Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

-----------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------

Cerita 092 – Sang Penari [Part 2] – Be Wild..!!

Setelah beberapa menit
berciuman.. masih dengan berpelukan.. kubimbing tubuh Yuli ke tempat tidur.
Kubaringkan tubuhnya di tempat tidur. Karena posisi pelukan.. maka tubuhku menindih tubuhnya.

Tanganku lantas beralih ke depan.. meremas toketnya dan memelintir putingnya.
Sedang mulutku mengulum toket yang satunya. Kumainkan lidahku di pentilnya..

Sesekali menjilati seluruh arena toketnya yang membuat Yuli geli keenakan.
“Shhh.. ahhhh..” Yuli cuma bisa mendesah dan menjambak-jambak rambutku.

Serbuan bibirku terus turun, dari toket ke perut, sedang kedua tanganku meremas-remas toketnya.
“Akhhh masssshhh.. ennnnaaakkkk massssshhhh oughhhhhhhh terusssssinn..” racaunya.

Kulirik matanya sayu, tanda sudah horny berat.
Tapi aku masih ingin berlama-lama memainkan tubuh Yuli yang kenyal, putih dan menggairahkan ini.
Kini bibirku bermain di pahanya, kuciumi pahanya bergantian, kiri dan kanan.

Kujilati lipatan di pahanya sampai selangkangannya. Terus jilatanku turun ke betis.
Tanganku kini bermain mengelus-elus bulu jembinya. Yuli semakin kelojotan mendapat perlakuan seperti itu.

Kemudian jilatanku naik lagi ke atas, tanganku merentangkan paha Yuli..
Hingga mekinya yang merah dan basah terkuak. Kumainkan lidahku diclitnya. Yuli menjerit kecil..
“Owhhhh enak sayanggggg terusiiiiinn..!!” Jeritannya semakin membuatku bergairah.

Semakin liar lidahku menari-nari di memeknya. Kusapu seluruh memeknya dengan lidahku..
Kugigit-gigit kecil clit-nya. Yuli semakin membuka lebar pahanya.
Dan memberi kesempatan tanganku untuk meremas-remas toketnya.

Keringatnya semakin deras.. cahaya neon membuat tubuhnya yang putih semakin bersinar.
Dia semakin keras menggelinjang ke kanan dan ke kiri.

Tangannya menekan kepalaku untuk semakin rapat di memeknya.
Dan kali ini jilatanku bukan cuma di memek, tapi juga menyentuh lubang anusnya.

“Massshhhhhh aaakuuuu mooooooooo keluuuuarrrrr..!!” Desah Yuli.
Mendengar desahan itu.. langsung saja kutusukkan lidahku ke dalam memeknya.

Pantat Yuli terjingkat ke atas..
Dan dalam waktu yang bersamaan keluar lendir kenikmatan dari memeknya membasahi lidahku.

Yuli semakin keras menjambak rambutku, dan tubuhnya menegang, pahanya menjepit kepalaku.
Kubiarkan beberapa saat lidahku di dalam memek Yuli, sampai lendir kenikmatan itu habis kutelan.

Beberapa saat kemudian.. tubuh Yuli semakin lemas.. jepitan pahanya di kepalaku sudah mengendur.
Aku langsung bangun.. kemudian berbaring di sisi Yuli. Yuli segera menciumiku dengan ganas.

“Makasih sayanggggg.. permainan kamu buat aku ketagihan..”
katanya sambil mengalihkan ciuman dari bibir ke keningku.
“Buat kamu, aku mau melakukan apa saja Yul, karena aku senang..” jawabku.

“Mas.. aku mau mandi dulu ya. Ndak enak nih basah dan bau keringat begini..”
“Ya, mandilah dulu.. biar harum badan kamu. Aku juga mau ke mobil sebentar..” jawabku.

Dengan tetap telanjang.. Yuli melangkah ke kamar mandi yang memang tersedia di dalam kamar.
Dia mandi tanpa mengunci pintu kamar mandi..
sehingga aku bisa melihat tubuhnya yang semakin bercahaya karena terkena air.

Aku segera pakai pakaianku, dan melangkah ke mobil.
Seluruh keluargaku selalu minum madu setiap pagi dan menjelang tidur.

Karena itu.. di mobil selalu ada persediaan madu..
Sebab sering dalam perjalanan jauh kami kesulitan mencari madu.

Kuambil botol madu dan kubawa ke kamar. Di kamar kulihat Yuli sudah selesai mandi.
Dia tengah duduk di sofa.. handuk melilit di tubuhnya.. tapi pundak dan pahanya tetap kelihatan.

Raut kelelahan sudah tak tampak lagi, wajahnya benar-benar segar.
“Ngapain sih mas ke mobil..?” Tanya Yuli penasaran.

“Ini.. ngambil madu..” jawabku sambil menunjukkan botol madu.
“Buat apa..?” Tanyanya penasaran.

Aku tak menjawab pertanyaannya, hanya kuraih tangannya, dan kugandeng ia ke tempat tidur.
Yuli kutelentangkan di tempat tidur.. dan kulepas handuk yang basah itu dari tubuhnya.

Aku juga melepas seluruh pakaianku. Kembali kami telanjang berdua.
Kubuka botol madu.. kuteguk sedikit isinya. Lalu kulumat bibir Yuli.

Rupanya Yuli baru sadar fungsi madu itu.. dan ia juga semakin gairah memagut bibirku yang manis karena madu.
Sambil berciuman.. kuteteskan madu ke toket Yuli. Kulihat mata Yuli membelalak waktu kuteteskan madu ke toketnya.
Ia seperti bertanya untuk apa madu itu. Botol madu yang di tangan kuletakkan di ujung ranjang, biar tidak tumpah.

Bibirku melepaskan ciuman Yuli.. lalu turun ke bawah menjelajahi toketnya yang penuh dengan madu.
Kuisap-isap toketnya yang manis. Yuli menjerit kesakitan karena isapanku.. tapi mulutnya mengatakan sebaliknya.
“Yahhhhh.. isep terrrrruuusss massshhh.. saaakkkit tapiii eeenakk..!!”

Secara bergantian kuisap toket Yuli dengan mulutku.
Dan satu jari tanganku kuoleskan pada madu yang meleleh di toket Yuli, lalu jari itu aku masukan ke dalam mulut Yuli.

Yuli seperti anak kecil dapat permen manis, asyik mengisap jariku.
Karena madu di toket Yuli sudah habis, dan rasa manisnya sudah hilang..
segera kuraih lagi botol madu dengan maksud untuk kululuri tubuhnya dengan madu.

Tapi kali ini Yuli merebut botol madu itu. Aku tidak tau apa yang dia lakukan.
Yuli mendorong tubuhku, sehinga kini aku yang telentang di kasur, dengan kaki menjuntai ke bawah.

Lalu Yuli menuangan sedikit madu ke kontolku. Dingin-dingin basah rasa kontolku.
Clopp.. slrupp.. c;lrupps.. slrupps.. Yuli langsung menjilati kontolku yang berleleran madu.
Separuh batang kontolku masuk ke dalam mulutnya, dan Yuli memaju mundurkan kepalanya mengisap kontolku.

Kini giliran aku yang kelojotan. Yuli meletakkan botol madu ke lantai, sambil mulutnya sibuk menyedot kontolku.
“Ouhhggggg.. aahhhhssssstt.. teruuuuuusss YYYYYuuulll..!!” Cuma itu yang keluar dari mulutku.

Karena nggak kuat mendapat serangan dahsyat itu.. aku langsung berdiri.
Kemudian dengan sedikit kasar mengangkat tubuh Yuli untuk kurebahkan di kasur.

Pahanya kuangkat tinggi-tinggi.. hingga mekinya menyembul.. menantang syahwat.
Jlebbb..!! Batang kontolku yang sudah tegang langsung masuk ke memeknya yang basah.
Auwhhh..!! Memek Yuli masih tetap peret seperti minggu lalu.

Clebb.. clebb.. clebb.. Pelan-pelan kudorong penisku masuk ke memeknya. Kaki Yuli bersandar di pundakku.
Kugenjot terus pelan-pelan sampai masuk semua kontolku ke memeknya.

"Oughh.. ohhh ohhh.. sshhh.." Yuli mendesah keenakan. Desah kami memenuhi ruangan kamar.
Sambil kulihat kontolku yang masuk keluar ke memek Yuli, tanganku meremas paha Yuli.
Sedang tangan Yuli Cuma bisa meremas-remas kasur.

“Owhhh.. Kontooooolmu enaakkkk masssshhh.. aku sukaaaa..!!” Racau Yuli keenakan.
“Uughhhh.. iya sayyyyyangg.. memekkku juga enakkkk..!!” Kami terus berpacu mengejar puncak.

Sepuluh menit kemudian aku merasa ada cairan yang mulai mendesak kontolku.
“Yuuullll aku mau keluarrrr.. aku keluarin di manahhhh.. ergh.. erghh..?”
“Di memekkuhh ajjjjjjah mashhhh.. akkkkuuu juggga mau kerrrruuuuuuarrr.. hhhh..”

Maka.. Jleghh..!! Kubenamkan seluruh batang kontolku ke memek Yuli. Crot.. crot.. crot.. crott..!!
Pejuhku muncrat.. keras menyembur membasahi memek Yuli, sebelum ia sempat melanjutkan omongannya.

Sodokan kontolku dan semprotan pejuhku juga mempengaruhi memek Yuli..
Dan hampir bersamaan.. memek Yuli juga mengalirkan lahar kenikmatan.

Pelan-pelan kuturunkan paha Yuli dari pundakku. Tubuhku rebah menindih tubuh bugil Yuli.
“Terimakasih sayang, kamu luar biasa..” kataku.

Yuli tidak menjawab, hanya mencium bibirku.. terlihat dari sudut matanya ada titik air bening.
Aku tak ingin merusak suasana dengan menanyakan mengapa ia menangis. Jadi kubiarkan saja.

Setelah itu kami mandi, dan mengulangi persetubuhan di kamar mandi.
Jam 6 petang aku meluncur kembali ke kotaku, mengantar Yuli ke rumahnya.

Lebih dari limakali kami melakukan perselingkuhan itu.
Dan yang paling berkesan adalah perselingkuhan yang kami lakukan di vilaku.
------oOo------

Hubunganku dengan Yuli terus berlanjut semakin panas dan bergairah.
Kami melakukan persenggamaan beberapakali di hotel di kotaku, atau hotel di tempat wisata Taman Sari yang dingin.

Tapi obsesiku adalah mengajak Yuli ke vilaku di Taman Sari.
Aku selalu berpikir bagaimana bisa mengajak perempuan itu ke vilaku, tanpa diketahui istriku.

Dan kesempatan itu datang waktu libur sekolah anak-anakku. Anak-anakku ingin berlibur ke rumah kakeknya di kota Surabaya.
Istriku tentu senang sekali, karena memang sudah lama dia tidak pulang ke rumah orangtuanya.

Dengan alasan kesibukan di kantor, aku tidak ikut serta.
Aku suruh Martin, sopirku mengantar mereka. Kali ini impianku akan terlaksana, pikirku.

Sehari sebelum keberangkatan keluargaku ke surabaya, aku telepon Yuli, apa besok dia ada waktu.
Dia bilang sehari penuh dia kosong, karena anaknya sedang diajak budenya ke Solo. Wahhh.. klop nih, pikirku.

Paginya.. setelah istri dan anak-anakku berangkat, kutelpon pak Arman, penjaga vilaku.
Aku minta ia merapikan kebun di rumahku.
Dan kupesan ke dia, karena di rumah kosong, dia jangan kembali ke vila sebelum aku pulang.

Pagi itu aku langsung bersiap-siap. Waktu aku mau keluar dengan mobil jazzku, pak Arman sudah sampai di rumah.
Aku ingatkan dia lagi agar menunggu aku pulang.
Langsung aku keluarkan mobil, dan di jalan aku telepon Yuli, aku minta dia menunggu di pintu gang.

Singkat cerita kami sampai di vila. Kumasukkan mobil ke dalam garasi, lalu kukunci pintunya.
Vilaku halamannya cukup luas. Ada empat kamar dan tiap kamar ada kamar mandinya..
Dan di bagian belakang ada kolam renang kecil.

Kugandeng Yuli masuk ke dalam. Sampai di dalam, pintu aku kunci.
Dan karena sudah lama tidak bertemu, kami langsung berciuman hangat.

Tiba-tiba Yuli menghentikan ciumannya. Aku heran, tumben dia minta berhenti.
“Mas, karena buru-buru, aku tadi belum mandi, boleh aku numpang mandi di sini..?” Tanyanya.

Langsung aja dia aku ajak ke salahsatu kamar, yang memang jarang kami pakai, kecuali untuk tamu.
“Di dalam ada handuk bersih, pakai saja..” kataku sambil menunjukkan kamar mandi.

Saat Yuli masuk kamar mandi, kututup pintu kamar dan aku rebahan di tempat tidur..
sambil berimajinasi, gaya apa lagi yang akan kami mainkan.

Beberapa menit kemudian Yuli sudah selesai mandi, dia keluar hanya dengan memakai handuk yang melilit tubuhnya.
Terus dia duduk di sebelahku.. hmmm.. kucium aroma tubuhnya yang segar dan wangi.

Karena tubuhnya hanya berlilitkan handuk..
tentu buah dadanya yang putih dengan semburat biru ototnya bisa kulihat dengan jelas.

Sedang asyik mengawasi buah dadanya yang membuat kontolku bereaksi itu..
diantara detak jantung yang menghentak keras dan kencang..
tiba-tiba Yuli mengubah posisinya dan rebah sambil menyenderkan kepalanya ke bahuku.

Baru rambutnya yang harum, dan tubuhnya yang nyaris telanjang, membuatku sesak nafas.
Kemudian tangan Yuli sudah mulai membelai-belai daerah tubuhku sekitar dada dan perut.

Belaiannya begitu lembut. Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya yang lembut membuat aku semakin birahi.
Kontolku semakin berdenyut-denyut siap bertempur.

Kemudian Yuli dengan sabar melepas bajuku, terus melepas celana dan Cdku hingga aku telanjang.
Lalu dengan gerakan yang gemulai.. Yuli berdiri di atas tempat tidur..
dan dengan pelan-pelan sekali melepas handuk yang melilit di tubuhnya.

“Selama ini mas yang memanjakan aku, sekarang giliran aku memanjakan mas Alex..”
Katanya sambil lenggak-lenggok dengan tubuh yang bugil.

Yuli lantas mengangkangkan pahanya.. kini tubuhku berada di antara ke dua pahanya.
Tangannya memijat lembut perut dan dadaku.
Karena posisinya seperti itu, otomatis memeknya menempel di tubuhku.

Dari perut.. terus Yuli bergerak maju, kemudian memeknya digesek-gesekkan di putingku yang kecil..
Gantian dari kiri ke kanan, aku bisa merasakan memeknya sudah basah, dan basahan itu menempel di putingku.

Dia goyangkan pinggulnya seperti ngebor.. sambil tangannya berpindah ke belakang.. mengelus buah pelirku..
putingku terus dibasahi dengan cairan memeknya, semakin lama semakin banyak.

Dengan berjingkat ia maju lagi, tangannya kini mencengkram pinggangku, dan memeknya diarahkan ke mukaku.
Aku baru menyadari kalo jembutnya dipotong habis..
Hingga yang terlihat kini kulitnya yang putih dan belahan memeknya yang merah.

Kuimbangi gerakannya dengan menjulurkan lidahku.
Setiap gerakan Yuli maju mendekat ke mukaku, kujulurkan lidahku di memeknya.

Kalo lidahku di memeknya.. Yuli sengaja menggesek-gesekkan memeknya.. kemudian ditarik mundur lagi.
Kesempatan itu kugunakan untuk menelan cairan memeknya yang harum.

Sambil bergerak seperti itu, Yuli mengeluarkan desis.. “Sssshhhhhh.. akhhhhhhh..”
Lalu Yuli maju lagi.. dan lidahku menjulur lagi. Beberapakali gerakan itu diulangi.
Lama-kelamaan gerakan tubuhnya semakin liar. Dan kontolku sudah sangat tegang.

Kemudian Yuli mengarahkan memeknya ke leherku.. terus turun dan kembali ke putingku, turun lagi ke perut.
Agak lama dia menggoyangkan pinggulnya di perutku, dan memeknya tepat di pusarku.

Karena cairannya semakin banyak yang keluar, pusarku pun jadi basah.
Tubuh Yuli terus turun, menggesekkan memeknya di kontolku.

Aku pikir ia akan menekan memeknya ke kontolku, tapi ternyata tidak.. ia hanya sekedar lewat.
Saat tubuh Yuli sudah sejajar di kakiku, dia kembali maju, kali ini kepalanya yang didepan.

Dia jilati kontolku sebentar.. ia kulum, lalu jilatannya naik ke atas, ke perut..
menjilati cairan memeknya yang tercecer di putingku.. asih membekas di pusarku.. membuat aku geli-geli wueeeenak.

Jilatannya terus ke atas, kini bermain-main di putingku, menjilati cairan memeknya sendiri.
Setelah habis tak bersisa, naik lagi jilatannya ke leher, membersihkan cairan memeknya yang ada di leherku.

Desahannya semakin menggoda.. “Ooughhh.. oughhhhh..”
Kemudian dia boyangkan pinggunya pelan-pelan, memeknya mencari kontolku.

Saat ujung kontolku sudah tepat berada di memeknya.. ia turunkan pantatnya pelan-pelan..
Slebbb.. clebbb.. tiap inci batang kontolku masuk ke memeknya, dia goyangkan pinggulku.

Ouwghhh..!! Gerakan itu menimbulkan sensasi yang luar biasa.
Aku remas payudaranya, terkadang aku juga memilin putingnya yang sudah keras dengan ujung jariku.

“Ya benar.. situ mashhh..” kata Yuli setengah berbisik. "Ssshh .. Ssshh.. Oohh .. Ooohh..”
Bibir kami saling berpagut dengan penuh nafsu. Yuli menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku.

Segera kusambut bibirnya. Kulumat bibirnya, kusedot lidahnya.
"Aaahh.. Aaahh.. sshh .. sshh.. Oohh.. oohh.. massssshhh terus mashhhhh.. terus..” desahnya.

Dengan posisi WOT, Yuli lebih leluasa menggerakkan pinggulnya.. mencari kenikmatan untuk memeknya.
Dan sodokan kontolku mengimbangi goyangan pantat Yuli.. sesekali ia maju mundurkan pantatnya..

Sesekali ia memutar sambil mengejangkan otot-otot vaginanya yang semakin membuat kontolku berdenyut.
Makin lama sodokan kontolku makin cepat menghujam ke dalam memeknya..

“Ya.. terus mashhh.. terus.. aahh .. aahh.. sshh .. sshh.. Oohh .. oohh.. aahh .. aahh.. terus.. sebentar lagi..
Teruuss .. teruuss.. Oohh .. oohh.. aahh.. aahh.. aarrgghh..!!” Desahan itu kini sudah berubah menjadi teriakan kecil.

Sesaat kemudian dia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu.
Tubuhnya agak bergetar hebat, otot vagina menjepit kontolku kuat.

Beberapa saat tubuh Yuli mengejang, menggelepar dengan hebatnya..
dan diakhiri dengan terkulainya tubuh Yuli yang terlihat sangat lemas di sofa.

“Aku keluaaaaar masssssss akhhhhhh enak bangettttt sayangggg..!!” Teriaknya penuh nikmat..
Kubiarkan beberapa saat kontolku di dalam memeknya.

Setelah kurasa jepitannya sudah mengendor, kutarik keluar kontolku, dan kuminta Yuli menungging.
Kakinya ditekuk, dengkulnya menopang pantatnya, badannya sorong ke depan, dan tangannya menyangga dadanya.

Kontolku yang masih tegang dan berkilat.. kumasukkan ke dalam memek Yuli. Jlebb..!!
Dengan sekali sodokan kontolku ambles seluruhnya ke memek Yuli.

Kubiarkan kontolku tertanam di memek Yuli. Pantatku kumajukan sampai menduduki pantat Yuli.
Hingga posisi kontolku lurus ke bawah.. menghujam memeknya.

Kakiku kuletakkan di pinggang Yuli.. dan telapak kakiku terganjal dengkul Yuli.
Posisi kutunggangi seperti ini tentu saja membuat beban Yuli semakin berat.

Tanganku merogoh ke depan, meremas toketnya. Crebb-crebb-cleck-cleck-cleck-clebb-clebb..
Kontolku menghujam memeknya dengan tegak ke bawah, sampai aku merasa mentok, terkena dinding rahimnya.

Gesekan di ujung kontolku itu menimbulkan sensasi yang dahsyat. Kugoyangkan pantatku naik turun.
Karena kontolku menghujam lebih dalam, membuat Yuli semakin keenakan.

“Aakkkkkkhhhhh massssssshh.. terusssss sayanggggg.. yeaaahhhhh entot aku sepuasmu sayanggggg..!!
Dalem massss.. dalemm lagghhii.. masukkan kontolmu ke memeeeekkkku..!!” Yuli meracau liar.

Aku merasa dengan menduduki Yuli dan memasukkan kontolku ke bawah itu.
Otot-otot vagina Yuli makin keras bekerja, berkedut. Dan itu membuat kontolku seperti diempot-empot.

“Akkhhhh Yuuul.. memmmeekkmu ennaaak sayaaaaangggg..! Ooughhhhhh .. akhhhh..” erangku nikmat.
Semakin lama pompaanku makin cepat. Karena digenjot dengan RPM tinggi..
Yuli sepertinya merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Tak lama kemudian ia seperti sedang menahan sesuatu.. lalu berteriak dan mengerang sejadi-jadinya..
karena tidak kuasa menahan rasa nikmat yang memenuhi memeknya.

Sementara itu kontolku terasa seperti disedot oleh liang kewanitaan Yuli..
Yang tiba-tiba dinding-dinding kewanitaannya terasa seperti menjepit dengan kuat sekali.

“Akkkhhhhh .. Akhhhhhhh.. Okhhhh aku ga tahan masshhhhhh..!!” Racaunya.
“Iya sayang.. kita nikmati ajah..” balasku tetap menyodokkan kontolku makin cepat.

Sesaat kemudian.. "Aaarrgghh .. “Aaarrgghh.. sayaang .. sayaang.. aku keluar lagii .. aku keluar lagii..” lenguhnya hebat.
Rupanya dia sudah mencapai O keduanya.

Kukurangi kecepatanku menggenjot memek Yuli supaya ia bisa mengatur nafas.
Setelah dia agak tenang, kembali kugenjot memeknya.

Aku seperti penunggang rodeo yang terpental-pental karena kuda binal. Satu tanganku memegang toketnya..
sedang tangan yang satu memukul-mukul pantatnya yang bahenol dan dipenuhi keringat.

Semakin lama goyangan pantat Yuli semakin tambah liar, dan itu memacu sensitivitas kontolku.
Aku merasa pejuh di kontolku sudah mulai mendesak mau keluar.

“Yullll.. aakkku mooo keluar sayangggg, gimana..!?”
“Saama massshhhhh.. akuuu jugaaaa.. banjiri memekkku saaaammmmaa pejuhhhhmu masshhhh..!!
Yaaaaaa.. lebihhhhh kerasssss lagiiii..!! Entoottt akuuuu.. ohhh.. ooohh.. aku mooo kelllurrraaaarrr..!!”

Mendengar desahannya.. genjotanku makin liar..
Sampai terdengar bunyi bertepukan hasil benturan pantatku dan pantat Yuli yang bahenol..
Ditambah dan diiring bunyi kecipak liang memeknya yang becek terhujam-hujam batang kontolku.

Beberapa saat kemudian, aku merasa ujung kontolku sudah siap meledak.
Kujambak rambut Yuli.. otomatis kepalanya mendongak ke atas dan pahanya terjingkat ke atas.

Kemudian kurasakan Yuli menjingkatkan pantatnya lebih ke atas..
Tangannya yang tadi menekuk sekarang tegak.Racauannya makin keras.. dan makin basahlah memeknya..

Tak lama kemudian tubuhnya mengejang kuat.. seperti tersengat aliran listrik.
Ia menggelinjang hebat.. membuat gerakannya semakin tak karuan.

Lalu tubuhnya mengejang disertai teriakan.. ”Masssshhhhhhhhh.. aaaaakuuuuu keeeeluaaaarrrrrrr..!!”
“Sama sayanggggggg.. oughhhhhhhhhhh..!!”

Pada saat yang hampir bersamaan.. crottt..croooott..crottt..!! Pejuhku membanjiri memek Yuli.
Kutahan dengan menghenyakkan kontolku tetap dalam memeknya.. dan kutekan lebih dalam lagi.

Setelah orgasme kami selesai.. tubuhku yang lemas turun dari tubuh Yuli.
Sementara Yuli yang juga sudah lemas langsung merebahkan dirinya di tempat tidur.

Aku berbaring di sampingnya sambil mengecup keningnya..
“Terimakasih sayang.. kamu hebat banget..” kataku. Yuli hanya membalas dengan senyum kepuasan.

Setelah itu kami berbaring sambil bicara dan saling memberi rangsangan dengan saling meraba.
“Kamu hebat mas bisa membuat aku tigakali orgasme. Belum pernah aku alami sebelumnya.
Apalagi tadi waktu mas menunggangi aku dari belakang.. uhh.. kontolmu menghujam dalam ke memekku.
Rasanya memekku penuh dan nikmat luar biasa..” Yuli memujiku.

Hampir satu jam kami ngobrol, lalu Yuli bangkit mau ke kamar mandi.
Saat dia berdiri, kupegang tangannya, kupeluk dia dari belakang dan kuciumi lehernya.

“Hmmmmm kamu sudah siap tempur lagi sayang..?” Tanyanya.
Aku letakkan kontolku yang sudah mulai berreaksi ke belahan pantatnya, dan tetap sambil kupeluk dari belakang.

Kuajak Yuli berjalan keluar kamar menuju kolam renang. Kami berjalan dengan tubuh menempel erat.
Goyangan pantat Yuli saat berjalan menggesek-gesek kontolku, membuatnya jadi tegang.

Sampai di kolam renang.. kulepaskan pelukanku, kubimbing tangannya, dan kami melangkah ke dalam kolam.
Karena kolam renang berada di bagian dalam rumah yang terlindungi dari pandangan dari luar..
maka meski kami telanjang tak ada orang dari luar yang bisa melihatnya.

Di dalam kolam renang kami bercanda.. saling memercikan air. Lalu aku menyelam.
Sampai di bawah.. kepalaku kusisipkan di antara paha Yuli hingga menggesek memeknya.

Duakali kuulang gerakan itu.. lalu kembali aku ke atas menghirup udara.
Terus kuambil ban dalam mobil yang biasa dipakai anakku kalau berenang..

Kuminta Yuli memakai ban itu sebagai pelampung, kakinya menjuntai di bawah dan tangannya di atas ban..
seperti anak-anak yang sedang belajar berenang.

Lalu tanganku mulai bermain di memeknya.. tanganku memegang dan meremas toketnya.
Sesekali kulepas tanganku dari memeknya dan beralih ke belahan pantatnya.

Kurenggangkan belahan pantatnya dengan kedua tanganku..
Jari tengah tangan kananku menyusup ke lubang anusnya.

"Aihhh..!!" Yuli memekik saat jariku menusuk lubang anusnya. Lalu kembali kumainkan memeknya.
Kumainkan klitorisnya dengan jari-jariku. Yuli hanya bisa mendesah keenakan.
Sesekali aku menyelam dan menjilati memeknya dari dalam air.

Setelah puas bermain-main, dan kontolku sudah ga tahan pengen merasakan kehangatan memek Yuli..
Maka kugiring Yuli ke tepi kolam. Dia masih tetap mengapung dengan ban yang melingkari tubuhnya.

Aku bersandar di dinding kolam.. kuputar tubuh Yuli hingga dia membelakangiku..
Lalu ckubuka pahanya lebar-lebar.. kemudian slebbbb.. pelan-pelan kontolku masuk ke memeknya.

Rupanya bersenggama di air punya sensasi yang berbeda.
Karena setiap lendir di memek Yuli secara otomatis terbawa air.. jadi memeknya tetap seret.

Clobb.. crobb.. crobb.. Kumaju mundukan pantatku menyodok memek Yuli.
Sodokanku diimbangi oleh Yuli dengan memaju-mundurkan pantatnya.. bunyi kecipak air terdengar keras.

Karena memeknya seret.. kontolku seperti diremas-remas. Nafsu Yulipun cepat naik.
Dia juga merasakan sensasi yang sama. Makin lama gerakan kami makin liar.

Makin cepat kupompa terus memek Yuli meski tidak bisa dengan full speed karena di dalam air.
Tidak sampai 5 menit Yuli menegang dan ia mencapai orgasme.
Cairan lendirnya segera dibasuh oleh air kolam, seketika menghilang dari memeknya.

Aku terus memompa kontolku.. tanganku yang satu meremas toketnya, yang satu memainkan jariku di lubang anusnya.
Akibat lubang anusnya aku tusuk-tusuk pakai jariku.. Yuli kelojotan luar biasa..

Hingga goyangannya itu semakin membuat jepitan memeknya di kontolku makin kencang.
"Ohhh.." "Aghhhh..!!" Lima menit kemudian kami orgasme bersama-sama.

Setelah itu kami mandi berdua di kamar mandi. Sehabis mandi kami keluar untuk cari makan.
Selesai makan kami lakukan lagi persetubuhan di kamar dan di sofa.

Hari itu aku benar-benar puas, dalam usiaku yang sudah 35 tahun, baru hari itu aku bisa orgasme 5 kali dalam sehari.
Saat baru menikah, aku memang bisa orgasme sampai 9 kali dalam sehari.
Tapi sejak umurku 30 lebih semakin menurun. Dan baru hari itu aku bisa limakali.

Nah.. sementara itu hubunganku dengan Yuli terus berlanjut sampai suaminya datang.
Tapi sejak suaminya menjadi pimpinan perguruan tinggi tempat ia mengajar.. dengan alasan menjaga nama baik..
Yuli akhirnya memutuskan hubungan kami.

Dan sejak itu aku mulai mengenal perempuan lain selain istriku. E(. )N( .)D
----------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------
 
---------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------

Cerita 093 – Terjerat Gairah Muda

Atika

Sebut saja namaku Atika..
seorang wanita yang telah berusia 30 tahun dan telah bersuami.
Menurut banyak teman.. aku adalah wanita yang cukup cantik dan berkulit putih bersih.

Yang luar biasa adalah postur tubuhku yang masih terawat dan indah.
Tinggi badanku 167 cm. Pantatku cukup bulat dan berisi dengan sepasang betis yang indah.

Sepasang payudaraku berukuran 34 juga tampak padat dan serasi dengan bentuk tubuhku.
Kata orang.. tubuhku seperti artis sinetron yang bentuk tubuhnya tetap indah di usia yang telah berkepala 4.

Aku bekerja sebagai karyawati staf accounting pada sebuah toserba yang cukup besar di kotaku.
Sehingga aku banyak mengenal banyak relasi..
Terutama dari para pekerja perusahaan lain yang memasok barang ke tempatku bekerja.

Aku juga menjadi instruktur senam BL di tempat aku fitness.
Di sinilah kisah yang akan kisah indah aku dan Indra pertamakali terjadi.

Sebagai seorang istri.. aku merupakan seorang wanita setia pada suami.
Aku berprinsip: tidak ada laki-laki lain yang menyentuh hati dan tubuhku.. kecuali suami yang sangat kucintai.

Dan sebelum kisah ini terjadi.. aku memang selalu dapat menjaga kesetiaanku.
Jangankan disentuh.. tertarik dengan lelaki lain merupakan pantangan buatku.

Tetapi begitulah.. beberapa bulan terakhir.. suamiku kurang dapat memuaskanku di atas ranjang.
Kalau pun bisa, dia pasti kelelahan dan langsung istirahat.

Mungkin karena usia kami yang terpaut 14 tahun. Mau tak mau aku cuma bisa memainkan jari..
sambil membayangkan suamiku sedang memasukkan batang kejantanannya ke vaginaku.
Tapi tak senikmat kenyataan.

Sampai akhirnya datang seorang mahasiswa yang ingin PI.. –Praktik Industri..– di tempatku.
Dan aku ditunjuk sebagai pembimbing mahasiswa tersebut oleh bosku.
Mahasiswa itu memperkenalkan dirinya bernama Indra.

Kuperhatikan dia dari atas sampai bawah.. cukup lumayan penampilannya.
Indra berbadan tinggi besar dan atletis, tingginya sekitar 178 cm.

Sungguh aku tidak mempunyai pikiran atau perasaan tertarik padanya.
Pada awalnya hubungan kami biasa-biasa saja, bahkan cenderung agak kaku.
Namun begitu, Indra selalu bersikap baik padaku.

Kuakui pula, ia pemuda yang simpatik. Ia sangat pandai mengambil hati orang.
Sehingga lama-kelamaan kekakuannya berkurang dan kami berdua menjadi akrab.

Bahkan aku sering meminta Indra membantuku lembur di kantor.
Dan jika begitu biasanya aku bercerita tentang kehidupan rumah tanggaku.
Sampai-sampai urusan di atas tempat tidur kuceritakan padanya. Karena Indra sangat pandai memancing.

Hingga suatu ketika, setelah sebulan Ia PI di kantorku.
Sewaktu aku sedang lembur menghitung keuangan bulanan perusahaan, Indra datang menghampiriku.

”Misi Bu, bisa ganggu gak..?” Tegur Indra sopan.
”Ya ada apa Ndra..?” Jawabku.

”Ini.. ada beberapa yang saya gak ngerti bisa dijelaskan gak Bu..?” Indra bertanya lagi.
”Ooh bisa.. mana yang kamunya kurang paham..”
Aku menjawab lalu menyuruhnya untuk duduk di sampingku di sofa.

Lalu aku memberikan penjelasan panjang lebar kepadanya.
Katanya sih bahan yang dia minta penjelasan dariku itu akan dimasukkan dalam bahan laporannya.

”Bu, saya mo ngasih hadiah ulang tahun, Bu atika mau nerima gak..?” Tanyanya tiba-tiba.
”Ehmm.. Boleh, syaratnya hadiahnya harus banyak ya..” Jawabku bergurau.

”Saya juga punya syarat Bu, hadiah ini akan saya berikan kalo Bu Atika mau memejamkan mata. Mau gak..?” Tanyanya lagi.
”Wahh.. serius nih..? Oke kalo cuma itu syaratnya Ibu mau ” Kataku sambil memejamkan mata.
”Awas jangan buka mata sampai saya memberikan aba-aba..!” Kata Indra lagi.

Sambil terpejam aku penasaran dengan hadiah apa yang akan diberikannya.
Tetapi.. ya ampun.. pada saat mataku terpejam, tiba-tiba aku merasakan ada benda yang lunak menyentuh bibirku.

Tidak hanya menyentuh, benda itu juga melumat bibirku dengan halus. Aku langsung tau, Indra tengah menciumku.
Maka aku langsung membuka mata, wajah Indra sangat dekat dengan wajahku dan tangannya merangkul pinggangku.
Tetapi anehnya, setelah itu aku tidak berusaha menghindar.

Untuk beberapa lama, Indra masih melumat bibirku. Kalo mau jujur aku juga ikut menikmatinya.
Bahkan beberapa saat secara refleks aku juga membalas melumat bibir Indra.

Sampai kemudian aku tersadar, lalu ku dorong dada Indra hingga ia terjengkang ke belakang.
”Ndra seharusnya ini gak boleh terjadi..!”
Kataku dengan nada bergetar menahan rasa malu dan sungkan yang menggumpal di hatiku.

”Maaf Bu Atika, mungkin saya terlalu nekat. Seharusnya saya sadar Ibu sudah bersuami.
Tapi inilah kenyataannya, Aku sayang sama Bu Atika..” ujarnya lirih sambil meninggalkanku.

Seketika itu aku merasa sangat menyesal, aku merasa telah mengkhianati suamiku.
Tapi uniknya peristiwa seperti masih terulang beberapakali.

Beberapakali jika Indra konsultasi denganku, ia selalu memberikan ‘hadiah’ seperti itu.
Tentu itu dilakukannya jika tak ada orang yang melihat. Meski pun pada akhirnya aku menolaknya..
Tapi anehnya.. aku tidak pernah marah dengan perbuatan Indra itu.

Entahlah.. aku sendiri bingung.
Aku tidak tau.. apakah ini dikarenakan permasalahanku dengan suami di atas ranjang..
sehingga menerima begitu saja semua perbuatannya padaku.

Ataukah aku telah jatuh cinta pada pada Indra..?
Pemuda yang usianya jauh berbeda namun sangat menarik perhatianku.

Sekali lagi.. aku tidak tau. Bahkan dari hari ke hari.. aku semakin dekat dan akrab dengan Indra.
Hingga pada hari terakhir praktiknya.. Indra mengajakku jalan-jalan.

Awalnya aku menolaknya..
Aku khawatir kalau kedekatanku dengannya menjadi penyebab perselingkuahan yang sebenarnya.

Dengan alasan bahwa itu hari terakhir praktik.. Indra terus mendesakku.
Akhirnya aku menyetujuinya. Tapi aku memintanya hari Minggu.
Dengan syarat: Tidak boleh ada orang kantor yang mengetahuinya.

Maka begitulah.. pada hari Minggu.. aku dan Indra akhirnya berangkat jalan-jalan.
Agar suamiku tidak curiga..
Aku katakan padanya aku pergi ke tempat seorang kawan untuk menyelesaikan lemburan kantor.

Ikut juga teman kuliah Indra bersama pacarnya. Awalnya aku protes..
Namun setelah dijelaskan panjang lebar.. akhirnya aku mau ikut pergi juga.
Oh ya.. kami berempat menggunakan mobil milik kawan Indra.

Berempat kami jalan-jalan kesuatu lokawisata pegunungan yang cukup jauh dari kotaku.
Kami sengaja memilih tempat yang jauh dari kota..
agar tidak mengundang kecurigaan tetangga.. keluarga dan terutama suamiku.

Setelah lebih satu jam kami berputar-putar di sekitar lokasi wisata..
Indra dan kawannya mengajak istirahat di sebuah losmen.

Kawan Indra tadi dan pacarnya menyewa satu kamar..
dan kedua orang itu langsung hilang di balik pintu yang tertutup.
Maklum keduanya baru dimabuk cinta.
Aku dan suamiku dulu waktu pacaran juga begitu, jadi aku maklum saja.

Indra menyewa juga satu kamar di sebelahnya.
Aku sebenarnya juga berniat menyewa kamar sendiri akan tetapi indra melarangku.

”Ngapain boros-boros..? Kalau sekedar istirahat satu kamar saja. Tuh.. bed-nya ada dua..” ujarnya.
Akhirnya aku mengalah, aku numpang di kamar yang disewa Indra.
Walau pun sebenarnya aku merasa sangat tidak enak hati.

Kami mengobrol tertawa cekikikan membicarakan kawan Indra dan pacarnya di kamar sebelah.
Apalagi.. kawan Indra dan pacarnya sengaja mendesah-desah.. hingga kedengaran di telinga kami.

Sejujurnya aku deg-degan juga mendengar desahan dari kamar sebelah.. yang mirip suara orang terengah-engah itu.
Entah kenapa dadaku semakin berdegup kencang ketika aku mendengar desahan itu..
Lalu membayangkan apa yang sedang mereka lakukan di kamar sebelah.

Untuk beberapa saat.. aku dan Indra diam terpaku. Tiba-tiba Indra menarik tanganku..
Sehingga aku terduduk di pangkuan Indra.. yang saat itu sedang duduk di tepi tempat tidur.

Tanpa berkata apa-apa dia langsung mencium bibirku. Aku tidak sempat menghindar..
Bahkan aku juga membiarkan ketika bibir dan kumis halus Indra menempel ke bibirku hingga beberapa saat.

Dadaku semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir halus Indra melumat mulutku.
Lidah Indra menelusup kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga mulutku.

Mendapat serangan mendadak itu darahku seperti berdesir.. sementara bulu tengkukku merinding.
Namun tiba-tiba timbul kesadaranku. Kudorong dada indra supaya ia melepaskan pelukannya pada diriku.

”Ndra, jangan Ndra.. ini enggak pantas kita lakukan..!” Kataku terbata-bata.
Indra memang melepas ciumannya di bibirku..
Tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat masih tetap memeluk pinggang rampingku dengan erat.

Aku juga masih terduduk di pangkuannya.
”Memang nggak pantas Bu. Toh Bu Tika gak puas sama suami Ibu. Aku akan muasin Ibu..”
Ujar Indra yang terdengar seperti desahan. Setelah itu Indra kembali mendaratkan ciuman.

Ia lantas menjilati dan menciumi seluruh wajahku, lalu merambat ke leher dan telingaku.
Aku memang pasif dan diam, namun perlahan tapi pasti nafsu birahi semakin kuat menguasaiku.

Harus kuakui.. Indra sangat pandai mengobarkan birahiku.
Jilatan demi jilatan lidahnya ke leherku benar-benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan.
Bahkan dengan suamiku sekali pun belum pernah aku merasakan rangsangan sehebat ini.

Indra sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah.
Sementara aku semakin tak kuat untuk menahan erangan.

Maka aku pun tanpa sadar mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.
Setelah itu tiba-tiba tangan Indra yang kekar itu membuka kancing bajuku.

Tak ayal lagi.. buah dadaku yang berwarna putih bersih itu terbuka di depan Indra.
Secara refleks aku masih coba berontak. ”Cukup Ndra..! Jangan sampai ke situ. Ibu takut..!”
Kataku sambil meronta dari pelukannya.

”Takut dengan siapa, Bu..? Toh gak ada yang tau. Percaya sama Indra Bu. Aku akan memuaskan Bu Tika..”
Jawab Indra dengan napas memburu.

Seperti tidak peduli dengan protesku.. Indra yang telah melepas bajuku. Kini ganti sibuk melepas BH-ku.
Meski pun aku berusaha meronta.. namun tidak berguna sama sekali.

Sebab tubuh Indra yang tegap dan kuat itu mendekapku dengan sangat erat.
Kini.. di pelukan Indra.. buah dadaku terbuka tanpa tertutup sehelai kainpun.

Aku berusaha menutupi dengan mendekapkan lengan di dadaku..
Tetapi dengan cepat tangan Indra memegangi lenganku dan merentangkannya.

Setelah itu Indra mengangkat dan merebahkan tubuhku di tempat tidur.
Tanpa membuang waktu.. bibir Indra melumat salahsatu buah dadaku..
Sementara salahsatu tangannya juga langsung meremas-remas buah dadaku yang lainnya.

Bagaikan seekor singa buas ia menjilati dan meremas buah dada yang kenyal dan putih ini.
Kini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi..
Selain megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang mencengkeramku.

Aku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan..
Akibat rasa geli dan nikmat ketika bibir dan lidah Indra menjilat dan melumat puting susuku.

”Bu.. da.. dadamu putih dan in.. indah sekali. A.. aku makin nggak ta.. tahan.. sayang..”
Ucap Indra terputus-putus karena nafsu birahi yang kian memuncak.

Kemudian Indra juga menciumi perut dan pusarku.
Dengan lidahnya, ia pandai sekali mengelitik buah dada hingga perutku.
Sekali lagi aku hanya mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu.

Kemudian tanpa kuduga.. dengan cepat Indra melepas celana dan celana dalamku dalam sekali tarikan.
Lagi-lagi aku berusaha melawan.. tetapi dengan tubuh besar dan tenaga kuat yang dimiliki Indra..
dengan mudah ia menaklukkan perlawananku yang setengah hati.

Sekarang tubuhku yang ramping dan putih itu benar-benar telanjang total di hadapan Indra.
Sungguh.. aku belum pernah sekali pun telanjang di hadapan laki-laki lain, kecuali di hadapan suamiku.

Sebelumnya aku juga tak pernah terpikir akan melakukan perbuatan seperti ini.
Tetapi kini, Indra berhasil memaksaku. Sementara aku seperti pasrah tanpa daya.

”Ndra.. untuk yang satu ini jangan Ndra. Aku tidak ingin merusak keutuhan perkawiananku..!”
Pintaku sambil meringkuk di atas tempat tidur..
untuk melindungi buah dada dan vaginaku yang kini tanpa penutup.

”Bu.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku sayang..?
Aku sudah terlanjur terbakar.. aku nggak kuat lagi sayang.. please aku.. mohon..”
Kata Indra masih dengan terbata-bata dan wajah yang memelas.

Entah karena tidak tega.. atau karena aku sendiri juga telah terlanjur terbakar birahi..
aku diam saja ketika Indra kembali menggarap tubuhku.

Bibir dan salahsatu tangannya menggarap kedua buah dadaku..
sementara tangan yanga satunya lagi mengusap-usap paha dan selangkanganku.

Mataku benar-benar merem-melek merasakan kenikmatan itu.
Sementara napasku juga semakin terengah-engah.

Tiba-tiba Indra beranjak dan dengan cepat melepas semua pakaian yang menempel di tubuhnya.
Kini ia sama denganku, telanjang bulat-bulat. Ya ampun.. aku tidak dapat percaya.
Kini aku telanjang dalam satu kamar dengan laki-laki yang bukan suamiku.. ohh..!!

Aku melihat tubuh Indra yang memang benar-benar atletis.. besar dan kekar terutama otot-otot perutnya.
Ia lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan suamiku yang berperawakan sedang-sedang saja.

Tetapi yang membuat dadaku berdegub lebih keras adalah benda di selangkangan Indra.
Benda yang besarnya hampir sama dengan lenganku itu berwarna coklat muda.. dan kini tegak mengacung.

Panjangnya kutaksir tidak kurang dari 20 cm, atau hampir duakali lipat dibanding milik suamiku.
Sementara besarnya sekitar 3 sampai 4 kali lipatnya.

Sungguh aku tak percaya.. laki-laki semuda Indra memiliki penis sebesar dan sepanjang ini.
Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes dan penasaran.

Kini tubuh telanjang Indra mendekapku.
Darahku seperti terkesiap ketika merasakan dada bidang Indra menempel erat dadaku.
Ada sensasi hebat yang melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku.

Ohh.. baru kali ini kurasakan dekapan lelaki lain selain suamiku. Ia masih meciumi sekujur tubuhku..
sementara tangannya juga tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku yang semakin kenyal.

Sekali lagi.. sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan rangsangan sedahsyat ini.
Aku tersentak ketika kurasakan ada benda yang masuk dan menggelitik lubang vaginaku.

Ternyata Indra nekat memasukkan jari tangannya ke celah vaginaku.
Ia lalu memutar-mutar telunjuknya di dalam lubang vaginaku..
sehingga aku benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan kenikmatan yang menderaku.

Mendapat serangan yang luar biasa nikmat itu.. secara refleks aku memutar-muatarkan pantatku.
Toh, aku masih berusaha menolaknya.
”Ndra.. jangan sampai dimasukkan jarinya. Cukup di luaran saja..!” Pintaku dengan nafas makin berat.

Tetapi lagi-lagi Indra tidak menggubrisku. Selanjutnya ia malah menelusupkan kepalanya di selangkanganku..
lalu bibir dan lidahnya terasa melumat habis vaginaku.

Urghhhhh..!! Seketika aku tergetar hebat mendapatkan rangsangan ini.
Tidak kuat lagi menahan kenikmatan itu.

Tanpa sadar tanganku menjambak rambut Indra yang masih terengah-engah di selangkanganku.
Kini aku telah benar-benar tenggelam dalam birahi.

Ketika kenikmatan birahi benar-benar menguasaiku..
dengan tiba-tiba, Indra melepaskanku dan berdiri di tepi tempat tidur.
Ia mengocok-ngok batang penisnya yang berukuran luar biasa tersebut.

”Udah hampir setengah jam.. daritadi aku terus yang aktif, capek nih.
Sekarang ganti Bu Atika dong yang aktif..” kata Indra dengan manja.

”Ibu nggak bisa Ndra, lagian Ibu masih takut..” jawabku dengan malu-malu.
”Oke kalo gitu pegang aja iniku, please, kumohon sayang..”
Ujarnya sambil menyodorkan batang penis besar itu ke hadapanku.

Dengan malu-malu kupegang batang yang besar dan berotot itu.
Lagi-lagi berdebar-debar dan darahku berdesir ketika tanganku mulai memegang penis Indra.

Sejenak aku sempat membayangkan bagaimana nikmatnya jika penis yang besar dan keras itu..
dimasukkan ke lubang vagina perempuan.. apalagi jika perempuan itu aku.

”Besaran mana sama milik suami Ibu..?” Goda Indra. Aku tidak menjawab.
Walau dalam hati aku mengakui.. penis Indra jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan milik suamiku.
Padahal usia Indra jauh lebih muda.

”Diapakan nih Ndra..? Sumpah Ibu gak bisa apa-apa..” kataku berbohong sambil memegang penis Indra.
”Oke, biar gampang.. dikocok aja sayang. Bisa kan..?” Jawab Indra dengan lembut.

Dengan dada berdegub kencang, kukocok perlahan-lahan penis yang besar milik Indra.
Ada sensasi tersendiri ketika aku mulai mengocok buah zakar Indra yang sangat besar tersebut.

Gila.. tanganku hampir tidak cukup memegangnya.
Aku berharap dengan kukocok penisnya, sperma Indra cepat muncrat..
sehingga ia tidak berbuat lebih jauh kepada diriku.

Indra yang kini telentang di sampingku memejamkan matanya..
ketika tanganku mulai naik turun mengocok batang zakarnya.
Napasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah meningkat lagi.

Aku sendiri juga terangsang melihat tubuh tinggi besar di hadapanku.. seperti tidak berdaya dikuasai rasa nikmat.
Tiba-tiba ia memutar tubuhnya, sehingga kepalanya kini tepat berada di selangkanganku.
Sebaliknya.. kepalaku juga tepat menghadap selangkangannya.

Indra kembali melumat lubang kemaluanku. Lidahnya menjilat-jilat tanpa henti di rongga vaginaku.
Sementara aku masih terus mengocok batang zakar Indra dengan tanganku.

Kini kami berdua berkelejotan, sementara napas kami juga saling memburu.
Setelah itu Indra beranjak dan dengan cepat ia menindihku.

Dari kaca lemari yang terletak di sebelah samping tempat tidur.. aku bisa melihat tubuh rampingku..
seperti tenggelam di kasur busa.. ketika tubuh Indra yang tinggi besar mulai menindihku.

Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui kaca lemari itu.
Gila.. batinku.. kini aku yang telanjang digumuli oleh lelaki yang juga sedang telanjang..
Dan laki-laki itu bikan suamiku..!!

Indra kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa malu lagi membalas ciumannya.
Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut Indra.

Indra terpejam merasakan seranganku..
sementara tanganku kekarnya masih erat memelukku.. seperti tidak akan dilepas lagi.

Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing.
Peluh kami mengucur deras dan berbaur di tubuhku dan tubuh Indra.

Dalam posisi itu tiba-tiba kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal di atas perutku.
Ohh.. aku semakin terangsang luar biasa..
ketika kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan Indra.

Tiba-tiba kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat di bibir lubang kemaluanku.
Rupanya Indra nekat berusaha memasukkan batang penisnya kevaginaku.

Tentu saja aku tersentak. ”Ndra.. jangan dimasukkan..!!” Seruku sambil tersengal-sengal menahan nikmat.

Aku tidak tau apakah permintaan aku itu tulus.. sebab di sisi hatiku yang lain..
sejujurnya aku juga ingin merasakan..
betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar itu masuk ke lubang vaginaku.

”Oke.. kalau nggak boleh diamasukkan, kugesek-gesekkan di bibirnya saja ya..?”
Jawab Indra juga dengan napas yang terengah-engah.

Kemudian Indra kembali menempatkan ujung penisnya tepat di celah vaginaku.
Uhhh..!!
Sungguh aku deg-degan luar biasa ketika merasakan kepala batang penis itu menyentuh bibir vaginaku.

Namun karena batang zakar Indra memang berukuran super besar..
Indra sangat sulit memasukkannnya ke dalam celah bibir vaginaku.
Padahal jika aku bersetubuh dengan suamiku penis suamiku masih terlalu kekecilan untuk ukuran lubang senggamaku.

Slebb.. Clebb..!! Setelah sedikit dipaksa.. akhirnya ujung kemaluan Indra berhasil menerobos bibir vaginaku.
Ya ampun..!! Baru kepalanya saja yang menelusup dan terjepit. Bagaimana jika seluruh batangnya..?

Aku menggeliat hebat ketika ujung penis yang besra itu mulai menerobos masuk.
Walau pun mulanya sedikit perih.. tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tada tiara.

Seperti janji Indra, penisnya berukuran jumbo itu hanya hanya digesek-gesekan di bibir vagina saja.
Meski pun hanya begitu.. kenikamatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir teriak histeris.
Sungguh batang zakar Indra itu luar biasa nikmatnya.

Indra terus menerus mamaju-mundurkan batang penis sebatas di bibir vagina.
Keringat kami berdua semakin deras mengalir, sementara mulut kami masih terus berpagutan.

”Ayoohh.. ngoommoong saayang, giimaanna raasaanyaa..?” Kata Indra tersengal-sengal.
”Oohh.. teeruuss.. Ndraa.. teeruss..!” Ujarku sama-sama tersengal.

Entah bagaimana awal mulanya..
Tiba-tiba kurasakan batang kemaluan yang besar itu telah amblas semua ke vaginaku.

Blesseeppp..!! Perlahan tapi pasti batang kemaluan yang besar itu melesak ke dalam liang kemaluanku.
Uhhhh..!! Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang penis Indra yang sangat-sangat besar itu.

“Lohh..? Ndraa..! Dimaassuukiin seemmua yah..?” Tanyaku resah dan bingung bercampur nikmat.
“Taangguung, saayang. Aku nggak tahhan..!” Ujarnya dengan terus memompa vaginaku secara perlahan.

Entahlah.. kali ini aku tidak protes. Ketika batang penis itu amblas semua di vaginaku..
Aku hanya dapat terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini semakin tak tertahankan.

Begitu besarnya penis si Indra.. sehingga lubang vaginaku terasa sangat sempit.
Sementara karena tubuhnya yang berat.. batang penis Indra semakin tertekan ke dalam vaginaku.

Melesak terbenam dengan mantapnya hingga ke dasar rongga vaginaku.
Aauwhhhh..!! Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang zakarnya menggesek-gesek dinding vaginaku.

Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Indra dengan menggoyang pantatku.
Kini tubuh rampingku seperti timbul tenggelam di atas kasur busa.. ditindih oleh tubuh besar dan kekarnya Indra.

Semakin lama, genjotan Indra semakin cepat dan keras.. sehingga badanku tersentak-sentak dengan hebat.
Clepp.. clepp.. clepp.. clepp.. begitulah bunyi batang zakar Indra yang terus memompa selangkanganku.

”Teerruss Nndraa..! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt..!” Erangku berulang-ulang.
Sungguh ini permainan seks yang paling nikmat yang pernah kurasakan dalam sepuluh tahun ini.

Aku sudah tidak berpikir lagi tentang kesetiaan kepada suamiku.
Indra benar-benar telah menenggelamkan aku dalam gelombang kenikmatan.
Persetan.. toh suamiku sendiri sudah tak bisa lagi memberikan aku kepuasan sedahsyat dan kenikmatan seperti ini.

Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa di sekujur tubuhku.
Badanku mengelepar-gelepar di bawah genjcetan tubuh Indra.

Seketika itu seperti tidak sadar, kuciumi lebih berani bibir Indra dan kupeluk erat-erat.
”Nndraa.. aakkuu.. haampiir.. oorrgaassmmee..!!” Desahku ketika hampir mencapai puncak kenikmatan.

Tau aku hampir orgasme, Indra semakin kencang menghujam-hujamkan batang kejantanannya keselangkanganku.
Saat itu tubuhku semakin meronta-ronta di bawah dekapan Indra yang kuat.

Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks.
”Kaalauu.. uudahh.. orrgassme.. ngoommoong.. saayaang.. biaarr.. aakuu.. ikuut.. puuaas.!” Desah indra.

”Ooh.. aauuhh.. aakkuu.. klimaks.. Nndraa..!!” Jawabku.
Seketika dengan refleks tangan kananku menjambak rambut Indra, sedangkan tangan kiriku memeluknya erat-erat.

Pantatku kunaikkan ke atas agar batang kemaluan si Indra dapat menancap sedalam-dalamnya.
Setelah kenikmatan puncak itu, tubuhku melemas dengan sendirinya. Indra juga menghentikan genjotannya.

"Aku belum keluar sayang.. Tahan sebentar ya.. Aku terusin dulu..!” Ujarnya lembut sambil mengecup pipiku.
Gila.. aku bisa orgasme walau pun posisiku di bawah.
Padahal jika dengan suamiku.. untuk orgasme aku harus berposisi di atas dulu.

Tentu saja ini semua karena Indra yang ajuh lebih perkasa diabandingkan suamiku.
Walau pun usia mereka terpaut jauh.. dan Indra jauh lebih muda.
Selain itu batang kejantanannya memang sangat luar biasa besar dan nikmat luar biasa buat vagina perempuan.

Meski pun kurasakan sedikit ngilu, kubiarkan Indra memompa terus lubang vaginaku.
Karena lelah, aku pasif saja saat Indra terus menggumuliku.

Tanpa perlawanan, kini badanku yang lebih kecil dan ramping benar-benar tenggelam ditindih tubuh atletis Indra.
Clep.. clep.. clep.. clep. Kulirik ke bawah untuk melihat vaginaku yang dihajar batang kejantanan Indra.

Gila..!! Liang vaginaku dimasuki penis sebesar itu..!?
Dan yang lebih gila lagi, batang zakar besar seperti itu nikmatnya tiada terkira.

Clebb-clebb-crebb-crebb..!! Indra semakin lama semakin kencang memompanya penisnya.
Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi, bibir dan buah dadaku.

Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu tiba-tiba nafsuku bangkit kembali.
Kurasakan kenikmatan mulai merambat lagi dari selangkanganku yang dengan kencang dipompa si Indra.

Maka aku balik membalas ciuman Indra.. sementara pantatku kembali berputar-putar.
Berusaha mengimbangi penis Indra yang masih perkasa menusuk-nusuk lubang vaginaku.

”Iibuu ingiin.. lagii..?” Tanya Indra.
”Eehh..!” Hanya itu jawabku. Kini kami kembali mengelepar-gelepar bersama.

Tiba-tiba Indra bergulung.. sehingga posisinya kini berbalik, aku di atas, Indra di bawah.
”Ayoohh gaantii..! I-ibu seekaarang di ataass..!” Kata Indra terbata menahan nikmat.

Dengan posisi tubuh di atas Indra, pantatku kuputar-putar, maju-mundur, kiri-kanan..
Ya.. untuk mengocok batang penis Indra yang masih mengacung mengeram keluar-masuk di lubang vaginaku.

Dengan masih malu-malu aku juga ganti menjilati leher dan puting Indra.
Indra yang telentang di bawahku hanya dapat merem-melek karena kenikmatan yang kuberikan.

”Tuuh.. biisaa kaan..! Kaatanya taa..dii.. nggak.. bisa..!”
Ujar si Indra sambil membalas menciumku dan meremas-remas buah dadaku.

Hanya selang lima menit saat aku di atas tubuh Indra.. lagi-lagi kenikmatan tak terkira menderaku.
Aku semakin kuat menghujam-hujamkan vaginaku ke batang penis Indra yang mengacung bagai tonggak.

Tubuhku yang ramping makin erat mendekap Indra. Aku juga semakin liar membalas ciuman Indra.
”Nddraa.. aakuu.. haampiir.. oohhh .. laaggii.. ssaayaang..!” Kataku terengah-engah.

Tau kalau aku akan orgasme untuk yang keduakalinya..
Indra langsung bergulung membalikku, sehingga aku kembali di bawah.

Dengan napas yang terengah-engah.. clebb-clebb-crebb-crebb-crebb..!!
Indra yang telah berada di atas tubuhku semakin cepat memompa selangkanganku.

Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa disekujur tubuhku.
Lalu rasa nikmat itu seperti mengalir dan berkumpul ke selangkanganku.

Indra kupeluk sekuat tenaga.. sementara napasku semakin tak menentu.
”Kalau mau orgasme ngomong sayang, biaar lepaass..!” Desah indra.

Karena tidak kuat lagi menahan nikmat, aku pun mengerang keras. ”Teruss.. teruss.. akuu.. orgasmee Ndraa..!”
Desahku.. sementara tubuhku masih terus menggelepar-gelepar dalam tindihan tubuh Indra.

Belum reda kenikmatan klimaks yang kurasakan.. tiba-tiba Indra mendengus-dengus semakin cepat.
Tangan kekarnya mendekapku erat-erat.. seperti ingin meremukkan tulang-tulangku.

Ia benar-benar membuatku tak bisa bergerak, dan napasnya terus memburu.
Genjotannya di vaginaku semakin cepat dan keras. Kemudian tubuhnya bergetar hebat.

”Buu.. akuu.. maauu.. keluuarr sayang..!” Erangnya tidak tertahankan lagi.
Melihat Indra yang hampir keluar, pantatku kuputar-putar semakin cepat.

Aku juga semakin erat memeluknya. Crot.. crot.. crot..!
Sperma Indra terasa sangat deras muncrat di lubang vaginaku.

Indra memajukan pantatnya sekuat tenaga.. menghenyakkan setandasnya di liang vaginaku.
Hingga batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di liang kemaluanku.

Aku merasa lubang vaginaku terasa sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur dari kemaluan si Indra.
Gila.. sperma Indra luar biasa banyaknya.. sehingga seluruh lubang vaginaku terasa basah kuyup.
Bahkan karena sangking banyaknya.. sperma Indra belepotan hingga ke bibir vagina dan pahaku.

Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu mulai menurun.
Untuk beberapa saat Indra masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran.

Setelah itu ia berguling ke sampingku. Aku termenung menatap langit-langit kamar.
Begitu pun dengan Indra. Ada sesal yang mengendap di hatiku.

Kenapa aku harus menodai kesetiaan terhadap pernikahanku..
Itulah pertanyaan yang bertalu-talu mengetuk perasaanku.

”Maafkan aku Bu Tika. Aku telah khilaf dan memaksa Ibu melakukan perbuatan ini..” ujar Indra suara lirih.
Aku tidak menjawab, kami berdua kembali termenung dalam alam pikiran masing-masing.

Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua.
”Heei.. sudah siang lho.. ayo pulang..!” Teriak kawan Indra disertai ketukan pada pintu.

Dengan masih tetap diam, aku dan Indra segera beranjak.. berbenah lalu berjalan keluar kamar.
Tanpa kata-kata pula Indra mengecup bibirku saat pintu kamar akan dibuka.

”Hayo Ndra, kamu apain Bu Atika sampai pintunya ditutup segala..?” Kelakar kawan Indra.
”Ah nggak apa-apa kok, kami cuma ketiduran tadi..” jawabku degan perasaan malu.
Sementara Indra cuma tersenyum.
------ooOoo------

Seminggu sejak kejadian itu rasa sesal masih menderaku.
Tetapi menginjak minggu kedua muncul rasa rindu pada Indra.

Dadaku sering berdebar-debar kalau mengingat kenikmatan luar biasa yang telah diberikan Indra.
Aku selalu terbayang keperkasaan Indra di atas ranjang..

Yang itu semua tidak dimiliki oleh suamiku yang dimakan usia.
Sementara aku yang rajin merawat tubuh malah makin ingin merasakan kenikmatan yang lebih.

Maka sejak itu aku sering jalan-jalan dengan Indra.
Bahkan hampir rutin sebulan 2 sampai 4 kali aku melepas hasrat pada Indra yang selalu melayaniku.

Dan di tiap kencan selalu saja ada hal-hal baru..
Yang membuatku semakin terikat oleh keperkasaannya. Ahhhhh.. nikmattnyaaa..!! E(. )n( .)D
---------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------------
 
Bimabet
------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------

Cerita 094 – Antara Nafsu dan Cinta..!!

Chapter 1.1 – Mantan ‘Pacar’

Aku punya teman SMA dulu.
Hubungan kami sangat baik, karena kami sama-sama aktif di OSIS.
Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan ke Australia.. sedangkan aku, karena keadaan ekonomi yang pas-pasan..
puas menamatkan pendidikan di salahsatu perguruan tinggi swasta di Jawa Tengah.

Setelah lulus SMA.. pada pertengahan tahun 90an aku bekerja di Jakarta.
Entah suatu kebetulan atau bukan.. saat bekerja di salahsatu perusahaan swasta..
aku bertemu kembali dengan Anna.. yang bekerja di perusahaan rekanan perusahaan kami.

Kami bertemu waktu ada penandatanganan kerjasama antara perusahaannya dengan perusahaan tempatku bekerja.
Kami pun lantas kembali akrab.. setelah tidak bertemu sepuluh tahun. Ia masih tetap cantik seperti dulu.
Dari ceritanya, aku dapatkan informasi bahwa ia memperoleh master di bidang marketing.

Selain itu.. sama sepertiku.. ia telah tiga tahun menikah.. suaminya orang Jawa Timur..
Tetapi mereka belum dikaruniai anak; Sedangkan aku ketika itu masih lajang.

Usai kerja.. kami suka pulang bareng, sebab rumahnya searah denganku.
Kadang-kadang jika ia dijemput suaminya.. aku ikut numpang mobil mereka.

Aku tak pernah terpikir kalau temanku Anna memiliki suatu rahasia yang suaminya sendiri pun tak pernah tau.
Suatu ketika.. –kuingat waktu itu hari Kamis..– aku ikut pulang di mobil mereka.. kudengar Anna berkata pada suaminya..

“Pa, lusa aku ulang tahun yang ke-28, kan..? Aku akan minta hadiah istimewa darimu. Boleh kan..?”
Sambil menyetir, suaminya menjawab.. “Oke.. hadiah apa rupanya yang kau minta, sayang..?”

“Hmmm.. akan kusebutkan nanti malam waktu kita ..” sambil tersenyum dan mengerlingkan mata penuh arti.
Suaminya bergumam.. “Beginilah istriku. Kalau ada maunya.. harus dituruti. Kalau tidak kesampaian, bisa pecah perang Irak..”

Kemudian tak berapa lama, ia melanjutkan.. “Gimana Gus, waktu SMU dulu, apa gitu juga gayanya..?”
Kujawab.. “Yah, begitulah dia. Waktu jadi aku ketua dan dia sekretaris OSIS, dia terus yang berkuasa..
walaupun program kerja aku yang nyusun..”

“Idiiiih.. jahat lu Gus, buka kartu..!” Teriak Anna sambil mencubit lenganku pelan.
Suaminya dan aku tertawa. Sambil kuraba bekas cubitannya yang agak pedas, tetapi memiliki nuansa romantis.
Kubayangkan betapa bahagianya suaminya beristrikan Anna yang cantik, pintar dan pandai bergaul.

Aku kemudian turun di jalan depan kompleks perumahan mereka..
Kemudian melanjutkan naik Angkot ke arah rumahku yang letaknya tinggal 3 km lagi.

Aku sudah lupa akan percakapan di mobil mereka itu.. ketika malam Minggu..
Aku cuma duduk-duduk di rumah sambil menonton acara televisi yang tidak menarik tiba-tiba kudengar dering telepon.

“Gus.. kau ada acara..? Anna dan aku sedang merayakan ulang tahunnya. Datanglah ke rumah kami.
Dia sudah marah-marah, sebab baru tadi aku bilang mau undang kau makan bersama kami.
Oke.. jangan lama-lama ya..?” Suara Dicky.. suami Anna terdengar.

“Wah.. kebetulan Mas. Aku sedang bete nich di rumah. Aku datang sekitar 20 menit lagi ya..?” Jawabku.
“Sippp..!! Oke.. kami tunggu yaa..” katanya sambil meletakkan gagang telepon.

Aku bersiap-siap mengenakan baju hem yang agak pantas.. kupikir tak enak juga hanya pakai kaos.
Sepeda motor kukeluarkan dan segera menuju rumah Dicky dan Anna.

Setibanya di sana.. kuketuk pintu. Anna membuka pintu. Kulihat gaunnya begitu indah membalut tubuhnya.
Potongan gaunnya di bagian dada agak rendah.. sehingga menampakkan belahan payudaranya yang sejak SMU dulu kukagumi.
Sebab pernah kulihat keindahannya tanpa sengaja waktu ia berganti baju saat olahraga dulu.

Kusalami dia sambil berkata.. “Selamat ulang tahun, ya An..! Panjang umur, murah rejeki..
cepat dapat momongan, rukun terus dalam rumah tangga..”

Tanpa kuduga, tanganku disambut dengan hangatnya sambil diberikannya pipinya mencium pipiku.
Yang lebih tak terduga, pinggiran bibirnya –entah disengaja atau tidak..– menyentuh tepi bibirku juga. “Trims ya Gus..” katanya.

Aku lalu masuk dan mendapati Dicky sedang duduk di ruang tamu sambil menonton televisi.
Dicky dan Anna mengajakku makan malam bersama. Cukup mewah makan malam tersebut..
Sebab kulihat makanan restoran yang dipesan mereka.
Ditambah makanan penutup berupa puding dan beragam buah-buahan membuatku amat kenyang.

Usai makan buah-buahan.. Dicky ke ruang bar mini dekat kamar tidur mereka dan mengambil sebotol champagne.
Wah, apa lagi nich..? Tanyaku dalam hati.

“Ayo Gus, kita bersulang demi Anna yang kita cintai..” kata suaminya.. sambil memberikan gelas kepadaku..
lalu menuangkan minuman keras tersebut. Kami bertiga minum sambil bercerita dan tertawa.
Usai makan, kami berdua kembali ke ruang tamu, sedangkan Anna membereskan meja makan.

Dicky dan aku asyik menonton acara televisi.. ketika kulihat dengan ekor mataku, Anna mendatangi kami berdua.
“Mas, ganti acaranya dong, aku mau nonton film aja..! Bosen acara TV gitu-gitu terus..” rajuknya kepada suaminya.

Dicky menuju bufet tempat kepingan audio video.. dan sambil berkata padaku, ia mengganti acara televisi dengan film..
“Nah, gitulah istriku tersayang, Gus. Kalau lagi ada maunya, jangan sampai tidak dituruti..” Kami tertawa sambil duduk bertiga.

Aku agak kaget waktu menyaksikan.. ternyata film yang diputar Dicky adalah film dewasa alias blue film.
“Pernah nonton film begini, Gus..? Jangan bohong, pria seperti kita zaman SMP saja sudah baca Playboy dulu, bukan..?” .

“He.. he.. he.. nonton sich jangan ditanya lagi, Mas. Udah sering. Prakteknya yang belum..” Tukasku sambil meringis.
Agak risih juga nonton bertiga Anna dan suaminya, sebab biasanya aku nonton sendirian atau bersama-sama teman pria.

“Anna kemarin minta kita nonton BF bertiga. Katanya demi persahabatan..” ujar suaminya.
“Ya Gus, bosen sich.. cuma nonton berdua. Sekali-sekali variasi, boleh kan..?”
Kata Anna menyambung ucapan suaminya dan duduk semakin rapat ke suaminya.

Kami bertiga nonton adegan film. Mula-mula seorang perempuan Asia main dengan pria bule.
Lalu pria Asia dengan seorang perempuan Amerika Latin dan seorang perempuan bule.
Wah.. luar biasa.. batinku sambil melirik Anna yang mulai duduk gelisah.

Kulihat suami Anna sesekali mencium bibir Anna.. dan tangannya yang semula memeluk bahu Anna..
mulai turun meraba-raba tepi payudara Anna dari luar bajunya.

Cerita ketiga semakin panas.. sebab pemainnya adalah seorang perempuan Asia yang cantik dan bertubuh indah..
bersama dua orang pria.. yang satu Amerika Latin dan yang satunya lagi bule.

Si perempuan diciumi bibir lalu payudaranya oleh si pria bule..
sedang si pria Amerika Latin membuka perlahan-lahan rok dan celana dalam si perempuan sambil menciumi lutut dan pahanya.

Kedua pria tersebut menelentangkan si perempuan di sofa.. yang satu menciumi dan meremas payudaranya..
sedang yang lain menciumi celah-celah paha.

Adegan itu dilakukan secara bergantian.. sampai akhirnya si pria bule menempatkan penisnya ke klitoris si perempuan..
hingga si perempuan merintih-rintih.

Rintihannya makin menjadi-jadi sewaktu penis tersebut mulai memasuki vaginanya; di bagian atas..
payudaranya diremas dan diciumi serta disedot si pria Amerika Latin.

Si perempuan kemudian memegang pinggang si pria Amerika Latin..
lalu mencari penisnya untuk diciumi dan dimasukkan ke dalam mulutnya.

Si pria memberikan penisnya sambil terus meremas payudara si perempuan.
Begitulah.. penis yang satu masuk keluar vaginanya, sedang penis yang lain masuk keluar mulutnya.

Aku merasakan penisku menegang di balik celana.. sesekali kuperbaiki dudukku..
Sebab agak malu juga pada Anna yang melirik ke arah ritsleting celanaku.

Aku merasa horny.. tetapi apa daya, aku hanya penonton..
Sementara Anna dan Dicky.. entah apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

Kukerling Dicky dan Anna yang sudah terpengaruh oleh film tersebut.
Terlihat gaun Anna semakin turun dan payudaranya sudah semakin tampak.

Uhhh..!! Benar-benar indah payudaranya.
Apalagi saat kulihat yang sebelah kiri dengan putingnya yang hitam kecoklatan..
sudah menyembul keluar akibat jamahan tangan suaminya.

Desahan Anna bercampur dengan suara si perempuan Asia di film yang kami saksikan.
Mereka berdua tampak tidak peduli lagi dengan kehadiranku.
Aku lama-lama segan juga.. tetapi mau pamit kayaknya tidak etis.

Kuluman bibir Dicky semakin turun ke leher Anna dan berlabuh di dada sebelah kiri.
Bibirnya melumat puting sebelah kiri sambil tangan kanannya meremas-remas payudara kanan Anna.
Gaun Anna hampir terbuka lebar di bagian dada.

Tiba-tiba Anna bangkit berdiri dan menuju dapur.
Ia kemudian keluar dan membawa nampan berisi tiga gelas red wine.
Ia sodorkan kepada kami berdua dan kembali ke dapur mengembalikan nampan.

Aku dan suaminya minum red wine.. ketika kurasakan dari arah belakangku Anna menunduk dan mencium bibirku tiba-tiba..
“Mmmmfff, ahhh, An, jangan..!” Kataku sambil menolakkan wajahnya dengan memegang kedua pipinya.

Anna justru semakin merapatkan wajah dan tubuhnya dari arah atas tubuhku.
Lidahnya masuk dengan lincahnya ke dalam mulutku.. sedangkan bibirnya menutup rapat bibirku..

Ahhhh..!! Payudaranya kurasakan menekan belakang kepalaku.. empuk dan kenyall..!!
Aku masih mencoba melawan dan merasa malu diperlakukan demikian di depan suaminya.

Rasa segan bercampur nafsu yang menggelora membuat wajahku semakin memanas..
Terlebih atas permainan bibir dan lidah Anna serta payudara yang ditekankan semakin kuat.

Kudengar suara suaminya.. “Tak usah malu, Gus. Nikmati saja. Ini bagian dari permintaan spesial Anna kemarin.
Kali ini ia tidak minta kado yang lain, tapi kehadiranmu..”

Aku berhasil melepaskan diri dari serangan Anna dan sambil terengah-engah kukatakan..
“An.. tolong.. jangan perlakukan aku seperti tadi. Aku malu. Dicky, aku minta maaf, aku mau pulang saja..”

Aku bergegas menuju pintu. Tapi tiba-tiba Anna menyusulku sambil memeluk pinggangku dari belakang.
Sambil menangis ia berkata.. “Gus, maafkan aku. Aku tidak mau kau pulang sekarang. Ayolah, kembali bersama kami..”
Ia menarik tanganku duduk kembali.

Aku terduduk sambil menatap lantai, tak berani melihat wajah mereka berdua.
Di seberangku, Dicky dan Anna duduk berjejer.

Dicky berkata.. “Gus, tolonglah kami. Ini permintaan khusus Anna. Sebagai sahabat lamanya, kuharap kau tidak keberatan.
Sekali lagi aku minta maaf. Kami sudah konsultasi dan berobat ke dokter agar Anna hamil.
Ternyata bibitku tidak mampu membuahinya. Padahal kami saling mencintai..
Aku amat mencintainya.. dia juga begitu terhadapku..” ungkap Dicky mulai bercerita.

”Kami tidak mau cerai hanya oleh karena aku tidak bisa menghamilinya. Kami tidak mau mengangkat anak.
Setelah kami bicara hati ke hati, kami sepakat meminta bantuanmu agar ia dapat hamil.
Kami mau agar anak yang ada di dalam rumah tangga kami berasal dari rahimnya, walaupun bukan dari bibitku.
Aku senang jika kau mau menolong kami..” Aku tidak menjawab. Kucoba menatap mereka bergantian.

Kemudian Anna menambahkan kalimat suaminya.. “Aku tau ini berat buatmu.
Jika aku bisa hamil olehmu, anak itu akan menjadi anak kami. Kami minta kerelaanmu, Gus. Demi persahabatan kita. \
Please..!” Katanya memohon dengan wajah mengiba.. dan kulihat airmatanya menetes di pipinya.

“Tapi, bagaimana dengan perasaan suamimu, An..? Kau tidak apa-apa Dick..?” Tanyaku sambil menatap wajah mereka bergantian.
Keduanya menggelengkan kepala dan hampir serempak menjawab.. “Tidak apa-apa..!!”

“Aku pernah cerita pada suamiku, bahwa dulu kau pernah punya hati padaku..
tapi kutolak karena tidak mau diganggu urusan cinta..” papar Anna lagi.

“Ya Gus.. Anna sudah ceritakan persahabatan kalian dulu. Aku dengar darinya, kau bukan orang yang suka jajan..
dan sejak dulu kau tidak nakal terhadap perempuan. Kami yakin kau bersih, tidak punya penyakit kelamin.
Makanya kami sepakat menentukan dirimu sebagai ayah dari anak kami..” tambah suaminya.

“Bagaimana Gus, kau setuju..? Kau rela..? Tolonglah kami ya..!” Pintanya mengiba.
Aku tidak menjawab. Hatiku tergetar.
Tak menduga ada permintaan gila semacam ini dari sepasang suami istri yang salahsatunya adalah sahabatku dulu.

Namun di hati kecilku timbul keinginan untuk menolong mereka..
Meskipun di sisi lain hatiku.. merasakan getar-getar cinta lama yang pernah timbul terhadap Anna.

“Gus, kau mau kan..?” Tanya Anna sambil berjalan ke arahku.
“Ehmm.. Baiklah.. asal kalian tidak menyesal.. dan jangan salahkan jika aku jadi benar-benar suka pada Anna nanti..”
Jawabku tanpa berani menatap muka mereka.

“Tak apa, Gus. Aku tak keberatan berbagi Anna denganmu. Aku tau kau dulu tulus mencintai dia..
Pasti kau takkan menyakiti dia. Sama seperti aku, tak berniat menyakiti dirinya..” kata Dicky lagi.

Anna lalu duduk di lengan kursi yang kududuki.. sambil memegang daguku dan menengadahkan wajahku..
hingga wajah kami bersentuhan.
Kemudian dengan lembut ia mencium kedua kelopak mataku, turun ke hidung, pipi dan akhirnya bibirku ia kecup lembut.

Berbeda dengan ciumannya tadi, aku merasakan kenyamanan yang luar biasa.. sehingga kubalas lembut ciumannya.
Aku hanyut dalam ciuman yang memabukkan. Sekelebat kulihat Dicky mengamati kami sambil mengelus-elus risleting celananya.

Anna mengajakku duduk ke sofa panjang, tempat Dicky berada.
Kini ia diapit olehku dan suaminya di sebelah kanannya. Kami berdua terus berciuman.

Adegan di video kulirik sekilas.. suasana semakin panas sebab si perempuan Asia sudah disetubuhi oleh dua pria sekaligus.
Yang satu berada di bawah tubuhnya dengan penis menancap dalam vaginanya, sedangkan penis yang satu lagi memasuki analnya.
Kedua penis tersebut masuk keluar secara berirama menambah keras rintihan dan jeritan nikmat si perempuan.

Kami bertiga terpengaruh oleh tayangan demikian, sambil melihat film tersebut.
Aku terus menciumi wajah, bibir dan leher Anna.. Sementara suaminya sudah membuka gaun Anna..
Turun hingga sebatas pinggulnya hingga terpampanglah kini kedua payudaranya yang sintal.

Desahan Anna semakin liar ketika lidahku menggelitiki lehernya yang jenjang.. dan suaminya berganti memagut bibirnya.
Bibir dan lidahku semakin turun menuju celah-celah payudaranya.
Tangan kiriku meremas payudara kanannya sambil bibirku melumat puting payudara kirinya.

Ia mengerang semakin kuat.. ketika tangan kiriku turun ke pinggulnya dan mengelus-elus pinggul dan pinggangnya.
Ciumanku semakin turun ke perutnya dan berhenti di pusarnya.
Lama menciumi dan menggelitiki pusarnya, membuatnya makin menggeliat tak menentu.

Suaminya kulihat berdiri dan membuka seluruh pakaiannya. Dicky kini dalam keadaan bugil..
Kemudian memberikan penisnya untuk digelomoh Anna.

Dengan bernafsu, Anna mencium kepala penis suaminya.. batangnya..
Hingga akhirnya memasuk-keluarkan penis itu ke dalam mulutnya.

Tangan kanannya memegang batang penis suaminya sambil bibir dan lidahnya terus melakukan aksinya.
Kulihat penis suaminya agak panjang, lebih panjang dari punyaku.. maklum suaminya lebih tinggi daripada aku.
Ya.. cocoklah Anna mendapat suami tinggi.. sebab tingginya 167 Cm.. sama denganku.

Sambil terus memesrai penis suaminya.. Anna mengangkat sedikit pantat dan pinggulnya..
seakan-akan memberikan kesempatan buatku melepaskan gaunnya sama sekali.

Secara alamiah.. kedua tanganku bergerak menurunkan gaunnya hingga ke lantai..
Sehingga tubuh Anna hanya tinggal ditutupi selembar kain segitiga di bagian bawahnya.

Tangan kiri Anna bergerak cepat melepaskan celana dalamnya. Kini ia benar-benar telanjang, sama seperti suaminya.
Anna duduk kembali sambil menelan penis suaminya, hingga pangkalnya. Ia sudah benar-benar dalam keadaan puncak birahi.

Aku mengambil posisi berlutut di celah-celah paha Anna. Kuamati sela-sela paha Anna.
Vaginanya dihiasi rambut yang tipis, tapi teratur.

Agaknya ia rajin merawat vaginanya, sebab rambut itu dicukur pada bagian labia..
sehingga memperlihatkan belahan yang indah dengan klitoris yang tak kalah menariknya.

Kuarahkan jari-jariku memegang klitorisnya. “Auuwww..!! Aaaahhh.. enak Gus.. terusin dong..!”
Desisnya sambil menggeliatkan pinggulnya dengan indah.

Aku tidak menjawab, tetapi malah mendekatkan wajahku ke pahanya dan lidahku kujulurkan ke klitorisnya.
“Ooooohhhh.. nikmatnyaaaaa..!!” Desahnya sambil mempercepat gerakan mulutnya terhadap penis Dicky.

Kuciumi klitorisnya sambil sesekali melakuan gerakan menyedot. Klitorisnya sudah tegang sebesar biji kacang hijau.
Uhhhh..!! Indah sekali bentuknya, apalagi ketika kukuakkan labianya bagian atas klitorisnya.

Kedua labianya kupegang dengan kedua tanganku.. kubuka lebar-lebar..
Lalu .. cleppp.. dengan lembut kujulurkan lidahku menusuk ke dalam vaginanya.
“Aaaaaahhhhhh.. Gusssss.. kau pintar banget..!” Rintihannya semakin meninggi.

Aku melakukan gerakan mencium, menjilat.. menusuk, menyedot secara bergantian.
Bahkan tak urung kuisap klitoris dan kedua labianya secara bergantian.. hingga erangan dan rintihannya semakin keras.
Cairan vaginanya mengalir semakin banyak. Kusedot dan kumasukkan ke dalam mulutku. Gurih rasanya.

Kedua tangannya kini memegang belakang kepalaku dan menekankannya kuat-kuat ke pahanya sambil menggeliat-geliat seksi.
Semakin lama gerakannya semakin kuat dan dengan suatu hentakan dahsyat, ia menekan dalam-dalam vaginanya ke wajahku.

Agaknya ia sudah orgasme. Kurasakan aliran air menyembur dari dalam vaginanya.
Rupa-rupanya cairan vaginanya bercampur dengan air seninya.
Anehnya, aku tidak merasa jijik, bahkan kuisap seluruhnya dengan buas.

Ia menolakkan kepalaku, mungkin merasa jengah karena kuisap seluruh cairannya, tanpa mau menyisakan sedikit pun.
Aku tidak mengikuti perlakuannya, tapi terus menekan wajahku menjilati seluruh cairannya yang menetes dan mengalir ke pahanya.

Aku masih bersimpuh di celah-celah paha Anna, ketika ia mendekatkan wajahnya mencium bibirku.
“Makasih ya Gus, kamu pintar banget bikin aku puas..!”
Kulihat Dicky terpengaruh atas orgasme istrinya, ia berdiri dan berkata.. “Ayo sayang.. aku belum dapet nih..!”

“Aaahh.. aku masih capek, tapi ya dech. Aku di bawah ya..?” Sambutnya sambil menelentangkan tubuh di sofa panjang tersebut.
Suaminya mengambil posisi di sela-sela paha Anna.. kemudian menggesek-gesekkan penisnya ke klitoris Anna.

Anna kembali naik birahi atas perlakuan Dicky. Makin lama Dicky memasukkan penisnya semakin dalam ke liang vagina Anna.
Anna membalas dengan membuka lebar-lebar pahanya. Kedua kakinya dipentang dan dipegang oleh kedua tangan suaminya.

Anna lalu mengisyaratkan aku mendekatinya. Aku jalan mendekati wajahnya. Ia lalu membuka celana panjangku hingga melorot ke lantai.
Celana dalamku pun dibukainya dengan ganas.. dan kedua tangannya memegang penisku.

Sambil menyentuh penisku, perlahan-lahan ia dekatkan wajahnya ke arah pahaku dan menjilat kepala penisku.
“Ahhh.. ssshhh.. Ann.. Nikmatnyaaaa..” desahku sambil membuka bajuku. Kini kami bertiga benar-benar seperti bayi, telanjang bulat.
Anehnya, aku tidak merasa malu seperti mula-mula.

Adegan yang hanya kulihat dulu di blue film.. kini benar-benar kualami dan kupraktekkan sendiri. Gila..!
Tapi akal sehatku sudah dikalahkan. Entah oleh rasa suka pada Anna atau karena hasrat liarku yang terpendam selama ini.

Anna semakin liar bergerak menikmati tusukan penis suaminya sambil melumat penisku.
Kedua tanganku tidak mau tinggal diam..
Kini meremas-remas kedua payudara Anna dengan putingnya yang semakin mencuat bagaikan stupa candi.

Hujaman penis suaminya kulihat semakin hebat.. sebab Anna semakin kuat menciumi dan menjilati..
bahkan menelan penisku hingga masuk seluruhnya ke dalam mulutnya.

Ufhhh..!! Kurasakan kepala penisku menekan ujung tenggorokannya.. tapi Anna tidak peduli.
Air ludahnya menetes di sela-sela bibirnya yang tak kenal lelah menelan penisku.

Bahkan ketika seluruh penisku ia telan.. lidahnya mengait-ngait lubang kencingku..
Rasanya agak panas.. tapi geli bercampur nikmat. Aku ikut merintih tanpa kusadari.

Kini desahan dan erangan kami bertiga sudah melampaui adegan di film yang sudah tak kami hiraukan lagi.
Sekilas sempat kulihat adegan di video memperlihatkan pergantian adegan.

Dari adegan si perempuan Asia berjongkok di atas pinggang si pria Amerika Latin..
memasuk-keluarkan penisnya sambil menggelomoh penis si pria bule.

Kemudian si pria bule menempatkan diri di belakang si perempuan..
Lalu memasukkan penisnya ke dalam anal si perempuan sambil kedua tangannya meremas payudara si perempuan.
Dari bawah.. si pria Amerika Latin menciumi bibir si perempuan.

Rintihan si perempuan bertambah kuat sewaktu kedua pria tersebut mengeroyok vagina dan analnya dengan hebat.
Erangannya berganti dengan jeritan nikmat ketika kedua pria itu semakin kuat menghentakkan penis mereka dalam-dalam.

Terpengaruh oleh adegan tersebut.. Dicky menancapkan penisnya sedalam-dalamnya ke vagina istrinya.
Tangan kiri Anna mengelus-elus klitorisnya sendiri dengan kencang.. sedang penis suaminya masuk keluar semakin cepat.

Penisku disedot kuat-kuat oleh Anna dan gigitan gemasnya kurasakan pada batang penisku.
Remasanku makin kuat di payudara Anna sambil sesekali kuciumi bibirnya.

“Ahhh, aku hampir sampai, An.. Aaahhh vaginamu enak benar..” rintih Dicky.
“Sabar sayang, aku juga hampir dapat. Sama-sama ya..? Oooohhhh, akkhhh.. Enak benar tusukan kontolmu.
Ayo sayang, yang dalam.. aaauhhggghhhhh.. Ooouukhhhhh..” Rintih Anna semakin tinggi hingga tiba-tiba ia menjerit.

Jeritan Anna membahana memenuhi ruangan bagaikan raungan serigala..
ketika dengan hebatnya penis suaminya menghujam dengan cepat dan berhenti saat orgasmenya pun menjelang.

Kedua pahanya menjepit pinggul suaminya sedang mulutnya menelan penisku..
hingga ujungnya kurasakan menekan tekak tenggorokannya.
Kuperhatikan tubuh Anna yang indah bergetar-getar beberapa saat, apalagi di bagian pahanya.

Suaminya menghempaskan tubuh di atas tubuh Anna, sementara kedua tangan Anna memeluk tubuh suaminya.
Aku melepaskan diri dari Anna dan mengambil tempat duduk sambil mengamati mereka berpelukan sambil bertindihan.

Kulihat adegan film hampir habis. Berarti kami bertiga main satu setengah jam.. sebab tayangan film tadi kulihat berdurasi dua jam..
Sedangkan waktu kami bercakap-cakap bertiga tadi.. permainan film baru berlangsung setengah jam.
Luar biasa daya tahan Anna.. pikirku.

Kudengar Anna berkata dari balik himpitan tubuh suaminya..
“Ntar giliranmu ya Gus. Kasihan kamu belum apa-apa. Padahal aku dan suamiku sudah dapat..”

“Nggak apa-apa An. Santai aja. Aku kan cuma pelengkap penderita..” candaku.
“Jangan gitu dong say..” Anna menolakkan tubuh suaminya dan berdiri lalu mendekatiku.

“Kamu kan orang penting, makanya kamu yang kami minta menemani saat istimewaku malam ini..”
Ia cium bibirku lembut sambil melingkarkan kedua tangannya ke leherku.

“Mas, kita main di kamar aja yuk, biar lebih enak..” pinta Anna pada suaminya.
Suaminya hanya mengangguk dan mematikan video lalu bergerak mengikuti istrinya ke arah kamar mereka.

Aku masih duduk. Anna berhenti melangkah dan mengajakku..
“Ayo dong Gus, kita di kamar aja, di sini kurang leluasa..” Aku berdiri dan mengikuti mereka.

Kamar tidur mereka cukup luas, kira-kira 5 X 6 meter. Ranjang yang terletak di tepi salahsatu sisi ruangan berukuran besar.
Hawa sejuk AC menerpa ketika kami bertiga bagaikan anak-anak kecil, bertelanjang badan, beriringan masuk kamar.

Anna langsung merebahkan tubuhnya di tengah ranjang. Suaminya mengikuti sambil melabuhkan ciuman.
Aku masih berdiri memandangi mereka.. ketika tangan Anna mengisyaratkanku agar mendekati mereka.

Aku mengikuti ajakannya dan duduk di sisi lain tubuhnya sambil mengelus-elus lengan dan perutnya.
Tangan Anna menarik pergelangan tanganku agar mengelus dan meremas payudaranya.

Tanganku mulai beroperasi di bagian dadanya dan memainkan putingnya yang kembali mengeras akibat sentuhan jari-jariku.
Kupilin-pilin putingnya dengan lembut dan kudekatkan mukaku ke dadanya. Lidahku kujulurkan menjilati puting payudaranya.

Lama kugelitik putingnya, setelah itu kumasukkan putingnya ke dalam mulutku sambil melakukan gerakan menyedot.
Saking gemasnya, kusedot juga payudaranya yang tidak begitu besar, tetapi masih kenyal karena belum pernah menyusui bayi.

“Ooogghh.. ya.. yahh.. gitu Gus, enak tuch...!!” Erangnya sambil menyambut ciuman suaminya.

Kedua payudaranya kuremas sambil terus mengisap.. memilin.. menyedot putingnya dengan gerakan bervariasi.
Kadang-kadang lembut, kadang ganas, hingga Anna menggeliat-geliat dilanda birahi.

Kuteruskan penjelajahan bibirku ke arah perutnya dan turun ke rambut-rambut halus di atas celah pahanya yang putih.
Kembali lidahku bermain di klitorisnya dan celah-celah vaginanya yang mulai basah lagi.
Ludahku bercampur dengan cairan vaginanya yang harum.

Ciumanku semakin buas turun ke celah-celah antara vagina dan analnya.
Ketika mendekati analnya, lidahku kuruncingkan dan kugunakan mengait-ngait celah-celah analnya.

“Owww.. apa yang kau lakukan Gus..? Koq enak banget sich..!?” Jeritnya sambil menaikkan pinggulnya..
akibat perlakuan lidahku pada analnya.

“Tenang sayang, nikmati saja..” kataku sambil menciumi analnya dengan bibirku..
kemudian menggunakan jari telunjuk kananku untuk memasuki analnya.

“Sssshhh, aaahhhh, terusin Gus..! Yahhhh enakkkkk..” desahnya.

Dicky sudah menciumi payudara Anna dalam posisi terbalik. Di mana dadanya diberikan untuk diraba dan diciumi oleh istrinya juga.

CONTIECROTT..!!
------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd