Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

-------------------------------------------------------------------------------

Cerita 45 – Perempuan Perempuan di Lingkungan Kantor

Episode Tante A Yung

Sudah 2 bulan
aku berhubungan dengan Yuni..
entah kenapa mulai ada sedikit kebosanan dengan hubunganku ini.

Mungkin memang obsesiku terhadap wanita yang jauh lebih tua darikulah..
yang membuatku bosan berhubungan dengan anak seumuran Yuni.

Kedewasaan pemikiranlah yang menjadi pertimbanganku.
Walau hubungan kami memang hanya sebatas seks saja.. akan tetapi titik jenuh sudah menghampiriku.

Lambat laun aku mulai menjauhi Yuni. Frekuensi pertemuan kami di luar jam kerja pun berkurang.
Yang tadinya dalam seminggu aku biasa bertemu 2 sampai 3 kali di luar pabrik..
sekarang hanya 1 kali dalam seminggu.. atau bahkan dua minggu.

Sekarang aku lebih banyak memfokuskan diri pada kerjaan..
dan hasilnya aku pun dipromosikan untuk menjadi Manager Area.

Kinerja kerjaku dipuji oleh Direktur wilayahku.
Karena produksi menjadi lebih efisien dan meningkat dengan baik.

Aku pun jadi sering bepergian dengan Boss-ku itu meninjau pabrik wilayah lain..
karena pabrik tempatku bekerja ada di 3 wilayah kota berbeda.

Tak jarang aku diajak pulang ke rumahnya untuk makan malam..
terkadang hanya untuk menemaninya ngobrol.

Akan tetapi ada satu hal yang membuat aku kerasan bertamu di rumah Boss-ku itu.
Istrinya yang beliau nikahi sewaktu masih kuliah di China.

Panggilannya di rumah A Yung. Cantik, putih bersih.. badan proporsional.. dengan tinggi sekitar 168cm..
dan dihiasi oleh payudara berukuran 34B dan juga pantat yang aduhai kencang.

Untuk ukuran umur beliau yang sudah menginjak 58 tahun..
membuat aku tak percaya kalau beliau sudah berumur segitu.

Karena seringnya aku bertamu ke rumah boss-ku membuat aku tak canggung lagi..
dan memang aku dan keluarga Boss-ku menjadi akrab.

Terkadang aku bawa Dianah istriku untuk ikut bertamu ke sana.
Istriku dan Tante A Yung pun menjadi akrab sekali.

Mereka menjadi sering bepergian untuk sekedar ngopi atau shopping.
Tentunya Tante A Yung yang membayarkan semua hal itu. Bagiku tak masalah, malah untung.
Karena uang jajan istriku dapat ditabung. Lumayan nambah-nambah simpanan.

Sedang Bayu Anakku yang sekarang berumur 16 tahun..
juga sudah akrab dengan anak Boss-ku yang bernama Deviana.
Mereka sering pula jalan bersama ke mall atau belajar bareng, karena memang mereka seumuran.

Dan karena terlalu seringnya aku bertamu ke rumah Boss-ku..
aku jadi punya hasrat tersendiri terhadap Tante A Yung.

Apalagi aku memang punya selalu hasrat terhadap wanita yang jauh lebih tua..
atau yang biasa disebut Oedipus complex.

Setiap bertamu ke rumah boss-ku.. Tante A Yung memang selalu mengenakan pakaian yang santai.
Hanya dengan celana hot pants dan juga tank top. Alasannya Kota Metropolitan ini panas.
Tidak seperti di kampungnya di China.

Setiap aku sedang ngobrol santai dengan Boss-ku..
Tante A Yung lah yang selalu membawakan minuman untuk kami.
Entah kenapa.. padahal di rumah nya ada 3 orang pembantu rumah tangga.

Setiap Tante A Yung menyuguhkan minuman.. ketika dia meletakkan cangkir minuman di meja..
selalu saja mataku tak pernah lepas dari payudaranya yang menyeruak keluar.

Dengan payudara yang mutih bersih itu, lelaki mana yang tak tertarik..
dan pasti berkeinginan sama denganku. Ingin mencicipinya.

Dan keinginan itu selalu aku pendam karena jangankan untuk memilikinya..
sekedar untuk mencicipinya pun aku tak akan mungkin bisa.
Karena notabene dia adalah istri dari Boss-ku.. atasanku, orang yang menggajiku..!!

Tapi semakin aku mencoba untuk menghilangkan perasaan dan hasratku..
semakin kuat pula bayangan Tante A Yung bergelayut di pikiranku.

Terkadang ketika aku sedang ML dengan Dianah istriku.. si Yuni Admin ataupun Tante Sri..
bayangan wajah Tante A Yung kini menjadi sering terbayang sedang menaiki kontolku.

Pernah pula tanpa sengaja aku mengerang ketika sedang digenjot Yuni..
tanpa sadar keluar nama Tante A Yung dari mulutku. Untung saja Yuni tidak sadar akan hal itu.

Akan tetapi.. pada akhirnya Hasrat itu terkabul juga. Kejadiannya sekitar 1 minggu yang lalu.
Ketika itu Boss-ku menyuruhku menghadap ke kantornya. Aku pikir promosiku sudah tiba saatnya.

Ternyata beliau memintaku untuk mengontrol rumahnya..
karena beliau harus pergi ke Jepang untuk rekonsiliasi pembangunan pabrik baru lagi.

Beliau bilang akan berangkat sekitar seminggu atau mungkin lebih.
Karena itu beliau meminta tolong padaku untuk mengontrol rumahnya saat beliau tidak ada.

Beliau curiga dengan istrinya.. karena beberapakali beliau tanpa sadar menyebut kata ’Sayang..!!’
Ketika sedang ML dengan Boss-ku.

Padahal selama mereka berumah tangga..
belum pernah sekali pun Tante A Yung memanggil dengan sebutan ’Sayang’ kepada Boss-ku.
Selalu saja memanggil boss-ku dengan panggilan ’Koh..!!’

Oleh karena itulah.. boss-ku curiga kalau istrinya punya pacar.. atau bahkan mulai mencari daun muda.
Alasan kenapa beliau menugaskanku.. karena supaya tidak timbul kecurigaan di mata Tante A Yung..
Sebab aku memang sudah dekat dengan keluarga Boss-ku di rumahnya.

Akhirnya aku pun menyanggupinya. Karena ada perasaan kasihan juga terhadap boss-ku.
Walau dalam hati aku berharap kalau yang jadi pacar gelap/brondongnya Tante A Yung itu adalah aku.

Hingga boss-ku pun berangkat ke luar negeri. Aku mengantarkan beliau ke bandara.
Dan sekali lagi sebelum beliau boarding, beliau meminta tolong sekali lagi..
memastikan kembali kalau aku akan mengontrol segala kegiatan yang ada di rumahnya.

Aku pun kembali meyakinkan beliau untuk tidak khawatir.
”Tenang aja Pak.. saya pasti cek dan ricek semua yang bapak tugaskan kepada saya..”

Beliau tersenyum. ”Terimakasih Gi. Apapun kebutuhan kamu selama kamu mengontrol keadaan rumah..
sudah saya persiapkan. Kamun tinggal bilang saja ke Bu Risma bagian accounting..” kata boss-ku.

Mendengar hal itu hatiku sangatlah gembira.
Aku pun sekali lagi meyakinkan dia agar lebih memikirkan meeting di Jepang.
Biar masalah rumah aku yang mengurusinya.

Dan dengan wajah lega beliau pun langsung menuju ke dalam bandara.. lalu aku pun kembali ke kantor.
-----oOo-----

Keesokan harinya.. setelah mengisi absen di kantor.. aku pun langsung berangkat menuju rumah boss-ku..
setelah mengurus dana keperluanku di bagian accounting.

Dalam perjalananku kenuju rumah boss-ku..
aku terus memikirkan kira-kira benar atau tidak kalau Tante A Yung punya simpanan.

Dan terselip dalam pikiranku itu kalau saja benar Tante A Yung punya simpanan..
aku pun sangat bersedia untuk menjadi simpanannya.

Dan kembali bayangan kemolekan tubuh Tante A Yung melintas dalam benakku.
Mulai dari lehernya yang jenjang.. turun ke arah dadanya yang montok dan putih bersih itu..
kemudian ke perut dan perlahan-lahan turun ke memeknya.

Membayangkan itu.. tanpa sadar kontolku pun berdiri tegak.
Aaarrrgghhh.. gila..!! Masih aja mikirin yang ga mungkin..!! Gerutuku dalam hati.

Sekitar 25 menit kemudian aku pun sampai di depan gerbang rumah boss-ku.
Aku pun turun dan berjalan menuju bel rumah disamping pagar nya.
Bell tersebut dilengkapi dengan interkom.

Ketika kau memencet bellnya beberapakali.. kemudian terdengar suara orang menjawab.
”Siapa yah..?”
Aku pun menjawab.. ”Saya, Egi..!!”

Kemudian terdengar kembali suara di interkom tersebut..
”Oooh.. mas Egi. Sebentar saya bukain pagarnya..”
Ternyata si mbok Emi.. pembantu yang paling lama bekerja di rumah Boss-ku.

Aku kembali ke dalam mobilku. Tak lama kemudian gerbang rumah boss-ku pun terbuka..
kemudian aku langsung memasukkan mobilku ke dalam car port.

Setelah turun dari mobil aku mendekati Mbok Emi dan bertanya.. ” Nyonya ada mbok..?”
Si Mbok menjawab.. ”Ada Mas, lagi mandi, soalnya baru bangun..”

Bussett..!! Kataku dalam hati. Jam segini baru bangun..?
Yah, aku pikir namanya juga istri boss besar, mau bangun jam berapa aja bebas, ga akan ada yang larang.

Dan kemudian aku berjalan mengikuti mbok Emi menuju ke dalam rumah.
Setelah di dalam aku pun langsung beranjak menuju dapur..

Aku memang sudah terbiasa berjalan ke sana ke mari di rumah boss-ku.
Sudah seperti rumah sendiri.

Dan boss-ku pun memang tak pernah mempermasalahkan hal itu..
karena beliau sudah menganggapku seperti keluarganya sendiri.

Sesampai nya di dapur aku pun langsung membuat kopi..
dan kemudian duduk di meja makan dapur yang ada di sana.

Sambil mengutak atik handphoneku sembari iseng-iseng baca-baca cerita panas di s*mpr*t.com.
Karena membaca thread-thread yang memang bagus.. tak menunggu lama kontolku pun berdiri tegak.
Dan tanpa sadar aku pun mengusap-usap celanaku.

Cukup lama aku duduk di dapur sambil menikmati usapan tanganku sambil membaca cerita panas itu.
Tanpa sepengetahuanku.. ternyata Tante A Yung berdiri di belakangku..
sambil ikut melihat isi handponeku dari belakang.

Lantas dia menepuk bahuku sambil berkata.. ”Baca apaan sih..? Koq asik bener sambil gosok-gosok gitu..?”
Jderrr..!! Bagaikan di sambar petir, aku pun loncat dari kursi..
sehingga kopi yang kutaruh di meja pun tumpah dan membasahi taplak meja makan.

“Eh.. eh.. anu.. anu.. Bu.. ga.. apa.. apa,.. koq..” kataku dengan terbata-bata.
Langsung aku pun mengambil lap dan melap tumpahan kopi ku di meja.

Tante A Yung tersenyum.. ”Gi, udah.. biar Emi yang beresin.. kamu ngapain ke sini..?
Kan bapak lagi ke Jepang..?”

Aku pun menjawab masih dengan terbata-bata.. karena rasa kagetku belum hilang.
”E.. annnuu.. Bu.. say.. say.. say ..”

Belum selesai bicara Tante A Yung berkata..
”Koq pake panggil say.. say.. segala sih..? Kayak ke Pacarnya.. hi.. hi.. hi...”
Tampak Deretan gigi yang putih bersih dan rapi ketika dia tertawa kecil.

“Eh.. bu..bukkan.. maksud ssyaa.. saayya ma..mau bilang kalo saya disuruh bapak untuk ke sini.
Siapa tau Ibu ada perlu apa.. bi..biar saya yang bantu..” jawabku mulai lancar..
mencoba mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Tante Ayung.

“Ya sudah.. kita ke ruang tengah aja yuk, biar ngobrol nya lebih enak..” ajak Tante A Yung.
Aku lantas mengikuti Tante A Yung dari belakang. Ehhmm.. tercium wangi parfum dari tubuh Tante A Yung.

Harumnya menusuk ke dalam rongga hidungku dan membangunkan syaraf-syaraf tubuhku..
sehingga kembali kontolku berdiri lagi.
Wangi parfum Bvlgari Pour Homme memang sangat membuatku selalu bergairah dan meningkatkan libidoku.

Dari belakang tubuhnya aku berjalan sambil memperhatikan dengan seksama..
tubuh Tante A Yung dari rambut sampai ke kaki.
Goyangan pantatnya memang sangat enak kalau saja kontolku di jepit di sana.

Pikiranku memang sudah terlalu jauh karena setelah membaca cerita panas tadi..
ditambah dengan pemandangan yang sangat indah di depan mataku ini.

Kami pun duduk di ruang tengah.. Tante A Yung duduk tepat di depanku.
Dia duduk dengan kaki kiri ditumpukan di atas kaki kanannya.

Pada saat dia hendak menaikan kaki kirinya ke atas kaki kanannya itulah..
dengan tak sengaja kulihat ke arah sela-sela celana hot pantsnya tampak pemandangan yang menakjubkan.

O my God..!! Ternyata dia tak memakai CD. Tampak sekilas bulu-bulu nan lebat..
menghiasi pinggiran memeknya yang nampak walau hanya sedikit.

Tanpa sadar aku pun menelan ludah dan kembali mulai berpikir jorok.
Pada saat aku membayangkan hal itu, Tante A Yung membangunkanku dari lamunanku itu.

“Hayooo.. liat apa, Gi..? Pake ngelamun segala..?”
Aku pun bertambah gugup dan tak tau harus mengatakan apa.

”Eh.. anu.. anu.. bu.. anu..”
Tante A Yung tersenyum dna berkata kembali.. ”Anu apa..? Kamu liat anu ya..?”

Tanpa disangka Tante A Yung berpindah tempat dan duduk di sebelahku.
Dia lantas mendekatkan mukanya ke arah telingaku dan berbisik..

”Kenapa gugup sih Gi..? Mank kamu liat apa..?”
Nafas Tante A Yung terasa berat dan berembus di telinga lalu ke leherku..
sehingga menambah tegang kontolku yang sudah berdiri dari tadi.

Dan tanpa disangka, tiba-tiba tangan Tante A Yung meraba pahaku dan berjalan ke arah pangkal pahaku.
Nafasku pun menjadi lebih kencang, degup jantungku berpacu, terasa adrenalinku pun meningkat.

Terasa tangan Tante A Yung mulai masuk ke dalam kausku..
mengusap-usap perutku dan mulai masuk ke dalam celanaku.

Tak ada reaksi apa pun dariku karena entah karena takut atau menahan nikmat, entahlah.
Akan tetapi yang pasti tubuhku terasa kaku.

Ketika tangan Tante A Yung sudah ada di dalam celanaku dia berkata..
”Wah.. dah berdiri tegak ya..? Hhmmm.. lumayan gede juga punya kau, Gi..”

Aku pun mulai mengumpulkan keberanianku dan berkata..
”Buu.. anuu.. saa.. saya.. takkut.. iin.. inni.. gak.. apa.. apa.. Bu...?”

Tante A Yung menarik tangan nya dari celanaku.
Kemudian dia berdiri tepat di depanku.. yang masih duduk diam.

“Kenapa Gi..? Kamu ga suka..? Emang saya sudah tua ya buat kamu..?”
Tanya Tante A Yung.

Aku pun menjawab.. ”Gak bu.. cum.. Cuma.. ibu kan.. istri dari atasan saya..
dan Pak Tjokro sudah percaya sama saya, Bu..”

Tante A Yung tersenyum dan kembali berkata.. ”Tenang aja Gi,, bapak kan ga tau..
Llagian saya tau koq kalo kamu suka memperhatikan saya..”

Kemudian Tante A Yung berlutut di depan ku di antara ke dua kakiku.
Tangannya mulai membuka ikat pinggangku, lalu kancing celanaku, resletingku..
hingga tampak tonjolan kontolku dari balik CD yang kukenakan.

Tante A Yung mulai mengusap-usap kontol ku dan kemudian membuka celanaku seluruhnya..
hingga tinggal CD saja yang aku kenakan.

Kemudian Tante A Yung tiba-tiba berdiri dan berjalan menuju dapur.
Sempat kebingungan juga aku dibuatnya.

Tadi dengan bernafsu dia melepas celanaku dan sekarang aku ditinggalkan sendiri di ruang tengah.
Belum selesai aku berpikir.. Tante A Yung sudah kembali ke posisi semula.

Dia tersenyum dan berkata, ”Saya sudah suruh Emi ke supermarket..
sekarang ga bakalan ada yang bisa ganggu kita..”

Kemudian Tante A Yung melepaskan CD-ku hingga yang tersisa tinggal pemandangan kontolku..
yang kini telah berdiri dengan gagah.. seolah menantang Tante A Yung.

”Wah.. wah.. bener juga.. kontol kamu gede ternyata.. Kalah panjang sama punya Bapak sih..
tapi diameternya.. hhhmmmm.. hebat kau, Gi..”

Sesudah berbicara itu.. tanpa disuruh Tante A Yung membuka mulutnya..
Lalu.. clrupp..! Ahhhh.. Ia memasukkan kontolku ke dalam mulutnya.

Perlahan-lahan dia mengisap kontolku..
menaik turunkan kepalanya dan mengocok kontolku dengan tangannya.

“Hmmmmpphhhh.. ennaaakkk.. bbuuu.. aaahhhh..”
Isapan Tante A Yung ternyata jauh lebih hebat dari pada Tante Sri dan Yuni.

Seperti yang aku sering tonton di film-film bokep. Tante A Yung mulai menjilati dan mengisap bijiku.
Kemudian dengan lidahnya turun hingga lubang anusku.

“Bu.. ga usah ke situuuhhh.. gak jijik..?”
Tante A Yung tersenyum dan berkata.. ”Sudah.. nikmati aja. Gimana isapan saya..?”

Aku pun menjawab sambil memejamkan mata karena nikmatnya memang tiada tara.
”Hebbattt.. Ibu.. memaangg jaagooo.. baaruu sekaarang sayaaa merasakan isapaann.. sepertiii.. ini..”

Kemudian Tante A Yung pun berdiri.. dia mulai menanggalkan bajunya satu per satu..
hingga nampaklah seluruh tubuh mulusnya di depanku.

O my God.. sungguh indah tubuhnya..!! Putih.. bersih.. tanpa ada cacat sedikit pun..
dengan dihiasi payudara yang masih indah untuk wanita seumurnya.
Bulu-bulu yang lebat di sekitar memeknya.

Kemudian Tante A Yung naik ke atas kursi tempatku duduk..
lalu mengangkangi aku dan menempatkan memeknya.. tepat di mukaku.

“Gantian Gi.. ayyoooo.. saya jugaa maauuu..” kata Tante A Yung sambil memainkan payudaranya.
Tanpa menunggu lama aku pun mencengkram pantat Tante A Yung dan mulai menjilati memeknya.

Sedangkan Tanganku yang satunya mulai memainkan clitorisnya dengan jempolku.
Tak ayal tubuh Tante A Yung menggeliat.

Dan ikut bergoyang diiringi dengan nafasnya yang mulai tersengal-sengal.
“Ooouuhhhh.. ennnaakkkkk.. Gggiiii.. terruusss Gggiiiiiiii..”

Cukup lama aku memainkan memeknya.. hingga terasa tubuh Tante A Yung mulai bergetar..
pertanda dia mulai memasuki fase orgasme.
“Aaaahhhhhh.. aaaauuhhh.. Ggiiii.. dddiiikkkittt llaaaggiiiihhh.." erangnya kuat.

"Ohhhh.. Aaaahhhh.. hhhmmppph.. aaaaahhhhhhhhhh.. !!!” Tubuh Tante A Yung mengejang..
Tangannya menjambak rambutku serta menekannya lebih masuk ke dalam selangkangannya.

Selang beberapa saat tubuhnya melemas dan ambruk terduduk di atas pahaku.
Tangannya melingkar di bahuku. Sedangkan nafasnya masih memburu.

Kulihat ida tersenyum dan kemudian mencium keningku.
Turun ke arah bibirku, dan kami pun berpagutan.. saling bertukar air liur.

Lidah kami pun bersilangan dan saling menyapu.. saling mengisap.
Tak lama kemudian dia melepaskan ciumannya.. lalu melihat ke arah kontolku..
yang berdiri tegak tepat di depan memeknya.

Tante A Yung menggenggam kontolku.. tubuhnya di angkat sedikit..
kemudian mulai menuntun kontolku ke arah bibir memeknya yang ditumbuhi bulu yang lebat itu.

Slepp.. slepp.. slepp.. digesek-gesekannya kepala kontolku di bibir memeknya.
“Aaahhhh.. eeennnnaaakkk.. eennaakk.. Ggiiii..”

Aku yang mulai dihinggapi rasa tak sabar.. dengan cepat menggenggam pinggang Tante A Yung..
Lalu.. Jlebb..!! Kutekan ke bawah.. sehingga dengan sekali hentak masuklah kontolku ke dalam memeknya.

“Aaaaahhhhh.. Ggiiiii.. biiilllaangg-bbbiillanngg doooonngggg..!!” Seru Tante A Yung dengan sedikit menjerit.
Aku pun tersenyum dan menjawab.. ”Sorry Buuu.. habis ibu bikin saya bener-bener nafsu..”

Tante A Yung pun tersenyum dan berkata.. ”Gak apa-apa Gi.. Cuma kan kaget..
Kontol kamu ngepas banget di dalam.. Oooouuuhhhhh.. hhmmmppphhhh..”

Tante A Yung mulai menggoyangkan pinggulnya dengan perlahan..
sehingga kontolku ikut bergoyang mengikuti arah goyangan pinggulnya.

Kemudian tempo goyangan Tante A Yung berubah menjadi lebih cepat.
Tangannya mencengkram bahuku.
Sedang tanganku sibuk ikut membantu goyangannya dengan menggoyangkan dan meramas pantatnya.

“Bbuuuu.. me.. mek.. ibuuu.. mannnttapppp.. hhhmmppphh..”
Tante A Yung tak menjawab dan terus menggoyangkan pinggulnya.

Dan hanya erangan dan desahan saja yang keluar dari mulutnya.
“Ooouuhhhhh.. ooouuuhhhh.. aaahhhhhh.. hhhhmmmmpppphhh.. aaaaaahhhh..”

Kemudian Tante A Yung berhenti dan mencium bibirku.
Aku pun bertanya.. ”Koq berhenti, Bu..?”

Tante A Yung tesenyum dan melepaskan kontolku. Lalu dia berdiri dan menarik tanganku.
“Gi.. pindah kamar yuk..!? Pegal pinggang saya..”

Aku pun lantas mengikuti Tante A Yung menuju kamar tidurnya.
Kamar yang teramat mewah dan tampak ranjang yang sangat indah dan empuk pastinya.

Lalu Tante A Yung pun berbaring dan membuka kedua pahanya..
sehingga tampaklah belahan memeknya di antara lebat bulu-bulunya.

Tampak memek yang merah merona..
hingga aku tanpa aba-aba langsung menciumi dan menjilati memek Tante A Yung.

Tangan kananku meremas payudaranya dan tangan kiriku mulai menggosok-gosok clitorisnya.
Tante A Yung pun mendesah dengan sangat keras.

”Giiiii.. aaaaooooooohhhhhh.. gggiiii.. hhhhmm mppppphhhh.. aayyyyyoooo.. aaaahhhhhh..”

Kemudian aku pun bangkit dan naik ke atas ranjang Tante A Yung.
Kupegang pergelangan kaki kanannya dan kuletakkan di bahuku.

Lalu kugenggam kontolku.
Plepp.. slepp.. keballi kugesek-gesekkan kepalanya di bibir memek Tante A Yung.

Slebb.. mulai kutekan pantatku perlahan..
hingga tampak kontolku bak hilang pelan-pelan ditelan belahan memeknya yang indah itu.

Tak sampai habis aku pun menarik kontolku hingga tersisa hanya sampai sebatas kepala kontolku.
Berulang-ulang dengan ritme yang sama.

Rupanya Tante A Yung adalah orang yang memiliki hasrat seks yang tinggi.
Dengan goyanganku yang pelan itu dia pun merengek untuk dipercepat goyanganku.

Maka dengan senang hati aku pun meng iyakan dan mulai menghantam memeknya dengan kontolku.
Plokk.. plokk.. plokk.. terdengar bunyi keras yang keluar dari hentakan kedua kelamin kami.

“Ggggiiii.. leebbbiiihhh.. kkkkeerraaaaaasss.. ooooohhhhh.. oooouuuhhhh.. aaaaahhhhhh..!!”
Gerakan Tante A Yung semakin tak terkendali.

Pinggulnya bergoyang dengan cepat..
juga dibarengi dengan remasan tangannya pada payudaranya sendiri.

Tak lama kemudian Tante A Yung mengejang dan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi..
sehingga kontolku terbenam dengan sempurna ke dalam memeknya.

“Aaaaaahhhhh.. Ggggiiiiiiii.. Keeeelllluuuaaaarrr.. Oooouuuuhhhh.. hhhmmmppphhhh..!!!”
Tampak setelah menjerit itu Tante A Yung menggigit bibirnya karena merasakan orgasme yang luar biasa enak.

Aku pun membiarkan kontolku terbenam dan hanya ikut menahan pinggangnya.
Kemudian tubuh Tante A Yung melemas.

Dengan suara yang parau dia berkata.. ”Giii.. eennnaakk.. hhhmmmppphhh..”
Tanpa berkata apa pun aku mencabut kontolku.
“Aaahhhh..” Tante A Yung melenguh ketika kontolku lepas dari memeknya.

Dengan lembut aku kemudian membalikkan tubuhnya.
Kedua kakinya kubiarkan menjuntai di pinggir kasur dan tubuh nya tertelungkup.

Kemudian kedua kakinya aku buka sedikit melebar..
sehingga tampak memeknya yang indah dari belakang.

Aku lantas berlutut.. hingga wajahku tepat menghadap di memeknya.
Kemudian aku pun menjilati memek nya. Tak lupa lubang anusnya ku sapu dengan lidahku.

Permainan ku ini rupanya menambah Tante A Yung menjadi lebih liar dari sebelumnya.
Kedua tangannya meremas payudaranya sendiri.

“Giiii.. jang.. jangaaaannn.. ssiiikkksssaa.. saaayaaaa.. aayyyooo.. ddoooonngg..!!”
Aku pun berdiri dan menuntun kontolku hingga tepat di bibir memeknya.

Slekk.. slekhh.. slekkhh.. Kugesekkan perlahan.. lalu kumulai menekan kontolku.. slebbb.. jlebb..!
Sehingga kembali kontolku masuk ke dalam lubang memeknya yang nikmat itu.

Kali ini aku tak mau bersikap lembut lagi.. pikirku.
Maka dengan sekali hentakan keras.. jleghh..!! Kontolku amblas ke dalam memeknya.

Kemudian aku pun mulai menggenjot dari belakang dengan keras dan sedikit kasar.
Dan memang ternyata Tante A Yung lebih menyukai gaya seks yang sedikit kasar.

“Aaaahhhh.. eennnaaakkkk.. tteeerrruuusss.. tteeruuuuss.. gggiiii..!!!”

Kemudian aku pun menarik rambutnya.. sehingga kepala Tante A Yung tertarik ke belakang.
Kulihat matanya menatapku..

Kemudian dengan terengah-engah dia tersenyum sembari mendesah tak karuan.
"Kkkaaammmuuu.. mmeemmannggg.. hheebbaatttt.. Aaaooooohhhhh.. oooouuuhhhh.."

Dan memang gaya seks yang sedikit kasar seperti ini aku rasakan memiliki sensasi tersendiri.
Aku pun mencoba memukul pantat Tante A Yung yang besar dan semok itu.

Plakkk.. plakkk..!!! Ternyata Tante A Yung semakin bergairah..
Ia ikut menggoyangkan pantatnya dengan cepat.

“Aaaahhhhh.. yyyyyaaaahhhh.. ssspppeeertttiiii.. iittuuu.. aaaaaooouuuuhhhh..!!!”
Tak lama berselang Tante A Yung pun sepertinya hendak mencpai orgasmenya kembali.

Gerakan pantatnya semakin cepat dan tak menentu. “Giiiii.. sseeedddiiikkkiittt.. laaaagggiiiiii..”
aku pun menggenjot lebih keras lagi.. sehingga ranjang pun ikut bergoyang dengan hebat.

Kemudian Tante A Yung menjerit dengan keras sambil menarik kedua puting dengan kedua tangannya.
“Aaaaaaahhhh.. hhhhmmmppphhhh.. kkkeeelluuuaaarrr.. laaaggiiiii..!!”

Kembali tubuh Tante A Yung ambruk..
dengan keringat memenuhi dan membasahi seluruh tubuhnya yang putih bersih itu.

Tak lama.. tanpa menunggu lama aku membalikkan tubuhnya kembali.
Dan memindahkan tubuhnya sedikit lebih ke tengah ranjang.

Kemudian kuangkat kedua kakinya dan kuletakan di bahuku.
Tampak memeknya semakin tembem dan indah dipandang.

Aku pun menggenggam kontolku dan kembali memasukannya lagi ke dalam memeknya.
Karena posisi seperti ini.. maka memek Tante A Yung terasa lebih sempit dibandingkan sebelumnya.

Dengan sekali hentakan keras masuklah kontolku ke dalam memeknya.
Slllebbb..!!! Diikuti dengan erangan kenikmatan dari mulut Tante A Yung. “Aaaahhh.. Ggiiiii..!!!!”

Aku pun mulai menggenjot dengan semangat.
Bunyi beradunya kedua kelamin kami pun lebih keras terdengar.

Pllokk.. plokk.. pllokk..!!!
Nah.. dengan posisi ini.. aku merasa tak akan lama lagi akan mencapai orgasme.

Clekk-clekk-clekk-crekk-crek-crekk-clebb-clebb-clebb-clebb..
Maka aku pun semakin kencang menggenjot Tante A Yung.

Dan rupanya Tante A Yung pun tampak akan mencapai orgasmenya kembali.
“Ggggiii.. gaaaaa.. kkuuaaattt.. maaauuuuu.. kkeee.. kkkeeellluuaarrr.. laagggiiiiihh..!! Rintihnya kacau.

"Ooooouuuhhhh.. Aaaaaaaahhhhhhhhhhh..!!!”
Tante A Yung menjerit dan mengangkat pantatnya tinggi.

Aku pun sudah merasakan kontolku akan meledak dan menembakan maniku.
“Saaayyyaaa.. jjuugggaaaa Bbuuuuuu.. Hhhmmmpppppphhh.. Aaaaaahhhh.. ssstttttthhhhh..!!!!”

Jleghhh..!! Kutekan pantatku kuat-kuat.. sehingga kontolku amblas semua di liang memeknya.
Crott.. crott.. crott.. crott..!! Ughhh.. terasa maniku menyemprot dengan kuat sekali.

Suatu perasaaan yang sungguh membuat seluruh syaraf di tubuhku bagaikan tersengat listrik.
Kenikmatan yang tak dapat digambarkan dengan kata-kata.

Kedua tubuh kami pun kemudian ambruk dengan lemas.
Tampak lelehan maniku keluar dari sela-sela memek Tante A Yung.

Aku pun memeluk Tante A Yung dan mencubit putingnya.
“Aawww..!! Naakall kamu., Gi..” jerit Tante A Yung dengan tersenyum.

Kami pun berciuman. Kemudian aku pun bangkit dan hendak beranjak ke kamar mandi.
Akan tetapi dicegah oleh Tante A Yung.

“Kamu mau ke mana, Gi..?”
Aku membalikkan badanku. ”Mau membersihkan badan Bu, mau ke pabrik lagi..”

Tante A Yung bangkit dan menarik tanganku..
sehingga aku pun jatuh menimpa tubuh Tante A Yung di kasurnya.

“Ga usah ke pabrik. Saya masih pengen nanti.. kita istirahat sebentar, nanti kita lanjut. Bagaimana..?”
Sebelum aku menjawab.. telunjuk Tante A Yung ditempelkan di bibirku.

Dan Tante A Yung kembali berkata..
”Saya tau masalah promosi kamu. Nanti saya bantu supaya lebih cepat terlaksana. Bagaimana..?
Sebagai imbalannya kamu harus mau melayani saya.. kapan saja saya mau..”

Aku tak menjawab. Sebuah tawaran yang menggiurkan.
Sudah dapat kenaikan jabatan.. ditambah dapat memek yang enak luar biasa.
Lelaki mana yang mampu menolak tawaran itu..? Ya nggak..? Hehehe..

Aku pun lantas mengangguk tanda setuju.
“Baik bu, saya mau bersihin badan dulu deh, ntar balik lagi..” kataku.

“Gak usah.. di sini aja dulu. Temenin saya aja..” kata Tante A Yung lagi.
Tangannya mulai menggerayangi selangkanganku.

Mendapat rangsangan intens.. sontak kontolku lambat laun mulai berdiri kembali.
Tanpa menyia-nyiakan waktu, langsung saja kulumat bibir Tante A Yung.

Kami saling berpagutan, kemudian aku pun mulai turun menjilati leher.. kuping..
kemudian turun ke payudaranya.. kujilati puting nya dan kigigit-gigit kecil.

Tante A Yung pun menggelinjang.
Gila.. nafsu Tante A Yung gede bener.. lebih gede dari Tante Sri..!! Kataku dalam hati.

Belum selesai aku bermain di payudara Tante A Yung..
tiba-tiba dia yang sedari tadi memainkan tangannya di selangkanganku..
menggenggam kontolku dan mengarahkan nya ke memeknya.

“Bu, nanti saja, kita foreplay dulu..” kataku.
Tapi Tante A Yung hanya diam dan menggesek-gesekan kontolku di memeknya.

Tak lama kemudian.. Jlebb..! Ia menekan pantatku dengan tangannya..
hingga kontolku masuk ke dalam memeknya.

Tante A Yung melenguh sambil mendongakan kepalanya ke belakang.
“Aaahhh.. ennaakkkk.. Giii..!!”

Aku masih terdiam, dan menahan tubuhku dengan kedua tanganku..
kulihat ke bawah dan ke arah selangkanganku.

Kulihat Tante A Yung mulai bergoyang sendiri. Naik turun, dan diputar-putarkan pinggulnya.
Tanpa sadar aku memejamkan mataku dan mengerang menahan nikmat..

”Hhhhmmmpppp.. eennnaaakkkk.. bbuuuuu.. puuttteeerrr.. teerruuussshhhh.. aaaaahhhhh..”
Sedangkan Tante A Yung terus memutar-mutar pinggulnya dan sesekali mengerang..

”Giiiihhh.. Ggggiiiiii.. hhhhmmmppphh..”
Sesekali Tante A Yung menggigit bahuku, sakit..
akan tetapi rasa sakit itu berubah menjadi kenikmatan tersendiri.

Kemudian karena aku pun tak mau hanya terdiam, aku pun mulai menggenjot Tante A Yung.
Kembali aku genjot dengan keras dan cepat.

Tante A Yung menyeringai memperlihatkan raut wajah yang menikmati hentakan demi hentakanku.
Tak lama kemudian aku berbisik pada Tane A Yung.. ” Bu.. ganti posisi ya..?”

Tante A Yung mengangguk dan melepaskan kontolku dari cengkraman memeknya.
Aku kemudian berdiri dan menarik kadua tangan Tante A Yung..

kami pun berdiri aku lantaas membalikkan tubuh Tante A Yung dan menekan punggungnya..
sehingga posisinya sedikit menungging.

Kedua tangannya berpegangan pada tiang ranjang.
Dan salahsatu kakinya aku naikkan ke kasur.

Aku pun kembali memasukan kontolku ke dalam memeknya.
Kemudian mulai menggenjotnya kembali.

Jlebb.. jlebb.. jlebb.. jlebb.. clebb.. clebb.. clebb.. jlebb..!!
Kugenjot dengan hentakan kuat dan kencang.

Posisi kami seperti ini sangatlah jelas memantul dari cermin lemari pakaian Tante A Yung.
Melihat pantulan diri kami di cermin itu menambah gairahku..
untuk lebih memperkencang genjotanku.

Tampak pemandangan yang sangat tak ingin aku lewatkan dan lupakan.
Tubuh putih mulus nan sempurna berguncang-guncang erotis..
seiring hentakan tubuhku dari belakang tubuhnya.

Tanganku menarik tangan kirinya dan memegangnya dengan kuat..
sehingga dari cermin lebih jelas payudara Tante A Yung bergoyang-goyang.

Rupanya posisi ini membuat Tante A Yung berteriak-teriak dan mengerang tak menentu.
“Aaaahhh.. aaaaooohhhh.. Gggiiii.. aaaahhhhh..!!!”

Tak lama kemudian Tante A Yung berteriak panjang diiringi dengan tubuhnya yang menegang.
“Aaaaaaahhhhhhhhhhhhh.. Gggiiiiiiiiiiiiiiii..!!!!”

Tangan Kirinya yang kupegang tadi menggenggam tanganku denga kuat sekali..
kuku jemarinya menusuk dan meninggalkan bekas merah dan perih di tanganku.
Tetapi sekali lagi rasa perih itu aku rasakan nikmat sekali.

Jlegghhh..!! Aku pun menghentakkan pantatku dengan sekali hentakan yang kuat..
sehingga Tante A Yung kembali menjerit.. ”Aaaaaaaooooohhhh.. aaaaahhhhhhh..!!!”

Kami terdiam sejenak.. Plopp..! Kulepaskan kontolku dari cepitan liang memeknya.
Lalu kuambil kursi rias Tante A Yung..
lalu menempatkannya tepat di depan cermin lemari pakaiannya.

Kutarik tangan Tante A Yung dan aku pun duduk di atas kursi itu.
Tante A Yung pun mengerti maksudku.

Ia kemudian mengangkangiku lalu menuntun kontolku kembali ke memeknya.
Slebb.. Bleessskk..!!! Perlahan kontolku masuk sedikit demi sedikit ke dalam memeknya.

Dan Tante A Yung mulai menaik turunkan tubuhnya. Kedua tangannya memeluk leherku.
Sambil bergoyang aku melihat pada cermin pantat Tante A Yung naik turun di atas kontolku.

Tampak kulihat ketika pantetnya naik.. sebagian dari daging di memeknya ikut tertarik..
Dan ketika pantatnya turun.. tampak masuk kembali ke dalam.

Posisi ini kami lakukan tidak lama.. hanya berselang 10 menit kemudian..
Tante A Yung mengubah posisinya.. sehingga sama-sama menghadap ke cermin.

Dia pun kembali menaik turunkan tubuhnya di atas tubuhku. Tangan kanannya melingkar di leherku.
Dan tangan kirinya meremas-remas payudaranya sendiri.

Tangan kiriku pun mulai menggosok-gosok clitorisnya.
Sementara tangan kananku meremas payudara Tante A Yung yang sebelah kanan.

Aksi kami ini sangat membuat gairah kami bertambah naik.
Kami bak sedang menonton dua orang yang sedang ML di depan kami.
Bahkan menurutku permainan yang biasa aku tonton di film-film bokep pun kalah panas dengan aksi kami.

"Gggiii.. gggiiiii.. eennnaaakkk.. bbaaannggeet.. aaahhhh.. aaahhhh.. hhhmmmmppphhhh..”
Tante A Yung mengerang dan kulihat tangannya menarik putingnya dengan keras.

Kemudian aku kembali melepaskan kontolku dari memeknya, tampak raut kecewa kulihat dari wajah Tante A Yung.
Tanpa berkata apa pun, kubalikkan tubuhnya lalu kuangkat tubuhnya.. sehingga posisinya kugendong di depanku.

Jlebb..!! Kumasukan kembali kontolku ke dalam memeknya.
Tangan Tante A Yung melingkar di leherku..
sedangkan kedua tanganku menahan tubuh Tante A Yung pada kedua pahanya.

Tante A Yung pun menaik turunkan pantatnya.
Rupanya posisi ini dapat lebih mengoptimalkan ke dalaman kontolku di memeknya.

Tampak di cermin kulihat ketika pantat tante A Yung turun, makan kontolku masuk seluruhnya.
Plokkk.. Plllookkk.. Plllookkk..!!!! Bunyi yang keluar lebih keras lagi terdengar di telingaku.

“Ggiiii.. saaayyyyyaaaa.. maaauuu.. kkeeelllluuaaarrr.. laaagiiiii..”

Dan selepas mengerang dan berkata demikian.. Tante A Yung menekan dengan sekuat-kuatnya pantatnya..
sehingga kontolku masuk terbenam tanpa sisa ke dalam liang memeknya.

“Aaaaahhhhhh.. aaaaoooohhhh.. ssssssttthhhhhh..”
Lingkaran tangannya di leherku kurasakan menjadi semakin kuat..
kemudian perlahan melemah dan melemah.

Dengan kontolku yang masih terbenam di dalam memeknya.. aku lantas berjalan menuju ranjang..
Kemudian membaringkan Tubuh Tante A Yung di ranjang.

Kali ini posisinya aku masih dalam posisi berdiri.
Kupegang kedua pergelangan kakinya, dan mulai kugenjot kembali dengan kuat memek Tante A Yung.

Tubuh Tante A Yung terguncang seiring hentakanku..
kulihat kedua payudaranya naik turun dengan irama yang kencang.

Tak lama kemudian kurasakan aku pun akan segera memuncratkan kembali maniku.
Genjotan ku pun semakin kupercepat.. sehingga Tante A Yung kembali berteriak-teriak dan mengerang,

”Ggggiiiii.. uudddaahhhh.. uuudaaahhh.. dduuullluuuhhh.. saayyyaaaa.. ggaaakkk kuaaatttthhhh..”

Aku tak mempedulikan teriak dan erangan Tante A Yung..
karena aku lebih berkonsentrasi dengan genjotanku.

Memang.. tak lama kemudian kau merasakan maniku sudah di ujung kontol.. siap ditembakkan.
Maka dengan sekali hentak kuat aku pun menghujam memek Tante A Yung dengan keras.

Dan.. Crrooottt.. crooottt.. crroooott..!! Maniku muncrat.. menyemprot deras di dalam memeknya.
“Aaagghhh.. Bbuuu.. sayyyaaa.. kkeellluaarrr.. aaaahhhhh..!!!”

Berbarengan dengan keluarnya maniku.. rupanya Tante A Yung kembali mendapat kan orgasmenya.
“Ggggiiiii.. sssaaaayyyyyyaaaa jjuuuggaaaa.. aaaaaaooohhhh.. aaaahhhhhh..!!!”

Tubuhku dan tubuh Tante A Yung mengejang dan bergetar hebat.
Kali ini terasa tubuhku ambruk dan seperti kehilangan tenaga..

Hingga akhirnya aku pun menghempaskan tubuhku di samping tubuh Tante A Yung.
Aku benar-benar di buat lemas dan kecapaian.

Dengan nafas yang tersisa aku pun berkata sambil memandangi langit-lagit kamar Tante A Yung..
”Buu.. hhhhmmmppphh.. lemes banggettt.. hhhmmmpphhh..”

Tante A Yung pu tersenyum dan menjawab..
”Iya Gi, hhhmmppphh.. kaamuu.. memmaang hhebbaattt.. Benarr jjjugaa.. perkiraan sayaa.. hhhmmpphhh..”

Kami pun terdiam sejenak. Akhirnya aku pun memberanikan diri..
mengutarakan maksud dan tujuanku datang ke rumah Boss-ku yang sebenarnya pada Tante A Yung.

“Bu.. sebenarnya.. saya ke sini karena disuruh bapak. Katanya beliau curiga sama ibu..”
Tante A Yung membalikkan tubuhnya menghadap ke arahku.

“Curiga gimana maksud kamu, Gi..?”
Kata Tante A Yung sambil mengernyitkan keningnya.

Aku kembali berkata.. ”Bapak curiga kalau ibu punya simpanan. Soalnya.. kata Bapak..
selama berhubungan badan dengan ibu belum pernah sebelumnya ibu memanggil kata ’Sayang’ pada Bapak..”

Ternyata Tante A Yung malah tertawa mendengar penjelasanku itu.
“Ha.. ha.. ha.. itu toh.. Gi.. gi.. kirain apa.. sebenernya Saya malu, tapi dah terlanjur.
Jadi selama ini memang saya ga pernah manggil ’sayang’ ke Bapak.. tapi entah kapan mulainya..
setiap saya ML dengan Bapak.. bayangan kamu selalu ada di pikiran saya..”

Jadi ternyata Tante A Yung tidak punya simpanan. Legalah hatiku.
Kemudian kami pun sepakat untuk terus melanjutkan hubungan kami ini.
Dengan jaminan promosiku akan segera terlaksana.

Dan memang.. tak lama setelah Boss-ku pulang, aku pun naik jabatan menjadi Manager Area.
Tak berselang lama.. sekitar 4 bulan kemudian.. aku kembali naik jabatan menjadi Manager Pusat..
sehingga aku memegang seluruh pabrik yang ada.

Aku pun tak lupa berterimakasih kepada Tante A Yung.
Ya.. dengan cara memberikan kepuasan dan kenikmatan yang tidak dia dapatkan dari boss-ku. Hehehe.. (. ) ( .)
----------------------------------------oOo---------------------------------------
 
Terakhir diubah:
------------------------------------------------------------------------------

Cerita 45 – Perempuan Perempuan di Lingkungan Kantor

Episode Mbak Merry Kantin


Cara kerjaku di pabrik memang terkenal tegas.. akan tetapi aku juga terkenal dengan kebaikanku..
terhadap karyawan lain terlebih dengan karyawan bawahanku.

Memang posisiku sekarang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Sebagai manager pusat aku memegang peranan penting dalam perusahaan.

Akan tetapi godaan yang datang jauh lebih besar.
Semasa aku memegang peranan sebagai bagian produksi rekan-rekan kerjaku sebagian besar laki-laki..
dan hanya beberapa wanita yang ada di departemenku. Itu pun semuanya tidak ada menarik hatiku.

Akan tetapi setelah petualanganku bersama tante Sri.. Yuni dan Tante A Yung istri dari boss-ku..
sekarang aku sedang mengincar ’mangsa baru’. Yaitu Mbak Merry.. penjaga Kantin pabrik.

Mbak Merry asli berasal dari Solo. Akan tetapi sejak umur 13 tahun dia sudah tinggal di kotaku ini.
Sekarang dia bersuamikan salahsatu karyawan bawahanku.

Yang selalu membuat menarik di luar bodinya yang yahud.. adalah bau keringatnya yang khas.
Entah kenapa aku selalu saja terangsang apabila mencium bau keringat mbak Merry.

Memang mbak Merry terkenal dengan kegenitannya di pabrik.
Bahkan terkadang akibat kegenitannya itu dia sering terlihat bertengkar dengan suaminya.

Wajar saja kalau suaminya cemburu.
Dan aku pun tak akan menyalahkan laki-laki yang menggoda mbak Merry.

Karena terkadang entah sengaja atau tidak..
dia selalu memperlihatkan belahan payudaranya ketika menyajikan makanan.

Terkadang pula aku sering melihat mbak Merry dicolek-colek oleh karyawan..
tanpa menepis colekan itu atau pun memarahi kenakalan tangan karyawan pabrik.

Semenjak aku dijadikan Manager Pusat oleh boss-ku, aku menjadi jarang makan di kantin.
Karena staff Direksi hampir semuanya selalu makan di luar.

Apalagi kalau bersama boss-ku. Pasti kami selalu makan siang di restoran berbintang.
Tapi siang itu entah kenapa aku malas sekali makan bersama boss-ku.
Aku memutuskan untuk tidak makan siang.

Pada saat jam makan siang aku memilih minum kopi di ruanganku dan bermain game di laptopku.
Ruangan ku sekarang sangatlah besar dibandingkan pada saat menjabat Manager Area.

Dan aku pun sekarang memiliki sekertaris pribadi. Namanya Vicky.
Umurnya tidak berbeda jauh denganku. Hanya terpaut tiga atau empat bulan saja.

Orangnya cantik, tubuh ideal, hanya saja cerewet nya minta ampun.
Terkadang aku sering berdebat dengannya hanya karena hal sepele.

Vicky masih mempunyai hubungan kerabat dengan boss-ku.
Selepas kuliah sekertaris dia ditarik oleh boss-ku dan ditempatkan menjadi sekertarisku.
Tapi sudahlah.. tak usah bercerita panjang lebar mengenai Vicky.

Hari itu memang Vicky tidak masuk kerja.
Kadang aku suka meminta untuk dipesankan makanan olehnya.

Tepat pada saat jam menunjukkan pukul 3 sore.. perutku mulai 'kruyukan' minta diisi.
Aku pun kemudian mengangkat telpon dan menelpon bagian OB.

Tak lama kemudian datang lah Darsiman salah seorang OB kami.
“Ya Pak..? Bapak manggil tadi..?” Tanya Darsiman padaku.

Tanpa menoleh ke arahnya aku pun menjawab..
”Man, tolong kamu ke kantin dan bilang mbak Merry untuk buatin saya mir rebus ya.
Jangan pake sayur.. dan jangan pake lama ..”
”Siap boss.. siap laksanakan..!! Hehehe..” jawab Darsiman sigap.

Aku bangkit dari kursiku dan merogoh saku celanaku untuk mengambil dompet.
Kukeluarkan lembaran seratus ribuan dan menyerahkannya pada Darsiman.

“Nih.. ntar bayar ke mbak Merry, kembaliannya buat kamu aja..” kataku sambil kembali duduk di kursiku.
“Waaahhh.. buanyak bener boss.. bener nih kembaliannya buat saya..?” Tanya Darsiman ragu.

Aku pun tersenyum dan berkata, ”Yah.. kembaliannya buat kamu aja.. ga papa.. bagi-bagi rejeki..
Sudah.. cepet sana dah laper saya..” Dengan sigap Darsiman langsung bergegas meninggalkanku.
Selanjutnya aku kembali sibuk bermain game.

Bosan dengan bermain game aku pun membuka sebuah situs porno..
kemudian sibuk melihat-lihat film yang akan aku unduh.

Hingga akhirnya aku pun menemukan film yang aku inginkan. Sebuah film klasik..
Diperankan oleh Asia Carera. Memang artis porno yang satu itu merupakan favoritku.

Sambil menunggu filenya terunduh.. aku kembali mencari-cari file yang lain.
Cukup lama aku berkutat di depan laptopku..

Hingga tanpa sadar mbak Merry sudah ada di dalam ruanganku
sambil memegang nampan berisikan mie instan dia berdiri di belakang ku.

Dan aku pun terkejut ketika mbak Merry menepuk pundakku.
“Hayyoooo.. yang mau makan koq malah nonton film blue sih Pak..?”
Dengan sigap aku pun menutup laptopku. “Loh.. koq ga ketauan masuknya mbak..?”

Mbak Merry menggelengkan kepalanya sambil berkata..
”Lah.. tadi saya ketok pintu berapakali, Bapak ndak menjawab. Saya masuk.. saya tanya..
mau disimpan di mana mienya.. ndak jawab juga.. eh lagi asik rupanya nonton.. hehehe..”

Aku pun menjawab, ”Masa' sih mbak..? Beneran loh ga kedengeran.
Eh.. ngomong-ngomong uangnya dah dikasihkan sama Darsiman, blom..?”

Sambil meletakkan mie di atas mejaku mbak Merry menjawab,
”Sudah Pak.. tadi sudah di kasih uangnya. Memang lagi ga ada kerjaan ya Pak, nonton film Blue..?”
“Iya nih.. Vicky kan ga masuk.. jadi ga ada yang bantuin.. ntar aja dilanjut..”

Tiba-tiba terbersit pikiran kotorku untuk mengerjai mbak Merry..
Hehehe.. mumpung ga ada orang nih.. kataku dalam hati.

Aku lantas menyusun strategi dan mulai mempersilakan Mbak Merry duduk.
“Mbak, duduk dulu deh di sini.. temenin saya ngobrol.. ga ada temen ngobrol nih..
Lagian dah lama kita ga ngobrol ya..?”

Mbak Merry pun duduk dan meletakan nampannya di dadanya.
“Ya Pak, sejak Bapak jadi manager.. bapak ga pernah ke kantin lagi..”

Aku pun tersenyum dan berkata, ”Sorry mbak, bukan ga mau ke kantin lagi,
Cuma si boss selalu ngajak makan di luar terus..”

Mbak Merry pun berkata sambil tersenyum,
”Tapi kayaknya bapak aja yang udah bosen sama saya ya.. jadi ga mau ke kantin..”

Aku menggelengkan kepala sambil menjawab.. ”Ga lah.. siapa yang bosen sama kamu..?
Kamu cantik.. seksi.. laki-laki bodoh aja yang bosen sama kamu..”

Kulihat wajah mbak Merry memerah dan tertunduk malu..
”Ah.. bapak gombal.. sama kayak yang lain, gombal semua..”

Aku pun bangkit dari duduk ku dan mengitari meja mendekati mbak Merry..
kemudian berdiri di sampingnya.

Dari tempatku berdiri ini tampak lebih jelas belahan dada mbak Merry..
yang memang hari itu mengenakan kaus berleher pendek..
sehingga kedua payudaranya agak menyembul keluar.

Aku pun mulai beraksi.. tanganku kuletakkan di bahunya sambil berkata,
”Saya ga mungkin gombal mbak.. mana mungkin saya gombalin cewek cantik dan seksi kayak mbak..
Sayang aja mbak dah punya suami, kalo ga..”

Aku tak meneruskan kata-kata ku.. dan memang benar, mbak Merry tampak merespon perkataanku.
“Emang kalau saya ga punya laki, bapak mau sama saya..?” Tanya Mbak Merry.

Aku pun tersenyum dan tanganku tak kubiarkan diam di bahunya.
Aku elus-elus bahunya sambil berkata,
”Maulah.. kalau sekarang mbak Merry mau saya juga mau sama mbak Merry..”

Suasana menjadi hening seketika. Mbak Merry tak menjawab hanya diam tertunduk.
Aku pun bertanya.. ”Loh koq diam mbak..? Kenapa..? Saya menyinggung mbak ya..?”

Mbak Merry menjawab sambil menundukkan kepalanya..
”Ga Pak.. Bapak ga menyinggung saya. Cuma saya tau bapak sudah beristri.
Dan saya juga bersuami.. kan ga mungkin Pak..”

Aku pun tertawa dan kembali merayu mbak Merry,
”Hahahahaha.. tapi kan kalau ga ada yang tau, ga bakalan apa-apa kan Mbak..?”

Mbak Merry kembali berkata..
”Saya malu Pak, saya kan Cuma penjaga kantin.. trus disamping itu saya takut keterusan..”

Aku pun memutar kursi yang di duduki mbak Merry.. sehingga posisi kami berhadapan..
Kemudian aku pun berjongkok di depan nya.

“Mbak, penjaga kantin kan Cuma profesi, yang saya suka kan orangnya..
trus maksud mbak takut keterusan apa sih mbak..?”

Mbak Merry meletakkan nampan yang dipegangnya ke atas meja, kemudian menjawab..
”Saya takut kebablasan pak.. Saya nikah sama suami saya awalnya ya seperti ini..
saya dirayu.. trus kebablasan.. untung dia mau nikahin saya..” katanya lagi.

Aku terdiam sejenak.. sambil mulai mengelus-elus bahu hingga lengannya aku pun kembali berkata..
”Saya mau jujur sama mbak.. dari awal saya liat mbak di kantin.. saya udah tertarik sama mbak..
memang bukan tertarik jatuh cinta.. saya tertarik dengan tubuh mbak dan kecantikan mbak.." rayuku.

"Terkadang saya suka membayangkan tubuh mbak kalau sedang melakukan hubungan intim dengan istri saya.
Sorry ya mbak.. bukan maksud saya mau merendahkan mbak.
Tapi sebagai lelaki normal saya benar-benar terangsang sama mbak..” aku meneruskan SSI.

Belum sempat mbak Merry menjawab, aku langsung menciumi bibirnya. Aku hanya berpikir, gimana nanti aja.
”Paakk.. hhmmmppphh...” hanya itu yang keluar dari mulut mbak Merry.

Dan ternyata mbak Merry membalas ciumanku. Dia mulai memainkan lidahnya di lidahku.
Kami pun terus berkutat saling bertukar ludah dan saling berpagutan dengan panas.

Aku pun tak menyia-nyiakan hal ini, tanganku pun kuselipkan ke kaus leher pendeknya..
dan mulai meremas payudaranya. kemudian mulai mengusap-usap putingnya.

Tampak mbak Merry menggeliat-geliat kegelian. Tangan Mbak Merry mulai mengelus rambutku.
Aku pun membimbing tangan mbak Merry yang satunya lagi ke arah selangkanganku.

Dan tanpa disuruh.. mbak Merry mulai melepaskan celanaku. Mulai dari ikat pinggang.. kancing celana..
hingga retsleting celanaku. Hingga celanaku pun terjatuh ke bawah.. dan hanya menyisakan celana dalamku.

Kemudian tangan mbak Merry mengusap-usap kontolku dari luar CD ku.
Kontan saja kontolku pun langsung berdiri perlahan.. hingga benar-benar berdiri tegak keluar dari dalam CD ku.

Mbak Merry menghentikan ciumannya dan menarik kepalanya kebelakang. “Pak.. saya takuuttt..”
Aku tersenyum sambil memelai rambutnya. “Jangan takut mbak, kan ga ada orang.
Yang penting kita nikmati aja yang ada sekarang.. Dan satu lagi jangan panggil saya Pak, panggil saya mas saja..”

Setelah berkata demikian aku pun melumat bibirnya kembali.
“Hhmmmmppphhh.. mmmaaaassss..” Mba Merry kembali membalas ciumanku.

Dan tangannya kemudian membuka CD ku, dan mulai mengelus dan mengocok kontolku.
Aku pun tak tinggal diam. Tanganku pun kemudian turun ke arah rok panjangnya.

Kuelus-elus betisnya.. kemudian naik ke pahanya.. hingga akhirnya kutemukan gundukan indah di balik CD nya.
Aku pun mulai mngelus-elus gundukan tersebut.

Ketika aku sedang menikmati aksi kami itu.. tiba-tiba mbak Merry menghentikan aksinya..
kemudian mencoba bangkit dari duduknya.

Aku sempat berpikir kalau mbak Merry mulai tersadar akan hal ini.. dan ingin menghentikannya.
Akan tetapi dugaanku salah besar.

Mbak Merry malah memintaku untuk mengunci pintu.. sambil mulai menurunkan CD nya..
tanpa membuka rok panjangnya. Aku pun bergegas mengunci pintu ruanganku.

Dan kembali ke arah mbak Merry.. dan ternyata mbak Merry sudah duduk dengan posisi mengangkang..
kedua kakinya diletakkan di atas pegangan kursi.
Hingga kini tampaklah memeknya yang indah terpampang di depanku.

Tanpa basa-basi lagi aku pun membasahi kepala kontolku dengan liurku.
Kemudian mengarahkan kontolku ke arah memeknya yang kulihat memang sudah siap untuk dimasuki kontolku.

Aku pun menggesek-gesekkan kepala kontolku perlahan.. kemudian menekan perlahan pantatku..
Slebbb.. kontolku masuk perlahan.. menerobos belahan memeknya.

Kurasakan memek mbak Merry masih agak sempit.. entah mungkin kontolku memang besar..
atau memeknya tak sebesar dan selebar Tante A Yung.
Kulihat Mbak Merry memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya.

Aku pun menekan pantatku terus.. sehingga kontolku masuk seluruhnya.
Kulihat mbak Merry membelalakkan matanya dan berteriak kecil.

”Aaaaahhhhh.. mmaaassss.. ssaakkkiitttt.. Ooooouuhhhhh.. sssssstttttt..!!”
Ketika kontolku sudah masuk seluruhnya, kudiamkan sejenak kontolku di dalam memeknya.

Aku pun menyingkapkan kausnya ke atas.. lalu kuangkat pula bra-nya..
sehingga payudara mbak Merry tampak indah menyembul di hadapanku.

Dan aku pun mulai menjilati dan mengemut putingnya..
sedangkan tanganku aku arahkan ke arah clitoris mbak Merry dan mulai mengusapnya pelan-pelan.

“Maaassss.. aayyoooo.. ddooonnggg.. aaaaaooohh.. hhhmmmppphhh..!!”
Desah Mbak Merry. Akan tetapi aku sengaja tidak menggenjotnya dulu.
Aku masih ingin menikmati hangatnya memek mbak Merry.

Mungkin karena aku yang mendiamkan kontolku di dalam tanpa menggerakannya..
maka tanpa disuruh mbak Merry menggoyangkan pantatnya sendiri.. maju mundur..
memutar dan sesekali menekan pantatnya keras-keras ke atas.

“Aaahhhhh.. aaaaauuuuhhh.. oooouuhhh.. mmmaaasss.. eennnnaaakkkk..
Ayyyoo.. doonnkkk.. maasss.. jjuuggaaaahhh.. sssstttt..!!”

Mbak Merry tampak mendesah sambil meremas payudaranya sendiri yang sedang aku jilati itu.
Kemudian aku pun mulai menggenjot dengan perlan-pelan.

Dan sensasi yang aku dapatkan dari memek mbak Merry memang hebat.
Denyutan di dalam memeknya jauh lebih terasa di batang kontolku. Seakan-akan kontolku sedang di urut.

“Mbaaakkkk.. oooouuhhh.. mmmeeemmeekk.. mmmbbaakkkk..
Mmmmeemmaaanngg.. eeennaaakkk.. ssssttttt.. aaaahhhhh..!!”

Genjotanku perlahan-lahan mulai meningkat temponya.
Dan mbak Merry pun tak tinggal diam, pinggulnya ikut bergoyang seiring dengan goyanganku.

“Mmmaaasss.. hhhmmmpppphhh.. kkkoonnnttooolll.. mmmaassss.. jjjuuggaaaaa.. eeennnnaaakkk..
Aaaahhhh.. aaaauuuhhh..!!” Erangku di sela-sela genjotan kontolku di memeknya.

Tak lama kemudian aku pun mengganti posisiku, tanpa mencabut kontolku dari memek mbak Merry.
Aku mengangkat tubuh mbak Merry kemudian membaringkannya di atas sofa ruanganku.

Dengan posisi ini aku lebih bebas mengeksplorasi tubuh mbak Merry.
Kemudian aku angkat kaki kirinya dan aku letakan di atas bahuku.

Dan aku pun mulai menggenjot memek mbak Merry kembali.
Dan memang posisi ini jauh lebih enak dibandingkan pada saat kami melakukannya di atas kursi.

Tak beberapa lama kami pun berganti posisi kembali. Kali ini mbak Merry menaiki tubuhku.
Aku pun mengambil posisi duduk di sofa.

Mbak Merry kemudian mengangkangiku dan memegang kontolku..
kemudian membimbingnya dan memasukan kontolku perlahan ke dalam memeknya.

Bllessss..!! “Aaaahhh.. eeennnaaakkk.. mmmaassss..!!”
Desah mbak Merry ketika kontolku masuk seluruhnya ke dalam memeknya.

Dan mbak Merry pun sedikit membusungkan dadanya..
sehingga payudaranya tepat di depan wajahku.

Tanpa menunggu lama aku pun melumat kedua payudaranya yang indah itu.
Mbak Merry mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur, kemudian naik turun dengan irama yang teratur.

Tak lama setelah itu tampak mbak Merry mulai mempercepat goyangannya.
“Maasss.. mmaaauuu.. kkkeellluuaaarrr.. uudaaaahhh.. mmaaauuu.. saaammppee.. aaaooohhhh.. sssttthhh..!!”

Aku pun membantu mbak Merry dengan memegang pinggangnya..
kemudian menggerakannya seiring dengan gerakan mbak Merry.

Dan memang tak lama kemudian tubuh mbak Merry menegang, dan dia memeluk ku dengan erat.
“Aaaaahhhhhh.. hhhhmmmpppphhhh..!!!!”

Ditekannya kuat-kuat pantatnya.. sehingga kontolku masuk seluruhnya ke dalam memeknya.
Kemudian tubuhnya mulai melemas dan aku pun mengangkat tubuhnya dan kubaringkan lagi di atas sofa.

Kuangkat kedua kakinya dan kuletakan di atas bahuku. Kugesek-gesekkan kontolku di bibir memeknya.
Dan belum sempat aku memasukan kontolku mbak Merry menahan perutku..

”Maaassss.. ssebbbeennntttaarrr.. cccapppeee.. hhhmmmpppp..!!”

Kupegang tangan mbak Merry dan tanpa mempedulikan perkataannya aku menekan pantatku.
Tanpa sadar aku pun mengerang karena posisi ini lebih nikmat dari sebelumnya. “Aaahhhh.. mmbbaaakkkk..!!”

Aku mulai menggenjot dengan irama cepat dan memang aku sudah mulai merasakan desakan air maniku akan keluar.
Dengan cepat dan kuat aku terus menekan memek mbak Merry. Pllookk..!! Pllokk..!! Pllookkk..!!

Mbak Merry pun kembali mendesah dan berterik kecil.
“Maaasss.. ggaaa.. tttaahhhaannn.. mmmaaauuu.. kkkeellluuaarr.. lllaagggiiii.. Aaaahhhh.. aaahhhhh..!!!”

Dan tubuh mbak Merry kembali menegang. Kedua tangannya meremas sofa dengan kuat.
Kurasakan denyutan memek mbak Merry bertambah kuat.

Dan memang akibat denyutan itu kurasakan kontolku pun sudah ingin mengeluarkan isi nya.
“Mbaakkk.. ssaaayyyaaa.. jjuuggaaa.. mmmaaauuu.. kkkeellluuuaaarrr.. hhhhmmmppphhh..!!”

Mbak Merry menjawab dengan perlahan. “Maaasss.. hhmmppphh.. d-diiillluuaaarrr.. yyaaa.. !!”
Kemudian aku pun mencabut kontolku dan beranjak dari tempatku.

Kuarahkan kontolku ke depan mulutnya. Tanpa disuruh mbak Merry pun menggenggam kontolku.
Lalu mengocokya sambil sesekali mengisapnya. Tak lama kemudian aku pun menjerit pelan..

”Mmbbaaakkk.. aaaaahhhhhh.. hhhhhmmmppphhh..!!”
Mbak Merry segera mengulum kontolku dan mengisapnya kuat-kuat. Crrooott.. cccrrroooott.. crrooott..!!!

Air maniku menyembur dengan kuat dan memenuhi rongga mulut mbak Merry.
Kulihat mbak Merry terus mengisap kontolku dan menelan air maniku tanpa menyisakan setetes pun.

Kurasakan tubuhku melemas dan seluruhn titik syarafku merasakan sensasi nikmat yang tiada tara.
Dan setelah habis semua maniku ditelan.. mbak Merry masih menjilati kepala kontolku..
bahkan sesekali menggigitnya dengan pelan. Dan dia pun tersenyum kepadaku.

“Mas, saya bener-bener dibikin lemes sama mas..” Aku pun bangkit dan mencium bibirnya.
Kami pun kembali berpagutan. Setelah itu kami pun kembali berpakaian.

“Mbak, tolong jangan sampe ada yang tau ya..” Aku sedikit memohon kepada mbak Merry.
Dia pun tersenyum lalu menjawab.. ”Tenang aja mas, saya juga ga mau kalau suami saya sampai tau..”

Aku pun kembali bertanya, ”Terus, koq mau sih saya ajak begituan..?” Mbak Merry menjawab,
”Sebenernya saya suka banget mas begituan.. cuma suami saya ga bisa muasin saya seperti mas tadi..”
Mbak Merry tertunduk malu.

Lalu kembali berkata.. ”Tapi nanti kalau mas mau lagi.. tinggal ngomong sama saya..
kapan di mana saya siap koq mas..”
Aku pun tersenyum dan memang jawaban seperti itu yang ingin kudengar.

“Ya sudah mbak.. nanti kalau saya pengen lagi kita janjian.. tapi jangn di kantor..
mending di luar biar lebih aman dan nyaman..”
Mbak Merry bangkit dan mengambil nampan yang tadi disimpannya di meja.

“Kalau gitu saya permisi ya Pak, kalau ada apa-apa kasih tau aja ya..?”
Aku pun bertanya kembali padanya.. ”Loh koq manggil ’Pak’ lagi..?”

Mbak Merry menjawab sambil tersenyum.. ”Kalau manggil ’Mas’ ntar aja.. kalau kita lagi begituan.
Kalau di kerjaan.. saya tetep harus panggil ’Pak’.. ntar orang curiga, lagi. Mari Pak.. saya tinggal dulu..”
Mbak Merry pun segera beranjak meninggalkan ruangan kantorku.

Dan memang.. sejak saat itu kami pun sering bertemu di luar.
Aku selalu mengajaknya bertemu di hotel.. sehingga tak ada seorang pun yang tau tentang hubungan kami.

Aku pun ’terpaksa’ harus mengatur jadwalku.
Sehingga tidak bentrok dengan jadwal syahwatku dengan Tante A Yung.. Tante Sri.. dan Yuni. Aha..!! (. ) ( .)
-----------------------------------------oOo-----------------------------------------
 
Terakhir diubah:
--------------------------------------------------------------------------------

Cerita 46 – Atasanku yang Anggun

Mbak Tatik

Episode Satu

Sebelum saya bercerita
.. say
a akan memperkenalkan diri.
Nama saya Anton.. tinggi sekitar 170 cm dengan berat badan 75 kg.. cukup seimbang dari segi body.

Kulit saya coklat kehitaman dan wajah biasa-biasa saja.. tidak ada yang istimewa.
Saat ini usia saya 34 tahun. Karena ini kisah nyata.. maka nama-nama para pelakunya saya samarkan.
----oOo----

Kisah ini terjadi sekitar bulan Mei tahun 2000.. ketika aku baru pertamakali bekerja..
di sebuah cabang lembaga keuangan yang baru buka di Kota B.

Sebagai kantor baru.. maka teman-temanku pun juga masih baru.
Namun keakraban di antara kami sudah sangat terbina dengan baik..

Karena sebelum buka kantor kami sama-sama mengikuti training di kantor pusat.
Oleh karena itu keakraban kami terjalin sejak kami mengikuti training di kantor pusat.

Setelah tiga bulan kantor kami beroperasi.. datanglah seorang karyawati baru..
dengan penampilan sebagai seorang yang sudah profesional dan kelihatan berpengalaman.

Dia mengenakan blazer kuning gading.. serasi dengan rok bawahan yang juga kuning gading.
Tas kantor hitam tertenteng di tangannya.. sehingga menambah kewibawaanya sebagai seorang wanita karir.

Rambut di sisir rapi ke belakang dengan gaya aristokrat.
Kulitnya kuning langsat.. dan sangat bersih serta terawat.

Kuperkirakan berusia sekitar 36 tahun.. jauh di atas usiaku pada saat itu.. yang masih 24 tahun.
Wahh.. aku berpikir bahwa wanita ini cukup cantik dan berwibawa.

Meskipun usianya jauh di atasku.. tapi aku masih sempat berpikir ngeres kepadanya.
Wanita tersebut masuk ke ruang pimpinan kami..

Mereka berbicara dengan pimpinanku hingga akhirnya keluar dari ruangan dan menuju mejaku.
Pimpinanku memperkenalkan wanita tersebut kepadaku.

Namanya Tatik.. dan aku dipersilakan memanggilnya Mbak Tatik.
Mbak Tatik bakal menjadi atasan saya dalam menangani keuangan.
Asyik..!! Pikirku dalam hati. Lumayan.. buat cuci mata kalau pas lagi lembur pulang malam.

Hari itu kami basa-basi sebentar dan saling memperkenalkan diri.
Hingga akhirnya kami sudah menjadi team yang akrab..

Meskipun gaya Mbak Tatik dalam bekerjasama denganku masih cukup menjaga jarak.
Dari perkenalan awal.. aku tau bahwa dia masih keturunan bangsawan.

Mbak Tatik juga cerita bahwa dia menikah lima tahun yang lalu.. namun belum punya anak.
Suaminya seorang pejabat Pemda. Usia suaminya adalah sepuluh tahun di atas usia Mbak Tatik.

Kami bekerjasama dengan Mbak Tatik cukup baik.
Karena dia sudah lama bekerja dan sudah berpengalaman.. maka saya banyak belajar dari dia.

Setiap hari kami pulang larut malam.. karena kami diminta oleh Mbak Tatik untuk bekerja lembur setiap hari.
Dan anehnya.. semakin malam bertambah larut.. maka stamina kerja Mbak Tatik semakin meningkat.
Padahal rata-rata kami pulang kerja jam 10 malam.

Karena mobil dinas Mbak Tatik belum diberi oleh perusahaan..
maka setiap hari aku harus mengantar pulang Mbak Tatik sampai ke rumah.. dengan mengendarai sepeda motorku.

Hubungan kami semakin lama semakin akrab.. meskipun aku mengagumi kecantikan Mbak Tatik..
tetapi aku sangat menaruh hormat.. dan tidak berani bertindak kurang ajar padanya.

Yahh.. paling-paling hanya mencuri kesempatan untuk memandang betisnya yang mulus..
Pantatnya yang bulat dan indah.. memandang leher jenjangnya..
Atau sedikit dada bagian atas ketika Mbak Tatik sedang membungkuk. Ya.. tidak lebih dari itu.

Tetapi tanpa kuduga.. suatu malam ketika kami habis istirahat makan malam berdua di ruang kerja Mbak Tatik..
sebelum kami melanjutkan kerja lagi.. kami masih terlibat pembicaraan santai tentang keluarganya Mbak Tatik.

Mbak Tatik juga bercerita bahwa Mbak Tatik itu sebenarnya memiliki penyakit kulit..
yang terkadang muncul dengan tiba-tiba.. hingga katanya terasa gatal di sekujur tubuh.

Beberapa saat berselang..
dengan tiba-tiba Mbak Tatik meminta untuk menggaruk punggungnya yang mulai terasa gatal.

“Dik Anton.. tolong ya garukkan punggung saya.. agak gatal nich.. mungkin kumat kali penyakit saya..”
Meskipun agak terkejut.. tetapi saya langsung jawab, “Baik Mbak.. sebelah mana yang perlu saya garuk..?”

Saya langsung spontan berdiri untuk menggaruk punggungnya dan sambil berpikir..
Cihuii.. Rezeki nomplok..!! Kenapa baru sekarang..? Tidak kemarin-kemarin..? Pikirku mulai nakal.

Saya garuk pelan-pelan.. tapi lebih tepatnya hanya mengusap-usap punggungnya saja..
takut kalau Mbak Tatik kesakitan.

“Dik Anton.. agak keras dikit.. masih gatal lho Dik..” pinta Mbak watik.
Dan saya agak sedikit memantapkan tangan saya di pungungnya.

“Dik Anton.. masih belum terasa.. sebentar saya buka dulu blazer saya..”
Mbak Tatik langsung membuka blazernya.. sehingga tinggal blouse-nya yang putih dan transparan.

Waduh.. semakin tidak tahan nich saya..
karena kulit tengkuknya yang mulus dengan sedikit rambut lembut yang tergerai di tengkuknya..

–Mbak Tatik kalau ke kantor selalu rambutnya disanggul di atas..–
Semakin menambah feminin.. dan semakin membikin saya langsung terangsang.

Saya menggaruknya tetap tidak mau keras dan masih cenderung mengusap atau membelai punggungnya..
karena saya menikmati kehalusan kulit seorang bangsawan yang berada di balik bajunya yang tipis.

Saya usap seluruh punggungnya dengan pelan.. ke atas dan ke bawah.. ke kiri dan ke kanan..
terkadang tangan saya.. saya telusupkan di bawah ketiaknya.. untuk menggapai payudara yang di depan.

Mbak Tatik menengadahkan kepalanya.. dan menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan..
sambil suaranya mendesah.. “Uuhh enak Dik Anton.. enaakk.. uuhh..”

Mendengar desahannya yang merangsang.. rudalku langsung tegak bak tugu Monas.
Sekujur tubuhku mulai menggigil dan seperti dialiri setrum listrik yang halus..
merambat di sekujur tubuh dan terpusat di kemaluanku.

Tenggorokanku terasa kering.. dan susah bicara.. karena nafsuku yang langsung menggebu.
Baru kali ini saya bisa menikmati tubuh seorang bangsawan yang bersih..
terhormat dan sangat terjaga dari tangan laki-laki lain.. selain suaminya.

Karena Mbak Tatik duduk membelakangiku yang berdiri sambil memijit-mijit punggungnya..
batang kemaluanku langsung kutempelkan di punggungnya yang lembut seperti sutera.

Kugesek-gesekkan batang kemaluanku ke punggungnya dengan pelan.
Dan Mbak Tatik berkali-kali melenguh.. “Uughh.. enachh Dik.. enaak.. terus Dik..”

Dia kemudian membimbing tanganku untuk mengusap dua gunung kembar yang kencang dan kenyal.
Kuusap payudaranya dengan lembut.. kucium tengkuknya dengan lembut..
dan kugesekkan batang kemaluanku ke pungungnya dengan lembut.

Aku sangat tau.. kalau melayani tipe wanita seperti Mbak Tatik ini..
harus dengan lembut dan dengan menggunakan perasaan.

Kucium tengkuknya dengan lembut.. Mbak Tatik sekali lagi menengadahkan kepalanya ke atas.
Matanya sambil terpejam.. dan bibirnya yang tipis terbuka sedikit.. dan mulutnya hanya bergumam.. “Emm..”
Aku tau itu artinya dia sangat menikmati.

Tanganku.. kuusapkan dengan lembut di sekeliling payudaranya..
kemudian kulingkari masing-masing payudaranya dengan kedua tanganku..

Sengaja aku tidak sentuhkan tanganku ke pentilnya..
untuk memberikan sensasi yang sangat halus dan perlahan.

Beberapakali tanganku mengitari sekeliling payudaranya..
kemudian perlahan-lahan tanganku kutarik untuk mengusap pipinya.

Kutengadahkan wajahnya.. dan kucium keningnya dengat lembut sekali.
Aku bisa rasakan kelembutan nafasnya di wajahku..

bibirnya yang tipis masih mengeluarkan gumaman yang lembut..
“Dik Anton.. emm.. eemm..”

Dengan perlahan aku membalikkan badan Mbak Tatik ke arahku.. dengan cara memutar kursinya.
Dan lantas membimbing dia untuk berdiri dengan perlahan.. kini aku dan Mbak Tatik sudah berhadapan.

Kami sama-sama berdiri.. dadaku menempel ke dadanya.. dan aku bisa merasakan kekenyalan susunya..
seketika aku membayangkan betapa indahnya bukit kembarnya.

Tanganku kudekapkan ke pinggangnya..
dan telapak tanganku kuusapkan ke pantatnya yang juga sangat indah dan kencang.

Tangan Mbak Tatik memegang pundakku dengan lembut.. kepalanya sudah menengadah ke atas..
dan tatapan matanya.. waduh.. jernih dan indah menatap mataku tanpa berkedip.

Kusentuh bibirnya dengan lembut.. kuusapkan perlahan bibirku ke bibirnya.
Mbak Tatik memberikan reaksi dengan mengencangkan dekapannya ke pundakku..

Dadanya ditempelkan lekat ke dadaku.. tanganku kudekapkan semakin erat ke pantatnya..
kemudian agak kutarik ke atas pantatnya.. sehingga kakinya agak diangkat ke atas.

Waduh ciumannya sangat lembut.. perlahan-lahan kuusapkan lidahku ke lidahnya..
dia memberikan reaksi yang sama.. menyapukan lidahnya ke seluruh mulutku.

Tanganku mulai mengusap-usap punggungnya naik-turun dengan lembut.
Aku menikmati sekali kehalusan kulit punggungnya.

Setelah aku puas menciumi bibir.. wajah dan pipinya.. ciumanku perlahan-lahan kuarahkan ke lehernya.
Mbak Tatik menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.. matanya masih terpejam menikmati..
nafasnya agak memburu.. dan mulutnya masih bergumam.. “Mmm.. uhh..”

Ciumanku mulai bergeser ke bawah.. ke belahan dadanya.
Kancing blousenya yang di depan dengan mudah kubuka satu per satu..

Sehingga kini tersingkap sudah BH hitam yang menyangga dua buah payudaranya yang padat..
bulat.. kenyal.. bersih dan ranum.

Kuciumi lehernya dengan sangat lembut.. ke pundaknya..
bergesar turun ke sebelah atas payudara yang tidak ditutup BH.

Mbak Tatik semakin menengadahkan kepalanya.. punggungnya juga semakin melengkung ke belakang..
kedua tangannya memegang kepala saya dan sedikit meremas rambut saya..
tandanya semakin menikmati gaya permainanku.

Kedua tanganku memegangi di bawah kedua ketiaknya.. biar Mbak Tatik tidak terjerembab ke belakang..
tapi bibirku masih mengusap daerah leher dan di atas payudara.

Aku sengaja memperlama untuk menyentuh payudaranya.. apalagi pentilnya.
“Diik.. Aannton.. uugghh.. sstt..” sambil mulutnya berdesis kenikmatan.

Blousenya yang masih menempel di pundaknya perlahan-lahan kulepaskan..
sehingga pemandangan kemulusan dan kemolekan tubuh Mbak Tatik terpampang jelas di hadapanku..

Hingga terkena sinar lampu down light kekuningan yang berada di langit-langit tepat di atas kami berdua..
menambah romantisnya suasana malam itu yang tidak akan pernah kulupakan.

Sekali lagi tanganku kugunakan meremas sebelah pinggir dari payudaranya..
dan tampak bahwa payudaranya sudah mulai mengeras.

Tanganku mengusap punggungnya dengan perlahan sambil membuka tali BH yang ada di punggungnya.
Ctik..!! Sekali jentik langsung terbuka pengait BH-nya.

Dengan pelan kuturunkan tali BH yang ada di pundaknya.. akhirnya BH-nya kulepas.
Woow.. terlihat pemandangan indah sekali.. dua gunung kembar yang kuning dan bersih..
dengan puncaknya yang kecil yang sudah berdiri tegak.

Ughhh..!! Aku sudah sangat terangsang tapi aku tidak boleh gegabah.

Kuusap payudaranya dari sebeleh bawah dengan tangan kananku..
tangan kiriku masih mendekap punggungnya untuk menjaga agar Mbak Tatik tidak terjatuh.

Cuph..! Kucium payudaranya.. berkeliling mengitari pentilnya..
sementara tangan kananku masih mengusap-usap sebelah luar payudara.. tapi dengan gaya agak memeras.

Kedua tangan Mbak Tatik memegang erat pundakku tanda sudah semakin gemes.. untuk dicium pentilnya.
Karena aku sudah merasa waktunya tepat.. maka dengan lembut kukulum pentilnya.

Dan reaksinya.. “Aaaughh.. uuhh.. ss.. uuhh..”
Mbak Tatik melenguh-lenguh dan mendesis-desis keenakan.. seakan-akan yang dinantikannya telah tiba.

Meskipun kondisinya sangat terangsang.. tapi lenguhan itu tetap lembut dan terdengar lirih.
Kukulum pentilnya.. kugesek-gesek pentilnya dengan lidahku.. dan kugigit lembut pentilnya..
tanganku tetap meremas-remas lembut payudaranya.

Setelah aku puas mempermainkan pentilnya kiri dan kanan bergantian.. kulepaskan bibirku dari susunya..
lalu kugeserkan mulutku ke bawah ke seputar perutnya yang datar..
dan mengeluarkan aroma parfum yang lembut dan semerbak.

Ketika mulutku terlepas dari susunya..
Mbak watik kelihatan menghela napas lega dan baru bisa bernafas dengan tenang.

Aku menciumi perutnya dengan agak sedikit jongkok. Kucium pusarnya.. dan kujilati pusarnya dengan lidahku.
Mbak Tatik menggelinjang kegelian.

Karena terlalu lama berdiri atau karena sudah sangat terangsang..
Mbak Tatik sudah tidak kuat berdiri dan dia bergeser ke belakang duduk di meja kerjanya.

Aku berdiri dengan kedua lututku dan aku tetap jilati pusarnya dan perutnya.
Mbak Tatik kegelian.. dan mengusap-usap rambut kepalaku dengan tidak beraturan..
terkadang meremas.. menjambak dan mengusap rambutku. Sehingga rambutku sangat kacau.

Puas dengan permainan perut.. Mbak Tatik kurebahkan di meja kerjanya.
Untungya meja kerja Mbak Tatik cukup besar.

Kupelorotkan rok bawahannya.. sekaligus dengan CD-nya.
Sekarang tampak di hadapanku seorang putri yang kuning.. bersih..
dengan kaki dan betis yang aduhai indah.. terbujur pasrah di hadapanku.

Kunikmati tubuh Mbak Tatik sebentar..
karena selama ini aku hanya bisa membayangkan keindahan tubuhnya..
tanpa berharap untuk dapat memandangnya.

Tapi ternyata malam ini apa yang kudapatkan jauh dari yang kubayangkan.
Seorang wanita dengan tubuh montok dan kuning mulus.. dengan kaki dan betis ramping.

Dua buah dada yang tidak terlalu besar.. tapi bulat.. padat dan kencang..
sehingga cocok dengan kesan payudara seorang putri. Bentuk lengan dan bahu yang padat bulat dan berisi.

Mbak Tatik telentang di atas meja di hadapanku.. aku masih berdiri.
Aku mencium pipinya sekali lagi dengan lembut.. kuusap payudaranya dengan lembut.

Kedua tangan Mbak Tatik merangkul leherku dengan erat.
Kedua kakinya bergerak-gerak dengan halus pertanda sangat terangsang.

Perlahan-lahan tanganku kugerakan dari susunya turun ke perutnya.
Kuusap sebentar perutnya dan bergerak turun ke bawah mengusap pahanya.

Paha yang selama ini hanya bisa kupandang.
Aku usap pahanya naik-turun dengan tetap mulut kami masih saling memagut.

Erangan-erangan kecil keluar dari mulut Mbak Tatik.. “Ugh.. ugh.. emm.. emm..”
Tanganku bergerak dari sekitar pahanya terus mengusap sekitar bibir kemaluannya.

Dengan perlahan kedua kaki Mbak Tatik mengembang..
memberi kesempatan tanganku untuk mengelus kemaluannya.

Tetapi kemaluannya belum kuelus.. hanya kedua selangkangan saja yang aku belai..
dengan kedua jari telunjuk dan jari manis bersama-sama.

Kuelus selangkangannya naik-turun.. dan Mbak Tatik menambah kecepatan gerakan kakinya.
Dengan pelan Mbak Tatik mengangkat pantatnya.. sehingga kemaluannya juga ikut naik.

Aku tau ini pertanda agar aku dapat segera mengelus kemaluannya.
Kuusap pelan dan dengan jarak sentuhan yang kubuat serenggang mungkin..

Antara bibir kemaluannya dan telapak tanganku..
membuat gelinjang Mbak Tatik menaikkan kemaluannya untuk menyentuh tanganku semakin tinggi.

Kubelai rambut kemaluannya yang lembut.. tipis dan tertata rapi.
Setelah puas memainkan sekitar kemaluannya..
hingga liang kemaluan Mbak Tatik sudah semakin terbuka dan semakin basah.

Kusentuh klitorisnya dengan sedikit ujung dari jari tengahku dengan lembut dan..
”Uuhhgh..” lenguhan Mbak Tatik kenikmatan.

Gerakan kakinya sudah semakin tidak teratur. Tiba-tiba tanganku dijepit dengan kedua pahanya.
“Diik Aaanntoon.. aakkuu.. nggakk.. taahh..”

Kemudian tangannya menarik punggungku sebagai bertanda agar aku segera menaiki tubuhnya.
Kutarik kedua kakinya ke arah pinggir meja.. sehingga kedua kakinya terjuntai..

Mbak Tatik segera membuka kedua selangkangannya dengan tidak sabar.
Aku sempat memandangi kemaluannya.. cantik sekali..
seakan liang kemaluannya merah seperti bibir gadis yang memakai lipstik yang sedang merengek.

Slepp.. slepp.. kugesekkan batang kemaluanku pelan-pelan ke bibir kemaluannya.
Sontak Mbak Tatik mengerang lagi.. “Uugghh.. uughhg..”

Slebbb..! Kumasukkan dengan pelan batang kemaluanku ke liang kemaluannya.
Belum sampai habis masuk semua.. kutarik kembali dan kumasukkan kembali.

Dengan gesekan-gesekan yang pelan tersebut membuat erangan Mbak Tatik semakin tidak beraturan.
Untuk melayani tipe seperti Mbak Tatik ini.. kugunakan gaya gesekan 5:1..

Artinya lima kali keluar masuk setengah batang kemaluan.. baru sekali masuk seluruh batang kemaluan.

Dan pada saat masuk yang seluruh batang kemaluan.. erangan Mbak Tatik semakin hebat.
Dengan gaya lembut dan 5:1 ini kami bisa saling menikmati.

“Uuugghh.. acchh.. Diikk.. Anntonn.. ucchh.. sstt.. uhh..”
Erangan erangan yang tidak beraturan tetapi artinya hanya satu yaitu Enak.

Sambil kugenjot pelan batang kemaluanku.. kedua tanganku dengan leluasa meremas kedua susunya..
yang bergerak-gerak naik-turun tergantung sodokanku.

Kadang-kadang tanganku mengusap wajah dan pipinya.. kadang-kadang mengusap perutnya.
Setelah cukup lama aku melakukan genjotan 5:1..
tiba-tiba kedua paha Mbak Tatik diangkat dan dililitkan ke pinggangku.

Kedua tangannya mendekap diriku.. mulutnya sedikit menganga dan mendesis..
”Diikk Ann.. toon.. saa.. yaa ssaampa.. aaii.. uuhhff..”

Kupegangi pinggangnya untuk menekan liang kemaluannya ke batang kemaluanku.
Setelah Mbak Tatik selesai mengejang dan nafasnya tersengal-sengal.. aku mulai lagi dengan genjotan..

Tetap dengan gaya 5:1. Mbak Tatik melenguh,
“Uuff.. uff.. uuff.. Dik Anton beluumm yaa. Ayo donk.. uff.. uff jangan ditahaan.. uuff.. ugh..”
“Sebentar Mbak..!” kataku.

“Dik.. uhff.. ceepetan dikit.. Dik.. ughf.. uhfgg.. aa.. ku mau uhgf uff uff.. keeluar.. laa.. ggii..”
“Sebentar Mbak.. aku juga sudah.. mma.. uu.. saammpai..”

Tiba-tiba ada aliran listrik menjalar dari ubun-ubun turun ke arah kemaluanku..
dan semakin-lama semakin mengencang.

Batang kemaluanku seakan balon yang ditiup dan mau pecah.
“Aachghh.. accghh.. Mmmbakk.. Tatiik.. aku mmau keluarr..”

Mbak Tatik memegang erat tubuhku.. tak lama kemudian.. Crret.. crrett..!!
Keluar semua cairan yang ada di seluruh tubuhku.. menyemprot deras di dasar kemaluannya.

“Aaachh..!!” Kami berdua terkulai lemas dengan badan penuh keringat dan nafas terengah-engah.
“Dik Anton.. makasih ya Dik.. kamu telah memberi saluran yang selama ini tersumbat..”

Aku sangat puas malam itu.. karena aku tidak dapat membayangkan..
ternyata aku bisa menikmati tubuh seorang wanita terhormat yang selama ini orang luar sangat menghormatinya..
tapi ternyata malam ini dia begitu pasrah menyerahkan tubuhnya kepadaku.

Jam telah menunjukkan pukul 22.00 ketika permainan kami usai..
kami berdua segera masuk ke toilet untuk membersihkan dan merapikan badan kami masing-masing.

Sebelum pulang.. aku mendapat tugas baru dari Mbak Tatik..
Yaitu membantu membersihkan cairan yang membasahi meja kerja Mbak Tatik.. juga membantu merapikannya.

Sambil merapikan mejanya aku berbisik ke telinga Mbak Tatik..
“Mbak.. meja ini dirapikan ya.. karena besok malam mau dipakai lagi..”
Mbak Tatik hanya tersenyum dan mencubit mesra lenganku.

Hal tersebut kuulangi setiap ada kesempatan.. baik di kantor ataupun di hotel..
Tapi rahasia tersebut tidak terbongkar dan kami saling menjaga rahasia.

Dan kalau pagi hari.. Mbak Tatik kembali memerankan perannya sebagai atasan yang berwibawa.. profesional..
Tetapi.. kalau malam.. melenguh-lenguh dan menggelinjang-gelinjang di bawah selangkanganku. Ahhh..! (. ) ( .)
--------------------------------------------oOo----------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd