Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Lebih baik Pritha eksib di depan Dani lagi atau tidak?

  • ya, dengan arahan dari Dani

    Votes: 7 14,9%
  • tidak, tetap disembunyikan dari Dani seperti saat ini

    Votes: 22 46,8%
  • Both, ada pergolakan batin Dani antara mau Pritha nakal untuknya tapi juga tidak ingin Pritha binal

    Votes: 17 36,2%
  • masukan lain?

    Votes: 1 2,1%

  • Total voters
    47
  • Poll closed .
Part 2 – Jalan-jalan di Mall
Hari ini aku akan pergi dengan pacarku, Dani. Aku sudah berjanji sebelumnya untuk menemaninya pergi menonton film dengan genre action yang sebetulnya kurang kuminati. Kekesalanku dengannya karena bangun kesiangan ditambah karena telfon darinya yang mengganggu aktivitas bersenang-senangku tadi pagi di teras rumah harus kusimpan saat bertemu dengannya.
Aku memutuskan untuk mandi dengan cepat tanpa perlu berlama-lama di kamar mandi. Pintu kamar mandi kubiarkan terbuka karena tidak ada orang lagi di rumah ini, dan kalaupun ada kedua orangtuaku, mereka akan cuek saja apabila melihatku mandi dengan pintu terbuka.
Kusudahi aktivitas mandiku pagi itu, aku berjalan menuju gantungan handuk yang berada di bawah tangga, aku memang terbiasa keluar setelah mandi tanpa menggunakan handuk dan akan mengeringkan tubuhku di luar kamar mandi. Kusimpan handukku kembali di gantungan lalu berjalan menuju kamarku untuk mengambil pakaian.
Aku memutuskan menggunakan blouse berbahan satin berwarna putih dan celana jeans sebagai outfitku hari itu. Aku lalu mencari pakaian dalamku di lemar, nihil. “masih di jemuran atas semua mungkin” pikirku mengingat kemarin mama mencuci pakaian. Aku berjalan kembali menuju tangga untuk ke jemuran dan ruangan setrika, melewati dapur dan pintu kamar mandi. Masih dengan bertelanjang bulat.
Sesampainya di atas aku mencari pakaian dalamku. Aku menemukan bra milikku yang berwarna putih dengan motif bunga yang kontras berwarna-warni dan cd berwarna pink. Model bra dan cd yang kugunakan adalah model biasa karena aku belum berani untuk membeli pakaian dalam dengan model yang aneh-aneh walaupun aku ingin, tetapi aku takut akan dimarahi oleh mamaku karena menurutnya berpakaian terbuka hanya boleh dilakukan di dalam rumah saja.
Kuambil pakaian dalam yang sudah kutemukan. Saat akan menuruni tangga, aku yang melihat pintu ruang setrika yang terbuka kembali ingin melanjutkan aktivitasku yang tadi tertunda. Pintu ruang setrika rumahku menghadap ke luar dan terdapat teras berukuran kecil untuk tempat menjemur pakaian. Bagian depannya terdapat tembok sebatas perut yang membatasi area menjemur dengan atap. Imajinasiku kembali bermain. Aku mencari pijakan untuk kunaiki. Kutemukan ember kecil lalu kubalik ember tersebut sehingga dapat kugunakan sebagai pijakan untuk naik ke atas tembok tersebut.
Aku duduk di bagian atas tembok, bertelanjang bulat, dan menghadap ke bagian depan rumahku. Sama seperti yang kulakukan tadi pagi, hanya saja posisiku yang lebih tinggi dari jalan memungkinkan aku tak terlihat oleh penduduk yang lewat di jalan depan rumahku.
Aku mulai memainkan klitorisku kembali. Tangan kiri ku meremas payudara kanan dan kiri secara bergantian. Kumainkan jari-jari ku di atas memekku yang semakin basah karena lendir cintaku yang semakin keluar seiring dengan birahiku yang semakin tinggi.
“aaahh.. ssshh..” desahanku kali ini tidak perlu kutahan seperti saat aku bermasturbasi di teras tadi pagi.
“aahhh... ssshh.. aahhh”
“ooohh yesss”
“ah ah ah ah ah” desahanku semakin tak terkontrol saat aku merasakan akan orgasme.
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh” aku mendesah, sedikit menjerit karena merasakan orgasmeku yang kedua hari ini.
Aku merebahkan diri diatas atap rumahku untuk melepaskan rasa lelahku. Kuambil hp ku yang kusimpan di atas tembok pembatas tadi.
Kubaca notifikasi yang ada di hp-ku, ada chat dari Dani
D: sayang, udah siap siapnya? Aku udah di depan rumah kamu daritadi kuketok gak ada jawaban, kamu juga kutelfon ga diangkat
SIAL, aku lupa kalau Dani akan datang kesini menjemputku. Segera kuambil bajuku yang sudah kuambil dari ruang setrika dan berlari turun ke bawah.
Kupakai handuk-ku kembali dan sedikit menyipratkan air di bagian pundak-ku agar terlihat basah seperti baru selesai mandi sebelum aku membukakan pintu rumahku.
Bisa gawat kalau aku ketahuan selesai mandi sejak tadi tapi belum berpakaian dan bermake up. Kubuka pintu rumahku, kepalaku kukeluarkan dari pintu yang terbuka.
P: hai sayang, maaf aku baru selesai mandi belum pake baju belum siap siap juga
D: lho? Aku kira kamu udah selesai mandi dan siap siap daritadi
P: maaf tadi aku lama mandinya, ini aku mau siap siap. Kamu mau nunggu diluar atau masuk dulu ke dalem?
D: aku tunggu di dalem aja deh, diluar panas mataharinya terik banget
P: sini masuk, kamu mau minum apa? Kubikinin es sirup ya? (sambil membukakan pintu dan mempersilahkan Dani masuk)
D:iya boleh es sirup aja yang.. eh? Kamu masih pake handuk sih?
P: hehe iya tadi aku buru buru bukain pintu buat kamu. Sebentar ya aku buatkan es sirupnya dulu
D: lho? Pake baju dulu aja. Malu nanti keliatan sama orang diluar
P: gak apa apa gak akan kelihatan kok
D: ya tapikan malu ada aku
P: (tertawa atas perkataan pacarnya) gak apa apa, toh kamu juga suka kan.. eh? Hahaha. Yaudah aku pakai baju dulu deh yaa
D: yaaaahh.. eh i i iya deh pakai baju dulu

Sepertinya godaanku ke Dani tadi berhasil, tapi aku tidak mau bertindak terlalu jauh. Aku tidak mau Dani tau akan kebiasaanku ini. Aku tidak mau Dani tau mengenai kenakalanku saat di rumah terutama apa yang kulakukan tadi pagi.
Aku berjalan masuk ke kamar ku. Aku menggunakan pakaian yang sudah kusiapkan tadi. Baju ku berwarna putih dengan bra yang kugunakan dengan motif bunga-bunga, akan sangat kontras terlihat warna bra ku apabila terdapat sinar matahari yang cukup. Kugunakan celana jeans ku dan berdandan sedikit. Aku lalu beranjak keluar dari kamar tanpa menggunakan kerudungku untuk membuatkan es sirup untuk Dani.
P: nih sayang es sirupnya
D: makasih. Papa mama udah berangkat daritadi?
P: iya daritadi pogi, kamu sih molor aja kerjanya
D: hehe maaf aku ngantuk soalnya.

Dani langsung meminum habis es sirup yang kubawakan, sepertinya dia sangat kehausan.
P: yuk, aku pakai kerudung dulu habis itu kita langsung berangkat yaa
D: okedeh. Aku tunggu diluar yaa
Setelah itu kami berangkat menuju mall favorit di kota ku. Disana sangat ramai sekali walaupun hari itu adalah hari kerja. Aku pergi menonton bersama Dani karena jadwal film yang sudah dibeli tiketnya sebelumnya oleh Dani sudah mepet akan dimulai.
Acara nonton film berjalan biasa saja, Dani hanya menyender di pundakku, sedikit nakal tangannya mengarah ke payudaraku yang kutolak dengan tepisan tangan. Sepertinya Dani agak sedikit kecewa akan penolakanku tersebut.
Selesai menonton aku mengajak Dani untuk ke foodcourt membeli thai tea favoritku. Tampang Dani masih terlihat kesal karena penolakanku tadi.
P: sayang kamu kenapa sih?
D: gapapa, bete aja rasanya
P: bete kenapa? Aku kan gamau, kalo memang gamau kenapa kamu maksa sih?
D: iya sudah aku salah. Maaf ya

Tidak kuhiraukan permintaan maafnya, aku berjalan menuju konter thai tea karena namaku sudah dipanggil untuk menerima pesanan. Aku berjalan kembali dan melihat ke arah Dani dengan wajah herannya.
D: kamu gak pakai tanktop? Beha kamu keliatan nembus
P: hehe iya abisnya gerah kalau pakai tanktop
D: kamu aneh, aku gaboleh tapi kamu sendiri masa pakai bajunya kayagitu sih?
P: gerah sayaaang. Yaudah sini aku pinjem jaketmu buat nutupin
D: besok besok bajunya jangan kayagitu, kalau gamau pake tanktop jangan pakai baju putih
P: hehehe iyaa sayangku. Aku sekalian mau pipis dulu yaa
(aku mengambil jaket yang diberikan Dani sambil berlalu menuju toilet)
D: iyaa abis ini kita pulang yaa
Saat berada di toilet, aku tertawa kecil memikirkan betapa polosnya pacarku itu. Tapi tak apalah, ia juga tidak boleh tau kebiasaanku ini.
Aku buang air kecil di toilet mall tersebut. Tiba-tiba terbayang olehku mengenai hal gila yang dapat kulakukan. Segera kurapikan celanaku kembali dan membuka baju atasanku. Setelah bajuku terlepas, aku membuka kaitan bra yang kugunakan dan menyimpan bra tersebut di dalam tasku. Kugunakan kembali atasanku dan kurangkap menggunakan jaket yang diberikan oleh Dani.
Ah Dani gaakan sadar kalau aku gak pakai bra hihi
Aku berjalan keluar dari toilet dan langsung mengajak Dani untuk pulang. Sepanjang jalan menuju parkiran aku merasakan geli pada bagian putingku yang tergesek-gesek dengan bajuku. Kurasakan puting payudaraku semakin mengeras, aku takut apabila terlihat oleh Dani karena ia akan marah lagi kepadaku, tapi kalau terlihat oleh orang yang lewat sih aku malah senang hahaha. Aku beruntung karena putingku yang menonjol terlapis oleh jaket Dani yang kukenakan sehingga tidak terlalu menojol.
Setelah itu kita melanjutkan perjalanan pulang, tidak banyak yang terjadi selama perjalanan pulang ke rumahku. Sesampainya di rumahku hari sudah mulai gelap. Aku melepas jaket Dani yang kugunakan lalu kuberikan kepadanya untuk ia pakai pulang ke rumahnya. Aku yakin Dani tidak akan melihat payudaraku karena lampu depan rumahku kebetulan belum dinyalakan. Mama dan papa belum pulang rupanya.
Setelah berpamitan, Dani berjalan pulang. Aku masuk ke dalam rumah, kututup pintu rumahku. Kutanggalkan semua pakaianku satu persatu hingga aku bertelanjang bulat. Kunyalakan tv di ruang tengah, mengambil posisi tiduran yang nyaman. Aku pun tertidur di depan tv dengan kondisi telanjang bulat, tak peduli mama dan papaku akan segera pulang. Toh mereka cuek cuek saja saat melihat anak perempuan satu satunya ini bertelanjang bebas di rumah.

Bersambung
 
mohon maaf suhu sekalian karena baru update lagi. nubie sedang sibuk di RL dan hanya bisa melanjutkan cerita saat lagi senggang.

BTW, tokoh utama di cerita ini sebenernya ex gf nubie sendiri, doi punya kebiasaan seperti itu. nubie juga baru tau setelah beberapa bulan pacaran tentang kebiasaan doi, tapi di cerita ini nubie kembangin lagi supaya tambah menarik buat dibaca suhu sekalian :D
 
Meskipun hanya fantasy tapi tetap saja bikin dag dig dug ser baca ceritanya apalagi berangkat dari hayalan terlendam nih.

Ane paling demen sama tipikal cewek seperti suhu. seandainya bisa kenal suhu pasti ane datengin rumahnya terus-terusan. Lanjutkan suhu... Ditunggu updatenya.. semoga makin panas ya..

Sebagian disini dari kejadian asli hu, walau lebih banyak fantasynya. BTW nubie laki hu :D

Hmm sepertinya menarik, jadi diambil dari kisah nyata ?

Betul suhu, ex gf nubie memang setelah nubie tau dan selidikin punya kebiasaan begitu. Nubie pikir sih kebiasaan dari ortunya plus kebiasaan dr masa doi asrama dulu. Nubie juga baru tau setelah sekian lama pacaran, tp gaberani nanya, gf juga terkesan biasa aja malah kaya frigid kalo soal sex
 
Yg penting lancar aja suhu.
Seminggu sekali atau mungkin beberapa hari sekali
 
jd penasaran eksibnya di rumah depan keluarga, apa emang keluarganya nudist ya haha..
 
Part 3 – Iseng di Kolam Renang

Kebiasaanku dalam berpakaian saat berada di rumah sebenarnya sudah diajarkan oleh mama saat aku masih dalam usia sekolah dimulai saat masa pubertasku. Mama menyarankan atau bahkan melarang aku untuk menggunakan bra saat berada di rumah, agar pertumbuhan payudaraku baik dan bentuknya bagus setiap aku bertanya alasannya kepada mama. Itulah salah satu alasan ukuran payudaraku saat ini 36 dengan cub B (atau C?).
Kebiasaanku tersebut kubawa saat aku tinggal di asrama beberapa tahun lalu. Aku tetap berpakaian lengkap dengan kerudung dan baju serta rok panjang dan lebar saat berada di luar ruangan. Tetapi saat berada di kamar asrama, aku menanggalkan pakaianku hingga hanya tersisa kaos dan celana dalamku. Pada awalnya teman-teman sekamarku di asrama heran dan menganggapku aneh dengan kebiasaan seperti itu. Tetapi setelah kujelaskan apa yang selalu dikatakan oleh mama, mereka mulai ikutan berpakaian sepertiku saat berada di kamar.
Aku tinggal di asrama dengan kamar yang berukuran sedang dengan kapasitas setiap kamarnya yaitu 4 orang. Aku tinggal satu kamar dengan Icha, Billa, dan Shinta. Diantara keempat orang teman sekamarku, aku memiliki kedekatan dengan Icha yang sampai saat ini tetap menjadi sahabatku walaupun kamu berasal dari kota yang berbeda.
Beberapa waktu yang lalu, Icha sempat menghubungiku dan mengajakku untuk mengisi waktu liburan kuliah dengan berjalan-jalan atau rekreasi bersama. Setelah berdiskusi cukup panjang, akhirnya kami berdua menyetujui untuk berenang di salah satu waterpark yang ada di kota tempatku tinggal karena tempatnya yang baru dibuka dan masih sepi pengunjung dikarenakan harga tiket masuknya yang cukup tinggi. Aku sudah menyiapkan rencana yang akan kulakukan saat berenang bersama Icha nanti, tentunya rencana yang kupersiapkan berhubungan dengan pamer pamer tubuh kami berdua.
Awalnya Icha ingin mengajak pacarnya untuk ikut berenang bersama kami supaya lebih ramai, aku juga diminta untuk mengajak Dani. Tetapi aku memilih untuk tidak mengajak Dani, karena kalau kuajak maka aku tidak akan bisa melakukan rencanaku. Beruntungnya aku karena pacar Icha mendadak mengabarkan bahwa ia tidak bisa ikut.
Sehari sebelum kami berenang, Icha memutuskan untuk menginap dahulu di rumahku supaya lebih dekat dan kita bisa berangkat bersama nantinya. Malam itu kupersiapkan baju yang akan kugunakan untuk berenang nanti, sebuah legging hitam tipis dan kaos tipis lengan panjang berwarna biru dongker yang biasa kugunakan sebagai dalaman saat aku menggunakan baju dengan lengan sepanjang siku. Kulihat Icha sudah mempersiapkan barangnya di dalam tasnya.
Malam itu kami berdua tidur di kamarku. Icha yang kelelahan karena melakukan perjalanan yang cukup jauh untuk sampai di rumahku akhirnya terlelap lebih awal. Aku sebelumnya mengajak Icha untuk tidur dengan pakaian seperti saat di asrama dulu, yang sebenarnya termasuk ke dalam rencanaku untuk mengajak dan mengerjai Icha besok. Saat itu Icha mengenakan kaos lengan panjang berwarna abu dengan celana dalam berwarna pink.
Ketika Icha tertidur lelap, aku mulai merencanakan rencanaku. Kubuka tas bawaan milik icha, kulihat di dalamnya icha menyiapkan legging hitam dan baju kaos lengan pendek berwarna abu, baju ganti berwarna putih serta kerudung berwarna biru serta bra berwarna hitam, tanktop putih dan cd berwarna senada serta handuk dan peralatan mandi. Aku merasa beruntung karena Icha tidak membawa pakaian lebih yang akan ia gunakan esok saat berangkat menuju ke lokasi renang kita.
Kukeluarkan seluruh pakaian dalam Icha dan kaos lengan pendek abu-abunya. Kutinggalkan pakaian yang ada di tas Icha, bra dan celana jeans serta kerudung yang ia gunakan saat datang ke rumahku untuk ia pakai besok supaya tidak merasa curiga. Baju yang kuambil lalu kusimpan di dalam lemari bajuku dan kukunci pintu lemarinya.
Keesokan paginya kami bangun dan melakukan sarapan yang sudah disiapkan oleh mamaku sebelumnya. Kami akan diantar oleh orangtuaku untuk menuju ke lokasi renang sekaligus mereka berangkat menuju tempat kerjanya. Aku dan Icha menyepakati untuk tidak mandi pagi terlebih dahulu karena toh kami juga akan main air jadi kami merasa sekalian mandi saja setelah renang. Setelah sarapan, kami berkemas dan bersiap siap memasukkan barang ke mobil. Kuyakin Icha tidak curiga dengan bobot tasnya yang berkurang karena pakaiannya kukeluarkan.
Setelah perjalanan menuju lokasi renang tersebut, orangtuaku pamit untuk berangkat menuju ke kantor dan menyuruh kami untuk memesan taksi online apabila sudah selesai dan ingin pulang. Aku dan Icha lalu membeli tiket dan masuk ke dalam kawasan waterpark tersebut.
I: Tha, lumayan sepi ya ternyata. Enak nih bisa coba semua wahana gak pakai antri dulu haha
P: Iyaa begini mungkin karena mahal tiketnya orang jadi males. Tuh cuma ada beberapa kan pada pacaran
I: iya juga sih, tiket seorang 250 ribu anjir orang tajir aja kali ya yang renang disini
P: iya, belum lagi sewa loker sama makanannya kan. Kalo yang pada pacaran gitu sih lanjut terus hahaha. Btw, mau langsung renang atau duduk dulu nih?
I: ganti baju dulu deh, abis itu simpen barang di loker, nanti kalo mau duduk-duduk dulu ya gapapa sekalian pemanasan
P: yaudah yuk ganti dulu

Aku dan Icha lalu berjalan menuju kamar ganti, sebelumnya kami sudah membeli koin dengan deposit yang kami isi di loket tiket tadi untuk menyewa loker, karena lokasi yang luas jadi sangat tidak disarankan menyimpan barang di sembarang tempat walaupun sepi.
I: duh mana sih (Icha membuka-buka tasnya mencari sesuatu)
P: nyari apa sih Cha?
I: ini beha sama cd ganti, kok gak ada ya padahal kemarin di rumah gue udah masukin semuanya. Kok bisa gak ada ya?
P: ketinggalan kali Cha, di rumah. Eh kayanya gue juga gak bawa daleman ganti deh aduh ****** banget anjir
(sambil berpura-pura panik)
I: lho lu juga gak bawa? Gimana dong baju gantinya cuma ini warnanya putih, kalo gue gak pake beha toket gue kemana mana nantinya. Cd gue juga cuma satu ini yang kupakai, nanti kalau gak pakai cd sakit kegesek celana jeans Tha
P: gue juga sama, baju ganti gue cuma ini aja Cha kan taunya gak bakal dibasahin daripada berat berat. Gimana dong nih?
I: mending mana Tha? Renang gak pakai daleman atau baliknya gak pakai daleman?
P: baju renang lu warnanya abu kan? gue juga warnanya gelap nih. Legging kita juga warnanya hitam, gak akan keliatan kali ya kalau gak pakai daleman renangnya?
I: iya sih ga tembus, tapi kan pasti nyeplak nanti toket sama pantat kita
P: enggak lah jangan sering-sering keluar aja nanti kita, orang gak akan sadar kok kita gak pakai daleman. Lagian kan sepi juga disini gak begitu ramai
I: iya juga sih, yaudah ganti dulu deh. Beha cd gue disimpen aja buat nanti pulangnya baru dipakai

Aku merasa berhasil karena Icha masuk ke dalam perangkapku dan tidak sadar kalau aku sengaja melakukan ini. Kami pun melepas pakaian kami satu persatu dan menggantinya dengan baju renang yang sudah disiapkan tanpa dalaman. Pakaian ganti dimasukkan kembali ke dalam tas lalu kami berdua menyimpan tas di loker yang sudah kami sewa sebelumnya.
Aku dan Icha lalu berjalan menuju tempat pengambilan ban donat dua lubang karena ternyata di waterpark ini bannya tidak disewakan melainkan gratis. Sepanjang perjalanan masih belum ada orang yang memperhatikan kami, mungkin karena kondisi baju kami belum basah sehingga lekuk tubuh kami berdu abelum nampak terlihat. Icha yang merasa risih terus menutupi payudaranya dengan tangan kanan dan meletakkan tangan kirinya di depan selangkangannya.
P: gak usah ditutupin sih Cha, gak keliatan ini cuek aja kali
I: iih malu gue ngerasa toket sama memek gue kemana mana
P: yeeh ini gue juga biasa aja, selow gak ada yang merhatiin ini
I: iyadeh nih gue lepas tutupannya
P: lepas lah bantuin gue berat anjir bawa bannya
I: hehehe iyee sini gue bantu angkatin. Kemana dulu nih kita?
P: pemanasan mah kolam arus dulu aja kali ya?
I: boleh lah yuk

Kami lalu masuk ke dalam kolam arus. Membasahi tubuh kami sebagai pemanasan sebelum memasuki kolam lainnya dan menaiki seluncuran. Icha yang mulai cuek dengan pakaian yang ia kenakan juga sudah tidak protes atau menutupi bagian indah di tubuhnya. Toket Icha memang tidak sebesar milikku, dari yang kuketahu dulu saat di asrama ukurannya 34B, pantat Icha juga tergolong montok menurutku walaupun masih lebih montok pantatku haha.
P: eh cha, pentil lu nongol tuh hahaha
I: iiih anjir malu gueeeee. Tai lo! Kedinginan gue makanya pentil gue nonjol. Tuh liat pentil lu juga sama kampret
P: hahaha biarin deh, ditemenin ini gue sama lo. Kalo ada yang liat kan bukan Cuma pentil toket gue aja yang diliat tapi punya lo juga!
I: yaiyasiih, untung sepi ya cuma beberapa pasangan doang
P: iyee gue ngitungin yang gue liat sih cuma ada 5 pasang tuh. Santai aja cowoknya ga banyak haha
I: okelaah cuek nih ya. Tha, naik seluncuran yuk kayaknya asik nih!
P: ayo ayo!

Aku dan Icha lalu turun dari ban yang kami naiki, lalu naik di tangga untuk keluar dari kolam. Di bagian sebrang tangga tersebut terdapat kolam khusus untuk berenang biasa. Sepasang muda-mudi yang ada disana melongo saat menyaksikan aku dan Icha keluar dari kolam karena aliran air yang turun menarik baju yang kami gunakan sehingg toket kita berdua tercetak dengan jelas. Aku dan Icha hanya tertawa geli menyaksikan tingkah pasangan itu, si cewek sepertinya ngambek karena melihat cowoknya memperhatikan kami berdua sampai melongo.
Aku dan Icha lalu naik menuju tempat seluncur. Ban yang kami gunakan sebelumnya kami angkat menuju ke atas.
I: bangsat capek juga ya naik sambil gotong ban kaya gini
P: ya mau gimana lagi anjir minta tolong sama mas-mas tukang ban bawain ke atas?
I: yee kan itu ada lift buat ban juga, kenapa disini gak dipasang?
P: itukan bannya yang gede, lebih berat kali. Lagian kalo mau naik yang itu kan minimal bertiga, lah kita cuma berdua kan
I: iya sih bener. Dikit lagi nih buruan

Sesampainya di puncak menara seluncur, mas penjaganya terlhat heran karena pakaian yang kita gunakan mencetak jelas gundukan toket kami dan pentil kami berdua yang menyembul.
P: mas, jangan bengong aja! Ini kita mau main
M: ee eh eh i i iya mbak maaf seluncurnya gede.. eeh
I: hahaha si mas bengong aja sih, buruan!

Aku mengambil posisi di bagian belakang, Icha di bagian depan ban. Posisiku yang berada di belakang mengharuskan aku untuk mengangkang dan menempatkan kakiku ke bagian samping pundak icha. Posisi seperti ini sebenarnya normal normal saja apabila dilakukan oleh orang lain. Tetapi celana legging yang kukenakan mencetak jelas memekku dan terlihat belahan memekku yang sedikit menggunung karena jembutku. Aku yakin mas penjaga ini pastu akan melihat dengan jelas pemandangan tersebut.
I: Ayo Tha udah kan?
P: udah Cha. Mas udah siap nih
M: ....
P: mas? Kok malah bengong sih
M: eh i i iyyaa mbak belah
P: apanya yang belah mas?
M: me.. e eeh engga mbak. Udah siap ya?
I: daritadi maaas lepasin bannya jangan dipegangin terus
M: i i iya mbak hatihati merosot
P: hahaha makasih maaaas
(sambil turun)
Sesampainya di bawah, aku dan Icha hanya cekikikan melihat tingkah mas penjaga tadi yang salah tingkah melihat penampiilan kita berdua. Kami lalu memutuskan untuk kembali ke kolam arus untuk bersantai sambil mengobrol. Untuk pindah kembali ke kolam arus, kami harus keluar dari kolam terlebih dahulu dan berjalan sedikit menuju kolam arus. Aku yang melihat kondisinya cukup sepi dan tidak ada orang yang melihat memiliki pikiran untuk mengerjai Icha.
P: Cha naik duluan angkatin bannya
I: iye ayo ke kolam arus lagi
(sambil beranjak keluar dari kolam)
Saat Icha sudah keluar dari kolam dan menarik bannya keluar. Aku sengaja menarik legging Icha dan beralasan menjadikannya sebagai pegangan. Kutarik celananya hingga merosot sampai bagian lututnya. Icha yang panik karena tangan satunya memegang ban kebingungan untuk menutupi bagian memek atau pantatnya karena hanya tersisa satu tangan.
I: AAAAAAAHHHHH!! Prithaaa!!!!!!
P: eeeh sorry sorry Cha gue hampir kepeleset tadi reflek megang celana lu
I: anjir ih malu gue memek gue kemana mana

Memang celana Icha melorot hingga sebatas lutut sehingga memeknya yang berbulu lebat dan bongkahan pantatnya terpampang dengan jelas. Namun dengan sekejap Icha melepaskan ban yang dipegangnya dan segera menarik kembali celananya.
P: sorry Cha gak sengaja gue jadi ketarik celana lu
I: iyaiya gapapa, paling akal busuk lu aja ngerjain gue kan?!
P: hehehe engga kok gak sengaja guee maap yaak
I: aah kampret udah cengengesan mah tau gue pasti kerjaan lu. Liat aja gue bales lu!
P: ampun tuan putrii hahaha

Icha sedikit merasa tenang karena setelah ia melihat sekitar, tidak ada orang yang terlihat. Hanya ada beberapa petugas di kejauhan yang sedang menyapu tetapi sepertinya tidak memperhatikan ke arah kita. Kami lalu berjalan menuju kolam arus dan mengobrol tentang banyak hal disana. Banyak para cowok yang memperhatikan kami dengan curi curi melihat saat pacarnya tidak memperhatikannya dan membuang muka saat menyadari kalau pacarnya akan menengok kepadanya. Aku dan Icha hanya tertawa saat melihat tingkah konyol mereka.
P: Cha, lu mau bales dendam soal tadi?
I: Iya ah ga adil lu narik celana gue tadi
P: hhhmmm, gini deh gue kasih tawaran aja ke lu gimana? Gue terima tantangan lu nih
I: wah boleh tuh, yang setimpal tapi ya hahaha
P: jangan kejam-kejam lu kampret
I: santaaai. Gini deh, sekarang kan lu ketutupan ban, nah lu lepas celana lu terus kasih ke gue. Nanti gue bawa celana lu renang ke depan duluan. Kalo gue udah berhenti baru lu keluar dari ban terus renang ke arah gue buat ambil celana lu ini, bannya kan nanti ngikut sendiri jadi biarin aja
P: hmm, boleh boleh siapa takut! Jangan jauh jauh tapinya
I: iyaaa udah buruan lepas

Aku melepas celanaku dan memberikannya kepada Icha. Aku melihat kondisi sekitar yang mulai sepi karena para pasangan yang sebelumnya ada sudah mulai berganti pakaian. Hari semakin siang sepertinya orang orang menghindari cuaca yang panas di kota ku ini. Setelah ku cek keadaan sekitar yang sepi. Aku melepas kaosku juga hingga aku bertelanjang bulat di siang hari, di tengah area kolam renang dan hanya ditutupi oleh sebuah ban. Icha yang sudah mulai berenang ke depan kupanggil lagi.
P: Chaa bentaar
I: apaan lagi? Gue mau renang ke depan
P: Nih tangkep
(sambil melemparkan kaos kepada Icha)
I: ebuset gila lu berani kayagitu? Edan
P: udeh buruan jangan jauh jauh tapinya mumpung sepi nih
I: iyaa bentar gue berenang dulu

Icha berenang ke depan, setelah ia merasa cukup jauh ia berhenti dan pegangan pada bagian pinggir kolam.
I: udah nih Tha, itungan tiga lu renang kesini yak
P: okee liat kondisi duiu tapinya
I: aaah bodoamaat. Satuu.. duaa.. tigaa!!

Aku yang sudah meloloskan diriku dari ban segera berenang menuju ke arah Icha mnggunakan gaya bebas. Sebenarnya aku tidak peduli ada yang melihatku, toh akan memancing birahiku haha. Tetapi aku menghargai Icha karena ia mungkin bukan tipe eksibisionis sepertiku.
P: woii Cha curang lu masa gue disuruh ngambil baju ke pinggir kolam?
I: hahaha gapapa rasain pembalasan dendam gue!
P: yeeeeuuh anjir iyadah asal lu puas. Abis ini udahan ya mandi
(sambil mengambil baju di pinggir kolam lalu memakainya kembali)
I: iyaa ayo udah selesai belum lu?
P: udah ini ayo dah. Bannya tinggalin aja di pinggiran ntar juga diambil masnya kali

Aku dan Icha lalu berjalan menuju kamar bilas. Kami mengambil barang-barang yang ada di loker lalu berjalan menuju salah satu lokasi kamar bilas wanita.
Kamar bilas yang ada sebenarnya cukup banyak, terdapat 6 bilik yang dapat digunakan tetapi 4 bilik bertuliskan “RUSAK” pada pintunya dan 4 bilik sisanya terkunci, sepertinya ada orang di dalamnya. Hanya ada shower di bagian luar yang biasa digunakan untuk membilas sebelum atau setelah renang. Icha yang memutuskan untuk menunggu bilik kosong duduk di kursi yang ada.
P: Cha, bilas mandi disini aja sih
I: ih ogah ah, sabunannya ribet kan baju masih nempel
P: ya buka laah biar ga susah
I: yeee masa telanjang disini?
P: yaelah kan disini juga cewek semua kaga bakal ada cowok yang masuk. Cuek aja lagian rusak kan itu kamar bilasnya daripada nunggu lama dingin nih
I: yaudah ayo deh barengan ya tapinya
P: ayoo buruan

Aku lalu melepas legging hitamku dan kaosku hingga aku telanjang bulat. Icha yang awalnya ragu setelah melihatku ia melepas pakaiannya juga hingga kami berdua telanjang bulat. Aku lalu mulai menyabuni tubuhku dan membersihkan rambutku.
Disaat kami sedang asyik mandi, satu persatu pengguna bilik yang ada keluar. Mereka adalah cewek dari masing-masing pasangan yang tadi kami lihat ada di kolam. Mereka yang melihat kami menampakkan muka sinis dan jijik melihat kami yang tidak peduli untuk mandi di tempat terbuka walaupun masih di dalam area ruang bilas wanita. Mungkin mereka iri dengan bentuk tubuhku dan Icha, cowok cowoknya juga memperhatikan kita saat di kolam tadi sehingga mungkin mereka merasa tersaingi dan cemburu, pikirku. Satu persatu pengguna bilik keluar hingga hanya tersisa kami berdua.
P: Cha, colmek disini seru nih
I: anjir sempet sempetnya lu mau colmek disini?
P: iyaa biar menantang lah haha bosen kan di rumah kalo ga di kamar ya di kamar mandi
(kataku sedikit berbohong)
I: ya gak disini juga atuh Prithaaaa
P: bodoamat aaah

Aku lalu melakukan aktivitas seksual diri sendiriku, kumainkan klitorisku sambil meremas toketku. Guyuran air dan butiran air yang menempel di tubuhku membuatku merasa semakin seksi walaupun yang melihatku saat ini adalah Icha. Ya, Icha dan aku sejak dulu di asrama sudah mengetahui kebiasaan masing-masing, termasuk teman sekamarku yang lain. Kami sama-sama suka mengeksplorasi diri sendiri, meskipun pada awalnya mereka tidak tahu dan belum pernah tetapi kuajarkan sampai mereka ketagihan hahaha.
Icha yang melihatku asik memainkan daerah intimku sepertinya juga mulai terangsang untuk melakukan hal yang sama.
I: bangsat lu Tha gue jadi pengen juga kan
P: aahhh.. haahh yaa tinggal colmek gaada yang larang kan.. haahh
I: uuhhh.. iya Tha gue juga dah
(Icha mulai memainkan klitoris dan meremas toketnya sendiri)
P: aahhh ngikut hhh.. hhh jughaa khan.. lu Cha..
I: hhmm iya Tha jadi ikutan hhh sangheee.. gue.. Thaa
P: iyaa Cha aahh dikit hhh laghii gue hh keluar
I: gueehh aaahh jughaa Thaa
P: aah ah aahh haahh ahhh aahh
I: janghann hhh ke aahh kench hhh cheng annhh beghooo
P: Bodooo aahh ahh
P: aaaaaaaaahhhhhhhh gue keluaaaarrr
I: aahhh aahh aaaaaaahhhhhh gue juga thaaa
P: hhhaahh capek gue Chaa
I: gue juga Tha. Ayo buruan ganti terus balik Tha

Setelah itu kami melanjutkan mandi, berganti pakaian dan segera menuju ke pintu keluar setelah sebelumnya memesan taksi online yang pastinya kami sudah ditunggu di depan.
Kami melakukan perjalanan pulang dan sepanjang perjalanan kami tertawa tawa mengenai hal yang kami lakukan tadi. Saat kami sampai di rumahku, aku dan Icha langsung tertidur karena kelelahan (dan kenikmatan) yang sudah kami lakukan hari ini.

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd