Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mam... Aku Minta Maaf

Survey pertimbangan Plot NTR/cuckold buat cerita baru nanti (kalau ada yang lain boleh dm)

  • adik laki-laki vs Kakak Perempuan + adik laki

    Votes: 61 10,6%
  • adik laki-laki vs Kakak Perempuan (no incest)

    Votes: 42 7,3%
  • suami vs istri

    Votes: 58 10,1%
  • Ayah vs anak perempuan

    Votes: 69 12,0%
  • anak laki vs ibu kandung + anak/adik kandung yang lain.

    Votes: 248 43,2%
  • anak laki vs ibu kandung (no incest)

    Votes: 172 30,0%
  • Suami vs istri + anak perempuan

    Votes: 45 7,8%

  • Total voters
    574
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Extra Story
A Day With Ara

PoV ke-3


“Mama mau jalan pagi lagi ?” tanya Henry kepada mama-nya.

“Halah masih nanya aja kamu Hen, kan sekarang sudah rutin kalau mama bersepeda sama Andre. Kamu ada masalah dengan itu?” tanya Santy dengan nada sedikit meninggi.

“Ehmmm gak kok… mam tap…”

“Sudahlah jangan banyak protes sama mama. Kan kata-mu sendiri, kalau terserah mama mau ngapain saja kan?” potong Santy.

“Oh ya sebelum mama pergi. Gimana penampilan mama pagi ini? Seksi gak Hen? Hihihih” goda Santy.

Henry melihat mama kandung-nya kembali memakai jersey sepeda lagi yang ketat membalut badan Santy dengan sempurna. Bila diperhatikan ada gundukan yang tampak di selangkangan Santy, dan pipi pantat-nya pun tercetak sempurna. Henry pun menyadari dan tak bisa lepas mata-nya untuk memandang mesum ibu-nya. Santy tahu, dan dia senang dengan hal itu.

“I…iya seksi kok, sangat-sangat seksi malah Mam….” pujian Henry terdengar jujur di telinga Santy. Ini semakin membuat dia senang untuk meggoda anaknya, agar Henry tersiksa dengan nafsu-nya sendiri.

“Hihihi makasih ya sayang, jangan lupa fantasiin mama lagi ya hihihi dasar mesum anak mama. Da-dah sayang” ucap santy meninggalkan anaknya. Dan Seorang Ibu dengan santai-nya mengatai anak-nya mesum.

Ya seperti biasa, pagi ini adalah jadwal Santy untuk ‘gowes’ dengan Andre. Bukan mengayuh pedal sepeda, tetapi mengayuh kenikmatan. Tapi ternyata kali ini berbeda, ketika Santy keluar dari rumahnya. Andre tidak sendiri, tapi bersama seseorang yang tidak dikenal Santy. Terlihat Seorang wanita muda sedang duduk di atas sepedanya. Sama seperti Santy, gadis itu memakai jersey sepeda yang tak kalah ketat-nya. Lantas dalam hatinya berpikir kalau pagi ini aktivitas-nya adalah bersepeda beneran, bukan mengayuh kenikmatan.

“Tante Santy, nih kenalin pacar aku, Ara” ucap Andre.

“Haloo Buuu…ngh.. kenalin Aku..nhg… Araa, pacar-nyaaa.. Andree” sapa wanita muda dengan gaya berbicara yang aneh. Tubuh Ara, terlihat ramping mungil karena masih muda. Berbeda dengan Santy yang berisi karena sudah berumur dan pernah melahirkan anak tapi tetap seksi, menarik perhatian mata laki-laki manapun.

“Halo juga Ara, akhirnya kita ketemu juga ya. Oh iya, manggil-nya tante saja jangan ibu ya, belum terlalu tua kok, hihihi” tawa Santy

“Iyahh tan, nghh…ah..” Ara terlihat menahan sesuatu.

“Ara, Kamu kenapa? Sakit?” tanya Santy melihat gelagat Ara yang seperti sakit.

“Ehmm…ngh… gak kok tann…, cummaaa agak keram ajahhh kok”.

“Ohhh, kalau gak kuat, jangan di paksain ya” saran Santy. Ara hanya mengganguk, seraya menggigit bibir dan mengernyitkan dahinya. Terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang nikmat menurut Santy, tapi apa kata Santy binggung dalam hati-nya. Dan juga berbeda dengan Andre yang tidak keringatan, Ara malah terlihat wajah-nya merah seperti habis olahraga yang berat. Tapi wanita yang lebih tua itu tak memikirkan yang aneh-aneh terhadap orang yang baru di kenal-nya itu. Dia harus menjaga wibawa sebagai orang yang lebih tua.

Tetap saja Santy masih binggung dengan gelagat aneh Ara, berbanding terbalik dengan Andre yang hanya terlihat diam seraya menyeringai. Andre pun segera mengajak mereka berdua untuk berangkat mengayuh sepeda mereka.

“Oh ya Tan, ke rumah-ku ke dulu yuk. Aku mau nunjukin sesuatu ke Tante” ajak Andre.

Sekarang mereka bertiga mengayuh sepeda mereka masing-masing menuju ke rumah yang Andre tidak begitu jauh. Sesekali Santy melihat kebelakang memperhatikan Ara. Karena di setiap kayuhan, Ara merintih-rintih kecil. Sang janda berharap kenalan baru-nya itu beneran tidak kenapa-kenapa.

Ketika sampai Andre segera ke dalam untuk mengambil sesuatu. Santy dan Ara tetap di di luar sambil menunggu. Santy duduk di pinggiran halaman rumah yang ada, cukup tinggi buat di jadikan duduk. Sedangkan Ara tetap terduduk di dudukan sepeda-nya. Mereka berdua terlibat dalam obrolan untuk kenal satu sama lain. Selama itu juga, Ara tetap seperti tadi. Wanita muda itu terlihat merintih dan mendesah di sela berbicara dengan Santy. Tentu Santy makin heran dan penasaran dengan tingkah laku Ara yang cenderung abnormal. Tapi karena baru kenal Santy tidak mau bersangka buruk.

Terlihat Andre keluar dari rumah-nya sambil membawa sebuah sepeda baru “Nih Tan, buat Tante”.

“Loh apa nih Dre? Serius ini buat Tante?” seketika Santy menghampiri dan mengitari sepeda baru itu.

“Iya, ini lebih bagus dari pada yang Tante punya sekarang, yang sudah jadul dan butut” terang Andre.

“Bener nih? Ini kayak-nya mahal loh” tanya Santy sungkan menerima barang mahal seperti ini dari Andre yang masih sangat muda. Harus-nya dia yang memberikan hadiah, bukan sebalik-nya.

Andre hanya membalas dengan anggukan yakin. Seketika Santy merasa senang karena mendapat-kan sepeda baru yang lebih modis dan modern ini. Langsung Santy ucapkan terima kasih dan memeluk Andre dengan erat. Tanpa Ara bisa melihat mereka, Andre meremas buah dada sang janda yang terbalut ketat ketika dia dipeluk oleh Santy. Apakah Santy marah ? tentu tidak, mereka berdua telah melakuan lebih dari itu.

Santy pun menangkap sesuatu yang aneh dari sepeda baru itu “Terus kok ini bentuk saddle-nya beda kayak yang biasa ya Dre? Ini agak gemukan gitu, apa nyaman nanti kalau dipakai buat duduk?”

“Ohhh ini memang begini tan, ini ada fitur khusus-nya loh. Ini yang aku request sama Albert kemarin, jadi custom-made. Nggak ada dimana pun” terang Andre menjelaskan asal-usul sepeda ini.

“Ohhhh begitu, terus apa fitur-nya?”.

Ketiak Andre hendak menjelaskan lebih jauh kepada Santy perihal sepeda barunya, tiba-tiba….

“Ohhhh…..Andreee…akuuu.***kk…kuattt… lagii….sayang….okhhhh” desah Ara dengan keras, yang mau tak mau menarik perhatian Santy dan Andre untuk menoleh. Terlihat seluruh tubuh Ara bergetar dengan hebat dan kedua mata-nya hanya terlihat putih-nya. Kedua tangan-nya mecengkrem stang sepeda-nya dengan kuat. Tak lama….

*Cret…Cret…Cret… terlihat semportan air yang kuat keluar dari area selangkangan Ara, membasahi paha, dudukan sepeda-nya dan jalanan di mana Ara berhenti. Mata Santy terbelalak melihat kondisi Ara. Bagaimana dengan Andre? Pemuda itu hanya terlihat biasa saja.

Si wanita muda masih terlihat bergetar-getar, namun berangsur lemah. Terlihat akan ambruk, Andre dengan sigap lari menangkap badan kekasih-nya dan memeluk-nya. Sekarang Ara hanya terpejam sekaligus bernafas dengan sedikit tersengal-sengal.

“Dia kenapa Dre? Sakit kah?” tanya Santy khawatir. Padahal dalam lubuk hati-nya tahu kalau gelagat Ara barusan seperti seorang wanita yang meraih orgasme dan squirt pada saat bersamaan juga. Tapi masa iya Ara mengalami orgasme sih, kalau iya tapi bagaimana cara-nya wanita muda itu meraih-nya tanya Santy binggung dalam hati-nya sendiri.

Andre tak menjawab pertanyaan Santy. Ara membuka mata-nya, menatap Santy dengan mata yang sayu disertai senyuman yang manis. Melihat itu Santy merasa lega, karena pacar Andre itu terlihat baik-baik saja.

Kemudian Andre sedikit menurunkan dudukan Ara, agar kekasihnya bisa turun dari benda yang ‘menyangkuti’ di dalam diri-nya. Tapi Santy tidak bisa melihat apa yang pemuda itu lakukan. Karena Andre membelakangani-nya.

*Plop… terdengar sesuatu nyaring, seperti suatu benda yang terlepas dari sesuatu yang ketat dan basah. Ketika Andre dan Ara menyingkir dari situ, pagi ini Santy kembali terkaget melihat sepeda Ara. Ternyata ada sebuah dildo yang menancap di dudukan sepeda Ara. Sex toys, itu terlihat masih bergetar halus dan juga sangat basah lengket. Santy langsung mengerti apa yang terjadi. Jadi dari tadi ada sex toys tertancap dalam tubuh Ara selama gowesan, dan sekarang dildo itu basah karena cairan orgasme sang gadis.

“Dre….” panggil Santy dengan lirih.

“Iya Tan, ada apa?” jawab Andre seraya membopong pacar-nya untuk duduk di kuris teras depan rumah-nya.

“Kok sepeda pacar kamu ada gituan sih?”.

“Ohh itu fitur khusus sepeda-nya Ara, yang bikin si Albert juga kok”. Mendengar itu, Santy curiga dengan sepeda baru-nya, karena sama-sama buatan Albert.

“Berarti……punya Tante….” ucap Santy menggantung…

Andrepun tersenyum, lalu berdiri meninggalkan pacar-nya yang masih lemas. Dia hampiri Santy, dan raih tangan-nya untuk di pandu ke sepeda yang baru. Dia letakan telapak tangan Santy yang mulus itu di dudukan sepeda yang baru. Santy hanya terdiam melihat perbuatan Andre. Sekarang sang pemuda sedang mengotak-ngatik sesuatu di Hp-nya.

*Brrtt……. Tiba dudukan sepeda itu bergetar lembut menggelitik telapak tangan Santy. Tak ayal, Santy menarik tangan-nya karena kaget dengan sensasi yang terasa di telapak tangan-nya.

*Brrtt……. Dudukan itu masih bergetar halus, seraya mengeluarkan bunyi-bunyi mesin berputar di dalam-nya.

“Nah kalau punya Tante, ini fitur-nya. Bisa ngasih Tante Santy getaran-getaran nikmat di memek. Mau coba?”.

Santy tak percaya dengan hadiah baru-nya, awal-nya cuma mengira ini sepeda biasa saja. Dia lirik keadaan Ara yang masih lemas terkapar akibat orgasme yang hebat. Nampak-nya Santy mengerti kalau Ara juga anggota FSL. Sukar di percaya ada wanita semuda itu ikutan club yang seperti itu. Namun dengan begini, Santy tak lagi perlu menahan diri. ‘Hmmm seperti-nya ini bakal menarik dan enak hihihi’ ucap Santy dalam hati.

“Ayo deh Dre, gimana cara memakai-nya?”.

“Tante naik aja dulu”.

Lantas Santy mendudukan diri-nya di saddle khusus itu. Terasa agak aneh di selangkangan-nya terutama di bagian vagina-nya. Terasa dudukan itu punya bagian yang menonjol menyentuh klitoris-nya.

“Kok bisa pas gini sih Dre? Seluruh bagian memek Tante, tercover sama dudukan-nya loh” tanya Santy heran.

“Kan kemarin di toko Albert, tante nyobain frame sepeda kan? Nah kemarin sebenernya sekalian ngukur dudukan yang pas buat selangkangan Tante. Jadi nanti semua bagian memek Tante kena enak-nya” Ujar Andre mejelaskan.

Angguk Santy mendengar penjelasan Andre. Walau ada rasa heran, bisa-bisanya kekasih muda melakukan hal seperti ini. Tapi tak apa pikir-nya, yang penting enak dan nikmat.

“Tapi kok nggak kayak punya Ara sih, tante juga mau dild…..agh….” sontak Santy mendesah merasakan getaran yang tiba-tiba hinggap di vagina-nya.

“Hehehe” tawa Andre melihat reaksi Santy, ketika dia menyalakan fitur vibrasi-nya.

“Ohhh…Andreeee…gelii……” Santy melolong merasakan getaran halus di vagina-nya. Lama kelamaan dia semakin terangsang, tak ayal lubang nikmat-nya mengeluarkan pelumas-nya.

“Coba gowes Tan”

Dengan susah payah, Santy mengayuh pedal sepedanya disertai getaran halus di selangkangan-nya. Rasa geli-geli nikmat Santy rasakan. Tak berani jauh, Santy hanya
berputar-putar di depan rumah Andre. Belum siap dilihat orang lain. Terlihat Santy merem-melek, badan sedikit bergetar dan juga terkadang tersontak ringan. Dengan pemandangan itu Andre malah tertawa-tawa puas. Tak lama Santy pun berhenti.

“Su-sudah-sudah stop, Tan-tante gak kuat lagiiii”.

“Loh kan belum klimaks kan?” tanya Andre heran, ada rasa kecewa karena dia ingin melihat Santy orgasme karena sepeda khusus-nya.

“Nanti aja kapan-kapan, sekarang Tante pengen kontol kamu” ucap Santy tak tahan ingin di penetrasi oleh penis besar Andre. Ara yang tak jauh, senang mendengar itu.

“Yuk tan, Ara juga sudah gak sabar pengen ngentot” Ajak Ara vulgar, seraya mengulurkan tangan-nya kepada Santy. Santy terima ajakan-nya. Lantas mereka bertiga masuk kedalam rumah Andre, untuk bergumul birahi di pagi hari. Semua-nya dalam keadaan dahaga birahi, yang sangat ingin di tuntaskan.

Lantas mereka bertiga segera menanggalkan baju yang melekat. Ketika semua sudah berbugil ria, Ara dengan cepat-nya menerkam tubuh Santy. Kaget dengan sergapan Ara, langsung Santy dorong tubuh wanita muda yang hendak mencium bibir-nya.

“Ehhh….” pekik Ara yang terdorong jatuh ke lantai.

“Kamu mau ngapain sih?” tanya Santy binggung.

“Ehmmm…Tante belum pernah main sama cewek?” tanya Ara yang sedang mengelus pantat-nya sendiri karena sakit akibat jatuh di dorong Santy.

Geleng Santy “Tante masih normal Ra, cuma mau sama cowok. Tante kira, kita bakal gantian main sama Andre-nya” ucap Santy dengan nada penolakan. Penolakan itu membuat Ara yang pada dasar-nya buaya terhadap semua orang menjadi sedih. Padahal diri-nya dari kemarin ini sangat ingin mencicipi tubuh Santy yang seksi. Tergiur dengan cerita Andre, bagaimana seksi dan hebat-nya Santy dalam seks.

“Tante jangan begitu dong, kan belum dicoba. Siapa tante juga suka kan? Jangan takut untuk mencoba hal yang baru. Tuh buktinya, sekarang tante pake buttplug kan? Berarti nanti Tanet bakal mau dianal kan" sergah Andre panjang lebar, mendorong Santy untuk mencoba aksi lesbian bersama pacar-nya sendiri.

Mendengar itu Santy menjadi bimbang, apalagi melihat tatapan Ara yang sedih dan kecewa. Dia merasa tidak enak hati dan kasihan terhadap Ara.

"Tapi Tante belum pernah sama wanita Dre".

"Sama aku ya…..biar aku yang ngajarin tante ya? pleaseee tann....mau yaaa..." pinta Ara manja seperti anak kecil meminta dibelikan mainan.

Santy menatap pasangan muda ini bergantian, lama-lama hati-nya menjadi luluh.

"Iya deh, Tante coba ya, tapi pelan-pelan ya Ra".

"Yayyy, Tante cantik deh hahaha" gombal Ara setelah mendapatkan keinginan-nya untuk berlesbian ria besama tante Santy ini.

"Nah begitu dong Tan, Jangan takut untuk mencoba hal-hal yang baru" ucap Andre.

"Iya-iya, nih bukti-nya deh, Tante masih pake buttplug kok, jadi siapa takut? wuekk" ledek Santy.

"Ehhh tante lagi pakai buttplug ya? liat dong Tan, Ara mau liattt" tanya Ara dengan sangat Antusias, penasaran dengan lubang Anus Santy yang tersumpal oleh sextoys.
Mendengar permintaan Ara yang lucu dan semangat, Santy lalu memutar tubuh mengarahkan pantat-nya ke Ara. Dengan sedikit menungging, dia tarik buka kedua pipi bokong-nya yang mulus bersih nan sekal. Terpampanglah di depan mata Ara, sebuah lubang Anal yang tersumbat sextoys.

"Ohhhh….." desah Ara melihat lubang anus Santy yang sempit itu tersempul sempurna dengan buttplug diamond. Seketika nafsu-nya semakin naik, vagina-nya pun rembes mengeluarkan cairan-nya.

"Hihihi kamu kenapa sih Ra? Kok segitu-nya ngeliat tante."

"Habis-nyaaaa, Tante Santy seksiii banget sihhh" puji Ara.

"Buttplug-nya masih ukuran menengah ya Tan? berarti belum di anal sama Andre ya?" lanjut Ara bertanya.

"Belum Ra, masih di latih lubang Tante. Habis-nya Kontol Andre kan gedeeee bangettt" ucap Santy. Yang lalu diikuti tawa oleh kedua wanita yang berbeda generasi itu. Sedangkan Andre hanya bisa geleng-geleng melihat para perempuan itu mengomentari perkakas-nya.

"Yuk Tante cantikkkk, sini kita mulai" ajak Ara. Perempuan muda itu mengajak pasangan main-nya yang lebih tua itu untuk saling bersimpuh berhadap-hadapan.

"Pelan-pelan ya Ra, jangan beringas sama Tante".

"Hehehe, gak dong. Pasti aku akan perlakukan Tante dengan lemah lembut. Akan kubuat Tante menikmati-nya" ucap Ara meyakinkan Santy.

"Aku mulai ya" ucap Ara merdu, menenangkan hati Santy.

Santy mengangguk. Ara memajukan wajah-nya mendekati Santy. Sang janda memejamkan mata-nya, jantungnya berdebar-debar menanti sensasi yang baru. Santy merasakan hembusan nafas Ara yang hangat dan wangi.

*Cup

Sebuah kecupan basah yang singkat mendarat di bibir. Santy membuka mata-nya, terlihat Ara yang tersenyum manis kepada-nya. Santy semakin berdebar di tatap oleh Ara seperti itu.

"Rileks ya sayang, nikmati ya" ucap Ara dengan lembut. Kembali Ara memajukan wajah-nya untum mencium bibir Santy.

*Cup Cup Cup Cup

Ciuman singkat bertubi-tubi mendarat di bibir Santy. Kemudian Ara melumat bibir Santy. Awal-nya Santy tak membalas cumbuan Ara kerena masih belum terbiasa di cium oleh wanita. Namun karena kegigihan dan kepiawaan Ara, Santy membalas-nya.

Lidah mungil Ara menerbos masuk kedalam menjelajah isi mulut Santy. Insting Santy pun bereaksi, Santy pun menarik lidah Ara yang sedang meng-invasi mulut-nya. Pertempuran pun tak dapat di hindarkan, lidah saling membelit nikmat. Tak hanya mulut dan lidah yang beraksi, tapi tangan Ara pun juga berkerja untuk memuaskan pasangan-nya. Dada, bokong, pinggul, punggung, alias seluruh bagian tubuh Santy tak ada yang luput dari jamahan mesra dan lembut dari Ara. Kecuali vagina Santy, Ara masih belum mau menyentuh bagian itu dulu.

Santy pun membalas perlakuan Ara, terhadap tubuh-nya. Santy meremas pantat empuk Ara yang mungil tapi sekal. Cukup lama pasangan sejenis saling bercumbu, tak kuat lagi menahan nafas, Santy melapas pagutan Ara. “Hh…hh…hh….” kedua pasangan jenis itu lantas menghirup udara sebanyak-banyaknya. Juntain benang saliva pun terlihat yang menghubungkan bibir Santy dan Ara. Terlihat seksi dan merangsang bagi siapapun yang melihat-nya. Termasuk Andre yang sedang menonton live show lesbi di depan-nya.

Tak menunggu lama, Ara langsung menyentuh kemaluan Santy dengan jari-nya. Santy terkejut ketika vagina-nya di sentuh perempuan lain untuk pertama kali-nya. Setiap pengalaman dan sensasi baru yang dia terima, membuat birahi-nya semakin tak terbendung-kan.

"Ihhh tante sudah basah banget hihihi, tuhkan keenakan juga. Apa kata Araaa" ledek Ara. Santy tersipu malu, muka-nya semakin merah mendengar itu semua. Hati-nya tak bisa lagi berbohong, dia memang mulai…..bukan dia memang sudah menikmati sentuhan Ara sekarang. Malahan dia tak sabar lagi dengan langkah selanjut-nya. Dengan lembut, jari Ara yang lentik membelah garis Vagina. Santy menlenguh ke-enakan ketika bibir vagia dibelah oleh Ara. Karena sudah mulai terasa pegal, Ara mendorong Santy untuk berbaring di lantai yang dingin itu. Sekarang bagian tubuh Santy sebelah kiri ditindih oleh Ara. Kembali Ara mencium bibir Santy. Tak lagi canggung,Santy langsung membalas-nya.

Puas dengan cumbuan di mulut, Ara munurunkan kepala-nya ke dada Santy yang disertai puting yang sudah tegang. Puting kiri Santy langsung tenggelam dalam mulut Ara. Sedangkan payudara kanan berserta puting-mua dimainkan oleh Ara. Sudah pasti desahan keluar dari mulut-nya, ke-enakan dengan perlakuan Ara terhadap kedua buah dada-nya. Ara bergatian menghisap puting Santy, selalu berpindah. Santy hanya bisa meremas-remas kepala Ara yang sedang menyusu kepada-nya.

Masih tetap menyusu di payudara Santy, Ara turunkan jari di tangan kiri-nya kebawah dari dada menyusuri melewati perut dan terakhir hinggap di rambut kemaluan yang mulus tidak berambut. Karena Santy rajin mencukur-nya bersih.

Dengan lihai jari-jari mungil dan ramping milik Ara membelai kemaluan Santy dengah mesra dan lembut. Dia ingin Santy terbuai dengan kenikmatan sex sesama wanita. Ara memiliki misi, agar kedepan-nya Santy tetap mau melakukannya dengan diri-nya atau bahkan yang menginisiasi dulu.

Desahan Santy lolos dari mulut-nya mendapat serangan di puting dan vagina-nya. Lalu Ara memasukan satu jari-nya ke dalam lubang nikmat Santy yang sudah becek dan hangat itu. Dia korek isi-nya, hal itu membuat Santy menggelinjang nikmat. Dirasa kurang, Ara menambakan jari-nya menusuk kedalam, sehingga kini ada dua jari yang bersemayam dalam tubuh Santy.

Disetiap korekan dan tusukan jari Ara, selalu di balas dengan lenguhan Santy yang terdengar seksi dan membangkitkan nafsu siapa pun yang mendengar-nya. Dengan ahli-nya Ara, mengocok kemaluan Santy sudah memerah dan basah. Tak lupa jempol-nya memainkan clitoris Ara.

"Raaaa…..tan-tanteeee…mauuu…dapettt…cepetiiin….playyy…withhh…myyy….clitt…please…" pinta Santy merorong hendak mendapatkan orgasme. Ini akan yang menjadi pertama kali bagi diri-nya untuk mendapat-kan puncak kenikmatan di tangan seorang wanita.

Ara senang mendengar permintaan itu, ini membuktikan kalau diri-nya berhasil menaklukan Santy. Dia lepas hisapan-nya pada puting Santy. Segara dia beranjak turun, mengarahkan mulut-nya ke klitoris Santy yang sudah menonjol keras.

"Happ……" Ara caplok kemaluan Santy yang sudah sangat basah. "Ohhhh…Araaa…." lenguh Santy, ketika klitoris-nya ‘disiksa’ oleh Ara. Lidah mungil Ara begirlya dengan semangat tinggi memainkan biji nikmat Santy. Santy melihat sebuah kepala sedang bergerak liar di selangkangan. Dia letakan tangan-nya dikepala Ara yang berada di sana. Diremas gemas dan sesekali di elus dengan lembut kelapa Ara, sebagai ucapan sayang.

"Ouhhhh….yessshhh…..I'm cuminggg" sebentar saja kemudian, Santy mengadahkan kepalanya ketika mendapat klimaks-nya. Ini orgasme pertama-nya bersama wanita. Tubuh menghentak, lalu bergetar-begetar. Kedua tangan-nya menggelepar

Ketika sang janda mendapatkan klimaks-nya, tak lagi ditahan oleh tangan Santy Ara menyingkir. Kedua-nya Jari masih tetap mengocok dalam lubang vagina Santy. Ara merasakan kedua jari-nya di semprot oleh cairan orgasme Santy. Dia memang ingin merasakan manis-nya tersembut cairan orgasme Santy. Cairan orgasme Santy keluar tak terbendung mambasahi jari dan tangan Ara. Begitu juga dengan Lantai yang dingin itu menjadi basah. Geteran tubuh Santy berangsur melemah, meski sesekali masih menghentak-hentak.

Ketika getaran Santy berangsur-angur melemah, lantas Ara mencabut dua jari-nya dari lubang vagina Santy. Dengan beringas Ara melumat jari-nya, mengecapi cairan sari Santy. Santy masih terpejam dan dada-nya terlihat naik-turun menghirup oksigen.

"Hihihi Tante Santy sayang…..gimana? enak kan?" tanya Ara sambil nyengir.

"Iyahh…en-enak" jawab Santy singkat sambil masih tersengal-sengal.

“Makanya percaya deh sama Ara” ucap Ara yang kemudian beranjak menghampiri Santy yang masih mengangkang lemas. Dia kembali turun ke arah selangkangan, dia jilat belahan vagina yang becek itu.

Santy melenguh kembali “Araaaaa….sudah…please….” pinta Santy kepada Ara untuk berhenti mengerjai kemaluan-nya yang masih sensitif karena baru saja orgasme. Ara nurut dengan permintaan kekasih baru-nya. Dia bersihkan mulutnya yang belopotan. Kemudian segera berbaring di sebelah kanan Santy yang masih saja terpejam.

Dengan lembut dan penuh kasih sayang Ara mengelus tangan Santy. Merasakan itu, dia membuka matanya dan menoleh ke Ara. Terlihat wajah Ara yang cantik nan ayu. Santy tersenyum hangat kepada Ara. Yang ada Ara tersipu malu, lalu dia balas senyum itu. Kini mereka berdua saling terbaring berhadapan-hadapan

Tanpa di minta, Santy mencium bibir Ara. Lantas kedua-nya kembali berpelukan hangat. Cumbuan pelan dan mesra terjadi, meluapkan rasa sayang. Padahal baru sekali ini mereka bertemu. Tapi apa daya, rasa nikmat bercinta dengan Ara menggungah hati Santy.

“Giliran Tante ya sayang” ucap Santy, yang di balas dengan anggukan oleh Ara. Dengan gemas Santy menciumi seluruh wajah Ara. Dan Ara dengan senang hati menerima-nya dan menikmati kecupan demi kecupan di seluruh wajah-nya. Sekarang Santy menindih tubuh Ara yang lebih kecil daripada milik-nya, namun bibir tetap mendaratkan kecupan di seluruh wajah pasangan muda-nya. Ara pun membiarkan Santy meng-eksplorasi seluruh tubuh-nya. Lanjut dia ingin Santy sendiri yang menentukan tempo permainan panas mereka.

Puas menghujani wajah Ara dengan ciuman. Santy merayap turun, mengeksplorasi tubuh yang ada di depan-nya. Dia meremas buah dada Ara yang tidak begitu besar. Dia kulum puting Ara yang sudah menegang keras. Seperti Ara tadi, Santy menggunakan mulut untuk mengemuti nikmat puting kiri Ara dan tangan-nya memelintir puting kanan Ara. Selama itu Ara terpejam dan mendesah-desah kecil.

Santy masih tidak habis pikir, wanita seumur diri-nya diajari lesbi oleh wanita yang lebih jauh muda. Dan sekarang sedang mempraktekan-nya, di rumah temen anak-nya sendiri. Sekarang dirinya berhadapan dengan kemaluan Ara yang mulus berbulu sedikit tapi rapih di rawat. Sedikit ada keraguan, dia binggung harus bagaimana selanjut-nya. Ara yang terbaring merasa di anggurin, lantas dia topang tubuh atas-nya dengan kedua sikut-nya. Dan dia membuka mata-nya dan terlihat Santy yang sedang binggung. Dengan nakal dia kedua buka paha-nya lebar-lebar. Sekarang vagina yang merekah basah itu terpampang di depan Santy.

"Kok diem sih Tante, di maem dong memek Ara. Kayak aku tadi maemin memek Tante" ucap Ara. Kemudian dia goyang pinggul-nya kenan dan kekiri, mengoda Santy untuk melahap vagina-nya.

"Memek Ara juga pengen di sayang-sayang, kayak aku ke memek Tante Santy tadi" kembali Ara berkata, yang kali ini vulgar juga.

Tak enak hati karena sudah di puaskan, Santy menguatkan diri-nya untuk melakukan-nya. Dia gerakan kepala medekati selangkangan Ara. Lantas Santy mengendusi kemaluan Ara, tercium bau khas vagina yang basah. Lalu dia daratkan ciuman di vagina Ara, terlihat benang cairan lengket menjuntai dari bibir Santy ke kemaluan Ara.

Karena sesama wanita, Santy tahu harus mana yang bagian mana yang harus di puaskan. Tak lagi malu, dia belah garis vagina Ara yang masih rapat dengan lidah-nya.

“Tangan-nya Tan, ohhh…yaaa… pake jari juga Tan” perintah Ara di sela-sela desahan. Mendengar itu, Santy menarik kepala-nya dan memasukan satu jemari-nya ke dalam lubang nikmat. Dia maju-mundurkan jari-nya, dia tusuk-tusuk lubang nikmat Ara dengan cepat.

“Ohhhh…yeshh…..tam-tambah lagi tan” pinta Ara. Lalu Santy menambah satu jari-nya yang menusuk ke dalam. Jadi sekarang total sudah dua jari yang menerobos masuk ke dalam tubuh Ara. Cukup lama Santy menarik dan mendorong kedua jari-nya.

“Cepetiinnnnn……” raung Ara yang segara mendapatkan orgasme yang pertama bersama Santy. Tak lama, Ara meraih klimaksnya. Santy merasakan kedua-nya jari terguyur cairan. Reda sensasi orgasme Ara, Santy mencabut semua jari-nya. Dia lahit kedua jari-nya yang basah lengket.

"Jilat aja tan, enak kok" ucap Ara yang mengintip Santy yang sedang memandangi jari-nya sendiri yang basah. Santy menurut dengan ucapan Ara, lalu menghisap dengan rakus jari-nya sendiri. Karena tadi melihat Ara melenggking nikmat, Santy kembali bergairah, ingin kembali di jamah. Begitu juga dengan Ara yang masih bergairah. Oleh karena itu, Tak mau lama-lama, Ara segara memandu Santy untuk berubah posisi. Ara mengenalkan Santy posisi sex bagi para lesbian “Ini nama-nya posisi gunting Tan, kalau sesama cewek, ini salah satu posisi seks-nya.”

Kedua-nya mendesah bersamaan, ketika kemaluan mereka saling bertemu. Santy diam tidak tahu harus apa yang dilakukan. Ara tersenyum, lalu menaik-turunkan pinggul-nya menggesek vagina-nya dengan milik Santy. Santy pun mendesah, merasakan bibir vagina-nya digesek-gesek oleh kepunyaan Ara. Terasa sangat basah pusaka milik-nya. Lantas Santy juga menggerakan pinggul-nya membalas perbuatan Ara. Pasti terlihat menggairahkan pemandangan itu, dua wanita yang saling memuaskan untuk meraih kenikmatan. Desahan kedua-nya pun bersahut-sahutan menggema memenuhi seluk beluk ruangan mereka berada.

Dengan posisi ini, mereka pun keluar bersamaan. Kemaluan mereka saling membasahi dengan cairan yang tersembur keluar. Kedua-nya pun ambruk ke belakang berbaring dengan punggung, dengan paha saling menindih. Santy terpejam dengan raut muka yang bahagia. Tak lama di biarkan istirahat, Santy merasakan kalau Ara menarik paha-nya sendiri melepaskan lilitan mereka.


‘Mau apa lagi anak ini’ ucap Santy dalam hati. Terasa ada sesuatu di depan muka-nya, dia kenal dengan bau-nya. Lantas Santy membuka mata-nya, dirinya langsung terbelalak. Di atas kepala-nya terpampang vagina Ara yang basah merekah. Terlihat Ara sedang berjongkok di atas kepala Santy

“Araaaaa….kamu mau ngapain?” tanya Santy. Tidak di jawab Ara, yang langsung menjatuhkan tubuh kedepan. Dengan begini kepala Ara berada di selangkangan Santy. Tiba-tiba Santy merasakan benda basah lunak kembali menyentuh kemaluan-nya, apalagi kalau bukan lidah mungil milik Ara. Santy tersentak dan mendesah.

“Tannnnn, isepin juga dong” protes Ara yang vagina di anggurkan oleh Santy. Padahal sudah tersaji untuk di nikmati oleh Santy. Kini mereka saling menjilati kemaluan milik pasangan masing-masing. Santy dan Are mendesah, di sela-sela jilatan.

Selama pergumulan birahi sesama wanita itu, Andre hanya menikmati-nya dari jauh. Tak ingin menganggu mereka. Tanpa bicara, dia pun pergi meninggalkan mereka berdua. Meski sudah keluar ruangan, desahan para wanita itu tetap saja terdengar. Kali ini dia biarkan Santy menikmati pengalaman baru-nya. Tentu-nya pacar-nya juga akan senang, karena bisa bergumul seharian ini bersama Santy. Biarlah hari ini milik mereka berdua saja.

Kini Andre memiliki dua kekasih yang memuja diri-nya dan penis besar-nya. Memang pria yang hebat. Sekarang sang pemuda berjalan ke bagian belakang rumah-nya, disana terdapat beberapa kamar yang merupakan milik para pembantu-nya. Dia buka salah satu kamar tersebut, lalu terpampang sepasang manusia yang sudah melakukan persetubuhan dengan panas-nya. Siapa lagi kalau bukan Kiryo dan Ayu, namun saking seru-nya mereka tidak sadar dengan keberadaan majikan-nya. Lalu Andre membuka suara yang mengagetkan dua sosok yang berbeda insan jenis itu “Ikutan dong” pinta sang pemuda.

“Duhhh Mas Dennnn” jawab mesra wanita itu.
“Sok atuh Den” jawab si lelaki tua itu.

Sekarang di rumah besar Andre, terdapat dua pertempuran birahi yang berbeda tempat. Tak mengenal umur, hanya nikmat yang di gapai.




Lalu bagaimana dengan Santy? Ya, selain bermain dengan seorang pria, dia juga tidak lagi malu untuk menggeruk nikmat dengan sesama wanita. Walau harus pilli-pilih dulu. Sejak pertemuan itu seringkali Santy nge-date dengan Ara. Andre pun tidak melarang. Dan pasti orang-orang mengira-nya mereka ada pasangan ibu dan anak. Mereka semua tidak tahu, kalau Santy dan Ara pasangan sesama jenis.

Tak lupa kini, Santy selalu sepedaan dengan sepeda baru-nya. Dan tak lupa, fitur ‘khusus-nya’ akan menemani Santy kemana saja dia mau. Sekarang tak hanya capek, tapi juga nikmat yang akan Santy rasakan ketika gowes.

Bersambung….




 
Extra Story
A Day With Ara

PoV ke-3

“Mama mau jalan pagi lagi ?” tanya Henry kepada mama-nya.

“Halah masih nanya aja kamu Hen, kan sekarang sudah rutin kalau mama bersepeda sama Andre. Kamu ada masalah dengan itu?” tanya Santy dengan nada sedikit meninggi.

“Ehmmm gak kok… mam tap…”

“Sudahlah jangan banyak protes sama mama. Kan kata-mu sendiri, kalau terserah mama mau ngapain saja kan?” potong Santy.

“Oh ya sebelum mama pergi. Gimana penampilan mama pagi ini? Seksi gak Hen? Hihihih” goda Santy.

Henry melihat mama kandung-nya kembali memakai jersey sepeda lagi yang ketat membalut badan Santy dengan sempurna. Bila diperhatikan ada gundukan yang tampak di selangkangan Santy, dan pipi pantat-nya pun tercetak sempurna. Henry pun menyadari dan tak bisa lepas mata-nya untuk memandang mesum ibu-nya. Santy tahu, dan dia senang dengan hal itu.

“I…iya seksi kok, sangat-sangat seksi malah Mam….” pujian Henry terdengar jujur di telinga Santy. Ini semakin membuat dia senang untuk meggoda anaknya, agar Henry tersiksa dengan nafsu-nya sendiri.

“Hihihi makasih ya sayang, jangan lupa fantasiin mama lagi ya hihihi dasar mesum anak mama. Da-dah sayang” ucap santy meninggalkan anaknya. Dan Seorang Ibu dengan santai-nya mengatai anak-nya mesum.

Ya seperti biasa, pagi ini adalah jadwal Santy untuk ‘gowes’ dengan Andre. Bukan mengayuh pedal sepeda, tetapi mengayuh kenikmatan. Tapi ternyata kali ini berbeda, ketika Santy keluar dari rumahnya. Andre tidak sendiri, tapi bersama seseorang yang tidak dikenal Santy. Terlihat Seorang wanita muda sedang duduk di atas sepedanya. Sama seperti Santy, gadis itu memakai jersey sepeda yang tak kalah ketat-nya. Lantas dalam hatinya berpikir kalau pagi ini aktivitas-nya adalah bersepeda beneran, bukan mengayuh kenikmatan.

“Tante Santy, nih kenalin pacar aku, Ara” ucap Andre.

“Haloo Buuu…ngh.. kenalin Aku..nhg… Araa, pacar-nyaaa.. Andree” sapa wanita muda dengan gaya berbicara yang aneh. Tubuh Ara, terlihat ramping mungil karena masih muda. Berbeda dengan Santy yang berisi karena sudah berumur dan pernah melahirkan anak tapi tetap seksi, menarik perhatian mata laki-laki manapun.

“Halo juga Ara, akhirnya kita ketemu juga ya. Oh iya, manggil-nya tante saja jangan ibu ya, belum terlalu tua kok, hihihi” tawa Santy

“Iyahh tan, nghh…ah..” Ara terlihat menahan sesuatu.

“Ara, Kamu kenapa? Sakit?” tanya Santy melihat gelagat Ara yang seperti sakit.

“Ehmm…ngh… gak kok tann…, cummaaa agak keram ajahhh kok”.

“Ohhh, kalau gak kuat, jangan di paksain ya” saran Santy. Ara hanya mengganguk, seraya menggigit bibir dan mengernyitkan dahinya. Terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang nikmat menurut Santy, tapi apa kata Santy binggung dalam hati-nya. Dan juga berbeda dengan Andre yang tidak keringatan, Ara malah terlihat wajah-nya merah seperti habis olahraga yang berat. Tapi wanita yang lebih tua itu tak memikirkan yang aneh-aneh terhadap orang yang baru di kenal-nya itu. Dia harus menjaga wibawa sebagai orang yang lebih tua.

Tetap saja Santy masih binggung dengan gelagat aneh Ara, berbanding terbalik dengan Andre yang hanya terlihat diam seraya menyeringai. Andre pun segera mengajak mereka berdua untuk berangkat mengayuh sepeda mereka.

“Oh ya Tan, ke rumah-ku ke dulu yuk. Aku mau nunjukin sesuatu ke Tante” ajak Andre.

Sekarang mereka bertiga mengayuh sepeda mereka masing-masing menuju ke rumah yang Andre tidak begitu jauh. Sesekali Santy melihat kebelakang memperhatikan Ara. Karena di setiap kayuhan, Ara merintih-rintih kecil. Sang janda berharap kenalan baru-nya itu beneran tidak kenapa-kenapa.

Ketika sampai Andre segera ke dalam untuk mengambil sesuatu. Santy dan Ara tetap di di luar sambil menunggu. Santy duduk di pinggiran halaman rumah yang ada, cukup tinggi buat di jadikan duduk. Sedangkan Ara tetap terduduk di dudukan sepeda-nya. Mereka berdua terlibat dalam obrolan untuk kenal satu sama lain. Selama itu juga, Ara tetap seperti tadi. Wanita muda itu terlihat merintih dan mendesah di sela berbicara dengan Santy. Tentu Santy makin heran dan penasaran dengan tingkah laku Ara yang cenderung abnormal. Tapi karena baru kenal Santy tidak mau bersangka buruk.

Terlihat Andre keluar dari rumah-nya sambil membawa sebuah sepeda baru “Nih Tan, buat Tante”.

“Loh apa nih Dre? Serius ini buat Tante?” seketika Santy menghampiri dan mengitari sepeda baru itu.

“Iya, ini lebih bagus dari pada yang Tante punya sekarang, yang sudah jadul dan butut” terang Andre.

“Bener nih? Ini kayak-nya mahal loh” tanya Santy sungkan menerima barang mahal seperti ini dari Andre yang masih sangat muda. Harus-nya dia yang memberikan hadiah, bukan sebalik-nya.

Andre hanya membalas dengan anggukan yakin. Seketika Santy merasa senang karena mendapat-kan sepeda baru yang lebih modis dan modern ini. Langsung Santy ucapkan terima kasih dan memeluk Andre dengan erat. Tanpa Ara bisa melihat mereka, Andre meremas buah dada sang janda yang terbalut ketat ketika dia dipeluk oleh Santy. Apakah Santy marah ? tentu tidak, mereka berdua telah melakuan lebih dari itu.

Santy pun menangkap sesuatu yang aneh dari sepeda baru itu “Terus kok ini bentuk saddle-nya beda kayak yang biasa ya Dre? Ini agak gemukan gitu, apa nyaman nanti kalau dipakai buat duduk?”

“Ohhh ini memang begini tan, ini ada fitur khusus-nya loh. Ini yang aku request sama Albert kemarin, jadi custom-made. Nggak ada dimana pun” terang Andre menjelaskan asal-usul sepeda ini.

“Ohhhh begitu, terus apa fitur-nya?”.

Ketiak Andre hendak menjelaskan lebih jauh kepada Santy perihal sepeda barunya, tiba-tiba….

“Ohhhh…..Andreee…akuuu.***kk…kuattt… lagii….sayang….okhhhh” desah Ara dengan keras, yang mau tak mau menarik perhatian Santy dan Andre untuk menoleh. Terlihat seluruh tubuh Ara bergetar dengan hebat dan kedua mata-nya hanya terlihat putih-nya. Kedua tangan-nya mecengkrem stang sepeda-nya dengan kuat. Tak lama….

*Cret…Cret…Cret… terlihat semportan air yang kuat keluar dari area selangkangan Ara, membasahi paha, dudukan sepeda-nya dan jalanan di mana Ara berhenti. Mata Santy terbelalak melihat kondisi Ara. Bagaimana dengan Andre? Pemuda itu hanya terlihat biasa saja.

Si wanita muda masih terlihat bergetar-getar, namun berangsur lemah. Terlihat akan ambruk, Andre dengan sigap lari menangkap badan kekasih-nya dan memeluk-nya. Sekarang Ara hanya terpejam sekaligus bernafas dengan sedikit tersengal-sengal.

“Dia kenapa Dre? Sakit kah?” tanya Santy khawatir. Padahal dalam lubuk hati-nya tahu kalau gelagat Ara barusan seperti seorang wanita yang meraih orgasme dan squirt pada saat bersamaan juga. Tapi masa iya Ara mengalami orgasme sih, kalau iya tapi bagaimana cara-nya wanita muda itu meraih-nya tanya Santy binggung dalam hati-nya sendiri.

Andre tak menjawab pertanyaan Santy. Ara membuka mata-nya, menatap Santy dengan mata yang sayu disertai senyuman yang manis. Melihat itu Santy merasa lega, karena pacar Andre itu terlihat baik-baik saja.

Kemudian Andre sedikit menurunkan dudukan Ara, agar kekasihnya bisa turun dari benda yang ‘menyangkuti’ di dalam diri-nya. Tapi Santy tidak bisa melihat apa yang pemuda itu lakukan. Karena Andre membelakangani-nya.

*Plop… terdengar sesuatu nyaring, seperti suatu benda yang terlepas dari sesuatu yang ketat dan basah. Ketika Andre dan Ara menyingkir dari situ, pagi ini Santy kembali terkaget melihat sepeda Ara. Ternyata ada sebuah dildo yang menancap di dudukan sepeda Ara. Sex toys, itu terlihat masih bergetar halus dan juga sangat basah lengket. Santy langsung mengerti apa yang terjadi. Jadi dari tadi ada sex toys tertancap dalam tubuh Ara selama gowesan, dan sekarang dildo itu basah karena cairan orgasme sang gadis.

“Dre….” panggil Santy dengan lirih.

“Iya Tan, ada apa?” jawab Andre seraya membopong pacar-nya untuk duduk di kuris teras depan rumah-nya.

“Kok sepeda pacar kamu ada gituan sih?”.

“Ohh itu fitur khusus sepeda-nya Ara, yang bikin si Albert juga kok”. Mendengar itu, Santy curiga dengan sepeda baru-nya, karena sama-sama buatan Albert.

“Berarti……punya Tante….” ucap Santy menggantung…

Andrepun tersenyum, lalu berdiri meninggalkan pacar-nya yang masih lemas. Dia hampiri Santy, dan raih tangan-nya untuk di pandu ke sepeda yang baru. Dia letakan telapak tangan Santy yang mulus itu di dudukan sepeda yang baru. Santy hanya terdiam melihat perbuatan Andre. Sekarang sang pemuda sedang mengotak-ngatik sesuatu di Hp-nya.

*Brrtt……. Tiba dudukan sepeda itu bergetar lembut menggelitik telapak tangan Santy. Tak ayal, Santy menarik tangan-nya karena kaget dengan sensasi yang terasa di telapak tangan-nya.

*Brrtt……. Dudukan itu masih bergetar halus, seraya mengeluarkan bunyi-bunyi mesin berputar di dalam-nya.

“Nah kalau punya Tante, ini fitur-nya. Bisa ngasih Tante Santy getaran-getaran nikmat di memek. Mau coba?”.

Santy tak percaya dengan hadiah baru-nya, awal-nya cuma mengira ini sepeda biasa saja. Dia lirik keadaan Ara yang masih lemas terkapar akibat orgasme yang hebat. Nampak-nya Santy mengerti kalau Ara juga anggota FSL. Sukar di percaya ada wanita semuda itu ikutan club yang seperti itu. Namun dengan begini, Santy tak lagi perlu menahan diri. ‘Hmmm seperti-nya ini bakal menarik dan enak hihihi’ ucap Santy dalam hati.

“Ayo deh Dre, gimana cara memakai-nya?”.

“Tante naik aja dulu”.

Lantas Santy mendudukan diri-nya di saddle khusus itu. Terasa agak aneh di selangkangan-nya terutama di bagian vagina-nya. Terasa dudukan itu punya bagian yang menonjol menyentuh klitoris-nya.

“Kok bisa pas gini sih Dre? Seluruh bagian memek Tante, tercover sama dudukan-nya loh” tanya Santy heran.

“Kan kemarin di toko Albert, tante nyobain frame sepeda kan? Nah kemarin sebenernya sekalian ngukur dudukan yang pas buat selangkangan Tante. Jadi nanti semua bagian memek Tante kena enak-nya” Ujar Andre mejelaskan.

Angguk Santy mendengar penjelasan Andre. Walau ada rasa heran, bisa-bisanya kekasih muda melakukan hal seperti ini. Tapi tak apa pikir-nya, yang penting enak dan nikmat.

“Tapi kok nggak kayak punya Ara sih, tante juga mau dild…..agh….” sontak Santy mendesah merasakan getaran yang tiba-tiba hinggap di vagina-nya.

“Hehehe” tawa Andre melihat reaksi Santy, ketika dia menyalakan fitur vibrasi-nya.

“Ohhh…Andreeee…gelii……” Santy melolong merasakan getaran halus di vagina-nya. Lama kelamaan dia semakin terangsang, tak ayal lubang nikmat-nya mengeluarkan pelumas-nya.

“Coba gowes Tan”

Dengan susah payah, Santy mengayuh pedal sepedanya disertai getaran halus di selangkangan-nya. Rasa geli-geli nikmat Santy rasakan. Tak berani jauh, Santy hanya
berputar-putar di depan rumah Andre. Belum siap dilihat orang lain. Terlihat Santy merem-melek, badan sedikit bergetar dan juga terkadang tersontak ringan. Dengan pemandangan itu Andre malah tertawa-tawa puas. Tak lama Santy pun berhenti.

“Su-sudah-sudah stop, Tan-tante gak kuat lagiiii”.

“Loh kan belum klimaks kan?” tanya Andre heran, ada rasa kecewa karena dia ingin melihat Santy orgasme karena sepeda khusus-nya.

“Nanti aja kapan-kapan, sekarang Tante pengen kontol kamu” ucap Santy tak tahan ingin di penetrasi oleh penis besar Andre. Ara yang tak jauh, senang mendengar itu.

“Yuk tan, Ara juga sudah gak sabar pengen ngentot” Ajak Ara vulgar, seraya mengulurkan tangan-nya kepada Santy. Santy terima ajakan-nya. Lantas mereka bertiga masuk kedalam rumah Andre, untuk bergumul birahi di pagi hari. Semua-nya dalam keadaan dahaga birahi, yang sangat ingin di tuntaskan.

Lantas mereka bertiga segera menanggalkan baju yang melekat. Ketika semua sudah berbugil ria, Ara dengan cepat-nya menerkam tubuh Santy. Kaget dengan sergapan Ara, langsung Santy dorong tubuh wanita muda yang hendak mencium bibir-nya.

“Ehhh….” pekik Ara yang terdorong jatuh ke lantai.

“Kamu mau ngapain sih?” tanya Santy binggung.

“Ehmmm…Tante belum pernah main sama cewek?” tanya Ara yang sedang mengelus pantat-nya sendiri karena sakit akibat jatuh di dorong Santy.

Geleng Santy “Tante masih normal Ra, cuma mau sama cowok. Tante kira, kita bakal gantian main sama Andre-nya” ucap Santy dengan nada penolakan. Penolakan itu membuat Ara yang pada dasar-nya buaya terhadap semua orang menjadi sedih. Padahal diri-nya dari kemarin ini sangat ingin mencicipi tubuh Santy yang seksi. Tergiur dengan cerita Andre, bagaimana seksi dan hebat-nya Santy dalam seks.

“Tante jangan begitu dong, kan belum dicoba. Siapa tante juga suka kan? Jangan takut untuk mencoba hal yang baru. Tuh buktinya, sekarang tante pake buttplug kan? Berarti nanti Tanet bakal mau dianal kan" sergah Andre panjang lebar, mendorong Santy untuk mencoba aksi lesbian bersama pacar-nya sendiri.

Mendengar itu Santy menjadi bimbang, apalagi melihat tatapan Ara yang sedih dan kecewa. Dia merasa tidak enak hati dan kasihan terhadap Ara.

"Tapi Tante belum pernah sama wanita Dre".

"Sama aku ya…..biar aku yang ngajarin tante ya? pleaseee tann....mau yaaa..." pinta Ara manja seperti anak kecil meminta dibelikan mainan.

Santy menatap pasangan muda ini bergantian, lama-lama hati-nya menjadi luluh.

"Iya deh, Tante coba ya, tapi pelan-pelan ya Ra".

"Yayyy, Tante cantik deh hahaha" gombal Ara setelah mendapatkan keinginan-nya untuk berlesbian ria besama tante Santy ini.

"Nah begitu dong Tan, Jangan takut untuk mencoba hal-hal yang baru" ucap Andre.

"Iya-iya, nih bukti-nya deh, Tante masih pake buttplug kok, jadi siapa takut? wuekk" ledek Santy.

"Ehhh tante lagi pakai buttplug ya? liat dong Tan, Ara mau liattt" tanya Ara dengan sangat Antusias, penasaran dengan lubang Anus Santy yang tersumpal oleh sextoys.
Mendengar permintaan Ara yang lucu dan semangat, Santy lalu memutar tubuh mengarahkan pantat-nya ke Ara. Dengan sedikit menungging, dia tarik buka kedua pipi bokong-nya yang mulus bersih nan sekal. Terpampanglah di depan mata Ara, sebuah lubang Anal yang tersumbat sextoys.

"Ohhhh….." desah Ara melihat lubang anus Santy yang sempit itu tersempul sempurna dengan buttplug diamond. Seketika nafsu-nya semakin naik, vagina-nya pun rembes mengeluarkan cairan-nya.

"Hihihi kamu kenapa sih Ra? Kok segitu-nya ngeliat tante."

"Habis-nyaaaa, Tante Santy seksiii banget sihhh" puji Ara.

"Buttplug-nya masih ukuran menengah ya Tan? berarti belum di anal sama Andre ya?" lanjut Ara bertanya.

"Belum Ra, masih di latih lubang Tante. Habis-nya Kontol Andre kan gedeeee bangettt" ucap Santy. Yang lalu diikuti tawa oleh kedua wanita yang berbeda generasi itu. Sedangkan Andre hanya bisa geleng-geleng melihat para perempuan itu mengomentari perkakas-nya.

"Yuk Tante cantikkkk, sini kita mulai" ajak Ara. Perempuan muda itu mengajak pasangan main-nya yang lebih tua itu untuk saling bersimpuh berhadap-hadapan.

"Pelan-pelan ya Ra, jangan beringas sama Tante".

"Hehehe, gak dong. Pasti aku akan perlakukan Tante dengan lemah lembut. Akan kubuat Tante menikmati-nya" ucap Ara meyakinkan Santy.

"Aku mulai ya" ucap Ara merdu, menenangkan hati Santy.

Santy mengangguk. Ara memajukan wajah-nya mendekati Santy. Sang janda memejamkan mata-nya, jantungnya berdebar-debar menanti sensasi yang baru. Santy merasakan hembusan nafas Ara yang hangat dan wangi.

*Cup

Sebuah kecupan basah yang singkat mendarat di bibir. Santy membuka mata-nya, terlihat Ara yang tersenyum manis kepada-nya. Santy semakin berdebar di tatap oleh Ara seperti itu.

"Rileks ya sayang, nikmati ya" ucap Ara dengan lembut. Kembali Ara memajukan wajah-nya untum mencium bibir Santy.

*Cup Cup Cup Cup

Ciuman singkat bertubi-tubi mendarat di bibir Santy. Kemudian Ara melumat bibir Santy. Awal-nya Santy tak membalas cumbuan Ara kerena masih belum terbiasa di cium oleh wanita. Namun karena kegigihan dan kepiawaan Ara, Santy membalas-nya.

Lidah mungil Ara menerbos masuk kedalam menjelajah isi mulut Santy. Insting Santy pun bereaksi, Santy pun menarik lidah Ara yang sedang meng-invasi mulut-nya. Pertempuran pun tak dapat di hindarkan, lidah saling membelit nikmat. Tak hanya mulut dan lidah yang beraksi, tapi tangan Ara pun juga berkerja untuk memuaskan pasangan-nya. Dada, bokong, pinggul, punggung, alias seluruh bagian tubuh Santy tak ada yang luput dari jamahan mesra dan lembut dari Ara. Kecuali vagina Santy, Ara masih belum mau menyentuh bagian itu dulu.

Santy pun membalas perlakuan Ara, terhadap tubuh-nya. Santy meremas pantat empuk Ara yang mungil tapi sekal. Cukup lama pasangan sejenis saling bercumbu, tak kuat lagi menahan nafas, Santy melapas pagutan Ara. “Hh…hh…hh….” kedua pasangan jenis itu lantas menghirup udara sebanyak-banyaknya. Juntain benang saliva pun terlihat yang menghubungkan bibir Santy dan Ara. Terlihat seksi dan merangsang bagi siapapun yang melihat-nya. Termasuk Andre yang sedang menonton live show lesbi di depan-nya.

Tak menunggu lama, Ara langsung menyentuh kemaluan Santy dengan jari-nya. Santy terkejut ketika vagina-nya di sentuh perempuan lain untuk pertama kali-nya. Setiap pengalaman dan sensasi baru yang dia terima, membuat birahi-nya semakin tak terbendung-kan.

"Ihhh tante sudah basah banget hihihi, tuhkan keenakan juga. Apa kata Araaa" ledek Ara. Santy tersipu malu, muka-nya semakin merah mendengar itu semua. Hati-nya tak bisa lagi berbohong, dia memang mulai…..bukan dia memang sudah menikmati sentuhan Ara sekarang. Malahan dia tak sabar lagi dengan langkah selanjut-nya. Dengan lembut, jari Ara yang lentik membelah garis Vagina. Santy menlenguh ke-enakan ketika bibir vagia dibelah oleh Ara. Karena sudah mulai terasa pegal, Ara mendorong Santy untuk berbaring di lantai yang dingin itu. Sekarang bagian tubuh Santy sebelah kiri ditindih oleh Ara. Kembali Ara mencium bibir Santy. Tak lagi canggung,Santy langsung membalas-nya.

Puas dengan cumbuan di mulut, Ara munurunkan kepala-nya ke dada Santy yang disertai puting yang sudah tegang. Puting kiri Santy langsung tenggelam dalam mulut Ara. Sedangkan payudara kanan berserta puting-mua dimainkan oleh Ara. Sudah pasti desahan keluar dari mulut-nya, ke-enakan dengan perlakuan Ara terhadap kedua buah dada-nya. Ara bergatian menghisap puting Santy, selalu berpindah. Santy hanya bisa meremas-remas kepala Ara yang sedang menyusu kepada-nya.

Masih tetap menyusu di payudara Santy, Ara turunkan jari di tangan kiri-nya kebawah dari dada menyusuri melewati perut dan terakhir hinggap di rambut kemaluan yang mulus tidak berambut. Karena Santy rajin mencukur-nya bersih.

Dengan lihai jari-jari mungil dan ramping milik Ara membelai kemaluan Santy dengah mesra dan lembut. Dia ingin Santy terbuai dengan kenikmatan sex sesama wanita. Ara memiliki misi, agar kedepan-nya Santy tetap mau melakukannya dengan diri-nya atau bahkan yang menginisiasi dulu.

Desahan Santy lolos dari mulut-nya mendapat serangan di puting dan vagina-nya. Lalu Ara memasukan satu jari-nya ke dalam lubang nikmat Santy yang sudah becek dan hangat itu. Dia korek isi-nya, hal itu membuat Santy menggelinjang nikmat. Dirasa kurang, Ara menambakan jari-nya menusuk kedalam, sehingga kini ada dua jari yang bersemayam dalam tubuh Santy.

Disetiap korekan dan tusukan jari Ara, selalu di balas dengan lenguhan Santy yang terdengar seksi dan membangkitkan nafsu siapa pun yang mendengar-nya. Dengan ahli-nya Ara, mengocok kemaluan Santy sudah memerah dan basah. Tak lupa jempol-nya memainkan clitoris Ara.

"Raaaa…..tan-tanteeee…mauuu…dapettt…cepetiiin….playyy…withhh…myyy….clitt…please…" pinta Santy merorong hendak mendapatkan orgasme. Ini akan yang menjadi pertama kali bagi diri-nya untuk mendapat-kan puncak kenikmatan di tangan seorang wanita.

Ara senang mendengar permintaan itu, ini membuktikan kalau diri-nya berhasil menaklukan Santy. Dia lepas hisapan-nya pada puting Santy. Segara dia beranjak turun, mengarahkan mulut-nya ke klitoris Santy yang sudah menonjol keras.

"Happ……" Ara caplok kemaluan Santy yang sudah sangat basah. "Ohhhh…Araaa…." lenguh Santy, ketika klitoris-nya ‘disiksa’ oleh Ara. Lidah mungil Ara begirlya dengan semangat tinggi memainkan biji nikmat Santy. Santy melihat sebuah kepala sedang bergerak liar di selangkangan. Dia letakan tangan-nya dikepala Ara yang berada di sana. Diremas gemas dan sesekali di elus dengan lembut kelapa Ara, sebagai ucapan sayang.

"Ouhhhh….yessshhh…..I'm cuminggg" sebentar saja kemudian, Santy mengadahkan kepalanya ketika mendapat klimaks-nya. Ini orgasme pertama-nya bersama wanita. Tubuh menghentak, lalu bergetar-begetar. Kedua tangan-nya menggelepar

Ketika sang janda mendapatkan klimaks-nya, tak lagi ditahan oleh tangan Santy Ara menyingkir. Kedua-nya Jari masih tetap mengocok dalam lubang vagina Santy. Ara merasakan kedua jari-nya di semprot oleh cairan orgasme Santy. Dia memang ingin merasakan manis-nya tersembut cairan orgasme Santy. Cairan orgasme Santy keluar tak terbendung mambasahi jari dan tangan Ara. Begitu juga dengan Lantai yang dingin itu menjadi basah. Geteran tubuh Santy berangsur melemah, meski sesekali masih menghentak-hentak.

Ketika getaran Santy berangsur-angur melemah, lantas Ara mencabut dua jari-nya dari lubang vagina Santy. Dengan beringas Ara melumat jari-nya, mengecapi cairan sari Santy. Santy masih terpejam dan dada-nya terlihat naik-turun menghirup oksigen.

"Hihihi Tante Santy sayang…..gimana? enak kan?" tanya Ara sambil nyengir.

"Iyahh…en-enak" jawab Santy singkat sambil masih tersengal-sengal.

“Makanya percaya deh sama Ara” ucap Ara yang kemudian beranjak menghampiri Santy yang masih mengangkang lemas. Dia kembali turun ke arah selangkangan, dia jilat belahan vagina yang becek itu.

Santy melenguh kembali “Araaaaa….sudah…please….” pinta Santy kepada Ara untuk berhenti mengerjai kemaluan-nya yang masih sensitif karena baru saja orgasme. Ara nurut dengan permintaan kekasih baru-nya. Dia bersihkan mulutnya yang belopotan. Kemudian segera berbaring di sebelah kanan Santy yang masih saja terpejam.

Dengan lembut dan penuh kasih sayang Ara mengelus tangan Santy. Merasakan itu, dia membuka matanya dan menoleh ke Ara. Terlihat wajah Ara yang cantik nan ayu. Santy tersenyum hangat kepada Ara. Yang ada Ara tersipu malu, lalu dia balas senyum itu. Kini mereka berdua saling terbaring berhadapan-hadapan

Tanpa di minta, Santy mencium bibir Ara. Lantas kedua-nya kembali berpelukan hangat. Cumbuan pelan dan mesra terjadi, meluapkan rasa sayang. Padahal baru sekali ini mereka bertemu. Tapi apa daya, rasa nikmat bercinta dengan Ara menggungah hati Santy.

“Giliran Tante ya sayang” ucap Santy, yang di balas dengan anggukan oleh Ara. Dengan gemas Santy menciumi seluruh wajah Ara. Dan Ara dengan senang hati menerima-nya dan menikmati kecupan demi kecupan di seluruh wajah-nya. Sekarang Santy menindih tubuh Ara yang lebih kecil daripada milik-nya, namun bibir tetap mendaratkan kecupan di seluruh wajah pasangan muda-nya. Ara pun membiarkan Santy meng-eksplorasi seluruh tubuh-nya. Lanjut dia ingin Santy sendiri yang menentukan tempo permainan panas mereka.

Puas menghujani wajah Ara dengan ciuman. Santy merayap turun, mengeksplorasi tubuh yang ada di depan-nya. Dia meremas buah dada Ara yang tidak begitu besar. Dia kulum puting Ara yang sudah menegang keras. Seperti Ara tadi, Santy menggunakan mulut untuk mengemuti nikmat puting kiri Ara dan tangan-nya memelintir puting kanan Ara. Selama itu Ara terpejam dan mendesah-desah kecil.

Santy masih tidak habis pikir, wanita seumur diri-nya diajari lesbi oleh wanita yang lebih jauh muda. Dan sekarang sedang mempraktekan-nya, di rumah temen anak-nya sendiri. Sekarang dirinya berhadapan dengan kemaluan Ara yang mulus berbulu sedikit tapi rapih di rawat. Sedikit ada keraguan, dia binggung harus bagaimana selanjut-nya. Ara yang terbaring merasa di anggurin, lantas dia topang tubuh atas-nya dengan kedua sikut-nya. Dan dia membuka mata-nya dan terlihat Santy yang sedang binggung. Dengan nakal dia kedua buka paha-nya lebar-lebar. Sekarang vagina yang merekah basah itu terpampang di depan Santy.

"Kok diem sih Tante, di maem dong memek Ara. Kayak aku tadi maemin memek Tante" ucap Ara. Kemudian dia goyang pinggul-nya kenan dan kekiri, mengoda Santy untuk melahap vagina-nya.

"Memek Ara juga pengen di sayang-sayang, kayak aku ke memek Tante Santy tadi" kembali Ara berkata, yang kali ini vulgar juga.

Tak enak hati karena sudah di puaskan, Santy menguatkan diri-nya untuk melakukan-nya. Dia gerakan kepala medekati selangkangan Ara. Lantas Santy mengendusi kemaluan Ara, tercium bau khas vagina yang basah. Lalu dia daratkan ciuman di vagina Ara, terlihat benang cairan lengket menjuntai dari bibir Santy ke kemaluan Ara.

Karena sesama wanita, Santy tahu harus mana yang bagian mana yang harus di puaskan. Tak lagi malu, dia belah garis vagina Ara yang masih rapat dengan lidah-nya.

“Tangan-nya Tan, ohhh…yaaa… pake jari juga Tan” perintah Ara di sela-sela desahan. Mendengar itu, Santy menarik kepala-nya dan memasukan satu jemari-nya ke dalam lubang nikmat. Dia maju-mundurkan jari-nya, dia tusuk-tusuk lubang nikmat Ara dengan cepat.

“Ohhhh…yeshh…..tam-tambah lagi tan” pinta Ara. Lalu Santy menambah satu jari-nya yang menusuk ke dalam. Jadi sekarang total sudah dua jari yang menerobos masuk ke dalam tubuh Ara. Cukup lama Santy menarik dan mendorong kedua jari-nya.

“Cepetiinnnnn……” raung Ara yang segara mendapatkan orgasme yang pertama bersama Santy. Tak lama, Ara meraih klimaksnya. Santy merasakan kedua-nya jari terguyur cairan. Reda sensasi orgasme Ara, Santy mencabut semua jari-nya. Dia lahit kedua jari-nya yang basah lengket.

"Jilat aja tan, enak kok" ucap Ara yang mengintip Santy yang sedang memandangi jari-nya sendiri yang basah. Santy menurut dengan ucapan Ara, lalu menghisap dengan rakus jari-nya sendiri. Karena tadi melihat Ara melenggking nikmat, Santy kembali bergairah, ingin kembali di jamah. Begitu juga dengan Ara yang masih bergairah. Oleh karena itu, Tak mau lama-lama, Ara segara memandu Santy untuk berubah posisi. Ara mengenalkan Santy posisi sex bagi para lesbian “Ini nama-nya posisi gunting Tan, kalau sesama cewek, ini salah satu posisi seks-nya.”

Kedua-nya mendesah bersamaan, ketika kemaluan mereka saling bertemu. Santy diam tidak tahu harus apa yang dilakukan. Ara tersenyum, lalu menaik-turunkan pinggul-nya menggesek vagina-nya dengan milik Santy. Santy pun mendesah, merasakan bibir vagina-nya digesek-gesek oleh kepunyaan Ara. Terasa sangat basah pusaka milik-nya. Lantas Santy juga menggerakan pinggul-nya membalas perbuatan Ara. Pasti terlihat menggairahkan pemandangan itu, dua wanita yang saling memuaskan untuk meraih kenikmatan. Desahan kedua-nya pun bersahut-sahutan menggema memenuhi seluk beluk ruangan mereka berada.

Dengan posisi ini, mereka pun keluar bersamaan. Kemaluan mereka saling membasahi dengan cairan yang tersembur keluar. Kedua-nya pun ambruk ke belakang berbaring dengan punggung, dengan paha saling menindih. Santy terpejam dengan raut muka yang bahagia. Tak lama di biarkan istirahat, Santy merasakan kalau Ara menarik paha-nya sendiri melepaskan lilitan mereka.


‘Mau apa lagi anak ini’ ucap Santy dalam hati. Terasa ada sesuatu di depan muka-nya, dia kenal dengan bau-nya. Lantas Santy membuka mata-nya, dirinya langsung terbelalak. Di atas kepala-nya terpampang vagina Ara yang basah merekah. Terlihat Ara sedang berjongkok di atas kepala Santy

“Araaaaa….kamu mau ngapain?” tanya Santy. Tidak di jawab Ara, yang langsung menjatuhkan tubuh kedepan. Dengan begini kepala Ara berada di selangkangan Santy. Tiba-tiba Santy merasakan benda basah lunak kembali menyentuh kemaluan-nya, apalagi kalau bukan lidah mungil milik Ara. Santy tersentak dan mendesah.

“Tannnnn, isepin juga dong” protes Ara yang vagina di anggurkan oleh Santy. Padahal sudah tersaji untuk di nikmati oleh Santy. Kini mereka saling menjilati kemaluan milik pasangan masing-masing. Santy dan Are mendesah, di sela-sela jilatan.

Selama pergumulan birahi sesama wanita itu, Andre hanya menikmati-nya dari jauh. Tak ingin menganggu mereka. Tanpa bicara, dia pun pergi meninggalkan mereka berdua. Meski sudah keluar ruangan, desahan para wanita itu tetap saja terdengar. Kali ini dia biarkan Santy menikmati pengalaman baru-nya. Tentu-nya pacar-nya juga akan senang, karena bisa bergumul seharian ini bersama Santy. Biarlah hari ini milik mereka berdua saja.

Kini Andre memiliki dua kekasih yang memuja diri-nya dan penis besar-nya. Memang pria yang hebat. Sekarang sang pemuda berjalan ke bagian belakang rumah-nya, disana terdapat beberapa kamar yang merupakan milik para pembantu-nya. Dia buka salah satu kamar tersebut, lalu terpampang sepasang manusia yang sudah melakukan persetubuhan dengan panas-nya. Siapa lagi kalau bukan Kiryo dan Ayu, namun saking seru-nya mereka tidak sadar dengan keberadaan majikan-nya. Lalu Andre membuka suara yang mengagetkan dua sosok yang berbeda insan jenis itu “Ikutan dong” pinta sang pemuda.

“Duhhh Mas Dennnn” jawab mesra wanita itu.
“Sok atuh Den” jawab si lelaki tua itu.

Sekarang di rumah besar Andre, terdapat dua pertempuran birahi yang berbeda tempat. Tak mengenal umur, hanya nikmat yang di gapai.




Lalu bagaimana dengan Santy? Ya, selain bermain dengan seorang pria, dia juga tidak lagi malu untuk menggeruk nikmat dengan sesama wanita. Walau harus pilli-pilih dulu. Sejak pertemuan itu seringkali Santy nge-date dengan Ara. Andre pun tidak melarang. Dan pasti orang-orang mengira-nya mereka ada pasangan ibu dan anak. Mereka semua tidak tahu, kalau Santy dan Ara pasangan sesama jenis.

Tak lupa kini, Santy selalu sepedaan dengan sepeda baru-nya. Dan tak lupa, fitur ‘khusus-nya’ akan menemani Santy kemana saja dia mau. Sekarang tak hanya capek, tapi juga nikmat yang akan Santy rasakan ketika gowes.

Bersambung….




Gila, bisa aja suhu kalau buat kontol ngaceng
 
Part 10

Flashback di Rumah Hani

(Hani = Ni = Han)

PoV Santy



“Loh Haniiii…….”

“Hihihi lama gak kita tidak bertemu Kak. Yuk masuk aja Kak, nggak enak dilihat orang kalau malam-malam gini di luar rumah” ucap adik-ku, Hani mengajak masuk kedalam rumah-nya.

Tanpa banyak bicara aku dan Andre bergegas masuk rumah Hani yang cukup besar. Kami bertiga terduduk di sofa-sofa empuk di ruang tamu Hani. Aku dan Hani Umur-nya terpaut, 2 tahun. Jadi seharus-nya sekarang umur 36 Tahun. Punya suami, Doni nama-nya, seorang pengusaha cukup sukses. Hani juga sudah di karunai Anak, Jessi. Dia dan Henry seumuran. Kok bisa seumuran ? ya karena sebenernya Doni dan Hani ini nikah karena kecelakaan, alias MBA. Syukur Doni masih bertanggung jawab atas perbuatan-nya, yang telah menghamili Hani, ketika masih SMA. Dan ternyata langgeng sampai sekarang, ya jodoh siapa yang tahu sih.

“Kamu kenal sama Andre ya Ni?”

“Iya kak, kebetulan Mas Doni sama Andre ini satu group sepedaan pagi. Dan juga, aku dan Mas Doni juga kenal sama ortu dia kok. Sama-sama pengusaha gitu Kak”.

“Oalah begitu toh. Ternyata dunia ini sempit ya hihihi. Terus kabar kamu gimana Dek?”

“He-eh Kak sempit banget hihihi, dan aku baik-baik aja kok”.

Lama aku berbincang dengan Hani, melepas kangen. Segela keluh kasih kulepaskan kepada adik-ku tercinta, begita juga sebalik-nya. Ya meski sekarang bisa berkomunikasi dengan jarak jauh, tetap saja pertemuan secara fisik begini pasti sangat penting dan menyenangkan.

Selama aku sibuk meladeni obrolan Hani. Kupantau Andre kekasih muda-ku yang sedang selonjoran di sofa itu, hanya bermain dengan telepon genggam-nya.

“Terus Dre, kamu ngapain bawa Tante Santy kesini. Tante kira mau kemana tahu, kamu bikin takut aja” ucapku yang masih tidak mengerti kenapa aku di bawa kesini, malam-malam begini pula.

Bukannya menjawab, dia malah berdiri menghampiri aku dan Hani. Dia berhenti tepat di depan Hani, dan kini selangkangan-nya persis sejajar dengan wajah Hani.

“Aku yang manggil dia kesini Kak” jawab Hani. Terlihat mata adik-ku itu sekarang berubah menjadi sayu, seperti sedang menahan nafsu. Nafas-nya pun berubah menjadi lebih berat. Ada gerangan apa ini.

“Loh buat apa Han?” tanya ku binggung tak pasti.

‘Jangan-jangan Hani…..’ ucapku dalam hati. Otak-ku menerka-nerka apa yang akan terjadi sekarang.

“Buat ini Kak” singkat Hani. Dia turun dari sofa dan bersimpuh di depan Andre. Kedua tangan Hani menggapai celana Andre dan berusaha membuka-nya.

*Sret……. Astaga dengan lincah-nya Hani membuka seluruh celana jeans beserta celana dalam-nya Andre hingga lepas. Dengan singkat kemaluan Andre yang besar itu terpampang dengan bebas di hadapan aku dan Hani.

Dengan tangan-nya, adik-ku maraih penis yang sudah setengah ereksi itu. Dia raba-raba dengan mesra, dia ludahi tangan sendiri dan mengkocok-kocok batang Andre. Tak ayal kemaluan itu perlahan menjadi semakin tegang dan keras. Urat-urat yang besar dan banyak itu pun berkedut-kedut akibat perlakuan Adik-ku.

Aku hanya terbujur kaku dengan mulut terbuka karena melihat kelakuan adik-ku. Apakah dia ada affair di belakang suaminya, Doni. Apakah Hani juga sudah takluk sama Andre. Pertanyaan demi pertanyan muncul akibat pemandangan di depanku ini.

Aku tahu meski masih muda, Andre sudah banyak menaklukkan banyak wanita dengan penis perkasa-nya. Tak terkecuali aku, dan sepertinya Hani juga sudah takluk. Wanita mana sih yang tidak tergoda dengan barang sehebat itu.

“Hei kontol, sudah lama kita tidak bertemu. Memek-ku sudah kangan kamu tahuu.” ucap adik-ku. Hihihi ternyata bukan cuma tingkah aku yang konyol, Hani juga suka mengajak bicara sebuah penis. Kakak dan adik sama saja ternyata.

*Cuph….”Hap”....*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…

Aku masih terbenggong di sofa, melihat Hani yang melumat nikmat Kontol Andre dengan nikmat. Tak tahu harus ngapain, berbicara pun tak bisa. Lidah terasa kelu. Andre menikmati hisapan adik-ku, dia hanya bisa meremas-remas mesra kepala adik-ku.

“Puahh…..ini memang salah satu kontol terbaik yang pernah aku rasakan”.

“Happ….*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp….

Melihat Hani yang dengan semangat menyelomoti kontol kesayangan-ku itu, mau tak mau celana dalamku menjadi lembab. Tanda nafsu-ku kian menanjak naik. Terlihat dari erangan dan ekspresi Andre, tampak-nya Hani sudah biasa mem-BJ kontol.

Dengan masih kepala kontol Andre dimulut-nya, Hani melirik ke arah-ku. Lalu di tersenyum kepada-ku meski masih ada kontol yang menyumpal mulut-nya

*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp… *Plop

Adik-ku itu menyodorkan kontol Andre kepadaku. Sekarang kepala kontol Andre yang basah mengkilap karena liur Hani dan pre-cum, menodong ke arah wajah-ku.

“Hihihih. Ini Kak, mau juga nggak? Ayo sini Kak, isep juga” tanya Hani seraya menggoyang-goyangkan batang kontol Andre kepada-ku untuk menggoda nafsu-ku. Dan itu berhasil, aku semakin tidak tahan untuk menghisap kontol Andre. Walau begitu aku harus menjaga imej sebagai seorang kakak.

“Tapi….”

“Ayo-lah Kak, nggak usah malu-malu sama Hani. Lihat nih, kontol Andre juga mau masuk ke mulut kakak tauuu” rengek Hani seperti anak kecil, berusaha mengajak kakak-nya ini untuk turut menikmati pusaka yang perkasa itu. Nafsu-ku semakin tidak terbendung.

“Hehhhh…..” aku menghela nafas, sepertinya nafsu-ku kembali menang. Aku beranjak dari sofa, ikut bersimpuh di sebelah Hani. Sekarang kepala kontol Andre hanya berjarak beberapa centi dari wajah-ku. Kutepis tangan Hani yang masih menggangam batang itu. Sekarang tanganku-lah yang pegang dengan pasti, batang keras dan basah ini.

“Ihhh Kakak galak banget sih, gak mau bagi-bagi ah. Pelit.” protes Hani disebelahku.

Tak kupedulikan omelan Hani, yang ada di dalam otakku sekarang adalah kontol Andre. Kucium-cium seluruh kontol itu. Menciumi mesra kontol sebelum kutelan dalam-dalam adalah ritual favorit milik-ku ketika bersenggama dengan Andre. Tak ada bagian yang luput dari ciuman mesra dan jilatan lidah-ku. Kupuja-puja kontol ini. Rasa sayang-ku kepada kontol Andre, mengalahkan rasa sayang terhadap yang lain, termasuk kepada anak-ku sendiri.

“Ohhhh so sweettttt, Kak Santy sayang banget ya sama kontol Andre, sampe segitunya hihihi” sindir Hani.

“Bawel ah, kamu Han” ucapku kesal kepada Hani yang hanya di balas dengan ketawa oleh-nya. Tak mau berlama-lama, segera kuluhap penis Andre. “Happ….*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…. “Ough…yessss” desah Andre ketika kontol-nya masuk kedalam mulutku yang basah dan hangat. Tak lupa tanganku juga bergerak untuk memuaskan batang keras ini. Kukocok bagian batang yang tidak masuk kedalam mulut-ku

Hani pun tak tinggal diam ketika aku sedang meng-service penis Andre. Dia mendekat kearahku, dan meremas-remas kedua payudara-ku dari belakang. Walau Aku sudah pernah melakukan aksi lesbian bersama Ara, pacar Andre. Tapi sekarang aku merasa risih karena melakukan-nya dengan adik kandung-ku sendiri.

“Ehmmm...*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp….*Plop

“Ishh kamu ngapain sih Dek? Jangan gangguan Kakak gini dong” ucapku marah kepada Hani, namun tanganku masih tidak lepas genggaman dari batang penis Andre.

“Hihihi, sudahlah kak nikmati saja” Jawab Hani lalu dia menciumi-cium tengkuk leherku. Aku mencoba menikmati sentuhan yang tidak pantas dilakukan seorang adik kepada kakak-nya. Dengan begitu, akibat perbuatan Hani, aku mendesah ditengah-tengah hisapan-ku.

Dia buka seluruh kancing kemeja-ku, sedangkan aku tetap saja menghisap nikmat penis Andre. Setelah baju-ku terbuka bebas, payudaru-ku terpampang bebas. Dia raih dan turunkan kedua cup Bh-ku. Sekarang kedua cup bh-ku tersangkut di bawah masing-masing kedua payudara-ku. Kedua puting-ku mencuat menegang karena udara malam yang dingin dan juga karena sudah terangsang berat. Kemudian dari belakang, adik-ku memainkan kedua puting-ku, dipellintir, dicubit dan di tarik-tarik mesra. Aku hanya bisa mengeram tertahan karena masih ada penis Andre di mulut-ku.

“Ehmmm...*Slurp….Slurp….Clek…”Ehmmm”...Clek…”Haniii”.....Slurp….Slurp….

“Hihihi sudah keras gini Kak, nafsu banget ya. Pasti yang di-bawah juga sudah banjir nih pasti” ucap Hani, yang menebak benar keadaan vagina-ku yang sudah basah. Justru semakin basah, karena aku di rangsang oleh Hani.

Puas menjamah tubuhku, terasa dia berdiri lepaskan seluruh baju-nya. Dengan mulut masih penuh dengan penis kulirik ke arah dia, astaga, ternyata puting susu kiri-nya itu di tindik. Sekarang dia bersimpuh kembali di sisi kanan-ku. Tampak-nya dia ingin membantu kakak-nya memuaskan penis perkasa penjantan muda ini.

“Ayo dong Kak, bagi-bagi dong kontol-nya Andre. Maruk ih, Jahattt ihhh sama adek sendiri” kembali Hani rengek. Janggal sekali melihat sosok wanita ber-umur merengek-rengek seperti anak kecil minta mainan. Aku tak sadar diri, padahal aku juga seperti itu kok hihihi.

*Plop….”iya-iya ini deh, berisik ah kamu” kulepas jepitan bibirku di kepala kepala penis Andre. Dan kuserahkan semua-nya kepada Hani yang sudah tidak sabar untuk menghisap penis Andre lagi.

“Hahaha sudah-sudah jangan berantem gitu dong sayang-sayangku. Semua kebagian kok hehehe” Andre pun berkomentar karena melihat kakak-adik berebutan penis-nya. Kini giliran adik-ku yang memanjakan penis Andre dengan mulut dan bibir-nya. Dengan semangat Hani langsung melumat penis Andre. Kini gantian aku yang memanjakan tubuh adik-ku. Kubalas semua perbuatan dia kepada-ku tadi. Sekarang Hani cuma bisa melenguh, di tengah-tengah BJ-nya.

“Gantian lagi sini” pinta-ku. Dia keluarkan penis kekasih muda-ku itu dari mulut-nya dan sodorkan kepada-ku. Sekarang kami bergantian memanjakan Penis ini. Aku dan Hani silih berganti menikmati kontol Andre. Seandainya orang tahu, didalam rumah ini, dengan gila-nya seorang janda dan juga wanita bersuami sedang menikmati penis besar milik anak muda berusia 18 tahun.

Saling tak mau menunggu lama untuk gantian, kini Aku dah Hani bersamaan menikmati Penis Andre. Kami berbagi tugas untuk mengerjai batang keras ini. Ketika aku sedang sibuk dengan batang-nya, maka Hani-lah yang akan menyelomoti kepala-nya. Tak ayal bibir kami bertemu ketika sama-sama hinggap di kepala Kontol Andre yang besar itu Aku dan Hani pun saling berciuman, dengan penis Andre berada di tengah-tengah mulut kami. Lepas cumbuan itu, kami kembali berbagi tugas. Tak lama denyutan dari penis Andre pun berasa keras, tanda mau ejakulasi.

Kutarik penis Andre dari Hani, lalu kucaplok semua kepala penis Andre. Tangan-ku bergerak cepat mengocok batang Andre.

“Happ….*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp….

“Oghhh…yes….Tan….aku..keluarr….” teriak Andre.

*Crot Crot Crot

Terasa semburan sperma Andre yang hangat memenuhi mulut-ku, seperti biasa pasti tetap banyak melimpah meski sudah keluar berkali-kali. Tak lupa bibirku menjepit erat kontol-nya, karena aku tak mau sperma lezat itu terbuang percuma. Terasa tak lagi disumber, aku keluarkan penis Andre dari mulutku. Kupamerkan peju Andre yang berada di dalam mulut-ku kepada Hani.

“Kakakkkk bagiii donggg peju-nyaaa” rengek Hani kepada aku, meminta cairan nikmat yang tertampung dalam mulut-ku.

“Siwni…” ucapku memanggil adik-ku. Sebagai Kakak yang baik, aku harus membagi cairan nikmat ini. Kucaplok mulut Hani, kami bercumbu hebat. Kusalurkan sperma yang berada dalam mulut-ku, kedalam mulut Hani. Sekarang dua wanita dewasa ini mengisi lambung masing-masing dengan sperma yang hangat. Setelah semua habis kutelan sperma lezat Andre, aku dengan sigap membersihkan penis Andre. Hani tak lupa juga turut membantu. Seperti biasa yang ada Penis Andre kembali kalau dibersihkan dengan mulut.

“Ayo Tante, saat-nya kita ke menu utama. Siapa duluan ini?” ajak Andre.

“Aku-aku Dre pleaseee, Kak Santy sudah sering kan? Gantian aku yang sudah lama gak ngerasain kontol kamu tauuu” jawab Hani dengan antusias sambil berjingkrak-jingkrak senang.

“Duh dek, kamu kayak anak kecil saja sih hihihi” ejek-ku.

“Biarin….weekkk yang penting dapet enak” Hani memeletkan lidah-nya kepada aku. Memang kayak anak kecil saja, mentang-mentang sering di manja waktu kecil. Lantas aku dan Hani melepas baju yang masih menempel di tubuh kami.

“Lohhh Kak Santy pake buttplug toh hihihi. Sudah di anal belum Kak?”

“Belum Han, masih di latih sama Andre” jawabku, yang hanya di jawab anggukan oleh Hani.

“Langsung apa jilmek dulu nich Tan?” tawar Andre ke Hani

Hani menggeleng kepalanya “nggak usah Dre, sudah basah banget ini. Langsung aja Dre, sini baring, aku mau di atas”.

Andre pun berbaring di lantai yang beralaskan karpet ini, terlihat penis tegak menjulang tinggi. Siap untuk mengait lubang wanita manapun. Hani pun meposisikan dirinya di atas kekasih-ku yang jantan itu. Dan…

*Blesh…..”Ohhh….yeshhh…penuhhh…padet…..kontollll ini memang paling enakkkk” racau Hani ketika penis Andre amblas seluruh-nya kedalam liang vagina-nya. Hani pun berdiam diri di atas Andre. Terlihat sedang meresapi penis Andre di dalam lubang nikmat-nya. Berdetik kemudian suara tumbukan selangkangan yang seksi pun menggema di ruang tamu ini. Hani dengan konstan menaik-turunkan badannya. Erangan indah dan seksi juga keluar dari mulut adik-ku itu.

“Enak Dek?” tanya-ku iseng.

“Yaaa enakk-lah Kakkk, pakeee nanyaaa lagiiii…oughh…yeshhh” jawab Hani sambil tetap naik turunkan badan-nya.

Aku tertawa mendengar jawaban-nya. Ah daripada nganggur, iseng enak kali ya. Aku beranjak ke sebelah kiri Hani yang masih menggejot penis Andre.

“Mau…oghh..ngapainnn…Kakkkk….?” dengan masih menggenjit kontol, dia bertanya heran, melihat aku yang berada di sebelah kiri-nya. Tidak kujawab, aku langsung menyaplok puting kiri-nya yang ditindik. Terasa rasa besi-nya di-mulutku. Sejak bermain sama Ara, aku jadi ketagihan nyusu sama Wanita.

“Ahhh…kakakkkk….curanggg….ahhh” erang Hani karena hisapan yang keras ku di puting bertindik-nya. Tiba-tiba terasa sebuah tangan merayapi paha kiri-ku.

“Oghhh…..” desah-ku lepas dari mulut-ku. Ternyata jari-jari kekar Andre mengorek-ngorek vaginaku. Pengertian sekali penjantan-ku yang masih muda ini.

“yesh….yesh….Yeshhh…akuu… keluaar…..” teriak Hani dan bergetar hebat ketika mendapatkan orgasme-nya. Terlihat cairan nikmat tersempot keluar di sela-sela kemaluanya dan milik Andre. Selesai bergetar hebat, tubuh Hani ambruk ke atas tubuh Andre. Terlihat adik-ku ngos-ngosan berupaya menghirup udara.

*Plop…suara nyaring terdengar ketika Andre menyingkirkan Hani dari atas tubuh-nya dan melepas kaitan kemaluan-nya dari lubang nikmat Hani.

“Ayo sekarang giiliran Tante Santy” ajak dia.

“Sini, tante emut kontol kamu dulu sayang” padahal penis besar-nya masih basah, tapi aku penasaran dengan rasa cairan orgasme adik-ku. Kuraih dan kuhisap kemaluan Andre, ohh gini toh rasa-nya hihihi. Tak lama aku langsung minta di genjot dengan posisi doggy.

*Bless….”oh yeshhhh…” desahku ketika penis Andre berhasil menancap ke-dalam vagina-ku. Tanpa memberi ampun, Andre dengan cepat-nya menggejot diriku dengan kecepatan tinggi. Aku sampai merem, dan mengangga tak bersuara saking nikmatnya kontol Andre menghujam diriku dengan cepat.

*Plok Plok Plok Plok

“Nih kak, makan” terdengar suara Hani menyodorkan sesuatu kepadaku. Kubuka mataku, ternyata dia sudah di depanku. Terlihat belahan dan bibir milik Hani yang masih basah. Kuangkat mata-ku melihat muka adik-ku yang masih sayu. Karena sayang segera kulahap ‘makanan apem basah' ini.

“Ohhh kakakkk, enakkkk” desah Hani ketika kulumat lubang surgawi-nya. Meski begitu hanya sebentar saja ‘ku-makan’, karena aku masih ingin menikmati disetubuhi oleh Andre dari belakang secara total.

“Oh…fuck….Dre…. dikittt..lagii…” erang-ku hendak mendapatkan klimaks untuk malam ini. Terasa genjotan Andre malah semakin cepat dan bertenaga. Andre juga memainkan buttplug yang masih menyumpal lubang anus-ku, hal itu menambah rasa nikmat persetubuhan ini.

Berdetik kemudian aku mendapatkan orgasme-ku “Fuckkkk…yeshhhh…Andreee….sayangggg”. *Cret Cret Croet. Kuremas-remas Penis Andre yang berada dalam liang senggama-ku. Cairan-ku meluber keluar membasahi karpet yang berada di bawah-ku.

“Yaelah Kak, karpet orang di basahi lagi. Lepas kontol kamu Dre, giliran Tante Hani lagi”.

*Plop… tanpa memberikan nafas dulu, Andre langsung mencabut penis-nya dari lubang basah nan sempit-ku. Aku langsung terkapar dengan posisi tengkurep. Terkadang tubuh indah-ku ini masih bergetar sesekali. ‘Andre memang sangat hebat’ batinku berucap.

“Terusss….Dreee…teruss” terdengar suara Hani yang heboh. Kubuka mata mencari keberadaan mereka. Ternyata Hani sedang berbaring di atas meja ruang tamu yang cukup tinggi itu. Terlihat kedua paha mulus di betangkan lebar oleh Andre, agar tak menghalangi genjotan-nya yang cepat dan kuat itu.

Aku balikan badanku hingga terbaring menatap plafon rumah Hani. Menerawang kejadian hari ini, tak kusangka aku bisa melakukan threesome bersama dengan adik kandung.

“Aahhhhh……lagii…dapet…lagihhhh…..ohhhh....” erang Hani mendapat-kan orgasme lagi.

“Ayo Tan, sekali lagi biar impas sama Tante Hani. Aku juga sudah mau keluar ini” ajak Andre yang sebentar lagi mendapatkan puncak-nya. Terlihat penis besar sudah basah banget dan kemerahan di kepala-nya.

“Ok-ok sayang, Tante Santy mau di entot juga di meja, kayak si Hani” dengan cekatan Andre membantu diriku. Dengan sadar diri, Hani beranjak dari meja dan menjatuhkan tubuh-nya di sofa-nya yang empuk.

*Blesh……”Ohhh….” tanpa banyak bicara, Andre kembali langsung menghujam dengan cepat dan kuat. Berbeda dengan suami-ku, genjotan Andre terasa kuat dan berat bertenaga.

*Kring…Kring…Kring…Kring… sial HP-ku berdering. Dengan sigap Hani mengambil-nya, dan melihat siapa yang mengganggu acara menggapai nikmat-ku.

“Waduhhh Kak, ini si Henry yang nelpon loh” Duh sialan anak itu, cuma bisa mengganggu kesenanganku saja.

“Reject aja Han” perintah-ku ke Hani. Lantas di matikan panggilan itu oleh Hani.

*Kring…Kring…Kring…Kring… Handphone-ku kembali berdering.

“Si-siniii deh Han, Hp-ku” ucapku sembari mendesah-desah akibat genjotan Andre.

“Halo mam….” terdengar suara Henry menyapaku. Tapi tak kujawab langsung, karena aku menutup mulut ku erat-erat agar desahan nikmat tidak terdengar.

“Halo…Mam dimana? kok gak jawab telpon Henry tadi” kembali Henry bersuara mencari aku, Mama-nya. Mendengar suara-nya terus malah membuat semakin kesal saja. Lebih aku segera menyudahi telpon dari Henry.

“Dre, Han diem dulu yaaaa” bisik-ku pelan kepada mereka berdua.

“Unghhh…hh….a..ada...a...paa…hh….Henn?” ucapku patah-patah, karena Andre tetap saja menggejoti aku. Walau pelan tetap saja berasa, mau tak mau aku mendesah-desah pelan dan terbata-bata berusaha terdengar normal.

“Mama dimana? kok belum pulang jam segini?” kembali Henry bertanya. Kembali aku tak bisa menjawab-nya, karena aku menggigit bibirku sendiri untuk menahan desahan agar tidak lolos dari mulut-ku.

*Plok….plok….plok….

“Enghhh….mama…oh……pelannn….” tak kuat menahan nikmat, desahan pun terlepas dari mulutku ketika hendak membalas Henry. Sialan Andre malah mempermainkan aku.

*Plok….plok….plok….

“Mama lagi ngapain sih?” terdengar suara Henry yang binggung yang sedang terjadi di-sini

“Bentar…..please…” ibaku kepada Andre, berharap dia berhenti menghujamkan penis-nya kedalam tubuhku.

“Hhihihi Kak Santy lucu deh” tawa Hani melihat diriku yang sedang kesusahan menahan nikmat agar tidak ketahuan oleh anak-ku.

“Tidak apa-apa tan, biar Henry tahu” ujar Andre seraya tetap memaju-mundurkan pinggul-nya.

“Be-belum saatnya Dreee….” ucapku pelan, agar tidak terdengar Henry.

Aku harus mencari alasan yang cocok untuk mengelabui anak tidak berguna itu “ehm….Hennn Ma-mama.. lag-lagi dipijet a-ja kok” ucapku.

“Dipijet sama siapa dan dimana Mam? Masa sampai malam gini” di malah bertanya lagi, dasar anak sialan.

“Di-di rumah tante Hani akhh….aduh…” ucapku, tapi memang benar aku dirumah Hani-kan hihihhi. Tapi sensasi digenjot oleh Andre bersamaan dengan mendengar suara Henry, malah membuat diriku mencapai klimaks lebih cepat.

“Oalah…. mama di rumah Tante Hani. Kok gak bilang sih Mam…..”

“Di-dikit lagiii Dre….” erangku kepada Andre, memberitahu sebentar lagi aku akan orgasme lagi.

*Plok….plok….plok….

“Su..dah ya Hennn, Ma-ma gak kuat nahan lagi… nanggung…besok pag-i ma-ma pulang kok akhhh….yeshh” jawab-ku buru-buru/

“Loh Mamm….” itu suara Henry yang terakhir kudengar.

*Crek….kumatikan saja telpon itu.

“Yeshh….sayang….aku keluar lagiiii……” Aku pun klimaks nikmat mendapatkan orgasme lagi. “Bareng Tan…..okhhh….shit….”

Andre melepaskan penis-nya dari lubang nikmat-ku. Dan menghempas kan diri di sofa. Hani pun menghampiri aku yang masih menggankang lebar dan melihat vagina-ku penuh dengah sperma Andre.

“Wuihhh Kak, peju Andre kental banget tuh. Bisa hamil tuh pasti hihihi”.

‘Hamil?’ tanyaku sendiri di dalam hati. Selama ini aku selalu minum morning pill agar tak hamil oleh Andre. Dengan usia saat ini, aku masih bisa hamil lagi. Kurasa hamil lagi tidak masalah, toh ayahnya pasti ganteng dan kuat seperti Andre. Hihihi. Ya mudahan-mudahan kelak kalau jadi hamil, anak-ku nanti tidak payah seperti Henry.

“Dree…” panggilku lirih ke kekasihku. Dia pun mendongak ke arahku.

“Kamu pernah menghamili seorang wanita?”

“Belum sih tan, emang kenapa Tan? Jangan bilang kalau tante mau bikin anak sama aku?”

Aku jawab dengan senyum lebar, seraya mengelus perut-ku di hadapan calon ayah bagi anak-ku. Memang konyol aku ingin seorang pemuda berumur 18 tahun menghamili diri-ku.

“Kamu seriusan Kak? Aku cuma bercanda lohhhh. Nanti kata orang-orang apa kalau kamu yang janda bisa hamil” tanya Hani yang cemas kalau aku Hamil nanti.

“Ya bilang saja kalau aku lagi pengen punya bayi gantiin Henry yang mau kuliah, bisa kan? Lagipula persetan dengan orang lain, aku tak peduli kata-kata mereka” ucapku yakin dengan keputusan-ku

“Terserah kamu deh Kak” ucap Hani pasrah dengan keputusan yang sudah bulat.

Sontak aku teringat akan sesuatu,” Ah iya Dek, suami kamu gimana? Kamu selingkuh dari dia ya? Berarti kamu member FSL seperti Andre juga ya?” tanyaku bertubi-tubi. Aku lupa dengan keberadaan ipar-ku beserta keponakan-ku. Saking nafsu-nya tadi, aku lupa kalau bersetubuh dengan hebat-nya di rumah orang. Meski sudah menjadi binal begini, aku masih ingat dengan keutuhan rumah tangga Adik-ku.

“Hihihihi, ayo ikut aku sini” tawa Hani lalu menarik tanganku untuk berdiri. Tak melawan aku ikuti ajakan Hani. Kami berdua masih telanjang dengan polos, tanpa sehelai benang apapun yang melekat. Andre kami tinggal di ruang tamu.

Ternyata dia mengajak aku ke lantai 2 rumah-nya. Langkah demi langkah aku jalan-kan mengikuti Adiku-ku. Dan akhir-nya sampai disebuah pintu. Hani menggapai gagang pintu dan membuka-nya.

*Clek….. Dan terbuka lah pintu itu....

Astaga……

Aku tak percaya apa yang sedang kulihat sekarang.....

Jessi keponakan-ku dalam keadan bugil, sedang bersimpuh di antara dua laki-laki dewasa yang sudah telanjang juga. Mulut-nya sedang terisi oleh penis berukuran besar, sedangkan tangan-nya satu sedang menggenggam penis orang lain yang tidak aku kenal. Saking shock-nya, aku baru tersadar kalau ternyata penis yang sedang di hisap oleh Jessi adalah milik papa-nya sendiri. Saking sedang asik-nya, mereka semua tidak menyadari kehadiran aku dan Hani. Kedua lelaki itu membelakangi kami, dan Jessi juga sedang terpejam mata-nya menikmati penis papa-nya. Semua orang yang berada dalam ruangan ini dalam keadaan telanjang polos tanpa sehelai benangpun

Aku tercekat melihat ini semua, kutoleh mata-ku ke Hani berharap penjelasan dari dia. Hani menyadari aku yang terkejut melihat ini semua. Adik-ku itu hanya tersenyum seperti tidak ada yang salah dengan ini semua.

KELUARGA MACAM APA INI teriak-ku dalam hati.

“Pah…." panggil Hani kepada suami-nya. Lantas Doni menggerakan kepala-nya menoleh kepada istri-nya,

“Loh sudah selesai main-nya di bawah?” tanya Doni biasa dengan kehadiran aku, kakak ipar-nya yang masih terpolongo. Dengan cepat aku menutup diri-ku dengan kedua tangan-ku. Tidak mungkin aku meperlihatkan tubuh-ku kepada mereka semua.

*Plop...."Haiiii tanteeee" seru Jessi menyapaku histeris, setelah melepaskan kemaluan papa-nya dari mulut-nya sendiri. Terlihat disekitar mulut-nya belepotan dengan cairan kental putih. Itu sperma, ya itu pasti sperma Doni, ayah-nya sendiri. Kurasa juga ada sperma orang yang tidak aku kenal itu. Lama tidak bertemu dengan mereka semua, sekali ketemu malah seperti ini.

"Ha-hai" balasku terbata-bata.

"Iya Pah, si Andre sudah keok. Diperes mulu sama Kak Santy dari pagi tadi, makanya cepat" jawab Hani enteng.

"Ka-kalian sudah gila semua ya!" sergahku kepada mereka semua. Lalu mereka semua menatapku.

"Gila? Lah kak, kamu sendiri saja ngentot-ngentotan sama teman-nya anak sendiri. Hayooo" sindir Hani.

"Ta-tapi kan a-aku nggak main sama darah daging ku sendiri. Tidak seperti kamu yang berlaku tidak pantas sama Jessi. Kamu pasti memaksa Jessi kan?" tuduh-ku kepada mereka.

Doni dan Hani, pasangan suami-istri tertawa mendengar pernyataan-ku yang menuduh mereka.

"Hahahaha, coba Jess. Kamu senang nggak? gituaan sama papa dan mama" tanya Doni seraya mengelus kepala Jessi yang sedang menghisap kemaluan-nya.

*Plop...."Gak kok Tante Santy, aku malah sama senang sama ini semua kok, enak sih hihihih. Lagipula aku sendiri kok yang minta di ajak" jawab Jessi. Selesai menjawab pertanyaan papa-nya, keponakan-ku itu kini melayani penis orang yang tidak aku kenal itu. Dia melakukan itu semua seperti tanpa paksaan.

"Tuh dengarkan? jawaban dari anak-nya sendiri, dia senang dengan ini semua dan tidak menyesal kak" jawab Hani.

"Lalu dia itu siapa?" tanya-ku seraya menunjuk lelaki yang tidak aku kenal itu.

"Ohhh dia nama-nya Bambang. Itu supir aku kak, dia memang suka kami ajak 'main' juga kok hihihi. Jadi gak cuma nganter tapi ngentot juga hihihi" jawab Hani dengan enteng. Berarti dia membiarkan orang lain juga merasakan tubuh-nya dan milik Jessi juga. Dan kini orang itu menatap-ku dengan tatapan yang nafsu, bagai serigala melihat mangsa.

"Gilaaa ini gilaaaa" ucapku.

"Sudahlah aku mengerti kalau kakak kaget dengan ini semua. Aku juga mengerti kakak kakak tidak bisa menerima ini semua. Tapi aku minta jangan kakak menghakimi kami semua. Aku saja tidak marah sama kakak yang main sama Andre kan?".

Aku menggangguk setuju dengan kata-katanya. Aku tidak berhak menghakimi mereka semua. Toh aku juga sama parah-nya, bermain dengan teman anak-ku sendiri. Malahan aku malah menyiksa nafsu Henry. Aku sendiri tidak pantas disebut sebagai seorang ibu.

“Jadi gini Kak Santy yang ku-sayang, aku yang minta Andre untuk dekat dengan kamu Kak. Kuminta Andre untuk memberikan kamu kepuasan duniawai yang tiada tara. Karena aku yakin dia bisa. Jadi semua ini rencana aku Kak, termasuk malam ini. Aku ingin kakak masuk ikut dalam keluarga-ku yang menganut seks bebas” ucap Hani panjang lebar menggelegar mengagetkan aku. Jadi Andre mendekati aku karena perintah dia.

“Kenapa berbuat seperti itu Hani? kepada kakak-mu sediri?! Kamu sadar nggak, kalau aku jadi rusak begini?” tanyaku geram kepada Hani.

Mendengar aku yang kesal, Hani menarik aku keluar dari ruangan itu. Tanpa melepas tangan-ku, dia berkata "Maaf kak, aku melakukan ini semua demi Kakak".

"Demi aku?"

Hani mengganguk "Iya kak, karena kakak sudah menjanda selama 2 tahun lama-nya pasti lupa akan nikmat-nya melakukan seks kan? pasti butuh kan?". Mendengar penuturan dia ada benarnya. Sibuk dengan usaha-ku dan mengurus Herny yang selalu membuat-ku kecewa, membuat tubuh dan mental-ku lelah. Setelah di pikir-pikir lebih jauh, aku menjadi tidak kesal terhadap Hani yang menjebak-ku. Malahan aku harus-nya bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada Hani.

"Iya kamu benar, diriku memang butuh kenikmatan akan seks" jawabku.

"Jadi kakak tidak marah kan?" tanya Hani penuh harap. Berharap aku tidak marah dengan semua rencana-nya.

Aku peluk Hani hangat dan menatap wajah-nya "Jujur, kakak senang dengan kehadiran Andre dalam hidup kakak. Dia memberikan nikmat yang belum pernah diberikan sama mendiang suami kakak. Jadi kakak ucapkan terima kasih sudah memberikan Andre kepada Kakak" Lalu kucium bibir Hani, yang kulanjutkan dengan cumbuan. Tak lama kulepas pagutan bibir-ku.

"Tapiiiii....." lanjut-ku menggantung ucapan-ku.

"Tapi apa kak?"

"Kakak masih tidak suka cara kamu yang ngejebak kakak? kamu kenapa tidak ajak langsung sih?" tanyaku kepadanya seraya memeluk-nya keras.

"Aduhhhh-duhhh, iya kak, ampun lepasin....atiddd" ucap Hani yang kesakitan, lantas kukendorkan pelukan-ku.

"Kalau aku ngajak langsung, nanti yang ada kakak tidak mau nerima sama sekali. Makanya aku minta Andre menaklukan kakak secara perlahan. Jadi biar tahu dulu dengan respon kakak, positif atau tidak" Penjelasan Hani cukup masuk akal buatku.

Setelah mendengar penjelasan panjang lebar, aku dan Hani turun kebawah. Terlihat Andre yang sudah terlelap di sofa. Wajar saja, dia sudah menggempur tubuh-ku dari pagi. Ditambah lagi tadi juga ikut menggenjoti Hani. Aku dan Hani sekarang terlibat obralan yang panjang membahas banyak hal. Termasuk dia menjelaskan keikutsertaan Jessi dengan ini semua. Dia juga memberitahu diri-ku kalau mereka satu keluarga adalah member FSL. Hani pun mengajak aku bergabung, tapi aku tolak karena belum siap. Lanjut kami ngobrol hingga capek. Karena sudah tengah malam dan lelah, aku putus-kan untuk menginap di rumah Hani

Besok-nya

Subuh menjelang pagi, aku dan Andre bersiap untuk pulang. Aku hanya pamitan dengan Hani, karena Doni dan Jessi masih tertidur pulas karena pertempuran semalam. Jadi aku hanya titip salam kepada mereka. Sebelum aku pergi, Hani bertanya kepada-ku "Jadi kakak tidak mau mengajak Henry untuk ikutan juga?".

"NGGAK" jawabku tegas.

"Memang-nya kenapa kak?"

"Karena dia tidak pantas merasakan ini semua, dia hanya memberikan aku kekecewaan. Lagipula karena ulah-nya sendiri, mama-nya jadi maniak seks".

"Ohhh begitu yaaaaa. Ya memang, Andre bilang kalau Henry adalah kunci untuk ngentot sama kamu kak, hihihi?".

"Nah itu kamu tahu, pake nanya lagi? kamu mantau terus ya".

"Hihihi, iya dongggg.... kakak-ku sayang. Biar tahu kapan kamu siap kerumahku".

"Dasar, bisa-bisanya kamu mata-matain kakak sendiri" ledek-ku kepada Hani.

"Hihihi. Oh iya kak, kapan-kapan main kesini ya. Kita ngentot bareng-bareng ya" Ajak Hani. Tidak bisa bohong, aku juga ingin merasakan penis ipar-ku. Kulihat semalam kemaluan Doni cukup besar dan berurat, walau tampaknya tidak sehebat punya Andre. Dan aku juga ingin menggerayangi tubuh Jessi yang ranum dan putih itu. Sejak berlesbian ria sama Ara. Aku jadi tertarik dengan tubuh wanita.

"Ayo deh kapan-kapan. Kakak pengen icip punya Doni juga, kayak-nya enak" ucap-ku tertarik dengan ajakan Hani.

"Tuh kan, kakak kegatelan sama suami orang. Suami-nya adik sendiri lagi, dasar kakak binal".

"Biarinnn....wueek....yang penting enakkkk. Dah ya Dek, kakak pulang dulu. Dadah". Lalu aku naik ke mobil Andre, dan pulang ke-rumah.

Flashback selesai

Bersambung......





 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd