Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My HEROINE [by Arczre]

Siapakah Tokoh yang Paling disuka?

  • Jung Han Jeong

  • Yuda Zulkarnain

  • Hana Fadeva Hendrajaya

  • Ryu Matsumoto

  • Azkiya a.k.a Brooke

  • Rina Takeda

  • Jung Ji Moon

  • Ray

  • Astarot

  • Putra Nagarawan


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Bimabet
Seneng bnget pada ngerencanain tewasnya PN??itukan char fav ane,so sblum tewas,minimal moon+hiro kudu d bwa serta ya ganarc..pleasee :suhu:

#biarkanlah tunas muda terus berkembang..
 
hmm...
aq bayangin kyk d ultraman"...
perasaan smua orang berubah jadi elemen love, trus elemen itu yg bisa ngebunuh PN karena seumur hidupnya PN cuma merasakan dendam dan dendam saja...
#ngehayalmodeon
 
hmm...
aq bayangin kyk d ultraman"...
perasaan smua orang berubah jadi elemen love, trus elemen itu yg bisa ngebunuh PN karena seumur hidupnya PN cuma merasakan dendam dan dendam saja...
#ngehayalmodeon

Wahihihihi. Ultraman lover detected. :D

Nanti untuk mengalahkan PN ane ambil adegannya dari ceritanya Rurouni Kenshin. Tebak yang mana? :) :p
 
BAB XVIII: KRONOS (colaboration Arczre & Redtails)

1fd9a1382649111.jpg


#PoV Raja (Redtails)#

Aku sangat takjub ketika bertemu lagi dengan Devita. Ya, kita pernah berada di agensi yang sama. Sama-sama anggota BIN sebelum akhirnya dia memilih untuk pensiun dan menjadi ibu rumah tangga dari istri seorang Faiz Hendrajaya Junior. Keputusannya tentu saja mengejutkan banyak pihak, termasuk aku. Devita ini termasuk agen terbaik yang pernah ada. Tak salah ketika kasus genesis yang menyabotase KTT G-20 di Jakarta beberapa tahun yang lalu, dia mendapatkan medali.

Dan di sinilah aku berada di dalam satu truk bersama dengan Devita. Dia memakai baju militer, bukan memakai gaun yang biasa dipakai oleh seorang ibu rumah tangga pada umumnya. Dia sekarang memakai seragam yang dulu pernah dia pakai. Well, welcome back Dev.

"Lama tidak melihatmu beraksi," kataku.

"Bagaimana kabarnya Ai?" tanya Devita.

"Kami sudah tak berhubungan lagi," jawabku.

"Oh, bukannya kalian dulu pernah dekat?"

"Ada sesuatu yang sangat rumit untuk dijelaskan. Kamu tahu sendiri, aku tak bisa menetap"

"Hidup dengan tiga orang anak dan mengurus mereka semua membuat jemariku sedikit kaku. Padahal aku sudah sering diam-diam berlatih menembak, ataupun melempar pisau tanpa sepengetahuan suami dan anak-anakku," katanya.

"Begitulah Dev, begitulah. Kita hidup pada jalur yang mana kita sendiri tak akan bisa melepaskan diri darinya," ujarku. "Mungkin memang benar apa kata pepatah, 'Sekali kita memegang senjata maka kita akan terus menembakkannya hingga peluru habis atau kita yang tertembus peluru'"

"Itu bukan pepatah, tapi kata-katamu sendiri. Masaku sebenarnya sudah berakhir. Kini adalah masa anak-anak kita," kata Devita.

"Mungkin, barangkali memang seperti itu. Bagaimana dengan kalian? Hidup menjadi keluarga superhero"

"Rasanya buruk, kamu tahu kalau sekarang dunia merasa butuh bantuan kita apalagi kita melakukannya karena hobi dan tanpa imbalan. Untung saja suamiku orang kaya."

Kami berdua tertawa bersama. Terkecuali tiga orang aneh yang bersama kami di truk ini. Ya, siapa lagi kalau bukan Kolonel Reditya, Elmo, dan Flavus.

"Sorry, kolonel. Sepertinya kalian terganggu dengan gaya humor kami yang aneh," kataku.

"Tidak, teruskan saja. Lagipula aku juga punya kisah yang lebih menyedihkan," kata Kolonel Reditya.

"Oh ya? Ceritakanlah kepada kami. Mumpung kita belum berpisah," kataku.

Dengan singkat Kolonel Reditya menceritakan tentang sahabatnya Sam yang membela Putra Nagarawan dan juga tentang Angel. Istrinya yang sudah mendahuluinya. Mendengar ceritanya tampak wajah kami yang awalnya sedikit terhibur jadi suram. Bukan cerita yang bahagia, tapi tak apalah.

Aku termangu setelah mendengar cerita kehidupan Kolonel Reditya. Ternyata masih ada yang lebih menyedihkan jalan cintanya selain aku. Ya, aku juga punya kehidupan cinta yang juga kelam, sampai detik ini aku masih menyendiri. Tapi itu dahulu. Saat ini aku lebih memfokuskan diri menghadapi pertempuran yang sebentar lagi akan kami hadapi.

Kendaraan yang kami tumpangi terus berjalan, salju turun berlahan dan menutupi permukaan jalan yang kami lewati.

"hmm..ternyata masih ada orang yang kuat di dunia ini. Sampai cuaca juga bisa dikendalikannya." Pikirku sambil melihat jalan yang tertutupi salju.

Tak lama kemudian, sampailah kami di pinggiran kota jakarta. Di mana-mana sekeliling mata melihat, bangunan-bangunan hancur, asap hitam mengepul tebal naik ke atas langit, mayat-mayat bergelimpangan di sana sini mulai membusuk, menusuk hidung. Kami terenyuh melihat hal ini. Aku tidak tahan lagi!

"berhenti!" Seruku keras.

CCCKKITTT!

Mobil truk itu berhenti mendadak. Seketika teman-teman melihatku.

"Ada apa redtails? Kok menyuruh berhenti?" Tanya elmo kepadaku.

"Maaf teman-teman. Aku turun di sini. Mulai dari ini aku akan bergerak sendiri. Kita harus membersihkan jalan, dengan menyebar kita akan punya kekuatan untuk menghabisi semua musuh," kataku sambil turun dari truk itu.

"Itu ide bagus. Aku akan bersama timku mengambil jalan lain," kata Devita. Dia pun turun dengan beberapa orang lainnya.

Teman-teman yang lain hanya memandangku. Aku mengikuti Devita turun dari truk. Kuatur nafas sejenak, hawa dingin mulai menusuk hidung, tak biasanya aku bisa merasakan hawa dingin seperti ini. Jakarta biasanya panas dengan polusinya. Gerah, lembab dan tentu saja macet. Aku mempersiapkan diriku dengan menangkupkan ke dua telapak tanganku di depan dada.

"Aku pergi dulu," kata Devita. Beberapa orang pun mengikutinya.

"Sampai nanti," ujarku. Devita hanya melambai dan kemudian hilang di antara salju.

"Kenapa dia Kolonel?" tanya Flavus kepada Kolonel Reditya.

"Tenang kawan. Kamu akan menyaksikan dengan mata kepala sendiri siapa sebenarnya Redtails," kata Kolonel Reditya.

Berlahan-lahan muncul samar asap di sekujur tubuhku. Tak lama kemudian udara terasa bergerak menyelimuti tubuhku seolah-olah aku sekarang sedang diselimuti oleh selimut lembut dan tebal seperti kain wol. Dari sendi-sendi kulitku keluar cahaya aura berwarna kuning kemerahan. Makin lama makin besar dan bercahaya mengelilingi tubuhku.

"Brace your self guys. Kalian akan menyaksikan hal yang dahsyat di sini," kata Kolonel Reditya.

"HEAAAAA!"

DHUUUAARR!

Tubuhku mengeluarkan getaran gelombang energi ke segala arah. Hempasan energi itu membentur truk dan mengakibatkan truk bergeser beberapa meter dari posisi awal dengan suara berdecit. Aura kuning kemerahan memancar kuat disertai percikan-percikan listrik mengelilingi tubuhku, rambutku tegak berdiri, mungkin kalau dilihat mataku sekarang berubah menjadi kuning di bagian pupilnya. Entahlah, aku sendiri tak pernah mengaca, hanya kata-kata orang saja. Mereka yang belum pernah melihatku tentu saja terkejut dan heran, terkecuali Kolonel Reditya yang memang pernah bersamaku dalam sebuah misi.

"Gila! Itu kekuatan si Redtails??!"

"Itu energi auranya kuat banget menekan menghempaskan apapun yang ada di sekitarnya. Sungguh dashyat!" seru Elmo.

"Kerennn! Ngak perlu pake armor, itu aja udah kuat!" ujar Flavus. Itulah kata-kata mereka yang melihat aku. Aku menyunggingkan senyumanku kepada mereka.

"Aku bergerak dulu ya," kataku kepada mereka. Sejurus kemudian aku bergerak cepat menghilang menuju tengah kota.

ZIINNG!

Aku bergerak dengan sangat cepat. Sesekali melompat melewati beberapa bangkai mobil yang terbakar. Melewati gedung-gedung yang hancur. Pemandangan Jakarta kali ini sungguh tidak enak untuk dilihat. Kami seperti baru saja melakukan peperangan besar. Aku bisa mendengar tembakan-tembakan dan ledakan-ledakan dari berbagai sudut kota. Tak lama kemudian sampailah aku di Monas. Monumen kebanggaan bangsa Indonesia yang dibangun pada masa Presiden Soekarno itu sudah patah menjadi dua. Benar-benar hancur negeri ini.

"Hmm.. sungguh semuanya harus mulai dari awal lagi," sesalku.

GGGROOOAAARRR!

Terdengar suara auman yang keras. Tiba-tiba seberkas kilatan petir menyambar tak jauh dari aku berdiri. Dari atas muncul sesuatu yang tentu saja aku tahu apa itu. Titan.

ZIIPPP! ZAAAP!

DHUUUAAARR!


Dari hasil ledakan tempat yang tersambar petir tadi terbentuk sebuah lubang yang lumayan besar. Aku mengangkat tanganku melindungi mukaku dari serpihan-serpihan yang terlempar bersebaran. Lalu dari bekas ledakan tadi muncul sesosok besar yang seluruh tubuhnya berwarna putih kebiruan dan sesekali muncul percikan listrik yang merambat setiap bagian tubuhnya.

"Wah gila nih! Langsung muncul saja satu Titan di sini. Seperti nonton film anime anak-anak," kataku sambil bersiap-siap menyambut serangannya.

GROOAARR!

Titan itu mulai melancarkan serangannya. Dia mengangkat tangannya dan mulai memukul ke arahku. Aku bergerak cepat menghindari pukulannya. Hingga pukulan itu mengenai tanah tempat aku berpijak tadi.

BUMM!

Pukulannya kembali lagi membuat lubang yang besar.

"Gila! Keras sekali pukulannya." Ujarku.

akupun tidak tinggal diam. Dari pada diserang duluan lagi. Aku bergerak cepat menaiki tangannya, yang masih belum di tariknya kembali. Aku terus berlari menuju kepala sebelah kanannya sambil menghindari tangkapan tangan kirinya yang berusaha menangkapku. Tak lama kemudian aku melompat mendekati kepala sambil melancarkan pukulan tangan kananku yang berisikan energi aura kuning.

HEAAA!

DHHUEESS!


Kepala Titan petir ini terhentak ke samping kiri dan di ikuti oleh badannya. Kemudian dia terjatuh terseret beberapa meter. Aku mendaratkan kakiku di tanah lalu kembali membentuk posisi bersiap untuk melancarkan pukulan jarak jauh. Udara sekelilingku seakan tertarik menuju ke dua belah tanganku yang berada di samping pinggang kananku. Aura kuning kemerahan perlahan-lahan merambat menuju telapak tanganku dan mulai memberkas cahaya kuning menyilaukan yang terus membesar seukuran bola volly. Tak lama kemudian percikan listrik mengitari ke dua telapak tanganku. Yap! Akhirnya aku harus mengeluarkan pukulan terbaikku. PUKULAN ENERGI METEOR! Walau ini belum sepenuhnya yang terkuat, masih ada ULTIMATE CANNON BUSTER. Karena aku merasa masih ada musuh yang lebih kuat lagi dari pada Titan ini. Setidaknya cukup untuk menghancurkan Titan jelek ini.

Titan itu bangun sambil memegang kepala sebelah kanannya yang remuk di hantam pukulanku. Lalu dia melihatku yang telah bersiap.

GROAARR!

Dia berteriak sambil mengacungkan tangannya ke arah langit. Tak lama kemudian muncul kilatan-kilatan petir yang saling menyambar tangan titan ini. Lalu muncul berkas cahaya energi dengan sambaran listrik yang menyelimuti energi itu. Ya! Titan ini juga sudah bersiap untuk melancarkan pukulannya.

"Mantap! Sudah lama sekali aku menunggu hal seperti ini sejak terakhir kali aku bertarung. Baiklah jelek! Bersiaplah. Eh! Apa itu bola kecil hitam di kepalanya? Ah! Peduli amat. Amat aja ngak ada peduli sedikitpun!" seruku sambil memajukan ke dua tanganku ke depan.

PUKULAN ENERGI METEOR..HEEEEAAAAAA!

WUUZZ!

GROOOAAARR!

ZIIPPP!

Gelombang energi aura kuning kemerahan di sertai percikan listrik melaju cepat hingga menimbulkan tekanan angin yang kuat menghempas ke semua arah. Sedangkan energi listrik yang dilancarkan titan ini juga tidak kalah kuat. Berputar dan melaju cepat di barengin kilatan-kilatan listrik yang menyambar ke sana sini.

BUUUUMMMM...ZZZTTTT!

Benturan energi ke duanya sangatlah dahsyat! Tanah terangkat melayang-layang. Di sekitar mereka berpijak terjadi getaran-getaran yang merusak bangunan-bangunan yang telah hancur terlebih dahulu.

"Aku harus menyelesaikan titan jelek ini secepatnya. Karena masih ada yang membutuhkanku di sana," pikirku.

Aku segera menaikkan tingkatan level energiku 5 level lagi. Aku mengkonsentrasikan energiku di dalam tubuh hingga aura kuning kemerahan tampak berpedar semakin kuat. Ya ini saatnya aku menambah seranganku!

HEEEEAAAAAAA.......!

Energi aura kuning yang aku lepaskan meningkat pada kedua belah telapak tanganku dan membesar hingga 3x lipat. Seperti mengumpulkan energi lalu kemudian melepaskannya. Sehingga energi aura kuning mendorong tekanan energi lawan, hingga menghantam tubuh titan!

GROOOAAARR!

Benda bulat hitam yang ada di kepalanya hancur bersama Titan ini. Tersapu gelombang energi yang aku lepaskan.

Aku menarik tanganku ke depan dada dan mengatur pernafasanku. Itu baru satu Titan. Di depan aku masih lihat Titan-titan yang lain. Aku pun menghadapi mereka. Setelah aku mengetahui kelemahannya sebuah bola di kepala mereka. Aku pun makin menjadi-jadi menghajar mereka semua.

Ya, akhirnya semua Titan yang menghadangku hancur di tanganku. Tampak aku melihat beberapa orang juga berhasil mengalahkan Titan. Siapa mereka? Oh, iya. Aku ingat mereka adalah para elemental yang bisa mengendalikan elemen. Mereka melambai kepadaku.

Lalu aku berusaha menghubungi teman-teman yang lain melalui codec.

Bzzztt!

"Di sini Redtails. Aku juga berhasil mengalahkan para Titan,"kataku.

"Ok. Aku harus bergerak sekarang menuju istana negara," Pikirku.

Aku lalu sedikit menunduk, lalu menghentakkan kakiku berlari cepat.

ZEBB!

Bagi orang biasa mungkin hanya merasakan sambaran angin yang melintasinya. Ya. Inilah ilmu peringan tubuhku. Sekarang tujuan utama. Istana negara!


********************** MY HEROINE **********************

#PoV Narator#

GLLAAARRRR!

Tiba-tiba tanah di halaman istana negara retak. Dari dalam tanah muncul sesuatu. Han-Jeong, Yuda dan Ryu langsung berubah dengan armor mereka. Moon segera dibawa pergi oleh Han-Jeong menghindar. Yuda membawa Hiro pergi agar tak terkena ledakan itu. Bangunan istana negara pun hancur tiba-tiba karena dari dalam tanah muncul sesuatu, sesuatu yang sangat besar. Pertama adalah sebuah tangan yang besarnya sebesar tubuh Titan. Kemudian muncul kepala bertanduk, dengan sorot mata berwarna kuning menyeringai.

"Titankah?" tanya Hiro.

"Tidak, ini lebih besar!" kata Yuda.

Dari dalam tanah monster besar itu pun keluar. Monster yang sangat besar yang tingginya sepuluh kali dari tinggi Titan. Seluruh tubuhnya seperti terbungkus magma. Tapi ada yang aneh. Dia tak mempuyai mulut. Wajahnya polos hanya ada dua mata berwarna kuning yang sepertinya sedang marah.

Tiba-tiba seluruh robot-robot yang masih bertahan ambruk secara tiba-tiba. Tak ada yang tahu pasti kenapa. Tapi total seluruh pertempuran terhenti ketika melihat sesosok yang sangat besar berdiri di tengah kota Jakarta. Para superhero dan para prajurit semuanya terkejut melihatnya.

"HAHAHAHAHAHAHA, APAKAH AKU BANGKIT? OH, TITAN-TITAN SUDAH PERGI HUAHAHAHAHAHAHA. MANUSIA, SIAPA YANG MEMBANGKITKANKU? KENAPA KALIAN BERKUMPUL DI SINI? KENAPA AKU BISA BANGKIT DI TEMPAT INI? AH, LUPAKAN! AKU SANGAT SENANG AKU KEMBALI HIDUP," kata monster super besar itu.

"Ini..? Apa?" gumam Moon.

"Something we call it Big Fucking Villain," kata Hiro.

"Whoaaa, guys. Apa pula itu?!" seru Hana. "Aku bahkan bisa melihatnya dari tempat aku duduk"

Saat itu Hana, ayahnya dan Profesor Andy sedang melihat sesuatu yang luar biasa dari kaca Jendela. Sesuatu yang tingginya menyamai sebuah gunung. Raksasa yang tinggi menjulang dengan tubuh berlapis batu dan magma, bermata kuning menyala, wajah polos tanpa mulut.

"Papa, itu apa lagi?" tanya Hana.

"Papa juga baru kali ini melihatnya," jawab Faiz junior.

"Alice, coba scan makhluk apa ini?" perintah Profesor Andy.

"OK, prof!" kata Alice di dalam OS Black Knight Han-Jeong.

"Ai, bantu Alice!" kata Yuda.

"Baik Yuda," jawab Ai.

Para superhero dan yang lainnya mulai mendekat. Mereka benar-benar tampak terkejut dengan kemunculan monster ini.

"GRRRR... MANUSIA, AKU SUDAH LAMA TERTIDUR KARENA PARA TITAN. TERIMA KASIH KALIAN TELAH MENGHANCURKAN MEREKA SEMUA. INI ARTINYA KALIAN BENAR-BENAR TELAH MENGINGINKANKU UNTUK MENJADI SESUATU YANG SESUAI DENGAN PERJANJIAN KITA BUKAN BEGITU?" kata sang monster.

"Perjanjian apa?" tanya Yuda.

"PERJANJIAN BAHWA KALIAN AKAN MENGABDIKAN SELURUH HIDUP KALIAN UNTUKKU, AKU ADALAH YANG TERKUAT. AKU ADALAH SANG PENGHANCUR. KALIAN AKAN MENGABDIKAN SELURUH HIDUP KALIAN KEPADA DIRIKU, KRONOS," jawab monster super besar itu.

"Kronos....," gumam Han-Jeong.

"Bagaimana cara kita mengalahkannya?" tanya Yuda.

"Dimana sebenarnya Presiden Putra Nagarawan berada? Kenapa dia malah mengeluarkan monster-monster tidak jelas seperti ini?" tanya Moon.

"MANUSIA, SEKARANG AKUILAH BAHWA AKU ADALAH TUHAN KALIAN, AKULAH YANG PALING BESAR DAN AKULAH YANG PALING KUAT!" kata Kronos.

"Bagaimana ia bisa bicara?" tanya Han-Jeong. "Mulut saja tak punya"

"Dia bicara melalui pikiran," jawab Yuda. "Hana, kamu dengar apa yang dia katakan?"

"Tidak sama sekali," kata Hana.

"Nah, benar bukan?" kata Yuda. "Jadi kita sekarang dianggap orang yang membangkitkannya, padahal tidak."

"AKU TAK PEDULI LAGI SIAPA DI ANTARA KALIAN YANG MEMBANGKITKAN AKU. SEKARANG, AKU INGIN KALIAN MENYEMBAHKU, TAKLUK KEPADAKU, DAN MEMOHON KEPADAKU!"

"Kalian mau?" tanya Yuda.

"Kau bercanda," kata Ryu.

"So, apa jawaban kita?" tanya Han-Jeong.

"Hei Kronos!" panggil Yuda sambil mengacungkan jari tengahnya. "Go Fuck Yourself!"

"Aku suka gayamu Yud!" kata Ryu.

"Yeah, Go Fuck Yourself!" ujar Han-Jeong.

"JADI KALIAN LEBIH MEMILIH TIDAK. BAIKLAH, MANUSIA. ADA KALIAN MAUPUN TIDAK PUN TIDAK MASALAH UNTUKKU. AKU AKAN BERSENANG-SENANG MENYIKSA KALIAN. AKU AKAN BERIKAN KALIAN MIMPI BURUK YANG TAK AKAN PERNAH KALIAN RASAKAN SEBELUMNYA. KALIAN AKAN MERASAKAN SESUATU YANG SANGAT MENAKUTKAN. KALIAN AKAN MENGHADAPI....KEMATIAN!" Kronos kemudian mengangkat kakinya lalu dengan cepat menghantam ke bumi.

BUUUMMM! Getarannya benar-benar terasa hingga ke pinggir kota. Debu-debu dan tanah pun terangkat. Kedua tangan Kronos kemudian mengepal dan menghantamkannya ke bumi.

BUUUUUMMM! Lagi-lagi bumi bergetar.

"Han-Jeong, I love you," kata Yuda.

"Yeah, I know. I love you too," kata Han-Jeong.

"Azkiya, do'akan aku," kata Yuda dalam hati.

"Hana, setelah ini...aku ingin bisa menikah denganmu!" kata Ryu.

"Ryu-kun, itu terlalu cepat!" kata Hana di codec.

"Faiz-dono, maaf tapi aku sangat mencintai putri Anda," kata Ryu.

"Dasar samurai bego, udah lawan saja monster raksasa itu!" kata Faiz Junior di codec.

"Kalau aku bisa mengalahkannya anda mengijinkannya?"

"Kalian masih sekolah! Dasar bego!"

"Hehehehe," Ryu nyengir menggaruk-garuk helm Zeronya.

"Sekarang atau tidak selamanya, serang!" seru Yuda. Dari punggungnya muncul sayap seperti ketika ia akan terbang. Dengan satu hentakan, dia pun sudah mengudara. Han-Jeong pun demikian, dia mengikuti Yuda. Ryu berlari dengan kecepatan supernya mendekat ke kaki Kronos. Bersamaan dengan itu para superhero juga bergerak menyerang. Pesawat-pesawat yang diterjunkan oleh TNI Angkatan Udara pun diterjunkan. Semuanya punya satu tujuan. Menghancurkan Kronos.

******************** MY HEROINE **********************

Sementara itu jauh di Gunung Tangkuban Perahu, tampak Azkiya melihat langit yang menggelap. Butiran-butiran salju pun turun untuk pertama kalinya di gunung itu. Azkiya berada di luar rumah. Di dalam benaknya ia masih memikirkan Yuda, apa yang ia lakukan sekarang? Bagaimana perjuangannya sekarang? Bagaimana Han-Jeong? Dia sangat khawatir, baru pertama kali ini dia khawatir seperti ini, bahkan bukan terhadap keluarganya sendiri. Tetapi terhadap kekasihnya, orang yang sangat dicintainya sekarang ini.

Walaupun hanya baru beberapa saat meninggalkannya, tapi sepertinya hal itu terasa sangat lama. Riska yang melihat kegundahan Azkiya ini akhirnya menghampirinya.

"Kenapa?" tanya ibunya Yuda.

"Langit sebelah Utara gelap dan salju turun," jawab Azkiya.

"Tak akan terjadi apa-apa, jangan takut, jangan khawatir," ujar Riska sambil mengusap-usap punggung Azkiya.

"Ibu, kalau ibu tak keberatan boleh aku panggil ibu?" tanya Azkiya.

"Ya, tak apa-apa anakku, tak apa-apa"

Azkiya tersenyum. Mata abu-abunya berbinar-binar menampakkan wajahnya yang cantik menawan. Beberapa bunga yang tumbuh di dekat rumah peristirahatan Riska itu tampak menawan. Warna-warninya memanjakan mata bagi siapapun yang melihatnya. Sayangnya Azkiya tak bisa membedakan warna-warna itu, semua yang dilihatnya hanya warna merah dan putih. Ia bahkan tak bisa membedakan warna tanah dan darahnya sendiri.

Sekarang ini ia sangat rindu, rindu kepada seorang kekasih yang sedang berjuang untuk perdamaian dunia. Apa yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah berdo'a, berharap kepada sebuah harapan bersama dengan kekasih hati.

"Yuda, kembalilah dalam keadaan utuh. Aku menunggumu," kata Azkiya.

(bersambung....)

:haha: GFV (Great Fucking Villain) telah datang. Hancurlah dunia ini. Muahahahahahahaha :pandaketawa:
 
Terakhir diubah:
wiihhhhh makin seru....
tampaknya bakalan banyak superhero yg mati melawan kronos..
 
Typo dikit

sudah patah menjadi dunia

Selebihnya mahhhhh KRONOS BANGKIT dan DimulaiLah pertarungan yg SESUNGGUHNYA

:haha:
 
next chapter I'M INVICIBLE
sepertinya malem minggu ini, tapi do'akan saja urusan RL-nya segera selesai, agar bisa post. :)
bagaimana kalau seluruh usaha manusia cuma sia-sia saja melawan Kronos ini? :pandaketawa:
 
2 malem ane baca my heroine chap awal agak gk suka gw karna tokoh nya cewe :ampun: terus gw penasaran sama siyuda.jdi deh gw baca,tapi waktu yuda dapet gnome x semangat gw bacanya..
chapter INNER POWER yg bikin gw sedih,T.T tokoh kesayangan gw mati ..thank suhu arci karya ente emang :jempol:
 
Wow Kronos udah bangkit, kayaknya satu2nya cara mengalahkan kronos ya kerja sama (gabungan semua elemen di dunia)
 
Bimabet
Sedikit typo mas bro.

Mereka yang belum pernah melihatku tentu saja terjekut dan heran,

Over all it's good. love this part.. semog.collaboration berikutnya lebih dahsyat bin panas ya mas bro.. :jempol:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd