Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------

Cerita 094 – Antara Nafsu dan Cinta..!!

Chapter 1.2 – Donor Sperma..

Mereka berdua mendesah..
tetapi kupastikan yang paling dilanda hasrat menggelora adalah Anna.
Sebab bagian bawah tubuhnya kuciumi habis-habisan.. hingga semakin becek vaginanya..
Akibat bibir dan lidahku yang tak berhenti melakukan aksinya.

“Sudah.. sudah Gus. Ayo.. sekarang giliran kamu..!!”
Tangan Anna menarik rambutku perlahan agar menghentikan aksiku pada vagina dan analnya.

Lalu ia membuka kedua belah pahanya lebar-lebar..
sehingga menampakkan vaginanya yang merona merah jambu dengan sangat indahnya.
Rambut-rambut halus di atas klitoris dan vaginanya memberikan nuansa romantis yang tak terlukiskan.

Ahhh..!! Tubuh Anna benar-benar bagaikan pualam. Geliatnya begitu erotis..
Membuat pria manapun takkan mampu menguasai diri untuk tidak menyetubuhinya dalam keadaan begitu rupa.

“Ayo sayang.. jangan ragu-ragu membagikan cintamu padaku..” rayu Anna sambil terus menciumi dada suaminya..
yang ada di atas tubuhnya.. sedang dadanya masih berada dalam kuluman Dicky, suaminya.

Aku lantas berlutut di antara kedua pahanya.. plepp.. penisku kutaruh pelan-pelan menyentuh klitorisnya.
Ia menggelinjang-gelinjang antara geli dan nikmat. “Ooouggghh.. jangan siksa aku dong, masukkan sayangggg..” erangnya.

Aku tidak mengikuti permintaannya, melainkan terus memainkan penisku menggesek klitorisnya..
hingga kurasakan semakin tegang ditekan oleh kepala penisku.

Dengan tangan kananku, kupegang pangkal penisku.. kusentuhkan juga ke labia vaginanya bergantian.. kiri dan kanan.
Lalu sesekali mengusap celah-celah vaginanya dengan kepala penis dari arah klitorisnya ke bawah.

“Ssshhh.. ooohhhh.. enak banget sayang.. Ayo dong.. aku nggak tahan nichhh..! Masukin kontolmu Gussss..!!” Anna memohon.

Tak tahan mendengar permintaannya.. slebb.. kujejalkan kepala penis ke celah-celah vaginanya.. tapi tidak semuanya kumasukkan.
Tangan kananku masih kupakai untuk menggerakkan penisku merangsek masuk dan menjelajahi dinding-dinding vaginanya, kanan dan kiri.

Ia menaik-turunkan pinggulnya menyambut masuknya penisku. “Ohhhh, nikmaatttt..!!” Desisnya.
Suaminya memandang ke arahku sambil tersenyum.
Kini ia berlutut di sebelah kanan kepala Anna dan memberikan penisnya untuk dikulum isterinya.

Dengan lembut kumasukkan penisku makin dalam.. blessepp.. perlahan-lahan hingga penisku masuk sebatas pangkalnya.
“Aaaahhh..” erang Anna lagi. Kedua tangan Anna menarik tubuhku menindih badannya.
Ia melakukan hal itu sambil tetap mengulum penis suaminya.

Gerakanku menaik-turunkan tubuh di atas Anna berlangsung dengan ritme pelan..
tetapi kadang-kadang kuselingi dengan gerakan cepat dan dalam.

Berulang-ulang Anna merintih.. “Gila Gus.. enak banget kontolmu..! Oouugghhh.. yahh.. aaahhh.. sedappp..!”
Pinggulnya sesekali naik menyambut masuknya penisku. Semakin lama gerakan pinggulnya makin tak menentu.

Gerakanku makin cepat dan kuat. Desahannya makin kuat mengarah pada jeritan.
Dengan beberapakali hentakan, kubuat Anna bergetar semakin tinggi menggapai puncak kenikmatan.

“Gusss, terusin.. Aaaahhhh, aku dapet lagi, oooouuggghhh..!” Ia menggeram sambil mengangkat pinggulnya..
Menyambut tekanan penisku yang kuhujamkan dalam-dalam ke dasar liang vaginanya.

Jari-jari tangannya memeluk punggungku dengan erat.. bahkan cengkeraman kukunya begitu kuat..
Hmm.. terasa sakit menghujam kulitku, tetapi perasaan itu bercampur dengan kenikmatan luar biasa.

Kurasakan guyuran cairan kenikmatannya membasahi penisku sedemikian rupa..
Dinding vaginanya berkejat-kejat memijat batang penisku..

Hingga tak kuasa kubendung luapan spermaku memasuki rongga vaginanya. Crattt.. cratt.. cratt.. cratt..!!
“Anna..!! Ogggghhh, enak banget, sayang..” desahku melepas nikmat..
Sambil memeluk erat-erat tubuhnya dan menciumi bibirnya rapat-rapat.

Anna menyambut ciumanku. Kurasakan bibir kami berdua agak dingin..
Sebab aliran darah kami seakan-akan terdesak ke bagian bawah.

Kedua belah pahanya menjepit kedua pahaku dengan kuatnya..
Sedangkan jepitan vaginanya seolah-olah ingin melumat dan mematahkan batang penisku.
Dinding vaginanya masih berdenyut-denyut memilin penisku. Tak terkatakan nikmatnya.

Suaminya tau diri dan menarik tubuh menyaksikan permainan kami berdua.
Lama kami berpelukan dalam posisi berdekapan. Ia tidak mau melepaskan tubuhku.

Ughhhh..!! Denyutan vaginanya masih terus terasa memijat-mijat batang penisku..
hingga perasaanku begitu nyaman dan damai dalam pelukannya.

Beberapakali ingin kutarik tubuhku, tapi ia tidak mengijinkan tubuhku meninggalkan tubuhnya.
Ia hanya membolehkan tubuhku miring ke kanan, hingga ia pun miring ke kiri.

Dengan masih berpelukan dalam keadaan miring, mulutnya masih terus menciumi mulutku.
Bibir kami berpagutan dan lidahnya masuk rongga mulutku menggapai langit-langit mulutku.
Kulakukan hal yang sama bergantian dengannya.

Beberapa saat kemudian kurasakan cairan kenikmatan kami mengalir di sela-sela pahaku.
Juga kuperhatikan menetesi pahanya. Penisku mengecil setelah melakukan tugasnya dengan baik.

Aku melepaskan diri dari pelukannya dan berbaring di sebelah sebelah kiri tubuhnya.
Suaminya menempatkan diri berbaring di sebelah kanannya. Anna kini diapit oleh dua pria.

Aku menatap langit-langit kamar mereka sambil merenung.. betapa gilanya kami bertiga melakukan ini.
Aku tak tau apa yang ada di benak mereka berdua.

Elusan jari-jari Anna di tubuhku membuatku tak habis pikir, betapa dahsyat permainan perempuan ini.
Ia memiliki kekuatan melawan dua pria sekaligus.

Ia mencium bibir suaminya sambil berbisik. “Mas Dicky, makasih ya atas hadiah ulang tahunnya..”
Lalu ia juga mencium bibirku, menatap dengan mata berkaca-kaca dan berkata..
“Gus, trims buat kadomu. Kami benar-benar berterimakasih padamu..”

Aku tak menjawab, merasa bodoh.. tetapi haru menyambut ciumannya disertai tetesan air yang turun ke pipinya.
Aku mengusap air matanya sambil memagut bibirnya lembut. Lama kami melakukan hal itu dan kembali berbaring.

Anna bangun dan mengambil handuk kecil untuk melap vaginanya yang basah oleh cairan kami berdua.
Lalu ia kembali berbaring di antara suaminya dan aku.

Suaminya membelai-belai payudara Anna dan memberi tanda agar Anna menaiki tubuhnya.
Rupanya suaminya minta dilayani lagi. Anna lalu menempatkan diri di atas tubuh suaminya.

Mula-mula ia berjongkok di atas pinggang suaminya.. memasukkan penis suaminya dengan dibantu oleh tangan kanannya.
Setelah penis tersebut masuk.. perlahan-lahan ia menaik-turunkan tubuhnya di atas tubuh suaminya.

Suaminya menyambut gerakan Anna sambil meremas-remas payudaranya.
Beberapa saat kemudian Anna merebahkan tubuhnya di atas tubuh suaminya. Gerakan mereka makin kuat.

Sesekali pantat suaminya terangkat ke atas.. sedang Anna menurunkan tubuhnya dan menekan kuat-kuat..
hingga batang penis suaminya menancap dalam-dalam di liang vaginanya.

Aku beringsut menuju bagian bawah tubuh mereka dan memperhatikan bagaimana penis suaminya masuk keluar vagina Anna.
Kudengar suara suaminya.. “Ann, analmu kan nganggur tuch. Gimana kalau dimasuki penis Agus seperti yang pernah kulakukan..?”

Kudengar suara Anna.. “Ya Mas.. aku baru mau usul begitu. Tau nich, kalian berdua begitu pandai memuaskan aku.
Ayo Gus.. tusuk analku dong..!” Pintanya memohon.

Aku heran juga atas kelakuan suami istri ini. Tetapi kupikir mungkin karena Anna pernah di luar negeri..
Jadi hal-hal begini tidak aneh lagi buatnya. Namunu bagiku memang pengalaman baru.

Main dengan perempuan beberapakali pernah kulakukan.. tapi main bertiga begini apalagi mengeroyok vagina dan anal sekaligus..!?
Wuihhh,,!! ini benar-benar pengalaman luar biasa bagiku.

Kuamati kemaluan kedua suami istri itu. Perlahan-lahan kuelus-elus vagina Anna yang basah oleh cairannya.
Jari-jariku kemudian mengarah ke analnya. Dengan cairan vaginanya kubasahi lubang analnya.

Telunjuk jari kananku kumasukkan pelan-pelan ke dalam analnya.
“Yaaah gitu Gus, enak tuch.. Lebih dalam lagi..! Ayoooo..!!!!” Desahnya dengan suara yang serak-serak basah karena dilanda nafsu.

Jariku masuk makin dalam ke analnya membuat gerakan tubuhnya semakin tak menentu.
Dengan vaginanya dirojok penis suaminya dan jariku memasuki analnya, Anna berkayuh menuju pulau kenikmatan.

“Gusss, jangan cuman jarimu dong, sayang..! Sekarang masukin penismu.. Ayooo dong..!!!” Pintanya.
Kedua paha Anna berada di bagian luar paha suaminya, membuka lebar-lebar celah vaginanya bagi masuknya penis suaminya.

Kutempatkan kedua pahaku menjepit paha Anna. Kepala penis kubalur dengan air ludahku..
Slepppp.. kudorong penisku.. kumasukkan perlahan-lahan ke dalam anal Anna.

Mula-mula agak susah, sebab sempit.. tetapi mungkin karena mereka sudah pernah melakukan hal itu..
tak terlalu masalah bagi penisku untuk melakukan eksplorasi ke dalam analnya.
"Sssshhhh, ohhhh enak banget Gusssss..! Terusin yang lebih dalam sayang..” rintihnya.

Aku bergerak makin leluasa memasuk-keluarkan penisku ke dalam analnya.
Sedang dari bawah, penis suaminya masuk keluar vaginanya.

Anna berada di antara tubuh suaminya dan aku..
melayani kami berdua sekaligus mengayuh biduk kenikmatan tak terperikan.

Gerakan suaminya makin kuat, mungkin tak lama lagi ia akan orgasme.
Anna pun semakin liar menggerakkan pinggul dan pinggangnya, apalagi dari bawah..
suaminya menyusu pada payudaranya secara bergantian.

Jeritan Anna yang begitu kuat seperti tadi kembali memenuhi ruangan kamar itu.
Namun agaknya tak masalah bagi mereka, sebab rumah mereka begitu besar dan dengan konstruksi yang begitu bagus.
Suara rintihan dan jeritan kami dari dalam kamar tersebut takkan terdengar keluar.

Kedua tangan Anna memeluk tubuh suaminya erat-erat.. sambil menekan tubuhnya kuat-kuat..
hingga kupastikan penis suaminya telah masuk sampai pangkalnya.

Sedangkan penisku kugerakkan berirama ke dalam analnya. “Gus, lagi Gus, yang kuat..!!” Pinta Anna.
Kedua pundak Anna kupegang kuat sambil menghentakkan penis sedalam-dalamnya ke dalam analnya.

Aneh.. kupikir ia akan kesakitan diserang demikian rupa pada analnya.. ternyata sebaliknya.
Ia malah merasakan kenikmatan luar biasa menyertai kenikmatan hujaman penis suaminya.

Kami bertiga secara cepat melakukan gerakan menekan. Suaminya dari bawah.. Anna di atasnya menekan ke bawah.
Dan aku dari atas tubuh Anna menekan dalam-dalam penisku ke dalam anal Anna.

“Massss, oooouggghhhh Gussss.. aku dapet lagi..! Ouuuggghhhhhh.. sssshhhh.. akkkhhhh..!!” Jerit Anna.
Kurasakan betapa jepitan analnya begitu kuat, sama seperti vaginanya tadi, menjepit penisku.

Denyut kenikmatan kurasakan begitu hebat. Tak berapa lama, Anna memintaku melepaskan diri dari suaminya.
Ia lalu berlutut tepat di depanku. Semula aku tak mengerti maksudnya.

Kuelus-elus punggung, pinggul dan payudaranya dari belakang tubuhnya.
Tangan kanannya ia mencari penisku dan mengarahkan penisku ke analnya lagi.
Wah.. masih mau lagi dia..? Kataku dalam hati.

Penisku kembali memasuki analnya dalam posisi kami berdua berlutut.
Lalu ia mengisyaratkan aku merebahkan tubuh ke belakang.

Aku turuti permintaannya dan dengan penis tetap berada di dalam analnya..
Aku berbaring terlentang sedang Anna kini ada di atasku dalam posisi sama-sama terlentang.

Ia mengambil inisiatif bergerak menaik turunkan tubuhnya..
hingga penisku masuk keluar dengan bebasnya ke dalam analnya.

Dari atas sana kuamati suaminya bangkit mendekati kami berdua.. kembali mengarahkan penisnya ke vagina Anna.
Kini gantian aku yang berada di bawah, Anna di tengah, dan suaminya di atas Anna.

Desahan.. rintihan dan jeritan kami silih-berganti.. dan kadang-kadang bersamaan keluar dari bibir kami bertiga.
Tanganku kumainkan meremas-remas payudara Anna dari bawah.

Beberapa saat kemudian, di bawah sana, suaminya berteriak.. “Ayo sayang, aku mau keluar nih..!!!!”
“Tunggu sayang..” kata Anna.. dan tiba-tiba ia bangkit.. hingga penisku terlepas dari analnya.

Dengan cepat ia tolakkan tubuh suaminya.. hingga jatuh terbaring. Lalu ia berlutut di antara paha suaminya..
Ia menggenggam penis suaminya sambil memasuk-keluarkan penis itu ke dalam mulutnya.

Cairan sperma suaminya muncrat mengenai wajah dan mulut Anna, tetapi ia tidak jijik menjilati cairan yang keluar itu.
Kuperhatikan ulah Anna terhadap penis suaminya. Penisku masih tegang menanti giliran berikut.

Anna menoleh ke arahku sambil berkata.. “Gus, masih mau lagi, kan..? Ayo, sayang..!”
Ia kemudian menungging di depan tubuhku.. sambil terus menjilati penis suaminya yang semakin lemas.

Kutempatkan tubuh di belakang Anna.. lalu kumasukkan kembali penis ke dalam analnya.
“Gus, ganti-gantian dong masukin penismu.. jangan hanya analku. Bergantian memekku juga sayang..!” Katanya.
Wah.. hebat benar Anna.. masih juga ada permintaannya yang begini rupa..? Pikirku nanar.

Plopp..!! Kucabut penisku dari analnya.. lalu kumasukkan ke dalam vaginanya yang merah merekah.
Cairannya masih banyak.. tapi penisku tetap dijepit kuat sewaktu memasuki vaginanya.

Usai memasukkan penis ke vaginanya dalam 2-3 kali hujaman.. kucabut lagi dan ganti analnya kutusuk 2-3 kali.
Begitu seterusnya.. hingga kudengar kembali ia menjerit pertanda akan orgasme lagi.

“Aaaaggghhh.. nikmatnyaaahhhhh.. Gussss..!! Ooooogggghhhh..!!” Jepitan vaginanya begitu luar biasa saat jeritannya terdengar..
Hingga tak bisa lagi kutahan aliran spermaku kembali memasuki kepala penisku dan keluar tanpa tedeng aling-aling.

“Aaaahhh, Annn.. nikmat sekali sayang..!” Erangku sambil memeluk tubuhnya dari belakang dan meremas-remas kedua payudaranya.
Tubuhku masih menghimpit tubuhnya dari belakang.. sedangkan Anna masih terus menciumi dan menjilati penis suaminya.
Tak bosan-bosannya ia melakukan itu. Benar-benar pemain seks yang hebat..!

Kami bertiga berbaring lunglai dalam keadaan telanjang di ranjang berukuran king size itu.
Sprey ranjang sudah kusut dan di sana-sini lelehan cairan kenikmatan kami bertiga bertebaran.
Aku benar-benar lelah dan ngantuk hingga tertidur.
------ooOoo------

Lewat tengah malam.. kurasakan jilatan lidah pada penisku. Dengan mata berat, kutoleh ke bawah..
Kulihat Anna sudah menciumi dan menjilati penisku kembali. Di sebelahku suaminya tertidur nyenyak.

Penisku yang lemas.. kembali tegang karena perlakuan lidah dan mulut Anna.
Melihat keadaan itu, Anna senang dan mengajakku main lagi.

Anna menempatkan pinggulnya di tepi ranjang.. kedua kakinya berjuntai ke bawah..
hingga terpampanglah belahan vaginanya yang merekah.

Entah sudah berapakali tusukan suaminya dan aku telah dialami vagina ini..
tetapi seakan tak kenal lelah dan memiki 'kemampuan tempur' yang dahsyat.

Sambil menempatkan diri di depannya, penisku kuarahkan kembali memasuki vaginanya.
Anna yang berbaring kembali merintih saat penis kumainkan di klitoris dan vaginanya.
Geliat pinggulnya begitu erotis menyambut hujaman penisku.

Gerakan kami berdua semakin cepat.. hingga akhirnya tubuhku ia tarik kuat-kuat menjatuhi tubuhnya.
Jlebb..!! Penisku masuk sedalam-dalamnya menikmati remasan dinding vaginanya.

Aku belum dapat lagi.. sehingga penisku masih tetap tegang. Kami berdua masih berpelukan dalam posisi tersebut.
Anna berbisik di telingaku.. “Gus, lihat nggak tadi. Suamiku bisa main beberapa ronde..?
Padahal biasanya satu ronde saja ia sudah menyerah. Mungkin karena ada teman mainnya, jadi semangat dia..”

Aku tidak menjawab. Ia melanjutkan.. “Ngomong-ngomong penismu koq kuat banget sih..?
Main beberapa ronde, koq kuat betul..? Kau suka minum obat kuat ya..?
Atau kau sudah pengalaman main sama perempuan nich..?” Desaknya.

“Ah, aku bisa kuat gini kan karena Anna. Abis kamu dulu tolak cintaku sih..” jawabku.
“Tapi sekarang kamu bisa menikmati tubuhku juga walau aku sudah bersuami, kan..?” Rajuknya.

“Iya, tapi bagaimanapun Dicky masih suami kamu..? Kamu bukan nyonya Agus, kan..?” Balasku.
“Sudahlah.. yang penting hatiku dan tubuhku bisa kau miliki juga disamping suamiku..”
Katanya menutup pembicaraan kami.. sambil menciumi bibirku lagi.

Aku terdiam dan bangkit berdiri. “Mau ke mana, Gus..?” Tanyanya melihatku berjalan keluar kamar.
“Aku mau duduk di luar dulu..” kataku sambil melangkah keluar.

Aku memungut celana dalamku dan duduk di ruang tempat kami nonton video tadi.
Beberapa saat kemudian kulihat Anna menyusulku, masih dalam keadaan telanjang.

Ia duduk di sebelahku. “Ada apa, Gus..? Kamu tersinggung atas kata-kataku tadi..?” Tanyanya.
“Nggak An. Aku cuma tak habis pikir.. koq bisa-bisanya aku melakukan hal ini pada kamu yang sudah bersuami..
dan suamimu mengijinkan..” kataku sambil menatap wajahnya.

“Gus, hidup ini memang penuh misteri..” katanya berfilsafat.
“Yang penting, kita menjalaninya dengan tenang dan damai;
bahkan kamu dapat pahala dengan memberikan kebahagiaan buatku dan suamiku..” ujarnya.

“Atau kamu nyesel atas kejadian ini..!?” Desaknya sambil membelai wajahku.
“Tidak sayang, aku tidak menyesal. Yang kupikirkan bagaimana jika aku tak mampu melepaskan diri darimu,,
sebab dulu pernah mencintaimu..” kataku sambil menciumi rambutnya.

Anna merebahkan kepalanya di pangkuanku dan jari-jarinya bermain lembut di pahaku, bisiknya..
“Aku hanya menjalani hidup ini Gus. Suamiku tau kalau aku benar-benar ingin punya anak.. tapi ia tidak bisa menghamiliku.
Kami sudah lama membicarakan dirimu dan menimbang segalanya.
Aku, kelak kau menikah dengan gadis baik, yang bisa memberikanmu kebahagiaan seutuhnya..”

Jari-jarinya terus menelusuri setiap inci pahaku hingga kurasakan penisku kembali menegang.
“An, aku mau tanya satu hal. Kuharap kau tidak tersinggung..” kataku.
“Koq kau begitu ahli main, sampai main anal segala..?” Tanyaku.

“Oh itu. Kamu tidak usah curiga. Jenuh menunggu anak tidak kunjung ada.. kami berdua suka mencoba-coba berbagai posisi.
Tadinya sih atas anjuran dokter, mana tau bisa jadi. Lama-lama setelah suamiku mau periksa ke dokter..
baru ketahuan kalau bibitnya lemah.. sehingga tak bisa membuahi rahimku.
Tapi kami sudah telanjur suka posisi macem-macem. Begitulah ceritanya Gus..”

Aku tidak menanggapi kalimatnya dengan kata-kata.. tetapi mengangkat dagunya dan mencium bibirnya.
Ciuman membara yang kembali terjadi di antara kami membuat kami berdua kembali hanyut dalam gelora asmara.

Jari-jarinya bermain di dadaku sedangkan jari-jariku membelai tubuhnya.
Ia berlutut ia antara pahaku dan kembali mencium dan menjilati penisku.. sehingga mencapai ketegangan puncak.

“Gimana Gus, kamu mau main lagi kan..?” Tanyanya sambil memandang wajahku.
“Ya sayang.. tapi kamu tidak capek..?”
“Nggak Gus, demi kamu, aku mau lagi..” jawabnya.

Anna berbaring di sofa panjang dan ketika aku akan menindihnya dari atas ia melarangku.
“Kenapa, An..?” Tanyaku tak mengerti.
“Ntar dulu, kita coba posisi ini. Kau pasti suka deh..!” Katanya.

Ia lantss turun dari sofa ke karpet di bawah.. lalu ia tarik kedua kakinya ke arah kepalanya..
Kedua tangannya menahan belakang lututnya..
hingga kembali vaginanya terpampang lebar-lebar menantikan kedatangan penisku.

Aku lalu memasukkan penis ke dalam vaginanya sambil menikmati posisi tersebut.
Sambil memasuk-keluarkan penisku ke dalam vaginanya..
kuamati Anna semakin menarik bagian bawah tubuhnya ke atas sedemikian rupa hingga pinggulnya agak terangkat.

Aku mulai paham maksudnya. Dengan posisi berlutut, aku memasukkan penisku ke vaginanya.
Hujaman penis agak berat kurasa dengan posisi itu.. tetapi nikmatnya.. aughhh... tak terkatakan..!!

Beberapa saat kami mempertahankan posisi itu, lalu ia berkata.. “Gus, pegang tanganku..”
Kutarik kedua tangannya dan tubuhnya melekat erat di tubuhku..
hingga payudaranya begitu terasa kenyal menghimpit dadaku.

“Gus, kamu kuat nggak jika berdiri sekarang..?” Bisiknya pelan di telingaku.
Aku tidak menjawab.. tapi berusaha berdiri sambil menapakkan kedua tanganku di belakang tubuh.

Akhirnya kami berdua berdiri dengan posisi saling menempel.
Tiba-tiba kedua kakinya ia angkat tinggi dan memeluk kedua pahaku.
Untungnya tubuh Anna langsing.. sehingga aku kuat dibebani oleh tubuhnya dengan cara demikian.

Sambil memeluk leherku erat-erat, ia menaik-turunkan tubuhnya hingga vaginanya turun naik di atas penisku.
Kupegang erat kedua bongkah pantatnya sambil menghujamkan penis ke dalam vaginanya.

“Gus, jalan yuk..” bisiknya lagi. Aku menurut saja kata-katanya. Kulangkahkan kaki selangkah demi selangkah..
mengitari ruangan itu sambil menikmati naik-turunnya tubuh Anna menghujam penisku.
Baru kuingat.. inilah yang disebut dalam Kamasutra sebagai posisi monyet menggendong anaknya.

Kami melakukan hal itu agak lama dan kemudian ia berkata.. “Gus, aku udah mau dapet lagi. Turunkan aku dong..”
Kuturunkan tubuhnya dan ia mengambil posisi berlutut menghadap sofa sambil memintaku memasuki tubuhnya dari belakang.

Kuarahkan penis ke vaginanya lalu memaju-mundurkan tubuhku sambil meremas-remas kedua payudaranya dari belakang.
Erangan Anna semakin kuat ketika hujaman penisku semakin cepat masuk-keluar vaginanya.

Aku tidak ingat sudah berapa lama kami melakukan itu..
ketika tiba-tiba kurasakan dinding vaginanya kembali berdenyut-denyut tanda akan orgasme lagi.

“Guuuussss.. Aaaauuuukhhhhhh nikmatnya sayanggggg..!!!”Jeritnya sambil menghempaskan pantatnya kuat-kuat ke arah pahaku.
Srrrr.. srrrr.. srrrrr.. srrrr..!! Cairan vaginanya begitu banyak kurasakan.. “Ann, koq banyak banget cairanmu..?” Tanyaku heran.

Masih dengan napas tersengal-sengal, ia menjawab.. “Gus, akh, eeeh.. aku kadang-kadang bisa orgasme sambil keluar pipis.
Kalau benar-benar horny, itu yang kualami. Dengan Dicky kejadian begini amat jarang..
tapi denganmu koq bisa begitu mudah kurasakan..?” Jelasnya.

“Maaf ya Gus, jadi becek gini..” katanya lagi.
“Kamu jadi nggak bisa orgasme dengan beceknya memekku. Pake analku lagi dech..” katanya.

Kutempatkan tubuhnya di sofa dan kuangkat kedua kakinya ke atas..
sambil mengarahkan penis ke analnya yang basah akibat tetesan cairannya.

Slebb..!! Kepala penisku masuk sedikit demi sedikit. Clebb..!! Kumasukkan hingga leher penisku.
Pada tahap itu.. sleppp.. kukeluarkan lagi penisku. Demikian seterusnya masuk keluar.

Ia merengek.. “Gus, masukkan lebih dalam dong..! Jangan siksa aku.
Aku jadi mau dapat lagi nih karena kepandaian kamu main..”

Mendengar itu maka kutekan penisku masuk keluar makin dalam ke analnya..
sementara kedua tanganku menahan kedua kakinya yang terpentang lebar-lebar.

Jari-jari tangan kanannya menampar-nampar labia vaginanya dan sesekali memilin-milin klitorisnya..
sedangkan tangan kirinya meremas-remas kedua payudaranya bergantian.

Kasihan juga perempuan ini.. andaikan suaminya bangun..
ia sudah bisa membantu meremas payudara dan menyentuh vaginanya..
pikirku.

Kami berdua semakin cepat melakukan gerakan..
Geliat pinggulnya begitu seksi ketika hujaman penisku semakin cepat ke dalam analnya.

Dengan suatu sentakan kuat, kumasuki liang analnya sedalam-dalamnya dan kunikmati denyutan analnya..
yang begitu kuat hingga kurasakan seakan-akan spermaku tertahan akibat jepitan hebatnya.

Aku merasa tersiksa atas keadaan itu, dan dengan cepat kucabut penisku tanpa menghiraukan protesnya..
“Ada apa, Gus..? Keluarin aja di situ..!”

Cairan spermaku hampir saja muncrat di luar tubuhnya, karena aku sudah mencapai puncak kenikmatan.
Kulihat vaginanya masih membuka lebar.. kupentang kedua pahanya..
Kemudian kembali penis kubenamkan dalam-dalam memasuki rongga vaginanya.

Denyutan vaginanya masih terasa begitu kencang tetapi karena begitu banyak cairannya, jepitannya tak sekencang analnya.
”Errgggghhh..!!” Jleghh..!! Sambil mengerang kuhujamkan penisku sedalam-dalamnya.

“Guuusss, gila kamuuuuu.. enak banget sihhhhhh..!?” Jerit Ana sambil memeluk pinggangku kuat-kuat.
Dan aku merasakan kukunya lagi-lagi menancap di bagian belakang tubuhku.

Tak terasa kami berdua main dua ronde lagi di ruang keluarga itu.
Dan tertidur dalam keadaan berpelukan dengan bertelanjang di karpet.
------ooOoo------

Kami baru terbangun ketika merasakan silau cahaya matahari memasuki celah-celah gordyn ruangan itu.
Anna terbangun.. hingga membuatku juga ikut terbangun. Kami berdua berdiri sambil berciuman lagi.

Sambil menggandeng tanganku.. Anna mengajakku menuju kamar tidur mereka.
Di sana kami menyaksikan suaminya masih tidur nyenyak.

Anna lalau mengajakku mandi berdua di kamar mandi di kamar mereka.
Kami berdua mandi di bathtub saling menyabuni tubuh dan kembali main satu ronde di dalam air. Luar biasa.
Entah sudah berapakali orgasme yang Anna nikmati.

Ketika kami keluar dari kamar mandi.. suaminya masih tidur, sampai Anna membangunkannya dengan ciuman lembut.
Setelah suaminya mandi, kami sarapan bertiga. Suaminya minta maaf karena begitu nyenyak tidur.

Anna menukas..
“Nggak apa-apa koq Mas. Agus maklum dan ia bisa melayani permintaanku main lagi di ruang keluarga dan di kamar mandi..”
“Luar biasa. Kalian berdua benar-benar hebat..!!” Puji suaminya tanpa rasa cemburu sedikit pun.

“Gus, aku sangat berterimakasih atas kedatanganmu. Belum pernah kulihat Anna segembira ini..” lanjutnya.
“Kuharap ini bukan yang terakhirkali kita bertiga.. walaupun tadinya aku merasa aneh dengan ide gilanya Anna..
mengajak kamu main dengan kami. Setelah kualami sendiri, ternyata amat nikmat.
Aku sendiri merasa seakan-akan menjadi pengantin baru kayak dulu lagi..” katanya lagi.

Aku hanya tersenyum menanggapi percakapan itu.
-----ooOoo-----

Itulah pengalamanku pertamakali bertiga dengan Anna dan suaminya. Beberapakali kami masih melakukan hal serupa.
Kadang-kadang Anna memintaku tidur di rumahnya ketika suaminya tugas selama tiga minggu di luar negeri.
Tiada hari tanpa persetubuhan yang kami lakukan berdua.

Uniknya lagi.. saat suaminya menelepon dari luar negeri..
Anna sengaja mengaktifkan headphone agar suaminya dapat mendengar desahan dan rintihan kami.
Entah apa yang dilakukan suaminya di ujung sana.. tapi ia berterimakasih kepadaku yang mau membantu mereka.

Hal itu kami lakukan cukup lama.
Pernah Anna mengajak aku dan suaminya main bersama seorang teman perempuannya waktu kuliah di Australia.

Henny namanya, orang Sunda. Orangnya tidak secantik Anna, tetapi manis.
Sudah menikah tetapi juga sama dengan Anna, belum punya anak.

Akhirnya aku mengerti bahwa baik Anna maupun Henny adalah biseks.
Mereka bukan lesbian murni, tetap menginginkan lelaki.. tetapi tak bisa melupakan teman intimnya dulu.

Kisah-kisah di bawah ini akan kuceritakan di saat berikutnya.

Suami Anna sangat berterimakasih.. ketika setahun kemudian meneleponku memberitahukan bahwa Anna sedang hamil dua bulan.
Ia memintaku datang ke rumah mereka.. tetapi aku mengelak dengan alasan sedang ada kerjaan kantor yang tak dapat ditinggalkan.

Padahal.. aku tak kuasa menahan gejolak di hati.. bahwa benih yang dikandung Anna adalah anakku.
Aku hanya dapat berharap mereka bahagia dengan kehadiran anak itu.

Tiga tahun kemudian aku menikah dengan seorang gadis Jawa. Ia tidak secantik Anna, tidak juga semanis Henny.
Tetapi ia mencintaiku dengan tulus dan mau menerima diriku apa adanya.

Pernah Anna meneleponku karena rindu lama tak bertemu denganku.
Ia bertanya apakah aku tidak ingin melihat anakku yang pernah ia kandung.
Aku katakan rindu.. tetapi tak kuasa bertemu mereka. Hanya berharap mereka bahagia dan rukun selalu.

Mendengar kata-kataku.. Anna terisak di telepon dan berharap jika suatu ketika aku mau bertemu dengannya.
Dicky tak pernah cemburu.. bahkan jika aku memintanya, Anna akan melayaniku lagi.

CONTIECROTT..!!
--------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------
 
-----------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------

Cerita 094 – Antara Nafsu dan Cinta..!!

Chapter 2.1 – Manis dan Cantik

Kisahku dengan Anna
dan suaminya masih berlanjut. Sekali-sekali aku masih main ke rumah mereka..
kemudian melayani permintaan mereka untuk melakukan threesome.

Uniknya.. pernah suatu ketika suaminya, Dicky..
memintaku melakukan hubungan anal dengannya sambil ditemani oleh Anna.

Dicky memohon takkan berciuman denganku.. hanya ingin menikmati penisku di analnya.
Agar ia bisa juga merasakan kenikmatan seperti yang kuberikan kepada istrinya.

Kami melakukan hal itu dengan posisi Anna berbaring di bawah suaminya..
sambil menciumi bibir dan dada suaminya.. sedangkan suaminya menungging di depanku..
dan kutancapkan penisku yang sebetulnya lebih kecil dari penis suaminya, ke dalam anal suaminya.

Aku masih menancapkan penisku ke dalam anal suaminya..
ketika suaminya meminta Anna memasukkan penisnya ke dalam vagina Anna.

Dengan Anna berbaring terlentang di bawah sekali.. ditindih oleh suaminya dari atas..
memasuki vaginanya dengan penisnya.. aku di atas tubuh suaminya menancapkan penisku ke dalam analnya.
Kenikmatan luar biasa kembali kami nikmati bertiga.

Beberapakali suaminya memintaku untuk mau melakukan hal seperti itu lagi, tetapi aku menolak.
Aku hanya sekali itu melakukan.. takut jika ketagihan dan malah jadi homo betulan.
-----ooOoo-----

Suatu sore.. Anna meneleponku meminta datang ke rumah mereka.. sebab ada Henny..
Teman kuliahnya dulu di Australia.

Aku ke sana dengan pakaian santai.. hanya mengenakan kaus ringkas dan celana panjang.
Aku lantas dikenalkan dengan Henny.. perempuan Sunda. Lebih pendek daripada Anna, tapi orangnya manis.

Kulitnya putih, bersih, hidungnya agak mancung, rambutnya panjang sebahu..
lebih panjang daripada Anna yang potongan rambutnya pendek.

Kami makan malam berempat dengan diterangi cahaya lilin. “Agar romantis..” kata Anna.
“Ini untuk merayakan ulang tahun perkawinanku dengan Dicky..” tambahnya.

Usai makan malam, kami duduk di teras belakang rumah Anna dan Dicky. Ada taman kecil di situ.
Cahaya lampu taman yang redup memberikan nuansa romantis.

Kami duduk sambil menikmati white wine, kesukaan Henny.. “Untuk menghormati sahabat lama..”
Kata Anna sambil menuangkan white wine ke gelas kami masing-masing. Kami minum setelah bersulang.

Dicky dan Anna saling memberi selamat sambil berpagutan bibir.. disaksikan olehku dan Henny.
Lama mereka berciuman barulah Henny memberi selamat kepada mereka. Henny menyalam Dicky dan menyalami Anna.

Waktu mereka bersalaman dan berciuman.. aku sempat terkejut..
sebab ternyata mereka tidak berciuman pipi.. melainkan berciuman bibir.

Kupikir Dicky tidak melihat hal itu.. tetapi ia justru tersenyum menyaksikan mereka..
kemudian menatapku seolah-olah berkata tidak ada masalah dengan itu.

Aku menyalami Dicky dan Anna. Waktu menyalam Anna, ia tidak mau hanya kusalam..
ditariknya tubuhku rapat-rapat ke tubuhnya dan mencium bibirku..

“Cium dong, koq malu-malu gitu sih, Gus..?”
Kurasakan wajahku memerah diperlakukan begitu di depan Henny.
“Nggak apa-apa koq, Henny bukan orang lain..” jelas Anna.

Kembali kami berempat duduk sambil bercakap-cakap.
Mula-mula tentang hal-hal yang dialami Anna dan Henny waktu sekolah di Australia.
Kemudian merembet ke masalah perkawinan.

Henny bercerita bahwa suaminya seorang pengusaha setengah baya..
Yang sudah menikah dan menjadikan dirinya istri muda. Ia mengaku terjebak oleh ulah si pengusaha..
Tetapi demi kebutuhan ekonomi keluarga dan menyekolahkan adik-adiknya, ia terpaksa melakukan itu.

Ia justru bersyukur tidak hamil hingga kini. “Aku pernah minta cerai, tapi suamiku tidak mengijinkan..” katanya sendu.
“Tapi aku juga mikir, kalau menjanda, apa ada jejaka yang masih mau padaku..?” Katanya lagi.

Aku menatap jauh ke depan. Macam-macam saja kehidupan manusia ini.. pikirku.
Ada yang sudah nikah.. tidak bisa hamil oleh suaminya lalu aku yang jadi semacam pejantannya.
Ini ada lagi yang jadi istri muda, mau cerai tapi tidak bisa.. dan hanya bermimpi bisa punya suami baik kelak.

“Gus, jangan ngelamun gitu dong..!” Tegus Anna sambil mencubit tanganku.
“Tuh.. Henny nanya kamu..!”
Aku gelagapan.. “Eh, maaf, nanya apa tadi Wiek..?”

“Waduh, payah deh ada orang bisa ngelamun di keramaian..” goda Henny.. kemudian sambungnya..
“Tadi aku nanya kamu, koq belum kawin juga..?”
“Dia mach sudah sering kawin.. nikah yang belum..!” Sambut Anna.. menambah risih perasaanku.

“Ya deh, aku ngerti koq..” kata Henny.. “Banyak lelaki suka mikir-mikir cari jodoh..
Apalagi jika ketemu wanita sepertiku, takut terjerat ntar..” katanya seakan menyesali nasib.

“Jangan bicara gitu Wiek. Masih ada laki-laki yang baik. Kalau suatu ketika kamu dapat lepas dari suamimu sekarang..
dan dipertemukan dengan pria demikian, pasti kamu bahagia..” kataku menghibur, walaupun tidak tau arah kata-kataku.

“Daripada ngobrol tak tentu, kita ke dalam aja yuk..!”
Ajak Anna. Kami masuk dan duduk di karpet sambil main kartu.

Mula-mula hanya iseng, tetapi kemudian Anna mempunyai ide aneh.
Siapa yang kalah wajib membuka bajunya sedikit demi sedikit.

Aku kaget dengan ide gilanya.. tetapi suaminya dan Henny malah sebaliknya.
Mereka menyambut gembira usul tersebut. Aku tak bisa berkutik, sebab kartu sudah dibagi.

Pertama-tama Anna kalah. Ia membuka baju bagian atasnya hingga kelihatan BH-nya yang berwarna merah marun.
Pada permainan berikut, suaminya Dicky kalah hingga membuka kausnya.
Selanjutnya aku yang kalah dan membuka kausku. Henny masih beruntung belum kalah.

Kali berikut Dicky kalah lagi dan membuka celana panjangnya. Ia kini bertelanjang dada dan mengenakan celana pendek.
Berikutnya ia kalah lagi dan membuka celana pendeknya hingga hanya bercelana dalam.

Setelah itu barulah Henny yang kalah dan membuka gaunnya sebab ia mengenakan pakaian terusan.
Aku melihat sekilas ke arah tubuhnya.
Ia masih mengenakan pakaian dalam menutupi kutang dan celana dalamnya yang terlihat membayang di baliknya.

Berikutnya Anna kalah lagi dan membuka roknya. Ia kini hanya mengenakan BH dan celana dalam berwarna merah marun.
Kali berikut Henny kembali kalah dan terpaksa membuka pakaian dalamnya yang berwarna kuning gading.

Sekarang Dicky yang hanya bercelana dalam.. ditemani dua perempuan yang sama-sama hanya berkutang dan bercelana dalam..
Sementara aku masih mengenakan celana panjang.

Kali berikut Anna kalah lagi dan melepaskan tali BH-nya.. maka terlihatlah payudaranya yang indah..
“Wuihh, payudaramu masih cantik seperti dulu, An..!” Puji Henny sambil mengelus lembut payudara Anna.

Anna hanya tersenyum mendapat pujian dan perlakuan begitu dari temannya.
Kulirik Dicky, ia hanya menatap ke kartu yang dipegangnya sambil senyum-senyum.

Aku tidak beruntung.. sehingga kalah dan terpaksa membuka celanaku. Kini aku hanya bercelana dalam.
Anna menatapku sambil tertawa-tawa.. “Hitam nich yee..!?” Godanya sambil menyebut warna celana dalamku.

Kali berikut Dicky kalah dan terpaksa membuka celana dalam putihnya. Ia duduk bertelanjang, tetapi tak risih ada Henny.
Aku heran juga, sebab kalau kami bertiga, sudah biasa kami main bertiga, tentu tak malu lagi.
Tetapi kini ada Henny, koq ia tidak malu.

Belakangan aku tau bahwa Henny sudah sering menginap di rumah mereka.. dan tidur bertiga.
Dari cerita Anna beberapa hari kemudian, kuketahui bahwa baik Anna maupun Henny adalah biseks.

Memang mereka bulan lesbian murni.. tetap menghendaki lelaki dalam hidup mereka..
Tetapi tak mampu melupakan teman intimnya dulu. Rupanya waktu di Australia mereka tinggal bersama di apartemen.

Giliran berikut Henny kalah dan membuka celana dalamnya.
Ia duduk dengan hanya mengenakan BH kuning gading..
sedangkan celana dalamnya dilemparkan begitu saja entah ke mana.

“Lho, koq itu dulu yang dibuka..?” Tanya Anna.
“Biarin. Ntar kamu balas dendam megangin susuku..” katanya sambil membagi kartu.

Dicky dan Anna tertawa mendengar jawaban Henny.. aku hanya tersenyum..
sambil sesekali melirik ke arah paha Henny yang putih bersih.. agaknya bulu kemaluannya dicukur bersih.

Penasaran juga ingin tau bagaimana bentuknya.. apakah seindah vagina Anna.
Tapi walaupun penisku makin tegang melihat payudara Anna dan paha Henny.. aku tak berani berharap macam-macam.
Jangan bermimpi.. ini kan hanya sebatas permainan kartu.. pikirku.

Aku tidak tau bahwa diam-diam permainan ini sudah dirancang mereka bertiga secara cerdik..
untuk mengajakku masuk dalam permainan erotis berempat.

Kami kembali main kartu. Di akhir permainan.. Henny kembali kalah dan terpaksa membuka kutangnya.
“Horeee.. kelihatan deh harta karunnya..!”
Sorak Anna seperti anak-anak mendapatkan hadiah dan mencubit puting payudara Henny.

“Nah, betul kataku, kan..? Kamu emang usil deh, suka balas dendam..”
Kata Henny menjauhkan tubuhnya dari gangguan temannya.

Henny membagi kartu. Kulirik ke arah tubuhnya. Payudaranya lebih besar kurasa daripada Anna.
Kutaksir ukurannya 34 C. Bentuknya masih seperti payudara gadis.. dengan puting yang agak kehitaman..
beda dengan Anna yang putingnya lebih coklat.

Kuamati lagi sekilas sekujur tubuh Henny, seakan memberi penilaian. Henny menatapku sambil tersenyum penuh arti.
Entah disengaja atau tidak ia memperbaiki letak duduknya.. dan kini duduk bersila..

Hingga sekilas nampak belahan vaginanya mengintip memperlihatkan labianya.
Penisku semakin tegang, sedangkan penis Dicky kulihat sudah sejak tadi tegang tanpa dapat dicegah.

Di akhir permainan.. Anna kalah dan harus membuka celana dalamnya.
Kini mereka bertiga benar-benar telanjang bulat, tinggal aku yang masih mengenakan celana dalam.

“Wah.. jagoan kita ini hebat benar.. masih menguasai permainan dan jadi pemenang..!”
Kata Henny memuji sambil melirik ke arah celana dalamku.

Pada permainan ini.. kembali Henny kalah, hingga Anna berteriak..
“Wah.. kamu tidak punya apa-apa lagi yang bisa dibuka. Kita apain Henny, hai kaum Adam..?”

Dicky memberi usul.. “Kalau gitu, ia harus mencium orang yang ia inginkan sebagai hukuman..”
“Baiklah, para juri sekalian, aku siap menjalani hukuman paduka..!” Henny bangkit dari duduknya dan berdiri.

Tiba-tiba kedua tangannya memegang pipiku dan memagut bibirku tanpa kuduga.
Aku megap-megap diserang tiba-tiba. Apalagi ciumannya begitu lama..
dan lidahnya masuk ke dalam rongga mulutku menggelitik langit-langit mulutku.

Darahku semakin terpompa ke ubun-ubun mendapat ciuman demikian.
Kubalas ciumannya dan lidah kami berpilinan.

“Udah.. udah.. jangan lama-lama, ntar ada yang cemburu tuh..!”
kata Anna sambil menarik tubuh Henny duduk kembali ke tempatnya.

Henny membagi kartu lagi. Kali ini Anna yang kalah.
Seperti yang terjadi pada Henny.. ia diminta mencium orang yang ia sukai.

Tadinya kupikir ia akan mencium Dicky atau aku, ternyata dugaanku meleset.
Ia bangkit dan mencium bibir Henny sambil meremas-remas payudara Henny.

Henny membalas ciuman Anna sambil tangannya bermain di sela-sela paha Anna.
Desahan mereka berdua terdengar di sela-sela ciuman terlarang yang mereka lakukan.
Dicky dan aku hanya dapat menonton perbuatan mereka.

Beberapa saat kemudian mereka kembali duduk dan Anna membagi kartu.
Giliran berikutnya suaminya Dicky kalah. Dicky memilih Anna untuk dicium dan meremas payudara Anna.
Tapi herannya.. tangannya bermain di kedua payudara Henny.

Henny hanya tersenyum menatapku yang keheranan..
bahkan tangan kirinya meraba-raba punggung dan pantat Dicky..
sedangkan tangan kanannya mengikuti tangan Dicky meremas payudara Anna.

Setelah itu, mereka bertiga kembali duduk dan Dicky membagi kartu.
Kali ini aku yang apes, hingga harus mengikuti mereka bertiga, bertelanjang bulat..!
Wajahku agak memerah waktu kulepaskan celana dalam hitamku.

“Wow.. indah nian. Benda apakah gerangan itu..?” Anna berkomentar, diikuti oleh Henny..
“Ahh.. betapa beruntungnya wanita yang berkesempatan berkenalan dengan benda itu..?”

Aku hanya tersipu-sipu digoda kedua perempuan itu.. dan membagi kartu dengan tangan agak gemetar.
Rupanya Henny memperhatikan tanganku.. ia pegangi tanganku sambil mengelus lembut punggung tanganku.
”Tenang aja Gus. Kamu ada di tengah para sahabat koq..”

Kali berikut Anna kalah lagi. Kini ia memilih aku untuk dicium.
Namun entah meniru suaminya.. sambil menciumi aku.. tangannya bermain di payudara Henny..
Meremas dan memainkan putingnya.

Henny mendesah mendapat serangan Anna.
Dicky mengelus-elus punggung Anna sambil ikutan meremas payudara Henny.
Aku melepaskan diri dari ciuman Anna. Anna kembali duduk diikuti oleh Dicky dan Henny.

Permainan berikut Dicky kalah lagi.. dan kini ia memilih Henny untuk dicium..
Tetapi sebelah tangannya menarik tangan istrinya ikut mengambil peran mengeroyok Henny.

Henny membalas ciuman Dicky diikuti oleh ciuman Anna.
Ketiganya terlibat dalam ciuman panas bertiga. Kulihat bagaimana lidah mereka saling bertemu dan melumat.

Kali berikut Henny kalah.. tapi sebelum ia memilih orang yang disukainya untuk dicium, Anna berkata..
“Sekarang yang kalah harus mau diperlakukan apa saja, oke tuan-tuan..?”

“Ya, ya.. betul..!!” Kata suaminya, sambil bertanya padaku.. “Gimana Gus, setuju..?”
“Aku ngikut aja dech..” kataku sambil berharap akan sesuatu yang lebih erotis.

Henny kelihatan merengut, tapi tidak membantah. “Oke silakan, aku mau diapain nich..?” Katanya pasrah.
Anna segera menarik kedua tangan Henny dan membaringkan tubuh Henny di karpet.
Lalu ia mencium bibir Henny sambil meminta suaminya mengerjai bagian bawah tubuh Henny dengan isyarat tangan.

Suaminya memegangi kedua belah paha Henny dan membukanya lebar-lebar..
lalu mencium vagina Henny yang bersih tanpa rambut.
Henny mengerang diperlakukan begitu oleh suami istri tersebut. Aku hanya memandangi mereka.

Tak lama kemudian kudengar Anna berkata.. “Gus, kamu tidak ingin ikut menjatuhkan hukuman pada penjahat ini..?”
Aku diam saja sambil menggelengkan kepala.

Anna kembali menciumi bibir Henny sambil meremas-remas payudara Henny;
Sedangkan Dicky sambil menciumi vagina Henny.. tangannya mencari payudara Henny yang sebelah lagi.

Habislah Henny diserang oleh kedua orang itu. Lebih lama daripada yang tadi-tadi..
Ketiganya seakan tidak peduli atas kehadiranku.. mereka terpaku pada apa yang ada di hadapannya.

Apalagi kulihat Anna sudah berganti posisi dengan suaminya, dan gilirannya mengerjai vagina Henny..
Sedangkan suaminya kini menciumi payudara Henny. Putingnya dilumat hingga Henny semakin kuat merintih.

Kedua tangan Anna kulihat memegang labia Henny dan membukanya lebar-lebar..
Lalu dengan suatu gerakan lembut ia menjulurkan lidahnya menusuk liang vagina Henny.
Henny merintih.. “Oooouhhhh Annnnn, terusin.. yang dalam sayang..!! Yahh gitu sayangggg..”

Remasan tangan Dicky pada payudara Henny berganti-ganti dengan gigitan lembut..
membuat Henny semakin mengawang-awang menggapai kenikmatan.
Anna mendukung aksi suaminya dengan menjilati dan mengisap klitoris Henny.

Pantat Henny sesekali terangkat dan pinggulnya menggeliat-geliat diserang Anna.
Aku hanya melihat mereka sambil sesekali menelan ludah.

Anna menatapku dan menarik tanganku mendekati mereka. Ia mencium bibirku.
Kurasa aroma khas vagina Henny pada ciuman Anna. Kami berpagutan dengan erat.

Dicky masih terus mencium dan meremas payudara Henny.
Anna mengajakku bersama-sama mencium vagina Henny. Kuikuti ajakannya.

Tiba-tiba Henny berkata.. “Udah dulu dong..! Masa’ aku diserang tiga orang sekaligus..?” Kami tertawa-tawa.
Anna kemudian berkata.. “Kita ke kamar aja yuk.. biar lebih enak pada permainan sesungguhnya..?”

Dicky tidak menjawab, tapi mengikuti ucapannya.
Henny masih terbaring dengan napas tersengal-sengal menahan nafsu yang mendekati puncak.

Aku berdiri bergandengan dengan Anna mengikuti Dicky..
tapi kutahan langkahku melihat Henny masih terbaring di karpet.

“Kenapa Gus..? Yah udah.. kalau kamu kasihan pada Henny, gendong aja dia, udah lemes tuh..!”
Katanya melepaskan tanganku.

Aku lantas berlutut di samping Henny..
kuletakkan tangan kiriku di bawah lehernya dan tangan kananku di bawah lututnya.

Lalu tanpa meminta ijinnya, kugendong dia.
Kedua tangan Henny memeluk leherku seakan-akan takut jatuh.

Sambil menggendongnya kulangkahkan kaki ke kamar tidur Dicky dan Anna.
Henny sesekali mengangkat lehernya dan mencuri cium bibirku.

Aku membalas sambil membawa tubuhnya yang indah dan ketika tiba di kamar..
Tubuhnya kubaringkan di ranjang. Anna sudah membaringkan tubuhnya lebih dulu di situ.

Begitu tubuh Henny terlentang di ranjang.. Anna langsung memagut bibir Henny..
sambil jari-jarinya mengelus-elus sekujur tubuh Henny.

Dicky melihat mereka berdua sambil memberi isyarat padaku..
untuk menonton adegan yang dipertontonkan kedua perempuan itu.

Henny membalas ciuman Anna dan balas menciumi bibir Anna..
kemudian dengan ganas turun ke leher dan dada Anna.

Anna kini ada di bagian bawah.. dengan Henny di atas tubuhnya menciumi leher..
payudara, perut dan kini mengarah ke paha Anna.

Ciuman Henny berhenti di paha Anna.. kedua tangannya menguakkan labia vagina Anna..
serta mencari klitoris dan menjilati vagina Anna.

Anna tidak mau tinggal diam diperlakukan seperti itu..
pantat Henny ia tarik dan ia tempatkan paha Henny tepat di atas wajahnya..
lalu ia melakukan hal yang serupa terhadap Henny.

Kedua perempuan itu kini berada dalam posisi 69.
Saling mencium, menjilat, sambil mendesah, mengerang dan merintih.

Rintihan mereka semakin memuncak ketika keduanya kami perhatikan..
menusukkan jari ke dalam vagina yang lain sambil menciumi vagina dan klitoris.

Dengan suatu jeritan panjang, keduanya mengalami orgasme bersama-sama.
Lalu keduanya saling berciuman bibir, bersama-sama berbagi cairan vagina yang diperoleh.

Keduanya berpelukan di ranjang. Sedangkan aku dan Dicky mendekati mereka berdua.
Ranjang itu kini dimuati empat orang dewasa sekaligus.

Anna ada di dekatku, sedangkan Henny ada di dekat suaminya.
“Gus.. Henny pengen sekali kenalan dengan penismu..”
Bisik Anna lembut di telingaku sambil menciumi dagu dan bibirku.

“Hmmm.. makin gila aja kita ini..” kataku sambil membalas ciumannya.
Kulirik Dicky juga sedang berciuman dengan Henny. Dicky semakin ganas menciumi bibir, leher dan dada Henny.

Mungkin ia masih terpengaruh oleh adegan lesbian tadi yang ditampilkan kedua perempuan itu.
Aku sendiri merasa hampir orgasme tadi, tetapi kutahan dengan mengalihkan perhatian kepada hal-hal lain.

Dicky menciumi setiap liku-liku tubuh Henny.. hingga kembali Henny mendesah dan mengerang.
Anna menciumi tubuhku hingga penisku mencapai ketegangan puncak.

Saat akan kumasukkan penisku ke dalam vagina Anna, ia justru menolak tubuhku..
“Ntar Gus, giliran Henny dulu. Sudah lama ia berharap..”

“Lho, dia kan sedang main dengan suamimu..?” Protesku.
“Nggak apa-apa, kalian berdua kerjai dia dulu. Ntar baru giliranku.
Sudah lama ia tidak dikunjungi suaminya. Haus banget tuh..!” Katanya menjawab protesku.

Kulihat Henny mendesah-desah diciumi vaginanya oleh Dicky. Kedua tangannya meremas-remas payudaranya.
Anna mendekati mereka berdua dan mencium bibir Henny sambil meremas-remas payudara Henny.

Kedua tangan Henny kini mengelus punggung Anna sambil sesekali meremas payudara temannya.
Anna memainkan lidahnya dan menggelitik leher Henny. Henny menggelinjang.

Tanganku ditarik oleh Anna mendekat.. sehingga aku kini ikut ke dalam kancah pertempuran.
Pantatku ditarik oleh Anna mendekati wajah Henny hingga penisku tepat berada di atas mulutnya.

Lidahnya mulai menjulur keluar dan menjilati kepala penisku.
Lalu ia mengangkat lehernya dan dengan bantuan tangan kirinya, dipegangnya penisku memasuki mulutnya.

Tak kalah dengan permainan lidah dan mulut Anna.. Henny pun memainkan penisku dengan hebatnya.
Aku merasakan darahku mengalir deras memasuki setiap sel di penisku dan gelora birahi mencapai ubun-ubunku..
Hingga rasanya sudah ingin mencapai orgasme. Tapi kutahan gelora tersebut.

Kudengar Anna berkata pada suaminya.. “Mas, kasih kesempatan pada Agus dong, biar mereka dulu yang main sayang..!”
Suaminya bangkit dan memberi kesempatan padaku untuk mendekati bagian vagina Henny.

Aku tidak lagi menciumi vaginanya.. kuatir spermaku muncrat.
Kugesekkan penis pada klitorisnya dan kemudian ke celah-celah vaginanya.

Henny mengerang sambil menarik pantatku agar semakin dalam memasukkan penis ke dalam vaginanya.
Aku menancapkan penis ke dalam vaginanya dengan irama pelan namun teratur.

Henny semakin meracau mendapat perlakuan demikian..
“Gus, yang dalam dong. Cepetan, aku sudah nggak kuat nich..?” Pintanya.

“Nggak ku ku nich yeee..!?” Goda Anna dan ditimpali suaminya dengan ucapan..
“Iya tuh Gus.. masa‘ tidak kasihan pada kaum yang lemah sich..?”

Maka kupercepat gerakan pantatku menekan sambil melempar senyum pada Anna dan Dicky.
Sambil memaju-mundurkan pantatku. Dalam hati.. aku berterimakasih pada kedua suami istri ini.

Sebab mereka membuatku dapat merasakan vagina perempuan Sunda seperti Henny.
Agak beda dengan Anna. Di bagian dalam vaginanya seakan-akan ada mpot ayamnya.

Tak ingin menyerah padanya.. kutarik penisku keluar vaginanya..
kupegang penisku pada pangkalnya dengan tangan kananku lalu kugesek-gesekkan kembali pada klitorisnya.

Henny mendesah dan merintih semakin lirih.. “Gussss, ayooooo masukin lagi sayang..!
Aku mau sampai nich.. Oooouggghhhh enak banget siccchhhh..?”Geliat pinggulnya semakin cepat.

Payudaranya diciumi dan diremas oleh Dicky sedangkan bibirnya dilumat lagi oleh Anna.
Diserang bertiga begitu, tentu saja ia blingsatan.

Kembali penis kumasukkan sedalam-dalamnya ke vaginanya. “Ahhhhhh, nikmaattttnya Gusss..!!!” rintihnya.
Gerakanku kini semakin kencang mengimbangi geliat tubuhnya.
Apalagi ketika pantatnya terangkat-angkat seakan-akan menginginkan penisku masuk lebih dalam lagi.

Kuletakkan kedua tanganku di bawah pinggulnya dan agak kuangkat pantatnya..
Hingga hujaman penisku semakin dalam. Kedua pahanya melingkari pinggulku dengan ketat.
Kuat benar perempuan Sunda ini, jepitannya maut..!! Batinku.

“Ahhhh, Guss.. Aku dapat.. oooooouuugghhhh..!! Ssshshhhhh..!” Jeritnya..
sambil menyorongkan pantat dan pinggulnya ke arah pahaku..
sehingga kedua kemaluan kami begitu rapat menyatu.. seakan tak dapat dipisahkan lagi.

“Ya sayang.. sama-sama, aku juga dapet niccchhh.. Akkkkhhhh..!!”
Geramku sambil menancapkan penis hingga ke pangkalnya.

Nyutt.. nyutt.. nyut..!! Kurasakan empot-empot ayam di dalam vaginanya meremas-remas kepala penis..
Dan denyutan dinding vaginanya begitu hebat.. menjepit kulit batang penisku.

Jlebb-jlebb-jlebb-jlebb..! Kuhentakkan beberapakali penis sedalam-dalamnya ke dalam vagina Henny.
Dicky meremas dan menggigit mesra payudara Henny bergantian kiri dan kanan.

Sedangkan Anna tak melepaskan bibir Henny dari pagutan mautnya.
Henny masih terengah-engah waktu kucabut penisku.

Dicky yang melihat Henny terbaring mencoba mengarahkan penisnya ke dalam vagina Henny..
Tapi Henny menolak.. “Jangan dulu Dick, masih lemas nich..! Kamu dengan Anna dulu dech..!”

Dicky tampak agak kecewa, tapi Anna mencium bibir Dicky sambil menghibur..
“Benar sayang, kenapa kamu tidak denganku saja dulu, ntar kalau Henny sudah segar lagi, baru kau kerjai dia..”
Dicky tak menjawab.

Setelah membalas ciuman Anna, ia menyuruh istrinya nungging dan menempatkan diri di belakang istrinya.
Entah ia dendam atas kata-kata istrinya.. ia tidak pakai aba-aba lagi.

Bukannya memasukkan penisnya ke dalam vagina, malah ia langsung mengarahkan penisnya ke anal Anna.
Anna yang juga sudah naik birahi melihatku main dengan Henny.. menerima saja perlakuan suaminya.
Namun ia menempatkan wajahnya di antara kedua pahaku yang berbaring di samping Henny.

Sambil menikmati hujaman penis suaminya.. ia mencium dan menjilati penisku..
yang masih belepotan dengan cairan vagina temannya dan spermaku.

Tanpa merasa jijik sedikit pun.. ia melakukan hal itu sambil menggenggam penisku..
yang kembali mengeras dan tegang diperlakukan seperti itu.

Henny tersenyum melihat mereka dan melabuhkan ciumannya pada bibirku.
Aku meraba payudara Henny sambil menikmati kuluman bibir dan jilatan lidah Anna pada penisku.

Henny kembali terangsang kuremas dan kurabai payudaranya.
Tapi aku tidak memberikan peluang untuknya lagi, sebab sudah punya rencana sendiri.

Kuangkat wajah Anna dari celah-celah pahaku dan kupindahkan ke vagina Henny.
Semula Anna mau protes, tetapi ia mungkin belum mengerti apa yang akan kulakukan.

Aku lalu bangkit dari posisi berbaring dan kutarik tubuh Anna agar berada pada posisi berlutut.
Sambil tetap dikerjai suaminya dari belakang, aku ciumi bibir Anna dan kutempatkan tubuhku tepat di bawah tubuhnya.
Vaginanya tepat berada di atas penisku. Kuarahkan penisku ke vaginanya sambil terus menciumi bibirnya.

Anna tersenyum, sekarang baru ia mengerti mengapa aku menaruh wajahnya tadi pada vagina temannya.
Kini penisku bersarang di dalam vagina Anna.. sedangkan penis suaminya menancap di anal Anna.

Mulutku kuarahkan pada payudara Anna agar ia kembali dapat mencium dan menjilati vagina temannya.
Henny kembali diserang oleh Anna yang mendapat keroyokan suaminya dan aku.

Anna semakin mendesah.. dan rintihannya seperti biasanya.. yang cenderung ke arah jeritan..
Membahana ketika penis suaminya semakin cepat masuk keluar analnya.

Sedangkan penisku masuk keluar ketika ia memaju-mundurkan tubuhnya di atasku.
“Aaaauuuuhhhhh.. enakknnyaaa..!! Aduuuhhhh.. nikmat..!!!” Keluar dari dalam mulutnya.

Suaminya memegang kedua pinggulnya sambil menghentakkan penis sedalam-dalamnya sambil bertanya..
“Mana yang paling enak, sayang..? Punyaku di pantatmu atau punya Agus di memekmu..?”

CONTIECROTT..!!
------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------
 
---------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------

Cerita 094 – Antara Nafsu dan Cinta..!!

Chapter 2.2 – Umbar Nafsu..

Anna menjawab
di sela-sela rintihannya.. “Ssshshh, aaaahhhhh.. punyamu enak banget sayang..
Besar dan panjang.. tapi jangan terlalu kuat, ntar pecah ususku, sayang..! Ooouggghhhh..
Punyamu juga enak Gus.. tidak terlalu besar.. eeehhhsss.. tapi mainnya lincah banget sichhhhh..? Ohhhhhh..”

Dicky memperlambat laju pantatnya maju mundur di belakang pantat Anna.
Henny kudengar merintih makin kuat, mungkin sebentar lagi ia akan orgasme pula.

Dicky mengerang dan memeluk tubuh istrinya kuat-kuat dari belakang. Ia rupanya sudah orgasme.
Anna.. entah karena sudah sering kami kerjai berdua, semakin kuat melawan.. agak lama baru orgasme.

Pada puncak orgasmenya ia menggeram kuat-kuat.. dan memeluk punggungku dengan kuatnya..
sambil mencium bibirku dan menggigit lidahku..
sementara payudaranya diremas kuat-kuat oleh tangan suaminya dari belakang.

Bersamaan dengan itu.. jari-jarinya menekan klitoris dan vagina Henny..
Dan kudengar Henny juga menjerit.. “Annnn, aduuhhhh aku dapet lagi sayang..!!!!”

Aku sendiri.. karena baru orgasme waktu dengan Henny, belum keluar lagi.
Dengan penis yang mulai layu, Dicky menarik tubuhnya dari belakang tubuh istrinya.

Istrinya masih berbaring menelungkup di atas tubuhku..
sambil menikmati penisku yang masih tegang dalam vaginanya.

Dicky beringsut ke dekat Henny dan berciuman sambil berpelukan dengan Henny..
sambil menyaksikan istrinya masih menindih tubuhku di bagian bawah mereka.

Vagina Anna masih berdenyut-denyut menjepit penisku.
Tak lama kemudian ia mengangkat tubuhnya dari atasku..

Kemudian menarik diriku berbaring di dekat suaminya dan Henny.
Kami berempat berbaring bersisian sambil sesekali berciuman atau mengusap lembut tubuh yang lain.
------ooOoo------

Setengah jam kemudian Henny bangkit menarik tanganku dan Dicky..
Kemudian mengajak kami berdua main lagi dengannya.
Rupanya ia penasaran melihat temannya kami serang berdua tadi. Dicky tidak menolak.

Ia berciuman dengan Henny sambil mengusap-usap payudara Henny dan merabai vaginanya.
Aku masih berbaring.. menatap mereka berdua sambil mengelus-elus payudara Anna.

Kutoleh ke arah Anna seolah meminta persetujuan. Anna seakan mengerti maksud tatapanku.. berkata..
“Ayo Gus, kamu ladeni lagi Henny. Ia juga kuat koq.. jangan kuatir ia bakal pingsan ntar.
Kamu udah tau kehebatan memeknya tadi, kan..?”

“Iya tuh, kayak ada cincin baja aja dalam memeknya.. penisku hampir tak bisa bernafas dibuatnya..” kataku bercanda.
“Emangnya aku tukang besi.. sampe memasukkan cincin baja ke dalam memekku..?”
Bantah Henny di sela-sela ciuman bibirnya dengan Dicky. Kami berempat tertawa.

Aku masih berbaring ketika Dicky menempatkan tubuh Henny di atas tubuhku.
Rupanya Dicky ingin aku mengerjai anal Henny sambil ia memasukkan penisnya ke dalam vagina Henny.

Henny berjongkok di atas pinggangku, membelakangi wajahku..
Kemudian secara perlahan-lahan menaruh penisku tepat di atas lubang analnya.

Kurasa ia agak mengalami kesulitan, sebab agak lama barulah penisku dapat memasuki analnya.
“Aaauuuhhh, koq agak sakit An..?
Waktu kamu masukkan penis buatan koq tidak sesakit ini..?” Tanyanya pada Anna.

“Penis buatan kan lebih kecil daripada kontol Agus, sayang..!
Coba kamu nikmati.. ntar lagi bakalan enak deh, dijamin halal..” katanya.

Henny tidak menjawab, desah kesakitan yang keluar dari mulutnya berganti dengan rintihan nikmat.
Agaknya ia mulai merasakan kenikmatan akibat masuknya penisku ke dalam analnya.

Sejenak kami berdua merasakan posisi tersebut. Anna kulihat berlutut di sebelah kiri kepalaku..
meremas-remas payudara Henny sambil memberikan vaginanya kukerjai.

Dicky mendekati Henny dan menempatkan penisnya ke vagina Henny.
Maka mulailah episode baru seperti yang dialami Anna tadi.. dengan pemain utama yang berbeda.
Yaitu Henny.

Henny melenguh pelan waktu penis Dicky yang agak besar melesak ke dalam vaginanya.
“Ehssshhhh.. pelan-pelan Dick, penismu jumbo sich..!” Desisnya..

Disertai tawa ringan Anna.. mendengar gurauan temannya terhadap penis suaminya.
“Emangnya ikan lele, Hen..?”

Desahan nikmat Henny bercampur erangan Dicky dan aku.
Anna belum terdengar mengerang. Mungkin karena vaginanya belum tuntas kukerjai.

Kedua tangan Henny bertumpu ke belakang menahan tubuhnya..
sedangkan Dicky terus memasuk-keluarkan penisnya ke dalam vaginanya..

Sementara penisku dari bawah berada pada posisi pasif.. bergantung pada kehendak Henny..
menaik-turunkan pantatnya agar analnya masuk keluar menikmati hujaman penisku.

Kugeser letak kedua paha Anna agar berpindah tempat.. hingga kini posisinya berlutut tepat di atas wajahku.
Tubuhnya tepat berada di belakang Henny..
menyangga tubuh Henny yang melengkung ke belakang di atas tubuhku.

Kulihat dari bawah, kedua tangan Anna meremas-remas payudara Henny.
Terangsang melihat ulahnya, kuarahkan kedua tanganku meremas-remas kedua payudara Anna.

Dicky kudengar semakin kuat menggeram, mungkin ia semakin dekat ke puncak kenikmatannya.
Laju penisnya kurasa semakin cepat di atas tubuhku, masuk keluar vagina Henny.

Desahan kami berempat bercampur, tetapi rintihan kedua perempuan itu mengalahkan suara Dicky dan aku.
Cairan vagina Anna semakin deras menetes ke dalam mulutku.

Apalagi sewaktu kujulurkan lidahku dalam-dalam ke liang vaginanya atau ketika klitorisnya kuisap kuat-kuat.
“Sssshh, terusin Gus, yah, yahhhhh gitu sayang..! Enakkkkhhh tuuuuhhh, ooouggghhh..”
Rintihnya sambil meliuk-liukkan tubuh di atas wajahku.

Kupercepat isapan pada klitorisnya sambil memberi variasi dengan menjilat..
Juga mengisap kedua labia vaginanya bergantian, kiri kanan.

“Henn, aku mau keluar nih.. Kamu sambut ya sayang..?” Kudengar suara Dicky..
Dan tiba-tiba ia mencabut penisnya dan mengarahkannya ke mulut Henny.

Henny menyambut gembira penis Dicky. Digenggamnya dengan tangan kanan batang penis Dicky..
Sedang tangan kirinya mengusap lembut testis Dicky. Srothh.. srothh.. srothh..!!

Beberapa isapan mulutnya membuat Dicky tak kuasa lagi menahan semprotan spermanya.
Jlebb..!! Ia mendorongkan penisnya lebih dalam ke dalam mulut Henny.

Anna kulihat semakin kuat menggeliat dan mengerang. Agaknya ia pun bakal menyusul suaminya.
“Ooohhh, Gus, aku nyammmpee sayang..!” Erangnya sambil menggesek-gesekkan labianya ke wajahku.
Habislah wajahku dipenuhi oleh vaginanya yang basah dengan sedikit rambut halusnya.

Kedua suami istri itu kemudian saling berpelukan dan berciuman sambil melihat kami berdua.
Henny dan aku masih dalam posisi semula. “Tukar posisi dulu Hen, biar kamu cepet sampai..!” Saran Anna.

Henny lantas bangkit berdiri hingga penisku keluar dari dalam analnya.
Lalu ia menungging membelakangiku, berharap aku mengerjainya dengan doggy style.

Aku lalu berdiri di belakang tubuhnya.. mengusap-usap pahanya yang putih mulus..
Kemudian dengan perlahan-lahan memegang kedua pangkal pahanya dengan kedua tanganku.

“Lho, mau pakai gaya apa Gus..?” Tanyanya penasaran.
“Tenang saja, sayang, pokoknya nikmati saja..” kataku sambil mengangkat kedua belah pahanya..
mendekati pinggangku.. kemudian kuarahkan penisku ke dalam vaginanya.

Diperlakukan begitu olehku.. kedua tangannya hampir tak kuat menahan tubuhnya.
Ia menahan tubuh bagian atasnya dengan kedua siku tangannya.. sedangkan vaginanya mulai disusupi oleh penisku.

Dengan doggy style yang divariasi begini.. membuat tusukan penisku pada klitoris dan liang vaginanya semakin maksimal.
Dan desahan Henny berganti menjadi jeritan-jeritan kecil penuh kenikmatan.
“Ahhh, nikmat sekali An..! Ohhh.. ohh.. pinter banget temanmu ini memberi kenikmatan padaku..!!”

Anna hanya tersenyum memandangi Henny.
Suaminya Dicky duduk bersandar di punggung ranjang menatap kelakuan kami.

Jlebb.. jlebb.. jlebb.. jlebb..!! Penisku masuk keluar vagina Henny semakin kuat.
Kedua belah pahanya kutarik dan kudorong makin cepat..
Hingga penisku mendapat tekanan yang hebat ketika kutarik kedua pahanya.

Tetapi ketika kudorong ke depan.. denyutan vaginanya seolah-olah tak rela ditinggalkan penisku.
Dengan beberapakali hentakan.. kuhantarkan Henny ke puncak kenikmatannya.

Teriakan panjangnya terdengar..
Tetapi dengan cepat mulutnya disumpal oleh mulut Anna yang begitu lincah memagut.
“Auuuggghhhh, mmmppppfff.. Aaahhh..!!”
------ooOoo------

Kami berempat berbaring sambil meredakan nafas yang terengah-engah.
Aku masih belum orgasme lagi sementara mereka bertiga sudah mendapatkan orgasme barusan.

Rasa kurang puasku agaknya dipahami Anna yang tau bagaimana daya tahanku..
Sebab ia selama ini sangat tau bagaimana cara memuaskanku.

“Kalian berdua di sini dulu, ya..? Aku mau berduaan dengan Agus dulu..”
Katanya sambil menarik tanganku dan turun dari ranjang.

“Wah.. ada rahasia apa nih Dick..? Koq kita berdua tidak diajak ya..?” Goda Henny sambil melihat ke arah Dicky.
Dicky hanya mengangkat bahu sambil menarik tangan Henny agar mendekati dia.

Dicky memeluk tubuh Henny sambil mencium bibirnya dengan lembut.
Henny membalas dan mereka kembali terlibat dalam ciuman yang memabukkan, tak peduli lagi terhadap Anna dan aku.

Dengan bertelanjang.. Anna menarik tanganku. Kami berdua melangkah ke ruang tengah.
Anna mengajakku ke arah sofa.. tapi tidak untuk duduk..

Melainkan menempatkan tubuhnya di atas sandaran sofa..
dengan kaki kanannya naik mengangkangi sandaran sofa.. sedangkan kaki kirinya menapak ke lantai.

Ini salahsatu variasi dari doggy style yang juga merupakan salahsatu posisi favoritnya.
Perlahan-lahan kugesekkan penisku ke vaginanya dari belakang. Masih lembab kurasakan vaginanya.

“Masukin Gus, ayo..!” Pintanya. Kumasukkan penisku makin dalam ke vaginanya.
Beberapa tusukan yang kulakukan membuat Anna merintih, tidak hanya mendesah.

Itu akibat tekanan penisku pada klitoris dan dinding vaginanya.
“Lebih cepat lagi, sayang..!!!” Rengeknya manja.

Clebb-crebb-crebb-crebb-crebb-clebb-clebb-clebb..!
Kuikuti permintaannya dengan semakin mempercepat laju pantatku maju mundur..
sehingga penisku makin cepat masuk keluar vaginanya.

Kedua tanganku kujulurkan ke depan merabai kedua payudaranya..
yang kiri berada di sebelah kiri sandaran sofa..
sedang payudara kanannya berada di sebelah kanan sandaran sofa.

Remasan tanganku pada kedua payudaranya ditambah tusukan peniskumembuatnya makin terangsang hebat.
Apalagi ketika tubuhku kutempatkan tepat di atas punggungnya sambil meremas dan menusuk.

Kujilati punggungnya dan sesekali menggigit lembut pundaknya.
Rintihan Anna semakin menaik dan geliat pinggulnya semakin kuat.
“Guuusss.. aaaahhhhh..!! Enaknyaaa..!! Aku dapat lagiiiii sayangggg..”

Aku ingin bersamaan mencapai puncak kenikmatan.. sehingga berusaha mengejar dirinya..
dengan semakin kuat menggerakkan penisku di dalam vaginanya yang semakin kuat menyedot penisku.

Ouhhh..!! Denyutan dinding vaginanya membuat penisku sampai pada puncak aksinya..
Jleghh..!! "Enghhhhh..!!" Dengan suatu erangan kenikmatan.. kutusukkan penisku sedalam-dalamnya..
sambil memeluk tubuh Anna dan meremas payudaranya.

Penisku merasakan kenikmatan yang hebat sewaktu kepala penisku kubenamkan dalam..
kemudian membiarkannya di dalam vaginanya. Crttt.. crrrttt.. crrrtt.. crrttt..!
Kedutan-kedutan halus kurasakan pada kepala penisku, hingga rasanya aku tak lagi menjejak bumi.

Plok plok plok plok plok..!! Kudengar bunyi tepukan dua pasang tangan.
Rupanya Dicky dan Henny sudah berdiri tinggal beberapa meter dari kami.. dan melihat kami berdua main.

“Ada acara nambah nich yee..!?”
Gurau Henny sambil mendekati kami dan bersama-sama Dicky duduk di sofa dekat kami.
Aku tersenyum mendengar kata-kata Henny.

Beberapa saat kemudian kucabut penisku dan berdiri lalu mengambil tempat duduk di dekat mereka.
Anna lalu menyusul hingga kami berempat duduk di sofa dalam keadaan masih bertelanjang bulat.

“Aku jadi pengen lagi nih Dick. Gimana.. bisa bantu aku nggak..?” Tanya Henny pada Dicky.
“Sepanjang bisa kulakukan, silakan tuan putri..” sambut Dicky dengan gaya seorang hamba terhadap tuan putrinya.

Henny lalu berdiri dan mengalungkan kedua lengannya ke leher Dicky.
Sambil mencium bibir Dicky ia berbisik pelan tanpa dapat aku dan Anna dengar apa yang ia bisikkan.
Kami hanya tersenyum melihat ulah Henny.

Setelah beberapa saat mereka berciuman sambil berpelukan dalam keadaan berdiri..
tiba-tiba kami amati Dicky berjongkok dan memegang pergelangan kaki Henny lalu membalikkan tubuh Henny..

Hingga kini kedua tangan Henny bertumpu ke lantai.. sedangkan kedua kakinya berada di atas..
dipegangi oleh kedua tangan Dicky pada bagian pergelangan kakinya.

“Posisi 69 dimodifikasi..” bisik Anna perlahan.
“Asyik juga tuch. Kapan-kapan kita coba ya, Gus..?” Sambungnya.
Aku mengangguk sambil menatap lekat-lekat pada Dicky dan Henny.

Sambil bertumpu pada kedua tangannya yang ada di lantai..
kepala Henny bergerak-gerak mendekati pangkal paha Dicky mencari penisnya.

Lalu lidahnya mencium dan menjilati penis Dicky. Dicky sendiri tidak tinggal diam..
Diperlakukan demikian, ia tak kalah ganasnya.
Lidahnya terjulur ke vagina Henny yang ada tepat di depan wajahnya.

Keduanya saling mencium.. menjilat dan mengisap kemaluan yang lain dalam posisi enam sembilan..
Namun dalam posisi si pria berdiri..
Sedangkan si perempuan berada pada posisi terbalik dengan kedua tangannya bertumpu di lantai.

Anna bangkit berdiri mendekati mereka berdua.
Ia mendekati belakang tubuh Henny dan menciumi pantat Henny.

Kadang-kadang mulutnya bertemu dengan mulut suaminya.
Mereka berciuman dan sesekali sama-sama menjilat vagina Henny.

Lubang anal Henny tak luput dari jilatan lidah mereka berdua.
Henny benar-benar dikerjai habis-habisan oleh kedua suami istri itu.

Rintihan Henny tak membuat mereka menghentikan aksinya.. bahkan semakin liar mencium.. menjilat.
Jari-jari Anna turut bekerja masuk keluar vagina dan anal Henny.
Hingga tak kuasa lagi Henny pun meraung mencapai titik kenikmatan tertinggi.

Entah bagaimana cara mereka mengerjai Henny.. tapi aku terkejut juga sewaktu melihat Henny menjerit.
Sebab dari vaginanya kulihat cairan muncrat beberapakali.

Mungkin karena ia benar-benar sampai kepada kenikmatan yang tak terkira..
hingga air seninya turut keluar bersamaan dengan cairan vaginanya
.. pikirku.
Dan kuingat kejadian yang suka dialami Anna kalau main sampai begitu hebatnya denganku.

Dicky mengangkat dan meletakkan tubuh Henny di sofa panjang tepat di samping kiriku.
Anna mengambil tempat di sebelah kananku, sedangkan Dicky duduk di sebelah kiri Henny.

Beberapa ciuman didaratkan Dicky pada bibir Henny. Anna tak kalah buas dengan suaminya..
memagut bibirku dengan lahapnya sambil jari-jarinya mengelus-elus dadaku.
Henny sendiri mengelus-elus penisku sambil terus berciuman dengan Dicky.

Aku melirik ke jam dinding, menunjukkan pukul 02.30.
Tiga jam sudah kami berempat melakukan hubungan seks gila-gilaan sejak main kartu tadi.
------ooOoo------

Setelah mengaso beberapa saat.. Dicky kembali terangsang..
sebab elusan jari-jari Henny pada penisnya membuat penisnya kembali tegang.
Bertelekan pada sofa kecil tanpa sandaran, dengan sebelah kaki menekuk, Henny dihajar dari belakang oleh Dicky.

Melihat mereka.. Anna tak mau ketinggalan. Ia memintaku melakukan hal yang sama..
namun dalam arah yang berlawanan sedemikian rupa.. hingga wajahnya berdekatan dengan wajah Henny.
Aku menyetubuhi Anna dari belakang, sedang suaminya, Dicky, menancapkan penisnya ke vagina temannya, Henny.

Dicky dan aku makin terangsang dan mempercepat laju permainan kami..
manakala melihat Henny dan Anna berciuman dengan mesranya..
sambil tangan mereka bermain meremas-remas payudara satu sama lain.

Dicky tak lama kemudian orgasme dan menarik diri dari arena pertempuran.
Namun kedua perempuan itu belum mencapai puncak kenikmatan lagi.

Kubaringkan tubuhku di karpet dan meraih tubuh Henny agar menindih tubuhku.
Dengan posisi menduduki perutku berhadapan denganku.. Henny memasukkan penisku ke dalam vaginanya..
lalu mulai menaik-turunkan tubuhnya di atas perutku.

Anna yang melihat permainan kami berlutut di samping kami berdua.
Kuraih pahanya agar mendekatiku, dan kutempatkan vaginanya tepat di atas wajahku.

Dengan aku berbaring di bawah tubuh mereka berdua.. penisku menancap dengan mantapnya di dalam vagina Henny..
sedangkan vagina Anna kucium dan jilat semakin gencar.

Permainan bertiga kami semakin hangat ketika kedua perempuan itu saling berciuman.
Sambil berciuman, Henny meremas-remas payudara Anna dan mengelus-elus putingnya.

Tak mau ketinggalan aksi.. Anna pun meremas-remas payudara temannya..
Bahkan sesekali menarik-narik putingnya hingga mata Henny membeliak-beliak menahan nikmat.

Gerakan Henny semakin buas naik-turun di atas perutku.
Kusambut gerakannya dengan sesekali menaik-turunkan pinggul..
hingga penisku benar-benar masuk sedalam-dalamnya ke vaginanya.

Anna membantu aksiku dengan merabai klitoris temannya pakai tangan kanannya..
sedangkan tangan kirinya terus meremas payudara Henny dan memilin-milin putingnya.

“Uuuhh, oooohh.. Sssshhhh.. Gila kamu An.. diapain klitorisku..!?”
Desahnya sambil terus menarik-turunkan tubuhnya dan meremas-remas payudara Anna.

Diserang dari dua jurusan seperti itu.. membuat Henny makin kencang menggeliat-geliatkan tubuhnya..
"Oghhhhhh..!!" Hingga dengan satu lengkingan kuat, ia mencapai orgasme.

Dengan lincahnya Anna memagut bibir temannya kuat-kuat dan memegang kedua payudara Henny..
dengan remasan yang amat kuat.. sehingga kedua putingnya kulihat menyembul begitu indah dan runcing.

Lengkingan Henny berubah menjadi rintihan ketika Anna mencium bibirnya..
dan menyedot puting payudaranya secara bergantian dengan gerakan yang cepat..

“Ooohhhh, ssss.. Ahhhhh.. ooouuggghhhhh.. Annnn..!!” Luar biasa kedua perempuan ini, tak kenal lelah.
Pantas Dicky suka kewalahan melayani istrinya yang begini kuat main seks
.. kataku dalam hati.

Anna kemudian menggeser tubuh Henny agar bangkit berdiri.
Anna kemudian menempatkan tubuhnya di atas perutku, seperti posisi yang barusan dilakukan temannya..
kemudian menarik tubuh Henny agar berganti dengannya.

Diserang dari dua jurusan seperti itu lagi, membuat penisku terus tegang dan kembali memasuki vagina yang berbeda.
Kini vagina Anna dengan sedikit rambut halusnya mendapat giliran untuk kuhantarkan ke gerbang kenikmatan.

Vagina Henny yang masih basah kuyup dan tetesan cairan vaginanya di sela-sela pahanya, kujilati dengan lembut..
dan kumasukkan lidahku ke dalam vaginanya, menelan seluruh cairan yang masih tersisa di dalam.

Anna bergerak naik turun di atas perutku.. tak ingin kalah aksi dengan temannya barusan..
ia pun menggeliat-geliatkan tubuhnya sedemikian rupa dengan gerakan erotis..
hingga penisku kurasa mendapatkan remasan yang kuat dan denyutan yang luar biasa di dalam vaginanya.

Sesekali ia menghentikan gerakannya dan berkonsentrasi pada vaginanya..
yang melakukan gerakan menyedot dan mengisap penisku.
Denyutan dinding vaginanya begitu nikmat membuatku seakan-akan terbang di angkasa.

Rupanya ia ingin menunjukkan kebolehannya dibandingkan temannya tadi.
Henny tersenyum melihat aksi temannya dan meremas-remas payudara Anna.

Sesekali Henny menampar ringan pantat Anna.. sehingga Anna memekik-mekik..
“Ahhh.. Ooohhh.. terusin Hen.. oooohhh.. ssssssshh.. adddduuuhhhhh.. nikmaatttt..!! Aaahhhhh..”

Menyaksikan perbuatan kedua perempuan di atasku, membuatku tambah bersemangat.
Kuhentakkan pinggul dan perutku kuat-kuat ke atas, hingga tubuh Anna tersentak ke atas..
“Oooouuggghhh.. enak Gussss..!! Oooohhhh.. sssshhh..” desisnya seperti orang kepedasan.

Remasan Henny pada payudara Anna membuat Anna semakin kuat menggeliat-geliatkan tubuhnya..
Dan kembali ia menaik-turunkan tubuhnya di atas perutku.. seolah ingin melumat batang penisku.

Sementara itu.. jilatan dan isapan bibir dan lidahku semakin ganas mengerjai vagina dan klitoris Henny.
Sesekali lubang analnya kukait-kait dengan lidahku, hingga Henny pun kembali merintih.

Merasakan rangsangan pada vaginanya, membuat Henny kembali menciumi bibir Anna dengan kuat.
Henny dengan sisa-sisa kekuatannya mencoba bertahan.

Tetapi dengan isapan bibirku dan jilatan lidahku, membuatnya tak lama kemudian kembali orgasme.
“Aaaahhhh.. Gus, aku dapat lagiiiii sayangggg..!” Rintihnya.

Hebat juga, bisa berturutan dalam waktu berdekatan, ia capai kembali puncak kenikmatan.
Ia mencoba menarik kedua pahanya dari serangan mulut dan lidahku..
tetapi kutahan kedua pahanya dengan tanganku sambil meremas-remas payudaranya.

Anna yang melihat temannya sudah orgasme lagi.. membalas ciuman Henny dan membelai-belai punggung Henny.
Meremas-remas pantat dan juga payudara temannya.

Penisku yang dikerjai Anna semakin tak kuasa membendung aliran yang akan keluar.
“Ann.. uuuuhhh.. aku mau keluar, sayanggggg..!!!” Erangku sambil menggerakkan pinggulku ke kiri dan kanan.

“Oke sayang.. kita bareng ya..? Aku juga mau dapet nihhh..!! Ayo tancap yang kuat.. oohhh ooohhhhh..!!
Uuuuhhh.. mmmmfffhhhhhh.. Ooooouuugggghhhh..!!” Rintihan Anna berubah menjadi jeritan memenuhi ruangan itu.

Kurasakan aliran spermaku keluar dengan derasnya ke dalam vagina Anna.
Anna pun mencapai kenikmatan hingga tubuhnya melengkung ke belakang..
disertai serangan bibir dan lidah Henny pada payudaranya.

Agak lama Anna melakukan itu.. denyutan liang vaginanya meremas-remas penisku masih terasa begitu kuat..
ketika Henny menarik dirinya dari atas wajahku dan menciumi bibir temannya.

Kedua perempuan itu berciuman dengan mesra sambil mengelus-elus tubuh yang lain secara serempak.
Anna kemudian mengangkat tubuhnya dan mengeluarkan penisku dari dalam vaginanya.
Lalu seolah-olah sudah sepakat.. keduanya menundukkan muka di pangkal pahaku dan menciumi penisku.

Jilatan lidah keduanya membuat aku semakin mengawang.
Kedua tanganku kugunakan untuk meremas-remas payudara kedua perempuan itu.
Rasa geli bercampur nikmat memenuhi diriku. Lidah yang satu bergantian menjilati kepala penisku.

Batang penisku tak luput dari sasaran mereka.
Bahkan testisku turut dikulum dimasukkan ke dalam mulut mereka secara bergantian.
Henny yang pertama-tama kulihat memasukkan penisku ke dalam mulutnya hingga masuk sedalam-dalamnya.

Sekitar tiga menit ia melakukan itu, lalu menyorongkan penisku ke mulut Anna.
Anna menyambut dan menciumi kepala penisku, lubang kencingku dijilatinya dan dengan lahapnya.
Clropp..!! 'Ditelannya' penisku hingga ke pangkalnya.. persis seperti yang dilakukan temannya barusan.

Setelah puas menelan penisku secara bergantian, mereka berciuman sambil memegangi penisku.
Permainan itu mengakhiri sesi kami saat itu.

Sebab setelah sama-sama orgasme.. kedua perempuan itu mengajak kami masuk kamar lagi.
Hingga akhirnya kami berempat tidur dalam keadaan telanjang hingga pukul 9 pagi.
------ooOoo------

Paginya kami mandi berempat dan sempat saling berciuman di kamar mandi..
tetapi tak ada permainan panas lagi di situ, sebab perut kami sudah lapar minta diisi.

Anna hanya memanaskan nasi dan menggoreng telur mata sapi untuk sarapan kami berempat.
Lalu kami berempat duduk-duduk di teras belakang membahas permainan kami semalam sambil tertawa-tawa.

Begitulah pengalamanku main berempat dengan Dicky.. istrinya Anna dan teman istrinya, Henny.
Sebelum hamilnya Anna.. pernah ia mengajakku menginap di rumahnya.
sewaktu suaminya bertugas ke Hongkong selama 2 minggu.

Waktu aku menginap itu.. temannya Henny datang beberapakali..
sehingga kami bertiga melakukan hubungan seks panas.
-----ooOoo-----

Dua hari menjelang pulangnya Dicky.. Henny menginap lagi bersama kami, tetapi kali ini ia tidak sendiri.
Melainkan membawa seorang temannya, Arie. Seorang gadis lajang peranakan Madura Ambon.

Orangnya tomboy.. tidak terlalu cantik.
Tetapi dengan kulitnya yang hitam manis dengan sedikit kumis tipis di atas bibirnya.. membuat dirinya menarik.
Walaupun payudaranya paling kecil dibandingkan Anna dan Henny.

Mula-mula aku tak begitu senang karena melihatnya ngomong ceplas-ceplos.
Tetapi begitu kenal semakin lama, enak juga ngobrol dengannya.

Malamnya ketika habis makan, ketiga perempuan itu mengajakku nonton film blue berempat.
Film yang mereka putar adalah film lesbi..
Tetapi menjelang akhir film tersebut.. dipertunjukkan kehadiran seorang pria yang dikeroyok tiga orang perempuan.

Wah.. apa ini pertanda baik atau buruk..? Pikirku, harap-harap cemas.
Pengen main dengan Henny dan Anna seperti biasanya, tetapi malu ada teman mereka.

Lagi-lagi hal itu merupakan bagian dari rencana Henny dan Anna untuk mengerjaiku.
Sebab Arie adalah teman Henny.. juga bukan lesbi tulen.. tetapi berulang-kali patah hati oleh perlakuan pria..
Hingga tak pernah berniat lagi untuk menikah.

Kehadiran Arie ini membuka babak baru petualangan seksku. Sebab ternyata ia sangat ahli dalam bermain seks.
Bahkan dengan alat bantu penis buatan, ia mampu membuat Henny dan Anna menjerit-jerit nikmat.

Hebatnya lagi.. mereka bertiga berhasil memperdaya diriku untuk mengajak main seks misterius.
Di mana kedua mataku ditutupi kain hitam.. lalu kedua kaki dan kedua tanganku dipentang lebar-lebar..
dan diikat dengan tali ke empat sudut ranjang.

Aku yang memang penasaran akan pengalaman baru, mau saja diperlakukan begitu.
Belakangan barulah aku tau..
Bahwa Arie ingin mengerjai analku dengan penis buatan yang ia ikatkan tepat di depan vaginanya.

Sambil mengangkat kedua pahaku agar penis buatan itu masuk ke dalam analku..
Henny dan Anna bergantian menduduki perutku dan memasukkan penisku ke dalam vagina dan anal mereka secara bergantian.

Arie dengan penis buatannya juga mampu menyetubuhi Henny dan Anna secara bergantian..
sambil memintaku merojok vagina dan analnya dari belakang.

Kisah itu akan kuceritakan pada kali berikutnya nanti.

Sayang.. ketika Dicky pulang, Arie sudah kembali ke Australia.
Sebab ia mendapat kesempatan untuk meneruskan ke jenjang master..
Sehingga hanya cerita yang ia peroleh dari kami..

Walaupun rasa penasaran membuatnya begitu ingin bertemu dan main bersama Arie. Hehehehe..

CONTIECROTT..!!
-----------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd