Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mantan Keras Kepala

exsilentreader

Semprot Baru
Daftar
20 Jun 2023
Post
34
Like diterima
158
Bimabet
Tahun 2019 lalu cerita saya sempat naik, namun mulai ada beberapa member yang mencoba-coba menebak siapa TS dan TO, karena saya takut adanya PK dan akan merusak semuanya, saya minta moderator untuk takedown thread tersebut. fyi: tentunya bukan menggunakan akun ini.
Setelah vakum dan menjadi silent reader lebih dari 3 tahun, saya kembali mencoba berbagi dengan suhu semua disini. Mudah-mudahan masih banyak peminatnya.
Cerita ini bukan lagi tentang TO saat itu, tetapi lebih mundur lagi kebelakang saat sang Mantan Keras Kepala masih dengan status pacaran.
Long story short, saya bertemu mantan ini saat dalam kondisi terendah di hidup saya, bagaimana tidak.. Walaupun saya termasuk lelaki bajingan (kata teman-teman), tetapi ditinggal nikah dan ditinggal meninggal oleh 2 orang dalam waktu yang relatif singkat, berhasil membuat saya hilang arah dan hilang semangat hidup.
Pertemuan kami bermula saat saya menemani seorang teman pergi ke kos-kosan gebetan nya, kita sebut saja Heri, pasti suhu mengira doi ini adalah teman kostnya gebetan teman saya tersebut bukan? kalau iya.. suhu salah. Do'i adalah gebetan Heri, namanya Vela.
Bagaimana bisa? temen makan temen, parah.. blablabla..
tenang hu.. ceritanya masih panjang, itu pertemuan kami pertama kali, sabar sabar..
Beberapa kali saya menemani Heri ketemuan dengan Vela, namun saya liat respon Vela tidak begitu bagus, tidak seperti Heri yang selalu antusias. Ternyata Heri pun juga sadar, tapi dia masih mau berjuang untuk mendapatkan Vela.
Singkat cerita sampailah di hari ulang tahun Vela, Heri sudah menyiapkan sebuah kado, tidak mahal.. hanya sebuah gelang kayu berwarna coklat, menyesuaikan budget Mahasiswa, hahaha. Namun rencananya tidak berjalan mulus, ketika dia menelpon Vela, tiba-tiba di reject dan dikirimi chat
"Ri, aku lagi di kampung nih, ada acara syukuran, berisik banget disini"
"Ohh oke vel santai, have fun ya :)"
Heri yang bingung rencananya berantakan, lalu chat saya..
"Ben, temenin gw cari angin dong"
"Gw belum makan cok, ntar gw beneran masuk angin, emang lu nggak jadi jalan sama Vela?"
"Pulkam dia, batal gagal cok"
"Yaudah sini, gw di kosan.. gw makan dulu sambil nunggu lu, nggak enak perasaan gw, bakal diajak amer nih kayaknya, hahaha"
"Bacot tai"
Belum selesai makan, Heri udah nyampe di kosan, bener aja.. bawa amer.
"Nah kan si tolol, dikit-dikit minum, dikit-dikit alkohol"
"Ini buat malam bego, jangan lu buka sekarang"
"Yang galau kan elu, bukan gw"
Selesai makan, saya pake training dan hoodie, langsung ambil alih kemudi.
"Sini gw yang bawa, gw nggak mau ambil resiko"
"Gw cuma batal jalan cok, bukan ditinggal mati"
"saya: -_-"
Motor pun saya papah menyusuri pinggir pantai sepanjang kota, dan.... (bersambung)
 
Part 2.

Motor pun saya papah menyusuri pinggir pantai sepanjang kota, dan tiba-tiba..

"Janc*k..! ngaku pulang kampung ternyata disini"

"Kenapa cok, Vela?"

"Iya, liat noh. Gw nggak salah liat kan?" sambil nunjuk ke beberapa orang cewek yang lagi foto-foto dipinggir pantai

"Bener, samperin?"

"Jangan, nggak usah. Berarti selama ini dia mau ngindarin gw"

"Sorry nih bro, gw nggak mau aja patahin semangat lu. Walaupun dia baik, cuma dari awal gw liat dia emang nggak open sama lu"

"Yaudahlah gapapa, balik kosan lu aja, kasian amer nunggu"

saya cuma nyengir dan arahin motor balik ke kos.

Karena emang dasarnya kita suka minum, jadi sore itu saya dan Heri langsung menuju lantai 2 kos-kosan, fyi: lantai 2 kos saya ini adalah lantai 2 yang nggak jadi dibangun sama pemiliknya, untuk naik harus pakai tangga kayu yang kami bikin. Bagian atas tersebut hanya lantai dan beberapa tiang besi yang terbengkalai.

Amer pun perlahan kami minum sambil menikmati suasana pilu hati Heri sore itu, nggak lupa saya bawa gitar keatas buat hiburan, walaupun nggak jago main gitar, cuma chord dasar bisa.

Ditengah obrolan yang udah ngalor ngidul, tiba-tiba Heri ngomong.

"Tapi kalo diingat-ingat cok, pas gw ajak lu ketemuan sama Vela, dia lebih sering perhatiin lu deh"

"Sa ae lu mah"

"Bener deh kayaknya, beberapa hari yang lalu dia juga minta nomor lu, alasannya kalo gw ngilang bisa nanya ke lu"

"Emang lu suka ngilang?"

"Mana pernah, gw bales chatnya aja nggak pernah lewat 5 menit"

"Bodo lah"

"Kalo lu sama dia gw gpp sih, daripada sama orang lain"

"Mending sama orang lain lah, biar pertemanan kita nggak rusak karna cewek"

"Seriusan, gw ikhlas kok"

"Minum minum, dah mabok lu"



Saya nggak ingat persis kejadian setelah itu, tapi kami berdua terkapar diatas sampe hujan malam itu mengguyur kami berdua.

"Wah mabok nih anak, bangun cok! hp lu basah, gitar Anto basah nih, gw duluan turun"

"Astaga Ben, parah hahaha"



Lalu saya buru-buru turun pake tangga sambil bawa gitar, alhasil karena masih sempoyongan saya terjatuh saat di pertengahan tangga.

"Ri, kepala gw bocor deh kayaknya" ucap saya sambil kepala bagian belakang arah keatas

"Astaga, tunggu jangan pingsan bego"

Saya liat posisi Heri masih diatas saat itu, entah apa yang dia pikirkan atau nggak bisa mikir, tiba-tiba dia loncat dari atas buat nolong saya.

Suhu disini berpikir Heri anak parkour? salah besar! Setali tiga uang, kaki heri terkilir. Bodoh memang, dan kami menertawakannya saat itu.

Heri masih bisa berdiri, dan bantu bawa saya ke dalam rumah, setelah dilihat Heri ternyata kepala saya hanya luka sedikit, tapi saya orang nya nggak bisa liat darah, liat darah ngalir kalo nggak muntah ya pingsan.

Malah sebenarnya kaki Heri lah yang lebih parah, ternyata kakinya sudah bengkak pada bagian engkel. Dan karna saya juga tidak fit, saya minta bantuan teman kosan lain untuk bawa Heri ke tempat pijit tradisional.

Malamnya sebelum tidur, saya terngiang-ngiang perkataan Heri tentang Vela, apa iya ya? masa' sih? tapi dia nggak hubungin saya juga, atau masih nggak enak sama Heri? beribu pertanyaan dibenak saya malam itu dan mencari cara supaya bisa komunikasi dengan Vela. Namun sebelum pertanyaan tersebut terjawab dan sebelum caranya kepikiran saya sudah berpindah ke dunia mimpi.
 
Part 3.

🎶 ...Matahari sudah dipenghujung petang, Ku lepas hari dan sebuah kisah... 🎶

Dua minggu setelah kejadian tersebut, masuk telpon dari nomor tak dikenal, siapa ya? cicilan dah bayar perasaan.

"Halo, sore. siapa ya?"
"Ini Beni bukan?"
"Iya, kenapa mbak, darimana?"
"Vela ben, tau Heri kemana?"
duaaaarrrrrrgghhhh, nggak tau kenapa jantung saya rasanya mau copot.
"Mmm anu, iya Vel. Heri ya?"
"Iya, kamu tau Heri kemana? dah 2 minggu nggak bisa dihubungin"
"Astaga Vel, aku lupa.!"
"Kenapa Ben, jangan bikin kaget deh, takut tau.."
"Dua minggu lalu aku sama Heri jatoh, kepalaku lecet dikit, Heri kakinya terkilir sama bengkak gitu"
"Trus?"
"Trus, habis itu belum ada komunikasi aku sama dia"
"Kamu tau rumahnya?"
"Tau, dekat stasiun lama, tanyain anak-anak disana, pasti tau mereka"
"Temenin aku nyamperin Heri dong, ntar ku isiin bensin kamu"
"Emang sih Vel aku anak kost, cuma nggak harus isiin juga dong, kan Heri sahabat aku juga"
"Yaudah, aku tunggu depan kosan ku ya"
"Nanti kalo mo jalan ku kabarin lagi, belum mandi nih dari kemaren"
"Ada ya orang kek gitu, sana buruan"
"Bye.."

Bisa-bisanya dua minggu berlalu saya nggak ingat Heri sama sekali, teman macam apa saya, ucap saya dalam hati. Lalu coba chat Heri, karena penasaran juga kata Vela 2 minggu nggak bisa dihubungi.
"Cok, masih hidup kan lu? Sorry banget sumpah gw lupa nanyain kabar lu habis jatoh waktu itu"
WA Heri ceklis 1, lah beneran nggak bisa. Berhubung Vela udah nunggu saya langsung mandi dan siap-siap, sebelum berangkat saya mau ngabarin Vela kalo mo otw ke tempat dia, tapi tertunda karena Heri membalas chat saya.
"Gpp cok santai, habis pijit besoknya langsung mendingan kok, udah nggak sakit cuma bengkak dikit masih"
"Syukurlah bre, btw kata Vela lu ngilang dah 2 minggu"
"Wkwkwk, iya nih gw block dia"
"Lah kenapa? kek abg labil aja lu"
"Biar cepat move on aja, sini dong bawain gw gorengan dekat kosan lu"
"Kebetulan nih, Vela ngajak gw ke rumah lu"
"Ngapain, melayat?"
"Sembarangan lu ngomong"
"Ogah males gw, nggak usah"
"Dah gw iyain, mau apa lu"
"Yaudah, gw keluar dulu biar nggak ketemu"
"Parah lu, ayolah bre.. kasian anak orang"
"Trus sama gw lu nggak kasian juga"
"Kek cewek lu, pokoknya gw mo jalan kesana, selebihnya terserah lu"
"Wkwkwkwk"
"Ketawa b*bi.."

*****
"Vel, gw otw ya"

Dari kejauhan udah terlihat Vela nunggu depan gang kos-kosannya, Vela emang cocok sekali bergaya casual dipadu dengan hijab yang simpel.
"Liatin apa Ben? dandanku norak ya?"
"Nggak, cantik kok.. aku suka"
"Apa Ben?"
"Maksudnya aku suka aja liat cewek yang dandanannya kek kamu gini"
"Bisa aja, mampir beli buah dulu ya, dekat pertigaan"
"Oke boss"
"Nggak gitu juga konsepnya Ben"

Diperjalanan menuju rumah Heri kami lebih banyak diam, saya takut salah ngomong dan bikin Vela ilfil. Dan sampailah di rumah Heri, sepertinya Heri nggak benar-benar pergi, karena motornya masih ada di teras. Saya yang emang udah biasa ke rumah Heri, bahkan udah dekat dengan keluarganya, langsung nyelonong ke dalam rumah.
"Assalamualaikum, ada nasi nggak tan? Beni laper nih"
"Ni anak, ini ada orang disini, main nyelonong aja" Heri kesal karena saya pura-pura nggak liat dia duduk d kirsi tamu
"Kebetulan Ben, tante habis masak nih, gih makan sana" sahut mama Heri
"Hehehe, Beni becanda kok tan, udah makan kok sebelum kesini"
"Tumben kamu.."
"Tante nggak liat diluar ada orang?"
"Siapa? pacar kamu?"
"Bukan tan, itu calon mantu tante"
"Yang bener kamu, beneran Ri?"
Heri hanya geleng-geleng melihat kelakuan saya
"Masuk cantik, siapa namanya? kok Heri nggak pernah cerita ya"
"Ehh iya tan, permisi.."
"Masuk masuk"
"Perkenalkan, Vela tan" sambil cium tangan tante Mira
"Duduk Vela, tante bikinin minum dulu"
"Nggak usah repot-repot tan, ini ada buah, kami beli pas jalan kesini"
"Paling Papa nya Heri nih yang ngabisin atau Beni, Heri mah nggak suka buah nggak suka sayur"
"Maa, mulai deh" Heri sedikit kesal
"Hahaha, tenang bre.. hari ini kita bongkar aib lu semua"
"Dah makan sana, nggak usah sok basa basi lu"
"Tinggal bentar ya Vel, akur-akur aja berdua"
"Iya ben, aku ngomong sama Heri dulu"
Lalu saya mengikuti tante Mira yang sudah duluan ke dapur untuk bikin minum
"Kamu makan aja duluan Ben, tante mau anterin minum dulu"
"Iya tan, makasih tan"

pas balik ke dapur tiba-tiba tante Mira langsung bertanya
"Mereka baik-baik aja kan Ben, kok serius banget keliatannya"
"Mudah-mudahan aja tan, biasa anak muda tan"
"Bantu tante ambilin nasi buat Om dong, nanti kalo nasi nya panas tante kena ceramah"
"Ohh, om udah balik ya tan?"
"Nggak masuk kerja, katanya mo refreshing, tapi tidur aja seharian"
"Capek kali tan, Beni ambilin ya"
"Tante panggil om dulu, sekalian mo mandi"
"Yaudah tan, sekalian Beni nunggu Om aja biar bareng makannya"

tak lama berselang
"Lama nggak kesini Ben, sibuk di kampus?"
"Nggak juga om, cuma otak Beni error kayaknya habis jatoh tempo hari, jadi lupa jalan kesini"
"Lagian kalian kenapa bisa jatoh barengan gitu?"
"Heri cerita apa om?"
"Katanya kamu kepleset tangga pas hujan, trus dia buru-buru mau nolongin, tapi kepleset juga"
"Hahaha, iya om, kami kan kompak" Heri Heri.. pembohong sekali anda, lalu saya nyegir-nyengir sendiri.
"Itu nasi buat om Ben? hayu makan"
"Iya nih om, gass!"
sambil makan, tiba-tiba om Gunawan teringat Heri
"Ehh Heri mana ya? kok nggak keliatan?"
"Itu om, sama Vela di depan lagi ngomong"
"Ohh, udah gede juga ya, bisa makan sendiri"
"Hehehe iya om"

Saya tidak apa yang Heri dan Vela bicarakan di ruang tamu, karena memang hanya sesekali terdengar suara dari depan. Selesai makan saya tetap berada di dapur karena takut mengganggu mereka berdua, sementara om Gunawan udah balik ke kamarnya. Tante Mira juga nggak keliatan lagi setelah pamit mau mandi.
Saya juga udah bosen scroll scroll Instagram, liat jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, namun belum ada tanda-tanda mereka selesai ngomong, akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke ruang tamu, dan melihat wajah mereka berdua sudah lebih rileks dibandingkan dengan saat pertama datang tadi.
"Gimana gimana? aman?"
"Aman ben, aku sama Heri dah sepakat lanjutin hubungan kami, tapi sebagai teman"
saya hanya diam, dan melirik ke arah Heri
"Kenape lu? bengong gitu"
"Seriusan Ri?"
"Iya cantik, gw nggak mungkin maksain semua keinginan gw"
"Maaf ya Ri, aku jahat banget ya?"
"Kok minta maaf lagi Vel? kamu bela-belain kesini buat cari aku aja, aku happy banget loh"
"Aku merasa bersalah aja sama kamu, udah bohongin kamu waktu itu"
"Kenapa diulang lagi, kan udah kelar tadi, aku udah biasa aja kok, buktinya ini kita bisa ngobrol kek biasa"
Vela tiba-tiba meneteskan air mata, matanya merah, sepertinya sudah nangis juga dari tadi
Saya hanya diam mematung tanpa sepatah katapun, lalu dikagetkan Heri.
"Cok, lu anter Vela balik gih, dah malem"
"Mm iya, makanya gw nyamperin kalian ini.. takut dijegal pemuda dekat kosan nya Vela ntar"
"Nggak kok Ben, yang punya kos ketua pemuda"
"Lagian aku becanda juga kok Vel, udah nih? balik?"
"Ayo Ben, biar Heri istirahat. Jangan lupa diolesin itu obatnya Ri, biar ilang bengkak nya"
"Siap aman Vel"
"Bre titip salam buat bonyok ya, nggak keliatan lagi dari tadi"
"Oke, dikamar palingan, makasih ya udah ingat gw lagi"
"Duh sorry bgt, beneran nggak ingat gw"
Diperjalanan pulang saya rada ngebut supaya nggak kemalaman, tapi Vela minta supaya pelan aja, dan dengan senang hati saya ikutin..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd