Lanjutan dari atas.....
Linda sebenarnya tak enak hati dengan penolakan yang baru saja dilakukannya kepada Pak David, namun dia juga tak ingin kembali ke kantor dengan tubuh sehabis digumuli atasannya itu. Sehabis telepon, Pak David tampak berdiri di balkon luar sambil menghisap rokoknya menghadap pemandangan kota Jakarta siang itu, Linda berusaha mendekatinya dengan perasaan berkecamuk di dada.
"Pak...Bapak marah yah? Maaf Pak...", ucap Linda pelan dekat Pak David yang raut mukanya berubah seperti tadi pagi lagi, Linda sebenarnya mengutuki dirinya sendiri kenapa dia harus meminta maaf, padahal Pak David lah yang telah melecehkan dirinya tiba-tiba tanpa peringatan yang seharusnya minta maaf.
Menoleh dengan sinis ke arah Linda, "Kamu ga usah minta maaf, saya yang keterlaluan...mungkin sebaiknya saya tidak perlu mengharapkan apa-apa dari kamu....", ujar Pak David pelan sambil membuang puntung rokoknya dan berlalu masuk ke dalam.
Linda mematung sesaat sebelum mengikuti atasannya yang kembali masuk ke dalam dan duduk di sofa sambil menyalakan tv, ada sesuatu yang cukup pelik yang tampaknya sedang ada di benak Pak David, Linda ingin menjadi tempat curahan hatinya namun entah dia harus mulai darimana setelah penolakan yang dilakukannya beberapa waktu tadi. Tak lama kemudian ada ketukan di pintu yang rupanya makanan telah datang, Pak David beranjak dari sofa dan langsung membayarnya dan meletakkan makanan di atas meja...."Ayo..kita makan dulu....", ajak Pak David dengan nada suara yang lebih ramah.
"Saya makan di sofa aja sambil nonton berita ya....oiya ada minuman ringan di kulkas kalau kamu gamau es teh yang saya pesan...", kata Pak David sambil menunjuk letak kulkas yang tak jauh dari meja makan.
Linda agak lega dengan sikap Pak David yang tampaknya mulai tidak mempermasalahkan penolakannya tadi, namun justru sekarang muncul perasaan bersalah yang bercampur aduk dengan kegalauan hatinya. Tak ingin larut dalam perasaan tak menentu, Linda duduk di depan meja makan dan menyantap makan siangnya berpisah jarak beberapa meter dengan Pak David.
"Tolong ambilkan cola di kulkas yahh...", pinta Pak David yang telah selesai dengan santapan makan siangnya. Kebetulan Linda juga sudah selesai makan, dia beranjak dari kursi mengambil minuman ringan yang diminta atasannya itu dan tiba-tiba tangannya digenggam Pak David dengan lembut...."Duduk sebentar samping saya...saya cuma mau rangkul kamu sambil istirahat sejenak....", ujar Pak David pelan dengan tatapan lembut yang membuat Linda luluh.
Linda duduk disamping Pak David menemaninya menyimak berita seputar kekacauan negeri yang dipenuhi para koruptor, bahunya dirangkul sehingga tubuhnya menempel erat dengan tubuh atasannya itu. Larut dalam hangat dekapan Pak David, Linda secara reflek mengusap-usap bagian pangkal paha atasannya yang memakai bahan kain halus dengan lembut. Tangan kanan Pak David yang merangkul bahunya mulai bergeser ke bagian bawah ketiak kanan dan mendapati gundukan lembut payudara kanan Linda yang tertutupi kemeja kerjanya. Seakan ingin membalas penolakan yang dilakukannya tadi, Linda mulai mengusap batang kejantanan Pak David yang mengeras dalam lindungan celana kain dan cd-nya, Linda tahu Pak David berusaha cuek dengan perlakuannya dengan tampak seolah-olah serius menonton tv, namun remasan-remasan lembut si payudara kanannya merupakan tanda bahwa atasannya mulai terangsang dengan permainan gerilya Linda.
Beberapa saat mengusap-usap batang kejantanan Pak David dari luar, Linda mulai membuka perlahan restleting celana kain Pak David tanpa meminta ijin atau menanyakan ke atasannya itu lebih dahulu, susah payah dia mencoba mengeluarkan batang keras dari balik cd Pak David yang agak ketat..."Kamu mau isep punya bapak?", Linda dikagetkan Pak David yang rupanya mulai merespon langsung permainan nakalnya. Pak David melepaskan rangkulannya dan berdiri sejenak menurunkan celana dan cd-nya hingga penis besarnya mengacung tegak sempurna di depan wajah Linda yang masih duduk di sofa.
Linda mengocoki penis besar itu dengan genggaman tangan mungilnya sambil menatap kepala penis kemerahan yang pernah mengoyak lubang pantatnya beberapa waktu lalu itu, dia melihat sekilas kilatan cairan precum yang keluar dari lubang kencing penis Pak David dan tanpa ada kata terucap, Linda langsung menjilati bagian itu yang terasa asin di lidahnya. Sentuhan lidah Linda pada lubang kencingnya membuat Pak David mengerang tertahan sambil menjambak pelan rambut Linda, dia begitu menikmati pelayanan Linda apalagi saat itu setengah badan penisnya sudah masuk dalam rongga hangat mulut Linda.
"Sshhh ahh...terusss isepinnn sayanggg...enakkkk..", Pak David mulai meracau dan menggoyangkan pinggulnya memaksa Linda mengulum lebih dalam penisnya yang tampaknya mustahil masuk seluruhnya dalam rongga mulut Linda. Tak hanya bagian batang penis yang mendapat layanan Linda, namun buah pelir Pak David juga mendapatkan kecupan dan jilatin lembut yang menimbulkan sensasi ngilu dan nikmat secara bersamaan.
Tak ingin ejakulasi lebih awal, Pak David menarik penisnya dari dalam rongga mulut Linda, memegang wajahnya dan menengadahkannya ke atas berpandangan dengan dirinya...."Bapak boleh ngentotin kamu?....", tanya Pak David spontan tanpa ingin berbasa-basi. Anggukan Linda menjadi tanda persetujuan sejak penolakan beberapa waktu tadi, Pak David begitu bersemangat dan langsung mengangkat Linda berdiri dan memagut bibirnya dengan ciuman membara sambil mendekapnya erat.
Sambil berpagutan bibir, Pak David menjamahi bagian intim tubuh Linda sambil mencoba melepaskan pakaian yang dikenakan bawahannya itu, Linda menggelinjang saat Pak David menyentuh klitorisnya saat membuka cd hitam yang dikenakannya. Bulu kemaluan Linda tampak belum sempat dicukur sejak beberapa pekan lalu, namun tetap terawat rapih dan menggoda Pak David untuk membelainya perlahan...."Ufhhmm Pakk....geliii...", ujar Linda sambil mendesah.
Pemandangan Linda yang sudah bugil seluruhnya membuat Pak David tak tahan untuk menikmati setiap detail bagian tubuh molek itu, dia membaringkan Linda di sofa, membuka lebar kedua pahanya, dan sambil tersenyum menatap Linda yang terbaring pasrah, Pak David mencium kedua lutut Linda bergantian dan dengan perlahan kecupan, gigitan kecil serta jilatan mulai menjalar menuju titik kenikmata *di belahan vagina Linda yang merekah merah dengan klitoris yang menegang.
"Arrgghhh...sshhh...Pak, klitorisnya jgn digigittt....", erang Linda sambil merasakan sedikit sakit saat kuluman pada klitorisnya berubah menjadi gigitan gemas yang mulai tak terkontrol. Seperti tak ingin membiarkan Linda berhenti mendapatkan sensasi kenikmatan, Pak David dengan perlahan mulai menusukkan kedua jarinya ke dalam lubang vagina Linda sambil mengorek-ngoreknya perlahan hingga Linda menggelinjang hebat mendapatkan orgasme pertamanya.
Linda mengatur nafasnya sambil terengah setelah orgasme pertamanya, Pak David tampak masih membenamkan kedua jarinya ke dalam lubang vagina Linda yang banjir cairan kenikmatan. Yang terjadi berikutnya, Pak David mengeluarkan kedua jarinya yang basah lalu mengoleskan ke sekitar liang lubang pantatnya....."Mmmhh...Pakkk, jangan situ...masukin ke memek Linda aja..", rengek Linda mengetahui apa yang diinginkan atasannya itu.
"Mmmm..memek kamu kan sering dipake pacarmu....kalo yg ini spesial buat Bapak....pelan-pelan kok...", bujuk Pak David sambil merubah posisi dengan menggeser pinggul Linda hingga menyamping dan mengarahkan kepala penisnya diantara kedua lubang Linda yang sama-sama menggiurkan.
Satu sentakan kuat membuat hampir seluruh batang penis Pak David terbenam dalam lubang vagina Linda, tampaknya dia ingin mendapatkan cairan pelumas sebelum mengoyak lubang pantat Linda. Dia begitu menikmati erangan dan desahan Linda yang pasrah tak berdaya menikmati persetubuhan yang terjadi. Penis besar itu terus mengoyak-ngoyak lubang vagina Linda sambil sesekali tangan nakal Pak David memuntir puting susu mungilnya dan atau menyusu dengan hisapan keras yang membuat puting susu Linda terasa perih.
"Pak.....Linda sampeeee lagiii....arrgghhhh...", Linda kembali bergetar hebat mendapat orgasme berikutnya, dinding vaginanya berkedut memijat batang penis Pak David yang terasa sesak didalam. Pak David tak ingin menyia-nyiakan siraman cairan kenikmatan hangat yang baru diterima penisnya, dia mencabutnya cepat dan melesakkan pelan ke lubang pantat Linda hingga seluruh kepalanya masuk.
Linda menjerit dan meronta, namun dia tak kuasa melawan dengan tenaga yang kalah kuat, dan akhirnya pasrah membiarkan lubang pantatnya disodoki penis Pak David pelan-pelan. "Sakit sayang?...nikmati ajaa...", tanya Pak David untuk menggoda Linda.
"Perihhhhh Pakkkk..mmmffhhh....ahhhh..", erang dan desah Linda sambil menggigit bibirnya sendiri. Setiap penis besar itu menggeseki dinding lubang pantatnya, ada sensasi tersendiri yang sedikit berbeda saat berada dalam lubang vaginanya, Linda tampak mulai bisa menikmatinya walau butuh kekuatan lebih untuk menahan rasa perihnya.
"Hayoo berdiri dulu sayang...nungging ya hadap kaca...", Pak David tiba-tiba mencabut penisnya dan menarik Linda untuk berdiri ke arah kaca ukuran satu orang dekat ruang kamar, Linda tertatih sambil dipeluk Pak David menahan perih di lubang pantatnya dan ngilu di bagian lubang vaginanya. Linda diminta menghadap kaca dan bertumpu diantara kedua bingkainya yang menempel dinding, Pak David memegang pinggulnya dan membuat Linda setengah menungging, senyum Pak David terpantul jelas lewat kaca dan...."Arrgghhh......", Linda mengerang ketika batang penis Pak David menyentak masuk kedalam lubang vaginanya yang tidak terlalu basah, penis besar itu seperti ular yang terus melesak dalam gua tanpa peduli gua itu penuh sesak dan sempit.
Pak David mencengkram kuat kedua payudara mungil Linda dari belakang, sesekali dia menjilati punggung mulus Linda, dia sudah tak tahan namun masih ingin merasakan sensasi sempitnya lubang pantat Linda. "Uffhmm....enaknnnya memek kamu Lindaaaa...bapak mau ngentotin lubang satunya juga...", racau Pak David berusaha menahan ejakulasinya.
Satu sodokan kuat menusuk lubang pantat Linda dalam-dalam, Linda terpekik dan hampir mendapat orgasmenya, namun dengan lihai Pak David mengoyak-ngoyaknya perlahan sambil membiarkan Linda terbiasa disodomi seperti itu. Batang penis Pak David sudah dilumuri campuran cairan kenikmatan dan sedikit darah entah karena lubang vagina Linda yang lecet atau lubang pantatnya, Pak David tak peduli dan semakin bergairah merasakan sensasi pijatan dan kedutan lubang pantat Linda.
"Lindaaaa....arrghhh bapak keluarrrr....", Pak Davis mengerang membenamkan penisnya dalam-dalam, Linda terkejut ketika batang penis itu menyemprotkan kuat-kuat sperma dalam lubang pantatnya, dia sempat ketakutan namun teralihkan sesaat dengan orgasme yang diterimanya berbarengan dengan Pak David.
Keduanya mendengua mengatur nafas, Pak David memeluk Linda dari belakang dan menopang tubuh Linda yang agak lunglai, dari pantulan cermin dia melihat wajah Linda yang seperti kehabisan tenaga serta memar-memar kecil di bagian payudara dan perutnya bekas cupangannya beberapa waktu tadi.
"Perihhhh Pakkk....", ucap Linda pelan sambil menyandarkan tubuhnya ke badan Pak David.
"Apanya yg perih sayangg?", tanya Pak David seolah peduli sambil mengajaknya ke sofa.
"Semuaaa...puting, memek Linda...sama lubang ituu...bapak jahat nihhh...", kata Linda menggelayut manja membiarkan tubuh telanjangnya dinikmati sepuasnya oleh Pak David.
Mereka berbaring telanjang sejenak, melupakan waktu yang harusnya kembali ke kantor dan mandi bersama sebelum pulang diselingi persetubuhan terlarang yang penuh gairah.
"Ahh..Linda...kamu mudah dimanipulasi, Pak Burhan pasti senang ngentotin kamu....mmmm...", pikiran jahat terlintas dalam benak Pak David saat menatap Linda yang sedang berpakaian, namun siapa Pak Burhan????