------------------------------------------------------------------------------------
Cerita 071 – Training Management di Ranjang [Part 2]
Mataku berputar hingga kelihatan putihnya saja sambil mencoba menikmati sisa-sisa gelombang kenikmatan yang pelan-pelan menyusut.
Ketika pandanganku sudah pulih, kulihat pak Yanto sedang menciumi payudaraku dan putting susunya.
Melihatku sudah ‘kembali’ pak Yanto lalu mencium bibirku dengan lembut.
“Udah enakan sayang..?” Bisiknya mesra.
“Enaaak sekali pak..” kataku dengan tersenyum malu.
Kami lalu berciuman dan berpelukan sambil bergulingan di tempat tidur untuk melepaskan sisa-sisa gairah dan birahi yang masih ada.
Setelah birahi kami mereda, pak Yanto mengambil handuk yang sudah dibasahi dengan air hangat dari kamar mandi Hotel.
Dengan telaten beliau membersihkan noda-noda darah.. cairan vaginaku dan juga air mani beliau yang keluar lagi dari liang senggamaku.
“Uhhhhhhhhh..!!” Aku melenguh pelan merasakan nikmatnya gesekan handuk hangat pada daerah vagina dan selangkanganku..
yang dilakukan dengan penuh perhatian oleh pak Yanto.
Begitu beliau selesai membersihkanku, aku ulurkan kedua tanganku ke arah beliau sebagai tanda aku ingin dipeluknya.
Pak Yanto kemudian menindihku lagi lalu kami saling berciuman dan berpelukan seolah-olah tidak ingin saling melepaskan yang lainnya.
Tidak tau berapa lama kami berciuman akhirnya aku tertidur pulas karena kelelahan di dalam pelukannya.
-----oooOooo-----
Pelan-pelan aku membuka mataku saat terbangun dari tidurku yang sangat lelap..
kulihat langit di luar jendela kamar hotel sudah berwarna kuning menandakan sudah menjelang sore.
Artinya aku tertidur hampir 3 sampai 4 jam sejak tadi siang..
di mana saat yang masih kuingat dengan jelas adalah ketika kurasakan badanku merasa panas lalu dibopong oleh pak Yanto ke tempat tidur.
Aku tersenyum sendiri saat menyadari bahwa sekarang aku dan pak Yanto sedang tidur berpelukan..
dalam keadaan sama-sama bertelanjang bulat.
Akhirnya pak Yanto mau juga mencumbuku, bukan hanya memeluk dan menciumku saja seperti beberapa hari terakhir ini.
Saat aku coba bangkit untuk ke kamar mandi.. aku kaget ketika merasakan ngilu pada vaginaku..
bukan hanya di bagian luar tetapi juga sampai ke dalam-dalamnya.
Kadang-kadang memang vaginaku sering ngilu sehabis petting dengan tunanganku..
tetapi hanya bagian luarnya saja karena kami memang tidak sampai penetasi,
Tiba-tiba perasaanku menjadi tidak enak..
Berapa jauh tadi aku dan pak Yanto bercumbu..?
Aku memang berharap bisa bercumbu dengan pak Yanto, tapi hanya sejauh melakukan petting seperti halnya aku dengan tunanganku.
Aku masih takut dan merasa belum siap untuk melakukan hubungan badan dengan siapapun.
Dalam kebingungan aku coba mencari pakaianku, tapi aku tidak menemukannya kecuali blazerku yang tergantung di kursi.
Malah aku melihat ada handuk putih dari hotel yang bernoda merah-merah seperti darah.
Aku coba kembali melihat ke sekelilingku.. kulihat ada noda-noda merah yang sudah mengering di sprei tempat tidur..
serta bercak-bercak cairan lainnya yang berwarna putih dan yang berwarna kekuningan.. keduanya juga sudah mengering.
Tapi kalau aku pegang.. sprei dan kasur di bagian itu masih terasa lembab..
dan baunya seperti campuran bau kemaluanku ditambah air mani laki-laki.
Akhirnya aku bisa memastikan bahwa aku dan pak Yanto sudah berhubungan badan..
bukan hanya melakuan petting seperti yang tadinya kuharapkan.
Perlahan-lahan bagian demi bagian dari ingatanku mulai pulih..
Aku mulai bisa mengingat bagaimana awal proses terjadinya persetubuhan kami..
sampai aku bisa juga mengingat rasanya kenikmatan yang aku reguk bersama pak Yanto.
Sepanjang ingatanku yang mulai pulih itu, tidak ada satu pun paksaan yang dilakukan pak Yanto kepadaku..
malah aku yang memancing pak Yanto melakukanya karena aku saat itu sangat menginginkannya.
Betulkah aku menginginkannya..? Aku memang diam-diam menyimpan rasa kagum yang sangat besar kepada pak Yanto..
dan bisa dikatakan menyayanginya bukan sekedar sebagai bossku saja.
Sehingga kebersamaan dengan beliau beberapa hari ini menjadi hari yang terindah bagiku karena bisa bersama-sama seperti sepasang kekasih.
Bukan hanya berpegangan tangan saja.. tapi dari tiga hari pertemuan kami sudah saling bertaut bibir..
Tapi walau pun begitu pak Yanto sama sekali tidak terlihat kesan ingin meniduriku.
Selama kami berciumanpun beliau tidak pernah meraba-raba atau meremas-remas bagian tubuhku yang lain selain memelukku saja.
Mengingat semua yang sudah terjadi aku mulai menangis..
karena merasa sangat sedih dan takut akan menghancurkan rencana hidupku sendiri ke depan.
Aku menangis tersedu-sedu sambil meringkuk dengan badan telanjang bulat di ranjang..
sambil membelakangi pak Yanto yang masih tertidur.
“Riin.. Rina.. kenapa kamu sayang ?”
Tiba-tiba kudengar suara pak Yanto bertanya dibelakangku, rupanya beliau terbangun karena mendengar tangisanku.
Aku merasakan tangannya mengelus-elus rambutku dan mengusap air mata yang membasahi pipiku..
perhatian beliau membuatku semakin sedih.. sehingga tangisanku semakin menjadi-jadi.
Akhirnya pak Yanto menarik tubuh telanjangku ke arahnya untuk kemudian dipeluknya dengan penuh kasih sayang.
Kepalaku dibuatnya bersandar dengan nyaman di dadanya yang bidang sedangkan tubuhku dirapatkannya ke tubuhnya..
sehingga aku merasa lebih hangat dan nyaman.
Tanganya dengan lembut mengelus-elus rambut dan punggungku sambil sesekali mengecup ubun-ubunku.
Dalam kehangatan pelukan beliau, perlahan-lahan aku mulai bisa mengendalikan kesedihanku..
dan mencoba untuk berpikir lebih jernih tentang kejadian yang menimpaku ini.
Meski pun aku merasa sangat terpukul karena ternyata aku telah berhubungan badan dengan pak Yanto di luar kendaliku..
tapi aku memang ingat melakukannya secara sukarela.. sehingga tidak bisa aku marah kepada beliau.
Satu-satunya orang yang harus aku marahi adalah diriku sendiri..
yang telah membiarkan diriku berada dalam situasi yang memungkinkan semua ini terjadi.
Sekarang yang harus aku lakukan adalah bagaimana caranya supaya kejadian hari ini tidak merusak rencana hidupku.
Satu-satunya orang yang bisa aku ajak bicara tentang hal ini tentu saja hanya pak Yanto..
karena aku sendiri sama sekali tidak ingin ada orang lain yang tau.
“Rina.. saya minta maaf kalau sudah membuat kamu sedih dengan apa yang telah kita lakukan tadi..”
Bisik pak Yanto di telingaku.
“Rina juga salah Pak.. Karena Rina yang memberi isyarat duluan ingin dicumbu oleh Bapak..”
Jawabku dengan masih terisak-isak.
“Rina udah merelakan kok keperawanan Rina diambil oleh Bapak..
Yang membuat Rina sedih adalah apakah hidup Rina ke depannya masih tetap akan sama sesuai dengan yang Rina rencanakan..?”
Lanjutku.
Beliau kemudian bertanya apa saja yang dimaksud dengan rencanaku ke depan itu..?
Aku bilang yang paling berhubungan langsung dengan kejadian hari ini adalah rencana perkawinanku dengan tunanganku tahun depan.
Beliau kemudian bertanya bagaimana cara pacaran kami..
Dengan malu-malu aku katakan bahwa kami sudah melakukan semuanya.. kecuali penetrasi dengan frekuensi yang cukup sering.
Tunanganku juga suka memperlihatkan video-video porno orang bersetubuh dengan berbagai posisi..
untuk memancing berahiku dan minatku untuk bersetubuh.
Dari situ beliau mengerti kenapa aku tadi begitu agresif.. padahal masih perawan..
Kemudian menyarankan kepadaku untuk tetap tidak mengijinkan tunanganku melakukan penetrasi sampai menikah kelak.
Beliau menyarankan hal ini karena orang yang sudah pernah berhubungan badan..
cenderung lebih mudah diajak berhubungan badan lagi saat gairah berahinya sedang meningkat..
karena sudah punya pengalaman bagaimana menuntaskannya.
Di lain pihak.. beberapa laki-laki malah suka jadi curiga kalau asalnya menolak dengan gigih tiba-tiba menjadi mudah memberikan.
Mengenai robeknya selaput daraku.. beliau menawarkan untuk membiayai operasi..
atau membelikan implant selaput dara buatan –synthetic hymen..– buatan jepang atau china.
Menurut pendapat beliau.. rencanaku akan tetap bisa berjalan.. dengan syarat yang sederhana saja yaitu:
jangan ada yang sampai tau kejadian ini.. khususnya tunanganku.
Dan sikapku juga jangan sampai berubah terlalu drastis karena kejadian ini.
Obrolan dengan beliau serasa menjadi air dingin yang menyejukkan hatiku..
sehingga tiba-tiba rasa sedih, takut dan gelisah yang tadi dengan hebat melandaku seperti hilang tanpa bekas.
Aku sekarang bisa melanjutkan ngobrol dengan bossku sama cerianya dengan sebelumnya..
hanya perbedaannya adalah sekarang kami mengobrol di atas ranjang dalam keadaan telanjang bulat..
dengan badan yang menempel satu sama lain.
Entah kenapa.. mungkin terlalu sering petting membuatku tidak canggung lagi telanjang bulat di depan bossku ini.
“Tapi kalau Rina lagi sangat pengen untuk begituan, bagaimana doong..?” Tanyaku manja.
“Ya tahan dong.. jangan sampai jebol..” Jawab pak Yanto sambil tertawa
“Iiiihhh.. Bapak mulai ketauan mau buang badan dan ga bertanggungjawab..!”
Balasku dengan muka merengut manja.
“Ya udah.. ini karyawan bukannya melayani boss, tapi malah minta dilayani bossnya sampe ke ranjang..” Lanjutnya
“Rina mau kasih isyarat apa kalo lagi pengen..? Soalnya kita hanya bisa melakukannya di jam Kantor..
karena setiap sore kamu dijemput tunangannya kan..?”
Akhirnya obrolan kami dilanjutkan dengan gurauan mengenai cara-cara memberi isyarat satu sama lain kalau masing-masing sedang ingin bersetubuh.
Pak Yanto juga bilang bahwa dia sangat menyukai bentuk payudaraku dan bentuk daging vagina luarku –labia mayora,,– yang tebal..
Sehingga dia tidak bisa menahan diri untuk selalu melototinya setiap ada kesempatan.
Sekarang beliau sangat senang karena bisa menikmati payudaraku dan vaginaku secara langsung, bukan hanya dilihat dari luar saja.
Obrolan tentang 'rencana bersetubuh' ini membuat gairah kami mulai bangkit kembali..
sehingga obrolan kami berganti dengan berciuman sambil berpelukan.
Aku harus akui bahwa teknik berciuman pak Yanto sangat mudah membangkitkan gairah wanita mana pun.. termasuk aku.
Hanya dengan berciuman beberapa menit saja.. aku mulai merasakan kemaluanku mulai lembab dan putting susuku mengeras..
sebagai pertanda berahiku sudah datang kembali.
Kali ini aku coba memegang kendali dengan menindih pak Yanto terlebih dahulu sebelum beliau menyadarinya.
Ciuman demi ciuman aku lakukan kepada beliau sambil menggesek-gesekkan kemaluanku dengan kemaluan pak Yanto yang masih belum mengeras.
Tiba-tiba pak Yanto mengangkat tubuhku sehingga wajahnya menjadi lebih dekat dengan dadaku.
“Aaaahhhhhh..” Aku hanya sanggup mendesah saat kedua payudaraku di remas-remas dengan kedua tanganya..
sedangkan puting susuku bergantian diisapnya.
“Rina.. kita enam-sembilanan yuk..? Biar penis saya bisa cepat bangun..” ajak pak Yanto kepadaku
Aku hanya mengangguk dan tersenyum sambil tetap memberi isyarat tetap ingin berada di atas beliau.
Tanpa menunggu tanggapan beliau aku kemudian memutar tubuhku dan menyodorkan kemaluanku sedekat mungkin dengan wajahnya.
Dengan lahap aku mulai memasukkan penisnya yang masih lunak ke dalam mulutku.
Layanan pertama adalah dengan menyedot-nyedot penis tersebut selama di dalam mulutku..
setelah mulai mengerasa aku mulai mengocoknya dalam rongga mulutku.
Setelah mengeras.. ternyata penis pak Yanto menjadi sangat lebar..
sehingga dalam sekejap rongga mulutku seperti dipenuhi oleh penis beliau.. sampai aku sempat terbatuk-batuk karenanya.
Akhirnya aku harus bergantian menjilatinya dengan mengemutnya.. karena kalau diemut terus.. aku hampir tidak bisa bernafas.
Belum lagi karena ‘serangan’ bossku di vaginaku dan serangan tambahan di seputar payudaraku..
yang memaksaku untuk sering menjerit-jerit nikmat karenanya.
Penis pak Yanto kurasakan sudah cukup keras dalam mulutku..
Demikian juga vaginaku sudah basah dan cukup merekah untuk mulai bersetubuh.
Aku kembali memutar badanku sambil tetap memegang penis beliau dengan tangan kananku.
Pelan-pelan aku turunkan selangkanganku ke arah penis dalam tanganku.
SLEPPP.. BLESSSSSSSSSSSSSSSPP..!! “UUUUUUUHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH..”
Aku melenguh keras saat merasakan senti demi senti masuknya batang penis pak Yanto ke dalam liang senggamaku.
Setelah seluruh batang penis beliau masuk ke dalam liang senggamaku hingga ke pangkalnya..
aku tidak langsung bergerak tapi mencoba menikmati penetrasi ini..
sambil belajar mengenali penis pak Yanto sebagai pengunjung pertama ke dalam rahimku.
Lebarnya penis beliau membuatku harus mengangkangkan selangkanganku lebar-lebar..
agar proses masuknya tidak terjepit oleh otot vaginaku.
Aku juga merasakan seolah-olah liang senggamaku disumpal sampai sesak oleh segumpal daging hangat.
“Ohhhh.. hmmmmmm.. ohhhhh.. ohhhh.. hmmmmm..”
Tak pelak aku menggeliat nikmat merasakan kehangatan penis pak Yanto di dalam organ paling pribadiku itu.
Setelah aku anggap cukup menikmati penis beliau dalam keadaan diam..
aku mulai menggerakkan selangkanganku naik dan turun dengan perlahan..
sehingga seluruh dinding liangku bergesekan dengan kulit batang dan kepala penisnya dari atas ke bawah.
“Aduuuhhhhh.. ahhh.. ohhhhh.. ooohhhhh..!!”
Aku sangat menikmati gesekan batang penis beliau dengan dinding liang senggamaku dalam gerakan perlahan ini.
Penis pak Yanto dipenuhi oleh urat-urat pembuluh darah yang menonjol dan keras saat berereksi..
bentuk urat ini mirip akar pohon beringin yang menjalar ke mana-mana mengelilingi seluruh batang penis seperti ulir.
Gesekan batang penis berulir ini menghasilkan sensasi nikmat yang tidak bisa diperkirakan karena adanya tekanan yang berbeda-beda.
Semakin lama semakin kupercepat gerakan naik dan turunku sampai sekuat yang aku mampu.
“Heehhhh.. heehhh.. Ohhhhh.. heehhhh.. ohhhhh.. heehhhh.. Oohhhh.. ohhhh.. Hehhhh..”
Dengusan nafasku yang memburu karena gerakan naik turunku terdengar bersusulan dengan erangan-erangan nikmatku yang tak kalah kerasnya.
Payudaraku yang cukup besar menjadi bergoyang-goyang dengan kencang.. disebabkan oleh guncangan dari aktivitas naik-turunku.
Pak Yanto kemudian membantuku dengan menahan payudaraku agar tidak terlalu bergoyang dengan ditambahnya sedikit remasan-remasan.
“Heehhh.. hehhh.. hehh.. Ohhhh.. ohhhh..hehhh.. Ohhhh.ohhhh.. ohhh.. hehhh.. hehhhh..”
Aku menjadi semakin bersemangat. Keringatku mulai bercucuran dan pelan-pelan tenagaku mulai terkuras oleh aktivitasku sendiri..
Tetapi rasa capek segera tergantikan dengan kenikmatan yang begitu besarnya.
Secara bertahap aku mulai mengurangi kecepatan naik-turunku.. dan mengantikannya dengan gerakan naik..
yang perlahan yang dilanjutkan dengan bantingan turunnya selangkanganku yang cepat..
sehingga aku seperti menancapkan pasak ke jantungku sendiri.
Sesampainya di bawah.. pinggulku tidak segera aku naikkan lagi.. tetapi melakukan gerakan-gerakan berputar..
yang mengakibatkan kepala penis pak Yanto seolah-olah ingin melubangi rahimku.
“Ooooohhhhhhhh.. Paaaakkhh.. Enak sekali.. Oohhhhhhh.. Ooooooooooooohhhhh..”
Pilihan gerakan ini membuatku melolong-lolong dengan keras saking nikmatnya.
Pak Yanto kembali membantuku dengan mengangkat pinggulnya saat aku menurunkan selangkanganku..
atau memutar pinggulnya berlawanan dengan arah putaran pinggulku yang melipat gandakan kenikmatanku.
Gelombang orgasmeku akhirnya datang dengan bergulung-gulung tak tertahankan lagi. membuatku sama sekali tidak mampu bergerak.
“OOOOOOOOOHHHHHHHHHHHHHHHH.. RINAAAA.. UDAAAHH DAPET.. OOOOHHHHHH..!!”
Aku hanya bisa melolong lagi dalam kenikmatan. Kedua kakiku mulai menjadi gemetar dengan kerasnya..
sehingga tidak mampu lagi menahan berat tubuhku sendiri yang sedang berjongkok mengangkangi selangkangan pak Yanto.
Akhirnya badanku rubuh menindih beliau yang langsung menghujaniku dengan ciuman-ciuman mesranya dan pelukan yang hangat.
“Aduuuhh paakk.. enak sekali.. tapi capenya itu minta ampun..” kataku manja
“Makanya jangan sering-sering main di atas, sayang..” balas pak Yanto sambil menyeka keringat yang bercucuran di keningku.
Beliau lalu bilang bahwa dia belum dapet orgasmenya atau ejakulasi.. tapi dia akan menunggu sampai aku sudah pulih staminanya.
Sambil menunggu 'babak kedua'.. pak Yanto lalu bangkit dari posisi berbaringnya menjadi posisi duduk..
sedangkan aku tetap berada dipangkuannya tanpa memisahkan penis dari vaginaku.
Dengan demikian sekarang posisi kami menjadi saling berhadapan satu dengan lainnya.
Dalam posisi yang baru kami kembali berciuman dan berpelukan..
Bukan hanya bibirku saja yang disasar.. tapi juga kuping, leher dan puting susuku.
Aku terpaksa menggeliat-geliat nikmat dalam pangkuannya karena merasa geli dengan ‘aneka serangan’ yang dilakukan oleh beliau.
“Ouchhhhh.. shhhh.. geli paaakk.. ohhhh.. mmppphhhhhh.. ohhhhh.. ahhhhhh.. shhhhh..”
Aku benar-benar sangat menikmati cumbuan beliau saat itu.
Ciuman.. belaian.. remasan dan pelukan yang kami lakukan akhirnya mulai menaikkan kembali gairah dan staminaku.
“Ohhhh.. Rina sudah ga tahan paaakk.. setubuhi lagi Rina.. paakk.. ohhhh..” Aku merintih-rintih meminta segera disetubuhi lagi.
Pak Yanto kemudian mengajakku untuk mencoba doggy style..
Aku dimintanya untuk berbalik dan menungging ke arahnya.
Dengan dibantu pak Yanto aku mencoba bangkit dari pangkuannya. “Ahhhhhh..”
Desahku saat penis beliau tercerabut dari liang senggamaku.. dapat kulihat penisnya masih berdiri dengan kerasnya.
Aku segera berbalik dan merangkak membelakangi pak Yanto yang sekarang dalam posisi berlutut sambil mengocok-ngocok penisnya.
Beliau kemudian meraih pinggulku agar lebih dekat dengan badannya..
Kemudian mengarahkan penisnya langsung ke lepitan liang senggamaku yang sudah merekah ranum.
CLEPP.. BLESSSSSEEPP..!! “UHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH.. Bapaaaaakk..hhhh..” seketika aku mengerang nikmat
Crekk.. crekk.. clepp.. clepp.. clepp.. Kurasakan penis pak Yanto mulai bergerak maju mundur di dalam liang senggamaku.
Beliau tidak hanya menggerakkan pinggulnya untuk memompakan penisnya..
tetapi juga menarik dan mendorong badanku yang melalui pinggulku yang dipegangnya.
Akibatnya badanku ikut bergerak maju-mundur..
juga dan payudaraku menjadi berayun-ayun seperti buah pepaya yang akan jatuh dari pohonnya.
“Enaaaak paaaakk.. Aduhhhhhh.. enak.. ohhhhhhhh”
PLEK.. PLEK.. PLEKKK.. PLEK.. kudengar bunyi pantatku yang beradu dengan kulit paha dan selangkangan pak Yanto.
“Ohhhhh.. Ohhhhhh.. ohhhhh.. ohhhhh.. paaaa.. bapaaaa.. ohhhh..”
Kedua pangkal pahaku mulai basah oleh cairan yang keluar dari vaginaku dan pelan-pelan mulai mengalir ke bawah.
Tangan dan kakiku mulai tidak kuat menyangga tubuhku dari tekanan pompaan penisnya..
sehingga akhirnya aku terjerembab ke depan menjadi setengah tengkurap.
Pak Yanto sepertinya tidak peduli.. beliau hanya menarik sedikit pantatku agar posisinya sedikit nungging ke atas..
dan terus memompakan penisnya tanpa henti.
“Bapaaakk.. ampunnn.. ohhhh.. ohhhh.. ohhhh..”
Aku merintih nikmat dan mulai kewalahan dengan gencarnya pompaan penis pak Yanto.
“Euhhh.. Euhhh.. Euhhh.. Euhhh.. Euhhh.. Euhhh..” Pompaan penis pak Yanto mulai tidak teratur..
sedangkan penisnya mulai terasa berdenyut,mungkin sebentar lagi beliau akan ejakulasi.
“BAPAAAAAKK.. OHHHHH.. PAAAAAKK..ARKKKHHHHHHHH.. RINAA..D..DAPET DULUAAAAN.. HHHHH..”
Denyutan penis pak Yanto justru membuat aku mendapatkan orgasmeku duluan.
“Rina.. s..ss..sa.. saya juga.. akan.. keluarr.. AHHHHHH..!!” Beliau juga berejakulasi pada saat bersamaan dengan orgasmeku.
SRROOOOT.. SROOOOOT.. SROOOOT.. srot.. srrrt.. srtt
Serentetan semburan air mani kurasakan membasahi rahimku.. meresap ke dalam tubuhku meninggalkan kenikmatan tak terhingga.
Saat aku sedang melayang-layang.. Plopp..!!
Pak Yanto mencabut penisnya dan membalik tubuhku sampai terlentang lalu memasukkan kembali penisnya ke dalam liang senggamaku.
Belakangan aku tau bahwa pak Yanto sangat menyukai romantic chit-chat after coitus..
yaitu obrolan romantis sehabis bersetubuh dengan kondisi penis yang belum dicabut.
Aku juga akhirnya bisa ikut menikmatinya..
Dan hal inilah yang selalu membuatku kangen kepada beliau untuk mengajaknya bersetubuh lagi walau pun aku sudah menikah.
Kami kemudian berpelukan dan berciuman dengan berlumur keringat masing-masing.
Pak Yanto menanyakan jadwal menstruasiku dan seberapa teratur jaraknya.
Aku bilang bahwa minggu depan paling telat hari Kamis adalah jadwal menstruasiku..
yang biasanya berjarak 28 – 30 hari dari yang satu ke berikutnya.
Beliau terlihat lega mendengar jawabanku.. sehingga aku dengan keheranan bertanya balik kenapa beliau seperti itu.
Sambil tersenyum beliau menjelaskan bahwa dia tidak perlu memberikan aku pil anti hamil..
karena aku sedang tidak subur walau pun berkali-kali disirami benihnya di rahimku.
Beliau juga mengajak aku untuk menginap dengannya sampai akhir hari minggu..
atau tiga malam lagi padahal tugasku hanya tinggal satu malam saja.
Tentu saja aku dengan antusias menerimanya.. walau pun aku harus memikirkan alasan yang aku pakai kepada tunanganku..
yang tentunya harus puasa petting denganku seminggu penuh.
-----oooOooo-----
Malam itu juga aku diminta check-out dari dan pindah ke hotel beliau..
Beliau kemudian juga mengajakku belanja baju-baju baru karena akan ada 3 hari 2 malam tambahan.
Beliau juga memilihkan aku lingerie yang bisa menonjolkan payudaraku dan gundukan daging vaginaku.
Saat mengantarku untuk chek-out dan mengambil barang-barangku yang ada di hotel.. beliau mengajakku bersetubuh lagi di kamar hotelku.
Tapi aku dengan halus menolaknya.. karena vaginaku benar-benar masih ngilu oleh duakali persetubuhan siang dan sore tadi.
Aku menawarkan oral seks sebagai gantinya.. dan beliau menyetujuinya dengan syarat aku harus menelan seluruh air mani beliau.
Malam-malam berikutnya merupakan hari yang penuh kenikmatan dan keringat..
Setiap persetubuhan dengan beliau merupakan petualangan baru untukku.
Pak Yanto benar-benar sangat pandai menaklukan wanita tepat di hatinya..
terlepas dari kenyataan bahwa beliau menyelingkuhi istrinya.
Walau pun beliau tidak pernah mau membicarakan tentang komitmen hubungan yang lebih serius..
tapi aku dan mungkin juga wanita-wanita pak Yanto lainnya tidak berani menuntut lebih.. karena justru takut kehilangan beliau.
Hubunganku dengan pak Yanto terus berlanjut waktu kembali ke kantor..
dan aku diberi tau bahwa aku bukan satu-satunya karyawan yang beliau tiduri.
‘Jatahku’ kebanyakan adalah di jam kantor.. bergiliran dengan sekretaris beliau..
Sedangkan sex after office hour merupakan ‘jatah’ Manajer dan General Manajer yang juga atasanku.
Walau pun diperlakukan demikian.. entah kenapa kami bisa menerimanya..
mungkin karena kami tetap bisa meneruskan sisi kehidupan kami yang lainnya dengan lebih tenang.
Setelah menikah.. aku berniat meminta jatah untuk dihamili beliau..
seperti yang juga diminta oleh teman-teman wanitanya yang lain yang sudah punya suami.
Aku mengetahui hal ini karena tanpa sengaja pernah melihat album pribadi beliau di laptopnya..
yang berisi folder yang diberi nama karyawan-karyawan wanitanya.. termasuk aku dan beberapa wanita lain yang tidak aku kenal.
Folder itu berisi foto-foto momen pribadi pak Yanto masing-masing orang.. Tapi khusus pada folder karyawan wanita yang sudah menikah..
juga berisi foto-foto anaknya yang diperoleh setelah jadi karyawan di kantorku.
Tapi rupanya aku tak perlu menunggu lama-lama..
Benih yang beliau sebar di rahimku pada waktu ‘latihan malam pertama’ ada yang berhasil membuahi telurku.
Hal ini mungkin terjadi karena hari-hari kami melakukan latihan justru pada saat periode suburku..
sedangkan suamiku menyetubuhiku justru pada masa tidak suburku.
Bahkan aku sudah tidak sempat mengalami menstruasi lagi setelah menikah..
dan dinyatakan hamil satu bulan setelah hari pernikahan kami dengan benih dari bossku sendiri.
(. ) ( .)
-------------------------------------------------------------------------
End of Cerita 71..
Sampai Jumpa di Cerita Selanjutnya.. C U All..!!