Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mam... Aku Minta Maaf

Survey pertimbangan Plot NTR/cuckold buat cerita baru nanti (kalau ada yang lain boleh dm)

  • adik laki-laki vs Kakak Perempuan + adik laki

    Votes: 61 10,6%
  • adik laki-laki vs Kakak Perempuan (no incest)

    Votes: 42 7,3%
  • suami vs istri

    Votes: 58 10,1%
  • Ayah vs anak perempuan

    Votes: 69 12,0%
  • anak laki vs ibu kandung + anak/adik kandung yang lain.

    Votes: 248 43,2%
  • anak laki vs ibu kandung (no incest)

    Votes: 172 30,0%
  • Suami vs istri + anak perempuan

    Votes: 45 7,8%

  • Total voters
    574
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Wahh jadi muncul genre baru nih🤣🤣
Dari yg awalnya NtR doang masuk ke dunia freesex yaa.. tapi menggiring alurnya bagus banget hu..

Tpi jadinya tambah bingung nih.. sepertinya alur dgn judulnya agak sulit buat sinkron sepertinya..

BTW thanks buat double updatenya suhu @gravekeeper76 👍🏼👍🏼 anda terbaik😁
 
Part 10

Flashback di Rumah Hani

(Hani = Ni = Han)

PoV Santy



“Loh Haniiii…….”

“Hihihi lama gak kita tidak bertemu Kak. Yuk masuk aja Kak, nggak enak dilihat orang kalau malam-malam gini di luar rumah” ucap adik-ku, Hani mengajak masuk kedalam rumah-nya.

Tanpa banyak bicara aku dan Andre bergegas masuk rumah Hani yang cukup besar. Kami bertiga terduduk di sofa-sofa empuk di ruang tamu Hani. Aku dan Hani Umur-nya terpaut, 2 tahun. Jadi seharus-nya sekarang umur 36 Tahun. Punya suami, Doni nama-nya, seorang pengusaha cukup sukses. Hani juga sudah di karunai Anak, Jessi. Dia dan Henry seumuran. Kok bisa seumuran ? ya karena sebenernya Doni dan Hani ini nikah karena kecelakaan, alias MBA. Syukur Doni masih bertanggung jawab atas perbuatan-nya, yang telah menghamili Hani, ketika masih SMA. Dan ternyata langgeng sampai sekarang, ya jodoh siapa yang tahu sih.

“Kamu kenal sama Andre ya Ni?”

“Iya kak, kebetulan Mas Doni sama Andre ini satu group sepedaan pagi. Dan juga, aku dan Mas Doni juga kenal sama ortu dia kok. Sama-sama pengusaha gitu Kak”.

“Oalah begitu toh. Ternyata dunia ini sempit ya hihihi. Terus kabar kamu gimana Dek?”

“He-eh Kak sempit banget hihihi, dan aku baik-baik aja kok”.

Lama aku berbincang dengan Hani, melepas kangen. Segela keluh kasih kulepaskan kepada adik-ku tercinta, begita juga sebalik-nya. Ya meski sekarang bisa berkomunikasi dengan jarak jauh, tetap saja pertemuan secara fisik begini pasti sangat penting dan menyenangkan.

Selama aku sibuk meladeni obrolan Hani. Kupantau Andre kekasih muda-ku yang sedang selonjoran di sofa itu, hanya bermain dengan telepon genggam-nya.

“Terus Dre, kamu ngapain bawa Tante Santy kesini. Tante kira mau kemana tahu, kamu bikin takut aja” ucapku yang masih tidak mengerti kenapa aku di bawa kesini, malam-malam begini pula.

Bukannya menjawab, dia malah berdiri menghampiri aku dan Hani. Dia berhenti tepat di depan Hani, dan kini selangkangan-nya persis sejajar dengan wajah Hani.

“Aku yang manggil dia kesini Kak” jawab Hani. Terlihat mata adik-ku itu sekarang berubah menjadi sayu, seperti sedang menahan nafsu. Nafas-nya pun berubah menjadi lebih berat. Ada gerangan apa ini.

“Loh buat apa Han?” tanya ku binggung tak pasti.

‘Jangan-jangan Hani…..’ ucapku dalam hati. Otak-ku menerka-nerka apa yang akan terjadi sekarang.

“Buat ini Kak” singkat Hani. Dia turun dari sofa dan bersimpuh di depan Andre. Kedua tangan Hani menggapai celana Andre dan berusaha membuka-nya.

*Sret……. Astaga dengan lincah-nya Hani membuka seluruh celana jeans beserta celana dalam-nya Andre hingga lepas. Dengan singkat kemaluan Andre yang besar itu terpampang dengan bebas di hadapan aku dan Hani.

Dengan tangan-nya, adik-ku maraih penis yang sudah setengah ereksi itu. Dia raba-raba dengan mesra, dia ludahi tangan sendiri dan mengkocok-kocok batang Andre. Tak ayal kemaluan itu perlahan menjadi semakin tegang dan keras. Urat-urat yang besar dan banyak itu pun berkedut-kedut akibat perlakuan Adik-ku.

Aku hanya terbujur kaku dengan mulut terbuka karena melihat kelakuan adik-ku. Apakah dia ada affair di belakang suaminya, Doni. Apakah Hani juga sudah takluk sama Andre. Pertanyaan demi pertanyan muncul akibat pemandangan di depanku ini.

Aku tahu meski masih muda, Andre sudah banyak menaklukkan banyak wanita dengan penis perkasa-nya. Tak terkecuali aku, dan sepertinya Hani juga sudah takluk. Wanita mana sih yang tidak tergoda dengan barang sehebat itu.

“Hei kontol, sudah lama kita tidak bertemu. Memek-ku sudah kangan kamu tahuu.” ucap adik-ku. Hihihi ternyata bukan cuma tingkah aku yang konyol, Hani juga suka mengajak bicara sebuah penis. Kakak dan adik sama saja ternyata.

*Cuph….”Hap”....*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…

Aku masih terbenggong di sofa, melihat Hani yang melumat nikmat Kontol Andre dengan nikmat. Tak tahu harus ngapain, berbicara pun tak bisa. Lidah terasa kelu. Andre menikmati hisapan adik-ku, dia hanya bisa meremas-remas mesra kepala adik-ku.

“Puahh…..ini memang salah satu kontol terbaik yang pernah aku rasakan”.

“Happ….*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp….

Melihat Hani yang dengan semangat menyelomoti kontol kesayangan-ku itu, mau tak mau celana dalamku menjadi lembab. Tanda nafsu-ku kian menanjak naik. Terlihat dari erangan dan ekspresi Andre, tampak-nya Hani sudah biasa mem-BJ kontol.

Dengan masih kepala kontol Andre dimulut-nya, Hani melirik ke arah-ku. Lalu di tersenyum kepada-ku meski masih ada kontol yang menyumpal mulut-nya

*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp… *Plop

Adik-ku itu menyodorkan kontol Andre kepadaku. Sekarang kepala kontol Andre yang basah mengkilap karena liur Hani dan pre-cum, menodong ke arah wajah-ku.

“Hihihih. Ini Kak, mau juga nggak? Ayo sini Kak, isep juga” tanya Hani seraya menggoyang-goyangkan batang kontol Andre kepada-ku untuk menggoda nafsu-ku. Dan itu berhasil, aku semakin tidak tahan untuk menghisap kontol Andre. Walau begitu aku harus menjaga imej sebagai seorang kakak.

“Tapi….”

“Ayo-lah Kak, nggak usah malu-malu sama Hani. Lihat nih, kontol Andre juga mau masuk ke mulut kakak tauuu” rengek Hani seperti anak kecil, berusaha mengajak kakak-nya ini untuk turut menikmati pusaka yang perkasa itu. Nafsu-ku semakin tidak terbendung.

“Hehhhh…..” aku menghela nafas, sepertinya nafsu-ku kembali menang. Aku beranjak dari sofa, ikut bersimpuh di sebelah Hani. Sekarang kepala kontol Andre hanya berjarak beberapa centi dari wajah-ku. Kutepis tangan Hani yang masih menggangam batang itu. Sekarang tanganku-lah yang pegang dengan pasti, batang keras dan basah ini.

“Ihhh Kakak galak banget sih, gak mau bagi-bagi ah. Pelit.” protes Hani disebelahku.

Tak kupedulikan omelan Hani, yang ada di dalam otakku sekarang adalah kontol Andre. Kucium-cium seluruh kontol itu. Menciumi mesra kontol sebelum kutelan dalam-dalam adalah ritual favorit milik-ku ketika bersenggama dengan Andre. Tak ada bagian yang luput dari ciuman mesra dan jilatan lidah-ku. Kupuja-puja kontol ini. Rasa sayang-ku kepada kontol Andre, mengalahkan rasa sayang terhadap yang lain, termasuk kepada anak-ku sendiri.

“Ohhhh so sweettttt, Kak Santy sayang banget ya sama kontol Andre, sampe segitunya hihihi” sindir Hani.

“Bawel ah, kamu Han” ucapku kesal kepada Hani yang hanya di balas dengan ketawa oleh-nya. Tak mau berlama-lama, segera kuluhap penis Andre. “Happ….*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…. “Ough…yessss” desah Andre ketika kontol-nya masuk kedalam mulutku yang basah dan hangat. Tak lupa tanganku juga bergerak untuk memuaskan batang keras ini. Kukocok bagian batang yang tidak masuk kedalam mulut-ku

Hani pun tak tinggal diam ketika aku sedang meng-service penis Andre. Dia mendekat kearahku, dan meremas-remas kedua payudara-ku dari belakang. Walau Aku sudah pernah melakukan aksi lesbian bersama Ara, pacar Andre. Tapi sekarang aku merasa risih karena melakukan-nya dengan adik kandung-ku sendiri.

“Ehmmm...*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp….*Plop

“Ishh kamu ngapain sih Dek? Jangan gangguan Kakak gini dong” ucapku marah kepada Hani, namun tanganku masih tidak lepas genggaman dari batang penis Andre.

“Hihihi, sudahlah kak nikmati saja” Jawab Hani lalu dia menciumi-cium tengkuk leherku. Aku mencoba menikmati sentuhan yang tidak pantas dilakukan seorang adik kepada kakak-nya. Dengan begitu, akibat perbuatan Hani, aku mendesah ditengah-tengah hisapan-ku.

Dia buka seluruh kancing kemeja-ku, sedangkan aku tetap saja menghisap nikmat penis Andre. Setelah baju-ku terbuka bebas, payudaru-ku terpampang bebas. Dia raih dan turunkan kedua cup Bh-ku. Sekarang kedua cup bh-ku tersangkut di bawah masing-masing kedua payudara-ku. Kedua puting-ku mencuat menegang karena udara malam yang dingin dan juga karena sudah terangsang berat. Kemudian dari belakang, adik-ku memainkan kedua puting-ku, dipellintir, dicubit dan di tarik-tarik mesra. Aku hanya bisa mengeram tertahan karena masih ada penis Andre di mulut-ku.

“Ehmmm...*Slurp….Slurp….Clek…”Ehmmm”...Clek…”Haniii”.....Slurp….Slurp….

“Hihihi sudah keras gini Kak, nafsu banget ya. Pasti yang di-bawah juga sudah banjir nih pasti” ucap Hani, yang menebak benar keadaan vagina-ku yang sudah basah. Justru semakin basah, karena aku di rangsang oleh Hani.

Puas menjamah tubuhku, terasa dia berdiri lepaskan seluruh baju-nya. Dengan mulut masih penuh dengan penis kulirik ke arah dia, astaga, ternyata puting susu kiri-nya itu di tindik. Sekarang dia bersimpuh kembali di sisi kanan-ku. Tampak-nya dia ingin membantu kakak-nya memuaskan penis perkasa penjantan muda ini.

“Ayo dong Kak, bagi-bagi dong kontol-nya Andre. Maruk ih, Jahattt ihhh sama adek sendiri” kembali Hani rengek. Janggal sekali melihat sosok wanita ber-umur merengek-rengek seperti anak kecil minta mainan. Aku tak sadar diri, padahal aku juga seperti itu kok hihihi.

*Plop….”iya-iya ini deh, berisik ah kamu” kulepas jepitan bibirku di kepala kepala penis Andre. Dan kuserahkan semua-nya kepada Hani yang sudah tidak sabar untuk menghisap penis Andre lagi.

“Hahaha sudah-sudah jangan berantem gitu dong sayang-sayangku. Semua kebagian kok hehehe” Andre pun berkomentar karena melihat kakak-adik berebutan penis-nya. Kini giliran adik-ku yang memanjakan penis Andre dengan mulut dan bibir-nya. Dengan semangat Hani langsung melumat penis Andre. Kini gantian aku yang memanjakan tubuh adik-ku. Kubalas semua perbuatan dia kepada-ku tadi. Sekarang Hani cuma bisa melenguh, di tengah-tengah BJ-nya.

“Gantian lagi sini” pinta-ku. Dia keluarkan penis kekasih muda-ku itu dari mulut-nya dan sodorkan kepada-ku. Sekarang kami bergantian memanjakan Penis ini. Aku dan Hani silih berganti menikmati kontol Andre. Seandainya orang tahu, didalam rumah ini, dengan gila-nya seorang janda dan juga wanita bersuami sedang menikmati penis besar milik anak muda berusia 18 tahun.

Saling tak mau menunggu lama untuk gantian, kini Aku dah Hani bersamaan menikmati Penis Andre. Kami berbagi tugas untuk mengerjai batang keras ini. Ketika aku sedang sibuk dengan batang-nya, maka Hani-lah yang akan menyelomoti kepala-nya. Tak ayal bibir kami bertemu ketika sama-sama hinggap di kepala Kontol Andre yang besar itu Aku dan Hani pun saling berciuman, dengan penis Andre berada di tengah-tengah mulut kami. Lepas cumbuan itu, kami kembali berbagi tugas. Tak lama denyutan dari penis Andre pun berasa keras, tanda mau ejakulasi.

Kutarik penis Andre dari Hani, lalu kucaplok semua kepala penis Andre. Tangan-ku bergerak cepat mengocok batang Andre.

“Happ….*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp….

“Oghhh…yes….Tan….aku..keluarr….” teriak Andre.

*Crot Crot Crot

Terasa semburan sperma Andre yang hangat memenuhi mulut-ku, seperti biasa pasti tetap banyak melimpah meski sudah keluar berkali-kali. Tak lupa bibirku menjepit erat kontol-nya, karena aku tak mau sperma lezat itu terbuang percuma. Terasa tak lagi disumber, aku keluarkan penis Andre dari mulutku. Kupamerkan peju Andre yang berada di dalam mulut-ku kepada Hani.

“Kakakkkk bagiii donggg peju-nyaaa” rengek Hani kepada aku, meminta cairan nikmat yang tertampung dalam mulut-ku.

“Siwni…” ucapku memanggil adik-ku. Sebagai Kakak yang baik, aku harus membagi cairan nikmat ini. Kucaplok mulut Hani, kami bercumbu hebat. Kusalurkan sperma yang berada dalam mulut-ku, kedalam mulut Hani. Sekarang dua wanita dewasa ini mengisi lambung masing-masing dengan sperma yang hangat. Setelah semua habis kutelan sperma lezat Andre, aku dengan sigap membersihkan penis Andre. Hani tak lupa juga turut membantu. Seperti biasa yang ada Penis Andre kembali kalau dibersihkan dengan mulut.

“Ayo Tante, saat-nya kita ke menu utama. Siapa duluan ini?” ajak Andre.

“Aku-aku Dre pleaseee, Kak Santy sudah sering kan? Gantian aku yang sudah lama gak ngerasain kontol kamu tauuu” jawab Hani dengan antusias sambil berjingkrak-jingkrak senang.

“Duh dek, kamu kayak anak kecil saja sih hihihi” ejek-ku.

“Biarin….weekkk yang penting dapet enak” Hani memeletkan lidah-nya kepada aku. Memang kayak anak kecil saja, mentang-mentang sering di manja waktu kecil. Lantas aku dan Hani melepas baju yang masih menempel di tubuh kami.

“Lohhh Kak Santy pake buttplug toh hihihi. Sudah di anal belum Kak?”

“Belum Han, masih di latih sama Andre” jawabku, yang hanya di jawab anggukan oleh Hani.

“Langsung apa jilmek dulu nich Tan?” tawar Andre ke Hani

Hani menggeleng kepalanya “nggak usah Dre, sudah basah banget ini. Langsung aja Dre, sini baring, aku mau di atas”.

Andre pun berbaring di lantai yang beralaskan karpet ini, terlihat penis tegak menjulang tinggi. Siap untuk mengait lubang wanita manapun. Hani pun meposisikan dirinya di atas kekasih-ku yang jantan itu. Dan…

*Blesh…..”Ohhh….yeshhh…penuhhh…padet…..kontollll ini memang paling enakkkk” racau Hani ketika penis Andre amblas seluruh-nya kedalam liang vagina-nya. Hani pun berdiam diri di atas Andre. Terlihat sedang meresapi penis Andre di dalam lubang nikmat-nya. Berdetik kemudian suara tumbukan selangkangan yang seksi pun menggema di ruang tamu ini. Hani dengan konstan menaik-turunkan badannya. Erangan indah dan seksi juga keluar dari mulut adik-ku itu.

“Enak Dek?” tanya-ku iseng.

“Yaaa enakk-lah Kakkk, pakeee nanyaaa lagiiii…oughh…yeshhh” jawab Hani sambil tetap naik turunkan badan-nya.

Aku tertawa mendengar jawaban-nya. Ah daripada nganggur, iseng enak kali ya. Aku beranjak ke sebelah kiri Hani yang masih menggejot penis Andre.

“Mau…oghh..ngapainnn…Kakkkk….?” dengan masih menggenjit kontol, dia bertanya heran, melihat aku yang berada di sebelah kiri-nya. Tidak kujawab, aku langsung menyaplok puting kiri-nya yang ditindik. Terasa rasa besi-nya di-mulutku. Sejak bermain sama Ara, aku jadi ketagihan nyusu sama Wanita.

“Ahhh…kakakkkk….curanggg….ahhh” erang Hani karena hisapan yang keras ku di puting bertindik-nya. Tiba-tiba terasa sebuah tangan merayapi paha kiri-ku.

“Oghhh…..” desah-ku lepas dari mulut-ku. Ternyata jari-jari kekar Andre mengorek-ngorek vaginaku. Pengertian sekali penjantan-ku yang masih muda ini.

“yesh….yesh….Yeshhh…akuu… keluaar…..” teriak Hani dan bergetar hebat ketika mendapatkan orgasme-nya. Terlihat cairan nikmat tersempot keluar di sela-sela kemaluanya dan milik Andre. Selesai bergetar hebat, tubuh Hani ambruk ke atas tubuh Andre. Terlihat adik-ku ngos-ngosan berupaya menghirup udara.

*Plop…suara nyaring terdengar ketika Andre menyingkirkan Hani dari atas tubuh-nya dan melepas kaitan kemaluan-nya dari lubang nikmat Hani.

“Ayo sekarang giiliran Tante Santy” ajak dia.

“Sini, tante emut kontol kamu dulu sayang” padahal penis besar-nya masih basah, tapi aku penasaran dengan rasa cairan orgasme adik-ku. Kuraih dan kuhisap kemaluan Andre, ohh gini toh rasa-nya hihihi. Tak lama aku langsung minta di genjot dengan posisi doggy.

*Bless….”oh yeshhhh…” desahku ketika penis Andre berhasil menancap ke-dalam vagina-ku. Tanpa memberi ampun, Andre dengan cepat-nya menggejot diriku dengan kecepatan tinggi. Aku sampai merem, dan mengangga tak bersuara saking nikmatnya kontol Andre menghujam diriku dengan cepat.

*Plok Plok Plok Plok

“Nih kak, makan” terdengar suara Hani menyodorkan sesuatu kepadaku. Kubuka mataku, ternyata dia sudah di depanku. Terlihat belahan dan bibir milik Hani yang masih basah. Kuangkat mata-ku melihat muka adik-ku yang masih sayu. Karena sayang segera kulahap ‘makanan apem basah' ini.

“Ohhh kakakkk, enakkkk” desah Hani ketika kulumat lubang surgawi-nya. Meski begitu hanya sebentar saja ‘ku-makan’, karena aku masih ingin menikmati disetubuhi oleh Andre dari belakang secara total.

“Oh…fuck….Dre…. dikittt..lagii…” erang-ku hendak mendapatkan klimaks untuk malam ini. Terasa genjotan Andre malah semakin cepat dan bertenaga. Andre juga memainkan buttplug yang masih menyumpal lubang anus-ku, hal itu menambah rasa nikmat persetubuhan ini.

Berdetik kemudian aku mendapatkan orgasme-ku “Fuckkkk…yeshhhh…Andreee….sayangggg”. *Cret Cret Croet. Kuremas-remas Penis Andre yang berada dalam liang senggama-ku. Cairan-ku meluber keluar membasahi karpet yang berada di bawah-ku.

“Yaelah Kak, karpet orang di basahi lagi. Lepas kontol kamu Dre, giliran Tante Hani lagi”.

*Plop… tanpa memberikan nafas dulu, Andre langsung mencabut penis-nya dari lubang basah nan sempit-ku. Aku langsung terkapar dengan posisi tengkurep. Terkadang tubuh indah-ku ini masih bergetar sesekali. ‘Andre memang sangat hebat’ batinku berucap.

“Terusss….Dreee…teruss” terdengar suara Hani yang heboh. Kubuka mata mencari keberadaan mereka. Ternyata Hani sedang berbaring di atas meja ruang tamu yang cukup tinggi itu. Terlihat kedua paha mulus di betangkan lebar oleh Andre, agar tak menghalangi genjotan-nya yang cepat dan kuat itu.

Aku balikan badanku hingga terbaring menatap plafon rumah Hani. Menerawang kejadian hari ini, tak kusangka aku bisa melakukan threesome bersama dengan adik kandung.

“Aahhhhh……lagii…dapet…lagihhhh…..ohhhh....” erang Hani mendapat-kan orgasme lagi.

“Ayo Tan, sekali lagi biar impas sama Tante Hani. Aku juga sudah mau keluar ini” ajak Andre yang sebentar lagi mendapatkan puncak-nya. Terlihat penis besar sudah basah banget dan kemerahan di kepala-nya.

“Ok-ok sayang, Tante Santy mau di entot juga di meja, kayak si Hani” dengan cekatan Andre membantu diriku. Dengan sadar diri, Hani beranjak dari meja dan menjatuhkan tubuh-nya di sofa-nya yang empuk.

*Blesh……”Ohhh….” tanpa banyak bicara, Andre kembali langsung menghujam dengan cepat dan kuat. Berbeda dengan suami-ku, genjotan Andre terasa kuat dan berat bertenaga.

*Kring…Kring…Kring…Kring… sial HP-ku berdering. Dengan sigap Hani mengambil-nya, dan melihat siapa yang mengganggu acara menggapai nikmat-ku.

“Waduhhh Kak, ini si Henry yang nelpon loh” Duh sialan anak itu, cuma bisa mengganggu kesenanganku saja.

“Reject aja Han” perintah-ku ke Hani. Lantas di matikan panggilan itu oleh Hani.

*Kring…Kring…Kring…Kring… Handphone-ku kembali berdering.

“Si-siniii deh Han, Hp-ku” ucapku sembari mendesah-desah akibat genjotan Andre.

“Halo mam….” terdengar suara Henry menyapaku. Tapi tak kujawab langsung, karena aku menutup mulut ku erat-erat agar desahan nikmat tidak terdengar.

“Halo…Mam dimana? kok gak jawab telpon Henry tadi” kembali Henry bersuara mencari aku, Mama-nya. Mendengar suara-nya terus malah membuat semakin kesal saja. Lebih aku segera menyudahi telpon dari Henry.

“Dre, Han diem dulu yaaaa” bisik-ku pelan kepada mereka berdua.

“Unghhh…hh….a..ada...a...paa…hh….Henn?” ucapku patah-patah, karena Andre tetap saja menggejoti aku. Walau pelan tetap saja berasa, mau tak mau aku mendesah-desah pelan dan terbata-bata berusaha terdengar normal.

“Mama dimana? kok belum pulang jam segini?” kembali Henry bertanya. Kembali aku tak bisa menjawab-nya, karena aku menggigit bibirku sendiri untuk menahan desahan agar tidak lolos dari mulut-ku.

*Plok….plok….plok….

“Enghhh….mama…oh……pelannn….” tak kuat menahan nikmat, desahan pun terlepas dari mulutku ketika hendak membalas Henry. Sialan Andre malah mempermainkan aku.

*Plok….plok….plok….

“Mama lagi ngapain sih?” terdengar suara Henry yang binggung yang sedang terjadi di-sini

“Bentar…..please…” ibaku kepada Andre, berharap dia berhenti menghujamkan penis-nya kedalam tubuhku.

“Hhihihi Kak Santy lucu deh” tawa Hani melihat diriku yang sedang kesusahan menahan nikmat agar tidak ketahuan oleh anak-ku.

“Tidak apa-apa tan, biar Henry tahu” ujar Andre seraya tetap memaju-mundurkan pinggul-nya.

“Be-belum saatnya Dreee….” ucapku pelan, agar tidak terdengar Henry.

Aku harus mencari alasan yang cocok untuk mengelabui anak tidak berguna itu “ehm….Hennn Ma-mama.. lag-lagi dipijet a-ja kok” ucapku.

“Dipijet sama siapa dan dimana Mam? Masa sampai malam gini” di malah bertanya lagi, dasar anak sialan.

“Di-di rumah tante Hani akhh….aduh…” ucapku, tapi memang benar aku dirumah Hani-kan hihihhi. Tapi sensasi digenjot oleh Andre bersamaan dengan mendengar suara Henry, malah membuat diriku mencapai klimaks lebih cepat.

“Oalah…. mama di rumah Tante Hani. Kok gak bilang sih Mam…..”

“Di-dikit lagiii Dre….” erangku kepada Andre, memberitahu sebentar lagi aku akan orgasme lagi.

*Plok….plok….plok….

“Su..dah ya Hennn, Ma-ma gak kuat nahan lagi… nanggung…besok pag-i ma-ma pulang kok akhhh….yeshh” jawab-ku buru-buru/

“Loh Mamm….” itu suara Henry yang terakhir kudengar.

*Crek….kumatikan saja telpon itu.

“Yeshh….sayang….aku keluar lagiiii……” Aku pun klimaks nikmat mendapatkan orgasme lagi. “Bareng Tan…..okhhh….shit….”

Andre melepaskan penis-nya dari lubang nikmat-ku. Dan menghempas kan diri di sofa. Hani pun menghampiri aku yang masih menggankang lebar dan melihat vagina-ku penuh dengah sperma Andre.

“Wuihhh Kak, peju Andre kental banget tuh. Bisa hamil tuh pasti hihihi”.

‘Hamil?’ tanyaku sendiri di dalam hati. Selama ini aku selalu minum morning pill agar tak hamil oleh Andre. Dengan usia saat ini, aku masih bisa hamil lagi. Kurasa hamil lagi tidak masalah, toh ayahnya pasti ganteng dan kuat seperti Andre. Hihihi. Ya mudahan-mudahan kelak kalau jadi hamil, anak-ku nanti tidak payah seperti Henry.

“Dree…” panggilku lirih ke kekasihku. Dia pun mendongak ke arahku.

“Kamu pernah menghamili seorang wanita?”

“Belum sih tan, emang kenapa Tan? Jangan bilang kalau tante mau bikin anak sama aku?”

Aku jawab dengan senyum lebar, seraya mengelus perut-ku di hadapan calon ayah bagi anak-ku. Memang konyol aku ingin seorang pemuda berumur 18 tahun menghamili diri-ku.

“Kamu seriusan Kak? Aku cuma bercanda lohhhh. Nanti kata orang-orang apa kalau kamu yang janda bisa hamil” tanya Hani yang cemas kalau aku Hamil nanti.

“Ya bilang saja kalau aku lagi pengen punya bayi gantiin Henry yang mau kuliah, bisa kan? Lagipula persetan dengan orang lain, aku tak peduli kata-kata mereka” ucapku yakin dengan keputusan-ku

“Terserah kamu deh Kak” ucap Hani pasrah dengan keputusan yang sudah bulat.

Sontak aku teringat akan sesuatu,” Ah iya Dek, suami kamu gimana? Kamu selingkuh dari dia ya? Berarti kamu member FSL seperti Andre juga ya?” tanyaku bertubi-tubi. Aku lupa dengan keberadaan ipar-ku beserta keponakan-ku. Saking nafsu-nya tadi, aku lupa kalau bersetubuh dengan hebat-nya di rumah orang. Meski sudah menjadi binal begini, aku masih ingat dengan keutuhan rumah tangga Adik-ku.

“Hihihihi, ayo ikut aku sini” tawa Hani lalu menarik tanganku untuk berdiri. Tak melawan aku ikuti ajakan Hani. Kami berdua masih telanjang dengan polos, tanpa sehelai benang apapun yang melekat. Andre kami tinggal di ruang tamu.

Ternyata dia mengajak aku ke lantai 2 rumah-nya. Langkah demi langkah aku jalan-kan mengikuti Adiku-ku. Dan akhir-nya sampai disebuah pintu. Hani menggapai gagang pintu dan membuka-nya.

*Clek….. Dan terbuka lah pintu itu....

Astaga……

Aku tak percaya apa yang sedang kulihat sekarang.....

Jessi keponakan-ku dalam keadan bugil, sedang bersimpuh di antara dua laki-laki dewasa yang sudah telanjang juga. Mulut-nya sedang terisi oleh penis berukuran besar, sedangkan tangan-nya satu sedang menggenggam penis orang lain yang tidak aku kenal. Saking shock-nya, aku baru tersadar kalau ternyata penis yang sedang di hisap oleh Jessi adalah milik papa-nya sendiri. Saking sedang asik-nya, mereka semua tidak menyadari kehadiran aku dan Hani. Kedua lelaki itu membelakangi kami, dan Jessi juga sedang terpejam mata-nya menikmati penis papa-nya. Semua orang yang berada dalam ruangan ini dalam keadaan telanjang polos tanpa sehelai benangpun

Aku tercekat melihat ini semua, kutoleh mata-ku ke Hani berharap penjelasan dari dia. Hani menyadari aku yang terkejut melihat ini semua. Adik-ku itu hanya tersenyum seperti tidak ada yang salah dengan ini semua.

KELUARGA MACAM APA INI teriak-ku dalam hati.

“Pah…." panggil Hani kepada suami-nya. Lantas Doni menggerakan kepala-nya menoleh kepada istri-nya,

“Loh sudah selesai main-nya di bawah?” tanya Doni biasa dengan kehadiran aku, kakak ipar-nya yang masih terpolongo. Dengan cepat aku menutup diri-ku dengan kedua tangan-ku. Tidak mungkin aku meperlihatkan tubuh-ku kepada mereka semua.

*Plop...."Haiiii tanteeee" seru Jessi menyapaku histeris, setelah melepaskan kemaluan papa-nya dari mulut-nya sendiri. Terlihat disekitar mulut-nya belepotan dengan cairan kental putih. Itu sperma, ya itu pasti sperma Doni, ayah-nya sendiri. Kurasa juga ada sperma orang yang tidak aku kenal itu. Lama tidak bertemu dengan mereka semua, sekali ketemu malah seperti ini.

"Ha-hai" balasku terbata-bata.

"Iya Pah, si Andre sudah keok. Diperes mulu sama Kak Santy dari pagi tadi, makanya cepat" jawab Hani enteng.

"Ka-kalian sudah gila semua ya!" sergahku kepada mereka semua. Lalu mereka semua menatapku.

"Gila? Lah kak, kamu sendiri saja ngentot-ngentotan sama teman-nya anak sendiri. Hayooo" sindir Hani.

"Ta-tapi kan a-aku nggak main sama darah daging ku sendiri. Tidak seperti kamu yang berlaku tidak pantas sama Jessi. Kamu pasti memaksa Jessi kan?" tuduh-ku kepada mereka.

Doni dan Hani, pasangan suami-istri tertawa mendengar pernyataan-ku yang menuduh mereka.

"Hahahaha, coba Jess. Kamu senang nggak? gituaan sama papa dan mama" tanya Doni seraya mengelus kepala Jessi yang sedang menghisap kemaluan-nya.

*Plop...."Gak kok Tante Santy, aku malah sama senang sama ini semua kok, enak sih hihihih. Lagipula aku sendiri kok yang minta di ajak" jawab Jessi. Selesai menjawab pertanyaan papa-nya, keponakan-ku itu kini melayani penis orang yang tidak aku kenal itu. Dia melakukan itu semua seperti tanpa paksaan.

"Tuh dengarkan? jawaban dari anak-nya sendiri, dia senang dengan ini semua dan tidak menyesal kak" jawab Hani.

"Lalu dia itu siapa?" tanya-ku seraya menunjuk lelaki yang tidak aku kenal itu.

"Ohhh dia nama-nya Bambang. Itu supir aku kak, dia memang suka kami ajak 'main' juga kok hihihi. Jadi gak cuma nganter tapi ngentot juga hihihi" jawab Hani dengan enteng. Berarti dia membiarkan orang lain juga merasakan tubuh-nya dan milik Jessi juga. Dan kini orang itu menatap-ku dengan tatapan yang nafsu, bagai serigala melihat mangsa.

"Gilaaa ini gilaaaa" ucapku.

"Sudahlah aku mengerti kalau kakak kaget dengan ini semua. Aku juga mengerti kakak kakak tidak bisa menerima ini semua. Tapi aku minta jangan kakak menghakimi kami semua. Aku saja tidak marah sama kakak yang main sama Andre kan?".

Aku menggangguk setuju dengan kata-katanya. Aku tidak berhak menghakimi mereka semua. Toh aku juga sama parah-nya, bermain dengan teman anak-ku sendiri. Malahan aku malah menyiksa nafsu Henry. Aku sendiri tidak pantas disebut sebagai seorang ibu.

“Jadi gini Kak Santy yang ku-sayang, aku yang minta Andre untuk dekat dengan kamu Kak. Kuminta Andre untuk memberikan kamu kepuasan duniawai yang tiada tara. Karena aku yakin dia bisa. Jadi semua ini rencana aku Kak, termasuk malam ini. Aku ingin kakak masuk ikut dalam keluarga-ku yang menganut seks bebas” ucap Hani panjang lebar menggelegar mengagetkan aku. Jadi Andre mendekati aku karena perintah dia.

“Kenapa berbuat seperti itu Hani? kepada kakak-mu sediri?! Kamu sadar nggak, kalau aku jadi rusak begini?” tanyaku geram kepada Hani.

Mendengar aku yang kesal, Hani menarik aku keluar dari ruangan itu. Tanpa melepas tangan-ku, dia berkata "Maaf kak, aku melakukan ini semua demi Kakak".

"Demi aku?"

Hani mengganguk "Iya kak, karena kakak sudah menjanda selama 2 tahun lama-nya pasti lupa akan nikmat-nya melakukan seks kan? pasti butuh kan?". Mendengar penuturan dia ada benarnya. Sibuk dengan usaha-ku dan mengurus Herny yang selalu membuat-ku kecewa, membuat tubuh dan mental-ku lelah. Setelah di pikir-pikir lebih jauh, aku menjadi tidak kesal terhadap Hani yang menjebak-ku. Malahan aku harus-nya bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada Hani.

"Iya kamu benar, diriku memang butuh kenikmatan akan seks" jawabku.

"Jadi kakak tidak marah kan?" tanya Hani penuh harap. Berharap aku tidak marah dengan semua rencana-nya.

Aku peluk Hani hangat dan menatap wajah-nya "Jujur, kakak senang dengan kehadiran Andre dalam hidup kakak. Dia memberikan nikmat yang belum pernah diberikan sama mendiang suami kakak. Jadi kakak ucapkan terima kasih sudah memberikan Andre kepada Kakak" Lalu kucium bibir Hani, yang kulanjutkan dengan cumbuan. Tak lama kulepas pagutan bibir-ku.

"Tapiiiii....." lanjut-ku menggantung ucapan-ku.

"Tapi apa kak?"

"Kakak masih tidak suka cara kamu yang ngejebak kakak? kamu kenapa tidak ajak langsung sih?" tanyaku kepadanya seraya memeluk-nya keras.

"Aduhhhh-duhhh, iya kak, ampun lepasin....atiddd" ucap Hani yang kesakitan, lantas kukendorkan pelukan-ku.

"Kalau aku ngajak langsung, nanti yang ada kakak tidak mau nerima sama sekali. Makanya aku minta Andre menaklukan kakak secara perlahan. Jadi biar tahu dulu dengan respon kakak, positif atau tidak" Penjelasan Hani cukup masuk akal buatku.

Setelah mendengar penjelasan panjang lebar, aku dan Hani turun kebawah. Terlihat Andre yang sudah terlelap di sofa. Wajar saja, dia sudah menggempur tubuh-ku dari pagi. Ditambah lagi tadi juga ikut menggenjoti Hani. Aku dan Hani sekarang terlibat obralan yang panjang membahas banyak hal. Termasuk dia menjelaskan keikutsertaan Jessi dengan ini semua. Dia juga memberitahu diri-ku kalau mereka satu keluarga adalah member FSL. Hani pun mengajak aku bergabung, tapi aku tolak karena belum siap. Lanjut kami ngobrol hingga capek. Karena sudah tengah malam dan lelah, aku putus-kan untuk menginap di rumah Hani

Besok-nya

Subuh menjelang pagi, aku dan Andre bersiap untuk pulang. Aku hanya pamitan dengan Hani, karena Doni dan Jessi masih tertidur pulas karena pertempuran semalam. Jadi aku hanya titip salam kepada mereka. Sebelum aku pergi, Hani bertanya kepada-ku "Jadi kakak tidak mau mengajak Henry untuk ikutan juga?".

"NGGAK" jawabku tegas.

"Memang-nya kenapa kak?"

"Karena dia tidak pantas merasakan ini semua, dia hanya memberikan aku kekecewaan. Lagipula karena ulah-nya sendiri, mama-nya jadi maniak seks".

"Ohhh begitu yaaaaa. Ya memang, Andre bilang kalau Henry adalah kunci untuk ngentot sama kamu kak, hihihi?".

"Nah itu kamu tahu, pake nanya lagi? kamu mantau terus ya".

"Hihihi, iya dongggg.... kakak-ku sayang. Biar tahu kapan kamu siap kerumahku".

"Dasar, bisa-bisanya kamu mata-matain kakak sendiri" ledek-ku kepada Hani.

"Hihihi. Oh iya kak, kapan-kapan main kesini ya. Kita ngentot bareng-bareng ya" Ajak Hani. Tidak bisa bohong, aku juga ingin merasakan penis ipar-ku. Kulihat semalam kemaluan Doni cukup besar dan berurat, walau tampaknya tidak sehebat punya Andre. Dan aku juga ingin menggerayangi tubuh Jessi yang ranum dan putih itu. Sejak berlesbian ria sama Ara. Aku jadi tertarik dengan tubuh wanita.

"Ayo deh kapan-kapan. Kakak pengen icip punya Doni juga, kayak-nya enak" ucap-ku tertarik dengan ajakan Hani.

"Tuh kan, kakak kegatelan sama suami orang. Suami-nya adik sendiri lagi, dasar kakak binal".

"Biarinnn....wueek....yang penting enakkkk. Dah ya Dek, kakak pulang dulu. Dadah". Lalu aku naik ke mobil Andre, dan pulang ke-rumah.

Flashback selesai

Bersambung......





Kasian bgt Hendry kalo mamanya sampe hamil sm andre...
 
Part 10

Flashback di Rumah Hani

(Hani = Ni = Han)

PoV Santy



“Loh Haniiii…….”

“Hihihi lama gak kita tidak bertemu Kak. Yuk masuk aja Kak, nggak enak dilihat orang kalau malam-malam gini di luar rumah” ucap adik-ku, Hani mengajak masuk kedalam rumah-nya.

Tanpa banyak bicara aku dan Andre bergegas masuk rumah Hani yang cukup besar. Kami bertiga terduduk di sofa-sofa empuk di ruang tamu Hani. Aku dan Hani Umur-nya terpaut, 2 tahun. Jadi seharus-nya sekarang umur 36 Tahun. Punya suami, Doni nama-nya, seorang pengusaha cukup sukses. Hani juga sudah di karunai Anak, Jessi. Dia dan Henry seumuran. Kok bisa seumuran ? ya karena sebenernya Doni dan Hani ini nikah karena kecelakaan, alias MBA. Syukur Doni masih bertanggung jawab atas perbuatan-nya, yang telah menghamili Hani, ketika masih SMA. Dan ternyata langgeng sampai sekarang, ya jodoh siapa yang tahu sih.

“Kamu kenal sama Andre ya Ni?”

“Iya kak, kebetulan Mas Doni sama Andre ini satu group sepedaan pagi. Dan juga, aku dan Mas Doni juga kenal sama ortu dia kok. Sama-sama pengusaha gitu Kak”.

“Oalah begitu toh. Ternyata dunia ini sempit ya hihihi. Terus kabar kamu gimana Dek?”

“He-eh Kak sempit banget hihihi, dan aku baik-baik aja kok”.

Lama aku berbincang dengan Hani, melepas kangen. Segela keluh kasih kulepaskan kepada adik-ku tercinta, begita juga sebalik-nya. Ya meski sekarang bisa berkomunikasi dengan jarak jauh, tetap saja pertemuan secara fisik begini pasti sangat penting dan menyenangkan.

Selama aku sibuk meladeni obrolan Hani. Kupantau Andre kekasih muda-ku yang sedang selonjoran di sofa itu, hanya bermain dengan telepon genggam-nya.

“Terus Dre, kamu ngapain bawa Tante Santy kesini. Tante kira mau kemana tahu, kamu bikin takut aja” ucapku yang masih tidak mengerti kenapa aku di bawa kesini, malam-malam begini pula.

Bukannya menjawab, dia malah berdiri menghampiri aku dan Hani. Dia berhenti tepat di depan Hani, dan kini selangkangan-nya persis sejajar dengan wajah Hani.

“Aku yang manggil dia kesini Kak” jawab Hani. Terlihat mata adik-ku itu sekarang berubah menjadi sayu, seperti sedang menahan nafsu. Nafas-nya pun berubah menjadi lebih berat. Ada gerangan apa ini.

“Loh buat apa Han?” tanya ku binggung tak pasti.

‘Jangan-jangan Hani…..’ ucapku dalam hati. Otak-ku menerka-nerka apa yang akan terjadi sekarang.

“Buat ini Kak” singkat Hani. Dia turun dari sofa dan bersimpuh di depan Andre. Kedua tangan Hani menggapai celana Andre dan berusaha membuka-nya.

*Sret……. Astaga dengan lincah-nya Hani membuka seluruh celana jeans beserta celana dalam-nya Andre hingga lepas. Dengan singkat kemaluan Andre yang besar itu terpampang dengan bebas di hadapan aku dan Hani.

Dengan tangan-nya, adik-ku maraih penis yang sudah setengah ereksi itu. Dia raba-raba dengan mesra, dia ludahi tangan sendiri dan mengkocok-kocok batang Andre. Tak ayal kemaluan itu perlahan menjadi semakin tegang dan keras. Urat-urat yang besar dan banyak itu pun berkedut-kedut akibat perlakuan Adik-ku.

Aku hanya terbujur kaku dengan mulut terbuka karena melihat kelakuan adik-ku. Apakah dia ada affair di belakang suaminya, Doni. Apakah Hani juga sudah takluk sama Andre. Pertanyaan demi pertanyan muncul akibat pemandangan di depanku ini.

Aku tahu meski masih muda, Andre sudah banyak menaklukkan banyak wanita dengan penis perkasa-nya. Tak terkecuali aku, dan sepertinya Hani juga sudah takluk. Wanita mana sih yang tidak tergoda dengan barang sehebat itu.

“Hei kontol, sudah lama kita tidak bertemu. Memek-ku sudah kangan kamu tahuu.” ucap adik-ku. Hihihi ternyata bukan cuma tingkah aku yang konyol, Hani juga suka mengajak bicara sebuah penis. Kakak dan adik sama saja ternyata.

*Cuph….”Hap”....*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…

Aku masih terbenggong di sofa, melihat Hani yang melumat nikmat Kontol Andre dengan nikmat. Tak tahu harus ngapain, berbicara pun tak bisa. Lidah terasa kelu. Andre menikmati hisapan adik-ku, dia hanya bisa meremas-remas mesra kepala adik-ku.

“Puahh…..ini memang salah satu kontol terbaik yang pernah aku rasakan”.

“Happ….*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp….

Melihat Hani yang dengan semangat menyelomoti kontol kesayangan-ku itu, mau tak mau celana dalamku menjadi lembab. Tanda nafsu-ku kian menanjak naik. Terlihat dari erangan dan ekspresi Andre, tampak-nya Hani sudah biasa mem-BJ kontol.

Dengan masih kepala kontol Andre dimulut-nya, Hani melirik ke arah-ku. Lalu di tersenyum kepada-ku meski masih ada kontol yang menyumpal mulut-nya

*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp… *Plop

Adik-ku itu menyodorkan kontol Andre kepadaku. Sekarang kepala kontol Andre yang basah mengkilap karena liur Hani dan pre-cum, menodong ke arah wajah-ku.

“Hihihih. Ini Kak, mau juga nggak? Ayo sini Kak, isep juga” tanya Hani seraya menggoyang-goyangkan batang kontol Andre kepada-ku untuk menggoda nafsu-ku. Dan itu berhasil, aku semakin tidak tahan untuk menghisap kontol Andre. Walau begitu aku harus menjaga imej sebagai seorang kakak.

“Tapi….”

“Ayo-lah Kak, nggak usah malu-malu sama Hani. Lihat nih, kontol Andre juga mau masuk ke mulut kakak tauuu” rengek Hani seperti anak kecil, berusaha mengajak kakak-nya ini untuk turut menikmati pusaka yang perkasa itu. Nafsu-ku semakin tidak terbendung.

“Hehhhh…..” aku menghela nafas, sepertinya nafsu-ku kembali menang. Aku beranjak dari sofa, ikut bersimpuh di sebelah Hani. Sekarang kepala kontol Andre hanya berjarak beberapa centi dari wajah-ku. Kutepis tangan Hani yang masih menggangam batang itu. Sekarang tanganku-lah yang pegang dengan pasti, batang keras dan basah ini.

“Ihhh Kakak galak banget sih, gak mau bagi-bagi ah. Pelit.” protes Hani disebelahku.

Tak kupedulikan omelan Hani, yang ada di dalam otakku sekarang adalah kontol Andre. Kucium-cium seluruh kontol itu. Menciumi mesra kontol sebelum kutelan dalam-dalam adalah ritual favorit milik-ku ketika bersenggama dengan Andre. Tak ada bagian yang luput dari ciuman mesra dan jilatan lidah-ku. Kupuja-puja kontol ini. Rasa sayang-ku kepada kontol Andre, mengalahkan rasa sayang terhadap yang lain, termasuk kepada anak-ku sendiri.

“Ohhhh so sweettttt, Kak Santy sayang banget ya sama kontol Andre, sampe segitunya hihihi” sindir Hani.

“Bawel ah, kamu Han” ucapku kesal kepada Hani yang hanya di balas dengan ketawa oleh-nya. Tak mau berlama-lama, segera kuluhap penis Andre. “Happ….*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…. “Ough…yessss” desah Andre ketika kontol-nya masuk kedalam mulutku yang basah dan hangat. Tak lupa tanganku juga bergerak untuk memuaskan batang keras ini. Kukocok bagian batang yang tidak masuk kedalam mulut-ku

Hani pun tak tinggal diam ketika aku sedang meng-service penis Andre. Dia mendekat kearahku, dan meremas-remas kedua payudara-ku dari belakang. Walau Aku sudah pernah melakukan aksi lesbian bersama Ara, pacar Andre. Tapi sekarang aku merasa risih karena melakukan-nya dengan adik kandung-ku sendiri.

“Ehmmm...*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp….*Plop

“Ishh kamu ngapain sih Dek? Jangan gangguan Kakak gini dong” ucapku marah kepada Hani, namun tanganku masih tidak lepas genggaman dari batang penis Andre.

“Hihihi, sudahlah kak nikmati saja” Jawab Hani lalu dia menciumi-cium tengkuk leherku. Aku mencoba menikmati sentuhan yang tidak pantas dilakukan seorang adik kepada kakak-nya. Dengan begitu, akibat perbuatan Hani, aku mendesah ditengah-tengah hisapan-ku.

Dia buka seluruh kancing kemeja-ku, sedangkan aku tetap saja menghisap nikmat penis Andre. Setelah baju-ku terbuka bebas, payudaru-ku terpampang bebas. Dia raih dan turunkan kedua cup Bh-ku. Sekarang kedua cup bh-ku tersangkut di bawah masing-masing kedua payudara-ku. Kedua puting-ku mencuat menegang karena udara malam yang dingin dan juga karena sudah terangsang berat. Kemudian dari belakang, adik-ku memainkan kedua puting-ku, dipellintir, dicubit dan di tarik-tarik mesra. Aku hanya bisa mengeram tertahan karena masih ada penis Andre di mulut-ku.

“Ehmmm...*Slurp….Slurp….Clek…”Ehmmm”...Clek…”Haniii”.....Slurp….Slurp….

“Hihihi sudah keras gini Kak, nafsu banget ya. Pasti yang di-bawah juga sudah banjir nih pasti” ucap Hani, yang menebak benar keadaan vagina-ku yang sudah basah. Justru semakin basah, karena aku di rangsang oleh Hani.

Puas menjamah tubuhku, terasa dia berdiri lepaskan seluruh baju-nya. Dengan mulut masih penuh dengan penis kulirik ke arah dia, astaga, ternyata puting susu kiri-nya itu di tindik. Sekarang dia bersimpuh kembali di sisi kanan-ku. Tampak-nya dia ingin membantu kakak-nya memuaskan penis perkasa penjantan muda ini.

“Ayo dong Kak, bagi-bagi dong kontol-nya Andre. Maruk ih, Jahattt ihhh sama adek sendiri” kembali Hani rengek. Janggal sekali melihat sosok wanita ber-umur merengek-rengek seperti anak kecil minta mainan. Aku tak sadar diri, padahal aku juga seperti itu kok hihihi.

*Plop….”iya-iya ini deh, berisik ah kamu” kulepas jepitan bibirku di kepala kepala penis Andre. Dan kuserahkan semua-nya kepada Hani yang sudah tidak sabar untuk menghisap penis Andre lagi.

“Hahaha sudah-sudah jangan berantem gitu dong sayang-sayangku. Semua kebagian kok hehehe” Andre pun berkomentar karena melihat kakak-adik berebutan penis-nya. Kini giliran adik-ku yang memanjakan penis Andre dengan mulut dan bibir-nya. Dengan semangat Hani langsung melumat penis Andre. Kini gantian aku yang memanjakan tubuh adik-ku. Kubalas semua perbuatan dia kepada-ku tadi. Sekarang Hani cuma bisa melenguh, di tengah-tengah BJ-nya.

“Gantian lagi sini” pinta-ku. Dia keluarkan penis kekasih muda-ku itu dari mulut-nya dan sodorkan kepada-ku. Sekarang kami bergantian memanjakan Penis ini. Aku dan Hani silih berganti menikmati kontol Andre. Seandainya orang tahu, didalam rumah ini, dengan gila-nya seorang janda dan juga wanita bersuami sedang menikmati penis besar milik anak muda berusia 18 tahun.

Saling tak mau menunggu lama untuk gantian, kini Aku dah Hani bersamaan menikmati Penis Andre. Kami berbagi tugas untuk mengerjai batang keras ini. Ketika aku sedang sibuk dengan batang-nya, maka Hani-lah yang akan menyelomoti kepala-nya. Tak ayal bibir kami bertemu ketika sama-sama hinggap di kepala Kontol Andre yang besar itu Aku dan Hani pun saling berciuman, dengan penis Andre berada di tengah-tengah mulut kami. Lepas cumbuan itu, kami kembali berbagi tugas. Tak lama denyutan dari penis Andre pun berasa keras, tanda mau ejakulasi.

Kutarik penis Andre dari Hani, lalu kucaplok semua kepala penis Andre. Tangan-ku bergerak cepat mengocok batang Andre.

“Happ….*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp….

“Oghhh…yes….Tan….aku..keluarr….” teriak Andre.

*Crot Crot Crot

Terasa semburan sperma Andre yang hangat memenuhi mulut-ku, seperti biasa pasti tetap banyak melimpah meski sudah keluar berkali-kali. Tak lupa bibirku menjepit erat kontol-nya, karena aku tak mau sperma lezat itu terbuang percuma. Terasa tak lagi disumber, aku keluarkan penis Andre dari mulutku. Kupamerkan peju Andre yang berada di dalam mulut-ku kepada Hani.

“Kakakkkk bagiii donggg peju-nyaaa” rengek Hani kepada aku, meminta cairan nikmat yang tertampung dalam mulut-ku.

“Siwni…” ucapku memanggil adik-ku. Sebagai Kakak yang baik, aku harus membagi cairan nikmat ini. Kucaplok mulut Hani, kami bercumbu hebat. Kusalurkan sperma yang berada dalam mulut-ku, kedalam mulut Hani. Sekarang dua wanita dewasa ini mengisi lambung masing-masing dengan sperma yang hangat. Setelah semua habis kutelan sperma lezat Andre, aku dengan sigap membersihkan penis Andre. Hani tak lupa juga turut membantu. Seperti biasa yang ada Penis Andre kembali kalau dibersihkan dengan mulut.

“Ayo Tante, saat-nya kita ke menu utama. Siapa duluan ini?” ajak Andre.

“Aku-aku Dre pleaseee, Kak Santy sudah sering kan? Gantian aku yang sudah lama gak ngerasain kontol kamu tauuu” jawab Hani dengan antusias sambil berjingkrak-jingkrak senang.

“Duh dek, kamu kayak anak kecil saja sih hihihi” ejek-ku.

“Biarin….weekkk yang penting dapet enak” Hani memeletkan lidah-nya kepada aku. Memang kayak anak kecil saja, mentang-mentang sering di manja waktu kecil. Lantas aku dan Hani melepas baju yang masih menempel di tubuh kami.

“Lohhh Kak Santy pake buttplug toh hihihi. Sudah di anal belum Kak?”

“Belum Han, masih di latih sama Andre” jawabku, yang hanya di jawab anggukan oleh Hani.

“Langsung apa jilmek dulu nich Tan?” tawar Andre ke Hani

Hani menggeleng kepalanya “nggak usah Dre, sudah basah banget ini. Langsung aja Dre, sini baring, aku mau di atas”.

Andre pun berbaring di lantai yang beralaskan karpet ini, terlihat penis tegak menjulang tinggi. Siap untuk mengait lubang wanita manapun. Hani pun meposisikan dirinya di atas kekasih-ku yang jantan itu. Dan…

*Blesh…..”Ohhh….yeshhh…penuhhh…padet…..kontollll ini memang paling enakkkk” racau Hani ketika penis Andre amblas seluruh-nya kedalam liang vagina-nya. Hani pun berdiam diri di atas Andre. Terlihat sedang meresapi penis Andre di dalam lubang nikmat-nya. Berdetik kemudian suara tumbukan selangkangan yang seksi pun menggema di ruang tamu ini. Hani dengan konstan menaik-turunkan badannya. Erangan indah dan seksi juga keluar dari mulut adik-ku itu.

“Enak Dek?” tanya-ku iseng.

“Yaaa enakk-lah Kakkk, pakeee nanyaaa lagiiii…oughh…yeshhh” jawab Hani sambil tetap naik turunkan badan-nya.

Aku tertawa mendengar jawaban-nya. Ah daripada nganggur, iseng enak kali ya. Aku beranjak ke sebelah kiri Hani yang masih menggejot penis Andre.

“Mau…oghh..ngapainnn…Kakkkk….?” dengan masih menggenjit kontol, dia bertanya heran, melihat aku yang berada di sebelah kiri-nya. Tidak kujawab, aku langsung menyaplok puting kiri-nya yang ditindik. Terasa rasa besi-nya di-mulutku. Sejak bermain sama Ara, aku jadi ketagihan nyusu sama Wanita.

“Ahhh…kakakkkk….curanggg….ahhh” erang Hani karena hisapan yang keras ku di puting bertindik-nya. Tiba-tiba terasa sebuah tangan merayapi paha kiri-ku.

“Oghhh…..” desah-ku lepas dari mulut-ku. Ternyata jari-jari kekar Andre mengorek-ngorek vaginaku. Pengertian sekali penjantan-ku yang masih muda ini.

“yesh….yesh….Yeshhh…akuu… keluaar…..” teriak Hani dan bergetar hebat ketika mendapatkan orgasme-nya. Terlihat cairan nikmat tersempot keluar di sela-sela kemaluanya dan milik Andre. Selesai bergetar hebat, tubuh Hani ambruk ke atas tubuh Andre. Terlihat adik-ku ngos-ngosan berupaya menghirup udara.

*Plop…suara nyaring terdengar ketika Andre menyingkirkan Hani dari atas tubuh-nya dan melepas kaitan kemaluan-nya dari lubang nikmat Hani.

“Ayo sekarang giiliran Tante Santy” ajak dia.

“Sini, tante emut kontol kamu dulu sayang” padahal penis besar-nya masih basah, tapi aku penasaran dengan rasa cairan orgasme adik-ku. Kuraih dan kuhisap kemaluan Andre, ohh gini toh rasa-nya hihihi. Tak lama aku langsung minta di genjot dengan posisi doggy.

*Bless….”oh yeshhhh…” desahku ketika penis Andre berhasil menancap ke-dalam vagina-ku. Tanpa memberi ampun, Andre dengan cepat-nya menggejot diriku dengan kecepatan tinggi. Aku sampai merem, dan mengangga tak bersuara saking nikmatnya kontol Andre menghujam diriku dengan cepat.

*Plok Plok Plok Plok

“Nih kak, makan” terdengar suara Hani menyodorkan sesuatu kepadaku. Kubuka mataku, ternyata dia sudah di depanku. Terlihat belahan dan bibir milik Hani yang masih basah. Kuangkat mata-ku melihat muka adik-ku yang masih sayu. Karena sayang segera kulahap ‘makanan apem basah' ini.

“Ohhh kakakkk, enakkkk” desah Hani ketika kulumat lubang surgawi-nya. Meski begitu hanya sebentar saja ‘ku-makan’, karena aku masih ingin menikmati disetubuhi oleh Andre dari belakang secara total.

“Oh…fuck….Dre…. dikittt..lagii…” erang-ku hendak mendapatkan klimaks untuk malam ini. Terasa genjotan Andre malah semakin cepat dan bertenaga. Andre juga memainkan buttplug yang masih menyumpal lubang anus-ku, hal itu menambah rasa nikmat persetubuhan ini.

Berdetik kemudian aku mendapatkan orgasme-ku “Fuckkkk…yeshhhh…Andreee….sayangggg”. *Cret Cret Croet. Kuremas-remas Penis Andre yang berada dalam liang senggama-ku. Cairan-ku meluber keluar membasahi karpet yang berada di bawah-ku.

“Yaelah Kak, karpet orang di basahi lagi. Lepas kontol kamu Dre, giliran Tante Hani lagi”.

*Plop… tanpa memberikan nafas dulu, Andre langsung mencabut penis-nya dari lubang basah nan sempit-ku. Aku langsung terkapar dengan posisi tengkurep. Terkadang tubuh indah-ku ini masih bergetar sesekali. ‘Andre memang sangat hebat’ batinku berucap.

“Terusss….Dreee…teruss” terdengar suara Hani yang heboh. Kubuka mata mencari keberadaan mereka. Ternyata Hani sedang berbaring di atas meja ruang tamu yang cukup tinggi itu. Terlihat kedua paha mulus di betangkan lebar oleh Andre, agar tak menghalangi genjotan-nya yang cepat dan kuat itu.

Aku balikan badanku hingga terbaring menatap plafon rumah Hani. Menerawang kejadian hari ini, tak kusangka aku bisa melakukan threesome bersama dengan adik kandung.

“Aahhhhh……lagii…dapet…lagihhhh…..ohhhh....” erang Hani mendapat-kan orgasme lagi.

“Ayo Tan, sekali lagi biar impas sama Tante Hani. Aku juga sudah mau keluar ini” ajak Andre yang sebentar lagi mendapatkan puncak-nya. Terlihat penis besar sudah basah banget dan kemerahan di kepala-nya.

“Ok-ok sayang, Tante Santy mau di entot juga di meja, kayak si Hani” dengan cekatan Andre membantu diriku. Dengan sadar diri, Hani beranjak dari meja dan menjatuhkan tubuh-nya di sofa-nya yang empuk.

*Blesh……”Ohhh….” tanpa banyak bicara, Andre kembali langsung menghujam dengan cepat dan kuat. Berbeda dengan suami-ku, genjotan Andre terasa kuat dan berat bertenaga.

*Kring…Kring…Kring…Kring… sial HP-ku berdering. Dengan sigap Hani mengambil-nya, dan melihat siapa yang mengganggu acara menggapai nikmat-ku.

“Waduhhh Kak, ini si Henry yang nelpon loh” Duh sialan anak itu, cuma bisa mengganggu kesenanganku saja.

“Reject aja Han” perintah-ku ke Hani. Lantas di matikan panggilan itu oleh Hani.

*Kring…Kring…Kring…Kring… Handphone-ku kembali berdering.

“Si-siniii deh Han, Hp-ku” ucapku sembari mendesah-desah akibat genjotan Andre.

“Halo mam….” terdengar suara Henry menyapaku. Tapi tak kujawab langsung, karena aku menutup mulut ku erat-erat agar desahan nikmat tidak terdengar.

“Halo…Mam dimana? kok gak jawab telpon Henry tadi” kembali Henry bersuara mencari aku, Mama-nya. Mendengar suara-nya terus malah membuat semakin kesal saja. Lebih aku segera menyudahi telpon dari Henry.

“Dre, Han diem dulu yaaaa” bisik-ku pelan kepada mereka berdua.

“Unghhh…hh….a..ada...a...paa…hh….Henn?” ucapku patah-patah, karena Andre tetap saja menggejoti aku. Walau pelan tetap saja berasa, mau tak mau aku mendesah-desah pelan dan terbata-bata berusaha terdengar normal.

“Mama dimana? kok belum pulang jam segini?” kembali Henry bertanya. Kembali aku tak bisa menjawab-nya, karena aku menggigit bibirku sendiri untuk menahan desahan agar tidak lolos dari mulut-ku.

*Plok….plok….plok….

“Enghhh….mama…oh……pelannn….” tak kuat menahan nikmat, desahan pun terlepas dari mulutku ketika hendak membalas Henry. Sialan Andre malah mempermainkan aku.

*Plok….plok….plok….

“Mama lagi ngapain sih?” terdengar suara Henry yang binggung yang sedang terjadi di-sini

“Bentar…..please…” ibaku kepada Andre, berharap dia berhenti menghujamkan penis-nya kedalam tubuhku.

“Hhihihi Kak Santy lucu deh” tawa Hani melihat diriku yang sedang kesusahan menahan nikmat agar tidak ketahuan oleh anak-ku.

“Tidak apa-apa tan, biar Henry tahu” ujar Andre seraya tetap memaju-mundurkan pinggul-nya.

“Be-belum saatnya Dreee….” ucapku pelan, agar tidak terdengar Henry.

Aku harus mencari alasan yang cocok untuk mengelabui anak tidak berguna itu “ehm….Hennn Ma-mama.. lag-lagi dipijet a-ja kok” ucapku.

“Dipijet sama siapa dan dimana Mam? Masa sampai malam gini” di malah bertanya lagi, dasar anak sialan.

“Di-di rumah tante Hani akhh….aduh…” ucapku, tapi memang benar aku dirumah Hani-kan hihihhi. Tapi sensasi digenjot oleh Andre bersamaan dengan mendengar suara Henry, malah membuat diriku mencapai klimaks lebih cepat.

“Oalah…. mama di rumah Tante Hani. Kok gak bilang sih Mam…..”

“Di-dikit lagiii Dre….” erangku kepada Andre, memberitahu sebentar lagi aku akan orgasme lagi.

*Plok….plok….plok….

“Su..dah ya Hennn, Ma-ma gak kuat nahan lagi… nanggung…besok pag-i ma-ma pulang kok akhhh….yeshh” jawab-ku buru-buru/

“Loh Mamm….” itu suara Henry yang terakhir kudengar.

*Crek….kumatikan saja telpon itu.

“Yeshh….sayang….aku keluar lagiiii……” Aku pun klimaks nikmat mendapatkan orgasme lagi. “Bareng Tan…..okhhh….shit….”

Andre melepaskan penis-nya dari lubang nikmat-ku. Dan menghempas kan diri di sofa. Hani pun menghampiri aku yang masih menggankang lebar dan melihat vagina-ku penuh dengah sperma Andre.

“Wuihhh Kak, peju Andre kental banget tuh. Bisa hamil tuh pasti hihihi”.

‘Hamil?’ tanyaku sendiri di dalam hati. Selama ini aku selalu minum morning pill agar tak hamil oleh Andre. Dengan usia saat ini, aku masih bisa hamil lagi. Kurasa hamil lagi tidak masalah, toh ayahnya pasti ganteng dan kuat seperti Andre. Hihihi. Ya mudahan-mudahan kelak kalau jadi hamil, anak-ku nanti tidak payah seperti Henry.

“Dree…” panggilku lirih ke kekasihku. Dia pun mendongak ke arahku.

“Kamu pernah menghamili seorang wanita?”

“Belum sih tan, emang kenapa Tan? Jangan bilang kalau tante mau bikin anak sama aku?”

Aku jawab dengan senyum lebar, seraya mengelus perut-ku di hadapan calon ayah bagi anak-ku. Memang konyol aku ingin seorang pemuda berumur 18 tahun menghamili diri-ku.

“Kamu seriusan Kak? Aku cuma bercanda lohhhh. Nanti kata orang-orang apa kalau kamu yang janda bisa hamil” tanya Hani yang cemas kalau aku Hamil nanti.

“Ya bilang saja kalau aku lagi pengen punya bayi gantiin Henry yang mau kuliah, bisa kan? Lagipula persetan dengan orang lain, aku tak peduli kata-kata mereka” ucapku yakin dengan keputusan-ku

“Terserah kamu deh Kak” ucap Hani pasrah dengan keputusan yang sudah bulat.

Sontak aku teringat akan sesuatu,” Ah iya Dek, suami kamu gimana? Kamu selingkuh dari dia ya? Berarti kamu member FSL seperti Andre juga ya?” tanyaku bertubi-tubi. Aku lupa dengan keberadaan ipar-ku beserta keponakan-ku. Saking nafsu-nya tadi, aku lupa kalau bersetubuh dengan hebat-nya di rumah orang. Meski sudah menjadi binal begini, aku masih ingat dengan keutuhan rumah tangga Adik-ku.

“Hihihihi, ayo ikut aku sini” tawa Hani lalu menarik tanganku untuk berdiri. Tak melawan aku ikuti ajakan Hani. Kami berdua masih telanjang dengan polos, tanpa sehelai benang apapun yang melekat. Andre kami tinggal di ruang tamu.

Ternyata dia mengajak aku ke lantai 2 rumah-nya. Langkah demi langkah aku jalan-kan mengikuti Adiku-ku. Dan akhir-nya sampai disebuah pintu. Hani menggapai gagang pintu dan membuka-nya.

*Clek….. Dan terbuka lah pintu itu....

Astaga……

Aku tak percaya apa yang sedang kulihat sekarang.....

Jessi keponakan-ku dalam keadan bugil, sedang bersimpuh di antara dua laki-laki dewasa yang sudah telanjang juga. Mulut-nya sedang terisi oleh penis berukuran besar, sedangkan tangan-nya satu sedang menggenggam penis orang lain yang tidak aku kenal. Saking shock-nya, aku baru tersadar kalau ternyata penis yang sedang di hisap oleh Jessi adalah milik papa-nya sendiri. Saking sedang asik-nya, mereka semua tidak menyadari kehadiran aku dan Hani. Kedua lelaki itu membelakangi kami, dan Jessi juga sedang terpejam mata-nya menikmati penis papa-nya. Semua orang yang berada dalam ruangan ini dalam keadaan telanjang polos tanpa sehelai benangpun

Aku tercekat melihat ini semua, kutoleh mata-ku ke Hani berharap penjelasan dari dia. Hani menyadari aku yang terkejut melihat ini semua. Adik-ku itu hanya tersenyum seperti tidak ada yang salah dengan ini semua.

KELUARGA MACAM APA INI teriak-ku dalam hati.

“Pah…." panggil Hani kepada suami-nya. Lantas Doni menggerakan kepala-nya menoleh kepada istri-nya,

“Loh sudah selesai main-nya di bawah?” tanya Doni biasa dengan kehadiran aku, kakak ipar-nya yang masih terpolongo. Dengan cepat aku menutup diri-ku dengan kedua tangan-ku. Tidak mungkin aku meperlihatkan tubuh-ku kepada mereka semua.

*Plop...."Haiiii tanteeee" seru Jessi menyapaku histeris, setelah melepaskan kemaluan papa-nya dari mulut-nya sendiri. Terlihat disekitar mulut-nya belepotan dengan cairan kental putih. Itu sperma, ya itu pasti sperma Doni, ayah-nya sendiri. Kurasa juga ada sperma orang yang tidak aku kenal itu. Lama tidak bertemu dengan mereka semua, sekali ketemu malah seperti ini.

"Ha-hai" balasku terbata-bata.

"Iya Pah, si Andre sudah keok. Diperes mulu sama Kak Santy dari pagi tadi, makanya cepat" jawab Hani enteng.

"Ka-kalian sudah gila semua ya!" sergahku kepada mereka semua. Lalu mereka semua menatapku.

"Gila? Lah kak, kamu sendiri saja ngentot-ngentotan sama teman-nya anak sendiri. Hayooo" sindir Hani.

"Ta-tapi kan a-aku nggak main sama darah daging ku sendiri. Tidak seperti kamu yang berlaku tidak pantas sama Jessi. Kamu pasti memaksa Jessi kan?" tuduh-ku kepada mereka.

Doni dan Hani, pasangan suami-istri tertawa mendengar pernyataan-ku yang menuduh mereka.

"Hahahaha, coba Jess. Kamu senang nggak? gituaan sama papa dan mama" tanya Doni seraya mengelus kepala Jessi yang sedang menghisap kemaluan-nya.

*Plop...."Gak kok Tante Santy, aku malah sama senang sama ini semua kok, enak sih hihihih. Lagipula aku sendiri kok yang minta di ajak" jawab Jessi. Selesai menjawab pertanyaan papa-nya, keponakan-ku itu kini melayani penis orang yang tidak aku kenal itu. Dia melakukan itu semua seperti tanpa paksaan.

"Tuh dengarkan? jawaban dari anak-nya sendiri, dia senang dengan ini semua dan tidak menyesal kak" jawab Hani.

"Lalu dia itu siapa?" tanya-ku seraya menunjuk lelaki yang tidak aku kenal itu.

"Ohhh dia nama-nya Bambang. Itu supir aku kak, dia memang suka kami ajak 'main' juga kok hihihi. Jadi gak cuma nganter tapi ngentot juga hihihi" jawab Hani dengan enteng. Berarti dia membiarkan orang lain juga merasakan tubuh-nya dan milik Jessi juga. Dan kini orang itu menatap-ku dengan tatapan yang nafsu, bagai serigala melihat mangsa.

"Gilaaa ini gilaaaa" ucapku.

"Sudahlah aku mengerti kalau kakak kaget dengan ini semua. Aku juga mengerti kakak kakak tidak bisa menerima ini semua. Tapi aku minta jangan kakak menghakimi kami semua. Aku saja tidak marah sama kakak yang main sama Andre kan?".

Aku menggangguk setuju dengan kata-katanya. Aku tidak berhak menghakimi mereka semua. Toh aku juga sama parah-nya, bermain dengan teman anak-ku sendiri. Malahan aku malah menyiksa nafsu Henry. Aku sendiri tidak pantas disebut sebagai seorang ibu.

“Jadi gini Kak Santy yang ku-sayang, aku yang minta Andre untuk dekat dengan kamu Kak. Kuminta Andre untuk memberikan kamu kepuasan duniawai yang tiada tara. Karena aku yakin dia bisa. Jadi semua ini rencana aku Kak, termasuk malam ini. Aku ingin kakak masuk ikut dalam keluarga-ku yang menganut seks bebas” ucap Hani panjang lebar menggelegar mengagetkan aku. Jadi Andre mendekati aku karena perintah dia.

“Kenapa berbuat seperti itu Hani? kepada kakak-mu sediri?! Kamu sadar nggak, kalau aku jadi rusak begini?” tanyaku geram kepada Hani.

Mendengar aku yang kesal, Hani menarik aku keluar dari ruangan itu. Tanpa melepas tangan-ku, dia berkata "Maaf kak, aku melakukan ini semua demi Kakak".

"Demi aku?"

Hani mengganguk "Iya kak, karena kakak sudah menjanda selama 2 tahun lama-nya pasti lupa akan nikmat-nya melakukan seks kan? pasti butuh kan?". Mendengar penuturan dia ada benarnya. Sibuk dengan usaha-ku dan mengurus Herny yang selalu membuat-ku kecewa, membuat tubuh dan mental-ku lelah. Setelah di pikir-pikir lebih jauh, aku menjadi tidak kesal terhadap Hani yang menjebak-ku. Malahan aku harus-nya bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada Hani.

"Iya kamu benar, diriku memang butuh kenikmatan akan seks" jawabku.

"Jadi kakak tidak marah kan?" tanya Hani penuh harap. Berharap aku tidak marah dengan semua rencana-nya.

Aku peluk Hani hangat dan menatap wajah-nya "Jujur, kakak senang dengan kehadiran Andre dalam hidup kakak. Dia memberikan nikmat yang belum pernah diberikan sama mendiang suami kakak. Jadi kakak ucapkan terima kasih sudah memberikan Andre kepada Kakak" Lalu kucium bibir Hani, yang kulanjutkan dengan cumbuan. Tak lama kulepas pagutan bibir-ku.

"Tapiiiii....." lanjut-ku menggantung ucapan-ku.

"Tapi apa kak?"

"Kakak masih tidak suka cara kamu yang ngejebak kakak? kamu kenapa tidak ajak langsung sih?" tanyaku kepadanya seraya memeluk-nya keras.

"Aduhhhh-duhhh, iya kak, ampun lepasin....atiddd" ucap Hani yang kesakitan, lantas kukendorkan pelukan-ku.

"Kalau aku ngajak langsung, nanti yang ada kakak tidak mau nerima sama sekali. Makanya aku minta Andre menaklukan kakak secara perlahan. Jadi biar tahu dulu dengan respon kakak, positif atau tidak" Penjelasan Hani cukup masuk akal buatku.

Setelah mendengar penjelasan panjang lebar, aku dan Hani turun kebawah. Terlihat Andre yang sudah terlelap di sofa. Wajar saja, dia sudah menggempur tubuh-ku dari pagi. Ditambah lagi tadi juga ikut menggenjoti Hani. Aku dan Hani sekarang terlibat obralan yang panjang membahas banyak hal. Termasuk dia menjelaskan keikutsertaan Jessi dengan ini semua. Dia juga memberitahu diri-ku kalau mereka satu keluarga adalah member FSL. Hani pun mengajak aku bergabung, tapi aku tolak karena belum siap. Lanjut kami ngobrol hingga capek. Karena sudah tengah malam dan lelah, aku putus-kan untuk menginap di rumah Hani

Besok-nya

Subuh menjelang pagi, aku dan Andre bersiap untuk pulang. Aku hanya pamitan dengan Hani, karena Doni dan Jessi masih tertidur pulas karena pertempuran semalam. Jadi aku hanya titip salam kepada mereka. Sebelum aku pergi, Hani bertanya kepada-ku "Jadi kakak tidak mau mengajak Henry untuk ikutan juga?".

"NGGAK" jawabku tegas.

"Memang-nya kenapa kak?"

"Karena dia tidak pantas merasakan ini semua, dia hanya memberikan aku kekecewaan. Lagipula karena ulah-nya sendiri, mama-nya jadi maniak seks".

"Ohhh begitu yaaaaa. Ya memang, Andre bilang kalau Henry adalah kunci untuk ngentot sama kamu kak, hihihi?".

"Nah itu kamu tahu, pake nanya lagi? kamu mantau terus ya".

"Hihihi, iya dongggg.... kakak-ku sayang. Biar tahu kapan kamu siap kerumahku".

"Dasar, bisa-bisanya kamu mata-matain kakak sendiri" ledek-ku kepada Hani.

"Hihihi. Oh iya kak, kapan-kapan main kesini ya. Kita ngentot bareng-bareng ya" Ajak Hani. Tidak bisa bohong, aku juga ingin merasakan penis ipar-ku. Kulihat semalam kemaluan Doni cukup besar dan berurat, walau tampaknya tidak sehebat punya Andre. Dan aku juga ingin menggerayangi tubuh Jessi yang ranum dan putih itu. Sejak berlesbian ria sama Ara. Aku jadi tertarik dengan tubuh wanita.

"Ayo deh kapan-kapan. Kakak pengen icip punya Doni juga, kayak-nya enak" ucap-ku tertarik dengan ajakan Hani.

"Tuh kan, kakak kegatelan sama suami orang. Suami-nya adik sendiri lagi, dasar kakak binal".

"Biarinnn....wueek....yang penting enakkkk. Dah ya Dek, kakak pulang dulu. Dadah". Lalu aku naik ke mobil Andre, dan pulang ke-rumah.

Flashback selesai

Bersambung......





Asiiiiikkkk ajib2
 
Dan setibanya Santy dirumah, Santy mencari-cari Henry anaknya, ternyata Henry telah pergi dari rumah itu.

Dan hanya meninggalkan handphone beserta secarik kertas yang tulisannya : "Ma, maafkan Henry yang telah membuat mama marah-marah terhadap Henry. Henry tau, bahwa Henry sering melawan mama, gak mendengar apa yang mama katakan dan sering membuat mama jengkel. Mulai hari dan seterusnya Henry gak akan tinggal dirumah ini lagi. Dan Henry sudah tau hubungan seperti apa mama dan Andre. Bahkan Henry anak mama sendiri pun mama hina mama maki didepannya. Henry akan hidup seorang diri diluar sana, dan kelak suatu hari Henry sukses dan mempunyai developer game sendiri sebagaimana minat dan hobi Henry. Dan untuk mama, mama suatu saat pasti menua, dan tidak layak dinikmati oleh si bajingan Andre. Mama pasti tau itu. Suatu saat nanti pasti mama akan mencari Henry. Henry yakin itu. Jadi mama jangan pernah mencari-cari Henry ya. Semoga hari-hari mama bahagia bersamanya. Oh ya ma, Henry pun sudah tau hubungan dia sama Tante Hani, keluarga Tante Hani pun sudah tau Henry bagaimana. Ternyata keluarga rusak, hamil karena kecelakaan, anak gadis sendiripun dikentot sama Om Doni. Sudah ya ma, SELAMAT TINGGAL."

Sejak saat itu Santy pun tidak peduli sama Henry, anaknya. Dan Santy pun bebas melakukan apa saja sama Andre ketika dirumah. Kadang-kadang pun Santy mengajak Hani kerumahnya beserta suaminya serta Ara. Sampai-sampai suatu ketika Santy mulai merasakan sakit tiada tara dimemeknya. Pergilah Santy ke rumah sakit dan diperiksa oleh dokter. Ternyata Santy mengidap HIV karena melakukan seks bebas dengan siapapun tanpa memakai pengaman.

Hubungan Santy dan Andre pun merenggang karena Andre tau Santy terkena penyakit HIV. Andre pun menjauhinya. Hani dan keluarganya pun menjaga jarak terhadap Santy.

4 tahun kemudian.

Suatu ketika Santy mulai menyadari anaknya, anak semata wayang nya. Santy pun ingin mencarinya, karena teringat surat yang ditinggalkan oleh Henry, dia pun membacanya lagi, Santy pun mulai menyesal dalam lubuk hatinya, karena dulu dia sudah tidak menyayangi anaknya, bahkan sampai-sampai menghina dan mengejek nya didepan Andre bahkan didepan adiknya sendiri (Hani). Santy pun mulai menangis. Tidak ada satupun yang peduli sama dia. Karena penyakit HIV yang dideritanya.

Santy pun mulai mencari-cari Henry, bahkan ia meminta tolong kepada Hani untuk membantunya mencari Henry. Berhari-hari, berbulan-bulan lamanya akhirnya Santy dan Hani berhasil menemukan Henry disuatu alamat.

Dan ternyata Henry sudah menjadi orang sukses dan menjadi developer game terbesar se Asia-Pasifik. Rumah mewah, ada penjaganya.

"Yakin kamu ini rumahnya Henry, Han?" Tanya Santy ke Hani.
"Yakin sekali aku kak, karena kakak minta tolong ke aku, aku bantu, sebenarnya pun aku ogah bantu kakak, seandainya kakak gak bersikap dingin sama Henry dulunya dan kakak kena penyakit seperti ini. Ini pun aku meminta bantuan sama kenalanku tuk cari-cari si Henry." Ucap Hani kepadaku.
"Makasih ya Han. Aku hanya mau minta maaf apa yang telah aku lakukan ke Henry selama ini."
"Ya udah, kita tanya saja sama penjaga itu."
"Selamat siang pak. Apa benar ini rumah Henry." Tanya kami berdua.
"Selamat siang Bu. Iya, benar ini rumah pak Henry. Maaf, ibu-ibu ini siapa ya?" Tanya bapak penjaga tersebut.
"Saya Santy, ibunya Henry dan ini Hani, tantenya Henry pak." Ucap Santy.
"Loh, pak Henry gak pernah bilang kalo masih ada orangtua dan keluarga nya." Kata si penjaga.
"Benar pak, kami keluarganya." Ucap Tante Hani sambil menimpali.
"Kalo bapak tidak percaya, coba panggil saja Henry nya dan tanyakan." Kata Santy.

Penjaga pun membuka gerbang dan mempersilahkan masuk Santy dan Hani.

"Tunggu disini ya, saya panggil pak Henry nya dulu." Kata si penjaga.
Santy dan Hani pun menjawab dengan menganggukkan kepala.

'Tok... Tok.... Tok...' suara pintu diketuk.

"Napa pak Ujang?" Ucap seorang pembantu dari dalam rumah tersebut.
"Pak Henry kemana bi?"
"Ada tuh didalam, kenapa?"
"Ada yang nyariin bapak, coba bibi panggil kan sebentar."

Si bibi pun masuk kedalam rumah mewah itu dilihat oleh Santy dan Hani dari pos penjaga. Gak lama keluar seorang pria gagah dan berotot hanya memakai celana pendek memamerkan otot sixpack dan tercetak rudal balistik nya dari celana pendek yang dikenakannya.

"Siapa yang cariin saya pak?"
"Ada dua orang ibu-ibu mencari bapak."
"Siapa?"
"Namanya Bu Santy dan Bu Hani pak. Ngaku-ngaku sebagai ibu dan Tante nya bapak katanya."
"Mana orangnya pak?"
"Itu dipos, saya suruh tunggu dipos pak."
"Yasudah suruh masuk saja."


Dan si penjaga menemui Santy dan Hani.

"Ibu-ibu disuruh masuk sama pak Henry." "Terima kasih pak." "Sama-sama Bu."

Masuklah Santy bersama Hani. Didalam hati Santy mulai bangga melihat hasil jerih payah anaknya, ada rasa kagum kepada sang anak, begitu juga Hani, berdecak kagum melihat isi rumah dari keponakannya itu. Sekilas Santy melihat sebuah poto besar, dan ternyata itu poto pernikahan Henry. Dilihatnya dengan seksama.

"Lihat Han, Henry gak hanya sukses, dia sudah menikah, lihat istrinya, cantik sekali ya?"
"Eh, iya ya kak, sudah gagah sekarang, istrinya pun cantik. Dan tadi aku lihat dia berbeda sekali sama yang dulu."
"Iya han, aku menyesal dan aku mau meminta maaf atas perlakuanku kepadanya dulu."
"Iya, aku pun demikian kak, karena aku juga kakak begini, imbasnya ke Henry."

Dan Henry pun turun dari lantai 2 beserta istrinya. Ternyata istrinya sudah tau masa pahit masa kelam si Henry.

"Henry." Sapa Santy.
"Maaf, kalian siapa? Dan kenapa mengaku-ngaku sebagai ibu dan Tante dari suami saya." Ucap istri Henry.
"Perkenalkan nama saya Santy, mamanya Henry, dan ini Hani, tantenya Henry." Kata Santy perkenalkan diri.
"Mau ngapain kalian kesini, apa sudah capek kalian ngentot sama Andre, dan menyesal sekarang. Dulu sampai-sampai menghina dan mengejek aku." Ucap Henry marah.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd