Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------

Cerita 104 – Gejolak Gairah Terpendam..

[Part 2.3] Akibat Lembur

Keduanya lalu terduduk
lemas di sofa.
Kini Rita tanpa malu-malu lagi menyenderkan kepalanya di dada Pak Darius yang berbulu lebat.

“Maaf yaa Pak.. kalau tadi saya judes..” kata Rita membuka percakapan.
“Karena pada dasarnya saya tidak suka orang lain mencampuri urusan pribadi saya..”

“Gak apa-apa koq, bu. Memang salah saya. Kata-kata saya tadi memang kelewatan.
Dan saya berpikir ibu pantas untuk marah..” jawab Pak Darius.

“Lagipula apa yang selama ini saya bayangkan sudah terlampiaskan..” sambung Pak Darius.
“Maksud bapak..? Selama ini bapak sudah merencanakan hal ini..?” Tanya Rita curiga.

“B-b..bukan, bukan.. yang tadi spontan koq, bu. Maksud saya, sejak pertama mengenal ibu sekitar setahun yang lalu..
Saya selalu mengagumi ibu. Terutama keramahan ibu.. membuat ibu berbeda dengan karyawan yang lain.
Selain itu kecantikan dan kemolekan ibu membuat saya sering berpikiran ngeres..
sehingga selama ini saya suka membayangkan ibu telanjang seperti ini sambil onani di toilet atau di kamar saya.

Awalnya saya tidak ada maksud sampai nekat seperti ini. Tapi tubuh montok ibu yang selalu kebayang di kepala saya..
membuat saya nekat. ” terang Darius dengan jujur.
Rita menghargai kejujuran Pak Darius, lagipula di sisi lain ia juga menginginkannya setelah menunggu sekian lama.

“Apalagi saya sudah lama saya tidak ngerasai ngewe dengan perempuan sejak ditinggal istri saya.
Mau maen sama perek, takut kena AIDS..” sambung Pak Darius. Penjelasan Pak Darius membuat Rita tersenyum geli.

Lalu mereka kembali tenggelam pada percakapan yang akrab seperti sebelumnya.
Sambil mendengarkan cerita, tangan Rita meraih penis hitam Pak Darius yang sudah melemas.

Dielusnya secara perlahan-lahan. Elusan lembut jemari Rita pada penis Pak Darius membuat penisnya kembali tegak berdiri..
Sehingga sang sang Satpam itu bergetar dan menggelinjang tak kuasa menahan nafsu. Hal itu membuat Rita tersenyum tertahan.

Sembari menikmati elusan lembut jemari Rita pada penisnya.. pandangan matanya tak ingin lepas dari kesempurnaan Rita.
Wajah cantik lembut dengan rambut yang terurai indah.. kulit putih mulus yang memancarkan keharuman mewangi.
Payudara sempurna yang sintal dan menggairahkan, pinggang ramping, pantat bulat.

Rita diam saja tanpa mempedulikan kekaguman Pak Darius kepadanya dan meneruskan memainkan kemaluan pria tua itu.
Pak Darius buru-buru sadar dari rasa kagum yang membuatnya terbengong-bengong dan segera kembali ke posisi semula.
Ia menyenderkan kepalanya ke belakang dan membiarkan wajah Rita yang berada di dekat penisnya.

Saat itulah, tanpa malu-malu pria tua itu meraba-raba tubuh Rita membuat wanita cantik itu menggelinjang.
Wanita muda yang statusnya adalah istri orang itu pun..
tak kuasa menahan desahan demi desahan yang terus menerus keluar dari bibir mungilnya.

“Auhhhhhmmm.. paakkk.. jangan.. aaaaahhhh..” tangan Rita tak beranjak dari penis Pak Darius.
Terus meremas dan mengocok penisnya yang besar dan hitam..
Sementara sang Satpam terus memainkan tangannya dengan lihai di tubuh dan payudara Rita.

Melihat Rita keenakan.. Pak Darius terus memainkan jari-jari tangannya di payudara dan ketiak Rita
“Aaaahh, paaaakkkkk.. ouuuhhh, jahaaaat.. geli ahhhh..!!” Rita masih memejamkan mata.
Ia membiarkan saja tangan Pak Darius bergerak nakal menyusuri setiap inci tubuh telanjangnya.

“Pak..?”
“Iyaaa.. bu?” jawab Darius
“Pak.. aku ingin.. mmm.. boleh aku..?” Tanya Rita malu-malu.

“Mmm.. Mau nggak bapak bercinta lagi dengan saya..?
“Jelas mau donk, bu, tapi eehhmm.. boleh nggak..?” Tanya Pak Darius ragu-ragu.

“Boleh apaan, Pak..?” Rita memotong tidak sabar.
“Eng.. anu.. boleh ngga saya pengen coba gaya lain ya, seperti di film-film be-ep barat..?” Jawab Pak Darius.

“Terserah bapak deh.. yang penting saya pengen ngerasain penis bapak lagi..” jawab Rita.
“Siiiipp bos..” jawab Darius mantap.

Lalu Pak Darius mengatur posisi Rita sedemikian rupa..
sehingga wanita cantik itu kini duduk berhadap-hadapan dengannya.

Ditatapnya wajah Rita yang cantik itu..
Wajah itu terlihat sangat penuh birahi, membuat Pak Darius merasa kenikmatannya bertambah.

“Sekarang ibu yang goyang ya..” kata Pak Darius.
Rita mengangguk dan menyambut ajakan Pak darius dengan senyum penuh birahi.

Kaki Rita sekarang melingkari pinggul Pak Darius.. lalu keduanya bergantian menggerakkan pinggulnya..
membuat kemaluan mereka yang bersatu kembali terbenam dalam sensasi seksual yang menggebu.

Rita mulai menggerakkan pantatnya maju mundur.. sementara laki-laki tua itu mengimbanginya..
dengan mencengkeram pantat Rita dan mendorong pantatnya maju mundur.

Sementara bibirnya yang tebal sibuk menyusu pada payudara Rita sambil sesekali mengulum dan menjilati putingnya.
Rita mendesah penuh kenikmatan diperlakukan sedemikian rupa.

Dan Pak Darius membalas aksi Rita dengan memagut bibirnya..
Kemudian menelusuri leher dan belahan payudara montok wanita cantik itu dengan ciuman-ciuman.

Selama beberapa menit berikutnya yang terdengan hanyalah gesekan penis Pak Darius di dalam vagina Rita..
Diiringi dengan desahan erotis Rita. Sementara Pak Darius tanpa henti terus mengaduk-aduk vagina wanita cantik itu..
Membuatnya semakin merasa nikmat..

Pelan-pelan birahi Rita kembali meninggi dan akhirnya mengimbangi setiap gerakan Pak Darius..
membuat mereka bisa berpadu dengan serasi dalam mencapai puncak kenikmatan seksual.

Masih tidak puas dengan gaya itu.. Pak Darius lalu melepaskan penisnya dan bangkit dari posisi duduk..
Kemudian membaringkan tubuh Rita di lantai yang dilapisi karpet tipis itu..
Lalu dia menindihnya kembali. Diciuminya Rita dengan penuh nafsu.

Lidah Pak Darius terus menyapu-nyapu bibirnya yang tipis dan akhirnya memasuki mulutnya.
Liurnya pun tercampur dengan liur Rita. Bau nafasnya yang tidak sedap tidak membuat Rita terganggu.
Pak Darius dengan lihainya kembali membangkitkan gairah Rita dengan menggerayangi tubuhnya.

Naluri seks Rita bereaksi dengan mengimbangi serbuan mulut Pak Darius, digerakkannya lidahnya..
membalas lidah pria tua itu yang menjelajahi mulutnya.

Sesaat kemudian.. mulut Pak Darius turun ke dadanya dan langsung menyambar putingnya..
Tangannya mempermainkan payudaranya yang satunya. Dengan cepatnya nafsu Rita naik lagi.

Dia mendesah sambil menggigiti jari.. sesekali merintih kalau sang Satpam itu menggigitnya.
Sebentar saja wilayah dada Rita sudah basah bukan cuma oleh keringat tapi juga oleh air liur Pak Darius.

Pak Darius secara perlahan kembali membuka kedua belah paha Rita..
Kemudian menempatkan dirinya diantara kedua pahanya dan mengarahkan penisnya ke vagina wanita cantik itu.

Digosok-gosokkannya kepala penisnya yang mirip jamur itu pada bibir vagina Rita,.
Membuatnya menggelinjang kegelian.

Gairah Rita dengan cepat naik lagi.. dia menggenggam penis hitam Pak Darius yang panjang dan besar..
Kemuain menuntunnya pada liang senggamanya.

Badan Rita bergetar begitu penis itu kembali menusuknya, tangannya mencengkram erat bahu Pak Darius.
Pria tua itu merasa sangat puas melihat ekspresi wajah Rita yang meringis dan merintih-rintih.

Pak Darius melakukannya dengan kombinasi kasar dan halus yang tepat..
sehingga Rita menikmati hubungan badan keduanya malam ini.

Setelah masuk sebagian, Pak Darius menekan pantatnya hingga penisnya pun terdorong masuk ke vagina Rita.
“Aaahhh.. aaahhh..!” Terdengar desahan nikmat Rita ketika penis itu memasuki dirinya.

Pak Darius pun mulai menaik-turunkan tubuhnya diatas tubuh telanjang Rita.
Wanita cantik itu menggigit bibir bawah menahan nikmat, sesekali mulutnya mengeluarkan desahan.

Kedua tangannya memeluk Pak Darius, kedua kakinya juga melingkari pinggang laki-laki tua itu.
Bibir tebal Pak Darius menelusuri leher jenjangnya, selain itu lidah itu juga menggelikitik telinganya.

“Aahh.. ahhh.. memek ibu enak banget..” kata Pak Darius dekat telinga Rita.
Pak Darius semakin cepat menggerakkan pinggangnya naik turun..
Nafas keduanya memburu dan mendesah tak karuan.

Pak Darius melepaskan penisnya lagi, kemudian memindahkan posisi Rita..
Sehingga wanita cantik itu sekarang tiduran sambil menyamping. Pak Darius memindahkan posisi tubuhnya ke belakang Rita..

Sekarang mereka berdua tiduran menyamping di atas lantai berkarpet tipis itu.
Pak Darius kembali memasukkan penisnya ke vagina Rita lewat belakang.
Kemudian melanjutkan genjotan penisnya yang sangat besar itu di vagina Rita.

Tangan kiri Pak Darius melalui sela-sela ketiak kiri Rita.. dapat dengan bebas meremas-remas kedua payudara montok Rita.
Pak Darius menggenjot penisnya dengan cepat, tangan kirinya secara bergantian meremas kedua payudara dan klitoris Rita.

Rita kembali tenggelam dalam nafsu seksnya, matanya terlihat sayu.. mulutnya terbuka sedikit..
Dan tanpa sadar Rita mengangkat kaki kirinya ke atas..
sampai terlihat vaginanya penuh sesak oleh penis Pak Darius yang hitam, besar dan panjang itu.

Pak Darius kembali mengubah posisi Rita. Kali ini Rita dimintanya tengkurap..
sehingga payudaranya yang montok menempel di atas karpet tipis itu.
Rita merasakan sensasi yang aneh ketika puting payudaranya menyentuh permukaan karpet yang kasar.

Pak Darius membuka ke dua belah kaki Rita agar mudah memasukkan penisnya dalam posisi demikian..
lalu kembali memasukkan penisnya lewat belakang.
Rita belum pernah melakukan seks dengan posisi yang dianggap primitif ini.

Pak Darius menggenjot vagina Rita dari belakang dengan tempo yang berubah-ubah.
Kadang cepat sekali dan secara tiba-tiba memelankan genjotannya seperti slow motion dan kemudian cepat lagi.

Hal ini membuat Rita semakin tidak bisa mengontrol dirinya.. kepalanya tertunduk dan bergerak ke kanan kiri tidak beraturan.
Jari-jari Rita mencakar-cakar permukaan karpet dengan kencangnya..
racauan-racauan dan teriakan-teriakan Rita semakin membahana di ruangan itu.

Darah dalam tubuhnya mengalir makin cepat.. akal sehatnya mulai tertutup oleh naluri seks yang liar..
karena keperkasaan penis Satpam kantor ini.. serta kelihaiannya mempermainkan nafsunya.
Walaupun udara di luar makin dingin disertai angin kencang dan guntur, suasana di ruangan itu makin panas.

Sementara itu Pak Darius terus menggenjot Rita.. tusukan-tusukannya makin keras..
Membuat tubuh wanita cantik itu tersentak-sentak dan jeritan-jeritan tertahan keluar dari mulutnya.

Rita juga menggoyangkan pinggulnya.. mengikuti irama genjotan Pak Darius.
Dia merasakan kenikmatan yang berbeda yang dari yang biasanya.
Rita pasrah tubuhnya diapakan saja oleh Satpam itu.

“Oohh.. ohhh.. saya nggak tahan lagi Pak, mau keluar..!” Desah Rita ketika merasa sudah diambang klimaks.
Mendengar itu Pak Darius semakin bersemangat menggenjotnya..
Hingga akhirnya tubuh Rita mengejang tak lama kemudian.

“Ooooohhhh.. aaaaaaaahhh..!!” Rita mendesah panjang dan tubuhnya bergetar hebat.
Dia merasakan cairan vaginanya seperti tumpah semua. Pak Darius masih terus melancarkan serangannya..

Cairan yang meleleh dari vagina Rita makin melicinkan gerakan penisnya..
Sehingga otomatis sodokannya pun makin cepat, terdengar bunyi decak cairan setiap penis itu menyodoknya.

“Aahh.. ahh.. keluar bu Rita, .. Bapak keluar juga.. uuggghh..!”
Lenguh Pak Darius ketika menyemburkan spermanya yang hangat dan kental di dalam rahim wanita cantik itu.
Semprotan cairan itu makin lemah seiring dengan pompaan Pak Darius yang mulai turun kecepatannya.

Rita terkapar lemas di atas lantai yang berkarpet itu.. keringat telah membasahi tubuhnya, nafasnya terputus-putus.
Pak Darius masih menindih tubuhnya menikmati sisa-sisa klimaksnya.

Ruangan kantor Rita yang tadinya berisik karena suara bercinta itu ..
Sementara hening dan hanya terdengar suara nafas terengah-engah.

Tak lama kemudian, Pak Darius mengulingkan tubuhnya ke samping tubuh Rita, keduanya terbaring lemas..
Dengan tubuh yang basah oleh keringat dan nafas yang masih terengah-engah.
Rita menengok ke arah Pak Darius yang terbaring di sebelahnya di atas lantai bekarpet tersebut.

“Terimakasih, pak.. sudah lama saya tidak merasakan kepuasan seksual seperti ini, bapak betul-betul luar biasa..”
kata Rita memecah keheningan.

“Ibu Rita.. juga hebat, bapak sampai keenakan..” jawab Pak Darius sambil nyengir.

“Bapak yang hebat, di umur bapak yang di atas 60 tahun, stamina bapak masih ok..” puji Rita.
Setelah terbaring dan beistirahat selama beberapa saat, mata Rita lalu melirik jam dinding yang ada di kantornya.

“Astaga sudah hampir jam 12 malam..!?”
Seru Rita terkejut ketika melihat jarum jam dinding sudah menunjukkan pukul 11.34 malam.

“Saya musti pulang, sudah kemalaman..” kata Rita sambil bangun dari pembaringannya.
Lalu Rita berdiri.. kemudian membereskan dan memunguti pakaiannya yang tercecer di lantai kantornya.
Rita mulai mengenakan kembali pakaiannya satu per satu.

“Di luar masih hujan bu, buat apa pulang buru-buru..?” Tanya Pak Darius mulai kembali menggoda.
“Lagipula berbahaya membawa kendaraan malam-malam begini dalam keadaan hujan deras seperti ini.”

“Tunggulah sampai hujannya berhenti, jadi ibu lebih aman pulangnya..”
kata Pak Darius berusaha menahan kepulangan Rita.

Rita baru selesai mengenakan BeHa dan celana dalamnya kembali ketika Pak Darius mengitari sejenak tubuh Rita.
Mengamati kembali kesempurnaan tubuh yang langsing itu.

Tatapan Pak Darius yang jalang itu menyebabkan Rita malu sendiri, wajahnya memerah.
Tak bisa lagi menahan nafsunya, Pak Darius kembali mendekap tubuh Rita dari belakang.

“Pak jangan.. sudah aahhh.. sudah malam..!” Rita berusaha menolak ketika tangan itu mulai merambahi payudaranya.
“Sudahlah, bu.. di luar hujan nya masih gede.. bahaya..” Pak Darius berusaha mencari alasan untuk menahan Rita.

Kemudian tangannya mencengkram buah dada Rita dari luar BeHanya dan meremasinya dengan gemas..
Rambut panjangnya dia sibakkan ke kiri dan menghirup aroma tubuhnya yang harum.
Rita mulai terangsang ketika lidah Pak Darius menyapu telak lehernya.. sehingga membuat bulu kuduknya merinding.

Laki-laki tua itu meneruskan rangsangannya dengan menjilati telinga Rita.
Lidahnya didorong-dorong ke lubang telinganya menyebabkan Rita menggelinjang..
dan meronta kecil antara menolak dan terangsang.

“Jangan.. jangan, ahhh.. ahh..!” katanya menghiba. Tangan kanannya kini mulai bergerilya lewat bawah.
menyentuh perut Rita yang rata.. dan kemudian menyusup ke balik BeHa-nya.

Rita menggeliat karena tangan kasar itu terasa geli di payudaranya yang halus..
Terlebih ketika Pak Darius menggesekkan jarinya pada putingnya.

Sambil merasakan kepadatan dan kehalusan payudara Rita.. Pria tua itu terus menciumi lehernya yang jenjang.
Rita hanya bisa menggigit bibir bawah dengan mata terpejam menerima serbuan-serbuan erotis pria tua ini.

Sekarang tangan satunya bergerak ke bawah perut menyusup ke dalam celana dalamnya..
dirasakannya kembali bulu-bulu lebat yang menyelimuti daerah kewanitaannya.

Tangannya mula-mula hanya mengelus-elus permukaanya..
lalu sebentar kemudian jarinya mulai merayap masuk ke belahannya mengaduk-aduk bagian dalamnya.
Hal ini membuat tubuh Rita bergetar dan nafasnya semakin tidak teratur, rupanya dia sudah tak kuasa menahan diri lagi.

Mulutnya menceracau tak jelas dan kakinya terasa lemas.. kalau saja tidak didekap pria tua itu..
Minhngkin tubuhnya kehilangan topangan. Pak Darius meningkatkan serangannya..
untuk membuat wanita cantik itu kembali takluk sepenuhnya dengan cara memainkan klitorisnya.

Daging kecil itu dia gesekkan pada jarinya dan sesekali dipencet-pencet..
sehingga pemiliknya tersentak dan mengerang..
Rita tinggal pasrah saja membiarkan Pak Darius mengocok-ngocok vaginanya dengan jarinya.

“Haha.. mulai terangsang lagi ya bu..?.. Liat udah basah gini..!” ejeknya dekat telinga Rita.

Beberapa saat kemudian, Pak Darius mengeluarkan tangannya dari celana Rita, jari-jarinya basah oleh lendir vagina.
Dia lantas mengangkat Rita dengan kedua lengan kokohnya.
Rita yang sudah kembali terangsang hanya pasrah mau diapakan saja oleh Pak Darius.

Mengetahui wanita cantik itu telah kembali terangsang.. Pak
Darius membaringkan tubuh Rita pada meja yang biasa dipakai sehari-hari untuk bekerja.

Dibaringkannya tubuh itu di atas meja dengan kedua kaki terjuntai.
Begitu menurunkan tubuh wanita cantik itu.. Pak Darius dengan agak terburu-buru..
langsung mencopot BeHa Rita yang baru dikenakan sesaat, lalu dilemparkan ke belakang.

Mulut Rita mulai membuka dan secara refleks menyambut lidah Pak Darius dan beradu dengan panasnya.
Merasa 'korbannya' sudah kembali berhasil dijinakkan..
Pak Darius mengalihkan tangannya untuk mengelusi payudaranya yang montok.

Nafas Rita sudah putus-putus ketika Pak Darius melepas ciumannya.
Pak Darius dengan rakus melumat daging kenyal itu dengan mulutnya, dikenyot dan dijilati..

Sementara tangannya meremasi yang sebelahnya. Rita sedikit meringis di tengah desahannya..
Karena payudaranya terasa sakit oleh remasan Pak Darius yang agak kasar.

“Ooohh..!!” Desahnya ketika Pak Darius menyentil-nyentilkan lidahnya pada putingnya yang sensitif.
Kadang disertai gigitan kecil yang membuatnya makin menggelinjang.

Setelah puas menyusu.. Pak Darius menarik celana dalam Rita hingga lepas dari tempatnya..
sehingga kedua paha mulus dan kemaluannya yang berbulu lebat pun kembali terlihat.

Rita hanya bisa pasrah saja ketika celana dalamnya kembali dilepas..
berikut hawa dingin dari AC menerpa tubuhnya yang kembali telanjang bulat.

Kemudian Pak Darius mengambil posisi di antara kedua kaki Rita yang terjuntai dari lutut ke bawah.
Bibir kemaluan Rita masih nampak rapat dan kencang.
Wajah Pak Darius kini makin mendekati daerah itu, aroma kemaluannya semakin terasa dan membuatnya makin bergairah.

Diambilnya sebuah kursi dan dia duduk tepat di depan vagina Rita.
Kedua tungkai kaki Rita yang menjuntai diangkatnya dan diletakkan di bahunya.

Matanya menatap tajam ke arah kemaluan yang sudah basah itu.
Eembusan nafasnya makin terasa bersamaan dengan wajahnya yang makin mendekat.

Sementara mata Rita terpejam .. tapi mendadak matanya melebar disertai desahan dari mulutnya..
ketika lidah kasar pria tua itu menyapu bibir kemaluannya.
Tubuh Rita mengejang ketika lidah Pak Darius menyentuh klitorisnya.

“Aaaaaahhhhh.. Pak..!” Desahan halus keluar dari mulutnya saat Pak Darius menyapukan lidahnya pada bibir kemaluannya.
Lidah Pak Darius semakin liar saja. Kini lidah itu memasuki liang vaginanya dan bertemu dengan klitorisnya.

Badan Rita bergetar seperti tersengat listrik dengan mata merem-melek Bukan saja menjilati,
Pak Darius juga memutar-mutarkan telunjuknya di liang itu..,
sementara tangan lainnya mengelusi paha dan pantatnya yang mulus.

“Oooooohh..!!” Tak terasa Rita mendesah demikian ..
karena merasakan jilatan panjang pada klitorisnya yang membuatnya serasa melayang.

Matanya membeliak-beliak dan vaginanya semakin berlendir tanpa bisa ditahannya.
Tangan Pak Darius juga turut bekerja merabai paha dan pantatnya yang putih mulus itu.

Sekitar 10 menit lebih Pak Darius memperlakukan Rita demikian..
dengan lihainya dia menyedot dan menjilati klitoris wanita itu menghanyutkannya dalam permainan liar ini.
Sampai pada akhirnya tubuh Rita mengejang hebat, matanya tertutup rapat dan kepalanya mendonggak ke atas.

“Uuuuugggghhhh..” erang Rita menandakan dia mengalami orgasme.
Rita tidak percaya dirinya menyerah secepat itu terhadap ransangan pria tua ini.

Pak Darius tanpa ragu-ragu melahap cairan orgasme itu dengan rakus.
Dia menyedoti bibir vagina Rita.. sehingga membuat tubuh wanita itu semakin menggelinjang.

Setelah puas menjilati vagina Rita, Pak Darius kembali mengarahkan penisnya yang sudah menegang, hitam dan panjang.
Digenggamnya batang itu untuk diarahkan ke vagina Rita.

Hangat dirasakan Rita saat kepala penis itu menyentuh bibir vaginanya..
disusul rasa geli yang ditimbulkan dari gesekan-gesekan penis itu pada kemaluannya..
Hal ini menyebabkan birahi Rita bangkit kembali.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Pak Darius menekan ujung penisnya ke liang senggamanya.
Dengan satu sentakan, batang kemaluannya melesak ke dalam vagina Rita..

Tubuhnya menegang hingga melengkung ke atas menampakkan guratan tulang rusuknya.
Deru hujan deras di luar sana seolah menambah dramatis suasana.

Tubuh Rita tergoncang-goncang di atas meja itu, mulutnya tak bisa menahan desahan yang keluar.
Tangan Pak Darius dengan leluasa memegang.. meraba dan meremas payudara telanjang wanita cantik itu.
Bahkan laki-laki tua itu sambil menggenjot kedua tangannya meremasi sepasang payudara itu.

Pak Darius menyodok-nyodok vagina Rita hingga menyentuh g-spotnya.
Batang itu makin lancar keluar-masuk karena vagina Rita juga makin licin oleh lendirnya.
Pak Darius lalu mengangkat punggung Rita hingga dia terduduk di tepi meja kemudian dipagutnya bibir wanita itu.

Pria tua itu menyetubuhinya dengan ganas.. sehingga payudara Rita nampak tergoncang-goncang..
Seirama hentakan tubuhnya. Matanya merem-melek merasakan tusukan penis Pak Darius yang datang bertubi-tubi.
Dia mengarahkan pandangannya ke depan dan dilihatnya wajah kasar brewokan itu sedang menatapnya dengan takjub.

Pria itu terus menyetubuhinya sambil berpegangan pada kedua pahanya.
Rita melingkarkan tangan kirinya ke leher Pak Darius dan tangan kanannya bertumpu di meja.
“Ah.. iyah Pak.. aahh-ah-terus..!!” Rita menceracau demikian secara refleks

Selanjutnya bibir Pak Darius bergeser ke pipinya..
Sapuan kumis dan brewoknya yang keritingnya terasa pada wajahnya yang halus hingga bertemu dengan bibir Rita yang tipis.
Desahannya pun teredam karena mulutnya dilumat oleh Pak Darius.

Mulut Pak Darius yang lebar itu.. seolah-oleh ingin menelan Rita..
Lidahnya yang kasar itu menjelajahi rongga mulutnya membuatnya agak gelagapan.

Kali ini Rita diturunkan dari meja.. karena saking terangsangnya Rita menurut saja apa yang diminta pria tua itu.
Pak Darius mengatur posisi Rita berdiri dengan pantat agak ditunggingkan dan tangannya bertumpu pada meja di depannya.

Dengan posisi demikian, penis Pak Darius kembali memasuki vaginanya dari belakang.
Lalu Pak Darius kembali memaju-mundurkan pinggulnya sambil berpegangan pada kedua payudara Rita.

Mulutnya sibuk menciumi pundak dan lehernya membuat Rita serasa melayang.
Ditariknya wajah Rita hingga menengok ke belakang dan begitu wajahnya menoleh bibir tebal Pak Darius langsung memagut bibirnya.

Ritapun ikut membalas ciumannya, lidah mereka saling membelit dan beradu, air liur mereka menetes-netes di pinggir bibir.
Kedua tangan Pak Darius mendekap dadanya.
Telapak tangannya menggerayangi kedua payudaranya montoknya yang bergoyang-goyang itu.

“Uugghh.. oohh..!!” Desah Rita dengan mencengkram pinggiran meja dengan kuat saat penis itu kembali melesak ke dalam vaginanya.
Tangan laki-laki tua itu memegang dan meremas pantatnya.. sambil menyodok-nyodokkan penisnya.

Cairan yang sudah membanjir dari vagina Rita menimbulkan bunyi berdecak setiapkali penis itu menghujam.
Suara desahan Rita membuatnya semakin bernafsu..
Sehingga dia meraih payudara wanita cantik itu dan meremasnya dengan gemas seolah ingin melumatkan tubuh sintal itu.

“Aahhh.. mau keluar Pak.. sodoknya yang kuat Pak.. oohhh.. oohhh..!!”
Rita menceracau tak karuan karena kenikmatan itu dirasanya semakin memuncak.

Clebb-clebb-crebb-crebb-crebb..!! Sontak Pak Darius mempercepat dan menyodok penisnya dengan penuh nafsu.
Sebuah desahan panjang diiringi tubuhnya yang mengejang menandakan ia telah mencapai puncak kenikmatannya.

“Aahhh.. aaaaaaaaaahhh..!!” Akhirnya Rita kembali mencapai klimaksnya.. vaginanya semakin banjir saja karenanya.
Gelombang orgasme bagaikan mengangkatnya ke langit ketujuh.

Matanya merem-melek tidak tau bagaimana lagi mengekspresikan kenikmatan itu selain dengan desahan panjang.
Tubuhnya ambruk lemas di atas meja.. namun pria tua di belakangnya itu tampak belum akan orgasme.
Iia masih terus menyentak-nyentakkan pinggulnya ke atas.

Pak Darius masih terus melancarkan serangannya.. cairan yang meleleh dari vagina Rita makin melicinkan gerakan penisnya..
sehingga otomatis sodokannya pun makin cepat, terdengar bunyi decak cairan setiap penis itu menyodoknya.

Pria tua itu menyusul tidak begitu lama dari orgasme Rita.. penisnya dia tekan lebih dalam..s
Smbil melenguh panjang melepaskan spermanya di dalam rahim wanita itu.
Pak Darius menurunkan tempo permainannya, dia tidak ingin buru-buru keluar.

“Ibu Rita emang enak banget dientot..!” Komentarnya kemudian mulutnya nyosor ke depan dan memagut bibir Rita.
Rita yang masih lemas tidak kuasa menolak ciuman itu.. malah dia membalas sapuan lidah Pak Darius dengan bergairah.

Bersamaan menurunnya intensitas permainan mereka, hujan di luar ruangan berangsur-angsur mereda.
“Kayanya hujannya sudah berhenti, saya mau pulang ya Pak..”
Kata Rita lalu kembali memunguti dan mengenakan pakaiannya satu per satu.

“Tolong jaga rahasia ini, Pak. Ini hanya antara kita berdua. Kalau
sampai bocor.. jangan harap Bapak bisa menyentuh dan berbicara lagi dengan saya..!”
Kata Rita lagi sambil mengenakan pakaiannya.

“Tenang saja bu Rita, rahasia ini hanya kita berdua yang tahu.
Saya akan memuaskan ibu bila ibu butuhkan, demikian pula sebaliknya..” terang Pak Darius.

“Oke.. kalau begitu saya pulang dulu, terimakasih atas semuanya Pak Darius..”
Jawab Rita sambil membereskan pakaian dan perlengkapan kerjanya. “Sama-sama, bu..” Pak Darius membalas.

Tidak lupa Pak Darius mengantar Rita hingga naik ke mobilnya.
Di situ mereka berpisah untuk malam ini untuk bertemu lagi di hari-hari berikutnya.

Sejak saat itu.. dimulailah petualangan seks Rita dengan Pak Darius.
Mereka selalu mengulangi permainan panas mereka, kapan atau di manapun ada kesempatan. EnD
------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------
By: Mike Deng
-----------------------------------

End of Cerita 207..
Sampai Jumpa di Lain Cerita.. adios.. :ciao:
 
---------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------

Cerita 105 – Komisi Buat
Linda

[Part 1] – A Friction

Meilinda atau biasa disapa Linda..
selalu menangani urusan dinas Mr Lie.. selayaknya sekretaris..
Tangan kanan atau kepercayaannya.

Profilnya yang kuning dengan darah keturunan Chinese.. memang kelihatan seperti putri atau cucunya sendiri.
Tapi mereka tidak memiliki hubungan darah keluarga sama sekali.

Dalam salahsatu bidang kerjaanku yang berhubungan dengan Mr Lie, aku selalu melewati Linda.
Saat ini.. aku membutuhkan Mr Lie untuk investasi di lahan kosong di Malang.

Aku telah menjadi mediator bagi kedua pihak..
Sekarang tugasku hanya tinggal menemukan kedua pihak untuk final negosiasi, lalu ke notaris.

Tapi saat ini Mr Lie sangat sulit sekali ditemui.
Alasan Linda: Mr Lie sedang sering tidak di Jakarta, jadi sangat sangat jarang bisa bertemu.

Dalam bulan kelima dalam usahaku di minggu ini, sore menjelang malam ke kantor Mr Lie.
Linda masih ada di dalam, sedang sibuk dengan laptop di depannya dan PC layar lebar di kirinya.

“Evening Miss Linda..” sapaku.
“Belum pulang..?” Basa basiku.
“Hi.. please take a seat, and make yourself comfort..” balasnya ramah.

Dalam perbincangan kami.. Linda selalu berusaha meyakinkanku untuk menunggu sampai beberapa hari lagi.
Seperti yang sudah sudah.
Aku sudah mulai jenuh dengan kegiatanku yang satu ini, paling lama resultnya, tapi sudah banyak bikin capai kepala.

Menjelang akhir pembicaraan.. Linda menutup laptop dan mematikan layar komputer..
yang daritadi terus menginformasikan angka dan grafik foreign exchange.

Sambil tersenyum, Linda bertanya..
“Bagaimana kalau kita akhiri pertemuan kita, besok kukabari lagi begitu ada kabar bagus..?”

“Baik, sebelum sampai rumah masing-masing bagaimana kalau kita makan malam bersama dahulu..” Tanyaku basa basi.
“Ow, bagus, I love sate or bakso at Kebayoran. Kita ke sana..?”

“Okay..” tak ada salahnya menemani Linda makan malam. Dengan tambah lebar senyumnya..
Semakin terlihat cantik paras kuning dengan mata sipitnya yang seolah menyembunyikan pupil indahnya itu.

Busananya terlihat anggun.. dengan postur tubuh yang tinggi.. Linda berdiri menyambar tasnya dan memutari meja keluar..
Terlihat lututnya yang kuning-putih itu terlihat bagus.. dengan betis indahnya melangkah keluar pintu.

Ditunggunya aku melewati pintu kantor.. ia melambai ke karyawannya untuk pamitan.
Ehmm..!! Harum wangi rambutnya tercium saat ia menggoyangkan kepala mengibaskannya.

Setelah turun dari lantai gedung ruang kantornya hingga pelataran parkir depan, kami berdua terdiam tak berkata apa-apa.
Sampai akhirnya mendekati lobby dan kutanya.
“Kita mau makan di mana..? Aku bawa motor, helm hanya satu. Gak mungkin anda saya bonceng ke tempat makan..”

“Ah, saya naik taksi saja. Kau tau bakso sebelah lapangan yang kumaksud kan..? Kita ketemu di sana ya..?”
“Baik, sekarang kutemani anda menunggu taksi ya..”
“Ow, nice offer, anda baik sekali..” senyumnya.

Setelah dua mobil taksi terisi antrean di depan kami, Linda mulai naik taksi berikut.
Ia tersenyum ramah saat kututup pintu taksi dan membalas senyumnya.

Sekarang giliranku ke motor bututku, sambil mengenakan jaket coklat.. masuk kembali ke lobby menuju lift..
ke tempat parkir motor di basement.

Sebelum lift menutup, sempat terlihat lift di seberang terbuka dan terlihat sosok yang kukenal.
Mr Lie..!!
Segera kutekan tombol buka di liftku dan langsung ke arah Mr Lie.

“Mr Lie..!!” Seruku sambil berlari kecil.
“Ah, how are you.? Linda said you are so bussy and ..”

Sambil menyalamiku, Mr Lie terlihat senang dan menanyakan kegiatanku yang sibuk hingga sulit sekali dihubungi.
Dengan kututupi rasa heran. Aku berbohong tentang pekerjaanku..
dengan bercerita berbagai macam upgrade software di server-server yang kutangani.

Aku heran dengan kata-kata Mr Lie..
Yang seolah bertolak belakang dengan alasan-alasan yang diucapkan Linda akhir-akhir ini.
Linda menipuku..??

Akhirnya dengan senang hati.. aku mendapat kepastian kalau Mr Lie akan berkenan ke Malang 2 minggu lagi..
untuk menuntaskan perjanjian investasinya.

Dengan senang hati pula kutemani Mr Lie menunggu sopirnya menjemput..
Hingga akhirnya mobilnya berbelok meninggalkan area parkir, meninggalkanku.

Dengan berbagai pertanyaan di dalam kepala.. mengapa seolah-olah Linda membuat jarak antara aku dengan Mr Lie..
Aku mengendarai motorku ke arah Jakarta Selatan dengan meliuk-liuk dan berhenti mengantre macetnya jalan Jakarta.

Sesampai di tempat bakso, aku masih harus menunggu di motorku dalam waktu lumayan lama.. menanti kedatangan Linda.
“Hi..!!” Sapanya keluar taksi, saat kubukakan pintunya.
“Kita di situ ya..” ajakku ke bangku yang hanya sisa sedikit untuk berdua berhadapan.

Sambil makan bakso besar yang telah dipesan, aku mencuri momen mengamati gerak tubuhnya saat makan.
Indah memang.. tapi tertutup pertanyaan tentang ulahnya 'menjauhkanku' dengan Mr Lie.

Aku masih belum menceritakan pertemuanku dengan Mr Lie tadi.
Sampai akhirnya kedua mangkok kami kosong dan kunyalakan rokokku dalam-dalam.

Linda menatapku sambil bertanya.. “Temanku tadi juga hendak ke mari, saat kami berbicara di telpon saat di taksi.
Ia hendak bertemu dengan anda.. bertanya banyak-banyak tentang komputer di tempat usahanya yang baru..
Komputernya sering macet tidak bisa connect ke internet..”

Ah, kerjaan. Baguslah.. money money money.

“Tapi ia belum bisa kemari. Hanya kujanjikan untuk mengantar mas ke tempatnya jika mas berkenan..”
“Oh okay.. kita bisa ke sana, kuikuti dari belakang ya..?”

Setelah rokokku habis dan membayar makanan, kami bepergian ke arah kantor kawan Linda.
Ia kembali naik taksi yang dipanggilnya, sementara aku tetap naik motor mengikutinya.

Tidak beberapa jauh di Blok A, kebayoran.. kita telah memasuki ruang di dalam sebuah cafe yang masih tutup.
Kulihat wanita yang seperti Linda.. tinggi kurus berkulit kuning ‘bening..’ sama cantiknya.
Seperti saudara kembar.. benar-benar sama-sama cantik.

"Anne..” kawan Linda menyalamiku sambil membalas salam kenalku saat kuucapkan namaku.
“Sudah beberapa hari ini aku kerepotan dengan peralatan-peralatan yang baru kupindah kemari.

Aku pindahan dari Depok mas, rencana ingin buka usaha di sekitar sini. Jika urusan telah selesai dengan persiapan..
kita akan launch bulan depan..” papar Anne menjelaskan panjang lebar.

“Kalau mungkin ada yang bisa dibantu dengan kesulitan di bidang komputerisasinya..
Anda bisa hubungi saya kapan saja..” promosiku sambil menyerahkan kartu nama.

Akhirnya kami berbicara masalah komputer beberapa saat kemudian.

Anne memiliki wajah yang lucu saat tersenyum.. matanya hilang di balik kelopak matanya yang sipit itu.
Sama seperti Linda.. Anne memiliki kulit khas timur.. Chineses.. yang kuning.

Betisnya juga sangat indah. Saat berdiri mengambilkan air untuk kami berdua.. terlihat pantatnya yang padat berisi..
Pinggang yang ramping meliuk melewati kemasan kardus-kardus di ruang ini.

Setelah beberapa lama kami berbincang.. Linda dan Anne berdiri menyalamiku sambil tersenyum cantik..
saat aku berpamitan dan berjanji kembali ke cafe milik Anne besok pagi untuk menganalisis komputernya.

Sambil mengendarai motor hingga sampai di kontrakan.. aku masih berpikir tentang Mr Lie dan Linda..
Yang secara tidak langsung menunda pundi-pundi uangku bertambah.
------------ooOoo------------

Esoknya.. di cafe tempat Anne.. aku diajak berkeliling rumah yang bakal menjadi tempat usahanya itu.
Kuperhatikan juga foto-foto yang terhampar di meja.. di pigura dengan rapi.
Terlihat Anne bersama seorang laki-laki Chinese juga.. sedang berangkulan.

Di beberapa lembar yang masih berserak di meja malah terlihat mereka berdua sedang bermesraan..
Dengan pakaian pantai, pakaian mandi .. Dan foto setengah telanjang mereka berdua.
Anne tanpa bra.. hanya dengan segitiga mereka duduk di kursi depan di halaman.

Anne yang di dekat meja kantor yang masih berserak.. berusaha menyalakan komputer.
Kugeser tempatku berdiri dan ikut menyalakannya, kutanya.. “Anne sudah menikah..?”
“Ah.. menikah..? Hehehe..” senyumnya kecil.. manis sekali.

Setelah komputer menyala dan kami bergantian tempat duduk..
Anne di meja memperhatikan foto-foto yang kubuka-buka tadi di meja.
Ia membereskan dan menumpukkan di sebuah kardus lalu berjalan ke tempatku.

Sambil memperhatikan program-program yang sedang loading di komputer..
Aku melihat recent document yang terakhir dibuka. Banyak file jpg, avi dan wmv serta html yang dibuka.

Saat berhasil koneksi ke internet yang sebelumnya memang rewel..
karena kabelnya kendor tidak tercolok pas di tempatnya.. Anne tersenyum senang dan sambil meraih mouse.

Ia membuka file spreadsheet excel melihat daftar keperluannya yang sudah pernah disiapkan.
Kemudian ia mendownload file-file lampiran lain di akun emailnya.

Setelah selesai menganalisis file-filenya dan tersenyum puas..
Sambil menggelung rambutnya ia menawariku untuk menghabiskan minumku..

Dan dia menawariku untuk mengambil sendiri di lemari es dekat dapur yang penuh kardus tadi.
Sementara ia sendiri berjalan ke sana dengan gelasnya yang telah kosong.

Saat itu aku iseng membuka file-file extension gambar yang terlihat sekilas tadi..
Terlihat di layar foto-foto indah Anne sedang berpose di depan kamera..
Dengan gaun putih tipis menyembunyikan tubuh indahnya secara samar-samar.

Kubuka folder yang menyimpan dokumen tersebut dan kupreview satu-satu.
Sampai akhirnya terlihat foto Anne berpose sexy.. telanjang tertutup kain tipis.. telungkup di sofa.

Dengan seksama dan perlahan kuperhatikan dadanya yang terjepit.. pinggulnya yang melengkung indah..
Betisnya yang indah terangkat dan senyumnya yang cantik.

Foto berikut.. terlihat ia duduk menatap kamera..
dengan buah dadanya yang indah tersembul keluar dari kain tipisnya yang dililitkan sekedarnya itu.

“Pretty, isn’t..?” Terdengar suara Anne dari samping.
“Nice shoot, like a pro..” sahutku.

“He always do the best for that..”
“Maksudnya..?”
“Ia fotografer.. mungkin sekarang masih fotografer. My ex ..” sahutnya pendek.

Oh.. ini hasil karya mantan..?

Lalu kugeser ke folder berikut.. kuklik file movie wmv di situ.
Media player sekarang memperlihatkan Anne sedang menari.. meliuk tanpa busana di ruang kamar sebuah hotel.

Kali ini Anne tertawa geli sambil duduk di meja sebelahku, memegang pundakku.
“Jangan kauteruskan, atau kau akan hadapi konsekuensinya..” katanya centil.

Kupelototin video filem itu sampai terlihat seorang pria yang kukenal wajahnya.
Sering terlihat di majalah atau mungkin di TV.

Huft..!! Aku menahan napas dengan apa yang terjadi selanjutnya.
Mereka saling memeluk.. memagut.. tertawa kecil hingga akhirnya berdua telah di tempat tidur..
Siap hendak melakukan adegan suami istri.

“Mas, suka melihat film seperti ini..?” Tanyanya perlahan.. tapi tak kugubris.. kecuali anggukan kecil.
Dengan dimulainya adegan suami istri di monitor itu.. terdengar pula erangan Anne dari speaker komputer..
Ditimpali suara pria publik figur itu.

Adegan yang syuuur itu membuatku tak berkedip.
“EHH..!?” Aku terkejut. Terputar tempat dudukku saat Anne menarik sandaran tangan kursi yang kududuki.

Aku kini melihat Anne tersenyum.
Sambil menggoyangkan gelas.. kakinya diangkat dan jemari kakinya telah berada di pangkal pangkuanku.
Kudiamkan saja beberapa saat kakinya menggoyang pusakaku yang mulai terasa agak kejepit itu.

“C’mon..” katanya meraih tanganku di sandaran tangan kursi. Aku berdiri memutar mengikutinya memutari meja.
Kemudian ia berbalik arah menatapku sambil memeluk pinggangku.. menarik tubuhku ke arahnya.

Kuikuti gerakannya sampai ia bersandar di meja dan mendudukinya.
Pahanya terbuka dan langsung mempersilakan tubuhku merapat di tubuhnya..

Yang kemudian tanganku akhirnya pasti ikutan bergerak. So.. aku tak mungkin diam saja, kan..?
Maka dengan lembut kuremas dari depan pinggangnya perlahan ke atas.. ke dadanya yang masih tertutup blus dan bra.

Hmm.. lembut.. kenyal.. dan ukurannya lebih besar sedikit dari telapak tanganku.. buah mengkal di dadanya.
Matanya sedikit tertutup.. menambah sipit matanya. Bibirnya sedikit terbuka.

“You need this, masss ..” bisiknya mendekapku.
Kujentik bibirnya. Ia menatapku tenang. Telunjukku kusapukan ke bibirnya. Ia diam.

Saat sekali lagi kusentuh bibirnya, ujung lidahnya menyentuh telunjukku. Aku jadi tak sabar lagi.
Ia kurengkuh dan kukulum bibirnya. Ia membalas pelukanku dan menyambut bibirku.

Bibirnya yang lembut.. kenyal dan hangat kulumat habis.. lidahku menyusup di sela bibirnya.
Dengan hangat ia menyambut lidahku.
Bunyi serupa cercapan lembut segera tersiar dari pertemuan bibir dan lidah kami itu..

Kurapatkan tubuhnya ke tubuhku hingga payudaranya menekan dadaku.
Kurasakan tubuhnya mengencang dan makin hangat dalam dekapanku.

Bibir kami terus bertaut selama beberapa saat.
“Great kiss..” bisiknya saat kulepaskan untuk bernapas.
“You too..” balasku memuji.

Perlahan kulanjutkan petualangan bibirku mencucup di wilayah leher jenjangnya..
Jemarinya mencengkram lenganku saat kususuri sisi lehernya dengan bibirku dengan nafas mulai terengah.
Ia terlihat makin gelisah. Tarikan napasnya pendek-pendek dan tersendat.

Saat lidahku menyapu cuping telinganya yang bagus dan napasku mengembus tengkuknya..
Ia melenguh pelan sambil menggigit bibir.. sementara tangannya liar menggerayangi dada dan punggungku.

Desahnya makin cepat saat ciumanku menuruni lekuk lehernya hingga ke batas atas buah dadanya.
Suhu ruangan yang ber-AC terasa makin gerah saja. Blusnya kurenggut pelan dari roknya.
Hingga tanganku kini mendapatkan pinggangnya yang mulus.. hangat dan liat.

Kedua belah tangannya melingkar menahan tengkukku saat ia mengecupi bibirku.
Sebelah tungkainya mulai naik melingkungi pinggangku.

Kutarik maju pantatnya hingga pusakaku menempel pas di bawah perut Anne.
Sambil melingkarkan pahanya di pinggangku.. Anne perlahan mulai memetiki dan melepaskan kancing bajuku.

Aku sedang mencium leher dan melepaskan kancing bajunya berikut mencoba melukar bra putihnya..
saat ia melonggarkan pahanya melepaskan kancing celanaku..
Untuk selanjutnya dengan ‘gugup’ ia meraih kancing bra-nya saat blusnya telah berhasil kulucuti.

Anne kini telah mengelus-elus pusakaku dari luar celana dalam dan merabanya perlahan..
sambil merintih saat kuremas-remas dengan gemas dadanya.

Rok mininya kini kusingkap ke atas..
Memperlihatkan pahanya yang kuning mulus dan halus saat kuraba dan kupijit perlahan.

Kepalaku telah di dadanya mengisap kedua buah dada sekalnya dalam-dalam.. menghidu aroma harumnya.
Anne terus merintih saat aku melakukannya.

Mulutku mendapatkan pucuk-pucuk buah dadanya yang coklat muda kemerahan dan dengan gemas kunikmati.
Sementara kuremasi buah pantatnya. “Enghhh.. masshh..” desisnya menikmati remasan di buah pantatnya.

Sembarangan ia mencoba membuka hem-ku.. dua biji kancing lepas saat tak sabar ia menariknya.
Aku lantas berbalik.. kuangkat Anne dalam gendonganku.. aku kini yang bertumpu pada sisi meja.

Ia merosot dari gendonganku.. dengan jemari bergetar ia berusaha membuka gesper ikat pinggangku.
Tidak berhasil.
Tangannya beralih merabai selangkanganku.. padahal tanpa dirabainya pun aku sudah ‘hard on’ daritadi.

Tiba-tiba ia berlutut dan membuka ritsleting-ku dengan giginya.
Dengan sukarela kubuka gesperku karena celanaku terasa makin sempit oleh kelaminku yang menggembung.

Celana itu segera ditarik turun hingga lepas.. lengkap dengan celana dalamku. Happ..!
Anne langsung menyambut ujung kemaluanku dengan mulutnya.. sementara paha dan pantatku habis diremasinya.

“Aaahh..!” Tubuhku serasa dijalari arus listrik.
Anne agaknya benar-benar tau cara membuat laki-laki meniti ‘ekstase..’
Lidahnya menyusuri batang kemaluanku hingga ke pangkal zakar.

Susah payah kujaga keseimbanganku agar tak terjatuh tiapkali kepala kemaluanku diisapnya.
Tubuh dan lengan Anne serasa membara.. sementara telapak tangannya dingin dan lembab.

Peluh menitik di pelipisnya. Makin lama makin rapat ia mengulum ‘pusakaku..’
Sebelah kakiku dikepitnya di sela paha hingga bagian kewanitaannya menggeser kakiku.

Aku sudah gak tahan lagi. Setengah paksa kulepas ia dari ‘jarahannya’ pada pusakaku.
Hmm.. Pipinya merona.. rambutnya acak-acakan, bibirnya memerah dan basah oleh liur.
Tubuhnya sedikit menggigil. Ia kelihatan makin seksi.

Segera kuberdirikan Anne..
Lantas mengembalikan posisinya di atas meja seperti semula.. dengan aku bertumpu pada sisi meja.

Ia langsung menarik tubuhku ke arahnya. Kuikuti gerakannya sampai ia bersandar di meja dan mendudukinya.
Pahanya kembali membuka dan langsung mempersilakan tubuhku merapat di tubuhnya.

Tanpa meminta persetujuannya lagi..
Srett.. kutarik sedikit celana dalam putih yang dikenakannya ke samping belahan kemaluannya..
yang berbulu halus dan rapi.. kubuka lagi pahanya.

Ia sedikit mendorong tubuhnya ke belakang.. bertopang dengan siku sambil mengangkat kedua lututnya ke atas.
Splash..! Kakinya sekarang terbuka lebar di atas meja dan segera kuposisi pusakaku ke selangkangannya.

Plekk..! Kutempelken kepala pusakaku yang tegang ke pangkal pahanya..
Dan lantas memutari area bawah tubuhnya itu sambil kudorong dan kusodokkan ke area-area tertentu.

Anne merintih.. “OUGHH.. mass..” katanya menahan nikmat.
Anne merintih dan terus menatapku sayu dengan mata sipitnya.
Anne membuka mulutnya lebar.. menahan nafas sambil mendorong tubuhnya ke arahku.

Slebbpp..!! Pusakaku yang telah siap langsung masuk dengan segera ke liang kewanitaan Anne.
Jlebgh..!
“Erghh..” Lenguhku nikmat..
“Nghhhh..” Erangnya tak kalah penuh nikmat..

Ughh.. Terasa sempit..!! Kering..!! Pereettt..!!
Alamak..!!


"Ngghhhh..!!"
Desahnya tertahan saat batang kemaluanku mulai tegas menyelusup memasuki liang nikmatnya.
Geliginya terkatup rapat menahan bibir. Kukulum bibirnya dan lidahku masuk ke rongga mulutnya.

“Mmhhh..!” Jeritnya tertahan bibirku..
Saat kujejalkan seluruh batang kemaluanku ke lubang kemaluannya yang kesat dan hangat.

Tak menunggu lama.. beberapa detik kemudian Anne mulai menggoyangnya.
Tekanan darahku yang sudah naik memperlancar nadi di pusakaku.. mulai terasa hingga ke ubun-ubun.

Slebbb.. clebb.. slebb.. crebb.. slebb.. clebb.. clebb.. slebb.. slebb.. crebb.. clebb.. crebb..
Kugerakkan maju-mundur perlahan.. tetapi Anne malah mempercepat gerakannya di depanku.

“Hhhhh..” ia menggelinjang.. menggeliat berusaha meronta dari pelukanku saat kugerakkan panggulku..
Sehingga organ intimku kian kuat menggeser dinding dalam liangnya yang menyempit merapati kemaluanku.

Semakin ia memekik..
Dan otot-ototnya terasa berusaha mendorong batang kemaluanku.. meremasnya di dalam relungnya sana..
Heghh..! Jlebb..!! Makin keras dan dalam kudesak kemaluannya.. membenamkan pusakaku makin dalam.

Anne beringsut maju sedikit.. dan kini mengangkat kedua kakinya ke bahuku..
Menjepit kepalaku dan merapatkan pahanya. Sampai akhirnya ia melepas telekan tangannya di pinggiran meja.
Kemudian menguntai pelukan kedua tangannya di leherku.

Kubiarkan ia menggigit bahuku untuk melampiaskan segala yang dirasainya..
Hingga akhirnya ia mulai mengikuti irama shake up-ku.

Hangat nafasnya menyapu wajahku.
Peluh mengembun di sekujur tubuh kami meski suhu AC 17º C pada saat itu.
Anne mengusap peluh di wajahku dan meniupiku.

Pangkal paha kami beradu intens dan kuat.. disertai bebunyian nan ramai namun syahdu.
Tiba-tiba jepitan tungkainya di pinggangku mengetat.. denyutan liangnya pun makin hebat.

Anne mengatupkan giginya.. panggulnya berayun menyambut setiap desakanku..
Kedua tangannya pindah ke panggulku..
Seakan menuntutku lebih dalam pada setiap goyangan menusuk-tarikan penisku di liangnya.

Lubang kemaluannya kini lembab dan licin oleh cairan kewanitaannya.. Umhhh..!!
Terasa kian berdenyut dinding-dinding kemaluannya mengurut batang peinsku..
Ughhh.. nikmatnya..

Dengan ‘terpaksa’ aku harus menghentikan tusukan meriamku di liang nikmatnya..
jika tak mau bobol dan knock out dengan cepat.

Ia menatapku terang-terangan dengan senyum manisnya. Ujung-ujung jarinya menyusuri wajahku.
Menyibak rambut yang menutupi dahiku.. mengikuti bentuk alisku.. menuruni hidungku..
Menyapu kumis tipisku dan merabai bibirku. Aku merasa seperti mainan.

Saat telunjuknya menyentuh bibir bawahku kutangkap tangannya dan kugigit telunjuknya.
Ia memekik dan tertawa.. suara tawanya merdu.
Ia menarik leherku mendekati wajahnya sambil menjulurkan ujung lidahnya ke depan bibirku.

Tentu saja kusambut godaannya itu untuk sekiankalinya.. lidah merah jambu itu kutarik ke mulutku dan kukulum..
Sementara buah dadanya yang kenyal menekan dadaku yang terbuka.
Ughh..!! Jantungku serasa berdetak di telinga.

Kuusap kedua gumpalan indah di dadanya itu sembari bibir kami terus beradu.
Selanjutnya tangannya menjangkau tanganku..
Kemudian membawanya merabai gunung kembar itu dengan cara yang disukainya.

Ia bahkan membiarkanku meremasnya.
Saat itu baru kusadar betapa putih kulitnya dibanding kulit sawo matang gelapku.

Darahku serasa telah naik sampai ke kepala. Aku sudah gak tahan lagi.
Apalagi batang kejalku di jepitan daging liang kemaluannya makin megap-megap nikmat gak keruan. Arghh..

Kembali kupegang panggulnya.. dan.. heghh.. kudesak kuat ia beberapakali maju-mundur.
Tak pelak.. Ia sesekali meringis dan mendesis karena gerakan itu..

Tetapi.. tiapkali kelaminku menyodoki kemaluannya.. tiapkali itu pula ia memajukan panggulnya..
Hingga rasanya batang penisku masuk makin dalam dan liangnya jadi makin sempit karena kontraksi.

“Mmasss..” rintihnya sambil berpegangan erat pada tepi meja saat kupaksa anuku meghentak lebih dalam lagi.
Tiapkali ia mengeluh. Memanggilku.. aku jadi makin semangat.

Ampun dah.. hanya beberapa menit bergoyang dalam posisi demikian..
Bagai kesetanan.. –mungkin memang kesetanan– tubuhnya kurangkul.. kuciumi bibir.. leher dan dadanya..

Dan kutahan panggulnya kuat-kuat saat semenku menyembur ke liangnya.
Crttt.. crrttt.. crrrtt.. crrtt.. crrtt..! Gelenyar nikmat menjalari setiap titik syaraf di tubuhku.

Ughh..!! Aku langsung menyemprotkan deras cairan nikmatku di dalam lubang kemaluan milik Anne..
Yang berkedut-kedut seolah mengisapnya.. meremas dan melumatnya ketat.

Beberapa saat berselang Anne kali ini menggoyangkan dengan lambat tubuhnya..
mengikuti nafasku yang mulai perlahan menurun temponya.

Anne berkaca-kaca.. segaris air mata membasahi pipi kirinya.. merebahkan tubuh ke dadaku.
Tanganku diraih dan diletakkannya di pipinya.

Anne yang tersengal dan terengah menatapku. “So..? How was it..? Gimana enaknya..?”
Sambil tersenyum. Kemudian mencium bibirku.

Aku diam saja.. tetap tersenyum.. puas karena mencapai yang kumau daritadi..
Tetapi tetap merasa sedikit gak nyaman kalo mencapainya sendiri.
Tetapi Anne telah turun dari meja.. berdiri lalu berjalan merapikan pakaiannya.. ia melangkan ke dapur.

Datang kembali membawa gelas kosong dan dua botol minuman suplemen..
Ia meletakkannya di meja sambil memperhatikanku mengenakan celana.

“Please, buat dirimu senyaman mungkin. Minumlah.. kau membutuhkannya, mas..”
“Yeah, terimakasih..”

“Tell me, mas. Kau sudah menikah atau punya kekasih..?”
“Belum..”

“Bagus, berarti mas bisa menemaniku malam ini kan..? How about that..?”
“Ah.. tapi dengan apa yang sudah tadi barusan ..”

“Hihihi... Ayolah, mas kan yang menginginkannya tadi. Aku hanya membantu mas saja untuk mencapainya.
Apalagi mas belum beristri kan..? Sayang kalau dibuang ke sembarang tempat..” sambungnya.

Aku dirangkul dari belakang di kursiku.. sambil perlahan dia berkata.. “Berarti mas punya utang padaku malam ini..”
Kemudian diciumnya pipiku, sambil mengelus dadaku.

“Hem.. Anne, engkau cantik.. menarik.. dari ras yang beda denganku. Kenapa ..”
Belum selesai ucapanku.. ia sudah menutup mulutku dengan bibirnya.
Kami berpelukan dan saling memagut.. ada rasa suka kami melakukan ini beberapa saat.

Sesekali ia menceritakan dirinya yang kini sendirian, tanpa status jelas sejak ditinggal kekasihnya.
Keluarganya tidak mengakuinya lagi sejak bersama laki-laki itu.
Anne merasa lebih sendiri setelah ditingggal lelakinya sekarang. Ia malu untuk kembali ke keluarganya.

Cerita punya cerita.. sampai saatnya aku musti pamit.. kukatakan untuk harus pergi ke tempat pelanggan lain.
“Jam 9 malam sudah di sini ya..!?” Anne mengingatkanku atas date malem ini.
Kubalas sambil menarik kepalanya mendekat, mencium bibirnya.

Akhirnya.. sambil mendorong keluar motorku.. aku mengetahui bakal ada aktivitas baru malam ini.
Sedikit senang..?
Yah begitulah.. sebenarnya aku juga menginginkan kekasih.. tetapi bukan mantan someone seperti ini.

Senang..? Yup aku senang.. karena wanita ini cantik.. menarik dan Chinese.
Ditambah pengalaman seksnya.. sepertinya aku memang sedang membutuhkannya.

CONTIECROTT..!!
---------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------
 
-------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------

Cerita 105 – Komisi Buat
Linda

[Part 2] – Problem Solving

Siang itu..

Linda menelponku saat aku di toko alat-alat komputer mencari spare part pesanan pelangganku kemarin.

“Mas sudah bertemu Mr Lie kemaren ya..? Why didn’t you tell me mas..?”
“Why should I..? Kan Linda nanti tau sendiri..” jawabku.

“Yeah, tapi aku tidak suka mas tidak cerita.
Sekarang aku tidak ingin menjadikan usaha bisnis kalian berdua berhasil..”

“Apa maksudmu..?” tanyaku heran.
“Kita kan belum bicara komisi pribadi mas, aku tau mas bakal menerima berapa persen dari nilai perjanjian..”

“Loh, kan gak ada hubungannya dengan komisi pribadimu, Linda..”
“Oooh.. jangan dikira aku tak tertarik uang juga mas..”

“Baik, baik. Kita bicarakan ini perlahan dan santai. 2 minggu lagi kami akan ke Malang..”
“Dan aku bisa membatalkannya mas. Aku bisa saja bilang macam-macam dengan Mr Lie untuk membatalkannya..”

Huaduh..!! Dengan heran dan terkejut mendengar penjelasannya barusan..
aku mulai berpikir untuk mencari tempat berbicara berdua dengan Linda. Harus ada negosiasi baru sepertinya nih.

Setelah menyebutkan tempat dan jamnya, Linda menutup telepon.
Melirik jamku dan memperkirakan jarak tempuh dan lama perjalanan.
Dengan kesal kubayar pesananku tanpa menawar di toko itu, aku harus bergegas ke tempat parkir motorku.

Di tempat yang dijanjikan..
Di lobi hotel itu aku sudah melihat postur tubuh Linda yang duduk sedang mengamati laptopnya.

“Linda..” sapaku di dekatnya.
Ia tersenyum.. mengulurkan tangan menjabatku.. lalu mempersilakanku duduk di sebelahnya.

Sambil sedikit memutar duduknya ke arahku, Ia perlahan berbicara..
“Uangmu bakal banyak nanti mas, aku menginginkannya sebagian..” katanya tanpa malu-malu dan basa basi.

“Tapi Linda, kita berbicara uang yang tidak sedikit bagi saya.
Saya tidak bisa berpikir dan berbicara di sini melihat dan terlihat orang.
Kita carilah tempat yang sedikit private. Di cafe dalam mungkin..?”

“Baik..” balasnya singkat.. menyetujui alasanku.

Sesampai di ruang cafe yang masih sepi itu, Linda menjelaskan posisinya sebagai maskot Mr Lie.
Ia diperlakukan sebagai anak sendiri..
Tidak tersentuh perbuatan kotor tak senonoh sebagai jimat keberuntungan Mr Lie.

Linda juga menceritakan kalau sejak remaja dirawat dan dijaga dari berbagai macam gangguan..
Agar mampu menjaga bisnis Mr Lie secara spiritual. Linda menginginkan sebagian dari bagianku nanti.
Sedikit lemas juga aku mendengarnya.. mengingat bagian jerih payahku bakal berkurang.

Tiba-tiba terdengar suara gaduh memasuki cafe.. saat beberapa anak muda dan anak kecil berseragam datang..
membuat sedikit gaduh di cafe tersebut.
Kemudian datang lagi beberapa Ibu guru membawa tas mereka mencari meja yang tiba-tiba terasa penuh itu.

Aku menatap sekeliling dan bertanya ke Linda.
“Apa sebaiknya kita pindah tempat, ke cafe di seberang jalan..?”

“Tidak usahlah kita ke sana. Kalau mas lebih komfort negosiasi di kamarku, ayo kita ke atas..!”
Ujarnya sambil menjinjing laptop.

Kamarnya..? Linda tinggal di sinikah..? Sambil bertanya dalam hati aku mengikutinya ke dalam lift.
Ia membawa tasnya seperti biasa, mengenakan sepatu hak tingginya. Mana mungkin tinggal di sini..?

“Yeah.. aku ada tempat menginap di sini.. bisa saja kutagihkan ke Mr Lie saat aku ingin sendiri..”

Memasuki kamarnya di lantai atas gedung ini..
Aku melihat kamarnya memang berisi beberapa barang yang berserakan di tempat tidur.
Baju kerja.. baju tidur.. celana dalam dan sebagainya serta macam-macam kertas di situ.

Ditariknya kursi dekat meja, dia duduk sambil memepersilakanku duduk.
“Aku ingin sebagian uangmu.. engkau sanggup berapa memberiku..?” Tanyanya tanpa basa basi.

“Apa risikonya jika engkau tidak mencapai yang kau mau..?” Tanyaku memastikan.
“Engkau tidak bakal menerima sesenpun..” senyumnya.

“Sebetulnya, apa yang Mr Lie inginkan dari kehadiran dan keberadaanmu Linda..?”
“Sebagai Maskotnya.. itu yang utama. Selanjutnya keahlianku bernegosiasi yang dibutuhkannya..”

“Engkau sudah memiliki apa yang kau mau. Hanya tinggal meminta dari Mr Lie kan..?” Tanyaku penuh selidik.
“Yaaah.. aku sekarang ingin mengutip bagian dari negosiasi Mr Lie. Hitung-hitung sebagai upahku.
Bukan pemberian Mr Lie. Mau minum..?” Sambungnya sambil berdiri.. yang kuikuti berdiri memberinya jalan.

Sesaat sampai di depanku..
Tanpa pikir panjang lagi kudorong Linda ke tempat tidur lebar yang penuh baju berserakan itu.
“AAAH..!! APA MAKSUDMU..!?” Serunya kaget.

Kutarik kaki kirinya dari pinggir tempat tidur dan kuangkat ke atas.
Dengan kedua tanganku kuputar pergelangan kakinya.. memaksa ia telungkup jika tidak ingin patah kakinya.
“MAS..!! KURANG AJAR..!! APA-APAAN INI..!?” Makinya.. masih dengan nada terkaget.

Kali ini kunaiki tempat tidur dan kududuki tubuhnya di bagian pantat.
Kugeser maju dudukku di bagian panggulnya.. kutarik tangan kanannya yang berusaha menopang tubuhnya.

Kuputar sedikit pergelangan tangannya dan kutempelkan di punggungnya.
“MAASS..!!” Linda mulai gemetar suaranya.

“TOL .. AHH..!!” Teriakan minta tolongnya berhenti saat kudorong ke atas tangannya.
Tambah terpuntir bahu dan sikunya. “AWW..!!” Rintihnya ngilu.

Kutindih tangannya dengan lututku. Kali ini siku tangan kirinya kutarik dan kupuntir ke belakang tubuhnya.
Kedua tangannya di punggungnya sekarang. “M.mass .. What r U doing..!?” Tanyanya lirih menahan sakit.

“Awas.. kubatalkan bisnismu mas. AWW..!!” Rintihnya.
“Aku mungkin merelakan tidak mendapat apa-apa dari bisnis yang mungkin gagal ini.
Tapi aku ingin sesuatu, Linda..”

Kuraih stoking panjang hitam di tempat tidur.. kuikatkan ke kedua tangan Linda.
“Hentikan mas.. kita bicara baik-baik saja.. AW..!!” Pekiknya saat kukencangkan ikatannya.
“DIAM..!!” Perintahku.

Kuputar dudukku, menghadap kaki.. ke arah bawah tubuhnya.
Kuambil kaki kanannya dan kuikat pergelangannya dengan sabuk selendang kain hijau di tempat tidur.

Kuambil pergelangan kaki satunya dan kuikat dengan stocking coklat tipis dari tempat tidur.
Kali ini aku berdiri di samping tempat tidur sambil menarik stocking kain hijau itu, lalu kuikatkan di kaki tempat tidur.

Kuambil dua celana dalam tipis di atas tempat tidur dan kusumpal ke mulutnya, saat ia mulutnya terbuka kesakitan..
kala tangannya lebih tertelikung.. karena kupuntir ke belakang punggung. “MMMPP..!!” Ujarnya tak jelas.

Kutarik stocking coklat yang mengikat kaki kirinya, ia berguling terlentang sekarang.
Kutarik kerah bajunya dan kududukkan Linda di hadapanku.

Terlihat matanya mulai basah. sebentar lagi pasti menetes ke bawah.
Matanya yang sipit mulai terbelalak, ketakutan.

Ia gemetar saat kutarik kedua kerah bajunya, membuka dengan paksa.
Terlepas semua kancing atas bajunya.

Kini terlihat pakaian dalam lingerie hitam tipis dan terbentang di depanku buah dada Linda..
terlindung lingerie hitam tanpa tertutup bra.

Seketika Linda bergoyang berusaha melepaskan diri.. kali ini malah terjengkang telentang ke belakang.
“MMMMM..!! MMMM..!! MMMM..!!” Linda masih berusaha bersuara.
“Diam..!!” Perlahan dengan suara berat kodorongkan mukaku mendekati wajahnya.

Kuremas kedua buah dada di balik pakaian dalam hitam itu dengan kedua tanganku.
Terpejam matanya dan mengeluarkan air mata, Linda mulai menangis.
Tubuhnya berhenti bergoyang dan meronta.

Aku berdiri dan melepaskan celanaku bersama celana dalamku.
Langsung kudekatkan pusakaku ke wajahnya.

Linda mengerutkan kening dan tetap memejamkan matanya.
“Ini nanti yang akan bernegoisasi denganmu.. Linda..” kataku pelan dan kuberatkan suaraku.

Dengan tangan kiri kuturunkan tali lingerie hitam dari kedua bahunya.. Blubb..!
Menyembulkan keindahan ranum dua buah dadanya dan kuremas-remas.

“MMM..!!” Kembali Linda bersuara lagi dan kembali menangis.
Dengan mudah aku sekarang duduk di tepi tempat tidur dekat pahanya.

Mengangkat ke atas rok bawahnya..
Memperlihatkan pangkal pahanya terbungkus lingerie hitamnya dan celana dalam hitam.
Linda gemetar tubuhnya.. menangis.

Srettt..!! Kutarik ke bawah pelan-pelan celana dalam itu.. yang dilawan dengan geliatan tubuhnya.
Tak berdaya.. Linda diam tak bergerak saat celananya sudah di pergelangan salahsatu kakinya.

Aku naik kemudian kutindih badannya.. di atas perutnya. Linda meronta dan bergoyang tak berdaya.
Pusakaku yang belum bisa berdiri tegang.. mulai kudekatkan ke buah dadanya.

Dengan kujepit kedua buah di dadanya mengapit pusakaku..
Aku merasakan tegang dan kenyal di dadanya menggesek pusakaku.
Linda memalingkan wajahnya sambil tetap menangis.

Lama sekali kugesek-gesekan dalam jepitan dadanya..
Hingga belahan dada putih Linda mulai bersemu merah menjepit pusakaku.

Slickk.. slickk.. sleck.. sleck.. sleckk.. slick.. Kupercepat gesekannya hingga merasa sedikit nikmat..
Yang akhirnya aku bergerak ke tubuh bawahnya sekarang.

Aku mulai memperhatikan mahkota kehormatan Linda yang terancam.
Woahh.. Indah.. tertutup bulu halus yang tersisir alami menuju ke bawah.. ke pangkalnya.

Kuangkat kakinya satu dan kuletakkan ke atas bahuku.
Terasa sekali tenaga Linda masih berusaha melawan usahaku.

Kududuki lutut kakinya.. kumulai maju pelan-pelan..
Hingga kini aku duduk di salahsatu pahanya yang kududuki.

Sambil mendekap kakinya ke badanku dengan satu tanganku..
Kucoba meraba mahkota indah Linda dengan tangan satunya.
Kubuka dengan jariku dan berusaha mencari lubang utamanya.

Linda menangis.. miring telungkup sekarang.. meronta-ronta dengan tubuh bawahnya yang miring.
Satu kaki tertindih pantatku.. satu kakinya tertahan di bahuku.

Linda mengejang dan mengerang saat jariku mencoba masuk ke lubang itu. Hmm.. Masih kering.
“WMM..!!” Linda menjerit tertahan, memalingkan wajahnya, melotot ketakutan padaku.

Segera kuludahi tanganku itu banyak-banyak dan kuoleskan ke pusakaku sambil mengurutnya perlahan.
Lama-kelamaan tambah tegang penuh dia sekarang.. memuai keras..
Bersiap menjalankan ‘tugas sucinya’. Hehe..

Lalu gantian kuusap-usap mahkota Linda, berirama kiri-kanan, naik-turun dan kuputar-putar.
Kucoba sekarang menyiapkan posisi..
kepala pusakaku di depan liang sempit serupa daging berbelah vertikal di selangkangannya.

Clebb.. Kudorong pelan. Slebb..!! Sedikit masuknya. Hanya ujung atasnya yang bisa. Erghh.. Sempit..!!
“MMMFFFF.. MMMHH..!!” Mengerang. Linda kembali meronta tambah keras goyangannya.

Slebbb..! Kupaksa lagi.. Rrrbbbb.. labianya mulai membuka. Erghh.. kudorong perlahan tapi pasti..
Labianya mulai membasah..

Otot paha Linda ikut mengeras.. lalu kupeluk erat-erat dengan segera.
“MMMM..!!! MMMM..!!!” Teriakan Linda terendam kain di mulutnya, diiringi isak tangis.

Slebbb..! Kudorong lagi.. lagi.. lagi dan lagi.. membelah lepitan daging belah kemaluannya..
Hingga kepala penisku kini telah menyelusup masuk utuh..!!

Kini terjepit erat.. ketat.. dan seolah diemut-emut.. disedot-sedot bibir kemaluan Linda.
Ughh.. Berdenyut kurasakan pijatan di leher pusakaku.. Nikmat.

Emmhh.. kutarik lepas perlahan pusakaku dari jepitan belahan bibir-bibir kemaluannya yang hangat.
Jlebb..! Kemudian kuulangi memasukkannya hingga terasa berdenyut lagi pusakaku dipijatnya.

Erghhh.. Sensasi yang luar biaasa..!! Kali ini kutekan perlahan sedikit demi sedikit..
Hingga setengah pusakaku masuk ke dalam lepitan hangatnya.
Linda masih menangis.. bergoyang.. memalingkan wajahnya ke bawah.. ke sprei.

Slepp.. clebb.. slepp.. clebb.. slepp.. clebb.. Kutarik dan kudorong bergantian tubuhku berirama..
Kusesuaikan tusukan setengah batang pusakaku di lorong liang kemaluannya.

Kunikmati sambil terus berirama mendorong maju-mundur ketegangan pusakaku..
Menelusup di kerapatan liang nikmat Linda yang kian membasah dan berdenyut-denyut itu.

Keluar-masuk.. maju-mundur pusakaku menguak lipatan bibir kemaluannya.. mengoyak mahkota Linda.
“HHMMMMM..!!! MMMM..!! HHMMM..!!” Terus-menerus ia berteriak dalam sumpalan kainnya.

“Gimana rasanya, Linda..?”
Kali ini kuputar tubuhnya.. kuraih ikatan tangannya dan kutarik hingga Linda menungging.
Membuat tercabutnya pusakaku dari jepitan berkedut kemaluannya yang terlihat memerah.

Slebb.. Jlebb..!! Segera pusakaku yang terlepas kubenamkan lagi ke dalam lubangnya..
Kulakukan sambil meremas pantat dan menarik ikatan tangannya. Ahh..!! Sensasi yang nikmat.

Kupercepat gerakanku maju-mundur hingga terasa sekali.. nafasku berlari mengejar kecepatan gerakanku.
Terasa sempit lubang kemaluan itu dan erangan tangis yang tak jelas itu membuatku merasa melayang.

Peluh telah banyak turun di tubuhku.. kubuka bajuku.. kulirik Linda juga telah berkeringat.. keringat dingin mungkin.
Beberapa saat berselang kupercepat ayunanku maju-mundur dengan sangat-sangat cepat.

Clepp-clepp-crepp-clepp-crepp-clepp-crepp-clekk-clepp-clebb-clebb-crebb-crebb..
Kemudian .. “AAARGHHHH..!!” Seruku lepas.. mengungkapkan kepuasanku. Crttt.. crttt.. crrtt.. crrrtt..!!

Sangat nikmat ujung pencapaianku saat kesemburkan cairanku menyemprot deras ke dalam liangnya.
Jleghh..!! Kubenamkan dalam-dalam di pangkal pahanya.. di dalam lubang yang kupaksa masuk tadi.

Saat kulepaskan tanganku tubuh Linda jatuh ke depan.. telungkup di tempat tidur masih menangis.
Plepp..!! Terlepas pusakaku dari jepitan lubangnya..
Dan terlihat jelas warna campuran putih dan sedikit cairan merah di sekeliling pusakaku.

Aku membungkuk dan membuka lubang di pangkal paha Linda..
Terlihat juga ada cairan putih mulai menetes keluar dibarengi sedikit warna merah..
lalu meleleh membasahi pangkal pahanya itu.

Kuoleskan sedikit ke jariku meraupnya dan kudekati wajah Linda.
Sedikit terpicing membuka mata sipitnya.. segera kuoleskan cairan tadi ke hidung dan mulutnya.
Linda menggeleng lemah.. masih terus menerus menangis.

Sampai kudekatkan mulutku ke pipinya sambil berucap..
“Kalau kau diam, tidak berteriak dan bersuara kecuali kutanya, sumpalan di mulutmu akan kulepas. Setuju..?
Janji Diam. Diam ya..?” Perlahan ia mengangguk dan berusaha menahan tangisnya.

Kutarik keluar celana dalam sumpalan mulutnya dengan cepat dan sedikit kasar..
Sambil kuangkat telunjukku yang berlendir.. “Ingat janjimu yah..!?”

Kali ini kubiarkan ia tergolek di tempat tidur..
Sementara aku meraih handuk dan membersihkan perutku sampai kaki, sambil menyalakan tv.

Kubesarkan volumenya pada musik MTv chanel..
Aku melilitkan handuk ke pinggangku.. lalu duduk di kursi menghadap tempat tidur.

Sekaleng bir di meja kubuka dan kuperhatikan Linda yang kini terisak perlahan.. menatapku memelas.
“Diam di situ..!!” Perintahku pelan dengan suara berat.

5 atau 6 lagu kunikmati sambil minum dan merokok di ruangan itu.. aku lantas mendekati Linda kembali.
Ia diam.. sambil sesenggukan tetap menangis.

Kulepaskan ikatan tangannya sambil berkata.. “Kali ini kulepaskan tanganmu.
Kamu sudah tak memiliki apa yang jadi kebanggaanmu.
Sekarang kau ikuti kemauanku.. atau kembali kau kusakiti tambah parah..”

Linda mulai terduduk di samping tempat tidur.. merapatkan kedua pahanya perlahan..
menutupi buah di dadanya dengan tangannya yang sudah bebas sekarang..
Membungkukkan badannya ke depan.. mengenakan pakaian dalam hitamnya dan mulai menangis tak bersuara.

Kulit tubuhnya bagus.. terlihat terawat.. buah dadanya tersembul di sampingnya.
Pahanya putih.. betisnya bagus.. membuatku ingin duduk di sebelahnya.

Aku berdiri.. duduk di sebelahnya. mengusap kulit punggungnya yang tertutup lingerie lagi itu.
Kumasukkan tanganku ke balik pakaian dalam itu.
Perlahan semua kulitnya kujamah.. kurasakan haluuuusnya di tanganku.

Kubuka lagi bajuku sekarang.
Kuturunkan tali pakaian dalam hitamnya dari bahunya sekali lagi dan turun tertahan di sikunya.

Kupeluk badannya dari belakang.. kutarik ke arahku. Ia memiringkan badan ke arahku.
Kuraba punggungnya ke atas.. ke leher dan kuraih rambut coklatnya.

Dengan sedikit tenaga kuarahkan kepalanya ke pangkuanku.
Tangannya masih mengatup rapat di depan dadanya.

Kutarik handukku ke atas menyingkap pahaku..
Kemudian perlahan kutemukan pusakaku dengan wajahnya.
Kuusap dan kusisir rambutnya ke belakang. Matanya terpejam.

Kusisir rambut coklat di wajahnya.. sambil perlahan kutempelkan pusakaku ke mulutnya.
Kulirik matanya sedikit terbuka.. tapi Linda seolah pasrah dengan apa yang kuinginkan.

Dengan kedua tanganku, perlahan berhasil membuka mulutnya dan memasukkan pusakaku ke dalamnya.
“Isap dan jilat..” pintaku sambil membenamkan pusakaku pada wajahnya dengan kedua tanganku.

Kembali Linda bergoyang menangis tak bersuara.
Terasa sedikit geli ketika mulut Linda mulai mengulum pusakaku.

Diiringi dengan gerakanku mengayunkan membenamkan ke mulutnya..
Tanganku mulai mengangkat tangan Linda..

Aku meraih buah dadanya yang tak terlindungi dan meremasnya dengan perlahan.
Kuremas keduanya bergantian.

“Pegang Linda.. pijit.. urut perlahan..” Linda mulai menyentuh pusakaku dengan tangannya.
Ia mulai memijitnya perlahan.. seolah takut menyakitiku.

Sepertinya mengulum pusaka lelaki memang serasa belum pernah dilakukan Linda..
Sehingga terasa geli juga aku dibuatnya. Tapi itu juga yang membuatku senang.

Kali ini kuajarkan kepalanya naik-turun membenamkan pusakaku ke mulutnya dan menariknya.
Perlahan tapi pasti Linda mulai mengerti yang kumau. Sekarang kuremas lagi buah dadanya perlahan.

Selang berberapa saat tanganku mulai turun ke bawah dan mencoba membuka pangkal pahanya.
Semula Linda menahannya.. tapi saat kukerahkan sebagian kecil tenagaku Linda mulai menurut.

Kakinya satu telah terangkat di atas tempat tidur.
Pakaian dalam hitamnya kembali kusingkapkan.. pahanya terbuka lebar.

Dari belakang punggungnya tanganku mulai meremas pantatnya.
Dan tanganku yang masih memegang kepalanya.. mulai meremas dadanya.

Dari belakang.. pantatnya.. tanganku mulai maju meraba pangkal bawah tubuh Linda.
Perlahan tapi pasti kuusap kemaluannya dari belakang.

Linda mulai menggoyang pahanya yang berdiri di tempat tidur itu.
Kulakukan perbuatan itu beberapa saat.

Akhirnya kurebahkan Linda dan aku bergerak di atasnya. Kepalaku mengarah ke bawah tubuh Linda.
Dengan membungkuk kubelah kedua pahanya. Kakiku kuangkat satu melewati kepalanya.

Pusakaku kuarahkan ke mulutnya lagi.
Linda mengerti dan meneruskan tugas yang sebelumnya.. dengan masih berlinang air mata.

Kujilati seluruh pangkal bawah tubuh Linda sekarang.
Kunikmati pemandangan yang sedikit berlendir itu dengan jari-jari tanganku.

Slrupp..!! Kuisap daging kecil di dalam kemaluan Linda. Linda berhenti sesaat.
Kemudian meneruskan kegiatannya lagi saat kujilati sekeliling daging kecil itu.

Saat lidahku mulai cepat bergerak berkeliling sambil mengisapnya.. Linda seketika menghentikan tugasnya.
Linda tetap diam saat tanganku mulai perlahan membuka lubang utamanya.

Saat kuputar jemariku Linda mulai bergoyang pahanya. Mengelinjang sebentar.. kemudian diam.
Kuteruskan jemariku bermain.. Linda kambali bergoyang.

Kunaikkan pantat dan kugerakkan naik-turun pusakaku ke mulutnya yang mulai berhenti mengulum.
Linda telah berhenti mengulum tapi tetap membukakan mulutnya untukku.

Tubuhnya sekarang bergoyang.. pangkal pahanya mulai bergerak memutar dan bergoyang.
Beberapa saat berlalu.. kuturunkan tubuhku dari tempat tidur menghentikan aktivitasku sebentar.
Terlihat Linda terengah-engah terlentang di tempat tidur.

Sedikit berjongkok aku mendekati pangkal paha Linda.
Kubuka perlahan dan kusodorkan pusakaku ke arah lubangnya.

Kutarik ke atas kedua pergelangan kakinya dan kubuka lebar lebar pahanya.
Linda mulai menutupkan muka dan mulutnya dengan kedua tangannya.

Matanya terpejam.. mengerutkan alis.. memperkirakan sesuatu yang bakal terjadi.
Slebbpp.. aku mulai kembali memasukkan pusakaku ke lubang yang terlihat jelas itu.

“IIIGGHHH..!! Ssaakiiit..!!” Kali ini Linda mulai bersuara.. serupa rintihan.
Tangannya langsung terlentang membuka.. meremas sprei di kedua sisinya.

Blessepphh..! Kudorong hingga masuk pusakaku.. Errghhh..!!
Masih sempit lubang yang kurasakan dan sedikit berdenyut memijat pusakaku di dalamnya.

Mulailah kupompa batang pusakaku ke lubang indah di bawah Linda. Clebb.. clebb.. clebb.. clebb.. clebb..
“Ighh..! IGH..! Igh..!!” Kali ini terdengar lagi suara Linda.. entah mendesah.. entah mengerang.

Kupercepat gerakan pompaku ke depan.. mendorong dan menarik pusakaku di situ.
Terlihat Linda mulai mengangkat tangannya ke samping kepalanya.. meremas seprei bantal.

Matanya terpejam.. kepalanya terkulai ke samping sambil membuka mulutnya..
"Nghh.. ah.. ahh ahh ahh.. nghh.. ahh..!!" Ia mengeluarkan suara yang membuatku melayang.

Kuangkat kakinya dan kuletakkan lututku di atas dipan.. badanku menindih Linda..
Yang sekarang mulai di bawahku.. terlipat tubuhnya karena kakinya di atas menahan tubuhku.

Terus kubenamkan pusakaku di lepitan hangat pangkal pahanya dan kutarik dengan cepat..
Gerakanku membuat Linda sekarang mulai ikut bergoyang. Jlebb.. crebb.. clebb.. clebb.. clebb..!
Entah Linda menikmatinya atau tidak.. tapi aku sedang menikmatinya.

Terus tambah kupercepat gerakanku. Clebb.. clebb.. clebb.. clebb.. clebb..
Sesaat berlangsung.. Linda terus mengerang.. merintih.. dan berteriak..
“Nghhh.. nghh.. ughhh.. uhhh.. ahh.. AAERGH..!! AARGHH..!! ARGHHH..!!”

Kubuat nyaman posisi kami dengan menarik bantal dan mengganjalnya di bawah pantat Linda..
Jlebb.. srrtt.. kutekan lagi pusakaku ke bawah dan menariknya dengan cepat..
Menikmati gesekan lubang pangkal paha Linda yang sempit.

Aku mulai merasakan kedatangan nikmatku yang semakin dekat.
Kupercepat lagi gerakanku. Aku ingin menyambutnya lagi.

Crebb-clebb-clebb-crebb-clebb.. Kupercepat iramanya, seperti sedang berlari.
Semakin cepat .. Clebb-crebb-crebb-clebb-clebb-crebb-clebb-crebb-clebb..

“AAARRGGHHHH..!” Teriakan panjang Linda terdengar..
Badannya bergoyang, menggelinjang, pahanya dan lututnya mengejang.

Kepalanya sedikit mengangguk-angguk.. Dadanya yang kuremas bergetar..
Tak lama, sesaat setelah itu aku merasakan nikmat yang datang di tubuhku.

Crrtt.. crrttt.. crttt.. crrtt.. crrtt.. crrtt..!! Cairan dari pusakaku kembali menyemprot..
Kembali membanjiri lubang sempit Linda di dalamnya sana..
Sementara getaran dan goyangan cepatku di pangkal paha Linda mulai berhenti.

Blebb..! Kutarik perlahan batang pusakaku dari kerapatan belahan kemaluannya..
Lantas kurebahkan tubuhku di sampingnya sambil merangkulnya.

Kukecup perlahan keningnya. Kubelai dengan lembut rambut dan kepalanya.
Kurapatkan tubuhnya ke arahku.

Lama Linda diam tak bergerak dalam rangkulan dan dekapanku.
Saat kutindih lagi.. Linda membuka matanya yang sipit di saat sayu begitu.

Dengan perlahan kuingatkan..
“Engkau masih jadi kepercayaan Mr Lie, selama engkau menuruti kemauanku.
Aku tidak akan menceritakan ini semua ke dia, yang bisa membuatnya sangat kecewa, Linda.
Mulai sekarang kau yang mengikuti keinginanku.
Sekarang ini kau siapkan keperluan Mr Lie berangkat ke Malang untuk 2 minggu lagi.
Tak ada yang dapat menundanya lagi. Nanti kuberi tau Kamila di Malang, tanggal pertemuannya..
setelah kau selesai booking tiket perjalanan kami.
Kali ini aku tidak ingin mengeluarkan biaya lagi, Linda. Kau yang mengurusnya.
Pilihkan aku pesawat ke Surabaya dan hotel di sana semalam, sebelum aku berangkat ke Malang..”
Aku beranjak ke kamar mandi membersihkan badan.

Selesai merapikan pakaianku dan duduk sebentar di kursi di hadapan Linda.. Kuberatkan suaraku mengucapkan..
“Ingat.. kau ikuti semua kemauanku atau kau akan kehilangan semua yang pernah kau dapat dari Mr Lie.
Sekarang pesankan aku tiket untuk 2 minggu lagi. Online lewat internet aja, biar cepat..”

Sambil mengisap rokok dalam-dalam bersandar di kursi..
Kunikmati pemandangan indah terbaring di tempat tidur.

Perlahan ia beranjak ke pinggir..
berdiri dan mengusap badan dan mukanya dengan sarung bantal yang tertarik lepas tadi.
Merapikan lingerie hitamnya.. berjalan ke kursi dan duduk kemudian membuka laptopnya.

“Sudah mas..” katanya lirih. “Permisi..” ujarnya lemah. Linda kemudian berdiri..
Berjalan memutar meja sambil meraih handuk di lantai dan melingkarkannya di tubuhnya.

Linda akhirnya membersihkan dirinya di kamar mandi dengan pintu terbuka.
Kuperhatikan sebentar saat melintasi kamar mandi menuju pintu kamar.

Aku mengamati tubuhnya yang kuning.. ketat.. matang dan ranum buah di dadanya..
bergetar menangis tak bersuara..
Meringkuk dalam bathup kamar mandi, bersiram air hangat dari atas pancuran.

Aku membuka pintu kamar.. keluar dan menutupnya di belakangku, berjalan tegak ke arah lift..
Senang hatiku.. 2 Minggu lagi aku bakal ke Surabaya, lalu ke Malang.

Ehm.. bakal tak terasa menunggu 2 minggu..
Apalagi jika aku ditemani Anne atau Linda.. bergantian tiap hari dan malamnya. *end* (. ) ( .)
---------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd