo. Ayo lakukanlah..!” Pinta Cik Ling dengan manja padaku.

“Tapi Cik.. aku ..” aku ingin katakan bahwa aku belum pernah melakukannya pada wanita.
Namun gelora birahi di dadaku memuncak.. batang kejantananku sudah tidak tertahankan lagi.

Cik Ling kupeluk erat dan membiarkan kepalanya bersandar di dada kiriku.
Ahh.. manja sekali Cik Ling ini.. pikirku. Cup cup.. cup..! Kukecup pipinya.. dahinya. Kukecup telinganya.

Terlihat Cik Ling sangat menikmati sensasi gelora seks yang kulakukan padanya.
Kubalikkan tubuhnya lagi dan Cik Ling berhadapan denganku. Aku mencumbuinya lagi.

Dibiarkannya mulutku menelurusi leher dan dadanya.
Aku hampir tidak tahan menahan geliat tubuhnya. Apalagi ketika aku sampai di dadanya.

Ahh.. aku sangat menikmati kedua buah dadanya.
Kuputar lembut dan membuat Cik Ling membusungkan dadanya.. sehingga aku semakin leluasa.
Lenguhan.. desahan.. dan geliatnya makin membuat birahiku meledak-ledak.

Kupaguti bergantian kedua buah dadanya. Kukulum kedua putingnya bergantian.
Membuat tubuh Cik Ling makin menggeliat.. hingga akhirnya aku tidak kuat lagi menahan tubuhnya.
Kubiarkan terjatuh di tempat tidur.

Kubiarkan Cik Ling makin ke tengah tempat tidur. Aku memandangi tubuhnya yang indah.
Cik Ling membuat gerakan-gerakan yang menandakan letupan birahinya..
Sehingga membuatku sangat terangsang.

Apalagi ketika dibukanya kedua kakinya dengan diangkat pahanya.
Aihhhh..!! Betapa menggairahkan. Kulihat lagi gundukan hitam di puncak selangkangannya.

Malam ini.. pastilah akan menjadi malam pertamaku menyetubuhi wanita.
Dan Cik Ling-lah yang akan membuatku tidak perjaka lagi. Ini tekadku malam ini.
Aku ingin memberinya kesan dan sensasi yang mendalam tentang diriku.

Kudekati tubuh Cik Ling dari samping. Tangannya menarikku. Kucumbui Cik Ling lagi.
Aku mencumbuinya dari atas ke bawah dengan tubuhku merambat di atasnya.

Kunikmati kedua bukit dadanya dengan leluasa.. dan tanganku menggapai kedua kakinya..
Lalu menelusuri liang senggamanya, membuat Cik Ling menggeliat mendesah lagi.

Kutelusuri perutnya akhirnya aku sampai di liang senggamanya. Oh.. wangi sekali.. pikirku.
Tapi belum sempat aku bertindak lebih lanjut, diraihnya batang kejantananku dan dikulumnya.

“Shhhh.. Cikkkhh...” Aku mendesis kenikmatan. Slropp.. slrop.. grogh.. glrogh.. clopp slropp.!!
Disedotnya batang kejantananku hingga masuk penuh di mulutnya.

Ohh.. ini pertamakali mulut wanita mengulum batang kejantananku. Aughhh..!! Betapa nikmatnya..
Sampai aku hanya bisa berkata.. “Ooohh Cik.. ahh..” dan pinggulku tergoyang-goyang..
tanpa bisa dicegah.. mengikuti sensasi yang Cik Ling berikan melalui batang kejantananku.

“Oooh Cik, saya nggak kuat, mau keluar Cik..” kataku. Tapi tak ada sahutan.
Yang ada hanya isapan dan kuluman yang makin membuat batang kejantananku makin mengeras.

Aku mencoba menahan diri dengan menikmati liang senggamanya dengan mulutku.
Akhirnya aku tidak tahan dan kumuntahkan sperma hangatku penuh di dalam mulut Cik Ling.
Aku terdiam. Inikah namanya orgasme..?

Kulihat Cik Ling sangat menikmati dengan apa yang baru saja terjadi.
“Thanks ya Cik..” kataku. Dia hanya tersenyum tipis dan memelukku.

Kucumbui lagi Cik Ling. Aku sangat suka menikmati kedua buah dadanya dengan putingnya yang ranum.
Hal ini membuat Cik Ling bergelinjang kenikmatan.

Kalau mulutku memaguti dan menggulumi yang kiri.. tangan kananku meremas lembut yang kiri, begitu sebaliknya.
Aku seperti bayi yang menikmati ASI dari samping. Kulihat gerakan kakinya yang merangsangku.

Lalu sambil mulutku mengulum buah dadanya.. kujulurkan tanganku menggapai liang senggamanya.
Cik Ling sepertinya makin menikmati permainanku ini. Kuelus liang senggama dan sekitarnya.
Membuat gerakan kakinya membuka lebar.. semakin lebar menantiku menyetubuhinya.

Kurasakan liang senggamanya yang makin membasah.. dan akhirnya ketika kedua kakinya masih mengangkang..
aku lantas perlahan bergerak dan memposisikan diriku berada di antara kedua kakinya.

Kupandangi liang senggamanya dan kunaikkan kaki kirinya. Cup.. cup.. slrupp.. cup..!!
Aku menciumi pahanya lembut menukik ke bawah dan akhirnya aku mencumbui liang senggamanya.

Kepalaku diremas-remas dan ditekannya, kudengar geliat dan desahnya makin menjadi-jadi.
Kedua kakinya terbuka lebar di depanku. Aku sangat menikmati liang senggamanya.

Slrupp.. slrupp.. clrupp..! Kuisap cairan dari liangnya. Ini kali pertama aku mencumbui liang senggama wanita.
Aku mulai merasakan cairan dan membuatku makin terangsang..

"Ohhh.. Joo.. ayoo.. ohhhh..!!" Desah Cik Ling memintaku agar aku segera menyelesaikannya.
Ditaruhnya kedua kakinya di pundakku.. mempertontonkan benda nikmat di selangkangannya.

Tak lama.. batang kejantananku yang sudah kembali menegang kutuntun memasuki liang senggamanya.
Slebb.. slebb..!! Kumasukkan sedikit demi sedikit.. kemudian kuputarkan di seputar liang senggama Cik Ling.

"Nghhhhh.. ohhhh ohhh.. Jooo..!!" Cik Ling melenguh meluapkan kenikmatan sejadi-jadinya.
Slebb.. jlebb..!! Aku memasukkan lagi dan lebih dalam lagi dan.. blesseph..!! “Nghhhh.. ohhh Jooo..!!”

Akhirnya tertanam penuh di liang senggama Cik Ling.. disertai erangannya meluapkan nikmat birahi.
Kupegangi kedua tangannya, aku diam sejenak merasakan sensasi kenikmatan di sekeliling batang kejantananku.

Crebb.. crebb.. clebb..!! Lalu kugoyangkan lembut sementara mulutku menikmati kedua puting susunya bergantian.
Aku terus menggoyang lembut di seputar dinding kemaluannya. Aku merasakan Cik Ling mau orgasme.

Clebb-clebb-crebb-crebb-crebb-clebb-clebb-clebb-crebb..!! Kupercepat goyanganku.
Beberapa saat kemudian kudengar suara teriakan tertahan.. “Ahhhh.. Jooooo.. hhhh..!!”

Kurasakan tubuh Cik Ling mengejang dan liang nikmatnua menjepit batang kejantananku kuat-kuat.
Seketika itu aku merasakan spermaku mau keluar lagi. Crettt.. crettt.. crett.. crett.. crett..!!

Muncrat menyemprot deras.. kali ini di kedalaman liang nikmatnya yang berkedut-kedut.
Akhirnya aku menikmati saat akhir yang sangat menggairahkan. Cik Ling mencapai orgasme.. juga aku.

Aku merasakan sangat kenikmatan. Ahh..!! Aku kini tidak perjaka lagi. “Thanks ya Cik..” kataku.
Kukatakan itu ketika aku mengecup telinganya.. bibirnya.. dahinya dan menelusuri lehernya..

Juga di setiap jengkal kedua bukit dadanya yang meninggalkan warna kemerahan.
Tangannya masih agak menggelepar di kanan kiri seperti pelepasan.

“Cik.. ini kali pertama aku menyetubuhi wanita..” kataku melanjutkan. Cik Ling tersentak..
“Aihh.. sungguhkah, Jo..!?” Serunya seolah tak percaya apa yang barusan kukatakan.

Aku meyakinkannya.. “Cik Ling-lah yang merenggut keperjakaanku malam ini..”
Kataku lagi.. sambil mengecup dahi dan pipinya. “Ohh.. Jo.. makasih yaa..” bisiknya mesra sekali.
Aku dipeluknya erat lagi dan aku membalasnya.

Malam itu aku tidur di hotel sampai pagi dengan kehangatan tubuh Cik Ling di pelukanku.
Rasanya tubuh Cik Ling menjadi selimut hangat buatku.
-------ooOoo-------

Pagi-pagi aku pulang ke rumah dan masuk kerja seperti biasanya walau aku merasa ngantuk.
Tapi aku minum obat penguat agar tidak ngantuk.. dan terbukti cukup kuat menahan rasa kantukku.

Apalagi juga dengan kedatangan Cik Ling. Senyumnya sungguh beda. Aku suka.
Dan lagi-lagi.. aku sangat tertarik dengan kedua buah dadanya yang pagi itu nampak lebih mempesona buatku.

Cik Ling sepertinya bangga.
Aku diteleponnya dari ruangannya dan berkata terimakasih dan senang karena dapat membuatku tidak perjaka lagi.

Gila..! Pikirku. Pengalaman dengan Cik Ling membuatku makin terobsesi menikmati tubuh gadis dan istri orang di kantorku.
Aku ingin menikmati tubuh Cik Sasa. Aku ingin menyetubuhi Ima.. Nia dan Cik Nina.. adik ipar Cik Ling.

Gila..! Ketika aku menulis tulisan ini.. aku sudah makin jauh dengan Nia. Dia istri Mas Budi.
Aku ingin menikmatinya. Dan sudah kurencanakan di hotel dekat dengan rumahnya.

Aku sudah belikan dia daster hitam untuk dipakai nanti.
Dan ternyata dia menerimanya dengan suka hati. Ada hotel berbintang di sana.

Sementara dengan Cik Ling, aku masih terus berhubungan.
Yang paling gila adalah aku menyetubuhinya di rumahnya sendiri, di sofa di ruang multimedia.

Dia memanggilku ke sana saat suaminya ke luar negeri dua minggu lalu.
Karena memang aku pandai komputer dan multimedia. Jadi Cik Ling memakai alasan itu.

Aku menyetubuhinya berkali-kali dan Cik Ling mengajariku berbagai posisi. Aku paling suka posisi dogy style..
Padahal sudah kurencanakan mau kuterapkan nanti untuk Cik Sasa.. entah kapan, tapi menjanjikan. Ahhh..!!

CONTIECROTT..!!
---------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd