Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Mahasiswi Magang Bikin Tegang

Sayup-sayup suara azan subuh terdengar di telingaku, ahh.. sudah pagi saja. Ku lihat, Novi tidak ada berada di sampingku, ternyata sedari tadi ia telah bangun dan lagi di dapur kecil kontrakan ku untuk membuatkan sarapan pagi untuk kami nikmati. Yaa.. pagi ini kami akan melakukan perjalanan dinas menuju kota PGA, sekitar 8 jam perjalanan. Aku pun beranjak dari tempat tidur, dan melihat Novi sedang memasak mie instant. "Ehh, mas Tama udah bangun" ujarnya sambil melihat ke arahku dengan senyuman. Novi sepertinya sudah mandi juga, terlihat dari lilitan handuk di rambutnya tanda ia pun sudah keramas pagi itu. Belum sempat aku membalas ucapannya, Novi pun sudah kembali berucap "mas Tama mandi dulu, biar segar.. terus setelah itu kita sarapan" aku pun hanya mengangguk dan tersenyum sambil mengambil handuk untuk segera mandi. Guyuran air pagi ini sungguh menyegarkan, sambil bersiul aku menikmati setiap guyuran itu. Celoteh dari luar pun terdengar "senang benar, sambil bersiul" ujar Novi.

Sembari menyiapkan dokumen, aku dan Novi menikmati mie instant buatan Novi di tambah segelas kopi hitam. Pagi ini Novi cantik sekali, dengan blus biru di padu rok jeans selutut. Kami bercengkerama, sesekali candaan malam terlontar yang membuat Novi tersipu malu. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.30, aku pun mengajak Novi untuk bersiap. Koper kecil dan ransel bag segera ku raih untuk memasukkan ke mobil, Novi pun menyiapkan dokumen yang harus di bawa memastikan tidak ada yang tertinggal. Sekitar 4 hari kami akan berada disana, kota kecil yang berbatasan dengan provinsi tetangga. Terkenal dengan hamparan perkebunan teh yang luas. Innova kantor sudah ku starter, bersiap meninggalkan kontrakan ini. "okey, boss.. let's go" ujar Novi yang sudah duduk manis di sampingku.

Segera ku injak gas, membelah jalan tengah kota yang mulai padat merayap seiring dengan jam aktivitas pagi. Ku nyalakan head unit dan memilih folder Top 40 sebagai pengiring perjalanan ini. Ku lihat Novi sibuk dengan gadget nya, mengabadikan momen perjalanan yang di lalui, seperti katanya sebelum ini bahwa ia belum pernah mengunjungi kota PGA. Aku pun fokus pada pandangan berkendara, stabil ku bawa konstan di kecepatan 80 km/jam. Tentunya obrolan di antara kami mengalir, membahas kerjaan, membahas kota PGA dan sesekali di selingi candaan yang membuat aku dan Novi tertawa. Dua jam sudah berlalu, ku lihat Novi sudah menurunkan kursi antara posisi sadar dan mengantuk. Aku memandang ke arahnya, terlihat dari celah kancing blus biru yang dikenakan Novi, gundukan payudaranya yang besar itu tertopang oleh BH hitam. Kakinya pun sudah berubah posisi, sehingga rok nya tersingkap dan melihatkan paha putih mulus. Aku tidak menganggu nya, hanya menelan liur melihat bidadari manis di sampingku sambil tetap fokus berkendara.

Perjalanan terus berlanjut, sudah sekitar 4 jam berlalu. Aku menepikan mobil, masuk ke sebuah rumah makan di daerah kabupaten ME. Novi tersadar dari tidurnya, sambil mengucek mata dan merapikan rambut hitamnya "mas, kita udah sampai?" ucapnya. "Belum, masih sepertiga perjalanan lagi yang harus kita tempuh" ujarku. Kembali ku lanjutkan sebelum Novi bertanya lagi "kita istirahat makan dulu ya, udah lapar nih" kataku. Sebuah rumah makan di tepi jalan lintas, yang di belakangnya mengalir sungai lematang. Ku lirik jam tanganku, sudah menunjukkan pukul 11.30 sedikit meleset dari perkiraan di karenakan tadi macet mengantri di perlintasan rel kereta api. Novi pun bergegas turun, sambil memegang pinggang nya. "Pegal juga mas yaa, apalagi mas Tama yang dari tadi menyetir" ucap Novi. "Lah iya, lumayan ini pegalnya.. nanti tiba disana, kayaknya enak nih klo di pijitin Novi" sambil tertawa dan berlalu masuk ke rumah makan aku berucap. "Ihhh, maunya" ujar Novi yang kemudian menyusul di belakangku.

Dua porsi sop buntut dan dua gelas es teh manis, telah kami santap bersama. Mungkin ada satu jam kami istirahat di rumah makan itu. "Ayo, kita gas lagi" ujarku. "Wokeh deh, kita gas" Novi menimpali. "Novi ke toilet dulu mas" ucapnya lagi. Segera kami beranjak, aku menuju kasir untuk membayar menu yang kami santap tadi, Novi ke arah toilet. Sebatang rokok ku habiskan sambil menunggu Novi kembali lagi ke mobil. Perjalanan kami lanjutkan seiring waktu yang terus berputar, kali ini Novi tidak tidur lagi. Ia begitu menikmati pemandangan sekitar dari jalan yang kami lewati. Menyisiri sungai lematang dan terlihat bukit lunjuk yang menjulang pertanda kami sudah memasuki wilayah kabupaten L. Dari sini, sekitar 60 km lagi kami akan tiba di kota PGA. Jalan yang kami lalui tidak selurus sebelumnya. Karena membelah bukit dan pegunungan. Belum sempat meluruskan setir, sudah diharuskan berbelok lagi. Yaa, kota PGA berada di dataran tinggi.

Tepat pukul 15.00 akhirnya, tulisan selamat datang di Kota PGA sudah terlihat. Novi tersenyum sumringah "yee, akhirnya kita sampai" ucapnya. Aku pun terus memacu mobil, menuju ke arah penginapan yang sudah di pesan sebelumnya. Tadinya mau ke kantor sana dulu, tapi karena sudah menjelang sore dan ku pikir jam kantor juga berakhir jadinya langsung ku arahkan ke tempat kami istirahat selama disana, di sebuah villa dengan view langsung berhadapan ke gunung D. Aku hanya menelpon pegawai kantor sana, bahwa kami sudah tiba dan langsung menuju penginapan. Telpon ku pun di jawab dengan baik, dan menawarkan sekiranya nanti malam akan di ajak untuk makan malam bersama sekaligus membahas langkah yang harus dilakukan untuk project eco-tourism yang sudah di rencanakan.

Akhirnya, tiba juga kami di villa tersebut. Bisa di katakan private karena setiap mobil bisa parkir langsung di basement villa masing-masing penghuni. Aku hanya mengambil satu villa suite dengan satu bedroom. Toh juga Novi tidak keberatan, karena sudah dalam satu ranjang bersamaku. Novi terlihat riang, melalui gadget yang di genggamnya kembali berpose selfie mengabadikan lokasi yang begitu indah pemandangannya. Setelah menyelesaikan administrasi ke pengelola villa, aku pun menurunkan koper kecil Novi dan ransel bag kepunyaan ku. "Udah dulu foto-fotonya, tuh bawa dokumen turun" ujarku meneriaki Novi. "Ehh iya, boss.. siap" kata Novi sambil berlari kecil ke arah mobil untuk mengambil dokumen. Kami pun bergegas masuk ke villa, Novi segera membuka kopernya dan menyusun pakaian di lemari, tidak lupa ransel bag milik ku juga di buka untuk mengeluarkan pakaian yang ku bawa. Saat lagi menyusun pakaian, ku lihat ada lingerie merah yang terjatuh dari tumpukkan baju. "Wouww, seksi nih" sambil mataku terkesima melihatnya. "Aduhh, pake jatuh segala... Ihh, mas Tama, Novi malu ahh" kata Novi sambil mengambil lingerie itu dan menaruhnya di lemari. Sore itu, tidak banyak yang kami lakukan. Hanya mandi dan bersih-bersih selepas menempuh 8 jam perjalanan tadi.

Senja berganti malam, matahari telah hilang dari ufuknya ...

Bersambung Page 9
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd