Maafkan lama menunggu suhu, Chapter III hadir...
semoga sesuai selera yah...selamat membaca
Chapter III
Slavery Continue
Hampir satu bulan setelah kejadian pemerkosaan yang dialami oleh Eliz di lab bahasa waktu itu telah berlalu. Tommy pun sering dengan sengaja mencolek colek tubuh Eliz di depan mahasiswa2 lain, baik itu di
foodcourt ataupun ketika mereka berpapasan di lorong kampus. Dari sekedar menyenggol atau meremas payudara milik Eliz, mengelus elus paha dan pantat jika keadaan sedang banyak orang, atau pernah suatu saat ketika mereka berpapasang di lorong yang agak sepi, Tommy dengan paksa menyeret Eliz ke dalam salah satu ruangan kelas yang kosong dan meminta service oral dari nya. Dan tentu saja semua itu Tommy lakukan dengan ancaman akan menyebarkan aib yang telah di miliki Eliz, baik itu ketika ia berhubungan dengan sang kekasih ataupun ketika ia dengan terpaksa harus merelakan tubuhnya di perkosa oleh Tommy dan Ivan.
Perlahan tapi pasti, Eliz pun mulai bisa menerima perbuatan kasar dari Tommy yang mengganggap ia hanya sebagai pemuas nafsu seksnya saja sekarang ini. Maka tak jarang pun teman2 nya mulai mencap Eliz cewe murahan. Hal ini tentu membuat gerah Adit sang kekasih, melihat perlakuan yang diterima kekasih nya itu namun Adit pun tidak dapat berbuat banyak, karena Eliz menceritakan ancaman dari Tommy. Hubungan mereka pun semakin merenggang, hal ini pun membuat pikiran mesum Tommy untuk lebih memperkeruh lagi hubungan pasangan kekasih itu.
“Van…gue ada ide lagi nih, biar si Eliz sama si bangke Adit bener2 putus..”
“ide apaan lagi loe Tom ? belom puas emang loe skr dah mulai bisa grepe2 n minta service nya si Eliz ?” Ivan penasaran dengan ide yang di maksud dari Tommy.
“haha, gue pgn milikin si Eliz sepenuhnya, dan gue pgn si Adit dpt balesan dari perlakuan dia selama ini ke gue, dan gue yakin kalo rencana ini berhasil, si Eliz bakal sakit hati banget dan bakalan jatoh lebih dalem lagi ke perangkap kita. Jadi gue bisa pake Eliz sepuas gue !” seru Tommy sambil menjelaskan rencana yang ada di otaknya pada Ivan, dan mereka berdua pun setuju.
Hari yang di tentukan pun akhirnya tiba, Tommy dan Ivan telah siap untuk menjalankan rencana untuk menjebak Adit dan Eliz sehingga memperburuk juga hubungan di antara mereka. Hari itu mereka kuliah seperti biasa sampai sekitar jam 1 siang. Tommy pun mengirim sebuah foto kepada Eliz untuk memancing nya mendatangi tempat yang akan dijadikan eksekusi sesuai rencana. Dan hal yang pasti akan membuat Eliz datang adalah notes dari gambar yang dikirim oleh Tommy, “dateng kesini kalo pacar loe mau selamet !” begitulah kurang lebih isi notes yg dikirim oleh Tommy beserta foto Adit di dalam sebuah ruangan dan dalam keadaan di ikat di kursi dan muka nya sudah memar2 dengan mulutnya disumpal kain.
Ruangan yang dimaksud adalah ruang seni rupa yang terdapat di lantai paling atas kampus ini. Melihat foto itu di handphonenya, Eliz segera bergegas menuju kesana, walaupun ia sudah dapat menebak bahwa ini adalah perangkap, tetapi ia tetap kesana karena masih memikirkan keadaan Adit, walaupun mereka sudah jarang berkomunikasi. Setiba nya di ruangan yang dimaksudkan, Eliz dengan segera masuk tanpa memperhatikan keadaan sekelilingnya, dan seketika itu juga, Tommy dan Ivan langsung mengunci satu2 nya akses pintu masuk.
“akhirnya yg kita tunggu2 dateng jg nih Tom..”celetuk Ivan
“kamu gapapa Dit ? knp muka kamu memar2 gini ? heh..loe bedua apain Adit ? kita kan udah sepakat sebelumnya, knp skr loe bedua masih nyakitin Adit?” seru penuh amarah Eliz.
“wah..wah..si Eliz masih berani galak juga nih Tom…harus kita kasih pelajaran lagi nih kayanya…” sambil Ivan menyeringai penuh nafsu.
“Eliz…loe tau kan sebenernya knp gue manggil loe kesini ? Adit itu hanya umpan doang biar loe kesini…kalo soal memar yang di dapet cowo loe, itu emang hasil perbuatan kita…abisnya cowo loe itu banyak gaya sih. Nah sekarang karena loe udah disini, selesein dong tujuan loe dateng kesini, skr juga loe buka semua baju loe tapi jgn lepas BH ama CD loe…”perintah Tommy dengan sangat menghina pada Eliz
Mengetahui nasib yang akan dialami nya, Eliz pun dengan pasrah mulai melepaskan baju tanktop berwarna kuning yang ia kenakan, beserta rok bermotif bunga kini tubuhnya hanya di tutupi oleh bra dan celana dalam berwarna hitam. Adit yang melihat perlakuan yang diterima oleh Eliz, berusaha menggelengkan kepala nya isyarat supaya Eliz jangan mengikuti kemauan kedua mahasiswa bejat itu. Namun, entah mungkin karena terdorong oleh nafsu dari dalam dirinya, atau mungkin diam diam di dalam hatinya ia merasa senang diperlakukan seperti itu, perlakuan kasar yang baru sekali ia terima ketika ia diperkosa pertama kali oleh Tommy dan Ivan sebulan yang lalu.
“sekarang gue pgn service mulut loe lagi Liz, sini…oral kontol gue !”perintah Tommy. Entah apa yg ada dipikiran Eliz, tanpa ada perlawanan sedikit pun ia mendekati Tommy, dan bersujud di depannya, lalu menurunkan celana jeans beserta celana dalam yang di pakai oleh Tommy, lalu mulai menjilati pelan2 penis yang belum tegang itu. “wah…harus di abadiin nih…jarang2 ada cewe secantik loe, dengan gampangnya mau aja disuru mengoral kontol cowo” seru Ivan sambil ia pun mulai merekam kejadian itu. “haha…eloe udah mulai ketagihan ama kontol gue yah Liz ? sampe segitu gampangnya loe mau disuru untuk ngoral gue…ahhh…enaaknya, emang jago loe Liz urusan ngoral gini” caci maki keluar begitu saja dari mulut Tommy, yang mungkin membuat Eliz panas kupingnya serta harga diri nya pun jatuh sangat dalam mendengar lecehan seperti itu, namun mungkin untuk skr ini, ia sudah lebih terbawa nafsu liar dalam dirinya yang menginginkan perlakuan seks kasar. “ jangan punya Tommy doang dong Liz, punya gue juga…”pinta Ivan yang sudah menurunkan sendiri celana beserta daleman nya dan mulai mengocok pelan penisnya sendiri karena nafsunya pun mulai naik melihat Eliz mengoral penis Tommy.
Eliz pun yang dengan gila nya menuruti saja kemauan Ivan itu, lalu berganti mengoral penis Ivan, dengan tangan kiri nya tetap mengocok pelan penis Tommy. Hal ini ia lakukan di depan hadapan kekasihnya sendiri, Adit yang jg terbengong bengong tidak percaya akan mata nya sendiri melihat perubahaan sikap Eliz, dan tanpa ia sadari pula penisnya mulai menegang di balik celana yang masih ia kenakan. Mengetahui hal ini, Tommy pun dengan sengaja membisikan sesuatu kepada Ivan yang saat itu sedang menerima service oral Eliz, lalu Ivan pun mengangguk pelan dan ia pun bergeser perlahan mendekati tempat Adit duduk terikat dan dengan sengaja memperlihatkan dengan lebih jelas oral seks yang sedang dilakukan Eliz. Dan yang bikin lebih gilanya lagi, walaupun Eliz tau bahwa saat itu tujuan Tommy dan Ivan memang untuk memperlihatkan sifat liar Eliz kepada Adit, ia melemparkan tatapan sayu pada Adit, sambil terus mengoral penis Ivan.
Tommy pun yang sudah mulai terbakar nafsu seksnya, mulai menggerayangi payudara Eliz dari belakang, dan mengangkat bra hitam yang masih menempel pada tubuh Eliz ke atas, lalu tangannya memilin2 kedua puting Eliz sambil bibirnya mulai menjilati leher Eliz. Kini posisi Ivan duduk, dan Eliz masih terus mengoral penis itu dalam mulutnya membuat sang pemilik keenakan, Tommy pun meposisikan tubuh Eliz condong kedepan, dan penis nya ia gesek2an pada belahan vagina yang masih tertutup celana dalam itu.
“hehe…gmn Dit, ngeliat cewe loe sendiri kita perlakuin kaya gini ? marah dan kesel loe ? ato jangan2 mungkin loe jg ikutan kebawa nafsu yah, ngeliat kebinalan cewe loe ini ? yang udah mirip pecun aja !” lagi lagi Tommy melecehkan Eliz.
Puas memainkan payudara dan menggesek2an penis nya, Tommy yang memang ingin membuat hubungan Eliz dan Adit itu hancur, menghampiri Adit dan mulai melucuti celana yang ia kenakan, dan tentu saja penis Adit pun sudah dalam keadaan berdiri tegak karena terpancing nafsu dari kebinalan Eliz yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. “hahaha…bener ternyata dugaan gue, loe juga ternyata nafsu ngeliat kelakuan cewe loe kaya gini, woi Liz liat nih kontol cowo loe jga ikutan ngaceng ngeliat kebinalan loe…hahaha, sini kasih juga service oral loe, sampe dia nge crot yah…hahaha” perintah Tommy. Dengan paksa Tommy agak menarik tubuh Eliz untuk berlutut di depan penis Adit, kini gentian Ivan yang menggerayangi payudara Eliz dari belakang. Ada sedikit kesedihan dan kekecewaan yang terlihat dari wajah sayu Eliz melihat penis kekasih nya itu ikutan ereksi melihat ia menerima perlakuan Tommy dan Ivan, begitupun dengan Adit yang nampak kesal karena ia tidak dapat meredam nafsu birahinya sendiri.
Eliz pun yang hatinya sudah tersayat melihat Adit yg ikut terangsang, lalu mengoral cepat penis Adit, yang membuat sang pemilik kelojotan menikmati kuluman sang pacar. “jir..nih toked kenyel banget…” celoteh Ivan yang terus memainkan payudara Eliz. Kemudian bersamaan Tommy dan Ivan berdiri di samping kanan dan kiri Eliz, dan mengangkat kedua tangan yang bebas itu untuk mengocok penis mereka masing2.
“gimana service oral cewe loe Dit? Enak banget yah ? keliatan nya kontol loe udah mau ngecrot aja tuh…ga tahan yah sama service mulut nih pecun…” lagi2 Tommy memanaskan suasana di antara Eliz dan Adit. Dan benar saja, tidak lama kemudian Adit tampak mengerang keenakan dan sperma nya meluncur kedalam mulut dan ada pula sebagian yang terkena wajah Eliz. “ hosh…hosh…udah selesei kan ? udah lepasin gue !” bentak Eliz dengan kesal dan penuh amarah, seraya melepaskan tangannya dari kedua penis yang sedari tadi tanpa ia sadar terus mengocoknya.
“heh ! siapa bilang udah beres ? gue belom ngecrot neh…yu Van, kita ke menu utama” kata Tommy, kemudian Tommy dengan kasarnya mendorong tubuh Eliz ke lantai dan menarik lepas celana dalam serta bra yang masih Eliz kenakan, lalu dengan posisi tubuh Eliz yang menyamping, Tommy pun memasukan penis nya dengan kasar. Lalu Ivan memaksa Eliz untuk kembali mengulum penisnya. “hehe…memek loe udah becek gini, masih sok2 an loe ga kerangsang dan pengen ngudahin gitu aja!” kata Tommy menyodok2 vagina Eliz yang memang sudah basah oleh cairan pelumasnya sendiri, karena tanpa bisa ia pungkiri perlakuan kasar seperti ini membuat nya terangsang juga. Tetapi ia enggan menunjukkan nya pada para pemerkosa nya ini. Tunggu, apa ini masih bisa disebut pemerkosaan ? tubuh ku sendiri sepertinya menikmati perlakuan seperti ini, begitulah pergulatan batin dalam hati Eliz. “duh mulut loe anget banget Liz, lidah loe juga jago banget mainin kontol gue…ahh…ahh…gue dah ga tahan lagi, telen nih peju gue…” celoteh Ivan yang sudah mencapai puncak nya dan mengeluarkan sperma nya di dalam mulut Eliz, dan sebagian sisa sisa lelehan spermanya ia oleskan sedikit pada pipi dan payudara Eliz, ia pun lalu menyingkir dari sana dan merebahkan tubuhnya tidak terlalu jauh. “ahh…ahh..euhmm…achh..teruss..di..siituhh…acchhh…deeper..achh” erang Eliz tanpa ia sadari dengan suara terbata bata karena ia mencapai orgasme pertama nya saat itu, melihat korbannya ini sudah takluk Tommy pun menggeser tubuh Eliz dengan posisi missionaris lalu dengan penuh nafsu, ia terus menggedor vagina becek Eliz. “ hegh…hegh…memek loe emang enak banget Liz, sempit n peret banget..hah..hah..hah..”desah Tommy yg sudah mendekati puncaknya, kemudian dengan sekali sentakan, Tommy membenamkan dalam2 penisnya pada vagina Eliz dan tangan nya meremas kuat2 payudara yang tergantung bebas di depannya. “cret…cret…cret…” penis Tommy memuntahkan sperma nya di dalam vagina Eliz, kemudian ia cabut penisnya itu, lalu memberikannya pada mulut Eliz. “bersihin nih kontol gue…” pinta Tommy, gadis itu pun menuruti begitu saja melumat habis penis Tommy hingga tidak ada lelehan sperma tersisa.
Adit pun entah sejak kapan sudah menundukan kepala nya, dan tidak melihat ke arah wajah Eliz sedikitpun. Setelah beres2 dan mengenakan kembali celananya, Tommy dan Ivan melepaskan ikatan dan sumpal pada mulut Adit. Lalu meninggalkan sepasang kekasih itu, yang mungkin masing2 dari hati mereka sudah sangat hancur menyalahkan satu sama lainnya. “silahkan sekarang kalian membereskan masalah kalian, hehehe…”tawa Tommy sambil berlalu keluar dari ruangan itu. Hampir 15 menit lamanya, baik Adit dan Eliz tidak mengatakan sepatah kata pun. Kemudian setelah tenaganya pulih, Eliz membersihkan bekas sperma yang menempel pada tubuhnya dan kemudian mengenakan kembali pakaian ala kadarnya. Ia pun meninggalkan Adit tanpa mengatakan satu patah kata. Semenjak kejadian itu, mereka berdua pun tidak pernah berkomunikasi lagi, mungkin tanpa perlu lagi mengatakan satu sama lain mereka sudah memutuskan untuk menyelesaikan hubungan di antara mereka berdua.
MalJum....
