Kesal, marah, sebel, benci semua rasa itu bersatu ketika mendapati tulisan yang ia buat dinilai melanggar aturan. Bagaimana sorang Paidi tidaklah geram, hanya karena menyajikan cerita tentang seorang anak SD yang sedang ngiclik, threadnya yang sempat menjadi Hot Thread itu menghilang tanpa bekas, bagiakan suara rakyat yang cepat berlalu ditelinga para wakilnya.
Paidi yang seorang member ternama dan memiliki banyak fans dan pembaca sempat sesumbar akan berhenti menulis dari semprot dan akan berpindah berkarya di website lain seperti rekan-rekan lainnya. Namun pada akhirnya ia tetap kembali berkarya di forum tercinta ini.
Namun naas Paidi kembali melakukan satu kesalahan yang konyol. Entah sadar atau tidak, ia membuat sebuah cerita dimana didalamnya mendeskripsikan tentang seorang gadis yang jualan mengkreng (cabe rawit). Tulisan itu seketika menjadi buah bibir dikalangan pembaca alhasil moderator mulai memperhatikannya. Tak lama thread itu di gembok dengan alsan yang tak mau Paidi setujui. Ia meyakini cerita seorang gadis yang jualan mengkreng tidaklah melanggar aturan. Apa salahanya seorang gadis yang jualan mengkreng sih? Shit....
Makian demi makian ia lontarkan pada moderator, admin bahkan para fans dan pembacanya yang bersebrangan dengannya. Akhirnya sebuah hukuman banned jatuh pada dirinya. Akunnya tak lagi dapat dibuka, seolah tidak ada ampun baginya.
Tidak mencoba untuk membuat akun baru, Paidi hanya menulis pada twit**ternya bahwa ia sebel, ia benci, dan terakhir ia mencuitkan
“ Suatu hari guwe bakalan bikin websie forum tandingan yang memungkinkan para membernya untuk membuat cerita tentang gadis yang jualan mengkreng dan anak sd yang sedang ngiclik”
Banyak yang bilang itu hanyalah Paidream alias hanya angan-angan semata. Namun 3 tahun berselang muncul sebuah website dikalangan Underground dengan domain ngiclik.com. Website itu cepat menjadi perbincangan mulai banyak orang yang mendaftar kesana.
Di ngiclik semua dibebaskan, bahkan cerita tentang anak sd ngiclik bukanlah sebuah pelanggaran. Banyak pecinta kicil yang akhirnya berpindah kesana, bahkan sang maestro kimcil Andrediaz membuat akun disana dengan nama Andreanus.
“Kweh mbok nyong wis ngomong, kalau ada cerita underage mesti rame websete” ujar Paidi pada salah seorang kawannya di sebuah kedai kopi
“Iya bener ya Pai tahu gini ane ikutin jejak kamu juga bikin webset tandingan” jawab kawannya yang memiliki tahi lalat rano karno itu.
Namun beberapa bulan kemudian Paidi mulai kewalahan dalam mengurus website buatannya. Terlebih ketika nama ngiclik.com mulai di bincangkan oleh media mainstream menyusul terungkapnya kasus penjualan brambang. Pelaku perdagangan brambang itu selalu menyebutkan ia mendapatkan stok brambang dari pedagang besar di situs ngiclik.
Dengan terpaksa, ia mencoba mengganti nama domainnya dengan sederet angka asing yang membuat eksistensi ngiclik .com jadi berkurang. Tetapi seiring kasus brambang yang mulai menghilang, ketakutannya pun mulai sirna, forum yang ia bangun dari nol kembali bersinar lagi.
Pada suatu ketika ia bersama timnya membuat perlombaan menulis bertajuk Lomba Ngiclik. Dengan hadiah yang cukup menggiurkan. Selama lomba munculah cerita-cerita keren dengan diksi yang indah. Namun cerita tentang gadis yang berjualan mengkreng tetap menjadi idola. Hingga akhirnya sebuah cerita berjudul “ Jilatlah Mengkrengku” keluar menjadi juara pertama.
Suatu Hari disebuah kedai kopi, Paidi duduk merenung. Wajahnya napak kusut seolah bumi ini akan kiamat nanti sore. Sang sahabat duduk dan mencoba bertanya darimana asal kusutnya wajah tampan itu.
“Kowe lihat berita sebulan ini kan” Tanya Paidi
“Ya, tentang artis yang jualan mengkreng itu kan? Kenapa?”
“Kenapa? Kowen ngerti?” Paidi menghela nafas “ maning- maning ngiclik dot com jadi sorotan, mereka bilang ngiclik ada sangkut pautnya dengan kasus itu.”
“Ya nanti juga hilang sendiri kan, kaya biasane bae jon”
“Iya sih tapi kali ini beda, pemerintah mulai memblokir ngiclik dengan eragam cara, bahakan banyak keyword yang akhirnya menyulitkan membere nyong susah untuk ngakses ngiclik.”
Imbas dari semua itu, membuat Paidi terpaksa menutup banyak sekali sub forum, terutama sub forum yang banyak peminatnya, Forum mengkreng ijo.
“Saiki nyong dadi paham apa rasane dai momod kiwil yang dulu sering banget kasih aku peringatan bahkan sering akhirnya membanned kawan-kawan penulis kita.
“Ya Pai, terus kamu mau bagaimana sekarang? Apa kamu mau menutuk ngiclik seperti forum2 yang lain?”
“tadinya dari pada aku hanya menutup sebagian sub forum dan terus2an menghapus cerita-cerita tentang mengkreng, mungkin ana apike nyong tutup sekalian ngiclik. tapi..”
“Tapi apa jal?”
“Sepertinya aku akan pindah kewarga negaraan, aku bakal pindah ke Sunda Empire, sepertinya disana tidak akan mempermasalahkan hal-hal seperti ini kan?”
“Pai-pai, kowe jan ora belajar dari pengalaman, lengob sekali kau kawan.”
“Kamu yakin, dengan kindah ke negara ubur-ubur, keraton sejagad, sunda empire atau bahkan sunda plavon kamu tetap bisa dengan bebas berkreasi semaumu?”
“Ingat kawan, kebebasan berkarya tidak sama dengan berkarya seenaknya”