------------------------------------------------------------------------------------------------
Cerita 075 – ‘Kado Ulang Tahun’
Perkenalkan namaku Vera.
Aku adalah Direktur Keuangan di sebuah perusahaan konstruksi swasta di negeri ini.
Meski pun aku sudah punya 2 anak dan usia sudah masuk ke 40.. tapi tubuhku tetap proporsional..
Terkesan langsing.. tinggi.. putih –maklum keturunan chinese..– dilengkapi rambut ikal pirang sebahu.
Orang-orang yang ketemu aku tidak akan menyangka bahwa usiaku sudah 40 tahun.
Pengalaman ini adalah kejadian sebenarnya yang terjadi di bulan Desember. Tepatnya pada hari ulang tahunku.
Ceritanya bermula ketika salahsatu karyawanku mengirimkan ucapan selamat ulang tahun melalui SMS ke ponselku.
Sebut saja namanya Wahyu.. salah seorang manager di perusahaanku. Orangnya tinggi.. atletis dan tampan. Usia sekitar 30 tahun.
Aku tau.. sebenarnya sudah lama dia memperhatikan diriku dan mengagumi diriku.. –Aku tau setelah pengalaman ini..–
Dan aku juga sebenarnya sangat senang kalau berbicara ataupun bertatap muka dengannya.
Apalagi karena dia orangnya cerdas dan enak diajak ngobrol.
Namun mungkin karena aku adalah atasannya jadi dia nggak berani kurang ajar kepadaku.
Siang itu Wahyu mengirimkan ucapan selamat ulang tahun via SMS.
Terus terang aku juga gembira karena ternyata ada yang mengucapkan selamat kepadaku.
Setelah aku pikir-pikir akhirnya aku balas SMS tersebut sambil sedikit iseng:
Terimakasih sayang.. ditunggu ya kadonya..
Kemudian di membalas..
Maaf Bu.. ini salah kirim ya..? Lagian kalau kado rasanya saya bingung mo ngasih apa ya ke Ibu..
Setelah itu aku balas..
Nggak salah kirim kok, sayang.. Ngomong-ngomong gimana kalau kadonya nemenin aku makan malam..?
Kalau oke.. aku tunggu di rumah jam 8 malam..
Setelah agak lama akhirnya aku dapat jawaban.. Baik Bu, nanti malam saya datang ke rumah Ibu..
Aku sendiri tidak menyangka kalau akhirnya akan begini.
Tadinya yang cuma iseng-iseng.. malahan jadi mengundang makan makan malam berdua.
Hal ini karena suamiku sedang tugas luar kota.. kebetulan anak-anak sedang menginap di rumah neneknya.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan pikiran jelek..
Akhirnya pembantuku aku suruh pulang ke rumahnya masing-masing setelah selesai mempersiapkan makan malam.
Dengan alasan bahwa berhubung lagi ulang tahun.. maka mereka diberi kebebasan untuk libur.
Menjelang jam 8 malam.. semua sudah siap dan aku deg-deg-an menunggu kedatangan Wahyu untuk makan malam.
Tidak berapa lama terdengar derum mesin mobil berhenti di halaman depan rumahku.
Pasti itu Wahyu.. batinku. Kemudian terdengan bunyi bell dari ruang tamu.
Aku sendiri yang membukakan pintu, karena tidak ada satu orang pun di rumah ini kecuali aku.
“Selamat malam Bu. Maaf, membuat Ibu sedikit menunggu..” sapa Wahyu kepadaku.
“Nggak pa-pa kok, lagian aku juga baru selesai persiapannya..” jawabku.
Wahyu tidak berkedip memandangku. Kelihatannya dia terpesona dengan diriku yang tidak seperti saat di kantor.
Saat itu aku memakai baju terusan panjang tanpa lengan warna hitam yang sangat kontras dengan kulitku yang putih.
Sementara belahan dadanya agak ke bawah.. sehingga payudaraku sedikit terlihat menyembul.
Ditambah lagi aku tidak mengenakan bra.. sehingga putting susuku sedikit tercetak di gaun yang kukenakan.
Hihihihi.. Cukup lama dia terpaku di depan pintu memandangiku sampai aku bilang..
“Lho.. kenapa Wahyu..? Ada yang salah dengan aku ya..!?”
Wahyu terkesiap dan sadar dari terpakunya, kemudian berkata..
“Maaf Bu, bukannya tidak sopan.. tapi Ibu cantik sekali malam ini..”
Aku cukup senang dengan pujian dari Wahyu, kemudian aku bilang..
“Ah kamu ada-ada saja, ayo kita masuk ke dalam, makanan sudah siap tuh..”
“Baik Bu” kata Wahyu sambil masuk ke dalam mengikuti langkahku.
Aku tidak tau apa yang ada di pikiran Wahyu waktu berjalan di belakangku..
Tapi pasti dia memperhatikan gerakan pinggul dan pantatku pada saat berjalan.
Hal ini ditambah lagi dengan potongan bajuku yang model backless.. dan belahan baju belakang sampai di bawah pantat..
Sehingga otomatis punggung dan pahaku yang putih mulus terekspos diperhatikan oleh Wahyu.
Sampai ruang makan Wahyu sedikit terkejut.. karena dia mendapati ruang makan yang dipersiapkan hanya untuk 2 orang..
karena yang tersedia hanya 2 kursi dan makanan siap saji di atas mejanya.
“Maaf Bu, Bapak sama anak-anak kok nggak kelihatan. Apakah mereka tidak ikut makan malam bersama kita..?”
“Memang nggak kok, kebetulan Bapak lagi di luar kota, anak-anak menginap di rumah neneknya.
Lagian ini khusus untuk kamu kok. Karena kamu adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku..”
“O iya Bu, selamat ulang tahun.. semoga panjang umur dan sukses selalu..” kata Wahyu sambil mengulurkan tangannya.
“Terimakasih Wahyu..” jawabku menyambut uluran tangannya.
Kemudian aku sengaja memajukan wajahku mendekati wajahnya.
Tadinya Wahyu diam saja dan tidak berani untuk menyambut wajahku dengan pipinya.
Tapi setelah aku semakin mendekatkan wajahku..
akhirnya Wahyu mencium pipi kiri dan kananku dan aku lihat wajahnya bersemu merah.
Aku sendiri juga tidak tau kenapa aku seberani ini kepada Wahyu. Mungkin karena terbawa suasana..
dan sedikit rasa jengkel terhadap suamiku yang malahan keluar kota di hari ulang tahunku..
Atu mungkin juga.. ditambah penampilan Wahyu yang sangat gagah malam ini.
Pada saat makan aku perhatikan Wahyu beberapakali mencuri pandang ke arah dadaku.
Mungkin dia penasaran dan tertarik dengan apa yang ada di balik baju yang aku kenakan.
Hal itu bisa dilihat dari pujian-pujian yang dia sampaikan kepadaku.
Setelah selesai makan malam.. akhirnya kita duduk-duduk di sofa sambil mendengarkan alunan musik.
“Kamu bisa dansa Wahyu..?” Tanyaku iseng.
“Maaf Bu, saya tidak bisa dan belum pernah..” jawab Wahyu.
“Ayo kalau gitu aku ajarin..!” Ajakku sambil berdiri dan mengulurkan tanganku pada Wahyu.
“Wah.. saya benar-benar belum pernah dan nggak bisa Bu..
Nantinya malahan kaki Ibu yang keinjak kaki saya..” kata Wahyu sambil berdiri mengikuti ajakanku.
Aku berdiri berhadapan dengan Wahyu.. tangan Wahyu aku letakkan melingkar di pinggangku..
sedangkan tangan yang satu pegangan dengan tangaku.
Badanku aku rapatkan.. sehingga payudaraku menempel dan bergesekan dengan dada Wahyu.
Ternyata Wahyu memang orang yang cerdas..
karena kurang dari 5 menit saja dia sudah bisa mengikuti irama dan instruksi yang aku ajarkan.
Sambil berdansa kami saling bercerita berbagai hal dan sedikit menyerempet-nyerempet ke hal-hal yang berbau seks.
Ternyata pengetahuan Wahyu sangat luas dan suka bercanda.
Tak terasa.. akibat gesekan dadaku dengan dada Wahyu.. belahan baju di dadaku ikut tergeser..
sehingga hampir semua payudaraku menyembul keluar.. termasuk juga putingnya.
Hihihi.. Maka dengan sengaja aku diamkan hal ini untuk mengetahui reaksi Wahyu kepadaku.
Wahyu beberapakali mencuri pandang ke payudaraku dan mulai terangsang.
Hal ini karena aku mulai merasakan tonjolan keras di selangkangan Wahyu yang menempel di perutku.
“Nggg.. Bu.. maaf. Baju Ibu sedikit bergeser.. hingga maaf.. payudara Ibu sedikit keluar..” kata Wahyu mengingatkanku.
“Ouw.. Tolong benerin dong, sayang..” kataku kepada Wahyu dengan sedikit menggoda.
Wahyu lantas menghentikan sejenak gerakan dansa..
Kemudian membetulkan baju di bagian dadaku dengan cara sedikit memegang payudaraku.
“M-maaf Bu..” kata Wahyu dengan suara sedikit bergetar.
“Menurutmu apakah aku masih cantik dan seksi, Wahyu..??” Tanyaku agak memancing.
“Ehmm.. Maksud Ibu..?” Jawab Wahyu masih belum ngerti ke mana arah pembicaraanku.
“Apakah aku masih terlihat cantik dan seksi dengan usiaku seperti sekarang ini..?” Tanyaku kembali.
“Maaf Bu.. orang yang bilang kalau Ibu tidak cantik dan seksi.. berarti orang itu pasti buta Bu..” jawab Wahyu.
Duhh.. Hatiku tambah berbunga-bunga mendengar jawaban Wahyu.
Dengan perasaan berbunga.. kemudian kami melanjutkan dansa kembali.
Tidak berapa lama payudaraku menyembul lagi karena gesekan tubuhku dan Wahyu.
Uhhhh.. Aku rasakan tonjolan di selangkangan Wahyu tambah keras menekan perutku.
Aku tau pasti Wahyu ingin memegang payudaraku kembali.
Sengaja aku gerakkan gaunku.. sehingga agak melorot melewati bahuku.
Wahyu semakin terangsang.. terlihat dari nafasnya yang mulai tidak beraturan.
“Ibu cantik sekali malam ini. Kalau diijinkan saya ingin mencium kening Ibu..”
kata Wahyu dengan nada bergetar menahan gejolak nafsunya.
Aku tambah senang dengan pujian dan perlakuan Wahyu ini.
Ternyata dia sangat gentle dan meminta ijin dulu.. meski pun aku sudah berada di pelukannya.
Aku diam saja dan menambah ketat pelukanku di badannya.
Akhirnya saat-saat yang kunantikan datang juga.. Wahyu dengan lembut mencium keningku.
Baru kali ini aku diperlakukan sebagai seorang wanita yang begitu bernilai dan berharga oleh seorang laki-laki.
Berbeda dengan keseharianku yang selalu dihargai sebagai seorang pimpinan.
“Terimakasih Wahyu..” kataku sambil menengadahkan wajahku untuk memandang wajahnya.
Terlihat bagiku wajahnya begitu tulus dan penuh kasih sayang.
Setelah itu aku beranikan untuk mendekatkan bibirku ke bibirnya.
Wahyu menyambutku dengan ciuman lembut di bibirku. Ciuman yang lembut dan penuh perasaan.
Kami berciuman cukup lama sambil memainkan lidah kami berdua.
Sejenak aku menghentikan kegiatan ini untuk memandang Wahyu dan memberikan senyum yang terindah untuknya.
“Maaf Bu.. saya sudah lancang berbuat seperti ini.. tapi Ibu sangat cantik sekali..
Dan ehm.. saya sangat bangga dan bahagia bisa memeluk serta mencium Ibu seperti ini..”
Aku tempelkan jari telunjukku di bibirnya untuk memintanya tidak berkata-kata lagi.
Kemudian kami berciuman lebih mesra lagi.
Tangan Wahyu mengusap-usap punggungku yang tidak tertutup oleh gaunku.
Tanganku meraba-raba dada bidang Wahyu yang tegap dan berotot.
Ciuman Wahyu lambat laun turun ke leherku..
“Oghhh..” aku cuma merintih merasakan sensasi nikmat yang dilakukan oleh Wahyu.
Tak berapa lama ciuman Wahyu turun ke bahuku yang putih mulus.. ciuman lembut itu semakin menaikkan gairahku.
Mendapatkan perlakuan semesra dan seintim itu membuat rintihanku semakin menjadi-jadi.
Usapan Wahyu sekarang berpindah dari punggungku ke arah bawah menuju pantatku.
Sampai sini dia sedikit kaget.. karena tidak ada tanda-tanda bahwa aku mengenakan CD di balik gaunku.
Ciuman Wahyu di bahuku berpindah dari bahu kiri.. leher.. bahu kanan berulang-ulang..
Sambil tetap memberikan usapan dan sedikit remasan-remasan lembut di pantatku.
Aku semakin tidak tahan dengan perlakuan lembut dari Wahyu.
Aku mulai membuka satu per satu kancing baju yang dikenakan Wahyu.
Akhirnya tanganku bisa merasakan langsung dada Wahyu yang tegap dan berotot.
Usapanku berhenti sebentar di bawah pusar Wahyu.. untuk melepaskan ikat pinggang dan kancing celananya.
Wahyu juga tidak tinggal diam dengan hal ini.
Tangan Wahyu mulai menurunkan gaunku dengan menggeser tali yang ada di bahuku.
Srettt..!! Pelan namun pasti gaunku melorot melewati kedua bahuku..
Berhenti sejenak melewati kedua tanganku.. hingga akhirnya lepas jatuh ke bawah melewati kedua kakiku.
Ahhhh.. Kini aku benar-benar telanjang bulat.. tanpa sehelai benang pun di tubuhku.
Wahyu menghentikan sejenak ciuman di bahuku untuk memandang.. dan memperhatikan setiap bagian tubuhku.
“Ibu benar-benar cantik dan sempurna.. tubuh Ibu sangat indah sekali..” bisik Wahyu kepadaku dengan nada bergetar.
Ohhh.. Aku benar-benar senang dengan pujian Wahyu.
Dengan mesra kemudian Wahyu menundukkan wajahnya untuk mencium payudaraku sebelah kiri.
Ahhh.. begitu lembut dan nikmatnya ciuman Wahyu..
Putingku dikulum dan dimainkan dengan lidahnya. Aku cuma bisa pasrah merasakan kenikmatan ini.
Tangan kanan Wahyu meremas lembut payudara kananku..
dan tangan kiri Wahyu mengelusi kedua belah pantatku secara bergantian.
Hal ini dilakukan juga bergantian untuk payudara kananku.
Ohhh.. betapa nikmatnya perasaan ini. Baru kali ini aku diciumi dan diperlakukan dengan lembut seperti ini.
“Sayang.. kita pindah ke kamar saja..” ajakku kepada Wahyu.
Wahyu tersenyum kemudian membopongku masuk ke dalam kamar.
Sambil menggendongku dia tidak henti-hentinya mencium bibir.. leher.. bahu dan payudaraku.
Sampai kamar dia meletakkan aku dengan penuh hati-hati..
“Ah.. kamu curang Wahyu.. bajumu belum dibuka..” kataku sambil tertawa.
Wahyu segera membuka baju dan kaos dalamnya.. sementara aku membantu menurunkan celana panjang dan CD-nya.
Akhirnya kami sama-sama telanjang bulat.
Baru kali ini aku melihat laki-laki selain suamiku telanjang bulat di hadapanku.
Demikian juga ini kali pertama aku telanjang di hadapan laki-laki selain suamiku.
Batang kemaluan Wahyu ternyata sangat panjang dan keras.. lebih besar dari kepunyaan suamiku.
Clap.. clapp..! Aku pegang dengan kedua tanganku secara bergantian.
Ughhh..!! Urat-uratnya begitu terasa di telapak tanganku.. dan kepalanya mirip jamur sangat menarik perhatianku.
“Ibu suka mencium punya Bapak..??” Tanya Wahyu kepadaku dengan hati-hati.
“Aku belum pernah melakukannya. Jangan panggil Ibu.. aku ingin kamu memanggilku sayang.
Malam ini aku milikmu sepenuhnya, sayang..” jawabku.
“Sayang mau mencobanya..??” Kata Wahyu kemudian. Lalu tanpa menjawab verbal..
Cuph.. cuph.. aku mulai memberanikan menciumi batang kemaluan Wahyu yang panjang dan keras.
Hmmm.. Mula-mula memang rasanya aneh.. tapi lama-kelamaan asyik juga.
Batang kemaluan Wahyu tidak bisa masuk semua ke mulutku. Aku gerakkan pelan-pelan maju mundur.
Wahyu merasa keenakan dan sedikit meremas-remas rambutku. “Ah.. enak sekali sayang..”
Setelah cukup lama.. Wahyu memintaku untuk menghentikan kulumanku.
Wahyu mencium bibirku sambil mendorongku untuk rebahan di kasur.
Kami berciuman dengan penuh perasaan.. tangan wahyu meremas lembut payudaraku secara bergantian.
Kemudian ciuman Wahyu bergeser ke leher.. bahu dan kedua payudaraku.
“Sshh.. enak sekali sayang..” rintihku kepada Wahyu.
Ciuman Wahyu lantas bergerak turun ke bawah.. melewati pusarku..
Kemudian berhenti sejenak untuk menciumi perutku yang rata.
Ughhh..!! Aku tambah menggelinjang tak karuan merasakan sensasi nikmat ini.
Ciuman Wahyu terus bergeser ke bawah pusarku.. mendekati vaginaku yang bersih tanpa bulu.. –habis dicukur sore harinya..–..
Tak berapa lama kemudian aku merasakan Wahyu menciumi vaginaku dengan lembutnya.
Kakiku sedikit dilipat agar lebih memudahkan Wahyu untuk mengeksplorasi organ intimku.
Kadang lidah Wahyu menjilat.. klitorisku digaruk dan digigit kecil dengan gigi Wahyu..
Ohhh.. benar-benar nikmat sekali. Baru kali ini aku merasakan nikmat yang tiada tara..
“Eh ...m... enak Wahyu.. terus Wahyu..”
Ciuman.. jilatan dan gigitan Wahyu terus dilakukan terhadap organ intimku..
Sampai aku merasakan nikmat yang tiada tara dan rasanya ada sesuatu yang akan keluar..
”Ssh.. sayang.. terus sayang.. aku mau keluar..”
Akhirnya aku orgasme sambil menjepitkan kedua pahaku di kepala Wahyu.
Pantatku aku tekan-tekankan ke mulut Wahyu.. seakan-akan tidak mau kehilangan ciuman Wahyu di vaginaku.
“Oh.. nikmat sekali sayang.. kamu pintar sekali membuat aku merasakan puncak kenikmatan seperti ini..”
Badanku serasa lemas.. aku lihat batang kemaluan Wahyu masih tegak berdiri dengan gagahnya.
Wahyu terdiam sejenak untuk memberikan aku waktu memulihkan tenagaku.
Setelah cukup.. Wahyu mulai mencium payudaraku lagi secara bergantian.
Dikulum dan dijilatnya putting payudaraku sehingga menaikkan gairahku kembali.
Tangannya secara lembut mengelusi vaginaku yang sudah basah oleh cairan orgasmeku.
Tak henti-hentinya dia memuji diriku yang masih tetap cantik dan menggairahkan.
Aku semakin tersanjung dan merasa dihargai di hadapan Wahyu.
Pelan namun pasti Wahyu mengarahkan batang kemaluannya ke vaginaku.
Aku pasrah dan menunggu dengan harap-harap cemas merasakan batang yang besar itu akan memasuki lubang vaginaku.
“Sudah siap sayang..??” Tanya Wahyu sambil menciumi leher dan payudaraku.
Aku mengangguk dan tersenyum mesra kepadanya.
Sleppp.. blessepp..!! Perlahan-lahan aku merasakan batang yang besar itu masuk ke lubang vaginaku.
“Ahhhh..ssshh.. besar sekali sayang..” erangku sedikit kesakitan sambil mendesahkan nikmat.
Wahyu menghentikan sebentar gerakan batang kemaluannya. Lalu perlahan dia tarik lagi.. tusuk lagi..
Hal itu dilakukan berulang-ulang.. dengan penuh kesabaran dan perasaan agar aku tidak merasa sakit.
Slepp.. clebb.. slepp.. clepp.. slepp.. clebb.. blessepp..!!
“Nghhh.. ohhhh..!!” Aku mengerang nikmat.. kupeluk erat tubuh Wahyu..
Akhirnya masuk semua batang kemaluan Wahyu yang besar itu ke dalam lubang vaginaku.
Uhhhhh.. Liang nikmatku terasa sesak dan berkedut-kedut.. saat menerima kehadiran batang kerasnya.
“Ohhhh... punyamu serasa sampe ulu hati sayang.. besar sekali..” kataku merintih nikmat.
“Iya sayang.. memek sayang sangat nikmat.. sesuai dengan kecantikan sayang..
Ergghh.. juga masih sempit sekali sayang..” kata Wahyu memujiku sambil mengerang nikmat.
Setelah beberapa saat.. Wahyu menggerakkan batang kemaluannya maju mundur secara perlahan-lahan..
Oughhh..!! Sensasi yang aku rasakan tidak dapat aku katakan.
Tanganku melingkar ke leher Wahyu.. sambil sesekali Wahyu mencium bibir.. leher dan payudaraku secara bergantian.
Tangan Wahyu juga tidak tinggal diam, meremasi dengan lembut kedua payudaraku.
“Orgh.. nikmat sekali sayang.. ssshs.. enak sekali sayang..“
Gerakan Wahyu kadang-kadang pelan.. kadang-kadang cepat.. beberapa tusukan pendek.. dan sekali tusukan..
bervariasi.. dalam membuat aku semakin tidak tahan menerima perlakuan ini.
“Argh.. terus sayang.. terus sayang..” rintihan dan erangan nikmat tak terkira keluar dari mulutku.
Tak terasa sudah 20 menitan kami mengayuh biduk cinta kami.
Peluh dan keringat membasahi tubuh telanjang kami.
Meski pun ruangan kamar menggunakan AC tetapi tidak sanggup meredam gelora panas permainan kami.
Tak berapa lama.. ”Argh.. aku hampir keluar sayang.. lebih dalam lagi sayang..” erangku.
Wahyu semakin mempercepat kocokan kemaluannya di vaginaku...
“Aarggh... aku keluar.. sayang..” Aku mendapatkan puncak kenikmatanku yang kedua.
Memang hebat Wahyu ini, dia belum ada tanda-tanda mau keluar sedangkan aku sudah 2 kali.
Wahyu memberikan waktu untuk aku beristirahat tanpa mencabut batang kemaluannya dariku.
Diciumnya bibirku dengan penuh perasaan..
“Aku sayang kamu Ibu Vera.. Sudah lama aku memimpikan seperti ini.. aku sangat mencintaimu..”
Kemudian Wahyu memintaku untuk berbalik dengan posisi menungging..
Ouwwhh.. sepertinya dia ingin bermain dari belakang.
Dengan posisi ini batang kemaluan Wahyu semakin terasa sesak di kemaluanku.
Tusukan kemaluan Wahyu kadang-kadang cepat.. kadang-kadang lambat.
Aku mengimbanginya dengan memutar-mutar pantatku sambil gerakan maju-mundur..
Aahh.. nikmat sekali..!! “Ohh.. ohhh.. ahhh.. uhhh.. nikmathh sekkallii.. sayang..hhh..”
Kedua tangan Wahyu meremas lembut kedua payudaraku..
”Uggh.. terus sayang.. terus.. burungmu enak sekali..”
“Sssshh.. memekmu sangat nikmat sayang.. aku ingin terus menyetubuhimu sayang..”
Erang Wahyu yang semakin menambah gairahku.
Tak berapa lama aku merasakan ada dorongan hebat di kemaluanku..
”Arghg.. aku nggak tahan sayang..!! Aku mau keluar lagi..” jeritku..
Hingga akhirnya.. ”Arghg.. aku sampeee sayang..!!” Aku benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa..
Selama ini aku nggak pernah bisa orgasme lebih dari 1 kali. Tapi kali ini aku benar-benar dibuat bahagia oleh Wahyu.
Batang kemaluan Wahyu masih menancap di vaginaku.
Punggungku diciumi oleh Wahyu dengan lembut dan penuh perasaan.
Kadang-kadang digigit-gigit kecil.. sehingga memancing gairahku lagi.
Tangan Wahyu masih tetap meremasi kedua payudaraku.
“Enak sayang..??” Bisik Wahyu kepadaku dengan suara tergetar.
“Kamu hebat sekali sayang..” jawabku sambil mencium bibir Wahyu.
Cukup lama kami berciuman.. tanpa Wahyu menggerakkan batang kemaluannya yang masih menancap di liang vaginaku.
Hanya tangan Wahyu yang aktif meremasi.. dan kadang-kadang memelintir putting payudaraku.. sehingga gairahku naik lagi.
“Kamu belum keluar ya sayang..? Hmm.. sekarang gantian aku yang akan memuaskanmu..”
Kataku sambil melepaskan batang kemaluannya dari cepitan liang vaginaku.
Wahyu aku minta untuk rebahan di kasur dan aku bergerak untuk mengangkangi kemaluan Wahyu.
Argh.. besar sekali batang kemaluan ini..!! Cleppp.. kupaskan ujung kepala batang itu di bibir vagina..
Lalu.. slebb.. jlebb..! “Nghhhh.. ohhhh..” erangku.. ketika batang besar itu menelusup rekahan vaginaku.
“Erghhh.. uhmmm..!!” Geraman nikmat keluar dari mulut Wahyu.. ketika ujung batangnya mentok.
Tak lama kemudian kumulai aksiku. Kugerakkan pantatku memutar.. maju mundur.. ke atas bawah..
Benar-benar seperti cowgirl lagi menunggang kuda. “Ohhh.. ohhh.. ohhh..” erangku tak henti.
Aku benar-benar menikmati permainan ini. Semakin lama gerakanku semakin cepat..
Tangan Wahyu memegang pinggangku untuk membantu gerakanku naik turun.
Sesekali diciumnya payudaraku sambil digigit-gigit kecil..
“Kamu cantik sekali sayang.. tubuhmu sangat mulus dan indah..
Aku ingin selalu menikmati tubuh indahmu sayang..” bisik Wahyu kepadaku.
Aku sangat senang dengan pujian Wahyu. Hal ini menambah gairahku untuk semakin memuaskan Wahyu.
“Arggh.. terus sayang.. jepit sayang..!!” Teriak Wahyu keenakan..
Sekitar 20 menit aku rasakan batang Wahyu tambah membesar.. mungkin ini saatnya Wahyu ejakulasi.
Aku mempercepat goyangan dan gerakan pantatku..
karena aku juga mulai merasakan sesuatu yang akan keluar dari vaginaku.
Nyutt.. nyutt.. ddrrrtt.. ddrrtt.. Liang Vaginaku terasa berkedut-kedut seakan-akan menyedot kemaluan Wahyu..
Oh.. benar-benar nikmat sekali yang kurasakan.
“Sshh.. sayang.. kita keluar sama-sama..” erangku.
Tangan Wahyu memegang pinggangku dengan kuat.. agar batang kemaluannya lebih tertekan masuk ke vaginaku.
“Arggh.. aku keluar cantik..!!” Wahyu mengerang nikmat sembari menyeru namaku.
Pada saat bersamaan aku juga berteriak.. ”Aku keluar lagi sayang..!! Sssh..h..s.. hhhhh..”
Drrttt.. drrttt.. drrrttt.. Crrtt.. crrrttt.. crett.. crett..!
Batang kemaluan Wahyu berkedut dan menyemprotkan spermanya ke dalam rahimku.
Mungkin lebih dari 5 kali kurasakan semprotan sperma Wahyu mengisi rahimku.
“Oh.. nikmat sekali sayang..” ujarku.. badanku rebah menindih tubuh Wahyu.
Keringat kami bercucuran dan menambah erotis pemandangan bagi siapa pun yang melihatnya.
Wahyu memelukku dengan erat dan mencium bibir dan leherku dengan gemas.
Kami terdiam beberapa lama untuk menikmati surga dunia yang barusan kami lalui bersama.
Kemaluan Wahyu masih tertancap di lubang kemaluanku.
Benar-benar pengalaman senggama yang melelahkan dan membahagiakan.
Kami berciuman dengan mesra bagaikan sepasang kekasih yang tak terpisahkan.
Tangan wahyu sesekali mengelusi punggung dan pantatku.
Kemudian Wahyu mencium keningku dengan mesra..
”Aku sayang kamu bu Vera.. aku ingin selalu menikmati keindahan dan kecantikan tubuhmu..”
“Aku juga sayang kamu Wahyu.. aku benar-benar merasakan indahnya seks bersamamu..” jawabku.
Cukup lama kami berpelukan sambil saling mengelusi tubuh kami berdua.
Sesekali tangan Wahyu dengan nakal memilin puting dan meremas lembut payudaraku.
Kadang-kadang bibir Wahyu juga ikut merasakan kekenyalan dan keindahan payudaraku.
Gigitan Wahyu meninggalkan tanda merah di kedua payudaraku.
Oh.. indahnya malam ini.. batinku. Kulirik jam dinding, jarumnya menunjukkan pukul 11.30 malam.
Ternyata cukup lama juga kami bermain cinta. Wahyu benar-benar lelaki sejati yang bisa membuatku sangat bahagia.
Setelah itu aku mengajak Wahyu ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Di sana kami berdua saling menyabuni dan mengelusi. Tangan Wahyu menyabuni tubuhku.
Wahyu paling suka mengusap-usap kedua payudaraku yang menurutnya sangat indah.
Ukurannya 34B dengan puting berwarna merah muda yang menurutnya sangat pas.. tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar.
Kami pun melakukan persetubuhan lagi di kamar mandi.. di shower dan dilanjutkan di bathub.
Sekitar jam 02.00 pagi Wahyu mohon izin untuk pamit pulang ke rumahnya.
Sebenarnya aku menahannya agar bermalam dan tidur menemaniku malam ini.
Aku ingin tidur di pelukannya dan merasakan kasih sayang dari Wahyu.
Aku ingin menghabiskan malam ini berdua saja dengan Wahyu dan tentunya bermain cinta.
Wahyu menyampaikan bahwa sebenarnya dia juga ingin tinggal dan menemaniku malam ini.. bahkan kalau bisa selamanya.
Tetapi karena khawatir akan ada kecurigaan seadainya pembantu atau keluargaku ada yang datang lebih awal..
maka lebih baik kalau dia pulang ke rumahnya saja.
Wahyu mencium keningku sambil berkata “Aku sayang kamu, cantik..”
“Aku juga sayang kamu, Wahyu..” jawabku sambil memeluknya.
“Oya.. aku ingin ini dan ini cuma jadi milikku..” candanya sambil meremas payudaraku dan vaginaku.
“Iya sayang.. aku juga berharap cuma kamu yang menikmati tubuhku ini.
Dan.. aku juga ingin batang perkasa ini selalu memenuhi lubang memekku sayang..” Jawabku sambil meremas batang kemaluannya.
Kami berdua tersenyum dan berpelukan seakan tidak ingin terpisah..
“Aku akan merindukanmu Wahyu..” kataku.
“Aku juga merindukanmu cantik..” kata Wahyu.
“Bobo' yang nyenyak ya sayang.. bye..” sambung Wahyu sambil mencium keningku sekali lagi.
Aku menunggu di depan rumah sampai mobil Wahyu tidak kelihatan lagi di tikungan jalan.
Oh.. betapa indahnya malam ini.
Aku seperti seorang gadis yang baru menemukan cinta pertamanya.
Rasa sayang yang tulus dari seorang laki-laki. Aku sayang kamu Wahyu..!! (. ) ( .)
------------------------------------------------------------------------------------------------