Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY - TAMAT Legenda Pendekar Ludah Api

Ayo update suhu....
Setelah sempat kehilangan semprot , akhirnya kembali lagi
 
Episode 7​


“Naikkan semua petinya ke atas mobil , nanti aku yang mengikatnya “

“ Minghao, tapi kamu belum benar-benar pulih. Kamu yakin kita pergi sekarang?”

Tanya Yuzhu

“ kita tidak bisa istirahat di sini lagi. Sudah tidak aman. Kita harus pergi. “

Malam itu, dua jam setelah aku pulih, aku menyuruh mereka mengemas semua barang bawaan ke dalam peti dan mengangkutnya ke mobil. Mereka menumpuk bawaan mereka ke atas mobil. Aku mengikatnya kuat sehingga tidak ada yang jatuh.

Kami tidak hanya membawa pakaian dan bekal saja. Kami membawa seluruh tabungan kami, senjata yang dirampas dari tentara hijau seperti granad, pistol , senapan dan senapan mesin ringan serta baret biru mereka. Lin yang memiliki ide untuk merampas senjata-senjata mereka. Ia juga mengambil gambar mayat tentara hijau sebagai bukti mereka sudah sangat dekat

“ aku pengen duduk di depan dekat kamu boleh?”

Tanya Yuzhu. Aku melirik Lili dan ia memperbolehkannya

“ tentu, kita pergi sekarang”

Lin, Lili dan Ying duduk di belakang sedangkan Yuzhu duduk di depan. Yuzhu cukup mengenal jalan jadi ia yang memberitahu jalan sepanjang perjalanan. Mobil bergerak 30km sampai 40 km per jam di jalan tanah. Meskipun jauh lebih lamban dibandingkan mobil di bumi setidaknya lebih baik daripada jalan kaki atau naik perahu.

Kami satu-satunya mobil di jalanan. Yuzhu bersandar manja dipundakku. Sambil sesekali memberitahu jalan. Kami mulai berkendara jam sepuluh malam. Kami bisa saja kerampokan karena jalanan tidak terlalu aman. Namun enam jam kemudian, setelah berkendara non stop, kami berhasil tiba di sebuah kota kecil, Luo Jin.

Luo Jin adalah salah satu kota terbesar di Kerajaan Xian. Dahulunya kota ini hanyalah sebuah penginapan milik seorang saudagar kaya bernama Luo Jin. Ketika perang barat timur kota ini dibanjiri ribuan pengungsi sehingga ketika perang selesai sebagian besar pengungsi mulai menetap di sekitar penginapan. Luo Jin juga dijuluki kota pelacur karena hampir seluruh penduduk kota menikah , gadis atau janda pasti pernah menjajakan diri sebagai pelacur.

Suasananya seperti Shanghai di zaman awal abad 20. Ada satu gedung pencakar langit mungkin setinggi 30 lantai yaitu menara Luo Jin, menara milik keluarga besar yang menemukan kota ini.

“ kota ini, udah jam tiga pagi tapi masih ramai sekali. “

Gumam Yuzhu. Ketiga gadis lainnya tertidur. Yuzhu melihat kagum kesekitarnya karena itu pertama kalinya ia jalan-jalan ke kota. Selama ini ia selalu tumbu besar di pedesaan. Sebagian besar penduduk kota masih mengenakan hanfu. Beberapa mulai pakaian menyerupai pakaian modern namun tidak banyak. Sebagian besar lelaki. Perempuan di Xian lebih suka mengenakan hanfu.

“ sayang, kamu pasti lelah. Mau aku pijit?”

Yuzhu bertanya apakah aku lelah. Tentu saja aku sangat lelah. Aku tidak pernah mengemudi selama ini apalagi malam hari. Kami parkirkan mobil itu di sebuah lapangan parkir lalu dengan sebuah selimut kami tidur di dalam mobil.

Ada banyak pengungsi di kota itu. Namun mereka berkemah di lapangan parkir dekat mobil mereka, atau di taman dan di tanah kosong yang di sediakan. Aku tidak mengenakan seragam. Aku mengenakan pakaian hanfu dan duduk di mobil dengan Yuzhu memijatku.

“ sudah enakan sayang?”

Aku mengangguk. Kami berdua bersandar di mobil. Kami tidak tahu akan tinggal di mana di kota ini. Yuzhu mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

“ tenang, aku tahu apa yang harus aku lakukan. Kita sewa rumah di kota ini “

Ucapnya

“ dengan uang tabungan itu?”

Yuzhu mengangguk

“ yang penting kita bahagia. “

Ia bersandar dipundakku. Kami tertidur di mobilku. Kami terbangun saat seseorang mengetuk mobil kami. Mereka sekumpulan pemuda, berbadan kekar dan bergaya seperti berandalan

“ hei Bung kau mau parkir di sini? “

Ucap pimpinan mereka

“ ya, aku sudah bayar di loket malam tadi, kami parkir menginap. “

Jawabku. Pimpinan mereka tertawa.

“ ada kesalahpahaman di sini Bung. Kau harus membayar kami juga. Atau mobilmu kena masalah “

Lili pun bangun. Ia terkejut melihatku dikerubungi tiga orang. Dengan santai aku mengeluarkan pisau belati dari pinggangku.

“ kau punya masalah kawan?”

Ucapku. Berandalan itu mengenal pisau belati yang aku gunakan. Belati khas yang digunakan legiun abu

“ waw maaf Pak. Kami. Kami hanya bercanda. Terima kasih atas jasamu “

Mereka perlahan mundur

“ cepat lari “

Ucap pimpinan mereka. Berandalan-berandalan itu melarikan diri. Lili dan yang lain keluar dari mobil.

“ Kita gabisa di sini. “

Ucap Lin.

Kami akhirnya pindah parkir. Kami tidak mengenal kota itu jadi kami berkeliling mencari rumah disewakan. Tidak ada rumah tapak di Luo Jin. Semuanya bangunan bertingkat. Kami akhirnya menyewa sebuah tempat, katakanlah apartemen, di daerah pasar pinggir Kota Luo Jin.

“ suamiku? Barang bawaannya banyak sekali. Mau kami bantu?”

Ucap Lili. Aku menggeleng kepala

“ tidak apa-apa. Aku bisa sendiri “

Mereka naik ke lantai 5 di mana apartemen kami berada. Aku membawa semua barang. Barang-barang itu berat namun satu persatu aku membawanya ke lantai lima tanpa lift. Aku berusaha sekuat tenaga. Hingga hampir setengah jam, aku akhirnya berhasil membawa barang mereka ke lantai lima

“ huaaa suamiku, kau hebat. Kau gagah sekali “

Sorak Ying. Aku tertawa kecil

“ tentu. Aku legiun abu. “

Jawabku. Lili mendekat.

“ kau akan bertugas lagi? “

Aku menggeleng kepala

“ kurasa tidak. Aku tidak mau ke neraka itu lagi “

Jawabku.

“ tapi, bagaimana kau menyembunyikan identitasmu?”

Tanya Lili.

“ entahlah. Mungkin dengan jarang keluar rumah?”

Sahutku santai

“ itu bisa saja. Tapi, berapa lama?”

Celetuk Yuzhu.

“ entahlah kita jalani saja dulu “

Ke empat gadis itu mandi. Apartemen itu memiliki tiga kamar. Sebenarnya cukup mahal namun Yuzhu menggunakan tabungan hidupnya. Ia membayar satu tahun sekaligus. Seolah siap untuk pindah ke Luo Jin.

Setiap kamar memiliki kamar mandi dalam. Kamar mandinya seperti kamar mandi di negara dunia ketiga. Ada wc duduk, ada bak mandi dan hanya satu kamar yang kamar mandinya menggunakan bathup dan shower.

Aku melihat keluar. Aku mengenakan pakaian hanfu yang rapi karena aku baru sudah mandi dan mencuci badanku. Aku melihat orang mendaftar untuk perang. Barisannya sangat panjang. Aku melihat Legiun abu berbaris dan berpatroli di jalanan. Dengan seragam abu, helm ala Jerman, dan senapan bolt Action mereka.

“ sampai kapan perang akan berlanjut?”

Tanya Lili. Aku menggeleng kepala.

“ entahlah. Aku tidak tahu. Tapi aku benci konflik.”

Ucapku

“ kau desertir. Dan jika mereka tahu. Hukumanmu berat “

Sahut Lin cemas. Aku menatapnya serius

“ begitulah. Tapi tidak jika aku menghindari mereka “

Itu konyol. Tapi hanya itu yang bisa aku lakukan.

“ Lili, aku akan belanja. Kalian istirahat saja “

Lin keluar dari kamarnya lalu izin untuk belanja

“ baiklah, kami menunggu di sini “

Lin keluar dari apartemen. Kami melihat ia keluar dan berjalan menuju pasar. Aku dan Lili melihat pemandangan dari lantai lima. Aku melihat anak kecil bahkan mengantri untuk mendaftar jadi legiun abu dengan berpakaian seperti orang dewasa

“ itu gila. Mereka masih kecil sekali”

Ucap Lili.

“ mereka mencari petualangan Istriku Lili, aku bertemu banyak dengan anak kecil di Medan perang. Mereka langsung gila begitu meriam musuh menghantam Medan perang “

Lagi-lagi aku berbohong. Aku bercerita sejarah perang dunia 1 pada Lili di mana anak kecil memang banyak yang ikut berperang dengan berpura-pura menjadi orang dewasa. Sama seperti fenomena di Xian.

“ aku tidak mengerti. Mereka mengincar petualangan dari perang ini? “

Sahut Lili bingung

“ begitulah. Mereka juga ingin membela negara mereka. Tapi begitu mereka bertemu dengan neraka, mereka menyesalinya “

Jawabku. Lili memegang tanganku dan menatapku serius

“ Minghao, kau desertir. Kau dahulunya legiun abu. Apa kau menyesali kau pernah bergabung? “

Minghao yang asli bunuh diri. Mungkin dihantui rasa takut. Ia tewas dengan menembakkan pistol, mungkin milik atasannya ke kepalanya. Aku bukan Minghao yang asli. Aku remaja dari Jepang yang terlempar ke dunia ini. Seperti anime genre Isekai.

“ entahlah. Jika aku tidak lari. Aku mungkin masih di Medan perang, bertempur melawan tentara hijau. Tapi aku bertemu kalian. Dan aku menikah. Dan aku bahagia. “

Lili tersenyum. Ia memelukku dan ia mengerti

“ saat semua ini selesai. Kita semua bahagia. “

Ia menyandarkan kepalanya di pundakku. Aku memeluknya erat. Ia lalu menatapku dengan manja dan aku pun tersenyum. Kedua wajah kami mendekat dan kami pun bercumbu.

Aku mencumbunya di atas sofa itu. Kedua bibir kami saling mengecup dengan penuh perasaan. Ia tindih tubuhku di atas sofa dan kami bercumbu mesra. Aku perlahan membuka gaun hanfunya dan ia perlahan melepaskan pakaianku.

Kami kini sama-sama polos di atas sofa. Kami kembali bercumbu, kali ini diiringi lantunan piringan hitam musik tradisional China yang romantis. Lidah kami saling melilit satu sama lain. Bibir kami saling bercumbu mesra. Aku dekap dia erat dan mengalungkan kedua tangannya di leherku. Kami terus bercumbu

Lili mengeluskan tangannya di dadaku. Ia memasukkan penisku ke vaginanya. Ia goyang pinggulnya dan mulai menggenjot penisku pelan. Ia mendongakkan kepalanya dan mendesah. Aku remas pelan kedua buah dadanya dan ia mendesah pelan. Ia tatap wajahku dan sambil tersenyum ia percepat goyangan pinggulnya

Kupegang pinggangnya dan menggenjotnya dari bawah. Aku hujamkan penisku dari bawah, mengguncang-guncang lubang kemaluannya. Ia terus mendesah. Ia percepat goyangan pinggulnya, mulai menghajar penisku dengan liar.

Kedua wajah kami kembali bertemu. Masih di atasku, ia lumat bibirku dan kami kembali bercumbu. Kami bercumbu lebih liar dari sebelumnya. Goyangannya semakin cepat dan genjotanku semakin keras. Kami bercumbu liar, saling melumat ganas satu sama lain sambil menggoyang kemaluan kami dengan kencang. Ia tatap wajahku tajam, mendesah panjang dan akhirnya Lili mencapai puncak kenikmatannya

Ia keluar lebih awal. Aku dekap tubuhnya dan meledak setelahnya. Penisku menyemburkan cairan cinta dengan deras ke kemaluannya. Ia mendesah panjang, menikmati puncak kenikmatannya dan semburan air maniku yang deras.

Kami saling berpelukan di atas sofa. Lin belum pulang. Permainan tidak berhenti hingga di sana. Kami bercinta di atas sofa itu berkali-kali melampiaskan cinta dan nafsu dari dalam diri kami. Aku sangat puas. Ia pun sangat puas. Kami melakukannya berkali-kali hingga tubuh kami sama-sama basah dengan keringat dan cairan cinta dari tubuh kami.

Ketika Lin pulang, Kami sudah berpakaian dan rapi kembali. Lin membawa banyak persediaan dari pasar. Lili datang membantunya. Aku duduk di sofa sambil mendengarkan musik dan melihat pemandangan luar. Tak lama Yuzhu dan Ying keluar dari kamar lalu datang membantu Lili dan Lin.

“ selamat makan “

Hidangan Makan siang selesai. Kami makan bersama. Tak lama hujan turun dengan lebat dan siang pun menjadi sejuk. Kami makan makanan hangat itu ditengah guyuran hujan yang sejuk.

Aku tertidur di kamar setelah makan siang. Ketiga istriku membereskan makan siang dan apartemen. Mereka menyuruhku istirahat karena aku pasti lelah. Aku tidur dengan nyenyak dan beberapa saat kemudian aku merasa seseorang memelukku. Lili sudah di kasir dan memelukku dengan mesra. Kami tidur berdua di siang yang sejuk itu.

Malam pun tiba. Aku melihat keluar dan orang-orang masih mengantri untuk pendaftaran legiun abu. Mereka yang lulus langsung mendapatkan kupon yang nantinya akan ditukarkan dengan seragam legiun abu. Seperangkat seragam lengkap dengan helm dan pisau belati. Mereka baru mendapat senjata setelah latihan pertama. Setidaknya itu yang aku baca dari koran yang dibawa oleh Lin siang ini. Aku juga membaca hanya sehari, pendaftaran mencapai puluhan ribu jiwa.

Kami kembali makan malam bersama-sama. Aku mulai senang makan malam ditemani ketiga gadis cantik, yang adalah istriku. Ini mimpi indah terindah yang pernah aku rasakan. Ketika makan malam selesai, mereka bertiga memelukku dan kami tertidur. Kami tidak melakukan sex karena kami semua lelah.

Tengah malam itu aku terbangun. Aku tadinya hanya ingin buang air kecil di kamar mandi di kamarku. Namun dengan sendirinya, aku berjalan keluar. Aku berjalan keluar kamarku dan melihat pemandangan malam Luo Jin dari apartemen kami.

Aku terdiam. Aku melihat begitu banyak cahaya. Kota ini seperti kota pada awal abad 20, namun cahaya itu mengingatkanku pada kampung halamanku. Jepang. Aku sadar aku rindu Tokyo, aku rindu apartemenku, aku rindu Jepang. Aku rindu Shiro, pacarku. Aku rindu tertawanya, aku rindu tubuh mungilnya, aku rindu senyumnya. Aku sudah punya istri, bahkan tiga, namun bukan berarti aku melupakannya. Meski aku tahu aku mengkhianatinya

“ Shiro-Chan. Nozomi Mashiro. Aku rindu kamu. Maaf aku mengkhianatimu. Di sini aku bahagia. Aku ingin tahu apa kabarmu di sana. Aku ingin tahu apakah kamu baik-baik saja? Apakah kamu merindukanku? Apakah kamu, mengkhawatirkanku?”

Aku tidak pernah tahu. Setidaknya sampai aku kembali. Aku mengenakan seragam legiun abuku. Lengkap dengan helm yang aku simpan di koperku. Sebuah helm dengan lambang naga hitam di sisi kirinya. Menggambarkan lambang negara Xian.

Aku mengambil kamera milik Lin. Aku memfoto diriku sendiri. Aku mengambil tiga foto. Aku mulai mengerti sedikit cara mencetak foto dari kamar gelap. Aku menggunakan kamar kecil yang digunakan Lin sebagai gudang bercampur kamar gelap, dan mencetak fotonya. Aku cetak tiga foto. Aku akan simpan satu agar Shiro-Chan melihat sisi lainku. Semoga aku membawa beberapa barang ketika aku kembali sehingga aku akan menunjukkannya. Aku akan membawa foto ini Kemanapun aku pergi, seperti aku membawa foto pernikahanku. Semua agar aku membawa semua itu ke Jepang jika aku melompat kembali.

Aku melepas seragam itu. Aku mengenakan kembali hanfu tidurku dan kembali berbaring dengan ke tiga istriku. Aku memejamkan mataku dan kembali membayangkan hidup lamaku di Jepang. Aku mulai merindukannya. Aku pejam mataku dan aku pasrah mengikuti permainan ini, mengikuti takdirku di dunia ini.
 
Bimabet
Ixin tongkrongin terus ahh, mksih up date nya suhu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd