Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Instant Action

Bimabet
Nyari ini susah tadi... Akhirnya ketemu.. Pasang banner duli di sini...
 
Ohhh bao an kmana kekuatan mu yg dlu. Ko bisa lembek kek rempeyek sih. Disini lupa gw kekuatan bao an ilang knpa?
 
Pertempuran Baret Putih
“ EDI!! “



Sore itu aku mendengar suara xiao xiao. Aku buka mata , dan itu benar-benar dia. Sambil menangis ia lalu berlari , memelukku dan mencium pipiku. Lalu ia menangis sejadi-jadinya. Aku memeluk dan menenangkannya



“ Xiao tenanglah , aku tak papa “



“ ini aku bodoh , ini Bona .... “ dan ia kembali menangis. Aku lupa jika itu Bona. Kurasa aku sangat merindukan Xiao.



“ aku kira kau sudah mati “ lirihnya



“ butuh lebih dari itu untuk membunuhku... “ sahutku , dan tak lama Luna ikut muncul , di dampingi Jinny. Bona menoleh kebelakang , lalu ia menghapus air matanya dan membiarkan kami berbicara berdua.



“ Kami bertengkar hebat sewaktu kau menghilang , lalu ia hampir dibunuh dan aku menyelamatkannya. Gadis itu , ia sangat mencintaimu. Meskipun... meskipun kau sudah menganggapnya seperti anakmu sendiri “ Luna memang sudah mengetahui segalanya, kalau aku orang tua yang kembali muda. Ia juga menangis. Ia genggam tanganku dan berbisik



“ Edi ..... aku senang kau masih hidup. Aku ... kami semua .... sangat merindukanmu “ Lalu kami saling berpelukan. Senang rasanya bisa bergabung lagi dengan Jinny , Luna dan Bona. Mereka melacak wikipedia yang kukirim dan akhirnya menemukan rumah di mana aku dirawat. Butuh waktu lama tapi setidaknya mereka sudah di sini. Aku dan Luna keluar dari kamar itu , untuk bergabung dengan gadis-gadis lainnya.



“ Itu dia , Bona si Naga Betina ! cantik sekali! “ Juju terkagum-kagum bukan main ketika melihat Bona



“ Iya , kok bisa ya ada orang secantik itu! Makannya bunga mawar kali ya ? Pake air es “ Sahut Yeni. Yuli hanya geleng-geleng kepala. Bona berterima kasih kepada Yuli karena telah menyelamatkan nyawaku. Yuli sempat melirik Bona dan Luna , lalu akhirnya menyadari , betapa banyaknya wanita yang sudah jatuh hati denganku. Ia kemudian tertawa geli. Bona tertawa karena heran dan Luna tertawa karena semua orang tertawa. Jinny semakin bingung.



Saat itu musim panas, musim yang paling menyenangkan di kerajaan. Biasanya orang-orang menghabiskan waktu dipantai bersama-sama namun hari itu , kami meminum teh dan menyantap biskuit bersama-sama. Kami sempat berfoto dan mengabadikan momen hangat itu. Bona tak menyadari jika nama kami , Edi koboi dan Bona si naga betina , sudah dicari dengan hadiah 5 juta rupiah , hidup atau mati. Ditengah kehangatan itulah , satu datasemen Baret putih , telah mengepung desa Yuli. Pertempuran kecil sudah tidak terhindarkan lagi , pertempuran yang akhirnya dikenal , pertempuran baret putih.



“ DOR! DOR!! BRRRRTTT” “KYAAAAAAA!!”



Gadis-gadis seketika menunduk ketika hujanan peluru memberondong rumah kami. Beruntung Bona juga membawa senjataku , Dua revolver remington yang ia beli di toserba, lengkap dengan pelurunya. Kuraih dua revolver itu , dan langsung berdiri di dekat jendela. Ada belasan orang di luar. Enam baret putih memberondong senjatanya dan enam lagi berlari ingin mengepung dan menerobos rumah. Aku seketika muncul dari jendela dan



“ JEDAR! JEDAR”



Ke enam peluru itu mengenai setiap kepala mereka. Tembakan juga muncul dari belakang rumah , Bona mencabut kedua revolvernya, dan menembakkan hingga pelurunya habis. Gadis lainnya berlari meninggalkan rumah , menuju hutan di sebelah ladang. Sadar pengepungan klasik itu gagal , mereka mengapit posisi kami dengan rantis dan menembakkan senapan mesin kaliber 50 dari rantis itu ke posisi kami. Masing-masing satu peleton baret putih berlindung di belakang rantis yang perlahan-perlahan mendekati rumah. Mereka lalu menembakkan granad asap ke dalam rumah lewat peluncur m320.



“ UHUK! UHUK! EDI! “ Bona mulai ketakutan. Ia penembak cepat paling mematikan namun ia belum terbiasa dengan taktik militer seperti ini. Apalagi senapan mesin itu diluar kemampuannya



“ BONA! DYNAMITNYA! LEMPAR SESUAI ABA-ABA! SATU!!!! DUAAA” Kami menghidupkan masing-masing dua dinamit lalu kami lemparkan ke rantis musuh.



“DUAR!! DUAR!!!”



Kedua rantis itu terbakar , masing-masing membunuh 4 kru di dalamnya. Kami melarikan diri keluar, namun ditekan mati-matian oleh dua peleton baret putih itu. Sambil berlindung di lumbung, kami menembakkan kedua belas peluru kami. Peluruku dua meleset dan sisanya mengenai musuh. Sedangkan tembakan Bona semuanya mengenai musuh. Sayangnya ia tertembak di kaki dan lengan kiri. Sadar mereka makin kehilangan korban jiwa , mereka melemparkan granad asap ke posisi kami dan memerintahkan artileri berat untuk menembak posisi kami. Mereka lalu melarikan diri dari posisi.



“ BONA LARI!!!” aku menggendong Bona dan melarikan diri sekencang-kencangnya menuju hutan.



“GELEGAR!! GELEGAR!!!”



Ledakan dahsyat terjadi ketika amunisi-amunisi itu mendarat di ladang Yuli. Rumah , lumbung , semua di ladangnya hancur menjadi puing-puing. Gadis-gadis itu menangis, namun Yuli justru kehilatan marah besar. Ia menulis sesuatu , lalu menerbangkan seekor merpati putih entah kemana. Bona ketakutan karena ini pertama kalinya ia terjebak di pertempuran yang sesungguhnya.



“ Kita juga harus membela diri, kalo gak kita mati! “



Luna sadar mereka tak punya pilihan. Namun gadis-gadis itu tidak punya senjata. Melihatnya saja mereka takut apalagi memegang dan mengangkat senjata. Namun Jinny , yang berhasil lari dengan tas ransel dan koper Bona , mengeluarkan seluruh dynamit dan amunisi yang kami punya, termasuk diantara shotgun pompa , mauser 98 dan dua pelontar granad m79 milik Bona. Namun musuh datang lebih banyak, 200 penegak hukum dan 200 legiun AD, semuanya berkuda , serta empat peleton baret putih maju menyerbu posisi kami. Yuli hanya bersenjatakan panah , yang mampu melesat hingga 500 jauhnya.



Kami naik ke posisi lebih tinggi , mereka naik sejauh ratusan meter sedangkan aku menembak musuh yang jauh dibawah kami dengan senapan mauser 98 sambil perlahan mundur ke posisi mereka. Belasan penegak hukum mati setelah berusaha mendekat dan belasan lagi mati ketika Bona siap di posisi. Yuli belum melepas anak panahnya. Tidak mau basa-basi , Ratusan AD dan penegak hukum itu melakukan serangan kamikaze secara serentak dan saat itu juga Luna memerintahkan seluruh gadis-gadis untuk masing-masing tiga dynamit secara bersama-sama. Kami diuntungkan posisi lebih tinggi sehingga dynamit itu terlempar cukup jauh ke posisi mereka



“ GELEGAR!! GELEGAR!! GELEGAR!!! “



Ledakan dahsyat kembali terjadi. Barisan mereka tercerai berai dan kebakaran hebat terjadi di bawah sana karena hutan sangat mudah terbakar. Ratusan penegak hukum dan Legiun AD mati sia-sia sedangkan mereka yang hidup satu persatu kami terjang dengan pelontar granad m79. Baret putih yang sudah terbiasa dengan perang seperti ini masih berbaris kokoh dan hanya menelan korban sangat sedikit. Mereka terus maju dan mulai menghujani posisi kami dengan peluru.



Yuli menembak habis semua penembak jitu musuh dengan panahnya. Panah itu melesat ratusan meter dan menancap tepat di kepala musuh. Tanpa penembak jitu , pasukan musuh hanya mengandalkan senapan mesin dan pelontar granad saja. Gadis-gadis lain terus berlari menyelamatkan diri sementara aku , Bona dan Yuli menembak-nembak musuh yang ratusan meter di bawah kami. Mereka memberondong kami dengan granad m320 , memaksa kami mundur ratusan meter ke belakang.



Tak terasa sudah enam jam lebih kami bertempur namun baret-baret putih ini seolah tak kenal menyerah. Aku membunuh belasan , Bona puluhan dan Yuli sekitar sepuluh orang. Namun masih ada sekitar dua peleton baret putih di bawah sana. Mereka benar-benar dikirim untuk membunuh kami dengan 5 juta sebagai bonus untuk mereka. Tembak menembak terus terjadi dan kami mulai kehabisan peluru. Bona yang kehabisan peluru lebih dulu akhirnya membuang senapan mausernya dan mengandalkan dua revolvernya.



Dua jam kemudian, musuh makin kehilangan korban jiwa. Mereka berhasil memaksa kami mundur , bahkan sempat mengepung kami , namun kami lagi-lagi berhasil menangkis manuver strategi mereka. Mereka akhirnya putus asa , lalu akhirnya menarik mundur dari pertarungan.



“ KITA MENANG!!! AKHIRNYA!!!!” Bona bernafas lega dan langsung berpelukan dengan Yuli. Namun tiba-tiba langit bergemuruh. Aku mengenal suara itu , suara yang keras dan perlahan mendekat ke posisi kami. Aku berlari ke arah Bona dan berteriak



“ TIARAAAAAP!!!!!!!!”


“BRRRRRTTTTT!!!! “ “ DUAR!! DUAR!!!!!”



Dua helikopter serbu musuh membrondong dan menyapu bersih posisi kami dengan roket , gadis-gadis lain aman namun mereka sangat ketakutan , tapi Yuli dan Bona terluka parah. Salah satu helikopter memutar dan akhirnya terjadilah pertarungan antar koboi yang paling sulit untuk di menangkan.



Helikopter itu berada 200 meter di depanku dan seolah ingin memberondong tubuh kami dengan senapan gatling mereka. Tidak hanya roket shower , heli itu bahkan membawa dua rudal AGM canggih , yang dapat memakan tank abrams hidup-hidup. Baret putih itu tidak main-main . Namun ketika jemari mereka akan menekan tombol itu



“ JEDAR! JEDAR!! “



Helikopter itu oleng dan akhirnya jatuh dan meledak. Tembakanku tepat mengenai kepala pilot dan kopilot itu. Namun aku lupa masih ada satu helikopter lagi. Bona mendorong tubuhku dan



“ JEDAR! JEDAR!! “



Ia menembak jatuh helikoper yang satu lagi tanpa masalah. Ia tak pernah meleset. Bahkan di kondisi terluka parah seperti itu. Musuh kembali maju dan menekan posisi kami, Namun aku dan Bona mampu melakukan serangan balik dan memukul mundur mereka ke puing-puing rumah Yuli. Pertempuran itu kami akhirnya seri , karena kami sama-sama mundur. Ratusan Legiun AD dan penegak hukum tewas , serta puluhan baret putih , dua rantis dan dua helikopter serbu. Sedangkan di pihak kami, hanya Yuli dan Bona yang terluka parah karena serangan udara itu. Kami bermalam di hutan malam itu dan dari kejauhan , kami dapat melihat kobaran api dan suara tembakan-tembakan senjata dari desa Yuli dan kota Bandar lampung yang jauh di sana.



Esok pagi itu , aku dan Luna menggotong Bona yang masih terluka parah karena pertempuran kemarin. Gadis lainnya menggotong Yuli , ke puing-puing rumahnya yang sudah hangus. Kami meminta maaf karena kami , ia kehilangan segalanya. Yuli hanya tersenyum dan menjawab



“ Pertempuran itu adalah awal baru bagi kami ..... “



Vive la révolution!!!! Vive la révolution!! “



Bendera merah putih kembali berkibar dan semua orang berteriak-teriak tentang revolusi. Absennya penegak hukum , legiun dan Baret putih hari itu , membuat TNI melancarkan serangan serentak ke desa-desa dan kota Bandar Lampung. Tidak ada perlawanan berarti malam itu karena kebanyakan Baret putih berada di desa Yuli sesuai perintah mereka , dan hancurnya dua helikopter serbu itu rupanya berdampak drastis bagi pertahanan kota Lampung, karena kerajaan nyaris tidak punya senjata anti tank selain helikopter milik baret putih.



Tidak lama setelah pertempuran baret putih usai , nyaris seluruh lampung sampai bakauheuni sudah direbut kembali. TNI lalu menyebrang menuju merak , dan bertempur hingga ke kota Anyer. Mereka berhasil menyandra Sultan Banten dan serangan akhirnya terhenti setelah tank leopard Tni , satu persatu hancur dan lumpuh akibat serangan udara F-85 dan F-100s Legiun AU. Kurangnya bantuan udara dan senjata anti udara menjadi kelemahan TNI. Di sanderanya Sultan menjadi tamparan berat bagi Kerajaan sehingga kerajaan terpaksa melepaskan lampung sebagai satu-satunya Wilayah NKRI tentu saja dengan syarat “ garis sultan “ dimana TNI dan republikan tidak boleh berada di luar propinsi Bandar Lampung, dan akhirnya seluruh baret putih ditarik ke markasnya di Bogor.



Pagi itu , selebaran-selabaran di sebarkan agar seluruh rakyat tahu jika satu jam yang lalu , kerajaan baru saja memerdekaan Lampung. Tank-tank leopard TNI yang mematikan itu akhirnya terpaksa dihancurkan dan tinggal kenangan agar kerajaan tidak punya senjata serupa untuk menyerang lampung kembali. Seluruh warga kerajaan diberi ultimatum selama tiga hari untuk kembali ke jawa , karena lebih dari itu mereka dianggap sebagai warga republik. Begitulah akhir dari kisah kami , sempat menjadi bandit selama satu hari , dan secara tidak sengaja mengembalikan republik yang hampir mati. Petualanganku pun semakin dekat menuju lembar-lembar akhir . Kami berpelukan dengan Yuli dan sejak itu kami menetap di bandar Lampung, Ibu kota baru kami, dan kota seribu kenangan bagiku. Dan nama Yuli , akhirnya dikenal dengan julukan “ MACAN BETINA “ gadis mirip nippon , putri perwira TNI yang memberi perintah kepada leopard-leopard TNI , untuk menyerang dan merebut kembali republik. Meskipun Bona sangat kesal , karena menurutnya



“ LU BISA AJA , MINTA SALAH SATU ANAK BUAH ELU , BUAT DATANG NYELAMATIN KITA!!!”



Dan kami pun tertawa terbahak-bahak
 
Cinta dan Kasih Tak Sampai
Di samping rencana kami ingin menetap di Bandar Lampung , kami membatalkannya. TNI rupanya tidak seramah yang kami duga bahkan mereka mencap kami sebagai “ orang kerajaan “ . Mau tak mau , aku , Bona , Luna dan Jinny akhirnya harus kembali ke Bandung. Yuli sangat meminta maaf dan masih berharap kami akan menetap sebagai republikan namun kami dengan berat hati harus pulang , karena kebanyakan teman-temannya tidak terlalu menyukai kami. Kami berpelukan saat berpisah di Bakauheuni , dan akhirnya kami berpisah.



Kami naik kereta ke Bandung dan untungnya kartu identitas kami masih diakui. Penegak hukum sudah mencabut segala tuntutan kepada kami sehingga kami pulang ke Bandung tanpa halangan. Tapi bukan berarti kami diterima. Semua orang terlihat sangat takut dan berbisik-bisik di belakang kami . Akhirnya kami ditolak baik oleh pihak Republik atau kerajaan.

Ketika sampai di Bandung , seperti biasa Bona menginap di rumah Jinny dan aku serumah dengan Luna. Aku dan Luna lalu berpelukan dan langsung melepas rindu setelah sekian lama terpisah.



“ Aku rindu kamu , Luna “



“ Aku juga Ediku.... “



Dan kami pun bercumbu . Kurebahkan tubuhnya di atas kasur lalu kutindih tubuhnya. Lalu kamu bercumbu di atas kasur yang hangat itu , berulang-ulang kali hingga tertidur.



Pagi hari itu , ia tiba-tiba memelukku. Luna tiba-tiba menangis. Ia lalu berbisik kalau ia takut kehilanganku , walau ia tahu , Bona jauh lebih mencintaiku. Ia takut aku akan meninggalkannya dan pergi bersama Bona , selamanya. Aku bingung . Setiap melihat Luna , aku seperti melihat Jisunku dulu . Jadi mustahil jika aku meninggalkan dia begitu saja. Namun disisi lain , Bona , gadis itu tidak akan pernah menyerah.



Situasi itu bertahan berbulan-bulan. Musim dingin pun kembali. Aku serumah dengan Luna dan Bona masih serumah dengan Jinny. Dan saat Luna bekerja di theater , biasanya aku dan Bona akan berduaan , entah itu sekedar duduk-duduk di taman , atau terkadang makan berdua dengannya. Ia selalu terlihat senang ketika kami berdua saja , walau hanya hitungan jam. Sore itu , kami berbicara serius di taman itu .



“ Bona .... bagaimana kalau kita pulang saja ? “ Bona seketika terkejut



“ Pulang ? Maksudmu ke Bogor ? “ matanya berkaca-kaca.



“ Tapi.... Luna bagaimana ? Nanti dia sedih . Dulu waktu kau tidak ada , kami sering sekali bertengkar “ dan Bona pun kembali murung. Kuraih dagunya lalu kulumat bibirnya dengan penuh perasaan. Matanya terbelalak. Air matanya turun dan ia pun memejamkan matanya , lalu membalas lumatan bibirku.



“ aku memang ingin kita pulang . Tapi melihat kau bahagia dengan Luna , aku mengalah. Aku sadar , cinta itu , terkadang bukan hanya soal memiliki. Tapi melihat orang yang kita cintai bahagia. Melihat kamu bahagia , walaupun sama Luna. Aku gak mau serakah lagi. “ Dan lagi-lagi ia pun menangis. Aku bingung , aku ingin dia , tapi aku juga ingin Luna. Kurasa aku lah yang serakah sebenarnya. Bona lalu menggenggam tanganku dan menatapku serius.



“ Terus sekarang bagaimana sayang ? Kau mau aku atau Luna ? kenapa kau bertanya seperti itu? “ Suhu diluar sangat dingin , jadi ketimbang membalas pertanyaannya , aku justru memeluk tubuhnya erat-erat. Lalu kami kembali bercumbu , sebelum ia mendorong tubuhku dan berlari ke rumah Jinny.



“ Sayang , kamu kok cemberut? “



Sore itu Luna bertanya kenapa mukaku murung. Aku tersenyum dan berlagak seolah tidak terjadi apa-apa. Lalu aku memeluknya dan kami bercumbu sekilas. Lalu kami makan malam berdua , berromantis-romantis ria berdua , sementara Bona menangisi cintanya di kamar Jinny. Aku merasa jahat . Di cerita satunya , cinta kami berakhir bahagia . Ia menjadi Ratu dan aku menjadi Rajanya . Tapi di dunia ini, segalanya tidak seindah di sana. Hubungan kami bisa dibilang menggantung.



“ Sayang , kamu ingat hari ini ? Saljunya turun. Ajaib ya “



Di satu sisi , aku senang Luna ada di sampingku. Senyumnya , pelukannya , cintanya , benar-benar persis seperti cinta dan kasih yang diberikan oleh Jisun dahulu. Melihatnya , memeluknya , menciumnya , terasa seperti mencium Jisunku. Itu sebabnya aku tak sanggup melepas Luna . Dan malam itu , adalah malam natal , malam di mana kami pertama kali resmi berpacaran.



“ Tentu aku ingat sayangku “



Luna tersenyum bahagia. Dan aku pun begitu. Lalu kami saling berpelukan , dan bercumbu. Ia benamkan wajahnya di pelukanku dan ia berbisik.



“ Natal yang lalu , aku percayakan cintaku padamu. Natal kali ini, apakah aku bisa , apakah aku bisa memiliki kamu?”



Luna memberi sinyal jika ia ingin aku melamarnya. Aku sangat ingin melamarnya , tapi aku tahu , Bona akan sangat terluka. Itu pasti akan sangat menyakiti hatinya. Tapi sekali lagi , menikahi Luna mungkin akan menjadi akhir dari petulanganku. Kami mungkin akan menikah , punya anak dan hidup tenang di Bandung selamanya. Tapi haruskah ada yang terluka? Apakah , aku dan Bona , di cerita kali ini tidak akan berjodoh ? Kutarik nafas dalam-dalam , kupeluk Luna dengan penuh kasih sayang , dan aku ingin , suatu hari nanti , Bona akan menemukan pangerannya sendiri. Namun tiba-tiba Luna menatapku serius



“ Aku takut Edi ...... karena aku sepertinya tahu , kau lebih suka gadis itu ? aku merasa seperti tamu di kisah cinta lain. Kau tahu , hari ini aku sengaja keluar sebentar untuk menguntit kalian , dan aku melihat kalian berdua di taman itu. “ Luna akhirnya menangis tersedu-sedu sambil menyembunyikan wajahnya. Perlahan , ia lalu mendorongku , dan menatapku dengan wajahnya yang sudah memerah dan berkaca-kaca.



“ Pergilah Bao An , pulanglah bersamanya . Aku hanya ingin kau ingat , kalau di sini di Bandung , ada satu wanita yang sangat mencintaimu , ada satu rumah yang selalu terbuka untukmu , selalu ada satu kasur hangat untukmu. Ingatlah kalau cintaku , jauh melebihi cinta gadis itu. Karena aku merelakanmu , mengikhlaskanmu , menjadi milik orang lain, cuma agar kalian bahagia. Sampai kapanpun hatiku , akan tetap menjadi milikmu. Namun sekali ini saja , malam ini saja , tidurlah denganku untuk yang terakhir kalinya , sebelum kau pulang bersamanya “



Lalu sambil menangis , kami berlari berdua ke rumah Luna. Kugendong ia ke kamarnya , dan kugulingkan ia dikasurnya. Ia mengalungkan kedua tangannya di leherku , dan kami pun bercumbu. Lalu ia mulai membuka pakaianku dan aku pun mulai melucuti pakaiannya. Lalu kami saling menindih , menghangatkan tubuh kami di musim dingin.



Ia melumat leherku dan aku pun melumat-lumat lehernya , menghirup aroma harum tubuhnya. Tangannya masih memeluk erat tubuhku. Kukecup-kecup lehernya sampai ia mulai mendesah di pelukanku. Bibirnya lalu tiba di daun telingaku dan mulai mengecup-ngecupnya. Bibirku pun langsung mengecup telinganya dan berbisik



“ Aku sayang kamu , Luna “



Lalu kami pun kembali bercumbu. Kuarahkan penisku di lubang kemaluannya lalu mulai kuhujamkan ke dalam. Wajahnya memerah dan pelukannya makin erat. Penisku terus menerobos masuk hingga tenggelam seluruhnya di dalam kemaluannya. Lalu aku mulai menggenjot kemaluannya dengan kecepatan penuh



“ mmh mmhh ahh “



Luna mulai mendesah pelan. Pelukannya pun semakin erat. Ia terguling pasrah membiarkanku melancarkan permainanku. Kudekatkan bibir kami dan kami pun kembali bercumbu liar , sementara penisku terus menghujam-hujam dengan kecepatan penuh. Jemarinya mencakar-cakar punggungku dan pinggulnya secara tak sadar ikut bergoyang membalas hujaman penisku . Tak lama kami saling berpelukan erat , dan mencapai puncak kenikmatan bersama-sama.



Ia membiarkan penisku meledak sebanyak-banyaknya di dalam kemaluannya. Ia pun jatuh kepelukanku. Kami bernafas lega dan saling berpelukan. Malam itu , malam terakhir di tahun itu aku bersama Luna. Karena esok paginya , sambil menangis ia memelukku dan mengikhlaskan aku pulang bersama Bona



“ Bona ..... ayo kita pulang...... “



“ eh? Pu....pulang ? “



Seolah tak percaya , mata Bona berkaca-kaca ketika aku mengajaknya pulang. Jinny tersenyum puas. Bona dan Jinny berpelukan. Sayup-sayup , Jinny berbisik “ selamat ya Na “ dan mereka pun bercumbu untuk yang terakhir kalinya. Aku dan Luna menjelit , karena itu pertama kalinya kami melihat cewek sesama cewek saling bercumbu. Yah , walaupun mungkin saja dalam rangka persahabatan. Bona dan Luna juga berpelukan , lalu bersama-sama kami berjalan ke kandang kuda.



“ Selamat jalan , Ediku ..... “ Ia pejamkan matanya dan akhirnya , ia ikhlas melepaskan. Aku lambaikan tanganku sebelum berkuda bersama Bona.



“Hiyaaaa!!”



Kupacu kudaku sekencang-kencangnya dan saat itulah kami berpisah. Aku dapat mendengar isak tangis Luna menangis tersedu-sedu , berusaha ikhlas dengan kepergianku. Namun disisi lain , disampingku , aku melihat wajah Bona dan pagi itu sangat berseri-seri. Ia sangat bahagia , dan aku tahu itu. Kami pun berkendara bersama menuju rumah ayahku di Bogor.
 
Epilog 2
“ Edi , aku senang , kita akhirnya pulang “


Malam itu , kami akhirnya tiba kembali di rumah. Bona membayar orang untuk mengurus rumah ini selama pergi , karena ia tahu , rumah ini sangat berharga bagiku. Aku segera berbaring di kamarku , dan tertidur karena kelelahan. Namun ketika tak sengaja aku membuka mata , aku melihat Xiao , maksudku Bona , yang malam itu sangat mirip sekali dengan Xiao.



Ia masuk dan berbaring di sampingku. Lalu ia memeluk dan mencium pipiku. Rasanya seperti bersatu dengan Xiao kembali. Setelah sekian lama , aku sadar kalau aku sangat merindukan Xiao. Kutatap wajahnya dalam-dalam , lalu kucumbu bibirnya dengan penuh cinta.



“ maaf aku terlalu mencintaimu , Edi .... “ bisik Bona manja.



“ aku senang , kita berdua saja seperti ini “



Dan kami pun bercumbu. Ia pegang kedua pipiku dan melumat-lumat bibirku. Pahanya tiba diantara selangkanganku , menekan-nekan kemaluanku yang mulai berdiri. Kedua tanganya memeluk erat punggungku dan cumbuan kami pun semakin liar. Kami saling melepas pakaian kami , dan kembali bercumbu meluapkan api asmara kami berdua.



Bona lalu membiarkan tubuhku menindih tubuh polosnya. Sejenak , kulirik wajah manisnya lalu aku sempat berbisik , kalau aku mencintainya. Ia tersenyum malu, dan kami kembali bercumbu. Ia peluk tubuhku erat-erat dan membiarkan bibirku mengecup-ngecup bibirnya. Bibirku lalu turun ke lehernya , dan mulai mengecup-ngecupnya. Tidak seharum Luna, karena tubuhnya sangat harum dengan petualangan. Ia mulai mendesah , begitu bibirku mulai mengecup lehernya.



Bibirku lalu tiba di buah kembarnya. Jemariku mulai menyentuh bibir vaginanya yang sangat basah dan mulai menggelitikinya , sedangkan bibirku terus mengecup dan sesekali menyentil-nyentil putingnya dengan lidahku. Wajahnya mulai memerah dan desahannya makin menggema . Ia remas rambutku , membiarkanku melanjutkan permainanku.



Bibirku kini berada tepat diantara kedua pahanya . Lidahku mulai menyentuh bibir kemaluannya yang masih perawan , lalu mulai menjilatinya. Ia semakin mendesah dan mengapit kepalaku dengan kedua pahanya. Lidahku terus menjelajah lubang kemaluannya , dan kedua pahanya semakin menjepit kepalaku. Lidahku masuk semakin dalam , dan ia pun akhirnya siap untuk melakukannya.



Wajah Bona sangat memerah . Karena malu dan karena permainan lidahku. Penisku lalu menyentuh bibir vaginanya dan pelan-pelan mulai kutekan masuk ke dalam lubang kemaluannya . Penisku semakin menghujam masuk hingga mengoyak selaput darahnya. Darah menetes di kasur dan ia sempat merintih kesakitan. Ia memeluk tubuhku makin erat dan siap melepas keperawannya seutuhnya



“ ahhhhh Edi ahhh “



Ia mendesah-desah hebat saat penisku menghujam-hujam vaginanya. Pelukannya semakin erat. Kedua pahanya mengapit tubuhku , dan kemaluanku pun semakin leluasa menghujam keluar masuk. Bona mendesah panjang dan tak lama mencapai puncak kenikmatannya. Penisku masih terus menghujam kemaluannya sampai akhirnya meledak dahsyat di dalam vaginanya. Kami pun saling berpelukan dan sama-sama terpuaskan. Ia masih memelukku erat dan kami beristirahat sejenak , sebelum mengulangi pesta malam itu.



Seperti itu lah malam pertamaku dengan Bona. Salju turun dengan derasnya di luar sana , dan aku sangat senang , karena akhirnya dapat berdua dengannya. Rasanya seperti kembali bermesraan dengan Xiao. Dan senyumnya malam itu , benar-benar mengingatkanku dengan Xiao. Aku merasa tenang ketika ia tersenyum seperti itu , dan saat itulah aku akhirnya merasa , kalau aku sudah menemukan kebahagianku yang sesungguhnya , Bona , si putri dari negeri dongeng.



Lima tahun berlalu , kami dihadiahi satu anak lucu dari hubungan kami. Aku akhirnya menikah dengan Bona , dan juga Luna , karena Luna ternyata juga hamil anakku. Untungnya keduanya anak itu wanita , dan aku mencintai mereka semua. Hanya saja bedanya , Luna tinggal di lantai dua sedangkan Bona tinggal di lantai satu. Aku akhirnya membereskan kamar Ayahku di lantai dua dan menjadikannya kamar Luna. Dan masih ada kamar satu lagi di lantai dua , tempat teman-teman Luna biasa menginap. Perpisahan hari itu akhirnya cuma bertahan satu bulan , karena Luna tiba-tiba saja mengandung anakku. Bona juga sempat marah besar dan cemburu, sampai akhirnya ia pingsan dan dokter di Bogor menyatakan dia juga hamil.



Namun meskipun keadaan di rumahku semakin aman damai , tapi tidak dengan kerajaan. Kondisi politik semakin kacau , apalagi setelah usaha kudeta Militer yang gagal. Perdana menteri akhirnya menghukum gantung Panglima besar angkatan bersenjata dan setiap musim dingin tiba , selalu berencana ingin merebut Republik. Namun selalu diurungkan karena kondisi politik di kerajaan sendiri sangat kacau. Itu sebabnya Luna ingin kami pindah ke China , karena temannya satu persatu sudah melarikan diri ke sana.



Tapi di samping semua itu , aku dan Bona masih terus bertualang sebagai pemburu bayaran. Terakhir kalinya , kami memburu Legiun gadungan yang gemar membunuh dan merampok orang kaya. Kami sudah beberapa kali mendapat ancaman pembunuhan tapi terus terang kami tidak takut. Kami masih melakukannya , karena naluri Bona untuk selalu membela kebenaran.



Sedangkan tentang kehidupannya di kerajaan Naga , Bona bilang ia sudah melupakannya. Ia bilang , menjadi Ratu mungkin bukan tujuan hidupnya , dan ia membiarkan kakaknya menguasai Tahta. Ia melihat tidak ada alasan untuknya untuk kembali ke kerajaan Naga dan menjadi Ratu , karena sudah puluhan tahun sejak ia lari dari negeri itu. Aku pun , akhirnya tidak pernah bertemu dengan Jisun dan Xiao yang asli dari dunia ini.



Tapi sebuah petaka terjadi. Aku tertidur saat itu , tapi tidak dengan Luna. Anak-anak semuanya tertidur tapi Luna ketakutan mendengar suara rentetan tembakan dari luar rumah. Ia diam-diam turun , dan mendapati tiga mayat tergeletak di ruang tengah. Luna hampir berteriak tapi ia takut. Lalu ia kembali mendengar suara tembakan dari luar rumah. Lalu ia mengintip ke luar , dan melihat enam mayat lagi. Salah satu jasad masih sekarat dan Bona , menginjak dadanya sambil menodongkan senjatanya ke wajah orang asing itu.



“ Lain kali .... jangan pernah kirim tikus , untuk memburu naga !”



“ DOR!!”



Lalu Bona menembak kepala orang itu dengan shotgun pendek . Kepalanya terpecah. Luna pun kembali ke kamarnya karena ketakutan. Orang-orang asing itu , mereka berpakaian tradisional China dan bersenjatakan senjata tajam yang menyerupai pisau dan golok. Luna menceritakan semuanya kepadaku saat Bona masih tertidur . Aku sadar , orang-orang itu , telah tiba di negeri ini , untuk memburu Bona. Aku berpesan kepada Luna agar ia tidak perlu takut , karena aku berencana akan mengajak mereka pindah ke China. Aku hanya berdoa , agar kami selalu hidup bahagia , dan segala urusan tentang kerajaan itu tidak akan mengusik kehidupan keluarga kami lagi. Aku senang , aku bahagia , karena setidaknya di cerita ini , aku tidak kesepian seperti cerita sebelumnya.
 
Epilog 3​


Aku tiba bersama keluargaku di bandar udara Soekarno Hatta, Jakarta. Kota ini sangat berbeda di abad 22. Sempat hancur oleh bencana besar, lalu dibumi hanguskan karena lambang rezim Indonesia yang korup, sampai dibangun ulang oleh tiga perusahaan besar selama lima tahun terakhir.



Aku duduk di ruang tunggu bersama keluargaku. Tidak ada penerbangan komersil lagi sejak Indonesia runtuh, hanya ada beberapa pesawat pribadi baik pesawat konvensional atau pun pesawat antariksa. Di sanalah untuk pertama kalinya aku melihat pesawat antariksa F-100s dan F-135C milik pribadi dan milik Legiun angkatan laut Kerajaan. Tidak ada angkatan udara di Kerajaan. Urusan antariksa dan udara juga diserahkan kepada Legiun Angkatan Laut. Agak canggung melihat Teknologi secanggih itu di Indonesia. Kita semua tahu Indonesia seolah kembali ke zaman batu setelah Rezim Fasus Runtuh dan Prabu naik tahta.



Ada banyak kisah dan kenangan di negeri ini. Mulai dari cinta , kasih sayang dan persahabatan, sampai keserakahan dan pengkhianatan. Aku ingat kehidupan lamaku di awal tahun 2000-an di mana kecemburuan menguasai dan aku akhirnya terjerumus. Tapi jika tidak begitu aku tidak akan seperti ini dengan Bona dan Luna Sebagai istriku.



Di negeri ini aku bertemu Xingqiao dan Xiao. Aku sempat menikah dengan istri pertamaku Xingqiao, walau beberapa bulan, lalu Xiao. Sayangnya insiden itu terjadi. Lalu bencana besar terjadi dan aku sempat hidup sebatang kara. Lalu aku bertemu Bona dan Luna, hingga sekarang kami berdua hidup bersama.



“ sayang, sudah waktunya “



Bona menghampiriku yang berdiri di ruang tunggu, melihat Jakarta untuk yang terakhir kalinya. Aku tersenyum. Anak-anakku berlari menghampiriku dan kami lalu berjalan ke landasan pacu di mana pesawat sewaan kami menunggu. Kebanyakan orang menyewa pesawat tua seperti cesna untuk penerbangan ke luar negeri. Tapi aku, aku mengeluarkan dana cukup besar untuk menyewa sebuah pesawat antariksa milik perusahaan swasta di Kekaisaran China, sebuah Space Shuttle murah C-1 milik perusahaan swasta di kekaisaran China.



“ selamat tinggal Indonesia. Selamat tinggal zamrud khatulistiwa “



Bona mengucapkan itu sebelum kami naik ke dalam space Shuttle.



“ aku belum pernah keluar Nusantara sebelumnya. Ga sabar pengen lihat dunia di luar sana “



Sahut Luna.



“ meluncur dalam 3,2,1 “



Pesawat lepas landas. Dengan mode vtol kami lepas landas dari landasan pacu. Pesawat berubah ke modus jelajah dan kami pun melaju ke luar atmosfer, menuju Angkasa luar.



“ wow “



Bisik Bona. Kami semua melihat pemandangan antariksa dari cokpit. Anak-anak yang paling antusias. Kami menghabiskan satu jam di antariksa, melihat-lihat Bumi, menyaksikan reruntuhan-reruntuhan stasiun antariksa. Sebelum masuk kembali ke atmosfer menuju Hong Kong, kekaisaran China.



Kami berlabuh di pelabuhan antariksa Internasional Hong Kong. Kota ini dahulu sudah menjadi Canda raksasa di pesisir timur China, namun 12 tahun yang lalu, salah satu perusahaan Jepang memenangkan tender pembangunan Ulang kota Hong Kong yang akhirnya rampung dua tahun yang lalu. Ini tahun kedua Hong Kong yang baru berdiri. Dengan ratusan menara tinggi lebih tinggi dari burj Khalifa, namun tidak menghilangkan nuansa tradiosional China.



“ ini rumah baru kita “



Ucap Bona. Kami berdiri di terminal kedatangan, melihat pemandangan kota Hong Kong.



“ jadi seperti ini dunia luar Indonesia “



Sahut Luna. Ia tidak pernah melihat peradaban modern di luar Indonesia secara langsung. Mulai hari ini kota inilah yang menjadi rumah barunya.



Kami ke rumah baru kami dengan mobil sewaan. Di Hong Kong tidak ada yang boleh menggunakan kuda atau hewan ternak sebagai kendaraan. Berbeda dengan Indonesia di masa depan. Sebuah apartemen sederhana mungkin tipe 56 dengan dua kamar dan pemandangan kota Hong Kong. Anak-anak menyukai rumah baru kami. Senang rasanya bisa merasakan kehidupan modern seperti dulu.



Ada satu tempat yang harus aku kunjungi di Hong Kong. Kami sekeluarga ke bukit itu, bukit di mana Xiao dikuburkan. Aku mengunjunginya bersama Luna, Bona dan anak-anakku. Mereka bermain di tamannya sedangkan aku menabur bunga sambil membersihkan makam Xiao.



“ Xiao, hampir seratus tahun setelah kau pergi. Aku tidak bohong, aku rindu kamu. Aku rindu rumah kita di London. Aku punya keluarga baru di Indonesia. Aku punya Bona yang sangat mirip denganmu, dan ada Luna, dan anak-anak kami yang lucu-lucu. Tapi aku tetap mencintaimu. Aku senang dengan segala kenangan yang kau berikan dan semua kata-kata yang kita bagikan bersama. “



Lalu Bona menghampiriku. Ia duduk di sampingku, memegang tanganku dan ikut membersihkan makan Xiao. Aku tatap wajahnya dan aku bertanya pada diriku sendiri. Apakah benar Bona yang aku cintai, atau apakah Xiao, istri lamaku. Lalu aku tersenyum dan sadar mereka berdua bukanlah orang yang sama, dan aku kini mencintai Bona sebagai istri dan pendampingku, bukan karena kemiripannya dengan Xiao. Matahari pun mulai terbenam, kami kembali ke mobil dan menjalani petualangan baru kami di daratan Asia.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd