Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My HEROINE [by Arczre]

Siapakah Tokoh yang Paling disuka?

  • Jung Han Jeong

  • Yuda Zulkarnain

  • Hana Fadeva Hendrajaya

  • Ryu Matsumoto

  • Azkiya a.k.a Brooke

  • Rina Takeda

  • Jung Ji Moon

  • Ray

  • Astarot

  • Putra Nagarawan


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
nunggu ane keluar dari RS dulu ye.
:)
 
BAB XXV: LAST HOPE

1fd9a1382649111.jpg


Han-Jeong dan Yuda langsung berlari ke arah Putra Nagarawan. Sang Presiden menyambut serangan kedua pendekar ini. Tangan sang presiden sangat cekatan menangkis serangan mereka, bahkan sangat berhati-hati agar Karimbit kedua pendekar ini tidak mengenai dirinya. Ia menahan lengan kedua pendekar sambil kakinya bergerak dengan gesit. Putra Nagarawan ternyata cukup gesit, cukup lincah dan sangat faham dengan beladiri. Bahkan Han-Jeong dan Yuda gusar ketika seluruh serangan mereka tidak bisa masuk satu pun.

"Kenapa? bingung? Kalian kira aku tidak punya ilmu beladiri? Aku sudah mempersiapkan badanku sejak lama. Dengan S-Formula aku bisa mendapatkan seluruh memory orang-orang penting. Dan aku bisa mengetahui apa itu kung fu, aikido, juijistu, Karate, Kravmaga, Muay Thai. Aku juga tahu tentang kung fu Shaolin. Pencak silat aku juga tahu. Semuanya aku tahu. Aku bahkan bisa mengkombinasikan semuanya." Putra Nagarawan membuka telapak tangan kirinya dan mengepalkan tangan kanannya. Kemudian ia menekuk kaki kirinya lalu dia mengaangkatnya.

"Itu...," gumam Han-Jeong.

"Kuda-kuda Shaolin," ujar Yuda.

Sang Presiden memutar tubuhnya kemudian melompat dengan tendangan memutar seperti cangkul menyerang Yuda. Yuda menghindar. Han-Jeong menyerang Sang Presiden dari belakang, tapi sang Presiden sudah mengetahuinya ia pun menunduk sambil menyapu kaki Han-Jeong, sementara tangan kirinya menghempaskan perut Yuda. Han-Jeong melompat menghindari sapuan kaki Putra Nagarawan. Ada kesempatan, Han-Jeong menendang lutut dalam sang presiden. Hal itu membuat sang presiden berlutut. Han-Jeong siap menyabetkan karambitnya. Yuda, pun maju dengan menyabetkan karambitnya. Putra Nagarawan berkelit menghindari Han-Jeong dan langsung memukul tubuh Han-Jeong berkali-kali, kemudian serangannya ditutup dengan sikunya menghantam dada Han-Jeong hingga cewek blesteran Korea itu pun terhempas beberapa tombak ke belakang. Yuda menyabet lengan Putra Nagarawan, tapi sang Presiden sanggup menangkap tangannya. Lalu tiba-tiba Yuda ditarik, begitu ia sadar ditarik kemudian Putra Nagarawan menghadiahinya lutut kanannya.

DUESS

Lutut itu tepat mengenai hidung Yuda. Tapi Putra Nagarawan tak melepaskan pegangannya. Malahan Putra Nagarawan lagi-lagi menghadiahi lututnya.

DUESS! DUESS! DUESS!

Yuda langsung memutar tubuhnya dengan cara melompat ke samping sehingga pegangan tangan Putra Nagarawan terlepas. Kemudian Yuda memukul tengkuk Putra Nagarawan. Putra Nagarawan terhuyung hingga ia hampir saja jatuh. Ia segera berbalik, tapi Yuda yang cekatan kini menyerangnya dari bawah. Kedua pahanya dipukuli oleh Yuda, lalu beranjak ke perut, dan menghantam dada Putra Nagarawan dengan beberapa pukulan, dia pun menyabetkan karambitnya ke dada dan perut. Putra Nagarawan tentu terkejut dengan serangan tak terduga itu. Kemudian Yuda merendahkan tubuhnya saat itulah dari belakang Han-Jeong melompat dan menghadiahi sebuah tendangan ke arah Putra Nagarawan.

Putra Nagarawan pun jatuh. Kali ini akankah menjadi akhir bagi Putra Nagarawan?

Sang Presiden bangkit dengan cara melompat. Tampak darah segar mengalir di mulutnya. Ia tersenyum karena kali ini ada yang bisa melukainya.

"Aku sudah berjanji, luka ini tak akan aku sembuhkan sampai aku bisa menghabisi kalian," kata Putra Nagarawan.

Yuda kembali memasang kuda-kuda, "Tingkat tujuh. Cabikan Harimau!"

Han-Jeong mengerti apa yang dikatakan Yuda. Tangan kanannya mengarah ke samping kiri, tangan kirinya membuka seperti cakar harimau, tubuhnya merendah, sedangkan Yuda berlaku sebaliknya. Keduanya bersiap mengeluarkan jurus tingkat delapan. Han-Jeong dan Yuda mendekat ke Putra Nagarawan dengan langkah-langkahnya. Putra Nagarawan segera menyambut mereka. Kedua pendekar ini mendesak Putra Nagarawan, tapi Putra Nagarawan sekali lagi menangkis semua serangan itu, seolah-olah, serangan keduanya tak ada apa-apanya.

Yuda pun mengerti satu hal, kenapa Putra Nagarawan bisa menangkis semua serangannya. Hal itu karena Putra Nagarawan lebih cepat. Jurus Cabikan Harimau bisa dimentahkan dengan mudah.

"Sekarang giliranku," kata Putra Nagarawan.

Dia membuka tangannya, gerakannya sekarang jadi lembut. Pergelangan tangan Yuda dipegangnya, kemudian dia menghentakkan punggungnya ke tubuh Yuda. Seketika itu Yuda terdorong ke belakang. Han-Jeong juga menyerang, tapi sang presiden dengan mudah menangkap cakar Han-Jeong lalu tubuhnya diputar dan dilepar seperti melempar sampah.

Yuda segera bangkit, "Tai Chi!"

"Sudah kubilang, berbagai ilmu beladiri sudah aku hafal dan semuanya ada di otakku," ujar Putra Nagarawan. "Butuh otak manusia super untuk bisa menampung data sedemikian besar, dan aku adalah salah satu orang yang bisa. Aku sangat senang sekali menjadi Destroyer. Kekuatanku tidak terbatas, semuanya membuat diriku menjadi manusia tidak terbatas. Sebut saja aku INFINITY HUMAN"

Yuda tak menghiraukan kata-kata Putra Nagarawan. Dia kembali mencoba menyerang sang Presiden. Kini dia berusaha untuk melakukan gerakan mencakar sedangkan tangan satunya ia menyabetkan karambitnya. Sang Presiden kali ini sedikit kewalahan dengan gerakan cepatnya. Memang Yuda tak pernah belajar ilmu beladiri lain selain silat, maka dari itu ia hanya mengeluarkan apapun yang ia mampu. Dia kembali mengingat-ingat apa yang diajarkan oleh ayahnya. Seorang pendekar yang telah dilatih sejak kecil oleh sang ayah untuk menguasai kemampuan yang tak dimiliki oleh manusia biasa. Sejak kecil Yuda terus dilatih tentang hal ini, sama seperti ayahnya yang dilatih oleh kakeknya untuk bisa menguasai jurus tertinggi, yaitu latihan insting.

Melatih insting ini bukan hal biasa. Untuk melatih insting, seseorang harus benar-benar bisa merasakan apapun yang ada di sekitarnya. Mulai dari indera penciuman, penglihatan, pendengaran, semuanya benar-benar dipadukan hingga akhirnya muncul kekuatan dalam dirinya yang tak pernah ia sangka sebelumnya. Arci melatih Yuda seperti ini. Ketika melatih anaknya hingga siap untuk bertempur, ia tak pernah segan-segan menguji Yuda dengan berbagai latihan yang mustahil. Seperti mencari seekor kumbang hitam di kegelapan malam. Bertarung dengan keadaan mata tertutup, juga menangkap kerikil yang dilemparkan oleh sang ayah. Yuda dilatih untuk mendengarkan alam. Sebenarnya latihan ini lebih besar lagi efek dan manfaatnya. Latihan ini akan mengakibatkan seorang manusia menembus batas-batasnya sebagai manusia biasa, hingga kemudian akan membangkitkan sesuatu di dalam dirinya yang tak pernah dia rasakan sebelumnya. Orang-orang menyebutnya wangsit, ilham atau apalah sebutan mereka tapi yang jelas itu disebut sebagai indera keenam.

Han-Jeong duduk bersila. Ia mengatur nafasnya. Ia menyatukan telapak tangannya. Dia akan melakukan jurus yang ia ciptakan sendiri. Selama di padepokan, sang guru telah memberikan petunjuk untuk mengeluarkan kekuatan terbesar di dalam dirinya. Dia menyebutnya sebagai Ruh Harimau. Untuk itu ia harus melihat semua jurus yang telah ia kuasai. Han-Jeong berbeda dengan Yuda yang mana dia tidak bisa melatih instingnya seperti Yuda. Tapi dia punya gerakan reflek yang luar biasa. Sebagai contohnya adalah siapapun cowok yang mendekat kepadanya pasti selalu terkena bantingannya ataupun pukulannya. Dia tak perlu melatih insting seperti Yuda, karena dia punya reflek yang sangat bagus dan lebih dari itu tubuhnya secara naluriah bisa mengeluarkan kekuatan yang tak pernah ia sangka sebelumnya. Kekuatan inilah yang akan ia gunakan. FULL REFLEX.

Han-Jeong merasakan dalam dirinya ada sebuah perasaan hangat. Dalam dirinya ia merasa sebuah titik cahaya bersinar. Han-Jeong seperti menemukan titik yang mendidih di dalam dirinya, yang kini mengalir ke pungung, lengan dan kakinya. Matanya terbuka melihat seluruh ruangan. Kini yang ada di hadapannya adalah Putra Nagarawan yang sedang bertarung dengan Yuda. Dia melihat seluruh gerakan mereka yang sangat lambat. Sangat lambat. Ia bisa melihat semuanya.

Han-Jeong kemudian berdiri. Dia lalu berlari menuju ke arah Putra Nagarawan. Sang presiden terkejut ketika melihat Han-Jeong sudah menyabetkan karambitya ke punggungnya.

SRAATTHH!

Punggung sang presiden robek. Putra Nagarawan seperti tak merasakan sakit walaupun darah bercucuran dari punggungnya. Dia makin meningkatkan serangannya ke Han-Jeong dan Yuda. Kali ini dia memakai beladiri yang lain, Muay Boran. Tangan dan sikunya bergerak aktif dan lincah dan flexibel. Yuda berusaha menghindar dan memberikan hadiah satu sayatan ke lengan dan perut sang presiden. Han-Jeong juga menyerang sang presiden, gerakannya makin cepat. Putra Nagarawan tahu bahwa ini adalah kekuatan asli dari kedua pemuda-pemudi ini. Maka ia pun harus mengeluarkan semua kemampuannya.

Putra Nagarawan sejatinya bukan seorang pendekar. Ia hanya mengaplikasikan apa yang ada pada memory-nya. Maka dari itu ia sama sekali tak punya insting untuk bertarung. Apa yang ia lihat itulah yang akan ia lakukan, berbeda dengan Yuda dan Han-Jeong yang mana mereka memang para pendekar. Tentu saja pertarungan ini adalah pertarungan penentuan. Sang Presiden yang mengetahui segala macam beladiri berhadapan dengan dua pendekar silat yang sangat mahir. Mereka bertiga benar-benar mengeluarkan kemampuan terakhir mereka hingga mereka sama-sama terluka.

Putra Nagarawan mengeluarkan jurus-jurus Kung Fu Baji Quan. Hingga akhirnya Yuda harus menerima pukulan keras di dadanya. Kalau saja saat itu Yuda tak mundur satu langkah untuk menghindari benturan mungkin kini dadanya sudah hancur. Sedangkan Han-Jeong juga sama, ia menerima sebuah tendangan hingga tepat mengenai ulu hatinya. Seketika itu Han-Jeong terkapar. Sebenarnya tubuh Putra Nagarawan pun penuh luka. Dan ia menahan rasa sakit yang luar biasa. Dari dada, punggung, bahu dan lengan penuh dengan sayatan karambit. Darah segar mengalir deras menetes di lantai ruangan mereka bertiga bertarung.

Yuda meludah, tampak cairan ludahnya bercampur dengan darah segar. Han-Jeong mengerang memegangi perutnya.

"Kalian hebat, kalau aku hanya manusia biasa, kalian sudah pasti mengalahkan aku dari tadi," ujar Putra Nagarawan. "Kuhargai perjuangan kalian. Pertarungan ini sangat melelahkan. Kita sama-sama terluka dan aku tetap pada janjiku, tidak akan menyembuhkan lukaku sampai aku bisa membunuh kalian. Tapi tampaknya kalian berdua benar-benar kuat."

Putra Nagarawan berjalan menuju ke arah Yuda. Tangannya mengeluarkan cahaya berwarna keemasan, setelah itu terbentuklah sesuatu di sana. Sebilah golok dan sepertinya pedang itu yang akan dia gunakan untuk mengakhiri semuanya.

"Maafkan aku, tapi aku harus mengakhirinya sekarang," kata Putra Nagarawan.

Yuda masih tergeletak di lantai sambil merintih kesakitan. Sementara itu Han-Jeong pun panik. Ia tahu keadaan Yuda dalam bahaya. Dia berusaha mati-matian untuk bisa bangun.

"Mengakhirinya? Aku belum kalah...," kata Yuda. Dia berguling ke samping kemudian perlahan-lahan bangkit. Dipersiapkan lagi kuda-kudanya. Dia akan mengeluarkan jurus Harimau Mengamuk. "Ayahku mengajariku semuanya tanpa sia-sia. Aku tak boleh mati di sini. Kamu hanya satu orang, satu orang yang tidak pernah mengetahui perasaan orang lain. Kamu hanya satu orang yang egois dengan ambisi kekuasaan."

"Kamu tidak mengerti, apa yang aku lakukan, semuanya..... adalah karena ibuku. Karena orang yang aku cintai"

"Apakah orang yang kamu cintai itu mengajarkanmu untuk menghancurkan dunia?"

"Iya. Ibuku ingin agar aku mendapatkan segalanya. Mendapatkan segalanya."

"Apakah mendapatkan segalanya itu berarti engkau harus menghancurkan semuanya?"

"Iya, karena aku sudah tak perlu lagi hidup di dunia ini. Mendapatkan segalanya tanpa orang yang dicintai sama saja seperti neraka. Dan aku ingin menghancurkan neraka itu."

"Engkau egois. Engkau berusaha mendapatkan segalanya, lalu menghancurkan segalanya. Apakah engkau tahu bahwa ada orang-orang yang juga sama seperti dirimu? Mereka juga punya orang-orang yang dicintai? Mereka rela berkorban, mereka rela melindungi orang-orang yang mereka cintai? Tahukah kamu kalau mereka semua yang melawanmu saat ini berusaha untuk melindungi orang-orang yang mereka cintai?"

"Iya, aku tahu."

"Kalau begitu, kenapa kamu tidak bisa mengerti keadaan mereka?"

"Karena aku tidak pernah bisa menjadi seperti kalian. Karena....aku tidak pernah bisa menjadi seperti kalian."

"Aku akan memukulmu sekeras-kerasnya hingga kamu sadar bahwa pemikiranmu salah."

"Semuanya sudah terlambat."

"Harimau Mengamuk!"

Yuda melompat seperti terkaman harimau, kemudian mulai menyerang Putra Nagarawan dengan jurus-jurus mematikan. Putra Nagarawan kali ini mulai terdesak. Jurus Harimau Mengamuk dipadu dengan sabetan karambit tak bisa dibendung, Putra Nagarawan mulai tercabik-cabik oleh kuku macan.

"Aku akan menyadarkanmu bahwa dunia ini masih butuh orang-orang yang saling mencintai. Aku akan hancurkan egomu, aku hancurkan hingga kamu tak akan bisa lagi hidup!"

Agaknya Yuda tak memberi ampun kepada Putra Nagarawan, sehingga ketika dia sudah sampai kepada gerakan terakhir jurus Harimau Mengamuk ia tak segan-segan mengeluarkan tenaganya yang paling besar pada pukulan terakhirnya. Putra Nagarawan mengetahui bahwa Yuda akan mengeluarkan jurus pamungkasnya, ia pun berusaha mundur beberapa langkah. Tapi Yuda terus mengejarnya dan pukulan itu telak mengenai ulu hati Putra Nagarawan.

BUAAAK!

Putra Nagarawan mundur beberapa langkah. Ia menahan tubuhnya dengan kaki kanannya sehingga ia seperti terseret. Ternyata ia kerahkan tenaga dalamnya untuk menahan pukulan dari Yuda. Tubuhnya mulai rusak terutama hatinya. Ia tetap pada pendiriannya tak akan meregenerasi tubuhnya. Ia tetap membiarkan tubuhnya terluka. Kemudian dia mendorong tubuhnya ke depan mengeluarkan pukulan terakhirnya ke arah Yuda.

Yuda yang baru saja mengeluarkan pukulan terakhir dari rangkaian jurus Harimau Mengamuk, terkejut. Ia tidak siap sehingga sang presiden menghantamnya dengan kekuatan penuh. Dadanya terkena pukulan mematikan, lebih tepatnya seperti tapak dan pukulan. Yuda dalam waktu singkat berusaha mengeraskan seluruh otot dadanya, ia pusatkan pertahanannya di dadanya lalu berusaha menahan pukulan itu sekuat tenaga walaupun tidak maksimal.

BUAAAK!

Hasilnya fatal. Ia pun harus ambruk terdorong oleh kekuatan Putra Nagarawan. Mulut Yuda mengeluarkan darah. Pukulan itu tak mampu ia bendung.

Sang Presiden menahan rasa sakit di tubuhnya. Kemudian kedua telapak tangannya mengeluarkan kabut berwarna hitam. Seketika itu terbentuklah dua bilah golok di kedua tangannya.

"Pukulanmu benar-benar keras, tapi... aku akan mengakhirinya," ujarnya sambil berjalan ke arah Yuda.


******* MY HEROINE *******


Faiz Hendrajaya siapa sebenarnya dia? Dia adalah anak dari Doni Hendrajaya pemilik Hendrajaya Group. Semua orang tahu akan hal itu. Kegigihannya mendirikan M-Tech Industries, telah mengantarkan dia menjadi orang terkaya di dunia. Dia punya banyak kekayaan bahkan mungkin kekayaannya tak akan ada habisnya. Hanya saja sekarang kekayaannya itu tak akan ada gunanya lagi. Semua kekayaannya hilang bersama Iskha. Sebab Iskha adalah harta yang sangat ia cintai. Apa yang bisa dilakukan oleh Faiz sekarang setelah Iskha tiada?

Faiz berjalan sempoyongan menuju ke sebuah cahaya. Sebuah cahaya putih yang ada di depannya. Tubuhnya bergerak terseok-seok hingga kemudian, dia sampai di ambang ruangan tersebut. Ruangan ini memang tak ada pintunya, jadi ia sudah bisa melihat ada apa di dalam ruangan tersebut. Tampak Putra Nagarawan akan menebaskan sebilah golok ke arah Yuda tapi Han-Jeong langsung merangkul Yuda. Sehingga Putra Nagarawan tak meneruskannya.

"Kamu tak boleh membunuhnya!" kata Han-Jeong. "Sudah cukup! Apakah ini yang engkau inginkan Pak Presiden? Kalau engkau kehilangan orang yang engkau cintai lalu apa hakmu merampas milik orang yang engkau cintai juga?? Yuda adalah milikku. Dan aku akan melindungi dia. Apakah kamu pernah melindungi orang yang kamu cintai?"

Putra Nagarawan terhenyak. Mata Han-Jeong menatap tajam ke arahnya. Tiba-tiba ia teringat akan tatapan mata itu. Tatapan mata siap mati, tatapan mata yang dulu ibunya juga melihatnya dengan tatapan mata itu. Sang Presiden bibirnya gemetar. Sudah lama ia tak pernah melihat tatapan mata seperti itu. Tatapan mata yang berusaha untuk melindungi orang yang dicintainya.

Putra Nagarawan menurunkan goloknya. Ia tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Tiba-tiba...

JLLEBBB!

Sebuah katana menembus punggung dan dadanya. Putra Nagarawan menoleh ke belakang. Dilihatnya seseorang tua dengan tubuh lemah menghujamkan sebilah katana hitam ke punggung sang presiden. Dia adalah Faiz Hendrajaya. Putra Nagarawan lalu mendorong Faiz hingga lelaki tua itu terjerembab.

"Katana ini...ugghhhkk!" Putra Nagarawan berusaha menjatuhkan goloknya, ia lalu berusaha mencabut kembali katana hitam Masamune.

"Kakek! Kakek!" panggil Han-Jeong.

Faiz Hendrajaya hanya menatap ke atas. Ia tak punya tenaga lagi. Nafasnya masih terengah-engah. Yuda perlahan-lahan bangkit, lalu mendekat ke Faiz Hendrajaya.

Presiden Putra Nagarawan pun akhirnya berhasil mencabut katana itu dan menjatuhkannya. Ia kemudian berlutut sambil mengerang kesakitan. Dari mulutnya pun keluar darah.

"Tidak, aku harus kuat. Aku harus kuat!" kata Sang Presiden. "Hahahaha, aku harus kuat."

Han-Jeong membantu kakeknya untuk bisa bangun. Putra Nagarawan melihat mereka bertiga.

"Hahahaha, akhirnya aku hanya sampai di sini," kata Putra Nagarawan. Ia kemudian ambruk ke lantai. Darah pun kemudian mulai merembes keluar dari lukanya.

"Kakek, bertahanlah!" kata Han-Jeong.

"Aku tak apa-apa," kata Faiz.

"Faiz, Hendrajaya! Apakah dengan alasan orang yang engkau cintai juga engkau menyerangku?" tanya Putra Nagarawan.

"Ya, aku sudah bersumpah untuk membunuhmu," kata Faiz Hendrajaya.

"Katana itu, ternyata dari batu bintang. Pantas saja tidak bisa aku kenali. Bahkan suaranya pun seperti membisu. Aku telah banyak bicara dengan berbagai elemen kecuali logam dari luar angkasa, pantas saja. Ugghhkk!"

"Putra Nagarawan! Hentikan bom atomnya! Kamu tidak bisa melakukan hal ini!" kata Yuda.

"Tak ada yang bisa menghentikannya, tak ada," kata sang Presiden.

"Ada," terdengar sebuah suara.

Semua orang terkejut ketika melihat seseorang dengan armor Black Knight menggendong Iskha ada beberapa meter dari tempat mereka sekarang. Tampak Ryu juga ada di sana.

Yuda menoleh ke arah Han-Jeong. Tak mungkin itu Han-Jeong karena Han-Jeong masih ada di situ. Lalu siapa dia? Musuh ataukah lawan? Dan Ryu!

"Tenang kawan-kawan, dia bukan musuh," kata Ryu. "Ceritanya panjang tapi sebaiknya kita harus segera menghentikan semuanya."

Black Knight kemudian meletakkan tubuh Iskha yang sudah kaku lalu ia menghampiri Putra Nagarawan.

"Kamu siapa?" tanya Putra Nagarawan.

"Aku...sesuatu dari masa depan. Aku bermaksud mengubah masa ini. Maaf Putra Nagarawan, aku harus mengambil Kronos," katanya.

"Kau tak akan bisa!" kata Putra Nagarawan.

"Banyak hal yang terjadi di masa depan, karena kekuatanmu Indonesia hancur. Bukan hanya itu, kami memang bisa selamat karena kekuatan kami. Tapi ternyata itu semua tidak akan berakhir. Engkau tidak saja mengakibatkan dunia ini hancur, engkau adalah sumber kepunahan manusia. Kami telah mencoba mencari jalan dengan kembali ke masa lalu, bagaimana agar bumi bisa selamat. Ternyata semuanya adalah karena ini, Kronos. Elemen The God Matter telah menguasaimu sebelum ia kamu kuasai. Ia telah mengendalikanmu sebelum engkau menyadarinya. Armor Black Knight ini ada jiwa Ray di dalamnya, ia mentransformasikan sebagian jiwanya ke dalam armor ini sehingga aku juga bisa mengendalikan elemen. Tak hanya itu, kekuatan Ray yang bisa berbicara dengan elemen pun ada di dalam armorku. Putra Nagarawan, kuambil semua kekuatanmu...tidak, aku musnahkan semuanya. Tak apa-apa?"

"Hahahaha, lakukan saja! Hidup atau mati pun aku sudah tak peduli lagi."

Black Knight itu pun menaruh telapak tangannya di dada Putra Nagarawan. Dari dalam dadanya muncul bola berwarna keemasan yang berputar-putar. Setelah itu bola itu pergi melayang dan kemudian menghilang.

"Semuanya berakhir. Kronos telah kembali ke inti bumi," kata Black Knight.

Putra Nagarawan memejamkan matanya dan tersenyum. Inilah akhir dari pertempuran panjang. Sang Presiden pun akhirnya tewas dalam pertempuran ini.

"Kamu siapa?" tanya Han-Jeong.

"Aku...keturunanmu dari masa depan. Aku kesini untuk memperbaiki sesuatu. Tugasku sudah selesai. Aku turut berbela sungkawa atas apa yang terjadi. Banyak hal yang terjadi, engkau telah menceritakan semuanya kepada kami. Buat kakek buyut Faiz, jangan terlalu bersedih. Kakek sebentar lagi akan menjadi orang besar. Kakek masih ada orang-orang yang mencintai kakek dengan sepenuh hati. Tolong jangan sia-siakan cinta mereka. Aku tak bisa menolong nenek Iskha, karena aku bukan orang yang bisa menghidupkan orang mati. Tapi jangan khawatir, masa depan kalian akan lebih baik."

"Namamu siapa?" tanya Han-Jeong.

Black Knight tersebut menghampiri Yuda. Ia kemudian meletakkan telapak tangannya di dada Yuda. Yuda tampak terkejut ketika tubuhnya serasa dingin. Luka-lukanya, dalam sekejap sembuh.

"Aku tak bisa memberitahu siapa namaku, yang jelas....aku adalah cucu kalian. Kalau aku memberitahu siapa aku maka aku bisa merusak masa depan. Kalian jangan khawatir, Indonesia menjadi negara kuat setelah ini. Sampai jumpa," kata Sang Black Knight. "Satu lagi. Kakek You're awesome!"

Sang Black Knight kemudian melangkah menjauh, ia berbalik menghadap ke semuanya.

"Tunggu! Bagaimana dengan bom atomnya?" tanya Yuda.

"Tak usah khawatir. Aku sudah menghancurkannya, kapal induk ini tugas kalian untuk menghancurkannya. Tugasku hanya cukup sampai di sini."

"Tapi bagaimana aku bisa menghancurkannya? Tenaga kami sudah habis."

"Tak usah khawatir, kakek Ryu membawa The Box, energi kalian akan diisi ulang. Selamat tinggal"

Black Knight pun tiba-tiba menghilang begitu saja. Meninggalkan seribu pertanyaan bagi semua orang yang ada di tempat itu.

(bersambung....)
 
:ampun: suhu arci
saya jujur kalo membuat cerita bertema fantasy kadang merasa imajinasi sy belum cukup...
yang di SF Cerita non SS nggak dilanjut suhu??


mohon dibimbing juga suhu, nubie yang baru pertama kali membuat cerita di SF ini hihihi
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Thx suhu arci buat update an nya...
Cuman bisa bilang :mantap:
:jempol:

Sepertinya sudah mendekati ending...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd