Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Instant Action

Kisah Sedih
“ Kepada pembunuh ayah kami , ingat , ada ibu yang kau buat janda , ada anak yang kau buat yatim. Semoga Dewa Agung membalas perbuatan Anda!!”



Keluarga PangDam bertingkah seolah mereka adalah korban. Padahal sudah jadi rahasia umum , seberapa banyak orang yang menghilang karena beliau. Membunuh Pangdam sebenarnya tidak akan mengakhiri perselisihan ini , justru hanya membuat semuanya menjadi rumit. Untuk berjaga-jaga , mungkin akan lebih baik jika mulai hari ini , aku menyiagakan senjata kapan saja.



Bona masih bermain seolah tidak terjadi apa-apa. Belajar dari kasus Xiao-xiao , aku takut , aku takut ia lah yang melakukan pembunuhan itu. Hanya saja , kali ini , ia berurusan langsung dengan Aparat Militer. Dan kita semua telah mendengar hal buruk , tentang siapa saja yang berani macam-macam dengan mereka. Ada alasan , kenapa beberapa TNI yang bergeriliya , sampai menyerahkan diri kepada legiun AD. Sudah pasti mereka akan mengincar orang-orang terdekat kami , karena itu , aku takut dengan keselamatan Luna dan Jinny , serta anak-anak yang lainnya.



Sore hari pun datang. Anak-anak itu pulang , lalu aku dan Bona mengantar Luna ke tempat kerjanya. Ketika Bona mulai bekerja , giliran waktuku berdua saja dengan Bona. Lagi-lagi kami duduk di bangku itu , hanya saja , kali ini Bona membeli es krim untuk kami berdua.



“ Kamu dulu suka es krim ? “ tanya Bona iseng.



“ Suka kalo dibeliin “ sahutku



“ gak modal.... “ lalu ia menoyor kepalaku. Ketika es krim itu habis , ia menyandarkan kepalanya ke pundakku.



“ kau sudah lihat pesan Luna di Handphone itu ? “ aku menggeleng kepala



“ lihatlah sebentar , aku akan ke pojok sana , membelikan es krim wafel , buat kamu “ Lalu Bona meninggalkanku. Kurogoh telepon itu dari kantungku. Lalu kubuka , dan langsung menuju Galeri. Ada ratusan foto selfie Luna dan ratusan foto pemandangan . Lalu aku menemukan sekumpulan video di dalamnya.



“ Edi malam ini , ga ada kamu. Aku.... aku dimarahin Bibi , karena ngobrol ama Adipati itu. Aku akui aku salah , gak seharusnya aku ngomong ama bajingan itu. Aku... aku ingin kamu pulang. Aku kangen... aku kangen muka mesum kamu “ muka mesum? Meskipun di video itu ia menangis , aku justru tertawa terbahak-bahak.



“ Edi... hari ini aku minum Whisky sendirian , kita belum pernah kan minum Whisky bareng? Aku denger kamu suka banget Whisky. Lucu ya , baru jadian berapa hari kita udah pisah. Aku ingin... aku ingin kamu pulang “ dan di video selanjutnya , ia mabuk berat di kamarnya. Video-video selanjutnya berisi tentang curhatannya dan ia selalu menangis hampir di setiap video.



“ Edi ... hari ini bibi aku pindah. Aku sendirian sekarang. Coba ada kamu ... kamu kapan pulang , kamu mau marah , mau ngamuk , mau ngambek , terserah. Aku cuma mau kamu. “



“ Edi sayang , hari ini aku audisi di Theater , dan aku di terima!!! Aku seneng banget! Kamu tahu kan aku dari dulu pengen banget tampil di musikal! Kamu mau denger gak aku nyanyi lagu apa di audisi ? “



” Jangan berakhir aku tak ingin berakhir
Satu jam saja kuingin diam berdua
Mengenang yang pernah ada “




“ Jangan berakhir karena esok takkan lagi
Satu jam saja hingga kurasa bahagia
Mengakhiri segalanya “




“ Tapi kini tak mungkin lagi
Katamu semua sudah tak berarti
Satu jam saja Itupun tak mungkin
Tak mungkin lagi “


Satu jam saja – Audi Item




Lagu yang indah. Aku dapat merasakan penyesalan , kesedihannya yang ia sampaikan lewat lagu itu. Suaranya memang indah. Saat aku melihatnya di theater hari itu , aku tak menyangka , ia tidak menikah dengan Adipati itu. Kukira ia masih menyukai cinta lamanya, namun ternyata aku salah


“ BUK!! “


Dan tiba-tiba sebuah benda keras menghantam kepalaku. Sebuah kantong tiba-tiba menutupi kepalaku dan sekelompok orang menarikku ke dalam mobil. Handphone itu terjatuh. Aku tak mampu melawan. Mereka berulang kali memukuliku , sampai aku kehilangan kesadaranku.


“ BODOH!” “ BUK!! BUK!! “


Ketika aku sadar , aku sudah digantung seperti babi di sebuah gubuk , dengan kaki diatas , kepala di bawah. Mereka berulang kali menendangku , meninju perut dan wajahku , dan memukuliku dengan baton. Kepalaku bocor , sekujur tubuhku memar , mereka benar-benar membuatku babak belur. Lalu komandan mereka , menodongkan pistolnya ke kepalaku. Pistol yang tidak biasa dan sangat asing di masa itu. Sig Sauer p320. Tidak salah lagi , mereka Legiun Salju Putih . Lalu tiba-tiba , bajingan itu menyarungan kembali pistolnya .


“ tidak , enak sekali kalau matinya cuma di dor. Gak ada gregetnya. “


“ hahahahahaha “ ada enam orang di sana. Dan mereka semua tertawa ketika komandan mereka berkata seperti itu.


“ kebiri aja Dan! Potong!! Potong!!! Paksa makan!!!” Mereka berencana mengebiriku sang komandan sudah mengeluarkan belatinya dan belati itu sudah menyentuh buah zakarku. Kupejamkan mata , bersiap untuk sesuatu yang terburuk.


“ Beruang satu , masuk beruang satu! “


Dan radio di dadanya itu berbunyi. Aku tak menyangka mereka memiliki radio yang masih berfungsi. Dan Penisku pun terselamatkan. Komandan memberi aba-aba dan mereka semua pun keluar.


“ Jangan ada yang macam-macam dengan anak ingusan ini. Cuma saya yang boleh menyiksanya. “


“ Siap Dan! “


Legiun Salju putih adalah pasukan elite paling mematikan bahkan disebut-sebut setara dengan kopassus di masa lalu. Perlengkapan mereka kurang lebih seperti tentara di abad 21 , dengan rompi anti peluru berteknologi tinggi , helm kombat , kaca mata balistik , bisa dibilang perlengkapan mereka sangat canggih di zaman ini. Jika dibandingkan Laskar Kerajaan tampak seperti tentara zaman kolonial , Legiun AD tampak seperti tentara pada zaman perang dingin , dan Legiun Salju putih tampak seperti tentara-tentara elite di abad 21. Aku beruntung , sang komandan menunda niat untuk mengebiriku , dan meninggalkan pisau belati itu , di meja tak jauh dari tempat aku digantung.


“ Aku.... aku pasti bisa!!!”


Aku berayun-ayun mencoba meraih pisau itu. Waktuku sangat sempit, dan semua ini terasa sulit karena tubuhku sangat lemah. Namun akhirnya setelah berusaha keras, aku berhasil meraih pisau itu. Sekuat tenaga , kuangat tubuhku , hingga pisauku meraih tali itu. Kuiris-iris tali itu dan tak lama


“ Bruk!!!” Aku terjatuh ke lantai. Kuiris tali yang mengikat kakiku , dan tak lama aku mendengar suara sang komandan.


“ Naga betina itu. Sayang sekali , ia sangat cantik , tapi juga sangat berbahaya. Bunuh saja. Bila perlu , gunakan senapan runduk “


Cantik? Naga betina ? Bajingan ini berencana untuk membunuh Bona dengan senapan runduk. Aku hanya bisa berdoa keajaiban akan terjadi , karena berbeda dengan TNI , Legiun salju putih menggunakan senapan XM500 yang dapat menembak sasaran dari jarak 4 km. Sedangkan dengan ilmu menembaknya yang luar biasa , Bona barang kali hanya bisa menembak sejauh 900 meter dengan senjata biasa , itu pun jikalau ia beruntung.


“ sekarang , saya sendiri yang akan buat perhitungan ke anak ingusan itu!! “


Tak lama aku mendengar suara mobil pergi menjauh dari gubuk ini. Dan ketika bajingan itu masuk , kuterbab ia dari belakang lalu kugorok lehernya tanpa ampun. Kurebut pistol p320 dari sarung pistolnya lalu aku keluar dan


“ DOR!DOR!!” kutembak dua legiun yang berjaga di luar gubuk. Tiga prajurit langsung menodongkan senapan mereka dan aku langsung melompat ke arah kiri


“ DOR!DOR!! “ Dua prajurit mati di tempat sebelum ia sempat menembak namun prajurit yang terakhir sempat menembakkan senapannya


“ RRRT ! BRRT “


Aku tertembak di paha kiri, dan dua peluru menyerempet lengan bahkan kepalaku. Saat aku mendarat di lantai , kutembak ia tepat di wajahnya. Prajurit itu mati di tempat. Aku segera maju , karena aku yakin masih banyak prajurit yang berjaga dalam jarak 500 meter. Kuambil senapan ACR mereka dan merogoh amunisi sebanyak-banyaknya. Kutelanjangi salah satu mayat mereka dan menutupi sekujur tubuhku dengan pakaian mereka. Ditanganku , sudah kupegang senapan remington ACR , senapan tercangggih milik Kerajaan. Aku bersandar di sebuah pohon , lalu kukeker musuh yang perlahan mendekat ke posisiku.


“ RRTT! RRRT ! RRRT!! “


Kuhujankan peluru ke posisi mereka dan membunuh dua prajurit sekaligus. Mereka membalas tembakan dan aku kembali bersembunyi di pohon itu. Mereka perlahan maju dan tak lama , mereka menghujani posisiku dengan rentetan peluru dari senapan mesin , M249


“BRRRT!! BRRRRT!!! “


Aku segera tiarap dan terpaksa mundur sampai 10 meter. Mereka terus maju dan disela kepungan itu , aku sempat melepas tembakan balasan dan menembak mati tiga orang. Tapi tekanan mereka semakin menggila. Mereka mampu menguasai lingkungan dan mempersempit ruang untuk melarikan diri. Aku menggunakan pohon untuk berlindung dari rentetan peluru itu dan mundur meter demi meter. Sadar mereka butuh sesuatu yang lebih besar untuk membunuhku, mereka berbaris dan bersiaga menembakkan peluru granad dari peluncur m320 . Jika bukan karena kali di dekatku itu waktu itu , tubuhku mungkin sudah hancur berkeping-keping


“Gelegar!!!”


Ledakan terjadi. Aku melompat ke kali itu dan lagi-lagi kehilangan kesadaranku. Aku beruntung tidak ada penembak runduk diantara mereka. Aku beruntung mereka tidak menggunakan rantis untuk menghabisiku. Aku terbangun di tepi kali , dengan senapan yang tergeletak tak jauh dari posisiku. Kuambil kembali senapan itu , dan berjalan mencari pemukiman terkedat.
 
Gadis-gadis baik hati


Terus terang saat itu aku sangat paranoid , karena Penembak runduk “ Si putih “ , dapat membunuh target dari jarak hingga 4 km jauhnya. Dengan hati-hati aku melangkah , menelusuri hutan , dan menodongkan senjataku ke segala arah. Rasanya seperti bergeriliya melawan Australia di masa mudaku dahulu. Ketika aku melihat sebuah ladang , aku menyelinap masuk dan terguling di lumbung karena sangat kelelahan.







“ MA!!! ADA COWOK DI DALAM LUMBUNG “







“ ASTAGA! TENTARA INI ! CEPAT KAMU PANGGIL PENEGAK HUKUM “ Seketika itu juga kupegang salah satu kaki itu







“KYAAAA!!! MAMA!!!”







“ saya mohon .... jangan ada penegak hukum “







“ CEPAT BAWA KE DALAM!!”







Mereka membawaku ke dalam rumah mereka. Aku melihat seorang gadis cantik , dan seorang ibu-ibu tua. Mereka buka seragamku , mengobati lukaku , dan semua itu terjadi cukup lama. Mungkin tiga sampai empat hari. Suatu malam , ketika hujan lebat, aku terbangun. Aku sudah jauh membaik. Aku melangkah keluar kamar itu , dan seketika itu juga , aku melihat gadis itu , duduk membelakangiku di kursi , sambil menulis sesuatu di sebuah buku. Ia pun menoleh dan kemudian tersenyum







“ Kamu sudah bangun ? “ sapanya ramah.







“ Sudah , terima kasih telah merawatku. “ Sahutku







“ Masih malam , kau istirahatlah di kamarmu “ Lalu ia bangkit dari kursi dan langsung menghampiriku







“ Kalau boleh , aku mau minta air “ gadis itu tersenyum







“ Boleh , masuklah ke kamarmu dan nanti aku bawakan air “ Ia membantuku kembali ke kasurku , lalu ia keluar sejenak untuk mengambilkan aku air.







“ Ini , minumlah “ lalu ia membantuku minum segelas air. Aku berbaring dan kembali tertidur .







Esok paginya , aku kembali bangun. Mereka bahkan menyiapkan pakaian untukku. Aku keluar dan lagi-lagi gadis itu sedangkan menulis di meja itu. Ia kembali menoleh , dan langsung tersenyum manis.







“ Pagi “ sapanya







“ Selamat pagi “ sahutku







“ Duduklah , nanti kubawakan sarapan “







“ tidak usah , aku tidak begitu lapar “ namun gadis itu tidak mendengar perkataanku. Ia ke dapur dan kembali membawa secangkir teh dan beberapa biskuit.







“ Kau butuh banyak makan. Tubuhmu masih lemah “ Aku mulai memakan biskuit itu , dan ia duduk manis melihatku dengan tatapan manisnya .







“ Yuli! Yuli! Mana cowoknya! Mana co... “ Dan tak lama ke tiga temannya datang







“ psst! Apaan sih! “ bisik gadis itu. Yuli jadi itu namanya







“ Ah... itu dia. cowok ganteng itu.... udah bangun ..... “







“ Ganteeeng. Kulitnya bersih banget , jangan-jangan Yuli yang mandiin tiap hari”





“ aduh menang banyak si Yuli “







“ Oh iya , nama saya Edi “ aku menyodorkan tanganku kepadanya. Gadis itu menjabat tanganku dan sambil tersenyum ia menjawab







“ Ah , Yuli. “









Yuli​



“ Jangan-jangan dia Edi koboi! Si ganteng pemburu bayaran itu !"







" YANG MASIH MUDA ITU KAN!!!! KYAAAAA!!” Dan ke tiga temannya kembali tertawa histeris







“ Bacot! “ Mereka seketika diam ketika Yuli memarahinya







“ Kalian masih pelajar?” Aku bertanya seperti itu karena ketiga temannya mengenakan seragam







“ Enggak , kita mahasiswa. Mahasiswa UNILA “







Perguruan tinggi memang masih ada di kerajaan , namun hanya diperuntukkan untuk orang kaya , atau siswa yang benar-benar pintar. Ke empat gadis ini , entah mereka sangat pintar atau pun anak orang kaya. Namun sudah pasti , Yuli pasti sangat pintar karena ia sepertinya bukan golongan orang kaya







“ iya kita Mahasiswa. Aku hari ini libur , gak ada kelas “







Kami pun mengobrol . Temannya yang pendek dan sangat periang itu namanya , Yeni. Yang cantik namanya Juju. Dan yang paling tua namanya Kiki. Si putih rupanya membuang dan menyiksaku di lampung. Dan berbeda seperti di masa modern , menyebrang ke jawa bisa sangat mahal.







“ BENERAN KAN! DIA EDI KOBOI !!!! “ Teriak Yeni , begitu ia tahu aku Edi Koboi







“ Ya Tuhan ....... “ Juju ikut tercengang. Sedangkan temannya Kiki tidak mengucapkan apa-apa.







“ Terus gimana kamu pulang ke Bandung ? Kamu tidak bisa nyebrang kalau gak ada tanda pengenal.” Tanya Yuli.







“ Mudahlah , yang pasti , aku harus ke pelabuhan sekarang “ sahutku.







“ BESOK AJA! KITA KEBETULAN LIBUR! NTAR KITA SAMA-SAMA KE PELABUHANNYA! “ Aku tertawa terbahak-bahak







“ Iya hari ini kita nginep sini kok “ celetuk Kiki







“ Mama aku gak boleh , pulang kalian “ Jawab Yuli dingin. Mereka lantas tertawa







“ Yuli... Justru Mama kamu yang nyuruh kami menginap. Kan beliau mudik, lupa? “ Dan akhirnya Yuli tidak punya pilihan lain







“ Nah sekarang , gimana kalo kita jalan-jalan! Keliling kampung gitu..... “ Yeni mengusul agar kami jalan-jalan keliling kampung.







“ Enggak “ Yuli tentu saja menolaknya.







“ Kenapa enggak!! “







“ Yaudah ayo!”







Tapi Juju dan Kiki setuju. Mereka menarik Yuli yang sedang duduk di kursi , lalu mereka menarikku. Yuli tak punya pilihan selain meraih jaketnya , dan ikut jalan-jalan. Kami jalan-jalan keliling kampung , dan tentu saja , yang pertama yang aku lakukan adalah menulis wikipedia kepada Luna , untuk mengabari kalau aku masih hidup dan baik-baik saja.







“ Aku baik-baik saja , aku pasti kembali , beritahu Bona untuk berhati-hati. Si Putih diluar sana mencari mangsa. Aku sayang kamu “ Koboi







Luna pasti mengerti siapa koboi itu. Untuk jaga-jaga , aku tidak menulis namaku. wikipedia sangatlah mahal , sehingga sore itu , aku meminjam uang gadis-gadis itu dan berjanji akan menggantinya. Namun pada akhirnya , aku menjual jam tangan elektronik milik tentara yang kubunuh.







“ aku tak peduli siapa kau , tapi ini uangnya , seperempat harga dari harga asli. “ Namun walaupun setengah harga , gadis-gadis itu terkejut begitu melihat betapa banyaknya uang yang aku dapat dari toko barang antik itu.







“ Ini sih cukup buat liburan berempat “ ujar Yeni.







“ ehm traktir “







“ Juju apaan sih! Malu tahu “ dan Yuli langsung mencubit Juju







“ Gak papa , kebetulan aku juga lapar. “







Aku berpesan agar tidak ada orang yang tahu siapa aku sebenarnya. Gadis itu mengangguk. Sore itu , aku mentraktir mereka makan makanan laut di pinggir pantai. Gadis-gadis itu sangat senang , karena mereka sangat jarang makan-makanan seperti itu. Meskipun mereka tergolong mampu. Kami makan satu meja , namun saat itu lah aku sadar akan sesuatu







“ Aku pernah disini sebelumnya ..... “







Kenangan itu muncul. Aku mungkin lupa menuliskan ini di buku pertama , namun saat itu aku tiba-tiba ingat kalau aku pernah bermesraan bersama Xingqiao di pantai ini. Ia memelukku , menyembunyikan wajahnya dipelukanku, lalu kami bercumbu dipinggir pantai itu.







“ Xingqiaoku..... istriku, pantai ini ....” Dan saat itu juga air mataku berlinang.







“ siapa Xingqiao ? “ tanya Yuli dengan polosnya. Kuhapus air mataku dan menjawab







“ Ayo makan lagi
 
Penyakit Konyol


“ Edi? Edi ....... EDI!!!!”







Sore itu , ketika sampai di rumah Yuli , aku jatuh pingsan. Ke empat gadis itu menggotong tubuhku dan menggulingkannya di atas kasur. Suhu tubuhku naik drastis , dan tubuhku seketika lemas. Aku tak mampu mengusai tubuhku. Ke empat gadis itu , panik bukan main







“ aduh , badannya panas banget! “







“ ini sih kena santet pasti , buruan panggilin pastor! Ato dukun!!!”







“ Apaan sih! Diem deh ! “







Ke empat gadis itu berdebat. Mereka mengkompres dahiku dengan kain dingin , dan sesekali meminumkan air hangat kepadaku.







“ Ya Tuhan Badannya tambah anget!!” aku mendengar tangisan si Juju







“ Yuli! Kayaknya kita perlu panggilin dokter deh! “ Yeni ikut menangis. Aku menyahut...







“ jangan .... jangan dokter ...... “ rintihku







“ Kamu apa-apaan sih! Kamu bisa mati tahu!! “ Bentak Yuli. Lalu aku mendengar langkah kakinya meninggalkan kamar , dan ketika kembali , ia sepertinya membawa beberapa perlengkapan ke kasurku.







“ Dokter Jauh! Lagian sekarang udah malam! Aku harus tolong dia “







Yuli meraih lenganku , memeriksa denyut nadiku , menyentuh dahi dan pipiku , dan melalukan beberapa hal lainnya. Lalu ia mengambil beberapa tetes dari darahku. Dan ia pun bangkit dari kasur itu. Lalu keadaan hening cukup lama.







“ Gimana Yul?” lagi-lagi aku mendengar tangisan Yeni







“ Ya Tuhan ... analisa aku... Demam berdarah !!! “







“ Demam berdarah!! “







Demam berdarah sudah bertahun-tahun menjadi momok bagi orang Indonesia. Tapi berbeda di masa lalu , demam berdarah pada akhirnya akan berakhir pada kematian. Dokter dan rumah sakit sangatlah mahal di masa depan dan warga biasa kebanyakan berobat di dukun ataupun langsung membeli obat di toserba. Ketika mengetahui aku terkena demam berdarah , ke empat gadis itu menangis ketakutan.







Aku kehilangan kesadaranku. Aku mendengar suara rentetan senjata , suara ledakan-ledakan meriam , suara-suara perang saat aku bertempur melawan Australia dahulu. Pikiranku terganggu. Aku melihatnya , mayat-mayat orang yang aku bunuh , hantu-hantu mereka. Orang-orang Australia itu , Polisi-polisi itu , TNI-Tni itu , laskar dan legiun itu , aku melihat mereka semua. Mereka menghantuiku.







“ BAO AN!!! “ “ DOR!! DOR!! DOR!!!”







Lalu aku melihat kembali kejadian itu. Kejadian dimana aku melihat Jisun untuk yang terakhir kalinya. Aku menangis. Lalu aku melihat kenangan-kenangan bahagia ketika kami berdua dahulu. Sungguh indah , tapi menyedihkan. Aku ingin memeluknya , sekali lagi , namun aku tidak bisa.







“ kita gak bisa diem aja. Aku ke kota sekarang! Dia perlu obat!”







Di saat aku pingsan , Yuli mengambil seluruh barang-barangnya dan ditengah hujan yang lebat itu , berusaha berjalan kaki ke kota. Juju tiba-tiba berusaha menghentikannya







“ YUL!!YULI! Kamu mau naik apa! Diluar hujan lebat! Terus , kamu punya uang ? Kita butuh uang Jutaan Yul “ Lalu Yuli mengambil semua persenjataanku. Termasuk granad.







“ Ini harganya pasti mahal kan? Kita jual di toko loak pasti cepet laku! Kalo kita jalan sekarang, kita bisa naik kereta terakhir!! “







“ Kalo begitu aku ikut! “







Di tengah hujan lebat , Yuli dan Juju berjalan kaki ke stasiun. Mereka hampir tertinggal kereta. Dengan rambut dan pakaian yang basah , mereka menaiki kereta menuju Bandar Lampung. Mereka satu-satunya penumpang wanita , karena jarang sekali ada wanita di kereta malam.







“ Yuli, aku takut! Orang-orangnya serem-serem semua. Dari tadi ngeliatin paha aku terus. “ Yuli lalu meletakkan tasnya diatas paha Juju







“ nih tutupi paha kamu pake tas aku. “







“ berat Yul”







“ AH! BACOT! LAGIAN KENAPA LAGI UDAH TAHU MALAM , PAKE BAJU SEXY! MAU CARI JODOH LU! “ Dan semua penumpang lelaki itu kabur begitu mendengar bentakan Yuli. Mereka sampai bergumam







“ jangan-jangan dia Bona si naga betina itu ya gan?”







“ ho-oh , kayaknya iya “







Satu jam kemudian , mereka tiba di bandar lampung. Mereka masih harus berjalan kaki ke toko loak , untuk menjual semua senjata itu. Sungguh perjalanan yang sangat melelahkan di malam hari untuk gadis seperti mereka , hanya untuk menolong orang tak terlalu mereka kenal.







“ Astaga naga , Senjata-senjata ini! Tidak sembarang orang bisa punya! Kalian bisa dapat dari mana? Apalagi pistol secanggih ini! TERUS granad secanggih ini! “







“ Alah UDAH KOH! JADI LAKUNYA BERAPA? “







“ Saya bayar 2,2 juta , dil? “







“ Dil!”







Sebenarnya bisa lebih mahal lagi namun saat itu waktu mereka sangat sempit. Lalu mereka ke rumah sakit , untuk membeli semua yang mereka butuhkan. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam membeli dan menunggu obat itu , sampai mereka tertidur sekitar satu jam di rumah sakit. Dan ketika mereka bangun , segala yang mereka butuhkan sudah dibungkus ke dalam kantong plastik. Mereka lekas berjalan kembali ke stasiun. Ketika itulah mereka diikuti.







Yuli dan Juju mulai menyadari dua tentara berseragam serba hitam dan berbaret putih membuntuti mereka. Mereka tahu itu pertanda buruk , karena siapapun yang berurusan dengan si putih , sulit bisa melihat matahari lagi. Mereka berjalan agak cepat menuju stasiun kereta dan mengejar kereta yang paling pagi. Namun kedua tentara itu berhasil menciduk mereka.







“ Maaf mengganggu ketengangannya mbak , bisa ikut kami sebentar “







“ Yuli aku takut “







Mereka membawa Yuli dan Juju jauh masuk ke dalam hutan. Dan perlakuan mereka seketika berubah ketika jauh masuk ke dalam hutan. Mereka mendorong Yuli dan Juju , menendang perut mereka , dan merebut Tas Yuli.







“ ANJING KALIAN YAH! KALIAN PIKIR BISA BECANDA DENGAN KAMI! KAMI UDAH MEMBUNTUTI KALIAN DARI KAMPUNG KALIAN! SEKARANG KAMI TANYA , UNTUK SIAPA OBAT-OBAT INI!! “ Yuli pun perlahan-lahan mencoba berdiri







“ Bacot Anjing “ geram , si baret putih itu menodongkan pistol mereka ke kepala Yuli dan Juju.







“ Aku tahu siapa yang kalian sembunyikan. Si pengirim wikipedia itu , dimana dia? dimana rumah kalian? “ Yuli tidak menjawab apa-apa. Hati nuraninya seolah sudah tahu hal itu akan terjadi. Kedua baret putih itu bisa saja menembak mereka dan memperkosa mayat mereka sampai mereka puas. Namun kedua lengannya tiba-tiba bergerak dan







“ CUS! CUS!! “ Kedua baret putih itu mati di tempat. Dua pisau menancap di kepala mereka. Menembus tengkorak dan otak mereka. Juju terkejut bukan main. Ia pun menangis dan Yuli pun ikut menangis







“ MAYAT YUL!! KAMU BUNUH ORANG YUL!! GIMANA “ Tidak terdengar suara tembakan , sehingga penegak hukum tidak muncul ke lokasi kejadian. Mereka menangis ketakutan. Mereka lalu bangkit kembali dan mengemas kembali barang-barang mereka. Diam-diam , Yuli merogoh dan merebut segala yang ia bisa rebut dari baret putih itu. Pistol , senapan , granad , makanan , semuanya ia rebut







“ UNTUK APAAN YUL! AYO BURUAN!”







“ IYA! IYA ! AYO KITA PERGI!!”







Dan mereka segera berlari mengejar kereta pertama menuju kampung mereka.
 
Penggrebekan

“ bagaimana keadaannya?” Yuli langsung menanyakan keadaanku ketika ia sampai



“ parah , panasnya makin marah. Tadi waktu jam 4 , kami sempet bantuin dia ke wc , abis itu panasnya makin parah “ sahut Yena.



Juju langsung istirahat di sofa dan tak lama tertidur. Mereka tidak menceritakan pada gadis lainnya apa yang terjadi. Yuli lalu meminta Yeni dan Kiki istirahat , karena mereka sudah menjagaku seharian , lalu pagi itu ia merawatku sendirian . Ia membasuh sekujur tubuhku dengan kain basah dan sebaskom air , lalu ia melakukan keahliannya. Ia bahkan menyuapiku bubur , dan memaksaku untuk memakannya meski aku kesulitan , agar aku masih punya tenaga. Lalu ia meminumkan obat itu.



Tubuhku makin panas , dan saat itu aku merasa seperti diantara hidup dan mati. Sambil merawatku itulah , Yuli menceritakan apa yang ia alami malam kemarin , dan ia mungkin mengira aku tidak mendengarkannya. Lalu aku sempat melihat ia tertidur di lantai bersama temannya. Dan ketika aku tersadar kembali di siang hari, ia kembali menyiapkan bubur dan secangkir air putih untukku. Lalu ia kembali merawatku , seolah , ia pernah melalukan semua ini sebelumnya? Apa ia dokter ? Tidak aku tahu ia masih mahasiswa.



Aku menghabiskan waktu sepanjang hari , terkulai lemah di atas kasur. Tidak ada Bona , tidak ada Luna , di tanah di mana aku kehilangan Jisunku dahulu. Sedih , tapi aku tahu aku harus bertahan , apalagi setelah apa yang gadis ini lakukan. Mereka bahkan mempertaruhkan nyawa mereka. Mereka semua dalam bahaya , karena aku yakin, si Beret Putih itu pasti kembali



“ Jangan pergi , bertahanlah ..... “ bisik Yuli malam itu. Namun seperti yang kita tahu , selain penyakit ini , kami masih punya baret putih yang terus memburuku



“ YULI!!!! ADA TENTARA DI LUAR!!!! “ Juju berteriak ketakutan. Ke empat gadis itu berpelaukan ketakutan, aku melihat Yuli diam-diam menggenggam pisau dapur lalu menyembunyikannya.



“ Gak papa suruh mereka masuk “ seolah ia tahu apa yang harus ia lakukan. Kondisiku sangat parah waktu itu . Panas semakin meninggi , muntah di pagi hari saat buang air , dan tubuhku sangat lemah. Pandanganku tidak sempurna namun bukan berarti aku buta. Aku segera bangkit , karena aku sadar ini pertarunganku.



“ Sembunyi , ini pertarunganku “ bisikku



“ TIDAK ! JANGAN BODOH! BERDIRI SAJA KAU TIDAK SANGGUP! MEREKA AKAN MEMBUNUHMU! “ Tangis Yuli.



“ kita keluar sama-sama , kita keluar sama-sama “ ujar yeni. Dan akhirnya mereka membantuku berdiri , dan kami keluar bersama-sama.



“ ho ho ho ho dramatis sekali ini. Tidak perlu menyeret gadis-gadis ini Edi Koboi! Cukup Kamu dan kami! “



Aku tahu orang itu. Setidaknya lewat surat kabar harian. Aku lupa namanya , namun mereka menjulukinya Jenderal Baret Putih , Komandan Legiun Salju Putih. Empat orang legiun baret putih berbaris , lengkap dengan rompi balistik , senapan ACR , bahkan seorang penembak jitu di puncak menara air yang ratusan meter di depan rumah Yuli. Sedangkan di sini , aku tidak punya senjata apa-apa.



“ jangan lakukan ini Edi , aku tahu ada orang yang menunggumu di Bandung “ tangis Yuli



“ tidak Yuli , ini pertarunganku , aku yang harus mengakirinya. “



Aku maju dengan kondisi tubuh yang sangat lemah. Melangkah saja sudah tak karuan lagi. Jenderal itu berdiri 10 meter di depan teras rumah Yuli. 10 meter yang terasa amat jauh ketika aku sakit seperti ini. Semakin aku melangkah jauh , semakin kepalaku terasa pusing dan sakit . Hingga akhirnya kami berhadapan cukup dekat. Dan saat itu juga , ia todongkan pistol itu ke kepalaku.



“ setelah membunuhmu , kami akan bersenang-senang dengan gadis-gadis itu. “



Dan saat itulah waktu terasa berhenti.



Lima tahun yang lalu ,



“ meleset Yuli! Konsentrasi! “ Yuli begitu gemetar ketika ayahnya memarahinya



“ Tapi Yuli takut yah! Yuli gak bisa “ Batok kelapa itu berjarak kurang lebih 10 meter dari mereka. Cukup jauh bagi seorang pemula , untuk menancapkan pisau secara sempurna.



“ MasyaAllah , baiklah dengar, konsentrasi dan bila perlu lakukan dengan bismillah , sebut nama Allah , bukan karena kita membawa-bawa nama Tuhan seperti yang kalian lakukan , namun kita melakukannya di jalan Allah , demi melindungi orang di sekitar kita , tidak lingkungan di sekitar kita “

Yuli memejamkan matanya, mengucapkan nama Tuhannya , dan ketika ia lempar pisau itu , saat itulah legenda akhirnya terlahir.



“ CUS!”



Pisau itu mendarat tepat di kepala Sang jenderal sebelum bajingan itu sempat menekan pelatuk. Tanpa ragu-ragu , kurebut pistol itu dan sebelum mereka melakukan serangan balasan ,



“ DOR! DOR! DOR! DOR! DOR! “



Kubunuh ke empat prajurit itu bahkan sebelum mereka sempat mengangkat senjata mereka. Termasuk penembak jitu itu . Kepalaku semakin pusing dan seketika itu juga aku terjatuh . Perutku terasa sangat mual dan aku muntah sebanyak-banyaknya. Penyakitku mencapai puncaknya hari itu. Dan setelah pertarungan antar koboi itu , aku kehilangan kesadaranku.



Pistol itu terpelanting dari tanganku ketika aku terjatuh . Penegak hukum datang sekitar setengah jam setelah duel , dan mereka membersihkan mayat-mayat baret putih itu. Semua orang tahu Yuli yang membunuh Jenderal itu secara legal , karena di samping setinggi-tingginya pangkat dia saat itu , Ia tidak berhak melalukan penggrebekan seperti itu , sehingga Yuli berhak membela dirinya di tanah milik keluarganya sendiri. Penagak hukum menggunakan momen ini , untuk naik jabatan



“ Kampung kami itu adalah kampung yang taat hukum . Tidak ada namanya Jedar! Jedor! Duel jagoan! Main hakim sendiri ! Siapapun anda ! Dan apapun Pangkat anda! Ada masalah? Silahkan buat laporan di posko keamanan , dan kita selesaikan lewat jalur hukum . Jika anda main hakim sendiri, maka pemilik lahan berhak melindungi dirinya. Jadi? Masalahnya jadi rumit seperti ini kan? Kami tidak bisa menangkap mbak Yuli karena menurut undang-undang kita, beliau hanya melindungi diri “



Begitulah komentar mereka di koran , dan lucunya mereka benar-benar mendapat kenaikan jabatan yang menurutku , itu konyol karena mereka hanya datang ketika semua sudah selesai. Lain cerita jika mereka melerai kedua belah pihak. Namun nama Yuli atau si gadis nihon, karena mukanya mirip orang nihon , menjadi terkenal dan di segani hampir di seluruh tanah Lampung. Bahkan sampai ke Pulau Jawa. Sedangkan di sisi lainnya , legiun Salju Putih menjadi pincang karena kehilangan komandan mereka. Namun di samping semua itu , sisi baiknya , beberapa hari kemudian aku sembuh dari penyakit yang rupanya baru gejala saja.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd