Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dibalik Teduhnya Senyum Ibuku

spoiler

“hehe, enak banget memek kamu.” Ucap Pak Bambang yang mengambil kotak rokok disamping nakas. Jujur Yunie tak menyukai cowok perokok tetapi Pak Bambang mendapat pengecualian karena permainaan hebatnya diatas ranjang.


malam ini update, stay tune for next chapter
Naya dan Rahasianya
 
Bimabet
11 | NAYA DAN RAHASIANYA

Hening

Arga hanya bisa melihat warna putih. Setelah berhari-hari hidupnya dipenuhi pikiran negatif saat inilah rasanya semua terasa aman juga nyaman. Putih yang tak pernah ia lihat dalam hidupnya-wewangian bunga menggelitik indera penciumannya dan membuat mata pemuda itu bergerak kearah kanan.

“Bapak?” ucap Arga setelah melihat bapaknya yang memakai pakaian serba putih sedang berdiri tak jauh darinya.

Namun hanya senyuman yang diberi bapaknya itu-tak ada sepatah katapun sebelum muncul kegelapan dari arah belakang yang menelan cahaya putih dari penglihatan Arga.

Arga meringis setelah membuka mata dan seketika merasakan pening yang sangat hebat. Kepalanya seperti diremas dan kesemutan secara bersamaan, hanya bisa menahan sakit pemuda itu berusaha melihat kondisi dimana dirinya berada.

Ruangan dengan nuansa putih, rumah sakit.

Arga mengaduh saat mencoba berdiri, tubuhnya seperti ditusuk jarum dan tak ada tenaga untuk sekedar duduk. Punggung tangannya sudah dihiasi jarum infus yang menusuk kulit belum lagi hawa dingin yang seketika dirasakan Arga.

Matanya hanya bisa mengerjap beberapa kali sebelum kesadarannya tertarik kembali pada kegelapan yang selalu menemaninya selama ini.

----

“Gimana Nay, kondisi Arga saat ini?” ucap Yunie pada sahabatnya itu.

“Kondisinya sudah membaik, tapi aku ga bisa pastiin dia bisa kembali normal apa engga.” Naya mengambil napas sebelum merangkul Yunie yang tertunduk.

“Luka pada belakang kepala Arga cukup parah, tapi kamu harus optimis dia bisa kayak semula.” Ucap Naya yang masih mengelus pundak Yunie.

Keduanya masih duduk disamping ranjang Arga yang kemarin dipindahkan dari ICU menuju ruang inap, setelah seminggu berjuang dari koma akhirnya Arga menunjukkan respon bahkan dari rekaman cctv anaknya itu sempat membuka mata.

Ada sedikit harapan yang muncul dihati Yunie saat kabar dari sahabatnya itu, bagaimana tidak anak bungsu tercintanya itu berbaring lemah dengan perban yang menempel dikepala. Hati ibu mana yang tak sakit, tetapi penyesalan terbesar ketika dia tahu kabar Arga saat sedang bermain dengan Pak Bambang.

Seminggu lalu.

Jari lentik Yunie masih bermain di penis Pak Bambang yang sudah menyelesaikan nafsunya-kali ini keduanya berbaring dengan tubuh yang tertutupi selimut. Dinginnya malam tak terasa karena hangatanya tubuh Pak Bambang yang senantiasa menjadi sumber panasnya saat ini.

“hehe, enak banget memek kamu.” Ucap Pak Bambang yang mengambil kotak rokok disamping nakas. Jujur Yunie tak menyukai cowok perokok tetapi Pak Bambang mendapat pengecualian karena permainaan hebatnya diatas ranjang.

Selimut yang menutupi tubuh keduanya bergerak karena tangan Yunie yang terus mengocok meski Pak Bambang mengaduh untuk segera berhenti dan beristirahat sejenak. Candaan kecil menjadi pelengkap keduanya setelah bermain dengan panas sejak tadi.

“Keluarga kamu gak tahu emangnya?” tanya Pak Bambang asal.

“Gatau si, aku ijinnya ke rumah saudara.” Balas Yunie yang gemas karena penis Pak Bambang tak kunjung tegak kembali-berbeda dengan milik Pak Abel.

“Hmm, maaf nih emang suami kamu ga bisa muasin sampe cari kontol lain.” Tanya Pak Bambang heran karena Yunie sosok wanita keibuan juga cantik.

Yunie berhenti mengocok dan menatap mata Pak Bambang kesal.

“Ga usah kepo deh kamu ishh” balas Yunie yang mencubit dada Pak Bambang kesal.

“Aduhhhh” ucap Pak Bambang sembari tertawa dan langsung merangkul pundak Yunie yang tak tertutupi apapaun.

TRINGG TRING…

“Ehhh, siapa tuh?” tanya Pak Bambang sedikit terkejut karena dering telepon Yunie yang bersuara tiba-tiba.

Ibu dari dua anak itu reflek mengambil gawai dari tangan Pak Bambang dan langsung mengangkat tanpa tahu siapa yang memanggilnya.

“Haloo… Benar ini ibu dari Arga?”

----

Tak sempat membersihkan tubuhnya setelah bercinta, Yunie saat ini sudah bersimpuh dilantai IGD setelah tahu kabar jika anaknya mengalami kecelakaan setelah tertabrak minibus. Rasanya dunianya akan hancur dua kali jika harus kehilangan Suami juga Arga.

Wanita yang baru saja berselingkuh itu hanya bisa menangis dengan suara tertahan-rasanya semua air mata sudah keluar dari pelupuk mata hingga kini hanya bisa berteriak tanpa suara.

Tatapan orang disekitarnya hanya bisa menatap iba juga bingung dengan kondisi semua orang yang panik-beberapa orang lalu Lalang dengan kesibukannya masing-masing.

Yunie merasakan sakit di dadanya dan tak lama kesadarannya ikut terambil hingga ia hanya bisa melihat kegelapan.

Yunie pingsan dan terpakasa ikut dirawat karena mengalami syok berat dan untung saja ada Naya sahabat lama yang menjadi dokter dirumah sakit ini.

Wanita dengan rambut pendek sebahu itu hanya bisa menggeleng dan langsung mengambil tindakan setelah tak sengaja melihat Yunie yang menjadi perhatian semua orang.

1 jam kemudian

“Ish ada-ada aja kamu mah.” Ucap Naya saat Yunie tersadar setelah satu jam pingsan.

“aduhhh” Yunie mendesis dan melihat sahabatnya yang sudah berekspresi kesal dengan tangan mengepal diatas ranjang.

“Bukannya bantuin malah ikutan pingsan, udah tau Arga habis kecelakaan.” Omel Naya yang tak melihat jika Yunie ikut kesal dengan ucapan dari mulut Naya.

“Bisa diem ga.” Ucap Yunie yang membuat Naya menutup mulut.

Yunie membenarkan posisinya dan langsung duduk bersandar pada ranjangnya, tangannya disatukan dan saling meremas.

“Mulai deh” Ucap Naya yang langsung mengambil kedua tangan Yunie dan langsung menggenggamnya erat.

Yunie menunduk dan meneteskan air matanya kembali tanpa bisa dicegah-tanganya meremas jari-jari Naya.

“Gimana kalo Arga ikut pergi.” Isak Yunie yang memebuat Naya hanya diam dan mengelus sahabatnya itu.

“Kondisi Arga sat ini masih belum stabil, butuh support dari kamu juga sebagai ibunya. Kalo kamu egois mungkin Arga ga bisa tertolong.” Ucap Naya pedas dan membuat Yunie mengangkat kepalanya.

“Maksud kamu?” ucap Yunie yang membuat Naya kembali melanjutkan ucapannya.

“Arga koma sekarang dan ga ada yang bisa jamin alat secanggih apapun bikin anak kamu bangun. Jadi banya doa aja sekarang, kamu tahu sendiri aku bukan spesialis dibidang itu. So… Aku keluar dulu dan pantau perkembangnan anak kamu ya.” Ucap Naya yang tak bisa membuat Yunie mengerti.

Wajar saja jika Yunie tak mengerti karena sejak dulu sahabatnya itu terkenal aneh dan saat ini pun tak banyak berubah kecuali satu hal.

Rahasia.

Sejak dulu sahabatnya itu lebih bersiakap bodo amat dan selalu menjaga rahasia. Dan benar saja sifatnya itu sejalan dengan pekerjaannya saat ini yaitu Psikiater.

Naya pun meninggalkan Yunie yang ternyata dehidrasi dan harus menghabiskan cairan pada infus yang terpasang, Naya saat ini memakai kemeja putih dengan satu kancing terbuka dan rok span yang menutupi hingga lutut.

Dirinya berjalan menyusuri ruang intensif sebelum berakhir didepan ruangan dimana Arga sedang terbaring dengan beberapa alat yang menempel-terlihat ada dokter Agus yang baru kelaur dari pintu ruangan ICU.

“Gus, gimana kondisi anak itu?” tanya Naya cepat setelah Agus meliriknya.

“Kondisi nya stabil, luka dikepalanya ga terlalu parah. Jadi anak itu siapa kamu?” tanya Agus pada Naya.

“Anak temen aku.” Balas Naya yang hanya mendapatkan anggukan dari Agus.

Jujur Agus sebenarnya menjaga pandangan karena memang jika menatap mata Naya secara langsung semua pria pun akan terintimidasi. Selain tatapan galaknya Naya terkenal dengan wajah yang cantik juga tubuh yang sangat menggoda. Namun, semua itu tertutupi dengan mulut pedas juga tingkah yang aneh.

Agus hanya bisa menggeleng sebelum meninggalkan Naya yang masih berdiri di depan kaca pembatas ruangan Arga.

Wanita itu mengeluarkan napas kasar sebelum meninggalkan Arga, pikirannya dipenuhi oleh rasa iba juga kesal karena ia tahu jika Yunie berselingkuh dengan guru Arga. Dan hebatnya lokasi Arga kecelakaan tak jauh dari tempat Yunie berselingkuh dan ia langsung bisa menebak jika Arga mengetahui kelakuan ibunya.

Namun itu semua hanya asumsinya sendiri dan harus dibuktikan setelah Arga sadar dan ia sebagai mediator harus bisa memberi penjelasan logis kepada anak dari temannya itu.

TRING.. TRING…

“Halo pah” ucap Naya membalas telepon, dalam sekejap wajahnya berubah muram saat tahu suaminya izin tak jadi pulang cepat karena memperpanjang masa dinas.

Hati kecil Naya lagi-lagi berkecamuk, rumah tangganya terasa datar dan membosankan karena sampai saat ini ia belum dikarunai seorang buah hati. Suaminya pun termasuk seorang workholic yang terus menerus sibuk.

-----

“Luka pada belakang kepala Arga cukup parah, tapi kamu harus optimis dia bisa kayak semula.” Ucap Naya yang masih mengelus pundak Yunie.

Sebenarnya Naya mencoba menahan tawa karena kondisi Arga tak separah apa yang dia jelaskan pada Yunie. Dirinya hanya memeberi efek jera pada Yunie yang telah ia kasih tahu berulang kali tentang Keputusan berselingkuh.

Memang sudah dua bulan sejak sahabatnya itu menceritakan tentang perselingkuhan Yunie dengan Pak Abel juga Pak Bambang yang baru ia tahu kemarin. Ada rasa penasaran juga antusias yang datang bersamaan karena Yunie bercerita tenatang panasnya kegiatan Yunie diranjang terlebih sahabatnya itu menambah kan beberapa gerakan sensual yang menambah fantasi pada pikiran Naya membesar.

“Aku makan siang dulu Nay.” Ucap Yunie yang langsung meninggalkan Naya didalam ruangan VIP itu.

Naya berjalan pelan mendekati Arga yang masih memejamkan mata, Wanita itu mengusapa dahi Arga yang tertutupi perban juga tangannya yang dibeberpa bagian terlihat membiru.

Entah pikiran dari mana tangan Naya terus bergerak menuju pipi dan berakhir pada bibir Arga yang terbuka sedikit, Wanita itu hanya menyentuh dan belum sadar apa yang dilakukannya saat ini.

“Ganteng banget kamu” ucap Naya pelan tanpa sadar dan langsung membuat matanya mengerjap beberapa kali. Tangannya terangkat dan menempel pada dadanya yang berdetak cepat, dirinya pun bingung logikanya tiba-tiba saja tertutupi oleh rasa penasaran yang tak bisa ia jelaskan.

Naya memundurkan tubuhnya dan menunduk untuk sekedar mengambil napas dalam-dalam dan matanay tertuju pada jendela yang menampilkan pemandangan kota.

Entah angin dari mana Wanita itu kembali melihat tubuh Arga sebelum mendekat kembali hingga tubuhnya menyentuh sisi ranjang anak dari sahabatnya. Jari yang dihiasi gelang juga cincin pernikahan itu kembali bergerak mengelus kepala Arga sebelum kembali bergerak kearah dada yang tertutupi kemeja pasien berwarna biru muda.

Wanita itu hanya bisa menelan ludah karena rasa yang tak bisa ia ucapkan tiba-tiba saja membesar dan ingin segera dilampiaskan.

Memang hubungan ia dengan suami normal bahkan cenderung tak ada keributan tetapi sudah hampir tiga bulan kan dirinya tak dijamah meski sudah berterus terang pada suaminya dan hanya dibalas dengan senyuman dari balik video call.

"Sabar"

Kata itu menjadi tameng saat ia menanyakan tentang kewajiban seorang suami pada istri dan dirinya mulai muak. Terlebih cerita Yunie yang semakin hari semakin menjadi dan seperti pecutan yang tak ia sadari akan meledak saat ini.

Ditengah lamunannya tangan Naya tanpa sadar sudah berada diujung kemeja Arga yang berbatasan dengan celana pasien itu. Namun, saat ini rasa itu menghilang dan tergantikan dengan kebingungan- akal sehatnya kembali berjalan.

Naya tersadar jika saat ini kelakuannya tak ajauh berbeda dengan Yunie bahkan lebih parah.

“Bu.” Naya terkejut melihat Arga tiba-tiba terbangun saat tangannya masih berada di perut anak itu.

Belum saja Naya mengangkat tangannya Arga dengan cepat memegang tangannya dan keduanya saling bertatapan dengan pandangan saling menerka.

Naya sulit mengartikan tatapan Arga juga sebaliknya Arga bingung kenapa memegang tangan Naya.

“Mmmm” Naya tak bisa berkata-kata pada situasi canggungnya. Mulutnya seperti terkunci dan tertutup tembok tebal.

Arga memberanikan diri dengan memperat genggamannya dan berusaha untuk bangkit yang dengan cepat disanggupi oleh Naya.

Namun setalah berhasil menyenderkan tubuhnya Arga belum melepas genggamanya, pemuda itu menatap mata Naya dengan rasa bingung juga nafsu di satu sisi. Benar saja tangan Arga bergerak tanpa melepas genggamannya dan berakhir diatas penisnya.

“Bantuin Arga tante”

“EHHH”

Naya melotot dan jantungnya nyaris saja copot setelah mendengar apa yang diucapkan Arga. Namun, otak dan tangannya berkata lain, jari-jarinya masih berada diatas selangkangan anak itu meski Arga sudah melepaskan sejak tadi.

Tangan kanan Naya masih diam saat Arga kembali memegangnya. Pemuda itu mencoba untuk menggerakkan tangan Naya dengan tenaga yang pulih.

Naya pun hanya bisa menahan napas dan mengikuti permainan Arga tanpa protes dan mulai merasa jika penis anak Yunie itu sudah mengacung. Ada rasa panas juga gatal yang mendera tubuhnya-nafsu yang ia simpan berbulan-bulan dengan cepat meluap dan membutakan logikanya.

Arga sudah tak menuntun tangan Naya dan membiarkan teman ibunya itu bergerak naik-turun diatas penisnya tanpa membuka celana. Arga seperti tak percaya melihat tanta Naya yang saat ini memakai kemaja putih itu sedanga menatap penisnya sembari menggerakkan tangan naik-turun.

“Buka aja tante.” Ucap Arga yang gemas melihat Wanita itu hanya melamun.

Dana benar saja tante Naya seperti tak mendengar ucapnnya-dengan sisa tenaga Arga berusaha mengangkat pinggulanya dan memberi isyrat agar tante Naya melepaskan celananya.

“Gede” ucap Naya tanpa sadar yang memebuat Arga tersenyum nakal.

“Emut Arga tante biar cepet sembuh”

Bersambung.....








 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd