Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 2

Bimabet
main detektif jdnya...
untuk setingkat badan intelijen negara akan jd lebih rumitkah ini atau tetap simpel saja santai dan tidak berlebihan...

di tunggu kelanjutanya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kadang-kadang, di negara tertentu, ada pengusaha-pengusaha yang dekat dengan jajaran pemerintahan suatu negara, dipekerjakan sebagai agen intelijen dan agen utusan dari negara tersebut. Tugasnya bermacam-macam, dan imbalannya pun bermacam-macam. Bisa dengan kemudahan akses fasilitas, atau bantuan pendanaan, dll.

Kalau di kemudian hari terjadi masalah dengan si pengusaha, maka lebih mudah bagi negara tersebut untuk melenyapkan identitas si pengusaha, ketimbang melenyapkan orang dari militer.

Tahu Ciel Phantomhive dari manga Black Butler? Dia itu pemilik perusahaan, sekaligus agen pemerintah Inggris untuk urusan UG. Kasarnya, "anjing penjaga" Ratu Victoria.
Wah suhu ini ternyata jam terbang nya lebih senior dan luas dari nubie. Nubie cerita berdasar pergaulan, RL dan fantasy. Hehehe..
 
Intelijen juga nggak berarti cerita ini jadi rumit. Intelijen bisa juga cuma sekedar mengamati, dan memberi laporan, tanpa perlu beraksi. Aksi cukup diserahkan ke aparat yang berwenang, bisa kepolisian atau militer.
Gak berani cerita rumit suhu, masih nubie.. nanti malah aneh.. simple kok suhu. Yg bikin jd rumit nanti, ada bentrokan kepentingan, antara persaingan usaha dan penegakan hukum..
 
Intelijen juga nggak berarti cerita ini jadi rumit. Intelijen bisa juga cuma sekedar mengamati, dan memberi laporan, tanpa perlu beraksi. Aksi cukup diserahkan ke aparat yang berwenang, bisa kepolisian atau militer.
Setuju suhu.. sama soal hati juga... nubie ada sedikit menjelaskan jenis usaha Anto di story 1. Yang berhubungan juga dgn Mr. Nakazawa sebagai klien usaha..
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Terakhir diubah:
Siap ndan saya sudah meluncur ke TKP,situasi dan kondisi sudah terpantau aman terkendali,86

813,di lanjut ndan....?!!mantap
 
Selamat siang suhu sekalian. Semoga sehat dan sukses selalu.

Mohon Maaf jika tulisan nubie belum sesuai keinginan para suhu sekalian..

Cerita ini fiksi suhu, jadi jika ada kesamaan nama dan jabatan atau situasi, itu adalah kebetulan semata.

Happy great day...
 
Lanjut lagi para suhu yang terhormat...


*Chapter 6, hari ke tiga



"Iya siap bang, saya paham. Selama saya menjadi kapolsek disini, semua akan berubah. Menjadi polisi yang profesional dan mengabdi pada masyarakat. Kami digaji dan makan dari uang rakyat. Beda sama abang yang punya uang sendiri. Saya terima kasih ama bang Julian, dengan ada nya kasus ini, kami jadi disadarkan akan kebodohan kami selama ini. Masih mau menjadi teman kami kan bang setelah kejadian ini?"

"Siap ndan... pasti. Tapi bang tolong instruksikan kepada anggota abang, cukup panggil saya Anto. Paham ya bang?"

"Siap bang" kami lalu melakukan salam komando dan berpelukan dengan erat.

"Ada lagi yang bisa kami bantu bang mengenai Yudha, bu Haji atau pun yang lainnya selama abang kerja disini?"

"Tidak ada bang. Hanya itu, bebaskan Yudha dan bu Haji biarkan secara biasa seolah tidak ada apa apa. Sisanya biar saya yang urus bang."

"Siap bang. Kalau abang butuh personil, info saya bang, orang terbaik saya akan saya iklaskan buat abang."

"Kalau memang gitu, saya bisa usul bang, Surya sementara selama saya disini, kalau boleh jangan dulu kasih tugas jauh-jauh ya bang. Stand by kan dia, walau jangan beritahukan hal itu pada dia bang. Sewaktu-waktu saya butuh bantuan, saya ingin Surya siap bang."

"Clear bang, sangat jelas.." jawab kapolsek dengan antusias.

"Baik bang kita sudahi bicara kita. Kembali kita seperti biasa ya bang."

Aku dan kapolsek keluar dari ruangan pribadi nya. Aku lihat jam sudah hampir pukul 4 sore. Lama juga ternyata aku di mapolsek ini. Dompet dan hape sudah aku bawa sejak tadi. Aku juga sudah ke toilet sebelum masuk ruangan kapolsek. Segera aku menuju ke ruang tamu depan. Ternyata di ruang tamu sudah menunggu Aiptu Andrian, Aipda Herri dan Briptu Surya. Mereka kompak segera menyalamiku, dan meminta maaf atas kejadian yang menimpa aku dan tindakan mereka padaku. Aku mengatakan tidak apa apa, semua memang sudah jalannya. Tapi aku hanya berharap mereka segera berubah menjadi polisi baik dan lurus.

Pada polisi Surya aku berbisik saat bersalaman dengan nya.

"Bang, siap yah. Abang bisa aku andalkan. Kirim nanti nomor abang ke saya." bisik ku jelas tapi tidak kentara dengan yang lain. Aku tau, Surya sudah mempunyai nomorku saat dia mengutak atik hape ku.

Surya menatapku, sesaat diam lalu kemudian mengangguk halus tapi jelas. Yudha dan teman nya termasuk juga bu Haji, sudah pulang tadi saat aku di ruang Kapolsek.

"Bang, saya antar." kata Andrian.

Saya menggeleng tanda tidak perlu. Aku masih banyak urusan. Ke koperasi, rumah aki Tama dan juga ketemu Neng baru pulang ke rumah kakek nenek Ridwan. Mapolsek yang juga berada di jalur angkutan, tapi hanya lebih jauh dari cibabak cell tempat aku di ciduk tadi. Artinya sebentar juga aku akan melewati tempat kejadian tadi dan terus menuju arah Cibodas Herang.

Tidak lama aku sudah duduk diangkot. Aku tidak tertarik memeriksa hape ku. Kudiamkan saja, nanti di koperasi baru ku buka. Lalu tidak lama, angkot melewati tempat kejadian tadi, di seberang cibadak cell. Tiba tiba mataku menangkap pajero hitam yang tadi siang, terparkir di sebelah cibadak cell yang merupakan ruko. Lalu kemudian terlihat Yudha keluar dari ruko dan juga ibu Haji. Mereka terlihat bergandengan tangan mesra menuju mobil. Angkot ku yang kebetulan berhenti menunggu penumpang, jadi membuat aku sempat melihat yang terjadi pada Yudha dan ibu nya. Sepertinya ibu Haji memang sayang sama Yudha. Andai mereka punya sifat yang baik, tentu hal ini menyejukkan.

Aku segera menganalisa data yang aku dapat. Harris Sanjoyo, SE. MM. MBA. Kelahiran Malang, Jawa Timur. Seorang pensiunan Direktur P2 (Penindakan dan Penyidikan) Direktorat Bea dan Cukai, dibawah Kementerian Keuangan RI, sebuah jabatan strategis untuk membuka jalan barang masuk dan keluar dari RI. Posisi ini di jabat selama 3 tahun 8 bulan. Sebuah waktu yang cukup panjang juga. Lanjut.. mempunyai 5 orang anak, 2 lelaki dan 3 wanita. Anak pertama wanita, sudah menikah tinggal di bali, anak ke 2 lelaki, ke 3 Yudha, ke 4 dan ke 5 wanita. Anak ke 4 sudah menikah masih tinggal sama pak Harris, anak ke 5 masih kuliah di Yogya. Data ini masih minim. Anak ke 2, aku belum tau keberadaan nya. Istri yang didata ada satu, Dedeh Suryani, SE. Asli kelahiran kota sukabumi. Kedua orang tuanya kelahiran Cibodas Herang. Tapi besar dan sekolah di Jakarta. Menikah dan punya anak semua di Jakarta, membangun rumah nya saat pak Harris masih menjabat.

Aku yang awal nya berkunjung ke desa ini murni liburan dan membantu skripsi Ridwan sekaligus belajar, terpaksa aku mencari tau siapa orang-orang yang memukuli aku. Disamping mereka memang terlihat hidup berbeda dari lingkungannya. Seorang pejabat setingkat Esselon II, tinggal dan menetap di desa terpencil dengan segala fasilitas mewah nya. Biasa nya jika pun ingin istirahat dan pensiun dengan tenang, harus nya membaur dan kembali hidup bermasyarakat dan menikmati alam. Tapi ini tetap eksklusif, seperti terpisah dan tersembunyi. Cukup mengulik rasa penasaran dan keingin tahuan ku.

Aku sebenarnya beberapa kali terlibat
kerjasama dengan teman-teman petugas BC. Dalam urusan bisnis perusahaan import dan eksport ku atau dalam urusan lainnya yang melibatkan mereka. Seperti di ketahui, para petugas Intel, Penyidik dan Penindakan dari BC juga saat ini mereka di lengkapi senjata api, dan beberapa personil yang terpilih dilatih khusus ala semi militer, dan termasuk juga mengoperasikan senjata api sebagai bagian dari operasi penyergapan atas penyelundupan barang illegal kedalam wilayah NKRI. Langkah ini pun saat ini diikuti oleh petugas dari Direktorat Karantina Kesehatan RI. Baik Hewan, tumbuhan dan ikan.

Perusahaan ku yang banyak melakukan kegiatan kepabeanan di Jakarta melalui angkutan laut, tentu berurusan dengan Kantor Pelayanan Umum Bea dan Cukai tipe A Tanjung Priok. Beberapa pejabat teras KPU itu aku kenal, disamping dikenal kan oleh ayah, ada juga yang aku mencari kenal sendiri. Yang paling umum dari awal pengurusan tentu di bagian Manifest, aku mencari kenal langsung dengan Kabid Manifest. Lalu aku dikenalkan ayah ke Kabid Cukai dan Kepabeanan, disini nilai bea barang kita di nilai. Berapa yang harus dibayar sebagai bea masuk bea keluar nya. Juga ayah mengenalkan aku pada Kabid P2, yang membawahi sie Intellijent, Penyidik, dan Penindakan. Ini istilah nya tim pengamannya lah. Kalau bid KI (Kepatuhan Internal), aku tidak terlalu kenal dan memang tidak perlu dan mau kenal. Itu sekedar tau saja, semacam polisi nya para petugas disana. Jika aku mendapati petugas yang nakal dan tidak bisa di nasehati, akan aku laporkan ke bidang KI.

Bidang bidang ini dari KPU BC yang langsung bersinggungan dengan bisnis ku. Dan kata orang, Bea dan Cukai itu lahan basah banget, ya memang aku tidak pungkiri. Semua penerimaan bea atas barang masuk dan keluar, disini tempat nya. Mau lurus bisa, mau bengkok ayo, bahkan yang ekstrim dan terang terangan nabrak pun siap. Asal sesuai hitungan nya dan masuk Family, istilahnya untuk grup para pengusaha dan pejabat berkolaborasi yang biasa "main" atas barang barang di Pelabuhan. Asal koordinasi dengan si Biru (kejaksaan), si Coklat (polisi), dan si Hitam (BC). Baru yang lain lain nya akan ikut, kalo tiga warna itu sudah clear. Dan level koordinasi nya harus kuat kalo ingin nabrak. Aku yang mengetahui sepak terjang oknum yang nakal, sangat miris dan sedih. Masih banyak ke bocoran dana, pencurian dan penyalah gunaan wewenang. Walau saat ini ada lembaga pengawas lainnya yang ditakuti oleh para pemain bengkok baik petugas maupun pengusaha nakal, yaitu lembaga KPK. Apakah bisa menghilangkan penyelewengan dan penyelundupan di wilayah Tanjung Priok? Jawaban nya TIDAK, setidaknya sampai saat ini. Mengurangi sepertinya IYA. Dan untuk pemimpin tertinggi di KPU BC ini adalah Kepala Kantor. Beliau dulu berkarir mulai dari kabid P2, dipromosikan menjadi kepala kantor. Nama nya Fajri Dono Cahyawan. Ada kisah khusus ku dengan bapak ini. Perkenalan kami yang tidak sengaja di tengah tegang nya sebuah operasi penyergapan. Dan hubungan kami sampai saat ini sangat baik. Ditengah kesibukannya, minimal 1 x dalam seminggu dia menyempatkan mengontakku, dengan lebih dulu menanyakan kondisi ku yang avail atau tidak via sms. Tapi tentu tidak tau kegiatan lainnya, dia hanya tau aku putra pengusaha importer produk dari Jepang untuk software dan alat-alat untuk Angkatan Bersenjata. Dari dia juga aku dapat informasi tentang kegiatan di lingkungan BC. Dia yang dulu pun termasuk petugas yang suka bengkok jalan nya, saat ini beliau jadi salah satu teladan di lingkungannya. Mungkin tahun ini juga akan di promosikan lagi ke posisi yang lebih tinggi. Aku ikut senang akan hal itu.
Aku akan ceritakan petualangan ku dengan rekan rekan BC nanti. Soalnya saat ini angkutan pedesaan ku sudah hampir sampai di depan koperasi.

Tidak lama aku sudah di kantor koperasi.

"Woiii... busyett... baru 2 hari udah kemana mana ini si boss. Udah telpon gak diangkat. Janji habis makan siang udah disini lagi. Kencan ama siapa lo nyuk?"

"Kencan jidat lo.. gue ditahan di polsek dari siang." kataku pelan saat sudah ber dua dengan Ridwan.

"Karena kasus tadi malam?"

"Iya, berhubungan juga. Ntar gue ceritain."

Sudah hampir jam 5 sore. Praktis hari ini aku hampir hampir tidak mengerjakan skripsi Ridwan. Lalu aku minta data dari Ridwan, saya rencana mau kerjakan nanti saja dirumah kakek Ridwan.

Kantor koperasi bubar, aku bawa tas laptop dan data-data dari Ridwan kali ini. Ridwan biasa jadi supir pribadi nya Winda ini. Padahal aku sempat juga tau, Winda gak meminta diantar pulang, memang si Ridwan yang sedang usaha. Jadi ya wajar lah, aku memahami nya. Aku juga berencana ketemui aki Tama dan Neng juga setelah ini.

Aku sudah di depan halaman rumah Aki Tama. Aku diterima Neng..

"Aa.. gak apa apa kan? Neng ama aki khawatir sekali a.." Neng datang dan langsung menarikku masuk.

"Maaf ya Neng, aki dan Neng lagi lagi dibuat susah. Tapi sudah selesai kok urusan dengan polisi nya. Tapi kalau dengan Yudha dan grup nya belum. Aki kemana Neng?"

"Sebentar sedang membeli pakan ayam. Sebentar lagi pulang."

Aku dan Neng saling tatap dan duduk rapat dalam diam. Neng dengan mata sembab nya, melihat mataku. Dan entah bagaimana, aku sudah mengulum bibir Neng dengan ganas nya. Neng melayani ku. Kami di sofa ruang tengah dengan pintu tidak di kunci. Aku elus rambut nya dan tengkuk nya, Neng mengerang sambil gemetar. Tangan ku turun ke bahu dan lengan Neng, tangan Neng bergayut di bahuku. Energi ku mengalir cepat dari bawah perut, ke perut dan naik ke dada. Aku seakan lepas kontrol. Tanganku dengan nakal nya hinggap di dada. Aku raba pelan dan lembut, lambat laun menjadi ganas. Tangan Neng meremas lengan ku. Tiba tiba..


"Kriing...kriiingg...kringgg"

hape ku berdering nyaring. Ah.. selalu begitu memotong sesuatu yang sedang aku nikmati.

Aku liat yang menelpon ternyata Kalpolsek.


"Sore bang, ganggu bang?"

"Siap, tidak bang. Ada apa nih?"

"Bang, ada info, kalau ini ada pihak luar yang bermain bang. Hati-hati bang, Abang saya harap jangan hanya bergerak sendiri bang, untuk menghindari keselamatan abang dan orang orang yang terkait bang. Tolong koordinasi dengan kami bang."


Aku memang memberi tahu pada Kapolsek kecurigaan ku pada keluarga Sanjoyo yang merupakan mantan pejabat BC tapi hidup berbeda dan tertutup.

"Iya bang, terima kasih saya paham. Saya pasti hubungi abang atau anggota buat koordinasi atau bantu saya."

"Ok bang, kami sedang mencari alat bukti saat ini, keep contack ya bang."

"Ok bang. Siap bang."

Aku menarik nafas menenangkan diri. Neng juga segera bangkit dan masuk ruangan dengan muka merah. Aku keluar duduk di depan rumah.

Tidak sampai 1 menit, aki Tama tiba juga. Aku yang sedang duduk di kursi depan bincang dengan Neng, segera bangkit dan menyalim aki Tama.


"Sudah lama cu?"

"Belum aki, sekitar 10 menit an. Ah, banyak juga bawaan aki. Biar Anto bantu." aku segera berdiri dan menggantikan aki mengangkat karung pakan ayam nya.

"Ini ringan saja. Aki masih sanggup kok. Taruh di belakang saja ya cu. Dibawah meja besar."

Setelah aku membawa karung pakan itu dan menempatkan sesuai permintaan aki, aku kembali ke depan. Ingin berbincang dengan aki.

"Gimana cu, sudah selesai urusan dengan polsek? Neng cerita ke aki, cucu ditangkap polisi. Dan dibawa ke polsek. Aki percaya, ini pasti cucu bisa selesaikan. Terbukti cucu sudah disini."

"Iya aki.. ini karena ulah Yudha dan teman teman nya. Mereka sudah keluar duluan karena di jemput sama ibu nya, bu Dedeh. Anto yakin, mereka masih menaruh dendam dan marah pada Anto."

"Mereka saat ini akan bertemu batunya. Memang Yudha selalu di bela ibu nya jika bermasalah dengan hukum. Sedang ayah nya jarang ikut campur."

"Aki kedalam dulu, mau mandi. Keringat semua ini. Neng, Anto sudah dikasih minum?"


"Sudah aki."

"Iya sok, temani Anto yah, aki ke air dulu."

"Iya aki."

Aku dan Neng kembali duduk di bale. Berdampingan tapi ada jarak sekitar 30cm.

"A.. aki teh kenapa tidak khawatir ya a? Neng teh khawatir pisan, kalau Yudha masih marah sama aa soal ini. Kalau tiba tiba dia datang, aduh kumaha?"

"Harusnya, aku yang marah. Kan aku yang dipukulin duluan. Kalo tadi aku pukul dia, kan membela diri. Tapi Neng gak usah khawatir, aku berusaha mebereskan masalah Yudha sebelum aku kembali ke Jakarta. Aku hanya 2 minggu di desa ini. Karena tanggal 19 bulan april, bulan depan, aku sudah sidang skripsi. Jadi masih ada waktu 2 minggu sepulang dari sini untuk belajar di rumah." jelas ku

"Masalah apa ya a? Gawat yah?"

"Aku juga belum tau persis Neng, masih di cari tau."

"Tapi mereka di beking sama polisi sini a.. aa pasti susah nantinya." kata Neng

"Nggak Neng, polisi sekarang tidak akan bekingi mereka. Polisi justru mau bantu aku. Tapi Neng diam aja ya Neng, seolah tidak tahu apa apa saja." jelas ku


"Tapi a... Neng sangat khawatir ama aa.."

"Kenapa musti khawatir ama aku? aku baik baik aja Neng, percaya deh ama aku."

"Karena... neng sayang ama aa..(suara sangat pelan dan menunduk dalam dalam)

Aku tercekat, mulut ku terkunci. Hening sejenak. Lalu setelah aku menguasai diri...

"Hape nya gimana neng? sudah bisa pakai?"

(sambil malu malu mengeluarkan hape nya) "Masih belajar a. Ini banyak pisan gambar nya. Iyeu teh naon nya a?" sambil mengangsurkan hape nya padaku

"Aku pinjam ya Neng." (Neng mengangguk) Ini yang ada lambang dilayar itu arti dari aplikasi yang ada di hp nya. Neng coba saja pencet satu-satu dan dipelajari. Ada beberapa medsos, email dan fitur aplikasi lain lainnya."


"A.. masukin nomor hape aa yah. Biar nomor aa yang pertama isi buku telepon Neng. Yang paling penting nomor aa. Yang lain nanti aja."

Aku buka phone book nya, memang masih kosong sama sekali. Berarti seharian ini Neng tidak hubungi aku, karena dia tidak tau nomorku. Selama di cibadak pun, aku lupa memberikannya. Dan saat ini, Neng mau aku yang pertama isi nomor di hape nya. Ah, segitunya ternyata.



Bersambung lagi ya gan...
 
Terakhir diubah:
Semoga lancar cerita bagus kek gini.. ada romantisme nya - lanjut suhu
 
Bimabet
Suhu Balak 6,

Cepet di apdet yah. nggak sabar nunggu lanjutan ceritanya.

peace dari Borneo...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd