Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––

Cerita 073 – Direktris Itu ..

[Part 4] Better In the Second Time

“Awas kamu ya..”
Maria meremas dadaku dan menggoyangkan pinggulnya berputar-putar..
Ahhhhh.. Hercules kecilku serasa bagaikan dipelintir dengan lembut..

Kulumat puting susunya dengan bibirku.. Maria menggelinjang dan merintih..
Sambil menggoyang berputar pinggulnya bergerak naik perlahan..
Batang Hercules kecilku bergerak keluar hingga hanya kepalanya saja yang tertinggal di dalam..

Perlahan-lahan pinggul Maria bergerak turun.. hingga mentok ke bagian dasar..
Kemudian naik lagi dengan gerakan berputar.. turun lagi.. begitu seterusnya..

Erghhhh... Bukan kepalang nikmat yang kurasakan.. tubuhnya naik-turun perlahan-lahan..
seiring dengan desah dan rintihannya.. kedua tangannya tak henti-henti meraba dadaku..

Terkadang ia memilin kedua puting susuku dengan jarinya..
Terkadang ia mengerang ketika Hercules kecilku yang sudah mencapai dasar liangnya masih kutekan lebih jauh ke atas lagi..

Pikiranku kembali melayang-layang.. terombang-ambing di tengah samudera birahi..
Seluruh indera tubuhku seakan terpaku kepada kenikmatan syahwat yang sedang menjajahku..

Menyaksikan seorang wanita yang cantik dengan tubuh mulus seksi bergerak naik-turun..
memompakan kenikmatan demi kenikmatan ke sekujur tubuhku..

Kurasakan Hercules kecil bagaikan seorang narapidana yang tersekap di penjara.. meronta.. menerjang-nerjang..
mengerahkan seluruh kekuatannya untuk bertahan..
Namun himpitan dinding penjara itu lebih banyak mengendalikannya.. membuatnya semakin lama semakin tak berdaya..

Kurasakan waktu baginya sudah tak lama lagi.. kukerahkan segenap kemampuanku untuk bertahan..
Kucoba mengatur napasku yang terengah-engah.. Maria melumat bibirku..

Aahhhh.. betotan nafsu yang dipompakannya lebih berkuasa ketimbang akal pikiranku..
Nikmat yang kurasakan semakin memuncak.. kucoba untuk memasukkan segala sesuatu ke dalam otakku..
Sistem analisis.. struktur organisasi.. komputer.. design.. 2×2=4,4×4=16.. 16×16= ..

Terlambat.. kurasakan Hercules kecilku sudah berdenyut-denyut..
“Ahhhhh.. biarin.. biarinnDra.. ssshh.. let it go.. mmmhhh..” bisiknya sambil mendesah.
Rupanya ia mengerti aku sedang berjuang untuk menahan ejakulasiku.. ketika dilihatnya aku terdiam dengan mata terpejam.

Maria kemudian memeluk dengan erat leherku.. menarikku hingga tubuh kami melekat dan menyatu..
Sesaat kemudian bibirnya merapat ke bibirku.. kami saling melumat bibir..

Maria sesaat kemudian menggerak-gerakkan pinggulnya tanpa menaik turunkan pantatnya..
Dan kurasakan Hercules kecilku bagaikan dikocok-kocok oleh sebuah tangan yang sangat lunak dan licin..
Terkadang terasa ada remasan-remasan lembut..

Maria juga seakan terbawa oleh kenikmatan yang diberikan kepadaku.. Ia merintih dan mengerang di telingaku..
Kurasakan waktuku sudah semakin sempit.. kupeluk tubuhnya dengan sejadi-jadinya..

Kenikmatan sudah berada di pinggir puncaknya.. Herculesku bergetar-getar semakin keras dan.. satu.. dua..
“Yahhhh.. lepasin.. ahhhhh.. lepasinn.. Dra..!!” Getaran itu semakin keras.. tiga.. empat..
“Ahhh.. mmhhhh.. c’mon lover.. mmhhhhh..” bisiknya.

Seluruh tubuhku kini bergetar dengan keras.. lima.. jebol.. crrrtt.. crettt.. crrrtt.. crrrtt..!!
Hercules kecilku memuntahkan isi perutnya.. menyembur-nyembur.. membasahi bagian dasar rongga kenikmatan Maria..
Tak kusadari aku sudah mengangkat tubuhku berikut tubuh Maria lepas dari sofa.. setengah berdiri..

Perlahan aku menurunkan tubuhku duduk kembali.. kusandarkan kepalaku..
menikmati sisa-sisa gelombang kenikmatan yang baru saja kualami.

Napasku terengah-engah, begitu pula Maria.
“Ouchh.. hhhhhh.. thats right.. mmhhh.. so beautiful..” bisik Maria sambil mengecupi bibir dan keningku.

Namun kenikmatan itu berbaur dengan kekecewaan di dalam hatiku. Chicken boy..! Loyo..! Kampungan..!!
Gerutuku dalam hati mengutuk diriku yang tak mampu memberikan kepuasan kepada seorang wanita.
Aku tau Maria belum sampai ke puncak kenikmatannya.

Maria tak bergeming dari posisinya..
Hercules kecilku yang masih berada di dalam rongga kenikmatannya kini kurasakan sedikit melembek.

“You’re so good.. that was sonice Maria. Sorry.. aku mengecewakan kamu..” bisikku meminta maaf.
“It’s okay..” bisiknya kemudian mengecup lembut bibirku.

Maria kemudian menjulurkan tangannya meraih gelas di meja yang masih beirisi sisa minumannya.
Ia meneguknya sesaat.. kemudian menyorongkannya ke bibirku.. kuteguk hingga habis sisa minumannya.
Minuman dingin itu begitu nikmat membasahi kerongkonganku yang kering setelah ‘berolah raga’.

Maria kemudian mencoba merengkuh tubuhku.. kutau keinginannya untuk berpelukan.
Kusorongkan tubuhku.. kedua tanganku kulingkarkan ke punggungnya. Kami berpelukan erat.

Tak lama kemudian.. ada rasa dingin kurasakan pada punggungku..
Rupanya Maria menempelkan gelas yang tinggal berisi es batu itu ke punggungku.
Rasa dingin itu perlahan-lahan bergeser naik ke atas dan berhenti di tengkukku.. nikmat rasanya.

Sesekali tangannya yang lain memijit-mijit. Tak lama kemudian seluruh tubuhku terasa segar kembali.
Rasa dingin dari gelas dan pijitan-pijitan Maria itu telah mengusir rasa penat setelah bercinta yang kurasakan.

Kurasakan bibir Maria yang sejak tadi berada di leherku kini mulai mengecupinya..
Saling berganti dengan lidahnya yang juga mulai bereaksi.. mengalirkan rasa hangat ke dalam tubuhku..
Silih berganti dengan rasa dingin pada tengkukku..

Amboii.. kuresapi nikmatnya perlakuan Maria pada diriku itu..
Wait..!!! Ada sesuatu yang kurasakan pada bagian bawah tubuhku..

Ahhh.. kurasakan pada Hercules kecilku yang sudah melembek itu ada sesuatu yang meremas-remasnya..
Serrr.. seketika darahku berdesir.. menyadari apa yang dilakukan Maria dengan menggunakan rongga kenikmatannya..
pada Hercules kecilku di dalamnya sana..

Remasan-remasan itu semakin terasa.. seiring dengan mulai tegapnya tubuh Hercules kecilku..
Satu duakali terkadang Maria menggerakkan pinggulnya..

Drrrttt.. Hercules kecilku semakin tegap.. salahsatu tangan Maria bergerak ke belakang tubuhnya..
Turun mengusap kantong perbekalan Hercules kecilku.. Gladiator kecilku mulai meregang keperkasaannya..

Otot-otot di seluruh tubuhnya mulai kembali meregang.. bak binaragawan yang sedang berlomba..
Kepalanya semakin lama semakin menjulur ke atas..

Maria semakin menggoyangkan pinggulnya.. dan.. Happ..!!!
Kepala Hercules kecilku menyentuh bagian dasar gua kenikmatan Maria.

“Unghhhh..!!” Tubuh Maria tergetar sesaat. “Yesss..!!! I knew it..! I really knew it..!!”
Sorak Maria dengan suara berbisik, matanya berbinar-binar.

“Apaan sih..?” Tanyaku sambil tersenyum.
“Nggak usah tanya-tanya, ah..! You’re really my lover. Jagoan..! Hebat kamu, cuman semenit udah.. hihihi..” Maria terkekeh.

Aku hanya tersenyum.. dalam hati aku benar-benar angkat topi kepadanya.
Ia benar-benar pandai menghargai perasaan pasangannya.

Padahal kalau kupikir-pikir.. sebenarnya kalau nggak dari upayanya yang lihai itu..
mana mungkin aku bisa siap ‘tanding-ulang’ dalam waktu secepat itu.
Kebiasaanku paling tidak butuh setengah jam.. itupun kalau nggak ketiduran.

Maria menjulurkan tangannya untuk meletakkan gelas minumannya di meja.
Ia menggerakkan tubuhnya naik.. perlahan-lahan mengeluarkan Hercules kecilku dari rongga kenikmatannya..

Dan sebelum bagian kepalanya terlepas ia menggenggam bagian bawahnya..
Kemudian ia melanjutkannya hingga tinggal ujung kepala Hercules kecilku yang masih menempel di mulut gua kenikmatannya.

Maria terdiam beberapa saat dalam posisi seperti itu.. dan perlahan-lahan cairan muntahan Hercules kecilku keluar dari dalam guanya..
Menetes dan jatuh ke kepala Hercules kecilku.. kemudian mengalir ke bawah membasahi pangkal pahaku.

Setelah tak ada lagi yang menetes keluar.. Maria mengambil tissue yang ada di atas meja.
Perlahan-lahan ia membersihkan cairan yang membasahi pangkal pahaku itu..
tanpa membuat ujung kepala Hercules kecilku terlepas dari bibir liang syahwatnya.

Sesaat kemudian ia membuang tissue itu dan menggerakkan tubuhnya turun..
Slebb.. membenamkan kembali Hercules kecilku untuk masuk ke dalam kehangatan rongga yang licin itu..
"Ungghhh..” erangnya halus.. semabri menggigit bibir bawahnya..

Dan bagiku itu adalah suatu tanda untuk memulai lagi perjalanan bahtera birahi kami.
Kurengkuh tubuhnya dan tanpa memisahkan tubuh kami yang sudah menyatu.. perlahan kubaringkan ia pada sofa itu.

Kuletakkan kepalanya pada sandaran tangan sofa. Tubuhku bertumpu pada siku menindih tubuhnya..
Kami saling berpandangan.. kubelai rambutnya.. ia mengusap dadaku..

“Kamu luar biasa..” bisikku dengan nada kagum kepadanya.
That’s nothing.. I know that guys always better in the second round, coba lihat nanti..” ucapnya dengan tersenyum menggoda.

“Hmmm.. you should be a goddess..” ujarku memuji.
“Which one, Venus atau Aphrodite..?” Tanyanya bercanda.
“Both..!!” Balasku bercanda.
“Enough of this chit-chat..!” Sergah Maria.. bibirnya melumat bibirku.

Aku mulai menarik mundur prajuritku.. perlahan-lahan.. Maria semakin ganas melumat bibirku..
Kudorong maju lagi.. mundur.. maju.. semuanya dengan perlahan-lahan..

Kedua tangan Maria pun tak tinggal diam.. berkeliaran di belakang tubuhku..
Ia melepaskan lumatannya pada bibirku dengan napas terengah-engah..

Dan sesaat kemudian telah berubah menjadi desah dan rintihan.. tubuhnya mulai menggelinjang..
Sesaat kemudian ia menumpangkan salahsatu kakinya ke atas sandaran sofa.. mengangkang lebih lebar..

Kedua tangannya kemudian merayap ke pantatku.. meremas dan menekannya..
Setiapkali bergerak naik ke atas ia selalu menekannya kembali..

Kucoba agak mempercepat gerak naik-turunku.. ia kini melepaskan tekanan tangannya..
Kusadari keinginannya.. kuturunkan salahsatu kakiku memijak lantai..

Perpaduan posisi tubuh kami kini membuatku lebih leluasa untuk bergerak makin cepat..
Pinggul Maria mulai bergerak mengimbangi.. kupercepat gerakanku.. Kupercepat lagi hingga batas yang memungkinkan..

Kupertahankan kecepatan itu tanpa mengurangi atau melebihinya..
Kurasakan rongga kenikmatan Maria semakin membasah dan licin..

"Shhh.. esshhh.. ahhh.. ahhh.. sshhh.." Mulutnya tak henti-hentinya mendesah.. merintih.. mengerang..
Kukerahkan seluruh tenagaku untuk memompakan terus kenikmatan demi kenikmatan kepadanya..

Kurasakan kebenaran ucapannya.. Guys always better in the second time..
Tak ada sama sekali tanda-tanda kekalahan pada Hercules kecilku..

Ia begitu perkasa.. meregangkan seluruh otot-otot di tubuhnya untuk bertempur dengan gegap gempita..
mendesak.. menerjang ke sana ke mari.. tak memberi kesempatan sedikitpun kepada musuh untuk menguasai jalannya pertempuran..
memporak-porandakan seluruh pertahanan musuh..

Maria semakin larut dalam kenikmatan.. bagian belakang tubuhku mulai dari punggung hingga pantat habis diremas-remasnnya..
Ia kemudian menaikkan kedua kakinya melingkari pinggangku.. kedua tumitnya saling mengait.. mengunci tubuhku..

Kedua tangannya menarik dan menekan pantatku.. pinggulnya naik bergerak ke atas menyambut setiap gerak turun tubuhku..
seolah ingin membantu menghujamkan Hercules kecilku lebih dalam lagi ke dasar liang kenikmatannya..

Keringat mulai mengucur di seluruh tubuhku jatuh dan bercampur dengan keringat tubuhnya..
Kedua tubuh kami bagaikan di hempas gelombang badai.. terbanting-banting ke sofa..

Tulang pubic kami secara ritmis saling bertabrakan.. menerbitkan pekikan-pekikan lirih dari mulutnya..
Wajahnya kian memerah.. kedua alisnya semakin mengernyit..

Kurasakan dinding-dinding rongga kenikmatannya semakin lama semakin menghimpit..
Otot-otot di dalamnya semakin terasa meremas-remas.. Kulihat kedua matanya sudah setengah terpejam..

Mulutnya setengah terbuka dengan lidah mengambang di tengah-tengahnya..
Ia rupanya sudah berada di ambang puncak kepuasannya.

Tak lama kemudian ia memeluk diriku sejadi-jadinya.. Kubalas dengan memeluk erat tubuhnya..
Jlebb..!! Kubenamkan Hercules kecilku sedalam-dalamnya.. hingga menyentuh dasar.. dan kubiarkan terdiam menekannya..
Kunanti saat-saat yang paling mengesankan itu.. hingga tak lama kemudian..

Ddrrttt.. drrttt.. drrttt.. dinding-dinding rongga kenikmatannya mulai berkontraksi..
Semakin lama semakin keras.. dan semakin keras.. berkontraksi dengan hebat..

"Oghhhhh..!!" Maria memekik lirih.. kugerakkan pinggulku maju-mundur perlahan-lahan..
sambil menekan tulang pubicnya dengan bertenaga.. kudekap dengan erat bongkahan pantatnya..

Kontraksi itu semakin berkelanjutan.. seiring dengan gerakan pinggulku.. dibarengi oleh pekikan-pekikan lirih Maria..
Seluruh tubuhnya bergetar hebat.. entah sudah berapakali ia meneriakkan namaku di sela-sela pekikannya..
hingga ia tak sanggup lagi meneriakkan pekik nikmatnya itu..

Agaknya kenikmatan itu terlalu memuncak baginya.. Maria menggigit bahuku..
Beberapa detik lamanya.. hingga akhirnya pelukannya mulai mengendur..
Tangannya menahan pinggulku untuk menghentikan gerakannya.. tubuhnya terkulai..

Kusandarkan kembali kepalanya.. ia terpejam dengan napas terengah-engah..
Mungkin hampir dua menit lamanya ia dalam keadaan seperti itu.
Kubiarkan ia menikmati sisa-sisa kenikmatan yang barusan dirasakannya.

Napasnya semakin teratur dan tak lama kemudian ia membuka kedua matanya. “Beautiful..” bisiknya lirih.
Aku hanya tersenyum, kuusap keningnya yang basah oleh keringat.. kemudian kukecup dengan lembut.

Kedua tangannya kemudian mengusap punggungku.. menyapu keringat yang membasahi di sana.. kemudian wajahku.. dadaku..
Jari tangannya bagaikan otomatis memilin puting dadaku.. membuatku meggelinjang..

Hercules kecilku yang masih berdiri tegar dan kokoh menggeliat di dalam benaman rongga kenikmatannya..
“I want more..” bisiknya dengan suara mendesah.
“My pleasure lady..” sahutku dan kemudian mulai mengecup dan melumat bibirnya.

Sesaat kemudian aku mulai bergerak lagi.. memompakan kenikmatan bagi kami berdua.. yang semakin lama semakin memuncak..
Desah dan rintihannya kembali menggema memenuhi ruangan.. seiring dengan gelinjang dan geliatan tubuhnya..

Pinggulnya menari-nari mengimbangi setiap ayunan tubuhku.. kurasakan dinding-dinding rongga kenikmatannya semakin sensitif..
hampir dalam setiap gerakan tubuhku disambutnya dengan remasan-remasan..

Otot-ototnya mencengkeram dan melepas bergantian.. seiring dengan keluar-masuknya Hercules kecilku..
Mencengkeram di saat ia hendak keluar.. dan melepaskannya ketika masuk.. begitu nikmat..

Dan kenikmatan itu begitu terasa menguasai seluruh urat syarafku.. nyaris kembali membobolkan pertahananku..
Namun Maria tak membiarkannya.. ia menekan pinggulku untuk berhenti bergerak dan terdiam beberapa saat..
untuk mengendorkan serbuan rasa nikmat yang menguasai diriku..

Hingga aku mampu mengontrol kembali diriku.. dan bergerak lagi.. menabuh irama birahi bersamanya..
Menarikan tarian nafsu birahi.. menggelinjang.. menggeliat.. merintih.. mendesah.. mengerang..
Silih berganti.. dan menghentikannya di saat aku mulai kehilangan kendali.. demikian seterusnya.

Entah sudah berapakali aku terhenti untuk mengendalikan diriku.. terkadang aku sendiri mampu mengontrolnya..
Namun tak jarang pula Maria dengan piawainya mengetahui dan menghentikan irama percintaan kami..

Akan tetapi.. dengan cara bercinta seperti itu.. yang jelas sudah beberapakali kurasakan serangkaian kontraksi..
pada dinding liang kenikmatannya yang diiringi pekik-pekik lirihnya.

Maria benar-benar mengendalikan diriku.. aku bagaikan ‘sex-machine’ baginya..
Bagaikan ‘kuda Troja’ yang ditunggangi untuk mengantarnya berkali-kali ke puncak kenikmatannya.

Namun aku tak peduli.. karena kenikmatan yang kurasakan juga benar-benar membuai diriku..
Begitu lama.. begitu panjang.. membuatku lupa akan dunia nyata.. lupa waktu.. lupa berada di mana.

Yang ada hanya diriku dan dirinya di suatu tempat yang kutak tau di mana dan apa namanya.. semuanya begitu maya.
Tubuhku dan tubuhnya sudah bersimbah peluh hasil olah asmara kami..
namun semua itu tidak kami pedulikan.. kami terus bergerak dan bergerak.

Maria kemudian berbisik di telingaku meminta untuk berada di atas..
ketika dilihatnya kedua tanganku yang menopang tubuhku tak kusadari sudah gemetaran.

Dengan serta merta kuangkat tubuhnya untuk duduk di pangkuanku.. Maria membalas dengan memeluk erat tubuhku..
Kemudian dengan berhati-hati kuputar posisi tubuhku dan perlahan-lahan rebah bersandar menggantikan tempat Maria..
tanpa melepaskan sedikitpun pertautan tubuh kami.

Maria kemudian mulai menggerakkan pinggulnya.. kedua tangannya bertumpu pada dadaku..
Sesekali tubuhnya membungkuk mendekat dan kemudian bibirnya melumat bibirku..

Lidahnya terkadang menyelinap masuk dan memilin lidahku.. Dan jika tubuhnya menjauh dengan serta merta kuciumi buah dadanya..
Kuisap-isap puting susunya.. membuatnya semakin mengerang-erang nikmat..

Kedua tanganku tak henti-henti menjalari seluruh tubuhnya.. punggungnya.. pinggulnya..
Kedua bukit pantatnya.. dan meremas-remas di sana.. menyentuh dan meraba rectumnya..

Tubuhnya semakin hebat menggelinjang dan menggeliat..
dan serta merta pula kurasakan remasan-remasan pada sekujur tubuh Hercules kecilku semakin menjadi-jadi..

Kami bagaikan sepasang pendaki yang sedang menjelajahi rimba asmara.. bergegas.. berpacu..
mengerahkan seluruh tenaga.. untuk bersama-sama menuju ke puncak kenikmatan..

Terkadang salah satu di antara kami tertinggal.. maka yang lain menunggu dan menggapai untuk kembali berpacu bersama..
Saling memacu.. saling menunggu.. seolah ada kata sepakat yang tak diucapkan..

Hasrat yang tak tersirat.. yaitu ingin meraih puncak itu secara bersama-sama.
.Kata-kata “Tunggu..!” “Wait..!!” “Not now..!” Dan semacamnya.. silih berganti terucap oleh kami berdua..

Upaya itu akhirnya tak sia-sia..
ketika Maria melihatku meregang menahan nikmat dan kurasakan pula kontraksi liang kenikmatannya mulai terasa..

Dengan satu jeritan lirih ia menghujamkan pantatnya ke bawah sejauh-jauhnya..
Jlebb..!! Hercules kecilku terasa melesak masuk hingga ke akar-akarnya..

Maria kemudian merebahkan tubuhnya menindih tubuhku.. ia memeluk dan membenamkan wajahnya di samping wajahku..
Kupeluk dengan erat punggungnya.. kedua kakinya tak lama kemudian merapat..

Drrrtt... dinding rongga kenikmatannya semakin hebat menghimpit seluruh tubuh Hercules kecilku..

Ia kemudian menggerakkan pinggulnya naik-turun dengan hanya mengkontraksikan otot yang ada di pantat dan pinggulnya..
mengocok dan meremas batang tubuh Hercules kecilku di dalam liang nikmatnya sana..

Perlahan-lahan.. denyut-denyut di sekujur tubuh Hercules kecilku bagaikan saling sahut menyahut dengan kontraksi liang kenikmatannya..
semakin lama semakin intens..

Maria mengerahkan segala kemampuannya untuk menggiring gelora kenikmatan kami selama mungkin..
tak sekalipun ia mempercepat gerakan pinggulnya.. tetap perlahan-lahan.. menggecak.. meremas.. mengocok..

Rintihan dari mulutnya semakin menjadi-jadi.. silih berganti dengan namaku yang disebut-sebutnya.
Tubuhku dan tubuhnya semakin meregang.. otot-otot di seluruh tubuhku seakan dibetot keluar secara perlahan-lahan..

Semakin lama pelukan kami semakin menggila..
kami berdua terengah-engah berusaha menarik napas yang semakin lama semakin sulit..

Seiring dengan kenikmatan yang sudah di ambang batas puncaknya.. sejengkal demi sejengkal.. langkah demi langkah..
berusaha meraih puncak kenikmatan..

Efffhh..!! Kutahan napasku.. dan mungkin juga sudah tak mampu bernapas lagi.. hingga akhirnya..
Byarrr..!!! Srrrrr.. srrrr.. srrrr.. srrrr.. srrrr..!!
Crttt.. crrttt.. crrett.. crrrtt.. crrrttt..!! Tergapailah puncak kenikmatan itu..

Gelombang demi gelombang kenikmatan menerpa tubuh kami berdua..
Maria menjerit-jerit histeris.. saling memeluk dan merengkuh dengan diriku..
Seakan hendak meluluh lantakkan masing-masing tubuh kami..

Gelombang itu tak surut-surutnya melempar-lemparkan kedua tubuh kami ke dalam samudera kenikmatan..
bagaikan pusaran air.. mengisap dan menelan tubuh kami ke dalamnya..

Hingga akhirnya kurasakan mataku berkunang-kunang.. pikiranku melayang-layang..
Sekelilingku serasa buram.. samar-samar.. yang ada hanya nikmat yang kurasakan menggedor-gedor seluruh jiwaku..
Tak kusadari lagi semua yang ada di luar diriku.. bahkan tubuhku sendiri sudah tak terasa lagi.. entah ada entah tiada..

Entah berapa lama aku dalam keadaan ‘collaps’ seperti itu..
hingga akhirnya perlahan-lahan kurasakan sakit pada bahuku seiring dengan kesadaranku yang kembali pulih.

Saat itulah kusadari ternyata aku masih menahan napasku dan serta merta dengan tersengal-sengal kutarik napas sebanyak-banyaknya.
Kulihat bahuku yang berdarah dan bertanda bekas gigitan.

Samar-samar kudengar suara isakan tangis yang tertahan dari bibir Maria.. yang memeluk dan menyandarkan kepalanya di dadaku. (. ) ( .)
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––

END OF CERITA 073.. :Peace:


Sampai Jumpa di Cerita Lainnya.. Adios..:pandapeace:
 
Terakhir diubah:
------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 74 – Hehe.. Ternyata Doyan ..

Atin

Jarum jam
tanganku menunjuk ke angka 7 malam.. tapi container belum juga selesai di muat.
Hufh .. sialan banget.. kapan aku bisa pulang on time, kalo jam segini belum juga dimuat barangnya..!?
Aku mengumpat dalam hati.

Beginilah nasibku yang masih tetap jadi karyawan bagian export di perusahaan garment.
Jabatanku memang supervisor, tapi karena jabatanku juga membuat jam kantorku tak menentu.

Aku melangkah ke gudang muat di belakang, guna mengusir kepenatan.
Maklumlah.. kalau di pabrik garment karyawan 80% perempuan muda lulusan SMA..
Yahh.. lumayan.. ada sebagian yang memiliki paras cantik asli perempuan desa tanpa make up.

Kuperhatikan seseorang yang daritadi selalu curi-curi pandang ke arahku. Hmm.. sosoknya lumayan cantik..
dengan ukuran dada yang lebih menonjol daripada teman-temannya seusianya.. yang kurang lebih 20 - 21 tahun.
Belakangan aku tau Ayu namanya.

Kerap kuperhatikan saat aku sedang mengawasi container.. dia selalu curi-curi pandang ke arahku.
Aku memang pura-pura tidak tau.. walau pun dia juga sebenarnya menarik perhatianku.

Lebih dari 2 jam proses muat belum juga selesai.. aku melangkah ke kantor marketing.
Aku temui Atin.. staf marketing yang bertanggungjawab langsung atas pemuatan barangnya.

“Tin, kenapa lama sekali muatnya..? Sudah jam 9 malam. Kapan mau pulang kalo jam segini belum beres..!?”
“Maaf pak.. tadi ada masalah carton jadi agak lambat muatnya. Tenang deh pak, pasti beres..” jawabnya.

“Beres-beres.. dari tadi gitu melulu, mana perut lapar..” timpalku kemudian.
“Nih pak.. ada biscuit. Lumayan buat ganjal perut endutnya..” sambutnya sambil melirik genit.
Yah.. terpaksa aku sikat juga tuh biscuit, ludes. Hehehe.. habisnya aku memang beneran lapar.

“Tin tolong awasin yah muatnya.. aku mau pulang. Capek. Besok kamu laporan ke saya kalau ada masalah..”
“Baik boss.. laksanakan..!!” Itu jawabnya dengan gaya seorang Polwan.

Atin sosoknya memang biasa saja.. badannya yang cenderung padat.. rambut pendek sebahu.
Hanya saja Dadanya begitu menantang.. dan itu yang menjadikanku betah kalau berhadapan dengannya.
-----oOo-----

Tuuut.tuuutt..!! Telpon mejaku berbunyi membuyarkan konsentrasi kerjaku
”Halo pak Aji.. ini Atin.. mau melaporkan tadi malam selesai jam 10..
Dan ada beberapa carton tidak bisa masuk container pak, gak muat, gimana yah..?”

Ugh.. masalah lagi gumanku. Oh please.. jangan sekarang..
Di mejaku sudah menumpuk masalah yang menunggu giliran aku selesaikan.

”Ya udah.. nanti jam 4 sore aku ke belakang..” jawabku singkat lalu.. Blak..!! Aku tutup gagang telepon dengan keras.

Jam 6 sore lewat.. selepas Maghrib aku baru ke gudang belakang menemui Atin.
“Gimana caranya bisa gak masuk..!? Kan sudah saya hitung.. dan harusnya ada space kosong.. bukannya kurang kayak gitu..!!”
Dengan nada keras aku marahi beberapa staf di gudang.

“Sekarang kamu bikin laporan tertulis dan kasihkan ke manajer saya..”
Lalu aku masuk ke ruang marketing dan duduk di sana.. bermaksud mendinginkan hati.

“Maaf ya pak.. kami membuat masalah lagi..” suara Atin memecahkan keheningan.
Aku memandangnya.. aku perhatikan dia dari ujung rambut sampai kaki. Hmm.. tubuh yang padat berisi..

“Ya sudah.. bukan masalahku kok.. tapi masalah pabrik. Makan yuuk.. sudah jam 7 nih..”
“Bapak bayarin yah..? Lagi tanggal tua nih..”
“Okelah.. aku yang bayarin.. karena kau yang ajak..”

Tak lama kemudian kupacu motorku ke warung lesehan kurang lebih 3 kilometer dari tempatku bekerja.
Aku pesan sup kambing dan sate kambing.. dia hanya memesan nasi goreng.. Terserahlah.. gumamku. Toh aku yang lapar.
Hanya butuh waktu 15 menit untuk menghabiskan hidangan di depanku.

Selesai makan aku ajak ngobrol Atin. Hmm.. dari jarak dekat memang menarik dilihat.. sepertinya masih gadis.
Aku memang tidak tau banyak dan gak ada waktu untuk cari tau pribadinya.

“Kamu tinggal di mana..?”
“Di kos dekat pabrik pak, tuh di sana..” sambil menyebut alamat kos dia..

“Oh.. di sana, kost sendiri..?”
“Iyah Pak.. habis suami jarang pulang pak, luar kota terus..”
Damn..!! Sudah menikah ternyata..!! Umpatku dalam hati.. aku pikir masih gadis..

“Sudah punya anak berapa..?” Pancingku kemudian.
”Satu mas.. tapi di Jawa dengan nenek..” Hufh .. sudah punya anak pula..??

Tapi tubuhnya masih sintal.. padat dan entah kenapa dia mengubah panggilannya dengan sebutan ‘mas’.

“Ohh..!” Hanya itu jawabku.

“Aku tadinya tinggal di Bogor, di rumah dengan adik sepupu dan suamiku..
Tapi karena suamiku bagian proyek.. sering ada proyek di luar kota..
Jadi aku putuskan kost dekat pabrik.. supaya gak capek pulang pergi Bogor..”

Banyak kemudian yang dia ceritakan ke padaku.. dan entah kenapa disandarkan kepalanya di bahuku.
Aku perhatikan air matanya mulai menetes di pipinya.

Aku merasa ada masalah yang ingin diutarakan.. tapi tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Bermodal nekat saja kuberanikan memeluk bahunya dari samping dan mengusap air matanya yang menetes.
Dan tanpa sadar mata kami beradu dekat sekali.. sampai terasa embusan nafasnya.

Aku hanya memandang kosong.. entah apa artinya.. dan entah siapa yang memulai..
sesaat kemudian bibir kami bertemu.. aku dapat rasakan gemetar di bibirnya, lembut dan hangat.
Atin hanya melenguh pelan.. “Uhm.. mas..”

Lalu aku beranikan mengisap lembit bibir bawahnya.. “Mmmhm..”
Yang membuat dia mengangkat dadanya.. kemudian ditekankan ke dadaku.
Ugh .. sangat kenyal dan terasa hangat.

Kami baru tersadar bahwa kami sedang ada di bilik rumah makan lesehan..
dan di belakang kami ternyata beberapa karyawan sedang memperhatikan kami dari tadi.

“Udah Tin.. aku tidak tau apa ini artinya.. tapi aku hanya bisa mengatakan aku merasakan kehangatan kamu..”
”Iyah mas.. aku juga merasakan hal yang sama. Tapi aku gak berani berharap terlalu tinggi..
Karena aku tau mas sudah berkeluarga..“ jawabnya kemudian. Aku hanya memberikan senyuman kepadanya..

Beberapa saat berselang aku lantas bergegas bangkit dan menuju ke kasir.. untuk membayar makanan.
Kulihat beberapa mata melihatku dengan senyum-senyum penuh arti..
Aku hanya cuek dan melangkah pergi setelah urusanku dengan kasir selesai..
-----oOo-----

Besoknya aku dan Atin semakin dekat saja.. di sela-sela waktu kerja kami sempatkan selalu menyapa dan bercanda lewat telpon.
Tidak seperti dulu, kaku dan seperti musuh saja.

“Mas Aji makan siang di mana..? Bareng yuk..!? Jumatan khan istirahatnya lama..”
Sapa Atin lewat telpon memaksaku mengentikan sejenak konsentrasi kerjaku.

”Makan di Rumah Makan Solo kayaknya deh.. tapi okey deh yuuk makan bareng..”
Lumayan ada waktu 2 jam untuk melepaskan penat dengan Atin.. pikirku..

Tepat jam 11.30 Atin sudah menunggu di depan pabrik.. ”Makan di mana kita Tin..?”
“Ehm.. gimana kalo kita beli saja mas, lalu makan di kosanku..”
Wah .. ada angin apa nih..? Pikirku. ”Okeylah..” jawabku singkat.. menyetujui ajakannya.

Lalu kupacu motorku ke RM Padang langganan, beli 2 bungkus nasi dan segera melaju ke Kosan Atin.
Tiba di kosan Atin.. suasananya sepi.. karena sebagian besar yang kost di sana karyawan.

Sambil makan kami selingi dengan candaan yang kadang mengarah.. tapi kami tetap jaga sikap.. karena belum lama dekat.
“Mas.. malem Sabtu temani beli baju yah.. Atin pengen jalan tapi gak ada teman..”
“Boleh, selesai kerja aku anterin kamu yah..” balasku mengiyakan.

“Okey deh “ sahut Atin sambil mengecup pipiku,
Sesampai di kantor.. dengan alasan pekerjaan aku SMS istriku bahwa aku akan pulang malam.

Dua jam lebih aku temani Atin memilih-milih baju dan akhirnya menemukan yang dicari.
Setelah selesai dibayar aku kembali antar Atun ke kostnya.

“Kenapa Tin..? Kok sedih gitu..? Gak suka baju yang sudah dibeli.. atau sakit..?”
Aku tempelkan telapak tanganku di dahinya..

“Gak panas kok..” kataku kemudian.
“Gak ada apa-apa mas.. hanya kangen pengen pulang ke Bogor saja.. gak apa-apa kok..”
Jawabnya pelan dengan mata berkaca-kaca

“Atin ingin pulang ke Bogor..? Mau mas antar..?”
“Gak usahlah mas, nanti gimana istri mas.. nanti dicariin loh..?”
“Ya udah.. sebentar yah..”

Aku kemudian keluar kostnya dan menelpon istriku.
“Mah.. ada masalah pekerjaan nih.. papa harus keluar kota ke Pabrik patner..
karena mereka gagal penuhi proyek untuk ekspor Sabtu besok, gak papa yah, kemungkinan menginap..”
“Okey deh pap.. hati-hati diselesaikan.. jangan lupa makan malam yah..” jawab istriku di ujung telpon..

Beberapa saat kemudian aku kembali masuk ke kostan.. kulihat Atin yang masih terduduk diam.
Aku lantas duduk di hadapannya dan kubelai rambut pendeknya.

“Atin, jangan sedih yah.. ayuuk berkemas.. mas anterin kamu ke Bogor..”
“Bener mas.. bisa anterin..?” Sahutnya gembira.
“Iyah.. ayuuk nanti kemalaman.. lagian kayaknya mau hujan tuh..”

Segera dia memasukkan beberapa baju ke tas ransel kecilnya. ”Ayuk mas.. aku udah siap..” katanya semangat.
Lalu kupacu motorku sekencang-kencangnya.. perjalanan Bekasi – Bogor yang biasanya 2 jam aku tempuh cuman dalam 1 jam.

Sekitar jam 11 malam kami sampai di rumah kecilnya di Bogor..
tetangga kanan kiri rupanya sudah terlelap dalam tidurnya masing-masing.

”Mas.. motornya dimasukkan ke dalam saja. Aku mandi dulu yah..”
Lalu dia berlalu ke kamar mandi yang bisa dilihat dari ruang tamu

Sementara aku duduk di ruang tamu.. setelah memasukkan Motorku ke ruang tamu.
“Mas mau mandi juga gak..!? Teriaknya dari dalam kamar mandi..”
“Nantilah Tin, masih dingin angin nih..!” Jawabku masih menghangatkan diri.

Selesai mandi.. Atin keluar mengenakan daster merah dan terlihat sangat sexy.
Penisku meregang melihat sosoknya dengan rambut basah dan lampu ruangan yang temaram.
Ughhh.. sungguh sangat menggugah hasrat seksku.

“Mas mo nginep di sini saja khan..? Sudah jam segini.. nih kalo mau mandi..” Atin memberikan handuk kepadaku
Aku hanya diam.. lalu segera melangkah ke kamar madi.

Entah kenapa.. aku tak bisa berkata-kata di depan Atin saat itu.
Entah karena pesonanya.. atau karena hasrat seksku yang sedang membubung tinggi.

Di kamar mandi.. aku sudah membayangkan betapa malam ini akan menjadi malam yang indah berdua dengan Atin.
Dan penisku pun sudah berdiri tegak.. rupanya dia sudah tak sabar menemui ‘teman barunya’.

Usai mandi aku berjalan melewati kamar Atin yang rupanya tidak ditutup pintunya dan lampu kamar yang sudah dimatikan.
Namun samar tetap bisa kulihat tubuhnya yang tidur tengkurap..
Hmm.. rupanya dia lelah setelah seharian bekerja.. gumanku dalam hati.

Aku beranikan diri memasuki kamar dan bertanya pelan.. “Tin aku tidur di mana..?”
Rumah itu memang kecil dan hanya memiliki satu kamar tidur.. sedang
di ruang tamu hanya ada sofa dan satu kasur tikar di depan tivi.

“Tidur di sini saja mas..” katanya sambil tangannya menarik tanganku.
Dan refleks aku langsung mencium bibirnya dengan lembut. Aku kulum dan aku isap pelan bibirnya.
"Uhmm.. mass..” hanya desahan lembut yang kudengan dari mulutnya.

Mulutku semakin liar mecium bibirnya.. kujulurkan lidahku lebih dalam ke rongga mulutnya.
Lidahku liar mencari lidah Atin.. setelah kudapatkan, aku isap lembut lidahnya
“Uhmm..uhmm..” erangnya pelan karena mulutnya terlutup bibirku..

Tanganku yang dari tadi membelai dan meremas bongkahan pantatnya kini merambat ke dada..
Ya.. mencari gundukan daging besar yang selama ini hanya bisa kupandangi dari luar bajunya.

”Aaach.. mass.. lepasin saja behanya..” pintanya..
Tanpa menunggu lagi aku lepas kaitan BH-nya.. dan.. blubb..!!
Sepasang payudara berukuran 36 terpampang di depan mataku.

Clrup..! Dengan segera bibirku berpindah dari bibirnya turun menyusuri leher lalu ke dadanya yang sangat padat..
aku jilat sekeliling dadanya dengan lembut dan sesekali aku sedot pelan..
“Ach.. mass.. enak..!!” Aku isap puting susunya yang sudah mengeras.

Sementara tanganku yang satunya meremas dadanya yang satunya dengan lembut..
Sungguh dada yang lembut dan padat, sepertinya sangat jarang di sentuh suaminya.

Tidak sampai 10 menit, tubuhnya menegang kaku, lalu mengejang dan mengerang keras.
“Eehhh .. mas.. aku dapat.. aahhh.. mas.. aku dapaatt.. ahhh..!!

Tapi aku tidak pedulikan.. dan tanganku langsung meraba ke selangkangannya yang sudah dibanjiri air kenikmatan..
”Aach.. mas.. enak mashh..” Kumainkan jemariku di itilnya yang menonjol..
Kupilin-pilin pelan itilnya dengan mulutku tetap mengisap-isap putihnya.

Tidak sampai lima menit tubuhnya kembali mengejang dan mulutnya mengerah keras..
”Hhmmm.. masss.. akkhhuu uuuhhh.. dapat lagi mas.. Ooh.. mas.. enakkhhh..!!” Lenguhnya melepas nikmat.
Gampang sekali dia mendapatkan orgasme.. gumanku dalam hati.

Baru aku ciumin putingnya dan mainkan itilnya saja.. ia sudah mendapatkan duakali orgasme. Wuihh..!!
Mulutku tak sabar untuk segera mencium memeknya yang sangat menggoda.. kemudian aku pindahkan posisiku menjadi 69.

Aku paksakan mulutnya mengisap kontolku yang dari tadi sudah meneteskan air rangsangan.. sedangkan aku menjilati memeknya.
Aku isap itilnya lembut.. dan aku mainkan dengan lidahku.. ehmm.. terasa lembut dan kenyal itilnya.

Walau pun hanya samar aku bisa lihat memeknya karena penerangan ruangan yang sangat redup..
tapi itu sudah sangat membangkitkan gairahku.

“Hmm.. Ttiin..!!” Aku sesekali mengerang menahan nikmatnya isapan mulutnya ke penisku..
Dalam posisi aku di atas seperti itu.. penisku bebas menggelantung ke bawah..
sehingga Atin dengan mudah mengisap penisku sampai pangkalnya.

”Acchh.. Atin..!! Enak bangethhh..!!”
“Hmmm..” hanya suara itu yang keluar dari mulutnya yang penuh mengisap penisku..

Lidahku semakin intensif merangsek masuk ke lubang memeknya..
Hingga beberapa menit kemudian tubuhnya mengejang dan dia kembali menggapai puncak kenikmatannya.

“Mas.. sudah mas.. cukup mas..!!” Kepalaku didorong menjauh dari memeknya.
Segera membalik posisi tubuhku.. kini meneduhi tubuhnya.

Penisku yang dari tadi sudah mengeras maksimal segera kuarahkan ke lubang memeknya..
Slepp.. slepp.. kugesek-gesekkan sebentar ke bibir memeknya dan itilnya..

Atin hanya mampu melenguh panjang. ”Uuhhhh.. masssss..hhhhh..!!” Slebb..!!
Pelan-pelan aku masukkan kepala penisku ke dalam memeknya.

Errgghh..!!
Terasa berdenyut-denyut memeknya.. mungkin sudah beberapa lama memeknya tidak dimasuki penis..

Slepp.. kutarik keluar dan kembali aku dorong penisku masuk..
Jlebb.. drrrttt.. aku paksakan masuk sampai ke pangkalnya.

“Aaachh.. uhhh.. Atin.. memek kamu nikmat banget..!!” Geramku menahan nikmat.
“Iyah mas.. udah setahun suamiku belum menyentuhku..” katanya juga dengan mendesah nikmat.

Aku semakin memacu penisku.. kupompakan keluar masuk memeknya.. clekk.. crekk.. clekk.. crekk.. crekk..
Bunyi kecipakan kocokan penisku dengan dinding-dinding memeknya terdengar keras mengiringi goyangan kami.

Sementara mulutku terus aktif mengisap putihnya, bergantian kiri dan kanan.
“Aufhh..mas.. aufh.. mas.. ehhmm..mas.. aku mau sampai lagi..” erangnya..

Dan aku lebih mempercepat ritme kocokan penisku ke dalam memeknya.. clebb-clebb-clebb-crebb-crebb-crebb..
Sekira lima menit kemudian, dia mengerang keras.. ”Aaahhhhhhhh..masssssss.. aku sampaaaaaii..!!”

“Iyah sayang.. lepaskan.. dan tuntaskan..!!” Jawabku.. masih tetap menggasak liang memeknya.
“Iyah mas.. iyahh.. ahhhh..!!” Tubuhnya menghentak-hentak kasur yang telah basah oleh keringat kami.

Aku miringkan tubuh Atin yang sudah terkulai lemas menghadap ke kanan..
kaki kanannya aku biarkan luruh ke bawah.. dan kaki kirinya aku angkat ke atas..

Slebb.. jlebb.. lalu aku masukkan penisku menyamping. Posisi ini rupanya memberikan sensasi beda buat Atin..
”Aacchh.. mas.. nikmat..!! Achhh.. aku gak akan tahan lama dengan gaya ini mas.. ach.. ach.. aah..!!”

Mulut Atin terus mendesah dan mengeang menahan nikmat di memeknya..
Sementara aku terus mengocok keluar masuk penisku dari samping.

Dan memang dengan gaya ini penisku makin terasa dijepit dinding memeknya yang terasa hangat dan sangat menggigit..
“Atin, bentar lagi aku keluar.. mau dikeluarin di mana..” Tanyaku dengan nafas kian memburu.

“Maunya di mana mas..? Di-dalam juga gak apa-apa, aku masih ada KB kok..
Ahh.. ahh.. aakku juga mmau dapat.. kita bareng mas..!!”

”Iyah Tin.. kita barengan.. ach.. Tin.. Aku keluar.. acchh..!!” Crrtt.. crrtt.. crrrtt.. crrtt..!!
Terasa tiga-empatkali semburan spermaku saat menyemprot di dalam liang kenikmatan Atin.

Dan ternyata itu juga membuat Atin kembali mendapatkan orgasmenya.. entah yang keberapa.
”Iyah mas.. aku juga dapaat mass..!! Achh.. achh..!!”
Tubuhnya kembali mengejang mendapatkan orgasmenya yang terakhir..

Aku biarkan penisku tertahan beberapa saat di dalam memeknya.. sambil merasakan sensasi denyutan memeknya..
yang sedang berdenyut-denyut pasca orgarme berulang-ulang yang dia dapatkan.

Setelah beberapa saat tubuhku limbung dan ambruk ke samping Atin..
Tak ada kata-kata yang terucap dari mulutku.
Hanya senyuman kecil penuh arti sebagai tanda aku sangat menikmati permainannya..

Lalu kami pun terlelap berpelukan tanpa busana..
Tak peduli keringat masih membasahi tubuh kami di kamar kecil yang memang tidak ber AC.. hingga pagi menjelang..
-----oOo-----

Mataku masih terasa berat.. pertempuran ranjang semalam ternyata sangat menguras tenaga..
hingga tak terasa sudah jam 7 pagi.. tapi badanku masih sangat lelah.

Aku memang bukan tipe cowok petualang sex.. tapi permainan semalam memberikan kenangan tak terlupakan..
dan memang baru malam tadi aku melakukan hubungan ranjang dengan wanita selain istriku.

Sementara Atin masih tertidur tengkurap tanpa busana.. selimut dan seprei berantakan tak beraturan.
Yah.. memang semalam kami main tanpa penerangan lampu.. hanya sedikit pantulan cahaya dari ruang depan.
Baru aku sadari kalau di tembok sebelah kananku terpajang foto Atin dengan suaminya dalam busana pengantin.

Aku segera bangkit dan membangunkan Atin.. bukan karena melihat foto itu..
tapi aku teringat ceritanya kalau dia tinggal berdua dengan keponakannya.

“Atin.. Atin.. bangun, udah jam 7..! Katamu adikmu kerja shift 3.. harusnya jam segini dia pulang..”
“Eeeehmm..” Atin menggeliat.

”Hah..!? Jam berapa sekarang..!?” Atin bergegas bangun.
”Sudah hampir jam 7..” kataku.

Atin kemudian terdiam dan memandangi foto pernikahannya lalu berkata.. ”Maafin aku yah mas..”
Seketika aku langsung bangkit dan menuju kamar mandi..

Ada perasaan kesal dan cemburu.. walau pun sampai detik ini pun aku masih belum tau apa status hubungan kami..
kata cinta dan sayang belum sekali pun aku ucapkan..

Byurr.. byur.. byurr..!! Aku siramkan gayung berisi air dingin itu ke kepalaku.. mendinginkan pikiranku yang sesaat kacau..
Tok..tok.. tok..!! “Mas.. mas.. mas kenapa..? Marah yah..?” Atin mengetuk pintu kamar kamdi yang aku kunci.

“Gak apa-apa kok, aku hanya mau mandi..” Sahutku.
”Beneran gak apa-apa yah..?” Tanyanya kemudian.

”Iyah.. aku hanya ingin mandi.. udah lengket keringet gak enak rasanya..”
Jawabku sambil menggosokkan Sabun ke seluruh badanku. Sesaat kemudian suaranya menghilang.

Sampai aku selesai mandi dan keluar dengan lilitan handuk.. aku tak menemukan Atin.
Tiba-tiba Atin muncul dari dari pintu depan, membawa kantung plastik berisi belanjaan sayur.

“Mas mandinya lama.. jadi aku ke depan belanja ini buat sarapan pagi..”
sambil menunjukkan sekantung penuh tas plastik berisi belanjaan sayuran.

”Muuuach.. maafin aku yah mas.. kalau aku tadi keceplosan ngomong gitu di kamar..” tiba-tiba dia mengecup bibirku manja..
“Oh iyah mas.. Dina keponakanku SMS.. pulang kerja dia ke rumah temannya. Jam 11 siang baru pulang..” katanya kemudian.

“Oh.. gitu.. ya sudah.. mandi sana. Bau kecut banget juga pede banget keluar belanja..!?” Jawabku singkat.
“Tapi doyan khan..?” Jawabnya sambil berlalu dan meremas penisku yang masih layu di balik handuk.

”Ihhh.. kecil banget..!? Kayaknya semalem kekar..!!” Godanya kemudian dan tangannya membuka penutup handuk.
Ctapp..!! Diraihnya penisku yang mulai mengembang tapi belum maksimal.

”Coba.. aku pingin liat lagi full sizenya ach..!” Katanya kemudian diraih penisku.. dan dikecupnya lembut.
Seketika penisku bangkit dan memperlihatkan ukuran sebenarnya.

Tidak terlalu besar sih.. standar ukuran indonesia saja..
tapi cukup tangguh untuk menghadapi perempuan yang terlihat haus sex seperti Atin ini.

“Mmmff.. hmm..” suaranya mulutnya saat mengisap penisku.
Dijilatnya lembut dari kepala, batang hingga kantung penisku..

”Acchh.. Tiiinnnnn..!!” Aku hanya mengerang dan tanganku berusaha meraih selangkangannya.
Namun ditangkisnya.. “Udah mas.. kali ini aku hanya mau mas saja yang dapat..”

“Uughh.. cuuurang.. ehmm..!!” Jawabku parau karena merasakan sensasi sedotan mulutnya.
Terpaksa tanganku hanya bisa memegang kepalanya dan mendorong maju mundurkan kepalanya..
supaya posisi penisku pas di sudut mulutnya

Crokk crokk crokk clopp clopp clopp clopp..!! ”Eehhhmm.. Tiinnn.. enak.. ehhm..!!”
Tak sampai 15 menit kemudian.. terasa ada yang mau keluar dari penisku.

“Eehmm.. Tin.. aku hampir keluar..!!” Dia hanya mengacungkan jempolnya tanda oke saja dikeluarkan.
”Aachmm.. aachh.. TTiin.. aku keluar..!!”

Sesaat kemudian terasa ada yang bergerak dari kantung penisku menuju puncak kepala menisku.
Crrtt.. crrttt.. crrrtt..!! Terasa 3 kali spermaku keluar dari penisku..

Atin masih tak mempedulikan.. dan tetap mengisap-isap penisku.
”Augh.. Tin.. ngilu.. Augh..!!” Aku hanya tersedak-sedak menahan ngilu pasca orgasme.

Atin lalu menyudahi dengan sedotan panjang terhadap penisku..
sehingga tak setetes pun spermaku keluar dari mulutnya.. semua dia telan..!!
”Hmm.. enak.. buat sarapan pagi he.. he.. he.. he..” tawanya pelan..

”Udah.. sana mas mandi lagi.. lalu pakai baju. Bentar lagi Dina kayaknya pulang..
Lalu mas tiduran di depan yah.. biar seolah mas dari semalam tidur di depan..”
Hmm.. cerdik juga nih otaknya.. batinku.

Aku lantas bergegas mandi dan memakai pakaianku yang semalam..
Talu tiduran di kasur tikar di depan teve di ruang depan.. dan ternyata aku benar-benar terlelap. (. ) ( .)
------------------------------------------------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd