Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mam... Aku Minta Maaf

Survey pertimbangan Plot NTR/cuckold buat cerita baru nanti (kalau ada yang lain boleh dm)

  • adik laki-laki vs Kakak Perempuan + adik laki

    Votes: 61 10,6%
  • adik laki-laki vs Kakak Perempuan (no incest)

    Votes: 42 7,3%
  • suami vs istri

    Votes: 58 10,1%
  • Ayah vs anak perempuan

    Votes: 69 12,0%
  • anak laki vs ibu kandung + anak/adik kandung yang lain.

    Votes: 248 43,2%
  • anak laki vs ibu kandung (no incest)

    Votes: 172 30,0%
  • Suami vs istri + anak perempuan

    Votes: 45 7,8%

  • Total voters
    574
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Perhatian part ini sudah di-edit dan di-update di tanggal 29-01-2022

Part 3

Jam 11.23 WIB

Didalam Mobil Andre

PoV Santy

Baru aku mendudukkan diri di kursi mobil Andre, dan kulihat Andre terbenggong melihat penampilanku. Duhh tatapannya malah membuatku menjadi salting saja. Bukannya menginjak gas untuk jalan dia malah diam dan menatap terus ke badanku, mulai dari atas dan ke bawah.



Dengan nada manja “Ihhhh kamu ngapain sih, ngeliatin tante kayak gitu banget sih, Dre” tanyaku.

“Pangling aku lohhh, biasanya kan aku cuma lihat tante cuma pakai kaus dan celana lebar saja” puji Andre terkagum dengan perubahan cara berpakaian.

“Wuihhh gini dong tan, pakai legging. Kalau gitukan, Kan jadi lebih modis dan sexy”.

“Iya nih hihihihi, kan kamu yang nyuruhhh. Supaya lebih modis-kan ” balas ku senang mendengar pujiannya.

“Dan sexy juga dong tannnnn” tambah dia

“Dasar mesum ihhh kamu” omelku.

“Hahaha, wajar aku kan cowok tulen” Langsung dia tertawa

“Iya-iyaaa sama sexy juga deh” dengan malu-malu aku setuju dengan perkataan Andre.

“Lihat nihh”
*Plok….
“Ehhh…..” pekikku
Astaga dia baru saja menampar pahaku bahkan terasa sekilas meremasnya juga. Secepat kilat kubalas dia dengan mencubit tangannya yang baru saja menyentuh tanganku.
Tapi tetapku omeli dia, aku harus menjaga wibawaku sebagai wanita dan orang yang lebih tua.
“Ihhhhhh kamu Dre, ngapain sehh” erangku.
“Hehehe, nih kan buktinya paha tante sexy”.
“Duh kamu Dre…..”
Harusnya aku marah, tapi sentuhan dadakan tadi membuatku kaget. Tiba kuteringat akan jamahan yang sudah tak pernah kurasakan lagi dari seorang pria. Aku sempat terdiam, mencoba mengingat rasanya. Euhhh

“Oh ya si bocah game lagi ngapain tante?” lanjut dia menanyakan keberadaan anakku.
Dengan mendesah capek “Yahhhh biasalah Dre, apalagi kalau gak nge-game”
“Terus dia sudah daftar kuliah tan?”
“Entahlah Dre, kayaknya belum juga” dugaku.
“Wah si Henry bener-bener deh. Entar dia gak bisa kuliah loh tan.”
“Nah itu makanya Dre, tante sudah wanti-wanti anaknya juga. Hampir tiap hari selalu tante ingetin loh”.
“Tapi ya gitu…..”
“Hanya game dan game di otaknya. Sudah ah Dre yuk jalan, tante gak mau ngomonging Henry. Tante mau ngilanging stress dari mikirin dia” mohonku ke ke Andre.
“Ok ok deh tan, yuk kita cussss”.

PoV ke-3

Selama perjalanan, sanjungan dan juga candaan yang memikat hati datang bertubi-tubi dari seorang pria bagai Arjuna yang menembakkan panah cinta ke pujaan hatinya yang tak lain janda cantik yang merupakan ibu temannya itu. Selain itu, tak lupa si pemuja wanita memberikan juga sentuhan-sentuhan fisik yang di paha dan di lengan. Remasan-remasan halus dan cubitan manja hinggap di tubuh sang hawa. Awalnya si Wanita risih atas perlakuan yang diterima di seluruh tubuhnya, tapi bagai padang gersang yang di siram dia menjadi mulai menikmatinya dan membiarkannya.

Kendaraan roda empat nan mahal itu berjalan menembus jalanan ibukota di siang hari yang cenderung sepi, dan tak perlu waktu lama mereka sampai di tujuan.

Jam 11.51 WIB

Selesai memarkirkan mobilnya “Tan kayaknya mending kita cari asupan dulu deh” saran Andre. “Iya Dre, pas tante juga laper banget ni” angguk Santy setuju.

Tak lupa Andre tetap melemparkan pujian-pujian, rayuan-rayuan dan sentuhan-sentuhan ke Santy. Seperti orang yang berpengalaman menalukkan wanita, Andre pintar membaca situasi, dia mengerti jangan sampai membuat Santy tersinggung.

“Sebenernya tante ini tergolong awet muda loh dibanding ibu-ibu lain. Apalagi sekarang ditambah sering olahraga sama Andre.” puju Andre.

Wanita mana sih yang tidak senang dipuji awet muda. Tak terkecuali Santy, si Janda yang sedang bertransformasi menjadi lebih seksi. “Kamu ini yah, gak kayak kemarin-kemarin yang biasa-biasa aja sama tante, eh belakangan kamu malah muji-muji tante terus”.

“Serius loh tante, sekarang tante kan jadi lebih seger dan cantik dibanding dulu”.
“Kalau bisa Tante jadi pacar Andra saja deh hehehhe” lanjut Andre dengan cengegesanya.

Langsung Santy membalas rayuannya “Heh! terus pacar mu Ara mau dikemanain ?”
“Yah kalau Tante jadi pacar Andre, si Ara bisa kali dijadiin selingan doang Tan hahehe” gurau Andre ke Santy.
“Ihhhh kamu ini yaaa umurnya sudah gede. Bukannya jadi seorang gentleman, malah jadi buaya darat” hardik Santy bercanda.

Terdengar andre membalas “Hehehe bukan cuma umur kok yang gede” gurau Andre mesum sambil tersenyum berarti. Dan Santy terkekeh karena mengerti apa yang dimaksud dengan ucapan Andre. Melihat Santy tidak marah, Andre mengerti kalau tante ini senang atas guraan mesumnya.
‘‘hihihi emang apa yang bes...”
“Permisi….. Ini pesanannya”
Tiba-tiba pelayan mengiterupsi pembicaran mereka, untuk mengantarkan makanan mereka.
Karena pesanan sudah datang, Santy dan Andre tidak lagi melanjutkan obrolan mereka yang mulai menjurus mesum.

Jam 13.00 WIB
PoV Santy


Selesai membayar bill, Andre lekas mengajakku ke toko sepeda yang dia maksud. Sambil melangkahkan kakiku, aku berpikir heran bisa-bisanya tadi kita hampir ngobrol mesum. Apakah pantas seorang yang lebih tua sperti aku menerima gurauan seperti itu dari yang lebih muda terlebih lagi dari lawan jenis. Ah kutepis pikiran kolotku, harusnya hidup di bawa santai saja. Umur harusnya tidak menjadi pembatas untuk bercanda yang mesum yakinku. Tua atau muda sama saja, harus menikmati hidup.
Ketika sampai didepan tokonya, dia langsung saja masuk ke dalam meninggalkanku di pintu masuk. Kupandang dia bertemu dengan seseorang didalam. Kurasa orang itu yang punya toko sepeda ini. Terlihat Andre dengan orang tersebut sudah sangat akrab. Tapi kenapa orang yang menjadi lawan bicara Andre, terkadang melirik ke arah aku dan tersenyum aneh. Ah paling Andre cerita yang tidak-tidak pikirku.
Lalu kuputuskan untuk masuk dan melihat sekeliling. Kuperhatikan isi toko ini, banyak sekali gear-gear untuk bersepeda dan juga terdapat alat-alat olahraga lainnya. Sembari barjalan aku menemukan sebuah pintu besi yang bertuliskan “Member FSL Only”. Aku bertanya dalam hatiku itu keanggotaan apa ya. Ah tapi sudahlah buat apa aku menghiraukan itu, paling cuma club para goweser. Lantas aku melanjutkan berkeliling di toko ini. Kemudian aku lihat Andre sudah selesai ngobrol dengan orang itu, dan menghampiriku. Dan dia mengajakku masuk lebih dalam.

Akupun bertanya “ Dre kamu sudah langganan sama tokonya ?”
“Iyahh toko ini punya temen aku, jadinya sering dapet diskon dan dia juga terima orderan custom”
“Kamu cerita yan aneh-aneh tentang tante ya ke dia ?” tuduh ke Andre.
“Yahhh tante curigaan gitu, aku cuma bilang tante ini pemula dalam bersepeda. Jadi aku minta bantuan dia” jawab dia membela.
“Hmmmm beneran ya?” tanya ku untuk meyakinkan.
“Iya tann. Mari, aku kenalin sama yang punya” ajak Andre
Aku terima ajakannya dan bersamanya aku menuju ketempat orang itu berada, di balik counter di dalam toko.
Ketika sudah dekat, dia membuka suara duluan menyapaku “Halo….. saya Albert (25 Tahun) yang punya toko ini, salam kenal tante”. Terlihat tangan di majukan kediriku untuk bersalama.
“Haiii perkenalkan saya Santy” Kujawab sapaan orang ini seraya aku ulurkan tangan kananku untuk menjabat tanganya.

“Tadi Andre cerita, katanya tante lagi mulai fokus sepedaan ya?”
“Iya nih, tante masih pemula sih, lumayan mengisi waktu luang sekalian bikin sehat juga” Jelasku.
“Sekalian bagusin body Tan, biar makin sexy” timpal Andre tiba-tiba.
Spontan** aku mencubit pinggang Andre
“Ichhh Andre mah… gitu dehh”
Kulihat Andre meringis sakit dan Albert hanya tertawa saja.
“Hahaha, kalau gitu untuk tante, saya kasih diskon pemula dan diskon teman Andre ya”
“Ohhh bener niih ada diskon buat tante?”.
“Iya tan, biar nambah pelanggan setia-nya hehehe. Silahkan tante dilihat dan dipilih” jawab Albert memastikan.

Kemudian aku bersama Andre memutari seluruh toko Albert, dan memilih perlengkapan yang aku butuhkan.
Tiba-tiba Andre teriak ke aku ”Nihhhh tante, jersey sepeda yang kumaksud tadi Pagi. Tante harus beli ini ya”
Kulihat kemana arah jari Andre menunjuk dan Aku terbelalak kaget melihat pakaian itu.
“Ehhhh perlu yaaa….. tante make gituan?”.
“Memangnya kenapa tante?”
“Itu ketat banget soalnya…”
“Bahkan lebih ketat dari legging tante ini….”
“Tante maluu…. “ keluhku disertai cemberut manja ke Andre.

“Tanteku sayang….. ayo dong gak papa-papa. Percuma dong tante sudah capek-capek olahraga ama Andre. Lagipula kan sekarang tubuh tante sudah lumayan sexy ” dia mengeluarkan rayuan mautnya kepada ku. Apakah aku harus marah atau senang mendengar bujukannya itu.

Setelah kutimang-timang, aku akhirnya setuju dengan persuasi Andre. Diriku sudah capek-capek gowes dan minum susu protein dari Andre masa gak menikmati hasilnya sih.

“Iya-iya dehhhh” aku mengalah setuju.

Aku ambil baju itu dari gantungan toko, dan melangkahkan diriku ke fitting room di toko ini. Aku menelanjangi diriku dan memakai jersey-nya.

*Srettttt…..

Kutarik reseletingnya ketas dan terlihatlah seluruh badan ku terbalut baju khusus yang ketat ini di depan cermin. Bener apa yang di katakan oleh Andre tadi, dengan jersey ini Aku merasa sexy dan sporty hihihihi. Kurasa sayang kalau aku tak memfoto diriku sendiri dengan transformasi ini. Ah kenapa tidak aku post di medsos juga ya, aku ingin tahu reaksi teman-temanku atas perubahanku ini.

*Crek



*Crek





Setelah berfoto-foto ria di depan cermin, aku juga ingin mendengarkan pendapat para pria diluar.

Segera aku keluar dari fitting room ini, lantas kulihat Andre dan Albert sedang membelakangiku dan membahas sesuatu sambil melihat komputer. Kudengar Andre berbicara “Bert, pokoknya nanti harus ada banyak variasi speed-nya sama variasi mode-nya ya Bert”.
Aku mendapati Albert menangangguk-nganggukkan kepalanya tanda mengerti.

Lalu aku sapa mereka “Hei…. gimana menurut kalian? Pas gak nih?”.

Kemudian mereka berdua berbalik ke arah suaraku.

“Wow Tante!! Bukan pas lagi tapi sexy banget….” puji Andre
“Lebih dari pas Tante hehehehe” ikut puji Albert sambil memberikan jempol ke arah ku.

Hatiku berbunga-bunga mendengar pujian dari mereka.

Lalu Andre memutari diriku, seperti meniliti tubuhku. Hal itu malah membuatku malu dan tersanjung.

Kemudian dia menggeleng-gelengkan kepalanya, seperti orang terlihat puas atas pencapaiannya.

*Ck… Ck… Ck….

Decak Andre.

“Gak sia-sia kan tan?” tanya dia dengan bangga.
“Gak Dre hiihih” jawabku disertai senyuman hangat ke Andre bagai ucapan terima kasih.

“Nah yuk kita cobain model sepeda, kita cari yang frame-nya yang cocok buat tante”
“Loh tante kan sudah punya sepeda”
“Iya, tapi sepeda-nya gak pas buat postur tubuh tante. Nanti malah jadi bikin cedera parah”.
Aku rasa dia ada benarnya. Dan aku yang sebagai pemula, akhirnya hanya menggangguk dan setuju.
Akhirnya dibantu dengan Albert, kita menemukan sepeda yang sekiranya cocok buat aku pakai nanti.
“Coba naik tan”.

“Nah coba sekarang menunduk posisinya, kayak yang andre ajarin kemarin”

Aku agak canggung dalam posisi ini, bokongku nampak menonjol.

“Ok tan, sekarang dikayuh pedalnya” perintah Andre ke aku.
Aku kayuhlah pedal sepedanya.
yang semulanya kecepatan lambat menjadi lebih cepat, tiba-tiba….
“Eh…..”
*Buk….
Tangan kanan aku slip dan sikut kananku terlempar kearah selangkangan Andre yang sedang berdiri di sampingku.
Akibatnya dia mengerang kesakitan dan tersungkur di lantai sambil memegang selangkangannya, jelas saja aku barusan menyikut “alat-nya”.
“Hahahah mampus lu Dre” ejek Albert terbahak-bahak.

Cuma terdengar geraman kesal dari Andre sebagai respon temannya.
Tapi aku mendadak menahan rasa malu, dan pipiku memerah. Karena aku merasakan sesuatu yang agak keras tadi. Tak salah lagi itu penis milik Andre. Gilaaa kataku dalam hati, tidak lemes aja kerasa apalagi kalau……
Kugeleng-gelengkan kepalaku untuk membuyarkan imajinasi aneh itu, masa aku memikirkan kemaluan seorang pemuda yang seumur anakku.

Dengan rasa khawatir aku bertanya kepada Andre,” Ehmmmm…. Maaf ya Dre”
“‘Itu-mu’ gak apa-apa kan ?” lanjutku bertanya
Sambil tetap mengusap selangkangan dan lanjut berdiri, Andre dengan santai menjawab “Kontol aku gak apa-apa kok tante”.
Aku terbelak kaget mendengar kata-kata vulgar Andre barusan, tapi aku mencoba tetap terlihat tenang. Meskipun begitu aku yakin wajahku tidak dapat menyembunyikan kekagetannya. Sepertinya Andre, tersenyum melihat kekagetanku. Aku rasa dia pikir dirinya lucu setelah berkata jorok tadi.
Selepas pulihnya Andre, Albert langsung menghitung seluruh total belanjaanku. Tentu tidak lupa dengan diskon yang telah dijanjikan.
Dikarenakan belanjaan yang banyak termasuk sebuah sepeda tentu tidak akan masuk ke dalam mobil Andre. Makanya aku memutuskan mengirimkan barang-barangku itu ke ke rumah Andre, dengan menggunakan jasa pick-up. Kok rumah Andre? Ya karena aku yakin Henry tidak akan mendengar panggilan orang dari luar, tentu saja gara-gara game lagi. Apalagi aku masih mau jalan sama Andre. Dan juga di rumah Andre, ada ART.

Sesudah semua beres, sebelum meninggalkan toko Albert kulihat Andre berpesan ke temannya itu “Oh ya Bert, jangan lupa ya…… sepeda custom gw yaa. Jangan lama-lama kirimnya”

“Beres sob hehehe, yah kira-kira 1 atau 2 minggu lah bisa gw kirim” balas Albert

“Sepeda buat siapa Dre? Bukannya sepeda kamu sudah mahal banget ya” tanyaku ke Andre

“Ohhhh bukan buat aku kok Tan, ada lah buat seseorang yang aku kenal hehehe”

“Ehmmm ok, buat pacarmu si Ara ya?”

Dengan menoel-noel iseng ke tangan Andre.

“Cie cie cie perhatian banget sih kamu” godaku ke Andre.

“Hahaha tante ini bisa aja. Ara pacarku mah sudah punya juga yang special-made dari si Albert kok” bela Andre.

“Yuk tan, masih jam segini mending kita ngopi-ngopi di tempat teman aku, deket dari sini kok. masih satu area juga”.
“Oh ya banyak disini temenmu banyak yaaaa”
“Sebenernya satu area ini memang satu sirkel gitu tan.”
“Sirkel?” tanya ku binggung
“Maksudnya satu komunitas atau kelompok gitu tan. Jadi saling kenal semua”.
“Ohhhhh gitu” anggukku.

Kulirik jam tanganku, ternyata masih jam 3 sore. “Boleh deh, yukkk” jawabku dengan semangat.

Di Coffee shop
Jam 15.17 WIB


Lantas kami berdua bergegas ke coffee shop milik temannya. Aku dan Andre tiba di coffee shop milik teman andre. Kulihat coffee shop agak tertutup dari luar dan remang-remang, tapi sangat mewah. Tak kusangka ada tempat ngopi semewah ini, tapi tertutup dari depan. Terasa sangat eksklusif pikirku.
Sambil berjalan menuju meja. Kuterawang para tamu yang ada disini. Aku lihat orang-orangnya yang beragam, tapi ada yang beberapa janggal menurutku. Contohnya Aku melihat pasangan tamu yang terdiri dari dua orang, yang satu merupakan lelaki tua dan yang satu gadis muda. Dan tidak hanya satu pasangan yang berformasi seperti itu. Sangat Aneh kupikir, tapi lucunya aku lupa dengan diriku sendiri, aku jaga sama seperti mereka. Sedang berjalan dengan teman jalan yang jarak umurnya terlalu jauh, bagai pasangan anak dan ibu. Konyolnya aku hihihi.

Setelah duduk di sofa yang empuk ini yang cukup untuk dua orang.
“Tante Santy mau kopi apa nih?” tanya Andre.
“Ehmmm…. Hot Cafe latte dan no sugar ya”.
“Kok gak pake gula, soalnya tante sudah manis ya hahahah” .
“Dihhh gombal” ejekku.

Lalu dia menuju ke tempat barista-nya. Cukup lama dia disana, kurasa dia tidak hanya pesan kopi disana tapi juga ngobrol dengan barista-baristanya. Wajar menurutku sih, toh ini punya temennya. Kulihat mereka malah sambil tertawa juga.

Sambil menunggu tak sadar aku terbengong menerawang kejadian tadi di toko Albert. Apa iya ya tadi itu penis-nya. Kurasa milik mendiang suamiku tak sekeras dan sebesar itu kalau lemas. Aku tersenyum dan menggigit bibir sambil membayangkannya. Tapi bisa-bisanya aku membanding milik almarhum suamiku dengan tetangga mudaku. Bukannya berhenti berimajinasi, aku malah terus memikirkannya tanp henti. Dalam keadaan lemas aja terasa banget, apalagi kalau….

“Tan… Tan…Tan….”

“Ehhhh ya Dreee…”

Aku terbuyar dari lamunanku.

“Tante kok malah bengong sambil gigit bibir gitu sih?” tanya Andre binggung seraya meletakan pesanan kopiku dan kemudian duduk di sampingku.
“Oh gak apa-apa kok, tante tadi mikirin si Henry” jawabku gugup. Padahal aku baru saja membayangku “barang-mu” Dre. Dalam batin ngapain juga aku jawab lagi mikirin si Henry ya, yang ada kalau iya hanya bikin stress saja tuh anak. Tapi gak mungkin aku bilang kalau lagi mengkhayal bentuk penis-nya dan menerka-nerka panjangnya. Lalu kulihat dia tersenyum mendengar jawabanku, apa dia tahu aku berbohong.

“Yaelah, ngapain juga tante mikirin Henry. Mendingan kita nikmati hari ini”. Aku hanya terdiam, sambil meniup kopiku yang panas.

*Fiuhhhh….
*Slurppp….

Kuletakan kopiku dan aku berkata “Makasih banget ya Dreeee, sudah nemenin tante hari ini”
“Terima kasih kembali tan”
“Seperti apa yang aku bilang tadi pagi, apa sih yang gak buat tanteku yang cantik dan sexy”
Bibirku tesungging senyum dan merona merah pipiku ketika mendengar rayuan dan gombalan. Akhhhh seperti masa-masa menjalin cinta ketika masih muda khayalku.

Aku dan Andre lanjut berbincang sembari menikmati kopi. Segala hal kami bicarakan, dari yang penting sampai tidak penting. Bahkan sampai hubungan asmara pun tak luput. Sebagai seorang lelaki yang beranjak dewasa, dia meminta wajangenan dalam menjalani hubungan cinta dengan pacarnya Ara. Kuberikan nasehat kepada Andre yang sekiranya hal-hal yang pantas dan wajib untuk diberikan ke seorang wanita.

“Kalau cara bercinta tante? Bisa ngajarin Andre juga gak?”

Aku tercengang diam mendengar pertanyaan itu. Yakin pasti raut mukaku kaget memerah. Mendadak aku mengingat sex yang biasa kulakukan dengan suamiku. Cukup memuaskan dan menyenangkan menurutku, yah aku hanya pernah melakukannya bersama mendiang suamiku.

“Tan… kok bengong lagi sih. Mau gak hehehe?”
“hmmm…. Gimana ya Dre” gugupku
“Kayaknya tante gak bisa deh bantu kalau soal ‘itu’” jelaslah pikirku.
“Memangnya kenapa tan ?”.
“Yah gak etis dong, masa kamu nanya gituan ke tante. Minta ajarin pula”.
“Santai aja kali tante, toh Andre sudah gak perjaka juga”.
“Oh ya ? Sama Ara ya ?” Selidikku.
Dia tersenyum berarti ke aku.
“Iya dong tan, sama pacarku kok si Ara. Memang sama siapa lagi hehehe”.
Ya mungkin bener juga, pergaulan anak jaman sekarang memang berbeda dengan jamanku waktu muda.

“Kalau gitu sudah pengalaman dong kamunya, jadi gak perlu ajarin lagi dong sama tante”.
“Kan kita harus berbagi ilmu dong hehehe” senyumnya mesum.
Ternyata pemuda tampan dan gagah ini mesumnya sudah kelewat batas, sebelumnya masih bisa kutolerir. Aku hanya terdiam masam sebagai responku.

“Oh ya kenapa sih tante tidak mencari pasangan lagi?”
“Tantekan masih di umur produktif loh…”

Lalu aku beralasan “Meski begitu tante kan sudah berumur, susah cari pasangan lagi. Apalagi tante kan Janda anak satu, banyak yang gak mau. Belum lagi tante kemarin ngurusin usaha peninggalan almarhum suami jadi gak punya waktu. Sekarang sibuk ngurusin Henry yang susah di atur” jelasku kepada Andre, menjabarkan seribu satu alasan kenapa aku tidak mencari suami baru.

“Terusss memang nya tante gak kangen dengan rasa bercinta?”

Aku terdiam lagi, binggung harus menjawab apa kali ini.

"Kamu kok nanya soal gituan ke tante sih. Gak pantes tahu kamu nanya gitu, tante ini teman mamamu" kujawab dengan nada sedikit tinggi.

"Maaf tante, soalnya aku care dan sayang sama tante……" jawab Andre sembari memegang lembut tanganku.
“Aku percaya, kalau tante masih butuh kehangatan”.

Aku tidak bergeming mendengar ucapan dia. Kemudian dia menyentuhkan pundaknya ke pundakku, jadi tidak ada lagi jarak di antara kami. Anehnya aku tidak menampar dia dan lari dari situ. Apa tubuhku merasa rindu untuk dijamah dan apakah aku juga ingin kembali merasakan hal itu semua?

Akhirnya aku membuka diriku kepada Andre keluarlah keluhku "Jujur Dre…."

"Karena kamu nanya kayak gitu tadi, tante juga jadi kepikiran rasanya bercinta seperti apa. Tante sudah lupa Dre, 2 tahun tidak pernah melakukan sex. Jadi…."

“Kita bisa one-night stand* tan?
Lagi aku tercengang, gila anak ini.
“Hahhhh kamu serius ngajakin tante gituan?”
“Iya tante” ia jawab dengan yakin.
“Gila kamu Dre, gak mungkin lah. Kamu tuh temen anak tante dan umur kita jauh bangettt bedanya” sergahku.

“Taann tuh liat…”

Aku lihat kemana arah di menunjuk. Aku perhatikan ternyata dia menunjuk ke arah tamu lain yang merupakan satu pasangan laki dan perempuan. Aku perhatikan dari jauh. “Astagaa” pekiku menutup mulut langsung. Kalau aku perhatikan ternyata seorang perempuan berjilbab lebar yang mungkin berumur sekitar 40-an, sedang bermesraan dengan seorang pemuda.

Tak habis pikirku, seorang yang harusnya religius bisa-bisanya melakukan hal-hal yang dilarang norma dan agama. Aku perhatikan lebih jauh, ternyata si ibu berjilbab itu yang lebih mendominasi. Terlihat raut senang dari wajah wanita itu, bahkan terlihat nafsu sekali terhadap lawannya. Aku diam sambil terus melihat pasangan itu.

"Gimana tante?"
Aku sedang mengalami kebimbangan. Apa yang harus kulakukan.

"Terus gimana dengan Henry?".
"Memang kenapa dengan dia?".
"Kamukan temannya, pasti dia akan kecewa sama tante dan kamu".
“Ya jangan sampai si pencundang itu tahu dong tan”.
Dia menghina Henry, tapi aku hanya diam seribu bahasa.
"Coba tante inget-inget apa yang sudah Henry lakukan untuk ibunya sendiri. Dia hanya mementingkan gamenya daripada tante bukan ? dia egois tan, sangat egois. Gak mikirin ibunya sama sekali, anak macam apa dia itu".
Kurasa dia ada benarnya lagi.

"Andre rasa gak salah kalau tante sedikit bersenang-senang untuk melepaskan dahaga. Setiap orang berhak bahagia termasuk Tante Santy, biarkanlah Henry tenang bahagia dengan gamenya”.

Andre terus saja membujukku, segala macam rayuan pun keluar dari mulutnya.
Ada benarnya apa yang di utaraklkan Andre barusan. Selama ini aku menahan diri untuk Henry, tapi apa yang kudapat dari anakku sendiri? Hanya rasa kesal dan stress yang dapat Henry yang berikan. Bukannya membuat ku bahagia, dia hanya membuat ku merana secara psikis dan mental.

Tak seperti anakku, Andre dalam 2 minggu terakhir ini selain telah mengajakku berolahraga bareng, tapi juga menghilangkan stress ku. Dia mampu membuatku senang, apa bahagia juga kah?

Aku jadi sangat bimbang, akibat insiden tadi dan pembeciraan ini aku ingin merasakan nikmatnya bersetubuh lagi. Aku pun meningmang-nimang keras segala konsekuensi yang ada. Yang ada lama-kelamaan gejolak birahi ini tak lagi tertahankan. Rasa gerah, panas dan gatal muncul di tubuhku ini. Birahikah aku?

Aghhh persetan dengan anakku dan segala konsekuensi lainnya. Toh hanya malam ini saja.

"Dre….."
"Tante mau…."
Andre pun tersenyum senang penuh kemenangan.

Pov ke-3
Jam 17.50


Andre pun menggandeng Santy menuju ke penginapan di area yang sama. Tak jauh, jalan kaki cukup. Sampailah mereka di Hotel X3XEX. DI bawah nama hotel itu terdapat palang yang bertuliskan “Part of FSL Group”. Andre langsung ke recepsionist, untuk booking kamar.

Santy pun masih termenung menunggu di sofa empuk di lobby hotel. Dia masih sedikit bimbang dengan kejadian aneh yang datang secara tiba-tiba. Yang awalnya hanya jalan-jalan biasa, sekarang menjadi suatu misi untuk menggapai kenikmatan duniawi.

Andre pun datang menghampiri Santy yang terdiam nunduk setelah selesai mendapatkan kamar. Dia pun mengulurkan tangannya ke Santy, dengan harapan tante itu menerimanya.

Santy melihat tangan itu, kemudian dia mendongakan kepalanya dan melihat wajah Andre. Dia tersenyum melihat wajah ganteng itu dan menerima ajakan tangannya. Ya hati-nya Santy telah mantap dengan pilihannya, tak sabar untuk mendapatkan kenikmatan yang dirindukannya.

Mereka pun bergandengan tangan dan naik lift untuk keatas.

*Tinggg…..
Pintu lift terbuka, telah sampai di lantai tujuan.

*Deg…. Deg…. Deg….

Jantung Santy berdetak cepat setiap langkah mendekati kamar hotel. Mereka berdua berhenti di depan pintu kamar hotel.
“Inget ya Dre, hanya sekali ini”
“Kita lihat saja nanti tan”.
Andre membuka pintu itu.
*Cleck

Dan……

Keesokan harinya.
Jam 09.17
PoV ke-3


Terdengar suara sound effect game dari kamar Henry

*Dor….Dor…. Dorrrr
*Reload…..
*Round lose….
*brak….

Terdengar suara meja di pukul oleh seseorang.
“Sialan, brengsek, team sampahhhhhh” teriak kesal Henry yang mengalami kekalahan di game yang dia mainkan. Dia terdiam kesal.
Setelah 5 menit amarahnya pun reda, dia melihat ke arah jam. Dan Henry kaget ternyata sudah jam 9 Pagi.
“Wah gilaaa sudah jam segini ternyata. Duh pantes pegal-pegel badan gw nih” keluh dia.
Kemudian dia mencari Handphone, dan ternyata dia mendapat pesan dari andre di jam 23.23 tadi malam.
Dia bukalah chat-nya. Ternyata Andre mengirimkan sebuah gambar.



Henry terlihat binggung dengan gambar yang dikirim oleh Andre. Kemudian Henry bertanya ke teman melalui aplikasi chat tersebut.
“Dre lu ngapain ngirimin pic bokep ke gw????”
"Buremmmm lagi"
“Kurang kerjaan amat dah lu”
Terkirim ketikannya tapi tidak ada balasan dari Andre.
Setelah pasti tidak ada jawaban, Henry memutuskan untuk mencari makanan di dapur

PoV Henry
*Cleck…

Hmmmm kok gak ada yang berubah, kulihat piring kotor masih berserakan di dapur. Apa mama belum pulang ya, dari jalan sama Andre kemarin pikirku.
Aku mencoba menelpon mama
*Tut.. *Tut… *Tut…
Janggal, HP mama kok mati tidak bisa dihubungi.

Lalu aku coba check medsos mama, ternyata dia memposting foto diri sendiri kemarin siang. Wow mama sexy banget pake baju gituan. Duh aku jadi terangsang melihat mama ku sendiri berpenampilan seperti itu.

*Brummmm…..
Terdengar suara mobil oleh telingaku. Bergegas aku melihat keluar rumah, ternyata mobil Andre berhenti di depan rumah. Aku rasa mama di mobil itu, tapi kenapa tidak keluar-keluar. Aku perhatikan ternyata mobil itu tiba-tiba bergoyang, mereka ngapain ya tanya ku dalam batin. 30 menit telah lewat, lalu aku melihat mama keluar dari mobil.

Mama terlihat……

Bersambung….

**Uhuyyyy

Pesan Penulis
-Ini adalah versi yang sudah di edit dan di update di tanggal 29-01-2022
- alasan penulisan ulang karena plot cerita sudah melenceng dan penulis kurang begitu suka dengan penggunaan obat perangsang untuk meng-corrupt. Kecuali untuk membuat permainan makin panas.
- Sepertinya part ini kentang lagi ya guyssss. Ane usahakan part selanjutnya nggak kentang.
- Kemungkinan Club FSL hanya disebut dipart ini. Selanjutnya tidak di mention lagi. Hanya untuk kepentingan pembangunan suatu Universe.
- Semoga ilustrasinya cukup ya.
- Nanti akan di rapihkan lagi.
 
Terakhir diubah:
Part 3

Jam 11.23 WIB

Didalam Mobil Andre

PoV Santy


Baru aku mendudukkan diri di kursi mobil Andre, dan kulihat Andre terpana melihat penampilanku. Duhh tatapanya malah membuatku menjadi salting. Bukannya menginjak gas untuk jalan dia malah diam dan menatap terus ke badanku, mulai dari atas dan ke bawah.

Dengan nada manja “Ihhhh kamu ngapain sih, ngeliatin tante kayak gitu sih, Dre” tanyaku

“Dasar mesum” omelku

“Hahaha” Langsung dia tertawa

“Pangling aku, biasanya kan aku cuma lihat tante cuma pakai kaus dan celana lebar saja”.

Lalu terdengar pujian keluar dari mulut Andre.

“Wuihhh gini dong tan, pakai legging. Kalau gitukan, Kan jadi lebih modis dan sexy”.

“Iya nih hihihihi, kan kamu yang nyuruhhh. Supaya lebih modis” balas ku senang mendengar pujiannya.

“Dan sexy juga dong tannnnn” tambah dia

“Iya-iyaaa sama sexy juga deh” dengan malu-malu aku setuju dengan perkataan Andre

“Sip Sip tante, dah yuk kita cussss” ajak Andre

Dan aku hanya menggangguk.

PoV ke-3

Didalam mobil Andre, tak ada kejadian yang berarti selain lemparan-lemparan pujian dan juga candaan dari Andre untuk Santy.
Kendaraan roda empat nan mahal itu berjalan menembus jalanan ibukota di siang hari yang cenderung sepi, dan tak lama sampailah mereka di tujuan.

Jam 11.51 WIB

Selesai memarkirkan mobilnya, Andre menyarankan untuk makan terlebih dahulu “Tan kayaknya mending kita cari asupan dulu deh”
“Iya Dre, pas tante juga laper banget ni” sahut Santy setuju.

Di Resto pun, Andre tetap saja melemparkan pujian-pujian ke Santy. Bahkan terkadang cenderung seperti merayu.
Tapi Andre pintar memainkan momentum penyampaian rayuannya, dia mengerti jangan sampai membuat Santy tersinggung.

“Sebenernya tante ini tergolong awet muda loh dibanding ibu-ibu lain. Apalagi ditambah sering olahraga sama Andre.” jelas Andre

Wanita mana yang tidak senang dipuji awet muda. Tak terkecuali Santy, si Janda yang sedang bertransformasi menjadi lebih seksi.

“Kamu ini yah, gak kayak kemarin-kemarin yang biasa-biasa aja sama tante, eh belakangan kamu malah muji-muji tante terus”.

“Serius loh tante, sekarang tante jadi lebih seger dan cantik dibanding dulu”.
“Kalau bisa Tante jadi pacar Andra saja deh hehehhe” Andre dengan cengegesanya.

Langsung Santy membalas rayuannya “terus pacar mu Ara mau dikemanain Dre?
“Yah kalau Tante jadi pacar Andre, si Ara bisa kali dijadiin selingan Tan hahehe” gurau Andre ke Santy
“Ihhhh kamu ini yaaa umurnya sudah gede. Bukannya jadi seorang gentleman, malah jadi buaya” hardik Santy bercanda.

Terdengar andre membalas“ Hehehe bukan cuma umur kok yang gede” gurau Andre mesum. Dan Santy terkekeh dan mengerti apa yang dimaksud dengan ucapan Andre. Melihat Santy tidak marah, Andre mengerti kalau tante ini senang atas guraan mesumnya.
‘‘hihihi emang apa yang bes...”
“Permisi….. Ini pesanannya”
Tiba-tiba pelayan mengiterupsi pembicaran mereka, untuk mengantarkan makanan mereka.
Karena pesanan sudah datang, Santy dan Andre tidak lagi melanjutkan obrolan mereka yang mulai menjurus mesum.

Jam 13.00 WIB
PoV Santy


Selesai membayar bill, Andre lekas mengajakku ke toko sepeda yang dia maksud. Sambil melangkahkan kakiku, aku berpikir heran bisa-bisanya tadi kita hampir ngobrol mesum. Apakah pantas seorang yang lebih tua sperti aku menerima gurauan seperti itu dari yang lebih muda terlebih lagi dari lawan jenis. Ah kutepis pikiran kolotku, harusnya hidup di bawa santai saja.
Ketika sampai didepan tokonya, dia langsung masuk ke dalam meninggalkanku di pintu masuk. Kupandang dia bertemu dengan seseorang didalam. Kurasa orang itu yang punya toko sepeda ini. Terlihat Andre dengan orang tersebut sudah sangat akrab. Tapi kenapa orang yang menjadi lawan bicara Andre, terkadang melirik ke arah aku dan tersenyum aneh. Ah paling Andre cerita yang tidak-tidak pikirku.
Lalu kuputuskan untuk masuk dan melihat sekeliling. Kuperhatikan isi toko ini, banyak sekali gear-gear untuk bersepeda dan alat-alat olahraga lainnya. Sembari barjalan aku menemukan sebuah pintu besi yang bertuliskan “Member FSL Only”. Aku bertanya dalam hatiku itu keanggotaan apa ya. Ah tapi sudahlah buat apa aku menghiraukan itu, paling cuma club para goweser. Lantas aku melanjutkan berkeliling di toko ini. Kemudian aku lihat Andre sudah selesai ngobrol dengan orang itu, dan menghampiriku. Dan dia mengajakku masuk lebih dalam.

Akupun bertanya “ Dre kamu sudah langganan sama tokonya ?”
“Iyahh toko ini punya temen aku, jadinya sering dapet diskon dan dia juga terima orderan custom”
“Mari Tan, aku kenalin sama yang punya” ajak Andre
Aku terima ajakannya dan bersamanya aku menuju ketempat orang itu berada, di balik counter di dalam toko.
Ketika sudah dekat, dia membuka suara duluan menyapaku “Halo….. saya Albert (25 Tahun) yang punya toko ini, salam kenal tante”. Terlihat tangan di majukan kediriku.
“Haiii perkenalkan saya Santy” Kujawab sapaan orang ini seraya aku ulurkan tangan kananku untuk menjabat tanganya.

“Tadi Andre cerita, katanya tante lagi mulai fokus sepedaan ya?”
“Iya nih, tante masih pemula sih, lumayan mengisi waktu luang sekalian bikin sehat juga” Jelasku.
“Sekalian bagusin body Tan, biar makin sexy” timpal Andre tiba-tiba.
Spontan** aku mencubit pinggang Andre
“Ichhh Andre mah… gitu dehh”
Kulihat Andre meringis sakit dan Albert hanya tertawa saja.
“Hahaha, kalau gitu untuk tante, saya kasih diskon pemula dan diskon teman Andre ya”
“Ohhh bener niih diskon buat tante?”.
“Iya tan, biar nambah pelanggan setia-nya hehehe. Silahkan tante dilihat dan dipilih” Jawab Albert memastikan.

Kemudian aku bersama Andre memutari seluruh toko Albert, dan memilih perlengkapan yang aku butuhkan.
Tiba-tiba Andre teriak ke aku ”Nihhhh tante, jersey sepeda yang kumaksud tadi Pagi. Tante harus beli ini ya”
Kulihat kemana arah jari Andre menunjuk dan Aku terbelalak kaget melihat pakaian itu
“Ehhhh perlu yaaa….. tante make gituan?”
“Memangnya kenapa tante?”
“tu ketat banget soalnya…”
“Bahkan lebih ketat dari legging tante ini….”
“Tante maluu…. “ keluhku disertai cemberut manja ke Andre

“Tanteku sayang….. ayo dong gak papa-papa. Percuma dong tante sudah capek-capek olahraga ama Andre. Lagipula kan sekarang tubuh tante sudah lumayan sexy ” dia mengeluarkan rayuan mautnya kepada ku. Apakah aku harus marah atau senang mendengar bujukannya itu.

Setelah kutimang-timang, aku setuju dengan persuasi Andre. Masa Aku sudah capek-capek gowes dan minum susu protein masa gak menikmati hasilnya sih.

“Iya-iya dehhhh” aku mengalah untuk setuju.

Aku ambil baju itu dari gantungan toko, dan melangkahkan diriku ke fitting room di toko ini. Aku menelanjangi diriku dan memakai jersey-nya.

*Srettttt…..

Kutarik reseletingnya ketas dan terlihatlah seluruh badan ku terbalut baju khusus yang ketat ini di depan cermin. Bener apa yang di katakan oleh Andre tadi, dengan jersey ini Aku merasa sexy dan sporty hihihihi. Kurasa sayang kalau aku tak memfoto diriku sendiri dengan transformasi ini. Ah kenapa tidak aku post di medsos juga ya, aku ingin tahu reaksi teman-temanku atas perubahanku ini.

*Crek



*Crek





Setelah berfoto-foto ria di depan cermin, aku juga ingin mendengarkan pendapat para pria diluar.

Segera aku keluar dari fitting room ini, lantas kulihat Andre dan Albert sedang membelakangiku dan membahas sesuatu sambil melihat komputer. Kudengar Andre berbicara “Bert, pokoknya nanti harus ada banyak variasi speed-nya sama variasi mode-nya ya Bert”.
Aku mendapati Albert menangangguk-nganggukkan kepalanya tanda mengerti.

Lalu aku sapa mereka “Hei…. gimana menurut kalian? Pas gak nih?”.

Kemudian mereka berdua berbalik ke arah suaraku.

“Wow Tante!! Bukan pas lagi tapi sexy banget….” puji Andre
“Lebih dari pas Tante hehehehe” ikut puji Albert sambil memberikan jempol ke arah ku.

Hatiku berbunga-bunga mendengar pujian dari mereka.

Lalu Andre memutari diriku, seperti meniliti tubuhku. Hal itu malah membuatku malu dan tersanjung.

Kemudian dia menggeleng-gelengkan kepalanya, seperti orang terlihat puas atas pencapaiannya.

*Ck… Ck… Ck….

Decak Andre.

“Gak sia-sia kan tan?” tanya dia dengan bangga.
“Gak Dre hiihih” jawabku disertai senyuman hangat ke Andre bagai ucapan terima kasih.

“Nah yuk kita cobain model sepeda, kita cari yang frame-nya yang cocok buat tante”
“Loh tante kan sudah punya sepeda”
“Iya, tapi sepeda-nya gak pas buat postur tubuh tante. Nanti malah jadi bikin cedera parah”.
Aku rasa dia ada benarnya. Dan aku yang sebagai pemula, akhirnya hanya menggangguk dan setuju.
Akhirnya dibantu dengan Albert, kita menemukan sepeda yang sekiranya cocok buat aku pakai nanti.
“Coba naik tan”.

“Nah coba sekarang menunduk posisinya, kayak yang andre ajarin kemarin”

Aku agak canggung dalam posisi ini, bokongku nampak menonjol.

“Ok tan, sekarang dikayuh pedalnya” perintah Andre ke aku.
Aku kayuhlah pedal sepedanya.
yang semulanya kecepatan lambat menjadi lebih cepat, tiba-tiba….
“Eh…..”
*Buk….
Tangan kanan aku slip dan sikut kananku terlempar kearah selangkangan Andre yang sedang berdiri di sampingku.
Akibatnya dia mengerang kesakitan dan tersungkur di lantai sambil memegang selangkangannya, jelas saja aku barusan menyikut “alat-nya”.
“Hahahah mampus lu Dre” ejek Albert terbahak-bahak.

Cuma terdengar geraman kesal dari Andre sebagai respon temannya.
Tapi aku mendadak menahan rasa malu, dan pipiku memerah. Karena aku merasakan sesuatu yang agak keras tadi. Tak salah lagi itu penis milik Andre. Gilaaa kataku dalam hati, tidak lemes aja kerasa apalagi kalau……
Kugeleng-gelengkan kepalaku untuk membuyarkan imajinasi aneh itu, masa aku memikirkan kemaluan seorang pemuda yang seumur anakku.

Dengan rasa khawatir aku bertanya kepada Andre,” Ehmmmm…. Maaf ya Dre”
“‘Itu-mu’ gak apa-apa kan ?” lanjutku bertanya
Sambil tetap mengusap selangkangan dan lanjut berdiri, Andre dengan santai menjawab “Kontol aku gak apa-apa kok tante”.
Aku terbelak kaget mendengar kata-kata vulgar Andre barusan, tapi aku mencoba tetap terlihat tenang. Meskipun begitu aku yakin wajahku tidak dapat menyembunyikan kekagetannya. Sepertinya Andre, tersenyum melihat kekagetanku. Aku rasa dia pikir dirinya lucu setelah berkata jorok tadi.
Selepas pulihnya Andre, Albert langsung menghitung seluruh total belanjaanku. Tentu tidak lupa dengan diskon yang telah dijanjikan.
Dikarenakan belanjaan yang banyak termasuk sebuah sepeda tentu tidak akan masuk ke dalam mobil Andre. Makanya aku memutuskan mengirimkan barang-barangku itu ke ke rumah Andre, dengan menggunakan jasa pick-up. Kok rumah Andre? Ya karena aku yakin Henry tidak akan mendengar panggilan orang dari luar, tentu saja gara-gara game lagi. Apalagi aku masih mau jalan sama Andre. Dan juga di rumah Andre, ada ART.

Sesudah semua beres, sebelum meninggalkan toko Albert kulihat Andre berpesan ke temannya itu “Oh ya Bert, jangan lupa ya…… sepeda custom gw yaa. Jangan lama-lama kirimnya”

“Beres sob hehehe, yah kira-kira 1 atau 2 minggu lah bisa gw kirim” balas Albert

“Sepeda buat siapa Dre? Bukannya sepeda kamu sudah mahal banget ya” tanyaku ke Andre

“Ohhhh bukan buat aku kok Tan, ada lah buat seseorang yang aku kenal hehehe”

“Ehmmm ok, buat pacarmu si Ara ya?”

Dengan menoel-noel iseng ke tangan Andre.

“Cie cie cie perhatian banget sih kamu” godaku ke Andre.

“Hahaha tante ini bisa aja. Ara pacarku mah sudah punya juga yang special-made dari si Albert kok” bela Andre.

“Yuk tan, masih jam segini mending kita ngopi-ngopi di tempat teman aku, deket dari sini kok. masih satu area juga”.

Kulirik jam tanganku, ternyata masih jam 3 sore.

“Boleh deh, yukkk” jawabku dengan semangat.

Di Coffee shop
Jam 15.17 WIB


Lantas aku dan Andre bergegas ke coffee shop milik temannya. Aku dan Andre tiba di coffee shop milik andre. Kulihat coffee shop agak tertutup dari luar dan remang-remang, tapi sangat mewah. Tak kusangka ada tempat ngopi semewah ini, tapi tertutup dari depan terasa sangat eksklusif.
Sambil berjalan menuju meja. Kuterawang para tamu yang ada disini. Aku lihat orang-orang yang beragam, tapi ada yang beberapa janggal menurutku. Contohnya Aku melihat pasangan tamu yang terdiri dari dua orang, yang satu merupakan lelaki tua dan yang satu gadis muda. Dan tidak hanya satu pasangan yang berformasi seperti itu. Sangat Aneh kupikir, tapi lucunya aku lupa dengan diriku sendiri, aku jaga sama seperti mereka. Sedang berjalan dengan pasangan yang jarak umurnya terlalu jauh. Konyolnya aku hihihi.

Setelah duduk,
“Tante Santy mau kopi apa nih?” tanya Andre.
“Ehmmm Hot Cafe latte no sugar ya”.
“Kok gak pake gula, soalnya tante sudah manis ya hahahah” .
“Dihhh gombal” ejekku.

Lalu dia menuju ke tempat barista-nya
Cukup lama dia disana, kurasa dia tidak hanya pesan kopi tapi juga ngobrol dengan barista-nya. Wajar menurutku sih, toh ini punya temennya.
Sambil menunggu tak sadar aku terbengong menerawang kejadian tadi. Dalam keadaan lemas aja terasa banget, apalagi kalau….

“Tan… Tan…Tan….”

“Ehhhh ya Dreee”

Aku terbuyar dari lamunanku.

“Tante kok malah bengong sih” tanya Andre binggung seraya meletakan pesanan kopiku.
“Oh gak apa-apa, tante tadi mikirin si Henry” jawabku gugup. Padahal aku membayangku “alat-nya”. Tapi dalam batin ngapain juga aku jawab lagi mikirin si Henry ya, yang ada bikin stress saja tuh anak.

Seperti membaca pikiranku Andre berkata “ Yaelah, ngapain juga tante mikirin Henry. Mendingan kita nikmati hari ini”. Aku hanya terdiam, sambil meniup kopiku yang panas

*Fiuhhhh….
*Slurppp….

Kuletakan kopiku dan aku berkata “Makasih banget ya Dreeee, sudah nemenin tante hari ini”
“Terima kasih kembali tan”
“Seperti apa yang aku bilang tadi pagi, apa sih yang gak buat tanteku yang cantik dan sexy”
Tersenyum bibirku dan merona merah pipiku ketika mendengar rayuan dan gombalan
Akhhhh seperti masa-masa menjalin cinta ketika muda khayalku.
Aku dan Andre lanjut berbincang sembari menikmati kopi.

20 Menit berlalu…..
Jam 15.37


Lama kami ngobrol, lama-kelamaan aku merasa gerah di seluruh badan ku.

“Kamu merasa gerah gak Dre?”
“Gak kok Tan, dingin banget malah menurutku” jawab dia
“Tante gak apa-apa kan?”
“Gak apa-apa kok Dreeee ahhhh” jawabku mendesah tiba-tiba
Dengan malu-malu aku perhatikan sekilingku.
Dan ternyata tamu-tamu yang lain sedang menatapku.
Kulihat Andre menyeringai ke arah ku.

“Yang bener tan?”

“Iyahhh… ahhhh….” aku mendesah. Kubertanya kepada diriku sendiri, kenapa aku mendesah-desah. Kemudian selain gerah, kenapa selangkanganku tiba-tiba terasa gatal sih aghhhh…
Aku mencoba menahan rasa gatalku itu
Semakin lama kutahan, malah makin menjadi-jadi rasanya.
Aku gak kuat lagi. Aku tersungkur di kursi ku, sambil menggesekan paha-pahaku untuk meredakan rasa gatal di daerah kewanitaanku. Aku tak lagi dapat berpikir jernih lagi. Ahhhhhh…….

Pov ke-3
Jam 15.37


Andre membawa Santy menuju ke suatu tempat. Mama anak satu tersebut mendesah-desah selama di gendong. Dia terpejam dalam dekapan Andre dan tetap mencoba mengurangi rasa gatalnya dengan menggesekan paha. Bahkan sekarang disertai dengan usapan tanganya sendiri.
Ahhhh…. Hhhhh…..
Hah....
Hah....
Ahhhh….. Dreeeeee
Sampailah mereka disebuah pintu yang bertuliskan “Member FSL Only” di pintu terebut. Andre membuka pintu itu.*Cleck
Dan……..

Jam 22.17
Sementara itu……
PoV ke-3


Terdengar suara sound effect game dari kamar Henry

*Dor….Dor…. Dorrrr
*Reload…..
*Round lose….
*brak….

Terdengar suara meja di pukul oleh seseorang.
“Sialan, brengsek, team sampahhhhhh” teriak kesal Henry yang mengalami kekalahan di game yang dia mainlan. Dia terdiam kesal.
Setelah amarahnya reda, dia melihat ke arah jam. Dan Henry kaget ternyata sudah jam 10 Malam.
“Wah gilaaa sudah jam segini ternyata. Duh pantes pegal-pegel badan gw nih” keluh dia.
Kemudian dia mencari Handphone, dan ternyata dia mendapat pesan dari andre di jam 21.23.
Dia bukalah chat-nya. Ternyata Andre mengirimkan sebuah gambar.



Henry terlihat binggung dengan gambar yang dikirim oleh Andre. Kemudian Henry bertanya ke teman melalui aplikasi chat tersebut.
“Dre lu ngapain ngirimin pic bokep ke gw????”
"Buremmmm lagi"
“Kurang kerjaan amat dah lu”
Terkirim ketikannya tapi tidak ada balasan dari Andre.
Setelah pasti tidak ada jawaban, Henry memutuskan untuk mencari makanan di dapur

PoV Henry
*Cleck…
Loh kok gelap amat. Sama sekali tidak lampu menyala di rumah ini, selain dari kamarku. Apa mama belum pulang dari jalan sama Andre pikirku.
Aku mencoba menelpon mama
*Tut.. *Tut… *Tut…
Janggal, HP mama mati.

Lalu aku coba check medsos mama, terlihat dia memposting foto diri sendiri siang tadi. Wow mama sexy banget pake baju gituan. Duh aku jadi terangsang melihat mama ku sendiri berpenampilan seperti itu.

Tiba-tiba ada kilatan sinar dari luar.
*Brummmm
Terdengar suara mobil oleh telingaku. Bergegas aku keluar rumah, dan aku melihat mama keluar dari mobil.

Mama terlihat……

Bersambung….

**Uhuyyyy

Pesan Penulis
- Sepertinya part ini kentang lagi ya guyssss. Ane usahakan part selanjutnya nggak kentang.
- Ada kemungkinan part ini di edit lagi nanti.
- Kemungkinan Club FSL hanya disebut dipart ini. Selanjutnya tidak di mention lagi. Hanya untuk kepentingan pembangunan suatu Universe.
- Semoga ilustrasinya cukup ya.
-Update selanjutnya belum tahu kapan ya, kayaknya paling cepat sabtu.
mksh updatenya suhu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd