Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT MDT - REVIVAL - SEASON 1 (racebannon)

Menurut Kalian, Siapakah "Bastardverse" Best Couple?

  • "Aku" & Dian (The Lucky Bastard)

    Votes: 12 7,5%
  • "Aku" & Nica (The Lucky Bastard)

    Votes: 2 1,3%
  • "Aku" & Anggia (The Lucky Bastard)

    Votes: 41 25,8%
  • Arya & Kyoko (Matahari Dari Timur)

    Votes: 51 32,1%
  • Anin & Zee (Matahari Dari Timur)

    Votes: 2 1,3%
  • Stefan & Semua yang dia tiduri (Matahari Dari Timur)

    Votes: 23 14,5%
  • Amyra & Dipta (Amyra)

    Votes: 6 3,8%
  • Gilang & Saras (Penanti)

    Votes: 2 1,3%
  • Gilang & Tara (Penanti)

    Votes: 3 1,9%
  • Bryan & Tika (Amyra)

    Votes: 1 0,6%
  • Rendy & Anggia (The Lucky Bastard - Matahari Dari Timur)

    Votes: 14 8,8%
  • Adrian & Anggia (The Lucky Bastard - Matahari Dari Timur)

    Votes: 2 1,3%

  • Total voters
    159
  • Poll closed .
Bimabet
kalo minta update/4 jam bisa gak ya....?..

:ampun::dance:
 
Kok gak ada pilihan Arya dan kembaran Zee ....................... ........... ........ kaboor
 
Pilih Rendy sama Anggia ....

....
Btw MDT hari ini up date kah suhu RB
 
Rendy ama anggia the best sih hahaha, apalagi rendy kan dah sedikit banyak tau, kalo anggia dah di bolak balik sama Adrian (anal, diiket2, dll).

sayang side storynya anggia mandek ya race, kalo ga bakal keren dah tuh proses ssi nya Rendy ke bokap anggia buat bisa nikahin anggia, secara bokapnya gamau anggia nikah ama non-khatolik.

btw thanks banget atas semua cerita2 nya di semprot suhu
 
Meskipun udah pernah baca MDT yang lalu, tapi tetep nangkring di mari punya efek tersendiri
 
:sendiri: dr kemarin nunggu ikeh-ikeh ko ga muncul muncul..!
ane anak baru suhu. MDT yg dulu belum baca.:tidak:
 
MDT SEASON 1 - PART 21

------------------------------------------

untitl10.jpg


Sudah sampai disini.

Aku berdiri di depan Kyoko, hanya memakai handuk untuk menutupi bagian bawahku. Tanganku masih menggenggam ujung sweaternya. Dia berdiri dengan canggung di dalam kamarnya sendiri, menungguku melakukan gerakan selanjutnya. Aku menarik sweaternya keatas, dan tangannya mengikuti gerakanku. Selanjutnya aku berlutut, membuka sabuk yang menahan celana jeansnya tetap di tempatnya.

Kyoko pasrah dan memegang kepalaku dengan lembut, disertai senyuman tipisnya yang masih terlihat awkward. Aku menurunkan celananya perlahan, setelah berhasil membuka kancing celananya dan melucuti sabuknya. Aku melihat pahanya yang putih dan kencang, yang sangat menggiurkan untuk diciumi sampai habis. Aku lantas memeluk kakinya merasakan kelembutan kulitnya, dan mencium perutnya yang tersembunyi di balik kemejanya. Kyoko lantas ikut berlutut, ia bergerak perlahan.

Kami berpelukan dalam posisi berlutut. Kami berciuman kembali. Ciuman yang lembut dan manis. Ciuman yang tidak ingin kulepas. Bisa kurasakan nafasnya pelan menyentuh mukaku. Aku melepas ciuman kami dengan pelan, dan tersenyum padanya, sambil mendorong tubuhnya dengan perlahan ke atas futon tebal itu. Kyoko menurut, dengan mukanya yang tampak malu-malu. Aku menggeser dan menarik badanku untuk bisa ada di sebelah Kyoko. Perlahan tapi pasti, aku membuka kancing kemejanya satu persatu.

Dan aku menemukan kejutan dibalik kemeja itu.

Selama ini tidak terlihat, tetapi sekarang terlihat jelas. Betapa bulat sempurna dan indah, bentuk payudara Kyoko. Aku menyingkap dan membuka kemejanya perlahan, menemukan dua buah dada kembar yang luar biasa. Selama ini baju yang ia pakai selalu menutupi hal menarik ini. Bentuk bulat sempurna serta ukuran asli dari payudaranya tersebut tersembuyi dibalik bajunya.

Gemas karenanya, aku menciumi kulitnya yang tidak tertutupi oleh BH. Aku melihat Kyoko merasa kegelian karenanya, sekaligus menikmatinya. Aku terbius dan terus menciumi buah dada yang masih terlindungi oleh pakaian dalamnya itu dengan lembut, pelan, sambil kurasakan tekstur kulitnya yang sangat membuaiku. Tanganku membelai lembut perutnya, dan kemudian mencoba untuk memeluk pinggangnya perlahan.

Tidak bisa tidak kulewatkan. Kulitnya yang halus, kenyal, lembut, dan padatnya buah dadanya. Semuanya terlihat indah, menarik, dan menghancurkan konsentrasiku pelan-pelan. Oleh karena itulah aku harus dengan sabar menjelajahi tubuhnya sedikit demi sedikit. Aku merubah posisi badanku. Aku telungkup dan mencoba menimpa tubuhnya, sambil terus kupermainkan buah dadanya dengan ciumanku. Terus dan terus. Aku bertumpu di kedua tanganku, berusaha tidak membuatnya sesak karena tekanan badanku, tapi di satu sisi kepalaku terus bergerak, menjelajahi setiap sudut kedua buah dadanya yang masih dibalut pakaian dalam.

"Aya..." bisiknya dalam nafasnya yang berat. Aku tidak sabar ingin melepas pakaian dalamnya, dan tenggelam dalam dirinya.

Tanganku yang lantas bergerak ke punggungnya dan berusaha untuk membuka pengait BH nya. Kyoko sama sekali tidak melarangku, malah mencoba untuk memudahkan gerakanku menelanjanginya. Pelan-pelan aku mencoba membuka BH nya setelah berhasil melepas pengaitnya. Kyoko pasrah, walau mukanya agak memerah karena malu. Sebelum benar-benar terbuka, aku kembali mencium lembut bibirnya, dan membuatnya sedikit senyum tersipu. Dan pelindung itu terbuka sudah.

Kudapati dua buah payudara yang bulat sempurna yang sangat indah. Aku tanpa sadar terbawa suasana, dan langsung menciumi lembut seluruh permukaannya, dan bergerak mendekati putingnya. Kucium lembut dan mulai kujilati salah satunya dengan penuh hasrat, dengan mencoba menahan nafsuku yang sudah tidak terbendung lagi.

Bentuk yang sempurna. Indah. Bentuk putingnya sangat menggoda untuk distimulasi. Maka aku tidak dapat menahannya. Menjilatinya, putingnya yang lembut, yang entah kenapa walaupun tidak ada rasanya di lidahku, aku selalu terbayang seluruh makanan-makanan manis yang ia sukai.

"Ngg... Aya... Yukkuri..." bisikknya padaku, dengan ekspresi kegelian dan badan yang menegang. Aku akhirnya mencoba untuk memperlambat kembali ritme perlakuanku.

Aku permainkan kedua belah buah dadanya dengan lembut. Remasan-remasan pelan dan ciumanku dengan hati-hati kuberikan padanya. Bau badannya, tercium oleh hidungku disaat aku menjelajahi payudaranya. Bau yang menenangkan, hampir seperti bau sabun yang tadi kupakai ketika mandi, namun sedikit bercampur dengan keringatnya. Kombinasi bau-bauan itu tanpa sadar sudah membuatku bernafsu, mengeras dan membuatku sesak.

"Nnggg... Ah..." Kyoko tampak mendesah kegelian, seiring dengan permainanku di buah dadanya. Ia tampak menikmatinya, menikmati sekali.

"Ahh... Ah... Mmmhh...." Desahnya berirama, seiring dengan irama lidahku di putingnya. Pelan, tapi pasti. Kulitnya yang lembut membiusku. Reaksi tubuhnya yang reaktif pun membiusku. Bentuk tubuhnya sangat indah, benar-benar memanjakan mataku. Ekspresi mukanya luar biasa, semua gerakannya yang tampak ragu juga membuatku sedikit demi sedikit makin bernafsu.

Putingnya yang berwarna coklat muda itu habis kujilati, aku seperti tidak bisa berhenti menahan keinginanku untuk menjilati keduanya bergantian, sambil meremas pelan buah dadanya. Reaksinya sesuai dalam bayanganku, gerakan gelinya, desahan yang keluar dari mulutnya, semuanya terasa nyaman di telinga dan mataku. Lucu melihatnya menjadi keras karena stimulasi yang kulakukan.

Entah berapa lama Kyoko mendesah, kedua tangannya pasrah terkulai di samping kepalanya, sambil sesekali menggenggam futon atau bantal yang ia pakai. Nafasnya terdengar berat, dengan irama yang menggoda. Tubuhnya yang sesekali bergetar pun membuatku hampir kehilangan arah dan langsung ingin menyerbunya tanpa aba-aba. Tetapi Kyoko terlalu indah untuk tidak dijelajahi. Kyoko terlalu indah, dan wajib kita petakan tubuhnya sedikit demi sedikit, tiap lekuknya.

Aku masih mengulum putingnya, dengan bersemangat. Habis. Habis sudah kedua buah dadanya aku permainkan, aku kunjungi setiap lekuknya, aku rasakan kulitnya yang halus dengan bibir dan lidahku. Teksturnya yang menawan, dengan rasa tubuhnya yang benar-benar membuatku jatuh lebih dalam lagi ke dalam dirinya.

Satu tanganku mendadak bergerak. Seperti bergerak otomatis, merambah ke bagian bawah tubuhnya dan berusaha menyingkap celana dalamnya, atau menariknya turun. Kyoko membebaskanku, walau bisa kulihat ekspresinya seperti menahan malu. Tetapi dia pasti menikmatinya. Karena ada sedikit perasaan lega yang terlihat di matanya. Sudah pasti dia menginginkannya juga.

Celana dalam itu sekarang hilang entah kemana. Aku meremas lembut pantatnya. Kulitnya sangat halus, seperti meremas gula-gula kapas rasanya. Lembut sekali kedua pipi pantatnya, dan aku makin ingin meremasnya. Kencang, lembut, dan berbagai kata-kata pujian terlintas saat aku mempermainkan kedua belah pantatnya yang entah mengapa, kini menjadi salah satu bagian tubuhnya yang terlihat begitu seksi.

"Aya.... Ahh.... Hhh..."

Ia mendesah pelan saat tanganku mulai menyentuh area kewanitaannya. Area kewanitaan yang lembab dan lembut itu. Rambut kewanitaannya tampaknya ditata rapih, dan sangat mengundangku untuk menjamahnya. Bibir Vaginanya kupermainkan, jariku dengan nakal masuk ke dalam belahannya, meraba, dan mencari titik dimana aku dapat memberikannya stimulan yang tepat. Aku terus menggesekkan jari-jariku di daerah itu, dengan bersemangat, dengan penuh nafsu, sambil terus membagi konsentrasiku mempermainkan putingnya dengan mulutku. Tampaknya Kyoko sangat menikmatinya. Ia terus-terusan mengeluarkan suara desahan alami, yang membuatku semakin bernafsu untuk melahap semua bagian tubuhnya.

Perlahan jariku mulai dibasahi oleh cairan lubrikasi yang keluar secara alami. Cairan tersebut membuat daerah kewanitaannya semakin lembab dan siap. Siap untuk bersatu denganku.

Aku melepas bibirku dari putingnya. Aku melirik, dan melihat mukanya memerah dan ekspresi kenikmatan terlihat di wajahnya. Sumpah, aku ingin menjelajahi tubuhnya lebih jauh lagi dan lebih lama lagi.

Aku merayap kebawah meninggalkan payudaranya, aku lantas menuju area kewanitaannya, dan dengan lembut aku menyibakkan pahanya, lebar-lebar. Aku menelan ludah melihat bentuknya yang indah, sempurna dan tampaknya siap menyambutku kapan saja. Aku memulai ekspedisi ini, dimulai dari menciumi perutnya, pusarnya, turun, sambil mencium bau wangi sabun di tubuhnya yang lembut, sampai ke selangkangannya, yang harum, bersih dan sangat terawat.

Tidak bisa tidak, aku harus merasakannya. Aku mendekatkan bibirku ke bibir vaginanya.

Aku menyentuh bibir vaginanya dengan bibirku, dengan lembut kuciumi, kurasakan tekstur lembutnya. Aku perlahan kembali menciuminya, mencium bau sabun yang membius diriku, mematikan diriku perlahan. Bibir Vaginanya terasa lembut di bibirku, tak tahan, aku lantas menjulurkan lidahku dalam rasa penasaran untuk mencoba merasakannya, sambil tanganku berusaha meremas kedua belah pantatnya.

"Ahh...." Kyoko menggelinjang pelan saat aku menjilati bibir vaginanya, menjelajahinya dengan lidahku. Menjilatnya, merasakan rasa yang ada disana. Merasakan daerah kewanitaannya yang luar biasa lembut, wangi dan menggoda. Lidahku terus bermain, memberikannya stimulasi, membangkitkan gairahnya. Aku merasakan badannya sedikit bergetar dan menggelinjang nikmat, seiring dengan lidah dan bibirku yang berbuat hal-hal nakal di area intimnya.

Badannya menenggelamkanku.

Dan disinilah aku. Terhanyut dengan organ seksnya, menjilatinya, menciuminya, memainkannya, menikmati tubuhnya dengan maksimal. Kyoko tampak kegelian dan tidak kuasa menerima rangsanganku. Ini belum menu utama malam ini. Aku lantas melepas mulutku dari sana, dan kembali memeluknya, sambil menarik selimut tebal yang tergeletak di sekitar futon.

Aku lantas bergumul, saling berciuman, saling menyentuh, saling memeluk dengan Kyoko Kaede. Kyoko sepertinya sangat menikmati perlakuanku dari tadi. Lewat ciuman-ciuman lembut dan permainan lidah dan bibirku di kedua buah dadanya, dan sentuhan lembut jari-jariku dan mulutku di area kewanitaannya. Kini kami terdiam berdua. Saling memandang. Dan dari tadi tidak ada bahasa yang keluar dari mulut kami. Kyoko berbaring telentang, Aku di sebelahnya, membayangi wajahnya. Kami saling menatap. Saling melihat ke mata masing-masing.

Aku bergerak, menimpa dirinya kembali. Menatapnya dengan penuh arti, lalu menyibakkan kedua belah pahanya, dan mendekat. Kyoko tampak gugup. Dia menatapku lewat ujung matanya, berusaha menyembunyikan keinginannnya untuk melakukan hal yang sama denganku. Aku hanya bisa memposisikan diriku diatasnya tanpa berbuat apa-apa, sambil menatapnya dengan ekspresi penuh tanda tanya. Mendadak ia dengan malu, dengan muka yang merah, mengangguk pelan ke arahku. Aku balas mengangguk.

Memang malam ini beresiko. Tidak ada pengaman. Tetapi kami berdua tak peduli, larut di dalam percintaan ini, tanpa ada batasan lagi. semuanya seperti menyuruh kami untuk bercinta malam ini. Aku berusaha menciumnya lembut, sambil berusaha untuk memasukkan sebagian tubuhku ke dalam tubuhnya, dengan kakinya terbuka dan dengan pelan melingkar di belakang pahaku dengan nyamannya.

"Ah... Aya..." dirinya tampak menegang dan menggelinjang kecil saat penisku perlahan masuk dan merasakan hangat tubuhnya dari dalam.
"Are you allright?" tampaknya ia meringis kecil, seperti terangsang.
"Daijobu... kimochi ii..." bisiknya dengan nafas yang memburu.

Aku merasakan bagian dalam area kewanitaannya, yang membuatku merasakan degup jantungku berbunyi tidak karuan. Teksturnya yang terasa lembut di penisku, terasa hangat, dan menggenggam penisku dengan kuat. Nafasku semakin tidak karuan. Kyoko yang kuidam-idamkan dalam bayanganku kini bersatu dengan diriku.

Aku lantas bergerak dengan perlahan, sambil bertumpu di kedua tanganku yang berada di samping tubuhnya. Badan kami berdua bertemu, saling menyentuh, ikut membangkitkan perasaan nyaman, selain hasrat yang menjalar dari masing-masing organ seksual kami. Merambat, rasa nikmat yang membuatku semakin menegang itu. Aku tidak dapat membayangkan lagi kenikmatan yang seperti ini. Rasanya begitu sesak dibawah sana. Rasanya semua dinding vagina Kyoko menyempit seiring dengan gerakanku. Dinding yang licin dan basah itu benar-benar memberikan kenikmatan yang luar biasa. Kenikmatan kami berdua. Aku terus bergerak, mempermainkannya dalam tempo yang stabil. Aku terlena dalam semua sentuhan yang disengaja. Bahkan aku merasakan kehalusan kulitnya dari gesekan-gesekan yang kuterima di kulitku.

Aku seperti menggila. Walaupun aku berusaha bergerak dengan alami dan pelan, tetapi rasanya nafsuku menggelora. Badannya yang indah ada didalam pelukanku, dan kami telah bersatu, dalam pergumulan ini.

"Uhh... Uhhh.... Uhhh..." Kyoko berbisik di telingaku, dimana bisikannya memecah konsentrasiku, merangsangku lewat suaranya.

Penisku terus bergerak maju mundur dengan lembutnya di dalam badan Kyoko. Kyoko menutup matanya, merasakanku sepenuhnya. Dia tersenyum kecil sambil berbisik "Aya....". membisikkan namaku. Meneriakkan namaku dalam pelan.

"You are... Kirei... So beautiful" bisikku. Kyoko hanya tersenyum sambil menahan rasa nikmatnya.

Aku mencium bibirnya. Badan kami beradu dalam senyap, penisku bergerak dalam hasrat cinta yang tak terbendung lagi. Hangat tubuhnya, dan perasaan nikmat dari empuknya dinding rahimnya benar-benar luar biasa. Aku terus menggerakkan penisku di dalam vaginanya, merasakan nikmatnya reaksi-reaksi tubuhnya yang terkadang menggelinjang, merespon gerakan teratur di vaginanya. Vaginanya yang dengan indahnya menelan seluruh batang penisku dalam-dalam. Yang mencekik penisku dengan lembutnya, seakan mengundangku untuk meledak di dalamnya. Bisa kruasakan kini cairan lubrikasi yang keluar dari daerah kewanitaannya membuatku semakin nyaman menyetubuhinya, membuatnya menjadi milikku dengan cara seperti ini. Cara yang benar-benar penuh nafsu dan hasrat.

"Unnghh..." desah Kyoko pelan, merasakan diriku di dalam dirinya. Merasakan diriku menggagahi dirinya dengan lembut.

Aku lantas mencoba sedikit bermain. Aku tarik kakinya dan aku berguling pelan ke samping, untuk merubah posisi. Kyoko meresponnya dengan baik. Dia beringsut pelan, dan gerakannya malah merubah posisi kami.

Kini ia berada di atas diriku. Dia tampak tersipu saat aku melihat tubuh telanjangnya duduk dengan anggun di atas tubuhku. Pada awalnya dia tampak malu, tersenyum tersipu sambil menutup buah dadanya yang indah itu dengan tangannya. Melirikku malu dengan muka yang memerah dan menggemaskan itu.

"Hazukashii ne...." bisiknya pelan. Mungkin ia malu.
"It's okay...." Balasku sambil meraih tangannya, menggenggam pergelangannya dan menuntunnya untuk membiarkan buah dadanya terlihat dengan jelas olehku dalam posisi itu. Dia lantas mengizinkan aku melihat tubuhnya yang indah itu. Kyoko lalu mulai bergoyang pelan, mengikuti ritme gerakan pantatku yang masih memompakan penis di dalam dirinya. Buah dadanya bergoyang lembut, mengikuti irama badanku.

Nafasnya masih memburu, menatapku dengan tatapan yang pentuh kasih sayang, dan tak jarang ia bersuara pelan, untuk menunjukkan bahwa ia memang menikmati malam ini. Aku bisa merasakannya. Aku bisa merasakannya dari gerakan pantatnya yang satu irama denganku. Aku bisa merasakan daerah kewanitaaannya menjepit penisku dengan lembutnya, memijatnya dalam hasrat, memberikannya kenikmatan secara alami dari reaksi tubuhnyayang luar biasa. Aku tak bisa lepas dari kedua payudaranya yang bergoyang indah, bagaiman ukiran marmer yang luar biasa indahnya. Kulit yang lembut, suhu tubuh yang memanas, ruangan yang hangat, perasaan ini tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku. Aku tidak akan ingin lepas dari Kyoko.

"Uhh.... Aya... Ahh... Ahh..." desahnya tak tertahankan, saat aku meremas kedua buah pantatnya yang menggoda. Yang dari tadi bergoyang di atas penisku. Yang dari tadi membuatku bernafsu. Dia bergerak dalam durasi yang cukup lama. Cukup lama untuk membuat penisku merasakan stimulasi stimulasi aneh yang cukup membuatku kepayahan menahan ledakan yang akan terjadi. Rasa geli yang aneh menjalar melalui penisku ke dalam hatiku. Membuatku benar-benar terbius oleh pemandangan tubuh telanjang Kyoko yang bergerak dengan penuh nafsu di atas diriku.

Bergerak penuh nafsu dengan ekspresi yang benar-benar menggoda. Matanya seringkali tertutup, menghayati setiap stimulasi di daerah kewanitaannya. Mulutnya terbuka dan sering kali ia menggigit bibirnya sendiri saat penisku masuk agak terlalu dalam. Bagaimana bisa aku menahan terlalu lama rasa yang luar biasa seperti ini? Pijatan lembut dinding vaginanya benar-benar menghancurkan konsentrasiku, apalagi melihat kedua buah dadanya yang bergoyang naik turun, yang bebas menggodaku, setelah tadi aku habisi dengan lidah dan bibirku.

Tidak bisa tidak aku menikmati ini semua. Rasanya dinding vaginanya seperti ingin menghancurkan penisku dengan semua goyangannya yang nikmat dan genggamannya yang erat.

Semuanya terasa pas. Aku terpana, melihat indahnya pemandangan yang ada di atas tubuhku malam ini, dan stimulasi yang diberikan Kyoko pada diriku semakin tak tertahankan lagi. Aku bangkit. Lantas aku duduk, memeluk tubuhnya yang indah, merasakan kulitnya yang halus dengan tanganku sendiri.

Aku menciumnya dengan lembut, sambil meremas dirinya dalam pelukanku. Badan kami bertemu, dan kami tetap bergerak di bawah sana untuk memberikan kenikmatan yang luar biasa. Ciumannya sangat lembut, pelukannya sangat hangat. Gerakannya dalam memberiku kenikmatan semuanya sangat nyaman. Dirinya seperti terasa tepat untuk diriku. Aku ingin bersama dengan dirinya, selamanya. Kami berpelukan makin erat.

Dalam dudukku aku bisa merasakan dirinya menegang, memelukku makin erat. Gerakan pantatnya mulai tidak beraturan, mulai terasa canggung, dan ciuman kami semakin dalam. Semakin tidak bisa dilepas. Badan kami bersatu dalam pelukan. Semua gesekan antara kulit kami benar-benar gila. Benar benar panas. Dua orang yang tadi sama sekali tidak saling mengenal ini sedang bersatu. Sedang saling memberi kenikmatan. Sedang gila-gilanya. Panas tubuhnya terasa di pelukanku, dan kulitnya yang lembut membuatku semakin bersemangat untuk memeluknya. Memeluknya dengan gila, erat, aku tidak ingin melepasnya. Aku ingin merasakan badannya yang benar-benar indah ini.

"Mmmh..." desahnya di dalam ciuman.
"Mm..." aku membalasnya dengan suara yang tidak kalah canggungnya.

Aku merasakan penisku semakin tegang dan siap menyalak. Jepitan yang kurasakan semakin erat, dan semakin lancar pula aku bergerak. Rasanya aku ingin merobek malam ini dan memeluk Kyoko selamanya.

Kamar itu jadi saksi bisu percintaan kami. Bagaimana akhirnya kami berdua bersatu. Jadi saksi bagaimana Arya dan Kyoko bercinta, Jadi saksi bagaimana aku mempermainkan buah dadanya, menjilati dan menciumi daerah kewanitaannya, meremas pantatnya, menggaulinya, menyetubuhinya dan menjadikan dirinya milikku.

Makin erat. Pelukan kami makin erat. Nafasnya semakin berat di dalam ciumanku. Buah dadanya tertekan di depan dadaku. Aku tetap menciumnya. Aku tidak ingin melepasnya.

"Mmmhh... Ngggg......"

Aku melepas ciumanku. Kyoko memposisikan tangannya di dadaku. Dia memberi sedikit jarak. "Ahhh... Ahhh... Aya... Ahhh....." Nafasnya semakin tidak karuan. Begitu juga dengan perasaan yang terkumpul di ujung penisku. "Unnghhh... Unggghhhhh... Aya... Daisuki....." bisiknya dalam nafasnya yang sudah tidak teratur itu. Aku bisa merasakan tangannya seperti ingin merobek dadaku. Rasanya penisku makin sesak. Penisku seperti panik. Karena dia terjepit oleh sesuatu yang sangat nikmat dibawah sana.

Terjepit oleh kenikmatan Kyoko. Terjepit oleh dinding rahim yang licin dan sempit itu. Terjepit oleh badan indah perempuan ini. Terjepit oleh bagian-bagian tubuh yang lekukannya sungguh membuat gairah diriku meledak.

Gila.

"Aya..." Kyoko memeluk diriku kencang, dan tubuhnya menegang, mengejang, serta menggelinjang. Aku bisa merasakan ia tetap ingin bergerak memberiku kenikmatan walau dia mulai menggelinjang dengan tidak teratur. Bisa kurasakan dirinya begitu menikmati kejadian ini. "Unngggghh.... Ah!" Kyoko tampak ingin melenting ke belakang. Aku menahan dirinya, memeluknya dan bergerak dengan hebat juga.

Tubuhnya yang tegang tampak ingin berontak dalam pelukanku. Aku semakin erat menggenggam tubuhnya yang indah itu. Yang berusaha menggelinjang dengan hebatnya. Yang meliuk dalam nafsu. Yang menggila di dalam pelukanku, seiring dengan irama gerakan penisku di dalam lubang vaginanya.
"Aya... Ahh.... Ahhh...." Desahnya tepat di telingaku. "Nggghhh....." rasanya tubuhnya seperti ingin meledak, keluar dari pelukanku. "Aya..... Ahhh... Dame... Dame.... Kimochi ii yo...." Bisiknya, yang semakin membuat diriku bersemangat.


"Nggghhh..... Ngggghhhhh...." Desahnya dalam tangis kenikmatannya.
"Kyoko..." bisikku ke dirinya yang sedang mengalami stimulasi yang luar biasa. Aku lantas menjatuhkan dirinya dengan lembut ke kasur, dan masih menggerakkan penisku dengan gerakan yang menggodanya.

"Ahh..." Kyoko menggelinjang pelan mencapai yang ia ingin capai dengan pasti. "Aya.... Ahhh.... Ahhh..." badannya mulai menegang.

"Ahhhhhhh......" Punggungnya terangkat di atas futon, dengan ekspresi muka yang luar biasa. Dia melepaskan kenikmatannya dengan baik. Mukanya memerah, matanya menjadi sayu dan mulutnya terbuka dengan nafas yang terdengar jelas. Ekspresi kenikmatan yang sempurna, sambil bergetar, dan beberapa bagian tubuhnya mulai berangsur rileks kembali. Dan pada saat itulah giliranku.

"Kyoko... Ngggh....." aku mencabut penisku dengan pasti, menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sebelum saatnya. Ledakan itu kini aman terjadi.

Bisa kurasakan spermaku mendadak mengalir dengan derasnya, beberapa saat setelah penisku lepas. Kami berdua saling bertatapan dengan malunya.

Kami mencapainya bersama. Orgasme pada saat yang sama. Aku tidak bisa membayangkan betapa ekspresinya mencapai kenikmatan begitu cantik dan indah. Begitu menggemaskan. Begitu melegakan. Dan aku merasa benar-benar senang telah melalui semua ini dengannya. Menyatukan cinta, nafsu dan badan kami di malam yang tidak terduga ini.

Tidak ada yang lebih sempurna lagi malam ini selain Arya dan Kyoko. Dia menatap lembut dan langsung menciumku dengan lembutnya. Aku bisa merasakan nafasnya yang panas di mukaku. Aku memeluknya, dan tenggelam di dalam nikmat. Bergumul, memeluknya erat, dan merasakan kenyamanan yang luar biasa bersamanya malam ini.

"Kyoko..." bisikku.
"Hai?"
"I want to be with you"
"You with me Aya, tanoshiikatta ne..." bisiknya sambil memasukkan dirinya dalam diriku. Dalam pelukku.

------------------------------------------
------------------------------------------
------------------------------------------

Duh. Apaan nih. Siapa yang mukul-mukul? Aku membuka mata dengan enggan. Di sebelahku ada seekor kucing gendut dengan muka galak. Aku kaget. Karena Kodama memukulkan kaki depannya ke mukaku dengan seenaknya. Aku lantas bangkit terduduk. Kyoko sudah tidak ada di sebelahku. Pasti sudah pagi.

Benar. Sudah pukul 7 pagi, saat aku melirik ke arah jam yang ada di meja. Aku duduk sendiri di kamar itu, telanjang, hanya berbalut selimut dari semalam. Suhu masih terasa hangat, walau aku tahu di luar sana pasti dingin sekali suasananya.

Masih terbayang kejadian semalam, percintaan yang benar-benar panas antara aku dan Kyoko. Kami benar-benar merasa saling memiliki malam itu. Merasa bahwa kami benar-benar pantas bersatu.

Aku meregangkan tubuh, merasakan mataku yang berat, dan melihat ke sekeliling. Kamar Kyoko. Kamar yang menjadi saksi percintaan Arya dan Kyoko semalam. Yang menjadi bukti bahwa kami benar-benar saling suka. Aku tersenyum sendiri melihat kamar yang lucu itu. Andai dinding-dindingnya dapat memutar kembali kejadian semalam, pasti aku sangat ingin menontonnya berulang kali, melihat kecantikan dan panasnya Kyoko semalam. Dan mendadak aku kaget, karena pintu terbuka dengan tiba-tiba.

copy_o10.png

Kyoko.

Kyoko masuk sudah dalam pakaian lengkap. T-shirt polos lengan panjang, dengan rok dan stoking yang warnanya senada. Dia membawa baki sarapan untukku. Dua buah roti panggang, dengan telur dan kopi. Lagi-lagi Kopi.

"Ohayo.. Aya" senyumnya malu, dengan wajah yang masih memerah entah karena malu atau apa. Aku tersenyum padanya. Dia menaruh baki itu di dekatku yang masih bugil. Aku menarik pelan dirinya, mencoba menciumnya. Ia pasrah, dan menerima ciumanku di pipinya. Dia tampak tersipu. Lantas ia duduk bersimpuh di depanku, dan memandangku penuh arti.

"Jya... please eat.. I and brother preparing café... wait Aya..." ucapnya dalam bahasa Inggris yang super hancur.
"Okay..."
"Ah ano.. Clothes... I washed your, and please wait, it's on dryer now" aku mengangguk. Bajuku sudah dicuci dan sedang dikeringkan.
"Okay..."

Aku lantas memperhatkan Kyoko yang keluar dalam gerakan pelan yang malu-malu, dan menutup pintu kembali sambil melirikku dengan manisnya. Aku yang memang sudah lapar lantas mengambil sarapan yang sudah disediakan olehnya. Gila. Mendadak rasanya dia seperti ibu rumah tangga yang telaten mengurus suaminya. Gila. Kejutan apalagi yang disiapkan oleh semesta untuk mendekatkanku dengan Kyoko?

Aku berusaha mencari handphoneku. Aku ingat semalam aku simpan di saku jaketku yang mungkin sekarang sedang dibersihkan juga. Ternyata Kyoko menaruh dompet, handphone, dan segala tetek bengekku di atas meja kamarnya, di sebelah laptop mungil yang tertutup dengan rapih. Aku mengambil handphoneku.

Ilham.

"Dimaneee.... Jadi gak ke Odaiba??"
"Jadi... Gue kepaksa nginep di Mitaka lagi, dimuntahin... Kita ketemuan dimana aja gitu ntar siang..." jawabku.
"Wahaha.. kacau wkwkwk... Oke deh.."

Dan ada yang ingin kutanyakan..

"Ham?"
"Ya?"
"Kalau Atashi wa... Anata no tameni, artinya apaan?" tanyaku dengan bodoh.
"Haha... Kyoko pasti nih.."
"Kok tau.."
"Atashi itu Watashi, aku, Cuma sering dipake ama cewek supaya lebih terdengar imut di mata orang yang lebih tua atau cowok" jelasnya.
"Ooo... terus, arti lengkapnya apaan?"

"Artinya, Aku disini untukmu... atau yang lebih harfiah lagi, Gue itu buat elo.."

Aku menatap ke langit-langit.

Semalam, Kyoko menyerahkan dirinya untukku.

------------------------------------------

BERSAMBUNG
 
Padahal udah rada ngantuk untung Om @racebannon, update jadi seger lagi dah.

Ngopi dulu Om race, supaya seger lagi. :kopi:

Terima kasih updatenya Om. Tetap semangat. :semangat:
Sukses selalu dalam berkarya dan bekerja. :mantap:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd