Lanjutan ini sisipan supaya kesinambungan cerita tetap ada, kalau nanggung maap-maap kata....
Dua minggu berlalu semenjak akhir pekan 'menegangkan' yang dialami Linda bersama atasannya, rasa sakit saat penis besar Pak David menghujam lubang pantatnya masih menimbulkan trauma tersendiri untuk Linda. Selama dua pekan itu pula Linda berusaha menghindari dengan halus setiap usaha pelecehan yang dilakukan Pak David atas dirinya.
"Kamu pulang lagi akhir pekan ini?", tanya Pak David saat Linda menyerahkan report yang diminta.
"Iyah Pak, ada acara dengan keluarga....", jawab Linda pelan dalam usaha mengelabui atasannya, dia memang benar pulang ke rumah orang tuanya namun bukan karena ada acara keluarga, dia enggan berada di kos dan menjadi pelampiasan nafsu atasannya walau ada sedikit dalam dirinya yang rindu sentuhan kasih sayang.
"Uhmmm baiklah, kamu ga kenapa-napa kan? Maksud saya, kamu ga marah atau kesal sama saya kan?", lanjut Pak David dengan tanya penuh selidik.
"Enggak Pak..*** papa, saya emang ada acara kok....kebetulan ada sepupu yang datang...", jawab Linda pelan.
Linda lega berhasil keluar ruangan Pak David dan akan melewati akhir pekan tanpa perbuatan terlarang yang membuatnya kadang merasa bersalah kepada Frans, kekasihnya.
I'm coming home...
To the place where I belong...
Lantunan lagu mengiringi perjalanan pulang menuju rumah orang tuanya di Bogor sambil chat bersana Frans yang masih beberapa waktu lalu menjalankan tugasnya. Linda rindu dengan Frans, rindu dengan jalinan percintaan normal layaknya sepasang kekasih, namun entah kenapa sebagian dari dirinya seperti menginginkan kepuasan nafsu seperti dua pekan lalu bersama Pak David.
Malam di akhir pekan itu dihabiskan Linda dengan saling berkirim pesan dengan kekasihnya, Frans juga begitu merindukan Linda di seberang sana namun apa daya dia tak dapat sekedar mengecup manis bibir kekasihnya itu.
"Kamu lg pake baju apa sayang?", pesan terakhir Frans yang memulai perbincangan nakal.
"Uhm cuma kaos dan celana pendek aja...tp kamu tau kan? Kalo mau tidur aku pasti copot bra...", jawab Linda memancing kekasihnya lebih jauh lagi.
"Mmm sayang...aku jd pengen, aku lg ngelus punyaku nih...", balas Frans lagi.
"Uhhh iyah sini aku elusin...", balas Linda sambil menyelusupkan tangannya masuk ke bagian kemaluannya, dan mengusap klitorisnya sendiri.
"Sdh kunci kamar? Kamu telanjang donk sayang...fotoin itunya...", Frans tampak mulai terangsang dan mengeluarkan penisnya yang sudah mengeras untuk dikocokinya perlahan.
"Sdh kok...iihhh foto apanya maksudnya....uhmm bentar yah", balas Linda yang menelanjangi dirinya sendiri dan mengusap belahan vaginanya sambil sesekali mendesah pelan. Saat tangan kirinya memainkan klitoris dan sesekali mengusap bibir vaginanya, Linda merenggangkan kedua pahanya dan mengambil foto tepat diantaranya.
Frans menunggu agak tak sabar sambil mengocoki penisnya membayangkan dirinya sedang menggumuli Linda, beberapa saat kemudian muncul foto yang baru saja diambil Linda...."Arghh...kamu nakal sayang, memeknya basah banget itu...", komen Frans melihat foto belahan vagina Linda yang sedang dimainkan jari jemari Linda sendiri.
"Iyahh...sdh basah..kangen titit kamu...", balas Linda sambil mendesah mempercepat permainan jari pada klitorisnya, sambil sesekali memasukkan jari tengahnya ke lubang vaginanya yang merah merekah.
"Nakal kamu..aku pgn ngentot sama kamu sayang....teteknya mana?", Frans tak mengira Linda langsung to the point tak seperti biasanya saat chat atau phone sex, biasanya Frans berusaha agak keras memancing sisi nakal Linda untuk mengeluarkan kata-kata erotis yang merangsangnya.
Linda tak serta merta membalas, dia sibuk melakukan masturbasi dengan tangan kiri bermain di vaginanya sedangkan tangan kanan memilin puting susunya sendiri. Sesekali dia mengerang pelan takut terdengar orang tua dan adiknya yang tidur dikamar sebelah, entah kenapa tak cuma gambaran Frans yang muncul dalam fantasinya, namun juga bagaimana Pak David pernah menodai lubang pantatnya dan memperlakukan dirinya seperti budak seks. Linda tak kuasa membayangkan dirinya disetubuhi dua lelaki yang pernah mengoyak kehormatannya, tak butuh waktu lama Linda mendapatakan orgasmenya dengan dua jari masuk menusuk lubang vaginanya...."Argghh...sshhh..Fransss....Sshhh...Pak David....".
Linda mengambil tissue dan membersihkan jarinya yang basah karena cairan kenikmatannya sendiri, sebentar kemudian dia mengambil foto kedua tetek mungilnya dan mengirimkannya ke Frans yang terus-terusan menagihnya.
Di seberang sana, Frans menuntaskan birahinya dan memuncratkan sperma ke perutnya sendiri. Dia begitu rindu akan Linda, rindu bercengkrama dan pastinya rindu menggumuli kekasihnya yang manis itu.
Dalam ketelanjangan, Linda membalas pesan dari Frans yang sudah menuntaskan onaninya, dia mengucapkan selamat tidur dan kemudian termenung membayangkan apa yang sedang dilakukan Pak David malam itu....