Part 21 – Kenikmatan pertamaku
Kurang dari 30 menit kami pun sampai di area parkir sebuah hotel kecil, otakku sudah gak bisa mikir lagi, aku tak lagi punya rasa takut atau khawatir, pasti dikarenakan minuman tadi.
Sampai di lobby hotel mas Agus memintaku duduk di sofa karena aku sangat sempoyongan, dia tinggalkan aku di sofa dan bergegas ke reseptionis, tak sampai 10 menit mas agus sudah menghampiriku dan bilang ‘ayo” sambil mengulurkan tangannya, akupun berdiri sambil memegang lengannya, kepalaku pusing sekali, dan mataku sudah sedikit kabur, sampai di kamar mas Agus menuntunku untuk duduk di ranjang, tapi aku memilih duduk di sofa depan ranjang, entahlah, masih sangat aneh buatku untuk duduk di kasur bersama orang yg baru aku kenal.
Mas Agus mengikutiku duduk di sebelahku di sofa kamar itu, lalu dia mulai bertanya-tanya kenapa aku sampai di sini, aku ceritakan semua perasaan tertekanku selama ini, mungkin karena mabuk jadi aku ngomong apa saja yang ada di hati. Saat menceritakan bagaimana aku dijemput dari pesantren sampai aku terpaksa menikahi seorang pria yang seharusnya menikahi kakakku, mulai keluar airmataku. Melihatku bercerita dan menangis mas agus mengelus pipiku dengan lembut, dan aku membiarkannya, mungkin itu pertama kalinya aku rasakan belaian dari laki laki selain suamiku.
Entah mengapa rasanya sangat berbeda, aku merasakan sesuatu yg aneh di dadaku, setiap kali dia mengelus lembut pipiku, matanya yg sedikit sipit, kulitnya yg putih, cara ngomongnya seperti artis yang kaya di tv tv, ya, mungkin karena laki laki seperti ini ngga ada di kampungku, pikiran ku pun kemana mana, antara sedih tapi juga senang bertemu laki laki ini, di saat otakku berpikir tentang apa yang terjadi saat ini sambil memejamkan mata, tiba2 kurasakan tangan mas Agus membelai rambutku dan berkata “sudahlah, jangan dipikirin terus, sekarang kamu tenang di sini sama mas” sambil kemudian dia memelukku.
Dalam keadaan mata terpejam kurasakan lagi sesuatu yg berbeda saat dia memeluk tubuhku, dadaku mulai deg-degan nafasku mulai tak karuan, lalu kurasakan mas Agus merenggangkan pelukannya dan dia mulai memegang pipiku, perlahan kurasakan hembusan nafasnya, bibirnya mendekat, lalu kurasakan bibirnya menyentuh bibirku, perlahan kami mulai berciuman, ciuman itu seakan mengerti arti dari nafasku yg mulai tak beraturan, sekarang bibirnya sudah turun mencium leherku, sesuatu yg selama ini tak pernah kurasakan, sambil terus mencumbu dan menciumi leherku, tangan mas Agus mulai meremas payudaraku, sebuah remasan yang lembut sehingga menimbulkan rasa nikmat yang tak pernah kurasakan selama pernikahanku.
Untuk pertama kalinya aku merasakan rasa nikmat saat tubuh kami saling bersentuhan
Sekarang perlahan bibir mas Agus turun dari leherku dan terus turun ke dadaku, aku terpekik tertahan saat dia jilat payudaraku dari luar bajuku, sambil terus menjilati payudaraku mas Agus mulai mengangkat dan merebahkan tubuhku ke atas ranjang dan akhirnya aku telentang di atas ranjang dengan kaki masih di kursi.
Psisi tubuh mas Agus di hadapanku, lalu dia mengangkat kausku dan melepaskannya melalui kepalaku, kemudian dengan lembut dia lepas juga BH ku, ditaruhnya kaus dan BH ku di samping, kemudian tak sabar wajahnya langsung mengarah ke payudaraku, kurasakan sekarang lidahnya menjilati putingku. “Aaaaahhhhhh”, aku tak kuasa menahan desahanku, begitu nikmat kurasakan sapuan lidahnya di putingku, terus dijilatinya putingku, sementara tangannya meremasi payudara sebelah kanan.
“ahhhhhh” “auhhhhhhh” “auhhhhhh”, aku terus mendesah keras merasakan apa yang dilakukannya pada payudaraku. Masih keenakan, sekarang tangan mas agus bergerak turun dan mulai membuka celanaku dengan kedua tangannya, sambil terus menjilati putingku, entah bagaimana tubuhku ikut bergerak untuk memudahkannya melepas celanaku, pantatku naik saat dia mulai menurunkannya dan kemudian kakiku menekuk rapat, sehingga tak lama celanaku sudah terlepas, tinggal sisa celana dalamku yang masih menempel. Sekarang kulihat mas Agus sudah duduk di sampingku, mungkin dia bisa melihat celana dalamku sudah cukup basah karena cairan yg keluar, aku hanya pasrah, aku menginginkan ini jangan berakhir, sepertinya masih ada hal lain yang lebih nikmat pikirku.
Benar kurasakan mas Agus menyusupkan jarinya ke dalam celana dalamku dan dia mulai memainkan itilku, “Aaaaahhhhhhhh” pinggulku pun menukik ke atas, aku tak kuasa menahan rasa nikmat itu, langsung kutarik mas agus untuk kupeluk, tangan mas Agus kurasakan mulai melepaskan celananya, hingga sekarang aku dapat melihat kontolnya yang sudah sangat tegang, lalu mas Agus merubah posisinya sejajar di atasku, perlahan dipegangnya kontol itu dan digesekkannya di bibir vagina dan itilku, lalu setelah cukup basah kontolnya, dia mulai memasukkannya perlahan ke dalam memekku. Memekku merasakan kontol itu sangat berbeda dengan yang pernah kurasakan sebelumnya, baru mas Agus memompa kontolnya, aku merasakan ada sesuatu yang ingin keluar dari memekku, pinggulku kembali menukik ke atas untuk merasakan kontol itu masuk sedalam-dalamnya ke dalam memekku dan akupun berteriak “Akkkkkkkkkhhhhhhh” dan pinggulku kembali ke kasur. Sebuah kenikmatan yang luar biasa kurasakan dan akupun lemas lunglai tak berdaya, lalu tertidur.