Pecah Utak
Pertapa Semprot
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Cerita 72 – ‘Si Untung’
Kisah Pertama – ‘Malam-Malam Jahanam' [Part 2]
Din..! Din..! Din..! Terdengar bunyi klakson mobil Bu Maya dan pak Candra di luar pagar.
Nofi berlari dari dalam kamarnya sudah dengan pakain komplet.
Parmin makin bingung.. takut.. bakal ketahuan ulahnya karena bercak merah ini tidak bisa hilang.
Akhirnya Parmin menduduki bercak merah dan basah itu.. sehingga tidak terlihat, pura-pura asik nonton acara TV.
Bu Maya dan pak Candra langsung masuk kamar dan tidak keluar lagi..
tetapi si suster malah ikut nonton TV di samping Parmin.
Hati Parmin makin dag-dig-dug.. Bu Maya keluar dari kamar tidurnya minta suster mengambilkan susu buat anaknya.
Suster masuk ke kamarnya dan Nofi ke dapur mengambil air panas dalam termos persediaan untuk bikin susu kalo malam hari.
Bu Maya kemudian membuka bufet dan mengambil CD film..
Tetapi dari tumpukan di belakang tempat CD.. yang berarti mengambil CD film BF.. sambil berkata ke Parmin..
"Gak tidur Min..? Jangan lupa TVnya dimatikan yang nanti.."
"I..iya bu, belum ngantuk kok.." jawab Parmin makin khawatir.
Ketika Bu Maya memegang CD BF itu terlihat agak kaget dan heran..
Terasa agak hangat CD itu di tangannya.. kemudian menoleh ke arah Parmin..
Tatapan mata Bu Maya bertabrakan dengan mata Parmin.. Parmin tak kuasa melawan tatapan mata itu..
Sesaat kemudian Bu Maya tersenyum sambil masih menatap mata Parmin..
dan berlalu ke kamarnya sambil membawa CD BF yang barusan ditontonnya.
Lemaslah seluruh tubuh Parmin..
Bu Maya tau bahwa Parmin barusan nonton film BF ketika dia pergi.. dan Parmin sadar hal itu.
Jam menunjukkan pukul 9 mlm, sudah jadi peraturan tak tertulis .. suster dan Nofi masing-masing berlalu ke kamarnya.
Tinggallah Parmin sendiri nonton TV tetapi pikirannya tidak bisa mencerna acara yang ditontonnya.
Hingga pukul 11.30 Parmin masih sibuk memperhatikan noda merah di sofa itu.. masih berusaha menghilangkannya..
Parmin menaruh tisu agak banyak, agak kering memang tetapi noda merah itu masih terlihat meski kini mulai samar.
Tanpa Parmin ketahui.. ternyata kegiatannya itu sudah 5 menitan diperhatikan Bu Maya yang telah berdiri di belakang Parmin.
"Kenapa Min..?" Suara Bu Maya bagaikan petir di telinga Parmin.. sangat kaget..
ketika menengok ke Bu Maya muka Parmin langsung merah padam.
"Eee.. ee..mm..anu.. gak apa-apa kok bu.."
Tergagap-gagap Parmin mencari jawaban tetapi tidak menemukan jawaban yang jelas.
Parmin langsung menduduki lagi noda itu..
sementara Bu Maya duduk di sebelah Parmin sambil menatap lekat-lekat ke mata Parmin.
Parmin tak kuasa.. ia hanya menundukkan kepala lalu pura-pura nonton TV tanpa berani melirik sediktpun ke Bu Maya.
Bu Maya terus menatap mata Parmin.. terlihat mata Parmin bergerak-gerak risau akan sesuatu hal..
sementara kakinya digesek-gesekan pertanda gelisah.. dan tangannya hanya memegang remote TV.
Keringat mulai terlihat di kening Parmin.. Bu Maya masih menatap tanpa berkata..
"Bu Maya gak tidur bu..?" Parmin mencoba membuka percakapan.
Tak ada jawaban dari Bu Maya.. Parmin akhirnya menengok ke Bu Maya..
Mata Parmin kembali bertatapan dengan mata Bu Maya.. kini hanya berjarak 1/2 meteran saja..
Kali ini Parmin nekat tak mau mengalah, apapun yang terjadi akan diterimanya.
Akhirnya Bu Maya mengalah dan berkata..
"Min.. tolong setel film ini.. aku mau nonton.." sambil menyerahkan satu CD BF ke Parmin.
"D.di.. mana bu.. eee saya gak bisa nyetelnya.."
Parmin makin kaget dengan perintah Bu Maya ini dan berusaha berbohong.
"Di tempat kamu tadi nyetel sama si Nofi.." perintah Bu Maya sambil mulai tersenyum.
Parmin hanya bisa menuruti perintah itu.. Dan terlihatlah di monitor TV sebuah tulisan 'Vivid' berwarna biru..
Parmin menonton film itu dengan keringat dingin membasahi dahinya..
meskipun dia terangsang juga dengan adegan-adegan dalam film itu..
Bu Maya malah nonton sambil tersenyum-senyum sesekali melirik ke arah Parmin..
dan sekali-sekali ke arah kontol Parmin yang mulai membesar di balik kolornya.
Tanpa berkata apapun Bu Maya meraih kontol Parmin yang sudah ngaceng..
Dielusnya kontol Parmin dari balik kolornya.
Parmin gak berani melihat hal itu dia hanya menatap monitor TV..
Sementara Bu Maya makin dekat hingga embusan nafasnya terasa di muka Parmin.
Sambil meremas kontol Parmin dengan keras hingga Parmin kesakitan.. Bu Maya bilang..
"Masuk ke kamarmu sekarang, Min.."
Tanpa menunggu perintah keduakalinya.. Parmin langsung berdiri dan naik ke kamarnya yang terletak di lantai 2.
Sesampai di kamar.. Parmin makin bingung..
Dia hanya duduk menyandar di dinding dengan ganjal bantal.
Matanya menatap pintu kamarnya dengan pandangan kosong tetapi pikirannya berkecamuk tak menentu.
Jlegg..! Tiba-tiba pintunya terbuka.. setengah saja..
Bu Maya berdiri di muka pintu.. hanya mengenakan semacam daster tipis dengan tali di kedua pundaknya..
Daster itu hanya menutup dari atas dadanya hingga setengah pahanya. berwarna krem.. tipis..
hingga Parmin bisa melihat dua buah puting Bu Maya tercetak jelas di daster itu.
Tampaknya Bu Maya menggantinya ketika Parmin ke kamarnya.
Mata Parmin terjatuh dan terpaku di bawah puser Bu Maya..
Terlihat warna hitam membayang di balik daster crem itu..
Parmin tidak yakin apa itu celana dalam hitam atau bulu-bulu jembut Bu Maya..
Yang pasti bagi Parmin adalah.. Bu Maya terlihat sangat seksi dan cantik malam ini dengan tampilan seperti ini.
Dan Parmin tahu.. bahwa malam ini dia harus melayani Bu Maya di kamarnya.
Dada yang membusung berukuran 36 itu sangat-sangat merangsang libido Parmin..
dan paha putih mulus hingga ujung kaki Bu Maya membikin liur Parmin menetes melalui sudut bibirnya.
Bu Maya bergerak masuk dan menutup pintu kamar Parmin tanpa menguncinya.. hanya dirapatkan saja.
Kemudian mendekati Parmin dengan langkah pelan-pelan dan gerakan pinggul yang bikin Parmin makin senewen.
Ketika sampai di ujung tempat tidur satu kaki Bu Maya diangkatnya dan ditaruh di tempat tidur itu..
Mata Parmin terpaku di pangkal paha yang diangkat itu.. terlihat bulu jembut Bu Maya..
Tak salah lagi.. Bu Maya tidak mengenakan celana dalam di balik dasternya.
Parmin makin terpesona dengan pemandangan di hadapannya.
dengan gerakan lembut Bu Maya menarik ujung dasternya hingga Parmin dapat melihat puser Bu Maya yang indah..
Meski sudah melahirkan tetapi perut Bu Maya rata seperti gadis perawan layaknya.
Berkat senam yang rutin di lakukan di pagi hari.
-----ooOoo-----
Bu Maya memberi kode dengan jari telunjuknya ke Parmin agar Parmin mendekat.
Bagai terhipnotis.. Parmin bergerak mendekati kaki Bu Maya dan langsung diciuminya kaki jenjang Bu Maya..
dari tumit bergerak lidah Parmin ke paha Bu Maya..
Mata Bu Maya menatap ulah Parmin dengan sorot mata bernafsu..
Lidah Parmin makin bergerak ke paha bagian dalam..
Sementara jari-jarinya mulai meraba-raba selangkangan Bu Maya yang tanpa celana dalam dan ditumbuhi bulu-bulu lebat..
Ufhhh..!! Terasa ada lendir basah nan hangat di selangkangan itu.. terasa Parmin.
"Sshhhh.." Desahan lembut keluar dari bibir sensual Bu Maya.. sementara matanya tak lepas dari ulah Parmin di selangkangannya..
Kaos Parmin tiba-tiba diraih Bu Maya dan dilolosinya dengan kasar..
Kemudian rambut Parmin dijambaknya.. dan dengan dua tangannya menjambak rambut Parmin..
Didorongnya kepala Parmin ke selangkangannya lagi..
Bibir Parmin menempel sangat ketat di memek Bu Maya hingga Parmin susah bernafas..
"Sshhh..!" Bu Maya mendesah kuat dan menggoyangkan pinggulnya.. sehingga bibir Parmin mengusap-usap bibi memeknya..
Parmin gelagapan menerima goyangan itu..
Tetapi Bu Maya tidak peduli, dia terus menggoyangkan pinggulnya beberapa saat..
Dengan gerakan kasar Bu Maya mendorong Parmin ke kasur hingga Parmin Parmin telentang..
Saat Parmin berusaha mengambil nafas megap-megap..
Bu Maya langsung menarik kolor Parmin hingga terlepas dari kedua kakinya..
Mata Bu Maya berbinar-binar menyaksikan kontol Parmin yang telah berukuran maksimal dan mendongak ke atas..
Tampak kontol Parmin agak keputih-putihan dan ada bercak warna coklat di pangkalnya..
sisa lendir Nofi dan darah perawannya yang belum sempat Parmin bersihkan.
Bu Maya dengan bernafsu menciumi dan memperhatikan lekat-lekat bekas-bekas yang menempel di kontol Parmin..
dijilatinya lendir dan darah yang telah mengering itu dengan rakusnya.
Tanpa merasa jijik.. bahkan semakin terangsang Bu Maya melumat batang Parmin hingga bersih..
Dijilatinya ujung kontol Parmin dengan memejamkan mata.. seakan-akan menikmati batangan coklat yang nikmat sekali.
Tak berapa lama kemudian bu Maya bergerak ke atas tubuh Parmin, mendekatkan memeknya di muka Parmin..
Jadilah dengan posisi 69 Bu Maya mendesah-desah liar..
Tubuhnya bergoyang-goyang sensual menerima jilatan-jilatan dan kenyotan-kenyotan bibir Parmin.
Kepalanya naik-turun mengocok kontol Parmin dengan mulutnya..
sambil sesekali dikocoknya batang kontol Parmin dengan gerakan-akan lembut dan cepat bergantian.
Sensasi yang Parmin rasakan di kontolnya sangat luarr biasa..!
Antara lumatan hangat dan lembut dan gerakan cepat kocokan tangan lembut Bu Maya.
Hingga Parmin mengangkat-angkat pantatnya mendapat rangsangan senikmat ini.
Di sisi lain.. Suster terbangun mendengar suara tangis anaknya Bu Maya..
Dia kemudian masuk ke kamar Bu Maya dan mendapati pak Candra yang tidur sangat pulas..
sementara Bu Maya tidak berada di kamar maupun kamar mandi pribadinya.
Lalu dibikinin susu dan anak itu tertidur kembali.
Suster lantas mencari-cari Bu Maya hingga akhirnya naik ke lantai 2..
Di sana sang suster mendengar suara-suara desahan-desahan yang sangat jelas dari kamar Parmin.
Dengan mengendap-endap suster mendekati pintu kamar Parmin..
Makin jelas terdengar desahan-desahan tersebut..
Suster mendapati pintu Parmin tidak tertutup rapat..
Ada celah cukup untuk bisa melihat yang sedang terjadi di dalam kamar itu.
Suster menempelkan satu matanya.. Jreng..! Terlihat olehnya Bu Maya yang sedang di atas Parmin..
sedang asyik mengulum-ngulum kontol Parmin yang berkilat-kilat kemerahan ujungnya..
Sementara Parmin kepalanya berada di selangkangan Bu Maya. Jantung suster makin kencang berdegup..
aliran darahnya makin cepat mengalir melalui urat-urat nadinya menuju setiap ujung tubuhnya.
Mukanya memerah.. nafasnya mulai memburu..
Meskipun berusaha ditahan tetapi tetap terlihat tubuhnya mengembang mengempis didera birahi..
yang datang setelah lebih dari 2 tahun tidak lagi merasakan sentuhan kontol di memeknya.
Bu Maya dan Parmin tak mengetahui bahwa ulah mereka ada yang memperhatikan..
Mereka terlalu sibuk berpacu dalam birahi menuju puncak kenikmatan dunia.
Bu Maya sekarang mengangkangi kontol Parmin..
Dengan tangannya diarahkan kontol Parmin ke lubang memeknya..
Lalu.. Jlebhh..!
Dengan sekali tekan kontol Parmin amblas menancap ke dalam memeknya yang telah sangat licin.
"Nghh.." Erangan lirih keluar dari bibir bu Maya..
"Erghh.." Lenguh nikmat dan berat terlontar dari mulut si Parmin.
Bagaikan seorang joki kuda pacuan.. Bu Maya terlonjak-lonjak di pinggang Parmin..
akibat sodokan-sodokan kontol Parmin yang dibalas hujaman-hujaman memek Bu Maya..
sambil kadang Bu Maya memukul-mukul paha Parmin persis seperti joki mencambuk kudanya agar berlari makin kencang.
Clebhh.. clebhh.. crebhh.. clebhh.. crebhh.. crebhh.. clebhh.. clebbh..
Kecipak bunyi sodokan kontol Parmin di liang basah memek bu Maya mulai ramai terdengar.
Buah dada bu Maya yang masih bagus terawat terlontar-lontar ke segala arah.. semakin menambah rangsangan di mata Parmin..
"Sshhhh.. shhhh ahhh ahhh.. terus Min.. terus yang kencang.. hhh..!" Pinta Bu Maya.
Parmin makin memacu sodokan-sodokan kontolnya yang makin terasa nikmat..
Bu Maya mencengkeraam susunya kuat-kuat dan meremas-remasnya hingga cairan air susunya moncrot mengenai muka Parmin..
Parmin membuka mulutnya menangkap muncratan air susu Bu Maya.
Gerakan Bu Maya makin liar dan makin cepat juga kuat merojok-rojokkan memeknya ke kontol Parmin..
Slekk.. slekk.. clekk.. clebbh.. clebhh.. crebh..
Tak lama berselang.. dengan teriakan tertahan.. "Aghhh.. aghhh.. shhhhh aghhh..!"
Bu Maya mencapai orgasmenya yang hebat..
Tubuhnya terlihat sangat indah dengan cucuran keringat di selurh tubuh semakin menambah seksi tubuh mulus itu..
Parmin masih memacu kontolnya 2 - 3 kali lagi.. dan.. Crott.. crott.. crott.. crott..!
"Errgghh.. shhhhs hhhh.." Dicengkramnya kedua pinggul bu Maya keras.
Parmin mencapai klimaksnya di dalam memek Bu Maya yang masih menjepit kontolnya..
-----ooOoo-----
Sesaat kemudian sepi.. hanya suara nafas-nafas mengambil udara sebanyak-banyaknya..
untuk menyuplai darah yang baru saja mengalir dengan deras di sekujur tubuh-tubuh telanjang itu.
-----ooOoo-----
Bu Maya bangun dan pergi meninggalkan Parmin yang masih terlentang dengan kontol yang belepotan lendir..
tanpa mengucapkan sepatah katapun.. apalagi ciuman mesra..
Parmin memejamkan mata.. masih dengan tubuh bugil.. mengambil nafas.. dan tertidur nyenyak..
Tanpa sadar bahwa pintu kamarnya masih terbuka karena Bu Maya tidak menutupnya.
Parmin dalam tidurnya merasakan kontolnya ada yang mengulum-ngulum..
bagai mimpi antara sadar dan tidak.. Parmin menikmati rasa nikmat di kontolnya.
Rasa itu makin lama makin terasa nyata.. Parmin membuka matanya.. dan ..
terlihat sebuah kepala dengan rambut sebahu sedang bergerak naik-turun di atas kontolnya.
Kontolnya terasa makin keras dan jelas terasa kuluman di kontolnya. Diperhatiin dengan seksama..
Ternyata itu kepala susternya Bu Maya yang sedang asyik mengulum kontolnya naik-turun dengan semakin bernafsu.
Parmin seakan tidak percaya dengan yang dia lihat dan rasakan.
Tapi kemudian suster memandang ke arah Parmin tanpa melepaskan kontol Parmin dari mulutnya.
Sambil memandang mata Parmin.. suster meneruskan mengulum dan mengocok kontol Parmin..
sembari terkadang dijilatinya batang dalam genggamannya.
Tangan suster yang satu sibuk mengocok-ngocok lubang memeknya sendiri yang sudah tidak mengenakan apa-apa lagi.
Memang suster telah melepas semua pakaiannya sendiri, saking terangsangnya oleh permainan Parmin dan Bu Maya.
Suster sudah sangat terangsang.. hingga langsung berdiri dan mengangkangi kontol Parmin yang sudah sepenuhnya keras sekarang.
Parmin hanya melongo melihat suster yang biasanya lemah lembut itu kini beraksi bagai orang kesurupan nafsu biadab.
Jleghh..!
"Oughh.."
"Ergghh..!"
Tanpa bicara apapun suster langsung saja main tancap kontol Parmin ke dalam memeknya yang sudah terbuka dan berlendir..
Jlebhh.. "Ughh..hhh.." Lenguh si Suster ketika batang kontol Parmin menohok makin dalam di liang memeknya.
"Herghh.." Geram Parmin hampir berbarengan.. merasakan kontolnya membelah dan serasa diemut belahan memek suster.
Sambil menatap mata Parmin dengan pandangan sayu.. suster mulai memompa memeknya dengan irama cepat dan kuat..
Clobh.. clobh.. crobh.. clobh.. crobh.. crob.. clekk.. clekk.. cleb.. cleb.. cleb.. creb..
"Sshhh shhh shhh.." suster mendesis-desis bagai ular cobra siap menarkam mangsa.
Belum sempat Parmin beraksi.. tiba-tiba suster menghentakkan memeknya kuat-kuat dan berteriak..
"Arghhhhhh.. shhhaghhh..!"
Suster mencapai orgasmenya dengan mencengkeram dada Parmin.. hingga Parmin meringis kesakitan..
.....
Suster memandang mata Parmin dalam-dalam..
kemudian turun dan mendekati kontol Parmin yang masih tegang.. dan basah kuyup oleh lendir suster..
Lantas dikocoknya kontol yang belepotan lendir itu.. sehingga terasa sangat nikmat oleh Parmin.
Parmin mulai mendesah nikmat.. "Sshhh shhh enak suster.."
Dan kocokan suster makin cepat.. makin cepat.. dan.. Crott.. crott..!
Mulut suster terbuka dan menangkap semua peju Parmin yang keluar dari ujung kontolnya.
dijilatinya kontol Parmin dan juga lendir peju Parmin yang muncrat ke perut dan paha Parmin.. hingga bersih.
-----ooOoo-----
Paginya Parmin terbangun dengan badan penat semua..
Akibat tadi malam digilir oleh tiga memek yang nikmat sekali.. Aahhhh.. seddaappphh..!! (. ) ( .)
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Cerita 72 – ‘Si Untung’
Kisah Pertama – ‘Malam-Malam Jahanam' [Part 2]
Din..! Din..! Din..! Terdengar bunyi klakson mobil Bu Maya dan pak Candra di luar pagar.
Nofi berlari dari dalam kamarnya sudah dengan pakain komplet.
Parmin makin bingung.. takut.. bakal ketahuan ulahnya karena bercak merah ini tidak bisa hilang.
Akhirnya Parmin menduduki bercak merah dan basah itu.. sehingga tidak terlihat, pura-pura asik nonton acara TV.
Bu Maya dan pak Candra langsung masuk kamar dan tidak keluar lagi..
tetapi si suster malah ikut nonton TV di samping Parmin.
Hati Parmin makin dag-dig-dug.. Bu Maya keluar dari kamar tidurnya minta suster mengambilkan susu buat anaknya.
Suster masuk ke kamarnya dan Nofi ke dapur mengambil air panas dalam termos persediaan untuk bikin susu kalo malam hari.
Bu Maya kemudian membuka bufet dan mengambil CD film..
Tetapi dari tumpukan di belakang tempat CD.. yang berarti mengambil CD film BF.. sambil berkata ke Parmin..
"Gak tidur Min..? Jangan lupa TVnya dimatikan yang nanti.."
"I..iya bu, belum ngantuk kok.." jawab Parmin makin khawatir.
Ketika Bu Maya memegang CD BF itu terlihat agak kaget dan heran..
Terasa agak hangat CD itu di tangannya.. kemudian menoleh ke arah Parmin..
Tatapan mata Bu Maya bertabrakan dengan mata Parmin.. Parmin tak kuasa melawan tatapan mata itu..
Sesaat kemudian Bu Maya tersenyum sambil masih menatap mata Parmin..
dan berlalu ke kamarnya sambil membawa CD BF yang barusan ditontonnya.
Lemaslah seluruh tubuh Parmin..
Bu Maya tau bahwa Parmin barusan nonton film BF ketika dia pergi.. dan Parmin sadar hal itu.
Jam menunjukkan pukul 9 mlm, sudah jadi peraturan tak tertulis .. suster dan Nofi masing-masing berlalu ke kamarnya.
Tinggallah Parmin sendiri nonton TV tetapi pikirannya tidak bisa mencerna acara yang ditontonnya.
Hingga pukul 11.30 Parmin masih sibuk memperhatikan noda merah di sofa itu.. masih berusaha menghilangkannya..
Parmin menaruh tisu agak banyak, agak kering memang tetapi noda merah itu masih terlihat meski kini mulai samar.
Tanpa Parmin ketahui.. ternyata kegiatannya itu sudah 5 menitan diperhatikan Bu Maya yang telah berdiri di belakang Parmin.
"Kenapa Min..?" Suara Bu Maya bagaikan petir di telinga Parmin.. sangat kaget..
ketika menengok ke Bu Maya muka Parmin langsung merah padam.
"Eee.. ee..mm..anu.. gak apa-apa kok bu.."
Tergagap-gagap Parmin mencari jawaban tetapi tidak menemukan jawaban yang jelas.
Parmin langsung menduduki lagi noda itu..
sementara Bu Maya duduk di sebelah Parmin sambil menatap lekat-lekat ke mata Parmin.
Parmin tak kuasa.. ia hanya menundukkan kepala lalu pura-pura nonton TV tanpa berani melirik sediktpun ke Bu Maya.
Bu Maya terus menatap mata Parmin.. terlihat mata Parmin bergerak-gerak risau akan sesuatu hal..
sementara kakinya digesek-gesekan pertanda gelisah.. dan tangannya hanya memegang remote TV.
Keringat mulai terlihat di kening Parmin.. Bu Maya masih menatap tanpa berkata..
"Bu Maya gak tidur bu..?" Parmin mencoba membuka percakapan.
Tak ada jawaban dari Bu Maya.. Parmin akhirnya menengok ke Bu Maya..
Mata Parmin kembali bertatapan dengan mata Bu Maya.. kini hanya berjarak 1/2 meteran saja..
Kali ini Parmin nekat tak mau mengalah, apapun yang terjadi akan diterimanya.
Akhirnya Bu Maya mengalah dan berkata..
"Min.. tolong setel film ini.. aku mau nonton.." sambil menyerahkan satu CD BF ke Parmin.
"D.di.. mana bu.. eee saya gak bisa nyetelnya.."
Parmin makin kaget dengan perintah Bu Maya ini dan berusaha berbohong.
"Di tempat kamu tadi nyetel sama si Nofi.." perintah Bu Maya sambil mulai tersenyum.
Parmin hanya bisa menuruti perintah itu.. Dan terlihatlah di monitor TV sebuah tulisan 'Vivid' berwarna biru..
Parmin menonton film itu dengan keringat dingin membasahi dahinya..
meskipun dia terangsang juga dengan adegan-adegan dalam film itu..
Bu Maya malah nonton sambil tersenyum-senyum sesekali melirik ke arah Parmin..
dan sekali-sekali ke arah kontol Parmin yang mulai membesar di balik kolornya.
Tanpa berkata apapun Bu Maya meraih kontol Parmin yang sudah ngaceng..
Dielusnya kontol Parmin dari balik kolornya.
Parmin gak berani melihat hal itu dia hanya menatap monitor TV..
Sementara Bu Maya makin dekat hingga embusan nafasnya terasa di muka Parmin.
Sambil meremas kontol Parmin dengan keras hingga Parmin kesakitan.. Bu Maya bilang..
"Masuk ke kamarmu sekarang, Min.."
Tanpa menunggu perintah keduakalinya.. Parmin langsung berdiri dan naik ke kamarnya yang terletak di lantai 2.
Sesampai di kamar.. Parmin makin bingung..
Dia hanya duduk menyandar di dinding dengan ganjal bantal.
Matanya menatap pintu kamarnya dengan pandangan kosong tetapi pikirannya berkecamuk tak menentu.
Jlegg..! Tiba-tiba pintunya terbuka.. setengah saja..
Bu Maya berdiri di muka pintu.. hanya mengenakan semacam daster tipis dengan tali di kedua pundaknya..
Daster itu hanya menutup dari atas dadanya hingga setengah pahanya. berwarna krem.. tipis..
hingga Parmin bisa melihat dua buah puting Bu Maya tercetak jelas di daster itu.
Tampaknya Bu Maya menggantinya ketika Parmin ke kamarnya.
Mata Parmin terjatuh dan terpaku di bawah puser Bu Maya..
Terlihat warna hitam membayang di balik daster crem itu..
Parmin tidak yakin apa itu celana dalam hitam atau bulu-bulu jembut Bu Maya..
Yang pasti bagi Parmin adalah.. Bu Maya terlihat sangat seksi dan cantik malam ini dengan tampilan seperti ini.
Dan Parmin tahu.. bahwa malam ini dia harus melayani Bu Maya di kamarnya.
Dada yang membusung berukuran 36 itu sangat-sangat merangsang libido Parmin..
dan paha putih mulus hingga ujung kaki Bu Maya membikin liur Parmin menetes melalui sudut bibirnya.
Bu Maya bergerak masuk dan menutup pintu kamar Parmin tanpa menguncinya.. hanya dirapatkan saja.
Kemudian mendekati Parmin dengan langkah pelan-pelan dan gerakan pinggul yang bikin Parmin makin senewen.
Ketika sampai di ujung tempat tidur satu kaki Bu Maya diangkatnya dan ditaruh di tempat tidur itu..
Mata Parmin terpaku di pangkal paha yang diangkat itu.. terlihat bulu jembut Bu Maya..
Tak salah lagi.. Bu Maya tidak mengenakan celana dalam di balik dasternya.
Parmin makin terpesona dengan pemandangan di hadapannya.
dengan gerakan lembut Bu Maya menarik ujung dasternya hingga Parmin dapat melihat puser Bu Maya yang indah..
Meski sudah melahirkan tetapi perut Bu Maya rata seperti gadis perawan layaknya.
Berkat senam yang rutin di lakukan di pagi hari.
-----ooOoo-----
Bu Maya memberi kode dengan jari telunjuknya ke Parmin agar Parmin mendekat.
Bagai terhipnotis.. Parmin bergerak mendekati kaki Bu Maya dan langsung diciuminya kaki jenjang Bu Maya..
dari tumit bergerak lidah Parmin ke paha Bu Maya..
Mata Bu Maya menatap ulah Parmin dengan sorot mata bernafsu..
Lidah Parmin makin bergerak ke paha bagian dalam..
Sementara jari-jarinya mulai meraba-raba selangkangan Bu Maya yang tanpa celana dalam dan ditumbuhi bulu-bulu lebat..
Ufhhh..!! Terasa ada lendir basah nan hangat di selangkangan itu.. terasa Parmin.
"Sshhhh.." Desahan lembut keluar dari bibir sensual Bu Maya.. sementara matanya tak lepas dari ulah Parmin di selangkangannya..
Kaos Parmin tiba-tiba diraih Bu Maya dan dilolosinya dengan kasar..
Kemudian rambut Parmin dijambaknya.. dan dengan dua tangannya menjambak rambut Parmin..
Didorongnya kepala Parmin ke selangkangannya lagi..
Bibir Parmin menempel sangat ketat di memek Bu Maya hingga Parmin susah bernafas..
"Sshhh..!" Bu Maya mendesah kuat dan menggoyangkan pinggulnya.. sehingga bibir Parmin mengusap-usap bibi memeknya..
Parmin gelagapan menerima goyangan itu..
Tetapi Bu Maya tidak peduli, dia terus menggoyangkan pinggulnya beberapa saat..
Dengan gerakan kasar Bu Maya mendorong Parmin ke kasur hingga Parmin Parmin telentang..
Saat Parmin berusaha mengambil nafas megap-megap..
Bu Maya langsung menarik kolor Parmin hingga terlepas dari kedua kakinya..
Mata Bu Maya berbinar-binar menyaksikan kontol Parmin yang telah berukuran maksimal dan mendongak ke atas..
Tampak kontol Parmin agak keputih-putihan dan ada bercak warna coklat di pangkalnya..
sisa lendir Nofi dan darah perawannya yang belum sempat Parmin bersihkan.
Bu Maya dengan bernafsu menciumi dan memperhatikan lekat-lekat bekas-bekas yang menempel di kontol Parmin..
dijilatinya lendir dan darah yang telah mengering itu dengan rakusnya.
Tanpa merasa jijik.. bahkan semakin terangsang Bu Maya melumat batang Parmin hingga bersih..
Dijilatinya ujung kontol Parmin dengan memejamkan mata.. seakan-akan menikmati batangan coklat yang nikmat sekali.
Tak berapa lama kemudian bu Maya bergerak ke atas tubuh Parmin, mendekatkan memeknya di muka Parmin..
Jadilah dengan posisi 69 Bu Maya mendesah-desah liar..
Tubuhnya bergoyang-goyang sensual menerima jilatan-jilatan dan kenyotan-kenyotan bibir Parmin.
Kepalanya naik-turun mengocok kontol Parmin dengan mulutnya..
sambil sesekali dikocoknya batang kontol Parmin dengan gerakan-akan lembut dan cepat bergantian.
Sensasi yang Parmin rasakan di kontolnya sangat luarr biasa..!
Antara lumatan hangat dan lembut dan gerakan cepat kocokan tangan lembut Bu Maya.
Hingga Parmin mengangkat-angkat pantatnya mendapat rangsangan senikmat ini.
Di sisi lain.. Suster terbangun mendengar suara tangis anaknya Bu Maya..
Dia kemudian masuk ke kamar Bu Maya dan mendapati pak Candra yang tidur sangat pulas..
sementara Bu Maya tidak berada di kamar maupun kamar mandi pribadinya.
Lalu dibikinin susu dan anak itu tertidur kembali.
Suster lantas mencari-cari Bu Maya hingga akhirnya naik ke lantai 2..
Di sana sang suster mendengar suara-suara desahan-desahan yang sangat jelas dari kamar Parmin.
Dengan mengendap-endap suster mendekati pintu kamar Parmin..
Makin jelas terdengar desahan-desahan tersebut..
Suster mendapati pintu Parmin tidak tertutup rapat..
Ada celah cukup untuk bisa melihat yang sedang terjadi di dalam kamar itu.
Suster menempelkan satu matanya.. Jreng..! Terlihat olehnya Bu Maya yang sedang di atas Parmin..
sedang asyik mengulum-ngulum kontol Parmin yang berkilat-kilat kemerahan ujungnya..
Sementara Parmin kepalanya berada di selangkangan Bu Maya. Jantung suster makin kencang berdegup..
aliran darahnya makin cepat mengalir melalui urat-urat nadinya menuju setiap ujung tubuhnya.
Mukanya memerah.. nafasnya mulai memburu..
Meskipun berusaha ditahan tetapi tetap terlihat tubuhnya mengembang mengempis didera birahi..
yang datang setelah lebih dari 2 tahun tidak lagi merasakan sentuhan kontol di memeknya.
Bu Maya dan Parmin tak mengetahui bahwa ulah mereka ada yang memperhatikan..
Mereka terlalu sibuk berpacu dalam birahi menuju puncak kenikmatan dunia.
Bu Maya sekarang mengangkangi kontol Parmin..
Dengan tangannya diarahkan kontol Parmin ke lubang memeknya..
Lalu.. Jlebhh..!
Dengan sekali tekan kontol Parmin amblas menancap ke dalam memeknya yang telah sangat licin.
"Nghh.." Erangan lirih keluar dari bibir bu Maya..
"Erghh.." Lenguh nikmat dan berat terlontar dari mulut si Parmin.
Bagaikan seorang joki kuda pacuan.. Bu Maya terlonjak-lonjak di pinggang Parmin..
akibat sodokan-sodokan kontol Parmin yang dibalas hujaman-hujaman memek Bu Maya..
sambil kadang Bu Maya memukul-mukul paha Parmin persis seperti joki mencambuk kudanya agar berlari makin kencang.
Clebhh.. clebhh.. crebhh.. clebhh.. crebhh.. crebhh.. clebhh.. clebbh..
Kecipak bunyi sodokan kontol Parmin di liang basah memek bu Maya mulai ramai terdengar.
Buah dada bu Maya yang masih bagus terawat terlontar-lontar ke segala arah.. semakin menambah rangsangan di mata Parmin..
"Sshhhh.. shhhh ahhh ahhh.. terus Min.. terus yang kencang.. hhh..!" Pinta Bu Maya.
Parmin makin memacu sodokan-sodokan kontolnya yang makin terasa nikmat..
Bu Maya mencengkeraam susunya kuat-kuat dan meremas-remasnya hingga cairan air susunya moncrot mengenai muka Parmin..
Parmin membuka mulutnya menangkap muncratan air susu Bu Maya.
Gerakan Bu Maya makin liar dan makin cepat juga kuat merojok-rojokkan memeknya ke kontol Parmin..
Slekk.. slekk.. clekk.. clebbh.. clebhh.. crebh..
Tak lama berselang.. dengan teriakan tertahan.. "Aghhh.. aghhh.. shhhhh aghhh..!"
Bu Maya mencapai orgasmenya yang hebat..
Tubuhnya terlihat sangat indah dengan cucuran keringat di selurh tubuh semakin menambah seksi tubuh mulus itu..
Parmin masih memacu kontolnya 2 - 3 kali lagi.. dan.. Crott.. crott.. crott.. crott..!
"Errgghh.. shhhhs hhhh.." Dicengkramnya kedua pinggul bu Maya keras.
Parmin mencapai klimaksnya di dalam memek Bu Maya yang masih menjepit kontolnya..
-----ooOoo-----
Sesaat kemudian sepi.. hanya suara nafas-nafas mengambil udara sebanyak-banyaknya..
untuk menyuplai darah yang baru saja mengalir dengan deras di sekujur tubuh-tubuh telanjang itu.
-----ooOoo-----
Bu Maya bangun dan pergi meninggalkan Parmin yang masih terlentang dengan kontol yang belepotan lendir..
tanpa mengucapkan sepatah katapun.. apalagi ciuman mesra..
Parmin memejamkan mata.. masih dengan tubuh bugil.. mengambil nafas.. dan tertidur nyenyak..
Tanpa sadar bahwa pintu kamarnya masih terbuka karena Bu Maya tidak menutupnya.
Parmin dalam tidurnya merasakan kontolnya ada yang mengulum-ngulum..
bagai mimpi antara sadar dan tidak.. Parmin menikmati rasa nikmat di kontolnya.
Rasa itu makin lama makin terasa nyata.. Parmin membuka matanya.. dan ..
terlihat sebuah kepala dengan rambut sebahu sedang bergerak naik-turun di atas kontolnya.
Kontolnya terasa makin keras dan jelas terasa kuluman di kontolnya. Diperhatiin dengan seksama..
Ternyata itu kepala susternya Bu Maya yang sedang asyik mengulum kontolnya naik-turun dengan semakin bernafsu.
Parmin seakan tidak percaya dengan yang dia lihat dan rasakan.
Tapi kemudian suster memandang ke arah Parmin tanpa melepaskan kontol Parmin dari mulutnya.
Sambil memandang mata Parmin.. suster meneruskan mengulum dan mengocok kontol Parmin..
sembari terkadang dijilatinya batang dalam genggamannya.
Tangan suster yang satu sibuk mengocok-ngocok lubang memeknya sendiri yang sudah tidak mengenakan apa-apa lagi.
Memang suster telah melepas semua pakaiannya sendiri, saking terangsangnya oleh permainan Parmin dan Bu Maya.
Suster sudah sangat terangsang.. hingga langsung berdiri dan mengangkangi kontol Parmin yang sudah sepenuhnya keras sekarang.
Parmin hanya melongo melihat suster yang biasanya lemah lembut itu kini beraksi bagai orang kesurupan nafsu biadab.
Jleghh..!
"Oughh.."
"Ergghh..!"
Tanpa bicara apapun suster langsung saja main tancap kontol Parmin ke dalam memeknya yang sudah terbuka dan berlendir..
Jlebhh.. "Ughh..hhh.." Lenguh si Suster ketika batang kontol Parmin menohok makin dalam di liang memeknya.
"Herghh.." Geram Parmin hampir berbarengan.. merasakan kontolnya membelah dan serasa diemut belahan memek suster.
Sambil menatap mata Parmin dengan pandangan sayu.. suster mulai memompa memeknya dengan irama cepat dan kuat..
Clobh.. clobh.. crobh.. clobh.. crobh.. crob.. clekk.. clekk.. cleb.. cleb.. cleb.. creb..
"Sshhh shhh shhh.." suster mendesis-desis bagai ular cobra siap menarkam mangsa.
Belum sempat Parmin beraksi.. tiba-tiba suster menghentakkan memeknya kuat-kuat dan berteriak..
"Arghhhhhh.. shhhaghhh..!"
Suster mencapai orgasmenya dengan mencengkeram dada Parmin.. hingga Parmin meringis kesakitan..
.....
Suster memandang mata Parmin dalam-dalam..
kemudian turun dan mendekati kontol Parmin yang masih tegang.. dan basah kuyup oleh lendir suster..
Lantas dikocoknya kontol yang belepotan lendir itu.. sehingga terasa sangat nikmat oleh Parmin.
Parmin mulai mendesah nikmat.. "Sshhh shhh enak suster.."
Dan kocokan suster makin cepat.. makin cepat.. dan.. Crott.. crott..!
Mulut suster terbuka dan menangkap semua peju Parmin yang keluar dari ujung kontolnya.
dijilatinya kontol Parmin dan juga lendir peju Parmin yang muncrat ke perut dan paha Parmin.. hingga bersih.
-----ooOoo-----
Paginya Parmin terbangun dengan badan penat semua..
Akibat tadi malam digilir oleh tiga memek yang nikmat sekali.. Aahhhh.. seddaappphh..!! (. ) ( .)
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Terakhir diubah: