Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Nakalnya Senyum Istriku (WARNING : CUCKOLD CONTENT)

Sudah baca?

  • Dibalik teduhnya senyum ibuku

    Votes: 51 75,0%
  • Terjebak hasrat (Lisa dan Labirin)

    Votes: 32 47,1%

  • Total voters
    68
  • Poll closed .
04 | TIPU MUSLIHAT

Asap mengepul dari mangkuk yang berisikan sayur bening dan ikan goreng dengan sambal pada sisinya - aroma sehabis hujan yang bercampur membuat pagi ini semakin hangat dengan senyum manis dari kedua anakku.

Tapi tidak dengan senyuman Istriku yang kini berubah menjadi aneh terlebih saat senyuman itu membuat kerutan samar disisi kedua matanya yang membuatku ingin muntah dan berteriak jalang. Tapi semua itu lenyap saat aku menikmatinya bahkan dengan kesadaran penuh untuk meminta lebih.

“Ayah nanti jadi ketemu nenek?” tanya anakku dengan mulut yang masih asyik mengunyah.

“jadi dong, makanya abisin sayur nya ya.” Balasku sembari melirik Istriku yang tersenyum kecil. Aku menggeleng pelan dan memilih berpindah tempat untuk mnyegarkan pikiran.

Kali ini biji kopi dari Sumatra yang menjadi pilihanku untuk mengisi pagi yang dingin. Timbangan mini ini bergerak menuju angka 15 gram dan kembali menuju 0 saat aku mengambil hand grinder.

Menggerakkannya searah jarum jam dan timbul lah aroma kopi yang menyegarkan indera penciumanku, putaran ini bergerak konstan dengan pikiran melayang saat Ibuku membuatkan susu dimasa lalu.

Masa dimana Aku tumbuh dengan sejuta rasa sakit juga tak berdaya saat ringannya tangan Ayahku yang menampar Ibuku di tiap pagi. Bukan dinginnya cuaca tapi dinginnya suasana saat itu yang membuat ku mencoba berlari bahakan melompat untuk mencari tempat yang seringkali orang bilang ‘aman’.

Perutku menjadi hangat saat ada dua lengan memelukku dari arah belakang, napasnya menggelitik hingga membuat aku menoleh pelan dan tersenyum.

“katanya gak mau ngopi dulu” ucap istriku pelan dengan rambut yang terurai hingga menyentuh dada ku.

“lagi pengen tiba-tiba, kamu yakin ga ikut ke rumah ibu kamu?” tanya ku sekali lagi saat istriku akan pergi dengan teman-temannya dengan alasan pesta sebelum pernikahan.

Pelukan Istriku semakin kencang dan membuat aku mendecih di dalam hati, rasanya aku aku akan membarikan nilai nol besar saat akting istriku semakin payah.

“kan cuma sekali, lagian dua hari aja” rayunya yang kesekian kalinya.

Putaran pada grinder ku berhenti saat biji yang berubah menjadi butiran halus. Mengambil dripper dan meletakannya diatas kertas filter.

“Boleh ya?” tanya nya sekali lagi.

“iya, jaga diri kamu.” Balas ku mencoba dengan suara biasa.

“makasih” ucapnya yang sembari mengecup pipiku dan kembali karah belakang, aku memutarkan tubuh dan melihat istriku yang berjalan sembari sesekali moloncat kecil. Begitulah istriku, meski sudah memliki dua orang anak tak menghilangkan sifat riangnya yang seperti itu.

TIN TIN TIN

Suara klakson mobil dari arah luar membuat fokusku terbagi, meletakkan cangkir dan berjalan kerah depan untuk melihat sapaan dari kalkson itu.

“Halo Feri!” sapa Maya dari balik mobil sembari tersenyum lebar. Wanita itu adalah sahabat dekat istriku sejak masa sekolah dan akan menikah satu bulan lagi.

Aku berjalan mendekat dan berakhir pada jendela mobilnya sembari memangku kepala dengan kedua tangan yang melipat, mataku bergerak pelan dari arah bawah hingga rambutnya yang kini berwarna merah muda itu.

“Kanapa lo liat-liat gue kayak gitu?” tanya nya yang mebuat aku tertawa pelan. Jariku bergerak menunjuk pada roknya yang membuat matanya ikut bergerak.

“ini konsep baju lo gimana si Maya.” Tawaku semakin keras saat tatapan aneh Maya semakin menjadi. Wajar saja saat ini aku seperti melihat peraga busana yang akan pawai pada hari agustusan dengan rambut berawarna merah muda.

“keren kan Fer?” tanya Maya yang membuat aku semakin terpingkal-pingkal.

“iya keren-keren, awas aja istri gue lo jadiin barongsai.” Balasku yang susah menormalkan raut muka.

“ish, awas aja ya.” Ucapnya yang menutup kaca mobil secara otomatis.

Istriku berjalan dari arah belakang dengan blouse berawana hitam dengan punggung terbuka, rasa heran seketika mendera karena baru kali ini istriku berpenampilan terbuka seperti saat ini.

“kamu godain Maya yah!” tanya istriku dengan raut yang inging tertawa. Aku hanya mengangguk dan tersenyum kecil.

“dikit doang, lagian aneh pakaiannya kayak badut banget.” Ucapku smeakin membuat istriku tertawa.

“yaudah aku pamit dulu ya.” Ucap Istriku, Elsa.

“Siap Nyonya, jangan lupa berkabar ya.”



----

Bayangan daun pada halaman belakang menahan sinar matahari pada tubuhku yang sedang berbaring dengan earphone dikedua telinga. Kedua anakku sedang berenang ditemani mertuaku sekaligus kakek neneknya.

Alunan lagu masuk dengan pelan ditemanin semilir angin terdistraksi saat suara notifikasi pada gawaiku masuk dan terpakasa aku membukanya.

‘update?’ batinku pelan saat meliaht aplikasi cctv ku update secara otomatis.

Karena rasa penasaran jariku bergerak untuk membuka aplikasi bergambar cctv itu, memilih layar yang terbagi tiga kamera dalam satu layar.

Tubuhku menegang saat melihat pintu ruang tamu yang terbuka meski tidak sepenuhnya, jariku menggulirkan hingga terlihat kamera yang berada di ruang makan.

‘Elsa?’

Terlihat dengan jelas jika Istriku yang memakai gaun hitam itu sedang mengaduk isi gelas yang aku tak tahu berisikan apa, tubuhnya bergerak pelan sembari mencicipi.

Rasanya tenggorokanku kering seketika saat melihat pesan istriku lima menit lalu yang mengatakan sudah berada di villa bersama Maya, lantas apa maksudnya jika saat ini sudah berada dirumah.

Bahkan aku tak melihat Maya didalam rumah dan hanya ada istriku yang masih berdiri didepan pantry dan kini sudah berjalan menuju ruang makan.

Istriku tamapak duduk dengan kedua tangan yang memegang gawainya, akupun berinisiatif untuk menelpon.

‘nomor yang anda tuju sedang sibuk’

Terlihat senyum manis Elsa mengembang dan sesekali melirik jam dinding yang membuat suasana hatiku kian memburam, akupun memilih memanggil Maya yang seharusnya berasama Istriku.

“Hallo fer.”

“eh may sudah sampai?” tanyaku dengan nada senormal mungkin.

Namun hanya ada suara berisik sesaat dan diam yang cukup lama.

“udah nih fer, ada apa?” hati ku mencelos saat tahu jika Maya masuk kedalam scenario yang dibuat oleh istriku.

“ga ada apa-apa si, mastiin aja. Elsa gimana soalnya ga bisa aku hubungi nih.”

“lagi dikamar mandi. Nanti aku kabarin ya…. Fer aku tutup ya dahhhh”

‘GILA’

Istriku sudah gila dengan semua tipuannya , bahkan Maya ikut melindungi karena kini aku bisa melihat dengan jelas jika maya masih menempelkan gawai pada pipinya sembari berjalan menuju arah ruang tamu.

Aku memilih berpindah pada posisiku saat ini dan berjalan menuju kamar istriku yang menjadi kamaraku juga jika menginap dirumah mertuaku.

Mengambil bantal untuk diletakan pada belakang tubuhku dan mnarik sleimut mencoba menyamankan posisi.

Mataku masih terfokus pada layar gawai yang menampilakn cctv dalam rumah yang saat ini sedang kosong dengan pintu ruang tamu yang terbuka hingga dua menit kemdian pintu itu bergerak dan menampilkan istriku yang berjalan dengan tangan masih menggengam gawai. Tapi ada satu hal yang berbeda karena istriku sedang diikuti oleh seoarng pria dengan topi newsboy dengan kacamata hitam.

Rasa-rasanya bentuk tubuh itu taka sing karena tinggi dan fisik yang agak berisi, Pak Soni?

Dan benar saja pria itu membuka topi dan kacamatanya sebelum duduk di meja makan yang tadi pagi menjadi tempat kami bercengkrama.

“minum apa mas?” tanya istriku yang sudah kembali ke dapur.

“apa aja, susu kamu juga boleh hehe” canda Pak Soni membuat muka ku semakin merah menahan marah juga nafsu yang bersamaan.

Kulihat istriku msedang menyiapkan minuman saat tubuhnya mengahdap pantry dan terlihat sedang mengaduk sesuatu. Aku tak menduga jika Pak Soni akan mengikutinya dan dengan cepat memeluk istriku yang masih mengaduk gelas.

“ahhhh jangan di remes pak shhhh” jerit istriku yang masih bisa dengan jelas aku dengar.

Selanjutnya aku tak bisa mendengar apapapun karena kepala pak soni yang maju seperti mencium pipi kanan Elsa dan dengan tanpa sopan tangan keriputnya itu meremasi kedua payudara istriku. Penisku mulai bergerak naik dan membuat kamar ini menjadi panas seketika, aku pun mencari remote ac dan memilih meninggalkan gawai ku.

Tak lama aku sudah menyalakan ac dan mengatur posisi kembali sesudah memastikan jika pintu sudah terkuci rapat. Kini istriku sudah membelit lidah dengan posisi diatas pantry, tubuh putihnya menunduk karena menyesuaikan tubuh pak soni yang tak terlalau tinggi.

Kedunya saling membelit dengan tangan yang tak bisa diam, istriku seperti meremas rambut Pak Soni yang sudah jarang-jarang itu sedangkan Pak Tua itu masih asyik dengan meremasi kedua payudara istriku yang ‘mengkel’ itu.

“ahhhh enak banget shhhh” jerit Elsa saat tangan Pak Soni yang merangsek masuk sehingga blouse nya ternagkat hingga memeperlihatkan kedua paha putihnya.

“diem, nanti tetangga tau kamu yang kentang lagi HAHAHA”

Aku mengerutkan dahi karena setahuku baru sekali ia berselingkuh, namun tidak menutup kemungkinan jika sebelumnya sudah melakaukan hal tercela dengan pria lain.

Enatahlah, kini fokusku hanya pada istriku yang sedang digendong oleh pak soni ke arah ruang makan dan meniggalkan minuman yang tadi sedang dibuat. Kedunaya seperti tertawa tanpa tahu jika saat ini aku sedang mengawasi dengan rasa tak percaya.

Meski sudah berumur Pak soni seperti tidak memeliki beban saat menggendong istriku sembari berjalan ke arah kamar tidurku. Dada ini rasanya ingin meledak saat istriku sudah berada diatas ranjang dengan pria lain yang terpaut usia sangat jauh.

Blous hitamnya sudah terbuka dan hanya menyisakan celana dalam hitam, sedangkan pak soni kini sudah melepaskan semua pakaiannya termasuk celana dalam sialan yang dilempar pada lemari ku.

Istirku sudah duduk disisi ranjang dengan kaki menggantung sembari menopang tubuhnya dengan kedua tangan kearah belakang, kakinya menjulur ke depan saat tangan pak soni mengangkatnya. Pria mesum itu mulai menjilati jari kaki istriku yang mulus tanpa bulu, rasanya saat ini aku menjadi bodoh kaena sudah membuang waktu didalam pekerjaan untuk sekedar membeli semua perawatan tubuh istriku jika saat ini sedang dijilati oleh mulut berbau rokok itu.

Lidah yang sehari hari mengumumkan informasi tentang komplek ku kini sudah berada diantara sela jari-jari kaki istriku, bergerak pelan dan tak melewati satu centi pun. Dimulai dari jali kelingking dan lanjut menuju jari manis – tengah bahkan kelima jari yang dimasukkan secara bersamaan.

Sedangkan istriku hanya bisa pasrah dan meremasi ranjang dan tak henti-hentinya mendesah. Kedua teliangaku dipenuhi suara desahan dan pertemuan antara kulit dan lidah yang membuat nafsuku naik seketika.

Pak soni seperti sudah ahli dalam menjilati kaki istriku yang sebelumnya tak pernah aku lakukan, bahkan sesekali mengigiti dan kembali menjilati dengan tempo pelan. Cukup lama pria dengan rambut jarang-jarang itu asyik dengan mainan barunya sebelum mulai naik keatas.

Mengecup mesra kedua tulang kering tanpa menoleh ke arah atas meski kini tangan istriku ikut memegang kepala Pak soni, mungkin istriku sudah terlalu basah jika harus menunggu permaianan Pak soni itu.

Dari kecupan itu pak soni mulai naik lagi menuju kedua lutut dan berakhir pada paha istriku yang lagi-lagi tak ada satu bulu pun. Senyuman mesum Pak soni membuat aku tak habis pikir dengan permainan pak tua itu.

“udah pakkk shhhhh” desah istriku setelah sekian lama diam menikmati permainan Pak soni.

“belum juga mulai, masa langsung main colok si” ucap Pak soni dengan kurang ajar sembari menyentil vagina istriku,

“aww, kok gitu si.” Omel istriku yang merapatkan kedua kakainya.

“Mau gini emangnya hmm?” lanjut Pak soni yang mengusap vagina Istriku.

“Ihhh malah di usapp shhhh”

Rasanya aku akan memukul keduanya dengan segala tingkah seperti anak kecil yang tak ingat usia.

“ish, buka lah” ucap pak soni dengan nada cabulnya dan memaksa membuka kedua kaki istriku. Bagai terhipnotis istriku membuka kedua kakinya bahkan ikut membantu saat Pak soni berusaha membuaka celana dalamnya.

Dan habislah sudah kini istriku sudah tak tertutupi apapun bahkan vaginanya sudah menjAdi tontonan Pak soni yang hanya diam dan tak berkata sepatah kata pun.

“istriku loh mba waktu muda gak semulus memek kamu” ucap pak soni cepat dan bergerak maju untuk menjilat vagina istriku.

“ahhhhhh” teriak istriku saat muka pak soni sudah terbenam tepat didepan vagina nya yang tak berbulu itu, memang aku yang meminta agar istirku rajin waxing.

“sssllrruuuppp ahhhhhh enak banget memek kamu mbaaa” puji pak soni yang baru saja lima detik menciumi vagina istriku,

“jilat lagi pak, suami aku ga ada apa-apanya haha” sial apa maksudnya, batinku.

Banar saja ketua RW itu kembali membenamkan kepalanya.

“sllrupppp” jilatananya sangat kencang hingga aku bisa mendengar langsung suaranya. Istirku tampak sudah mulai kehabisan tenaga saat jilatan itu kian kencang belum lagi jari-jari keriput yang ikut masuk kedalam lubang vaginanya.

Ada rasa jahil yang terlinatas dipikiranku saat ini. Dengan cepat aku memanggil istriku melalaui telepon.

TRINGGG TRINGGG

Aku menahan tawa saat eksperesi istriku yang sudah nafsu tinggi terganggu dengan suara panggilanku, aku mendecih pelan saat melihat istriku menepuk kepala pak soni untuk menyingkir.

“haloo ayah” aku menahan tawa saat suara istriku seperti menahan kesal. Kini istriku sudah berdiri didekat jendela kamar dengan tanpa busana.

“udah sampai?, kata Maya kamu tadi di kamar mandi” ucapku mengetes kejujuran istriku

“ehhh, udah nih awwh” gila, pak soni terlihat tak sabar dan sudah mendekati istirku sembari meremas kedua payudaranya.

“ada apa ?” tanya ku mencoba polos.

“engghhh ga ada apa-apa yahhh” aku tertawa kecil.

“kamu sakit?” tanyaku, bertepatan dengan itu pak soni mulai jahil dengan memasukkan jarinya kedalam vagina istriku.

“eunghhh sakit yahh”

Jantungku ikut berdebar terbawa adrenalin yang kian memuncak, aku pun mengelurkan penisku agar bisa lebih bebas untuk aku kocok.

“oke deh, nanti aku kirimin obat ya…”

TUTTTT

Aku tak bisa menahan untuk segeara beronani saat mendengar desahan istriku yang kian keras karena jari-jari kasar pak soni kian cepat mengocok vaginanya.

Akupun kembali menyamankan duduk untuk menikmati sajian langsung dari istriku yang gilanya kini aku mulai menikmati.

Persetan dengan ini semua.

BERSAMBUNG...





 
05 | ADA APA?

Kepalaku berdenyut saat semakin cepatnya kocokan jari-jari penuh keriput itu menjahili vagina Istriku, dengan tubuh yang menungging istriku masih menggenggam gawai dengan satu tangan yang memegang kusen jendela.

Telapak kaki nya berjingjit dengan kaki yang terbuka lebar, tangan kiri Pak Soni ikut bergriliya dengan meremas payudara istriku yang terbuka. Cahaya matahari menerpa tubuh istriku yang kini sudah telangjang dengan tatapan sayu nya dia merintih pelan dan berangsur keras saat tak henti-hentinya jari Pak Soni bergerak keluar - masuk.

“ahhhhh terus pakk shhhh”

“HAHAHA Kalo gini aja suka. Dulu sok jual mahall kau lonte” ucap Pak Soni sembari mengigit bibirnya menahan rasa gemas.

Aku mulai mengeluarkan penis dari celana saat racauan istriku kian kencang, tangan ku merasakan panas nya penis sekaligus semakin kencangnya jantungku berdebar. Keringat mulai membulat dari sudut keningku saat istriku seperti akan menjerit dengan paha yang mulai bergetar.

“mmmmm pakk mmmm” suara istriku tertahan saat tangan pak soni membekpa mulutnya.

“rasain nih lonte.” Ucap pak soni kasar yang anehnya mmbuat aku smeakin bernafsu.

“pakk mmmhhhh” tangan istriku yang semula memegang kusen kini sudah menepuk tangan Pak soni yang membuatnya seperti kehabisan napas.

Dan benar saja tak lama kemudian tubuh istriku begetar hebat sebelum jatuh seperti kehabisan tenaga dengan cepat - sedangakan Pak soni hanya tertawa dengan tangan yang dipenuhi lendir.

Tanpa menunggu waktu lama pria tua itu mengangkat istriku kembali ke atas kasur dan memeposisikan diri diatasnya. Keduanya berdiam diri dengan kedua tangan pak soni yang berada disisi lengan istriku, kaki mulusnya terbuka karena dihalangi kaki pak soni yang berada ditengahnya.

Aku seperti melihat antara budak yang sedang menyetubuhi majikannya karena tampilan Pak soni yang bisa dikatakan jauh dari kata tampan, belum lagi mulutnya yang sering kali merokok. Aku tak dapat membayangkan bau nafas pak soni yang kini berada tepat didepan wajah istriku. Anehnya tak ada penolakan dan hanya ada tatapan nafsu yang mengundang birahi lebih tinggi.

“Suami mu mana?” tanya pak soni memcah keheningan yang sebelumnya hanya disisi deru napas keduanya.

“Lagi kerumah orang tua ku Pak.” Jawab istriku yang masih lemas.

“Ini boleh langsung ?” tanya Pak soni yang yang mengocok penisnya pelan.

“aku cape pak” keluh istriku.

Pak soni hanya mengangguk dan memeilih menjauh namun tepat sebelum beridiri pria tua itu dengan nakal meremas kedua payudara istriku secara bergantian yang dibalas denan senyum sayu istroku.

‘bajingan’ batin ku berteriak menahan rasa kesal juga penasaran saat istriku yang sehari-hari terkenal anggun juga sopan kini berbah seperti pelacur yang haus akan nafsu.

Pak soni sudah turun dari ranjang dan nberjalan emnuju keluar kamar aku lantas menggeser kamera menuju tampilan pad aruang tamu, pria itu nampak duduk diatas kursi makan tanpa mengenakan pakaiannya sembari meminum segelas air putih.

Tangannya mengelus dahi seperti mengambil keringat sebelum mengelapnya pada serbet diatas meja makan. Aku menggeser tampilan kembali menuju kamar dan melihat istriku yang memejamkan mata sembari tangannya menutup kedua payudara nya.

“AC nya bapak nyalakan ya” ucap pak soni yang kini sudah kembali kedalam kamar.

Istirku menoleh dan menganggukkan kepalnya sekali.

“kamu masih muda tapi cepet banget lemes HAHAHAHA” ucap pak soni yamg membuat istirku tersenyum.

“anak dua pak, kan aku juga gak pake pembantu.” Dalih istriku yang membuat aku mendecih karena selama ini jika dipikirakn lebih sering untuk keluar bersama teman-temannya dan mentipkan anaknya pada mertuaku saperti saat ini.

Pak soni kembali naik ketas ranjang dengan penis yang tidak lagi tegang, mengambil tempat disisi istriku yang masih memejamkan matanya. Tangannya bergerak pelan dan mulai meremasi payudara sebelah kanan sedangakan tangan satunya mengocok pelan penisnya yang kini mulai tegang kembali.

Istriku mulai membuka mata dan bergerak gelisah saat lama kelamaan remasananya berangsur kencang dan sesekali Pak soni mencubit pentil dari istriku. Suara desahannya terdengar lirih dengan racauan menyebut nama pak soni berkali kali.

“ahhhhh shhhh” istriku menggelinjang dengan tangan yang mengambil alih penis Pak soni sedangkan tangan satu lagi meremasi payudaranya sendiri.

“disitu pak shhh, shhhhh”

“gini hmmmm?” tanya Pak soni yang langsung memasukkan kedua jarinya kedala vagina istriku. Kedua jari itu tidak hanya dimasukkan namun berlanjut seperti diputar hingga membuat istriku bergerak semakin gelisah.

Melihat itu pak soni langsung paham dan mengambil alih permainan dengan bergerak kerah depan istriku hingga kini keduanya saling bertatapan dengan posisi istriku yang berbaring menunggu langkah selnajutnya dari pak soni.

Benar saja tanpa meminta restu daru Istriku, ketua RW itu sudah menempelkan ujung kepala penisnya pada vagina istriku yang aku tebak sudah basah bahkan terlalu becek kali ini. Aku menelan ludah hingga rasanya sudah kering mulut ini hanya untuk mengucapkan sepatah kata pun.

Waktu seperti berjalan lebih lambat saat melihat istriku mulai meremas sprei pada ranjang saat tubuh Pak soni bergerak lambat kerah depan sehingga penis besarnya mulai masuk secara perlahan. Remasan pada sprei pun semakin kuat saat seluruh penis itu sudah tenggelam dan hanya menyisakan lirihan suara pelan dari istriku.

“uhhhh pakkkk sakitttt”

“tahan dulu, memek kamu belum biasa” jelas pak soni yang membuat aku hanya bisa menganga menahan nafsu yang kian menggebu. Rasanya kehilangan tenaga begitu saja saat ingin membuka celanaku untuk segara aku puasi oleh tanganku sendiri.

“udah belum pakk shhhhh sakittthh” rintih istriku tak berhenti saat Pak soni masih belum saja menggerakan tubuhnya. Tangan yang sudah penuh keriput itu hanya diam diantar tubuh istriku dan matanya seperti memejam menikamti pijatan vagina istriku yang sebelumnya menjadi makanan ku sehari-hari.

“uhhhhh enak banget mbaa, ini kontol bapak kyk diremes.” Pak soni seperti bergetar dengan mata yang memejam menahan rasa nikmat yang selama ini aku rasakan juga.

Tak lama saat pak soni memuji istriku dengan kata kata cabulnya pria itu mulai mencoba menggerakkan pinggulnya yang anehnya membuat pinggul istriku ikut tebawa.

“aduduhh pakkkk” istriku menjerit saat penis Pak soni menarik vaginanya seperti dilumasi lem, penis itu tak lepas dari vagina istriku.

“padahal udah becek tadi hmmmm” ucap pak soni.

Pria tua itu kembali mendiamkan pinggulnya yang semula mulai bergerak, tangannya sesekali meremas payudara istriku yang tak terutupi apapun. Kini payudara beraerola cokelat muda itu sudah dipenuhi bekas kecupan yang memerah bahkan aku tebak akan membiru jika remasan tangan Pak soni tak kunjung berhenti.

Remasan itu kian memelan saat istriku terdistraksi oleh pinggul pak soni yang kembali bergerak hingga membuat kedua tangannya beripindah dari meremas sprei kini meyentuh dada pak soni yang semakin dekat dengan tubuhnnya.

Tiap pinggul pria jelek itu bergerak desahan keluar dari mulut istriku yang di iringi rintihan pelan yang sudah pasrah dengan kelakuan Pak soni yang begitu semangat menjamahnya.

Aku sudah berhasil membuka celana dengan hp yang masih kupegang dengan perasaan yang campur aduk, rasannya kepala ku ingin meledak seiring kerasnya desahan istriku yang menyahuti tiap gerakan pak soni.

Kini penis besar pak soni mengaduk ngaduk vagina istriku yang kini sudah banjir oleh cairan kenikmatannya yang pasrah dicabuli oleh pak soni.

“shhhh pakkkkkk shhhh” istriku masih mendesah dan kocokan pada penisku kian cepat untuk segera dipuaskan.

“ughhh rapet banget mba elsaaaa” racau pak soni yang matanya sudah jelaltan melihat payudara istriku yang bergoyang dan benar saja setelah mengucapkan beberapa kata cabul tangan pak soni kembali mencubit puting istriku sembari terus menggerak kan pinggulnya.

“terusss pakkk sshhhhh” tangan istriku ikut meramaikan permainan dengan memegang pinggul Pak soni untuk menambah kecepatan yang langsung diamini oleh pria tua itu.

“ugghhhh dalemmm lagi pakkkk shhhhh”

“udah mentokkk sayangg shhhhh”

Pak soni memepercepat goyangan pinggulnya bahkan aku bisa dengan jelas mendengar pertemuan antara dua kulit yang saling menampar.

Remasan pada kedua payudara istriku membuatnya semakin menjerit dengan kepala yang bergerak gelisah, melihat itu Pak soni hanya bisa mendesis dan menampar payudara istriku. Namun, aku tak melihat raut kesakitan pada muka istriku – sebaliknya raut wajah istriku seperti sudah terbiasa bahkan meminta lebih dengan ikut memegang dada Pak soni.

“memek aku pakk aduhhhhh” raca istriku asal dan aku duga dia sudah tak tahan dengan permainan pak RW itu.

Pak soni melepas payudara istriku dan meletakan tangannya diantara kedua lengan istriku, Nampak dia mulai berfokus menggerakkan pinggul dan menikmati setiap detik perubahan raut wajah istriku yang sesekali seperti akan menangis namun tersenyum di waktu yang sama.

Cukup lama Pak soni bergoyang hingga kaki istriku membelit tubuhnya hingga goyangan pinggul itu berhenti.

“aku coba di atas pak shhh” ucap Istriku kesetanan dan langsung memutar tubuhnya. Pak soni hanya menuruti dan menampar kecil payudara yang menggelantung bebas itu.

“masukin Elsa” ucap Pak soni saat posisi istriku sudah berada tepat diatasnya.

Dalam satu gerakan penis itu kembali masuk kedalam vagina istriku, bagai pelacur dia dengan gemuali mulai menggerkkan pinggulnya dan seperti mengulek sambal.

“aduhhhh bapak gak kuattt” desah Pak soni yang kau duga tak tahan dengan vagina istriku, wajar saja jika sudah berada pada posisi itu aku pun akan kelojotan karena tiap bergerak istirkku akan mengencangkan otot pada vaginanya.

“shhhh kontoll bapak sshhhhh”

“udahhhh bapak gak kuat” keluh Pak soni saat goyangan istriku kian cepat dan tak terkendali itu.

Tanpa bertanya Pak soni memebalikkan posisi pada gaya semula dan membuat istriku sedikit terkejut.

“ahhhh bapakk shhhh”

“maaf Elsaa gak kuat soalnya shhhhhhh” pak soni mulai menggerakkan kembali pinggulnya dengna tempo sedang.

“uhhhh pakkk ssshhhhhh” istriku kembali mendesah namun kali ini tangannya meremasi payudaranya sendiri karena Pak soni yang fokus pada menggerakkan pinggul.

Napas ku memburu dan tak percaya denga napa yang sedang aku saksikan kali ini, rambutuku seperti akan terbakar jika kewarasan ini hilang.

“Elsaa bapak aduhhh shhhhh” Pak soni mempercepat goyangannya dan aku semakin cepat pula mengcok penis. Kedua telingaku dipenuhi suara tepukan antara dua paha yang sudah dipenuhi cairan pelumas berwarna bening.

Goyangan itu semakin cepat dan membuat aku tak percaya jika Pak soni yang sudah berumur memliki stamina luar biasa dan benar saja.

“uhhhhh pakkkk mau nyampeeeeee” istriku semakin bergerak gelisah dan meremas pinggul pak soni untuk segera menyelesaikan permainan.

“tungggu mbaaaa barengggg”

“diluar yaaa paakkk sshhhh”

Pak soni hanya mengangguk meski aku tak tahu apa yang akan dilakukan pria tua itu, aku pun merasa tak lama lagi akan mengeluarkan sperma yang sejak tadi aku tahan.

“terusss pakkkk aduhhhhhh” istriku menjerit saat goyangan pak soni semakin cepat hingga kening pria tua menegang dan terlihat dengan jelas urat yang berada pada sisi kanan keningnya.

“asuhhh rapet bangaet memek kamu kayak perwan aja sshhhhhh” lagi dan lagi pak soni mengeluakan kata-kata cabulnya.

Kocokan pada penisku kian cepat hingga muka ku sudah terasa panas, tak lama spermaku keluar dan mengenai layar handphone yang menampilakan istriku yang masih digoyang oleh pria lain yang sialnya adalah ketua rw dari kompek ku.

“akhhhh pakkk akuu mau shhhhh” istriku menjerit bahkan aku tak pernah mendegar istriku menjerit sekeras itu saat akan oragsme.

Pak soni tak mendengarkan istriku dan seperti kesetanan dia mempercpat goyangannya hingga tak sampai dua menit keduanya sama-sama bergetar sebelum diam menikamti puncak kenikmatan yang datang secara bersamaan.

“TERUSSS PAKKKK SHHHHHH”

“DIKIT LAGI MBAAA ANJING ENAK BANGET SHHHH” teriak pak soni

“ayo pakkk Elsa mau shhhhhhhh”

“shhhhh ahhhhhh enak mbaaa elsaaaaa” lenguh apk soni yang diasmbut tatapan tak percaya dari istriku yang kaget saat Pak soni menyemprotakan sperma di dalam rahimnya.

“paakk kenapa di dalemmm duhhhhh sshhh” racau istriku yang kesal sekaligus melenguh menikmati puncak orgasme nya.

Dengan cepat Pak soni mencabut penis nya hingga keluarlah sperma yang tadi disemburkan tanpa persetujuan istriku. Namun, tanpa bisa di prediksi Pak soni merendahkan kepalanya dan berada tepat didepan vagina istriku yang mengeluarkan cairan putih itu.

“aku sedot aja mba” ucap pak soni dengan cepat dan langsung menghisap sisa cairan kenikamtan mereka, melihat itu aku hanya bisa meringis menahan rasa jijik

Berbeda denganku, istriku seperti tersenyum dan memegang kepala pak soni yang jarang-jarang dari rambut itu. Tak lama Pak soni kembali mendongak dan tersenyum dengan gigi ompongnya.

“udah bersih mbaa”

“heheh makasih pak RW kuuuuu” ucap istriku yang membuat tubuhku merasakan kehilangan tenaga begitu saja.

BERSAMBUNG...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd