Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dibalik Teduhnya Senyum Ibuku

poligan24

Semprot Kecil
Daftar
20 Oct 2021
Post
96
Like diterima
3.458
Bimabet

----------



Dibalik Teduhnya Senyum Ibuku
poligan24

Prolog
Tubuhnya seakan remuk setelah kemarin merasakan latihan fisik yang menambah batas kemampuan dirinya. Rasa nya berdiri pun tidak sanggup, seperti ada baja besar yang tepat di perutnya.

Matanya berkedip beberapa kali setelah pintu kamarnya terbuka dan menampilkan wajah ibunya, namun ia tak mendengar suara apapun meski bibir ibunya bergerak. Hingga pintu tertutup kembali pun dirinya masih tidak bisa bergerak.

Ototnya seperti robek dan tak berdaya, terlebih rasa kantuknya belum usai. Terlihat pada sisi tubuhnya jam dinding menunjukkan pukul 7.00. Seharusnya ia segera bangkit untuk berangkat sekolah namun mustahil jika dengan kondisi seperti ini.


Matanya terpejam sesaat.

Terbuka.

Dan kembali terpejam.

Huft.


Mata Arga kembali terbuka, namun kali ini suasana kamarnya berubah. Terang dan jam dinding sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Tubuhnya masih sulit bergerak namun masih bisa jika hanya sekedar bangkit dan bersandar pada ranjang.

Tangannya mengambil gawai dari nakas di sebelah ranjang, menyalakan logo wifi dan hola!.

Notifikasi menanyakan kabar sudah berbaris hingga ia malas untuk membacanya satu-persatu. Namun, ada pesan yang sengaja ia pin.


My Mom
'Ibu sudah kirimkan surat izin pada gurumu, nanti setelah bangun ibu sudah siapkan sarapan. Ayah baru berangkat keluar kota'


Jari-jarinya ingin sekali bergerak untuk mengetik balasan, namun hanya sebatas membaca notifikasi saja.

Entah energi dari mana Arga bisa dengan mudah berdiri, kaki nya bergerak perlahan untuk membuka pintu yang sudah tergantung beberapa pakaian bekas ia pakai.

Rumah Arga memiliki dua lantai dimana lantai satu ada satu kamar, ruang tamu, ruang keluarga yang bersatu dengan dapur. Sedangkan lantai dua ada kamar orang tua dan kamar kakaknya yang sedang kuliah di negeri seberang.

Matanya menyipit untuk menyesuaikan cahaya yang sudah terang benderang. Sedikit menggeliat dan

'Hoam...' mulutnya terbuka. Tangannya reflek memegang perut yang sudah minta diisi oleh nasi diatas meja makan dekat dapur.

"Dingin" ucap Arga melihat nasi yang sudah agak keras dibagian luarnya. Saat tangannya ingin berpindah untuk mengambil roti matanya bergerak cepat menuju lantai dua.

Telinga Arga yang sejak dulu sudah sensitif tergerak untuk lebih maju karena penasaran. Sebenarnya kondisi rumah saat ini sepi bahkan terlalu sepi jika dibandingkan malam hari dimana ibu dan ayahnya ada, maklum saja karena ayahnya memiliki suara yang besar juga tegas.

Dengan perlahan Arga menaiki setiap anak tangga sembari membawa sapu yang ia ambil asal, jantungnya berdegup cepat karena takut jika ada perampok atau orang jahat dirumahnya.

Kondisi kamar kakaknya terbuka dan tidak menampakkan apapun, sedangkan balkon tertutup dan menyisakan kamar orang tuanya yang masih tertutup.

Pegangan pada sapu semakin erat, jantung nya pun berdegup kencang. Dengan mengambil napas beberapa kali dan dibukalah pintu kamar orang tuanya itu.

"Siapa kamu!" Gertak Arga dengan suara dalam.

Kosong.

Mata Arga berkedip beberapa kali karena kamera orang tua nya benar-benar kosong bahkan tak ada hawa kehidupan.

Dirinya hanya bisa menggelengkan kepala karena tak mungkin pendengarannya salah. Dengan berat hati Arga kembali menutup pintu dan berjalan menuju lantai satu.

Namun, saat baru menginjak satu anak tangga suara itu kembali terdengar. Seperti percakapan antara pria dan wanita.

Namun suara itu berasal dari lantai satu, dengan perlahan dirinya bergerak menuruni tangga. Dimulai dari dapur, halaman belakang dan saat ini berakhir di garasi. Arga mengerutkan keningnya saat melihat mobil dinas ibunya masih terparkir.

Dengan penerangan seadanya mata dan telinga nya berusaha fokus dan benar saja, ternyata suara itu berasal dari balik mobil.

"Terus pak ssshhh"

Arga terpaku melihat bayangan disisi tembok sebelah kanan yang terkena cahaya dari sela pintu garasi. Gerakan yang ia hapal betul karena bukan sekali dua kali dirinya menonton film dewasa.

Namun bukan itu yang terpenting, kali ini Arga bingung karena hanya bayangan di tembok yang bisa ia lihat.

Arga pun menaruh sapu dengan pelan dan berjalan membungkuk untuk sekedar mengintip siapa yang berbuat mesum di garasi rumah nya.

"Sshhh ahhh enak banget"

Suara berat itu membuat langkah Arga terhenti sejenak sebelum melanjutkan berjalan. Namun belum sempat melihat orang dibalik mobil kedua pasangan mesum itu terdiam sejenak.

Argapun semakin menunduk.

"Kita pindah aja pak." Ucap sang wanita.

Arga pun terpaku bahkan sulit untuk mengambil napas saat ini, suara itu jelas ia kenal bahkan meski tak melihat fisikyia tahu betul jika itu adalah suara ibunya, Yunie.

Kesadaran Arga kembali saat langkah ibunya mendekat, dengan gerak lambat Arga beranjak menuju kamarnya. Tubuhnya dengan sigap kembali menuju ranjang dan menutupi dengan selimut.

Keringat dingin mengucur dari dahinya dan suhu tubuhnya ikut memanas, Arga pun berusaha menurunkan ritme napas saat langkah itu semakin dekat dengan pintunya.

Ceklek.

Pintu kamar Arga terbuka sedikit dan menampilkan wajah ibunya Yunie.

Ibunya saat ini berusia 38 tahun, memiliki kulit putih langsat dengan tinggi 160 cm. Tubuhnya termasuk 'bahenol' dan masih kencang meski sudah memiliki dua anak. Memang beberapa kali Arga malu saat melihat pakaian yang sering dipakai ibunya seringkali ketat bahkan lekuk tubuhnya terlihat sekali.

Pintu itu semakin terbuka, mata Arga menyipit dan berusaha untuk terlihat tertidur. Berbeda dengan matanya yang berusah terpejam, penis Arga mulai mengacung karena melihat tubuh ibunya hanya tertutupi kemeja putih ketat dan hijab berwarna hitam.

Rok.

Arga tak percaya jika ibunya tak memakai rok bahkan celana dalam pun nihil. Penis Arga kian mengacung saat ibunya semakin dekat.

Tangan ibunya bergerak dan menempel pada kening Arga dan tak lama kembali melepas. Sedangkan Arga masih menahan napas karena bisa melihat dengan jelas bentuk kemaluan ibunya itu. Bulu jembut jarang-jarang kontras dengan kulit yang putih.

"Cepet sembuh ya nak" bisik ibunya sembari mengecup kening Arga dan berjalan kembali. Arga memilih memejamkan matanya hingga suara pintu terdengar yang menandakan tertutup kembali.

Arga kembali turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu, telinga ia tempelkan pada kayu. Mencoba menguping pembicaraan yang ada dibalik pintunya itu.

"Aman Bu?" Ucap pria yang Arga tak kenali.
"Aman, anak aku masih tidur hihi" balas ibuku
"Lanjut lagi Yun?" Tanya pria yang tadi tak sempat Arga lihat.

Tapi yang pasti itu bukan suara ayahnya, hati Arga mencelos saat melihat kelakuan ibunya. Selama ini ia tak pernah melihat orang tuanya bertengkar, bahkan bisa dikatakan terlalu harmonis saat Arga melihat bahwa ibunya selalu sigap setiap pagi hingga malam untuk urusan keluarga.

"Lanjut apa mas, hehe" balas Yunie.

Tanpa sadar air mata Arga turun tanpa sempat diseka. Suara ibunya pun terdengar kembali, kali ini Arga tak bisa mendengar jelas karena hanya suara tertawa dan tamparan yang bisa ia dengar.

Dengan sisa tenaga dan rasa penasaran Arga berbalik dan membuka jendela kamarnya dengan pelan. Kini posisi Arga tepat di halaman belakang, berjalan secara perlahan kearah dapur dan membuka pintunya.

Perut Arga seperti diremas saat suara ibunya semakin jelas, dengan memantapkan hati Arga berjalan menuju ruang makan yang tertutupi meja makan bundar.

Matanya melotot sempurna hingga rasanya ingin copot saat melihat ibunya bersandar pada sofa dan ada seorang pria dengan pakaian satpam sedang memaju mundurkan pinggulnya.

"Enak banget memek kamu"

Bersambung...

 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd