Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Linda, My Real Temptation

Bimabet
Setiap lanjutan ga melulu soal anal atau ngentot, naik turun hubungan antar tokoh juga mesti ane jaga..so enjoy the story!
 
Wah keren nih dah ada updateannya....
Lanjut lg dong Gan..., jgn masturbasi sendiri...., atau dilanjut srh masturbasi di dpn Pak David atau si Frans, trs abis itu digangbang....
 
Agan The Riot thank u up datenya singkat tapi oke banget fantasinya. skrg Linda jadi camsex ama Frans. hubungan jarak jauhnya ane request dieksplore lg Gan pasti seru.
 
Harap bersabar para pemirsa, pokoknya seminggu sekali ada update..kalau mood bagus dan ga sibuk bisa dua kali....salam crotttt!
 
Jakarta pagi ini...

"I hate Monday!", buat Linda ungkapan sebagian besar para kelas pekerja itu sebelumnya hanya angin lalu, buat dia setiap hal harus dimulai dengan satu langkah pasti diawal, namun itu dulu saat dia belum merasakan rutinitas pekerjaan dan masih menengadahkan tangan ke orang tua meminta uang saat kuliah. Berat sekali rasanya memulai minggu yang baru, padahal belum genap dua bulan dia bekerja, satu hal yang membuat dia agak bersemangat adalah kehadiran Frans yang janjinya akhir pekan akan datang ke Jakarta.

Semenjak chat sex terakhir, Frans begitu menggebu-gebu ingin bertemu Linda, dia sudah bekerja sebaik mungkin supaya mendapat penempatan tetap di Jakarta tanpa harus tugas keluar kota atau pulau lagi. Hal itu tampaknya akan segera terwujud, walau harus menunggu sekitar dua pekan lagi. Dan akhir pekan ini dia berencana menginap semalam di Jakarta untuk melepas rindu sekaligus mengabarkan berita baik itu Linda.

Kantor masih sepi, hanya beberapa karyawan yang sudah datang, itupun masih asyik ngopi dan bercengkrama. Linda menyapa beberapa rekannya dan segera masuk ke ruangan, di parkiran tadi dia sempat melihat mobil Pak David sudah terpakir..."Uhm, tumben Pak David pagi-pagi sudah datang", pikir Linda dalam hati.
"Linda, kamu ikut meeting keluar sama saya jam 10 nanti...", Linda dikagetkan Pak David yang tiba-tiba sudah ada dibelakangnya.

"Eh pagi Pak...iya, memang meeting dimana?", jawab Linda lepas dari kagetnya.

"Ke klien kita yang rewel itu loh, saya belum review hasil laporan terakhir, jadi kamu ikut supaya bisa ikut jelaskan...ya sudah siapin datanya ya", kata Pak David sambil berlalu ke ruangannya.

Linda menghela napas sejenak, dia tak mengerti bagaimana Pak David bisa bersikap begitu 'normal' selayaknya atasan yang galak dan tegas dengan apa yang sudah mereka alami, Linda sendiri kadang masih terasa canggung dan terbayang bagaimana tubuhnya direngkuh pelukan hangat Pak David, perasaan itu menggelitik perutnya dan kadang membuat jantungnya berdegup kencang.

"Lin, kamu diajak meeting sama Pak David ya? Hati-hati moodnya lg kurang baik kayaknya tuh...", kata Heru sedikit berbisik.

"Iya nih, yah mudah2an dikasih senyuman jd agak baik dikittt hahaha...", balas Linda berusaha menutupi perasaannya sebenarnya. Setelah kejadian beberapa pekan lalu, kali ini untuk pertama kalinya dia akan pergi berdua dengan Pak David, walau dengan tujuan meeting tetap saja Linda merasa resah menghadapi Pak David seorang diri.

"Kamu dimana? Saya sdh diparkiran ini...ayo cepetann...", suara Pak David dibalik telpon yang tampak gusar.

"Ehhh..iya Pak...ini turun langsung....bentar Pak", jawab Linda takut-takut.

"Tuh kan ngamuk...buruan tuh...selamet dpt kuliah taambahan yahh hehehe..", ledek Heru yang duduk tak jauh dari meja kerja Linda.

Tak mempedulikan ledekan rekan kerjanya, Linda bergegas turun ke pkaak irran dan menemui Pak David yang tampak sudah siap di kursi kemudi mobilnya. Linda segera masuk mobil disambut tatapan dingin Pak David yang tampaknya memang sedang bad mood seperti kata Heru.

Perjalanan sekitar 40 menit menuju kantor klien akan terasa lama pikir Linda, mengingat Pak David hanya terdiam berkonsentrasi dengan kemudinya. Linda ingin membuka percakapan namun dia takut atasannya itu tidak menanggapinya, dia termenung menghadapi kemacetan Jakarta.

"Bengong aja kamu? Mikirin apa?...", Linda dikagetkan suara Pak David yang tiba-tiba membuka percakapan.

"Enggak Pak...saya agak ngantuk aja td bangun pagi-pagi dari Bogor...", jawab Linda sambil tersenyum.

"Kamu takut sama saya ya? ehm saya lg banyak deadline, plus ada masalah pribadi...", kata Pak David dengan suara melemah, beda dengan beberapa saat lalu yang tampak tegas dan tegar.

Tanpa diminta, Pak David menceritakan beberapa hal yang sedang dihadapinya mengenai urusan pekerjaan, namun tak sedikitpun dia ingin terbuka mengenai masalah pribadi yang katanya tadi juga sedang menderanya. Beberapa saat setelah suasana mulai cair, Linda mulai merasa lega dan tampaknya kantor klien yang dituju pun juga sudah mulai dekat.

Meeting berjalan lancar dengan jabat tangan erat dengan klien tanda mereka puas dengan laporan yang dipresentasikan, Linda melirik Pak David yang tampak lebih ceria dan mulai tersenyum.

"Kita makan dulu yukkk....", ajak Pak David saat hendak masuk mobil dan langsung diiyakan Linda yang memang juga sudah lapar.

Mobil melaju menuju komplek apartemen di daerah pusat Jakarta, Linda heran kenapa Pak David mengajaknya kesitu..."Katanya mau makan Pak? Dimana?", tanya Linda tanpa sungkan lagi.

"Di apartemen saya itu, dibawahnya ada resto enak, saya biasa delivery kalau lg stay disana...oh saya blm cerita ya kalo punya apartement disini?", jawab Pak David sambil memarkirkan kendaraannya.

Turun dari mobil, Pak David menggandeng tangan Linda dan mengajaknya langsung ke lift menuju ruang apartemennya, dia tampak tergesa-gesa seperti diburu sesuatu. Begitu masuk di apartemen 2 kamar itu, tiba-tiba Pak David langsung memeluk Linda menghimpitnya ke pintu yang baru tertutup, serta mencium bibirnya penuh nafsu.

Linda terkejut, namun dia membiarkan lidah Pak David menari-nari dalam rongga mulutnya sambil memasrahkan diri membiarkan payudaranya diremas-remas atasannya itu. Dia terengah pelan saat pagutan bibirnya terlepas dan lehernya dijilati lembut sambil rambutnya dicengkram tangan Pak David..."Ssshh ahhhh...Pakkk...".

"Makannya bentar lg ya...nanti saya pesankan...saya kangen sama kamu, kangen gumuli tubuh kamu...", bisik Pak David sambil menciumi bagian samping leher Linda yang wangi bekas semprotan parfum di pagi hari tadi.

"Uffhmm...jangan Pak..kita msh ke kantor lg...sshh ahhh..", tolak Linda sambil berusaha melepaskan diri dari dekapan Pak David yang semakin buas meraba-raba bagian intim tubuhnya.

"Uhmmm okay..saya gamau paksa, saya pesankan makan trus balik ke kantor", Pak David tiba-tiba menghentikan aksinya dan berlalu meninggalkan Linda yang masih berdiri tertegun di depan pintu dengan raut muka memelas, Pak David langsung menghubungi resto untuk pesan makan tanpa menghiraukan Linda yang masih membereskan rambutnya yang berantakan dan pakaian yang sedikit kusut dan tersingkap bagian roknya.
 
Wah Gan lanjutannya pendek amat...., baru dipegang, blm crot dah selesai ceritanya....
Lanjut dong Gan...., sampe Lindanya dieksekusi analnya lg....
Khan lobang anal khusus buat Pak David.....

Mantap Gan....
 
Lanjutan dari atas.....

Linda sebenarnya tak enak hati dengan penolakan yang baru saja dilakukannya kepada Pak David, namun dia juga tak ingin kembali ke kantor dengan tubuh sehabis digumuli atasannya itu. Sehabis telepon, Pak David tampak berdiri di balkon luar sambil menghisap rokoknya menghadap pemandangan kota Jakarta siang itu, Linda berusaha mendekatinya dengan perasaan berkecamuk di dada.

"Pak...Bapak marah yah? Maaf Pak...", ucap Linda pelan dekat Pak David yang raut mukanya berubah seperti tadi pagi lagi, Linda sebenarnya mengutuki dirinya sendiri kenapa dia harus meminta maaf, padahal Pak David lah yang telah melecehkan dirinya tiba-tiba tanpa peringatan yang seharusnya minta maaf.

Menoleh dengan sinis ke arah Linda, "Kamu ga usah minta maaf, saya yang keterlaluan...mungkin sebaiknya saya tidak perlu mengharapkan apa-apa dari kamu....", ujar Pak David pelan sambil membuang puntung rokoknya dan berlalu masuk ke dalam.

Linda mematung sesaat sebelum mengikuti atasannya yang kembali masuk ke dalam dan duduk di sofa sambil menyalakan tv, ada sesuatu yang cukup pelik yang tampaknya sedang ada di benak Pak David, Linda ingin menjadi tempat curahan hatinya namun entah dia harus mulai darimana setelah penolakan yang dilakukannya beberapa waktu tadi. Tak lama kemudian ada ketukan di pintu yang rupanya makanan telah datang, Pak David beranjak dari sofa dan langsung membayarnya dan meletakkan makanan di atas meja...."Ayo..kita makan dulu....", ajak Pak David dengan nada suara yang lebih ramah.

"Saya makan di sofa aja sambil nonton berita ya....oiya ada minuman ringan di kulkas kalau kamu gamau es teh yang saya pesan...", kata Pak David sambil menunjuk letak kulkas yang tak jauh dari meja makan.

Linda agak lega dengan sikap Pak David yang tampaknya mulai tidak mempermasalahkan penolakannya tadi, namun justru sekarang muncul perasaan bersalah yang bercampur aduk dengan kegalauan hatinya. Tak ingin larut dalam perasaan tak menentu, Linda duduk di depan meja makan dan menyantap makan siangnya berpisah jarak beberapa meter dengan Pak David.

"Tolong ambilkan cola di kulkas yahh...", pinta Pak David yang telah selesai dengan santapan makan siangnya. Kebetulan Linda juga sudah selesai makan, dia beranjak dari kursi mengambil minuman ringan yang diminta atasannya itu dan tiba-tiba tangannya digenggam Pak David dengan lembut...."Duduk sebentar samping saya...saya cuma mau rangkul kamu sambil istirahat sejenak....", ujar Pak David pelan dengan tatapan lembut yang membuat Linda luluh.

Linda duduk disamping Pak David menemaninya menyimak berita seputar kekacauan negeri yang dipenuhi para koruptor, bahunya dirangkul sehingga tubuhnya menempel erat dengan tubuh atasannya itu. Larut dalam hangat dekapan Pak David, Linda secara reflek mengusap-usap bagian pangkal paha atasannya yang memakai bahan kain halus dengan lembut. Tangan kanan Pak David yang merangkul bahunya mulai bergeser ke bagian bawah ketiak kanan dan mendapati gundukan lembut payudara kanan Linda yang tertutupi kemeja kerjanya. Seakan ingin membalas penolakan yang dilakukannya tadi, Linda mulai mengusap batang kejantanan Pak David yang mengeras dalam lindungan celana kain dan cd-nya, Linda tahu Pak David berusaha cuek dengan perlakuannya dengan tampak seolah-olah serius menonton tv, namun remasan-remasan lembut si payudara kanannya merupakan tanda bahwa atasannya mulai terangsang dengan permainan gerilya Linda.

Beberapa saat mengusap-usap batang kejantanan Pak David dari luar, Linda mulai membuka perlahan restleting celana kain Pak David tanpa meminta ijin atau menanyakan ke atasannya itu lebih dahulu, susah payah dia mencoba mengeluarkan batang keras dari balik cd Pak David yang agak ketat..."Kamu mau isep punya bapak?", Linda dikagetkan Pak David yang rupanya mulai merespon langsung permainan nakalnya. Pak David melepaskan rangkulannya dan berdiri sejenak menurunkan celana dan cd-nya hingga penis besarnya mengacung tegak sempurna di depan wajah Linda yang masih duduk di sofa.

Linda mengocoki penis besar itu dengan genggaman tangan mungilnya sambil menatap kepala penis kemerahan yang pernah mengoyak lubang pantatnya beberapa waktu lalu itu, dia melihat sekilas kilatan cairan precum yang keluar dari lubang kencing penis Pak David dan tanpa ada kata terucap, Linda langsung menjilati bagian itu yang terasa asin di lidahnya. Sentuhan lidah Linda pada lubang kencingnya membuat Pak David mengerang tertahan sambil menjambak pelan rambut Linda, dia begitu menikmati pelayanan Linda apalagi saat itu setengah badan penisnya sudah masuk dalam rongga hangat mulut Linda.

"Sshhh ahh...terusss isepinnn sayanggg...enakkkk..", Pak David mulai meracau dan menggoyangkan pinggulnya memaksa Linda mengulum lebih dalam penisnya yang tampaknya mustahil masuk seluruhnya dalam rongga mulut Linda. Tak hanya bagian batang penis yang mendapat layanan Linda, namun buah pelir Pak David juga mendapatkan kecupan dan jilatin lembut yang menimbulkan sensasi ngilu dan nikmat secara bersamaan.

Tak ingin ejakulasi lebih awal, Pak David menarik penisnya dari dalam rongga mulut Linda, memegang wajahnya dan menengadahkannya ke atas berpandangan dengan dirinya...."Bapak boleh ngentotin kamu?....", tanya Pak David spontan tanpa ingin berbasa-basi. Anggukan Linda menjadi tanda persetujuan sejak penolakan beberapa waktu tadi, Pak David begitu bersemangat dan langsung mengangkat Linda berdiri dan memagut bibirnya dengan ciuman membara sambil mendekapnya erat.

Sambil berpagutan bibir, Pak David menjamahi bagian intim tubuh Linda sambil mencoba melepaskan pakaian yang dikenakan bawahannya itu, Linda menggelinjang saat Pak David menyentuh klitorisnya saat membuka cd hitam yang dikenakannya. Bulu kemaluan Linda tampak belum sempat dicukur sejak beberapa pekan lalu, namun tetap terawat rapih dan menggoda Pak David untuk membelainya perlahan...."Ufhhmm Pakk....geliii...", ujar Linda sambil mendesah.

Pemandangan Linda yang sudah bugil seluruhnya membuat Pak David tak tahan untuk menikmati setiap detail bagian tubuh molek itu, dia membaringkan Linda di sofa, membuka lebar kedua pahanya, dan sambil tersenyum menatap Linda yang terbaring pasrah, Pak David mencium kedua lutut Linda bergantian dan dengan perlahan kecupan, gigitan kecil serta jilatan mulai menjalar menuju titik kenikmata *di belahan vagina Linda yang merekah merah dengan klitoris yang menegang.

"Arrgghhh...sshhh...Pak, klitorisnya jgn digigittt....", erang Linda sambil merasakan sedikit sakit saat kuluman pada klitorisnya berubah menjadi gigitan gemas yang mulai tak terkontrol. Seperti tak ingin membiarkan Linda berhenti mendapatkan sensasi kenikmatan, Pak David dengan perlahan mulai menusukkan kedua jarinya ke dalam lubang vagina Linda sambil mengorek-ngoreknya perlahan hingga Linda menggelinjang hebat mendapatkan orgasme pertamanya.

Linda mengatur nafasnya sambil terengah setelah orgasme pertamanya, Pak David tampak masih membenamkan kedua jarinya ke dalam lubang vagina Linda yang banjir cairan kenikmatan. Yang terjadi berikutnya, Pak David mengeluarkan kedua jarinya yang basah lalu mengoleskan ke sekitar liang lubang pantatnya....."Mmmhh...Pakkk, jangan situ...masukin ke memek Linda aja..", rengek Linda mengetahui apa yang diinginkan atasannya itu.

"Mmmm..memek kamu kan sering dipake pacarmu....kalo yg ini spesial buat Bapak....pelan-pelan kok...", bujuk Pak David sambil merubah posisi dengan menggeser pinggul Linda hingga menyamping dan mengarahkan kepala penisnya diantara kedua lubang Linda yang sama-sama menggiurkan.

Satu sentakan kuat membuat hampir seluruh batang penis Pak David terbenam dalam lubang vagina Linda, tampaknya dia ingin mendapatkan cairan pelumas sebelum mengoyak lubang pantat Linda. Dia begitu menikmati erangan dan desahan Linda yang pasrah tak berdaya menikmati persetubuhan yang terjadi. Penis besar itu terus mengoyak-ngoyak lubang vagina Linda sambil sesekali tangan nakal Pak David memuntir puting susu mungilnya dan atau menyusu dengan hisapan keras yang membuat puting susu Linda terasa perih.

"Pak.....Linda sampeeee lagiii....arrgghhhh...", Linda kembali bergetar hebat mendapat orgasme berikutnya, dinding vaginanya berkedut memijat batang penis Pak David yang terasa sesak didalam. Pak David tak ingin menyia-nyiakan siraman cairan kenikmatan hangat yang baru diterima penisnya, dia mencabutnya cepat dan melesakkan pelan ke lubang pantat Linda hingga seluruh kepalanya masuk.

Linda menjerit dan meronta, namun dia tak kuasa melawan dengan tenaga yang kalah kuat, dan akhirnya pasrah membiarkan lubang pantatnya disodoki penis Pak David pelan-pelan. "Sakit sayang?...nikmati ajaa...", tanya Pak David untuk menggoda Linda.

"Perihhhhh Pakkkk..mmmffhhh....ahhhh..", erang dan desah Linda sambil menggigit bibirnya sendiri. Setiap penis besar itu menggeseki dinding lubang pantatnya, ada sensasi tersendiri yang sedikit berbeda saat berada dalam lubang vaginanya, Linda tampak mulai bisa menikmatinya walau butuh kekuatan lebih untuk menahan rasa perihnya.

"Hayoo berdiri dulu sayang...nungging ya hadap kaca...", Pak David tiba-tiba mencabut penisnya dan menarik Linda untuk berdiri ke arah kaca ukuran satu orang dekat ruang kamar, Linda tertatih sambil dipeluk Pak David menahan perih di lubang pantatnya dan ngilu di bagian lubang vaginanya. Linda diminta menghadap kaca dan bertumpu diantara kedua bingkainya yang menempel dinding, Pak David memegang pinggulnya dan membuat Linda setengah menungging, senyum Pak David terpantul jelas lewat kaca dan...."Arrgghhh......", Linda mengerang ketika batang penis Pak David menyentak masuk kedalam lubang vaginanya yang tidak terlalu basah, penis besar itu seperti ular yang terus melesak dalam gua tanpa peduli gua itu penuh sesak dan sempit.

Pak David mencengkram kuat kedua payudara mungil Linda dari belakang, sesekali dia menjilati punggung mulus Linda, dia sudah tak tahan namun masih ingin merasakan sensasi sempitnya lubang pantat Linda. "Uffhmm....enaknnnya memek kamu Lindaaaa...bapak mau ngentotin lubang satunya juga...", racau Pak David berusaha menahan ejakulasinya.

Satu sodokan kuat menusuk lubang pantat Linda dalam-dalam, Linda terpekik dan hampir mendapat orgasmenya, namun dengan lihai Pak David mengoyak-ngoyaknya perlahan sambil membiarkan Linda terbiasa disodomi seperti itu. Batang penis Pak David sudah dilumuri campuran cairan kenikmatan dan sedikit darah entah karena lubang vagina Linda yang lecet atau lubang pantatnya, Pak David tak peduli dan semakin bergairah merasakan sensasi pijatan dan kedutan lubang pantat Linda.

"Lindaaaa....arrghhh bapak keluarrrr....", Pak Davis mengerang membenamkan penisnya dalam-dalam, Linda terkejut ketika batang penis itu menyemprotkan kuat-kuat sperma dalam lubang pantatnya, dia sempat ketakutan namun teralihkan sesaat dengan orgasme yang diterimanya berbarengan dengan Pak David.

Keduanya mendengua mengatur nafas, Pak David memeluk Linda dari belakang dan menopang tubuh Linda yang agak lunglai, dari pantulan cermin dia melihat wajah Linda yang seperti kehabisan tenaga serta memar-memar kecil di bagian payudara dan perutnya bekas cupangannya beberapa waktu tadi.

"Perihhhh Pakkk....", ucap Linda pelan sambil menyandarkan tubuhnya ke badan Pak David.

"Apanya yg perih sayangg?", tanya Pak David seolah peduli sambil mengajaknya ke sofa.

"Semuaaa...puting, memek Linda...sama lubang ituu...bapak jahat nihhh...", kata Linda menggelayut manja membiarkan tubuh telanjangnya dinikmati sepuasnya oleh Pak David.

Mereka berbaring telanjang sejenak, melupakan waktu yang harusnya kembali ke kantor dan mandi bersama sebelum pulang diselingi persetubuhan terlarang yang penuh gairah.

"Ahh..Linda...kamu mudah dimanipulasi, Pak Burhan pasti senang ngentotin kamu....mmmm...", pikiran jahat terlintas dalam benak Pak David saat menatap Linda yang sedang berpakaian, namun siapa Pak Burhan????
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd