Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dibalik Teduhnya Senyum Ibuku

Benar² ceritanya membuat suhu badan panas dingin. Alurnya ceritanya seru sekali. NTR memang is the best. Lanjut Huuu... penasaran nih kelanjutannya... semoga lebih panjang dan semakin membuat tegang... 🤤
 
9 | MENGAPA

Menyelami lautan makna yang tersirat

Meminum semua dengan mulut terbuka

Menjadi dewasa dan memahaminya

Hingga mata pun rasanya sulit untuk tertutup



Bukan mati

Bukan menyerah

Hanya bisa menahan

Menahan

Dan mulai nyaman dengan semuanya

Usapan pada pundak Arga membuat hatinya menghangat, pilihannya kali ini bulat. Mungkin sudah seperti takdir yang tuhan atur, ini karena dirinya tak mampu untuk berada diposisi seperti Reno.

Namun satu pertanyaan yang terus berdengung dikepala Arga saat pelukan ibunya melemah.

'siapa saja pria disekeliling ibunya'

"Maafin ibu ya nak" ucap Yunie yang bergetar karena merasa bersalah.

Arga tak membalas dan hanya diam sebelum memilih mundur dan masuk kembali kedalam kamar tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Pemuda itu duduk ditepian ranjang dengan tangan yang saling meremas, matanya menatap kosong dengan tanpa sadar air matanya jatuh.

Menetes dengan tanpa henti, Reno hanya diam tak bisa mengerti suasana saat ini. Teman Arga itu melanjutkan permainan pada komputer tanpa ditemani Arga yang masih menangis dan tak bisa berhenti.

----

"Dimakan Reno" ucap Yunie yang sudah tahu jika orang tua teman anaknya itu akan bercerai. Rasa iba juga sedih langsung menerpa hati Yunie yang pagi ini memakai pakaian senam.

Minggu pagi dikeluarga Arga terasa berbeda karena ada Reno yang ikut menginap. Ayahnya sudah pergi setelah menyelesaikan sarapan sedangkan ibunya masih menemani sebelum akan pergi menuju lapangan komplek untuk senam rutin.

"Enak Tante nasi goreng nya" puji Reno yang mendapat senyum ramah dari Yunie.

"Dihabiskan kalo gitu, yaudah Tante keluar dulu ya udah mah mulai acaranya. Titip Arga ya Reno" ucap Yunie yang langsung mengundurkan diri dari meja makan.

Reno hanya mengangguk dan melanjutkan sarapannya tanpa melihat tatapan Arga yang masih belum lepas dari ibunya.

"Reno lu balik kapan?"

"Mmm abis ini lah, lu anter gua ya" ucap Reno yang masih khusyuk dengan piring nya.

Arga pun kembali pada kamarnya untuk mengambil jaket. Mata Arga menatap lurus pada cermin dan meyakinkan dirinya sekali lagi untuk memantau ibunya, bukan untuk mencari bukti. Tetapi menjaga ibunya bila bertemu pria jahat.

"Ayo ga" sapa Reno memunculkan sebagian wajahnya dibalik pintu. Arga pun mengangguk dan mengikuti langkah Reno dengan santai, keduanya masih terlibat obrolan sebelum Arga menjalankan motor nya.

Tanpa sepengetahuan Reno, Arga memilih untuk memutar kan arah motornya menuju lapangan komplek. Sekedar melihat jika ibunya benar-benar ikut senam. Semilir angin dingin pagi ini menerpa wajah Arga yang masih mengantuk usai semalaman menangis.

Dibelakangnya Reno sibuk memperhatikan lingkungan komplek yang masih sepi sebelum suara musik dilapangan komplek mulai terdengar. Arga memelankan laju motornya, dengan mata memicing Arga meneliti posisi ibunya yang tadi memakai pakaian senam berwarna hijau neon.

DUG.

"ADUHHH" Teriak Reno yang mencium helm Arga karena motor temannya menabrak tempat sampah disisi kiri lapangan.

"Ehhh sorry sorry" ucap Arga panik. Jantungnya berdebar karena semua yang senam menatap kearahnya dengan bingung.

"Aduhh fokus lah " desah Reno yang kesal melihat Arga terus menatap lapangan. Arga mengangguk dan Yap, ibunya terlihat dipojok lapangan sedang pemanasan. Hatinya merasa tenang dan mulai melajukan motornya kembali.

Jarak rumahnya menuju rumah Reno tak begitu jauh, pagi ini pun lalu lintas lancar dan sampaipah Arga didepan rumah Reno yang tampak sepi.

"Makasih bro hehe" ucap Reno keduanya bersalaman sebelum Arga memilih untuk pulang dan melanjutkan misinya.

----

Arga memarkirkan motornya disisi lapangan, memilih turun dan berjalan santai menuju kumpulan pemuda komplek yang menunggu giliran memakai lapangan.

Memang, setelah senam pagi lapangan dipakai pemuda komplek untuk bermain basket dan tentunya Arga selalu ikut. Pikiran Arga terbagi dua saat ini, bermain basket atau memantau pergerakan ibunya. Karena pagi ini ibunya bisa dikatakan paling menonjol dibanding ibu-ibu komplek lainnya.

Wajar saja karena pakaian senam ibunya sangat memperlihatkan kemolekan tubuhnya. Pakaian senam itu seperti sengaja memperlihatkan lekuk tubuh ibunya, belum lagi kulit putih yang terkena sinar matahari pagi semakin membuat ibunya bersinar.

Arga sesekali menggelengkan kepala karena banyak bapak bapak komplek yang berada dibelakang ibunya ikut senam. Saat gerakan menungging bapak-bapak komplek tak ikut menungging--semuanya kompak melotot dan menyoraki ibu-ibu dengan kata-kata semangat.

Tak kalah dengan bapak-bapak, pemuda komplek disisi Arga pun saling berbisik yang tak sengaja membuat Arga jengah karena membicarakan pakaian ibunya. Hati Arga memanas, juga penis nya yang anehnya sudah mengacung karena kata-kata kotor pemuda komplek pada ibunya itu.

Lagi pada speaker mulai memainkan musik santai yang berarti senam akan berakhir, Arga pun melakukan pemanasan sembari sesekali mendribble bola basket.

Ibunya sudah dipenuhi keringat baju hijau neon nya itu membuat pakaian dalam ibunya menerawang.

Merah.

Pakaian dalam ibunya berwarna merah dan tampak jelas terlebih posisi nya terkena langsung sinar matahari. Mata Arga masih tak bisa lepas dari ibunya yang saat ini sedang membuka kedua tangan untuk mendinginkan tubuh, senyumannya membuat pemuda berjingkrak dan heboh ditempat.

Arga sendiri gemas karena ibunya tidak peka atau memilih ekspresi itu, karena semua pria dilapangan seperti ingin menelanjangi yang ibunya. Arga lagi-lagi mengatur posisi penisnya yang sudah mengacung tak tertahankan.

----

Suara peluit menjadi tanda berakhirnya senam pagi ini, ibu-ibu mulai masuk kedalam ruangan musyawarah untuk sarapan pagi. Arga pun mulai tenang karena bapak-bapak tak ikut masuk dan pemuda komplek pun sudah fokus untuk bermain basket.

Masih teringat dengan jelas belahan pada pantat ibunya yang menjadi daya tarik tersendiri, terlebih keringat yang membuat belahan itu semakin terlihat.

"Main ga?" Ucap bang Baron memecahkan lamunan Arga.

"Eehh main bang" ucap Arga cepat dan langsung mengatur posisi.

Kini fokusnya sudah penuh pada lapangan dan bola pun bergulir seiring panas nya tensi permainan. Beda generasi tak menjadi penghalang saling rebut dan berlari untuk memasukkan bola pada ring. Beberapa warga komplek ikut berteriak menyemangati setiap pemain, terlebih Arga yang sedang berada di peforma terbaiknya. Pemuda itu beberapa kali melakukan Lay up yang membuat lawan ikut berdecak kagum.

Fokus.

Ya fokus Arga pada permainan membuat konsentrasinua tak bisa terbagi dua. Pemuda itu tak melihat jika ibunya sudah beranjak pulang.

30 menit kemudian.

Arga duduk disisi lapang dengan napas memburu, tangan kanannya masih memegang botol air mineral pemberian Kak Baron.

Keringat nya bercucuran dan bajunya pun sudah basah. Hanya bisa tersenyum dan memelankan napas, setelah memenangkan pertandingan dengan telak pemuda itu masih tertawa dengan candaan pemuda lain.

Mata Arga melihat ibu-ibu sedang berkerumun didepan tukang sayur, seketika Arga mengingat ibunya yang sudah tidak ada. Dengan cepat Arga berdiri dan menuju parkiran-gawat jika ia kehilangan jejak ibunya, terlebih ayahnya tidak akan pulang cepat hari ini karena beberapa urusan.

Arga pun melajukan motornya untuk pulang dan benar saja mobil ibunya sudah tidak ada. Dengan napas yang masih memburu Arga memukul Speedo meter dan berdecak.

Andai ia tadi tak bermain basket mungkin saat ini sudah mengetahui kemana ibunya. Arga pun memilih masuk kedalam rumah.

Namun, belum saja membuka pintu gawai pada saku celana Arga bergetar.

'My Mom'

"Halo?" Ucap Arga mengawali telepon.

"Arga ibu lagi di Mas Bram" ucap ibunya yang membuat Arga berdehem.

"Hmm iya Bu, ini Arga baru pulang " balas Arga.

Suara diseberang tiba-tiba hening dan tak lama suara ibunya kembali muncul.

"Yaudah ini Ibu mau ngobrol dulu sama mas Bram ya" putus ibunya.

Arga pun mengelus dada karena ibunya hanya pergi kerumah pamannya. Tetapi bisa jadi ibunya berbohong dan tanpa lama Arga pun bersiap-siap untuk mencari tahu kemana ibunya saat ini.

----

Rasanya saat ini sulit untuk percaya pada ibunya, namun sebelum ini Arga sudah berusaha keras untuk membuktikan namun hasilnya nihil.

Ada rasa gemas juga penasaran dengan gerak-gerik ibunya yang membuat Arga tak bisa percaya seperti dahulu. Kini Arga sudah berada diatas motor yang sedang menunggu lampu jalan berwarna hijau.

Paman Bram - kakak dari ibunya itu selalu menjadi tempat singgah bagi ibunya setelah bapak kandung Arga meninggal. Jadi wajar saja jika salam seminggu ibunya izin untuk berkunjung bahkan menginap dirumah pamannya karena jarak yang tak terlalu jauh.

Arga pun melanjutkan perjalanan setelah lampu berwarna hijau, berbelok kerarah kiri sebelum menyebrang dan masuk kedalam komplek yang bertemakan suasana tropis. Arga memelankan laju motornya karena rumah pamannya sudah terlihat.

Mobil ibunya berada didepan rumah paman, Arga memilih menepi dan memarkirkan motornya pada pos di perempatan. Jarak pandang pada rumah pamannya hanya 15 meter dan ia dengan jelas melihat mobil berwarna silver itu.

Baru semenit Arga mematikan mesin motor, mobil ibunya menyala dan membuat Arga menyembunyikan tubuhnya dibalik pos. Dan tak lama mobil itu berjalan melewati dirinya yang membuat Arga memilih mengikuti ibunya itu.

Panasnya siang ini tak menyurutkan semangat Arga, sesekali dirinya menyamakan kecepatan dan berusaha untuk tetap diposisi yang tak bisa ibunya lihat.

Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang dan tak lama berhenti di depan minimarket. Dahi Arga berkerut, kenapa dari sekian banyak minimarket ibunya baru berhenti disini.

Namun setalah menunggu beberapa saat ibunya tak kunjung keluar dari dalam mobil. Mata Arga bergerak kearah kiri dan tatapan nya terbelalak melihat Pak Bambang keluar dari minimarket membawa dua gelas yang tak terlihat jelas oleh mata Arga.

'Bambang sialan'

Ucap Arga dalam hati dan membuat jantung nya berdetak dua kali lebih cepat, adrenalin Arga terpacu hingga naik keubun-ubun. Mobil ibunya kembali bergerak, genggaman pada kemudi Arga mengencang dan tatapan berubah seperti ingin membunuh.

BERSAMBUNG...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd