Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Namaku.. Putri (End)

Keep updatee bagus nih.

Bacaan wajib nihh..

Indeksnya jgn lupa di bikin sist
 
paling suka cerita anak sekolahan, ijin ngedeprok n nambahin speed dial di operamini
lanjut neng jangan lama lama update nya....
 
Semoga lancar update nya n sampai tamat mbak putri..
 
Nanti seiring jalannya cerita, pasti aku deskripsikan secara jelas tentang diriku. Masukin gambar nya gak mungkin. Masa pake foto ku sendiri. Nanti kalo ketahuan suami bgmn?

Maksudnya comot.gbr di google mba gk ush pake foto asli tapi yg mirip2 gtu
 
Pengennya sih begitu. Tp aku gak tau cara nya. Lagian nulis nya sambil nge jaga anak, masak, dll. Maklum ibu rumah tangga



Nanti seiring jalannya cerita, pasti aku deskripsikan secara jelas tentang diriku. Masukin gambar nya gak mungkin. Masa pake foto ku sendiri. Nanti kalo ketahuan suami bgmn?

ngga perlu dituruti sisi, tugas sis sebagai pencerita adalah merangkai imajinasi menjadi rangkaian kata-kata yang dapat dinikmati kami sebagai pembaca
kalau ada ilustrasi, bisa dianggap bonus dari pencerita. tpi di sisi lain saya kadang merasa ilustrasi malah membatasi imajinasi

soal cerita, ngga ada komplain. saya rasa alur dan gaya berbahasanya sudah rapi
saya juga ngga keberatan kalo updatenya pendek-pendek, yang penting kesinambungan antara setiap partnya tetap dijaga
cheers :beer:
 
Kalo mbak putri ngetiknya pake hape, pake aja aplikasi office suite yang ada di hapenya mbak. Bisa disimpen kapan aja. Ngetik kapan aja suka suka mbak.

Deskripsi diri gak harus menjelaskan tinggi saya ... cm, bb ... kg. Ukuran bh 33dd dst, enggak. Uraikan aja karakter mbak secara mengalir ke dalam cerita. Toh ini juga konflik pertama juga udah kadung meluncur. Soal mulustrasi, secara pribadi sih aku gak mempermasalahkan kalo gak ada mulustrasinya. Malah imajinasiku lebih hidup hanya dengan membaca tulisan. Toh cerita ini sepertinya bukan cerita bacolan. Ada tema yang kuat yang ingin disampaikan oleh mbak, terlepas dari kualitasnya bagus apa enggak (menurutku sih
cerita itu ya bebas nilai, gak ada yang lebih baik satu dari lainnya). Tapi itu terserah mbak sebagai tsnya. Jadi, selamat berkarya
Tumben ngasih keripik panjang banget, biasanya diselipi iklan, hehehe....
:senam2:

Numpang bentar ya sis...
 
Tumben ngasih keripik panjang banget, biasanya diselipi iklan, hehehe....
:senam2:

Numpang bentar ya sis...
Iklannya kn udah tayang di bawahnya. Masak harus ngiklan lagi? :ngupil:



Kopi kopi kopi
Yang kopi yang kopi yang kopi
:kopi:
 
"Dimana ini?" gumam ku lirih

Pelan2, aku membuka mata. Cahaya lampu mendadak menyengat mata ku. Aku dimana? Ku lihat selang infus di tangan ku. Trus ku lihat seorang Suster sedang mengecek kondisi ku sambil mencatat.

"Pa..! Putri udah siuman."

Itu suara Mama. Ku lihat Mama sedang duduk di samping ku. Papa.. Mana Papa? Aku melihat Papa sedang berbicara dgn dua orang pria di luar kamar ketika Adik ku Yaya membuka pintu sambil berlari ke arah Papa.

"Putri.. sayang kamu udah sadar. Alhamdullillah.." kata Mama sambil meremas tangan ku erat. Mama pun menangis.

"Ma.. Ini dimana?"

"Kamu lg di RS, Sayang."

"Putri..! Putri..! Alhamdullillah.. " kata Papa sambil bergegas menghampiri ku. Ku lihat 2 orang pria itu mengikuti Papa masuk ke dalam ruangan ku.

Randi.. itu Randi. Apakah dia yang menyelamatkan ku? Tiba2 kepalaku langsung terasa berat. Pikiran ku melayang ke kejadian waktu di rumah kosong itu. Semua bergerak sangat cepat. Kejadian demi kejadian. Rasanya semua berputar di kepala ku. Telanjang.. Ya.. Aku nyaris telanjang. Apakah Randi sudah melihat tubuh ku? Tubuh seorang gadis berusia nyaris 17 tahun. Aku selalu berpikir tubuhku nyaris sempurna. Dengan tinggi dan berat badan yang ideal, membuat ku berkali2 ikut terpilih dalam setiap acara 17an sebagai Pasukan Pengibar Bendera. Apakah Randi melihat ketelanjangan ku? Yang belum pernah di lihat oleh lelaki manapun. Ranum nya buah dada ku yg bulat sempurna. Walaupun tidak sebesar dada artis2 panas yang sering muncul di TV. Tapi dengan pucuk nya yang berwarna cokelat muda, pasti membuat para pria ingin menjelajahi puncak kenikmatan nya. Di tambah kulit ku yang putih mulus karena aku memang campuran Manado - Sunda.

Rok..! Saat itu gelandangan itu merobek Rok ku. Apakah dia juga merobek celana dalam ku? Jika iya, apakah Randi juga melihat area intim ku? Area yang belum pernah di sentuh oleh siapapun. Yg ditumbuhi bulu2 halus yang malu2. Ahh.. Apakah Aku diperkosa??

Semua pertanyaan tiba2 berseliweran dan memenuhi otak ku. Kemudian aku merasa Mama mengguncang badan ku. Mata ku pun semakin berat.. Berat.. Berat... hingga sulit untuk ku buka..

"Ya Tuhan.."

.........................
 
Aku terbangun. Ku lihat Mama dan Papa di samping ku bersama Dokter. Infus masih menempel di tangan ku. Mama menggenggam tangan ku. Ku rasakan kecemasan dalam genggamannya.

"Putri lagi dimana, Ma?"

"Di RS sayang.. Kamu jgn banyak bergerak dulu ya."

"Putri takut Ma.." rasanya aku ingin menangis.

"Jangan takut Putri. Kamu sudah aman. Sekarang kamu harus cepat sembuh ya Sayang." Papa ikut menggenggam tangan ku. Ada ketenangan di dalam nada suara Papa. Perasaan aman dan nyaman mendadak menyelimuti ku.

.............

3 hari berlalu sejak saat aku masuk ke RS. Badan ku pun sudah pulih dan kembali seperti sediakala. Tp rasa takut dan trauma masih membekas di benak ku. Randi.. Aku harus berterima kasih dengan Randi. Karena dia telah berjasa menyelamatkan ku. Tapi dimana Randi? Sejak waktu itu, dia tidak pernah datang menjengukku. Ada apa? Nana.. Ya. Nana juga tidak datang menjengukku. Kemana mereka? Orang2 yang aku sayangi. Apakah mereka melupakan ku?

Aku pulang bersama Papa dan Mama ke rumah. Di tengah perjalanan aku ingat handphone Nokia ku.

"Pa, hape ku mana?"

"Hape kamu sepertinya hilang Sayang. Tapi jangan khawatir, Papa udah beliin yang baru."
"Bentar lagi kan kesayangan Papa mau Sweet Seventeen." kata Papa sambil tersenyum

"Kamu jadi nge rayain sweet seventeen nya, Put?" tiba2 Mama bertanya.

"Gak Ma. Putri gak mau dirayakan."

"Kenapa?" tanya Mama.

"Gak mau aja. Putri gak mau."

Ku lihat Papa dan Mama saling berpandangan kebingungan.

Aku diam saja. Enggan melanjutkan pembicaran. Mata ku melayang menyusuri jalan. Ku rasakan Papa mulai mengemudikan mobil dengan cepat. Aku pun ingin segera sampai di rumah. Mendadak aku kangen kamar ku.

"Kakaaaak... Welcome home!" Yaya adik ku langsung berlari dan memeluk ku. Yaya adalah satu2 nya adik ku. Saat ini Yaya baru saja masuk SMP. Baru masuk kelas 1. Yaya tumbuh menjadi gadis yang tomboy. Apalagi Yaya hobby bermain sepak bola dan lebih menyukai mobil2an dibanding Boneka Barbie. Kata Mama, waktu Mama hamil Yaya, Papa pengen banget anak cowo. Tapi Tuhan masih mempercayai Papa dengan anak perempuan satu lagi.

"Putriiiiii....!!!" Nana berlari memeluk ku. Aku yang baru saja membuka pintu rumah kaget melihat Nana yang langsung memeluk ku. Nana langsung menangis. Aku pun jadi ga tega memarahi nya karena tidak menjenguk ku.

"Hai Putri..." ku lihat Randi mendekati ku sambil membawa bunga.

Rasa nya ingin ku memarahi nya karena tidak menjenguk ku. Tapi perasaan ku campur aduk. Randi sudah menyelamatkan ku. Aku tak kuasa menahan tangis ku. Tangis ku pun pecah.

"Sudah2.. Yuuk kita duduk dulu."
"Jangan semua nangis begini," kata Mama

Akhirnya Papa juga mengajak kita semua untuk duduk bersama dan ngobrol sambil bercanda.

Rumah ku berukuran lumayan di daerah Pondok Bambu. Karena Papa adalah salah satu pejabat Eselon 2 di Perusahaan Minyak Negara.

Randi.. Aku ingin memberikan harta ku yang paling berharga hanya untuk mu. Karena engkau telah menyelamatkan ku.

Randi.. I love You
.....
 
Kalo mbak putri ngetiknya pake hape, pake aja aplikasi office suite yang ada di hapenya mbak. Bisa disimpen kapan aja. Ngetik kapan aja suka suka mbak.

Deskripsi diri gak harus menjelaskan tinggi saya ... cm, bb ... kg. Ukuran bh 33dd dst, enggak. Uraikan aja karakter mbak secara mengalir ke dalam cerita. Toh ini juga konflik pertama juga udah kadung meluncur. Soal mulustrasi, secara pribadi sih aku gak mempermasalahkan kalo gak ada mulustrasinya. Malah imajinasiku lebih hidup hanya dengan membaca tulisan. Toh cerita ini sepertinya bukan cerita bacolan. Ada tema yang kuat yang ingin disampaikan oleh mbak, terlepas dari kualitasnya bagus apa enggak (menurutku sih
cerita itu ya bebas nilai, gak ada yang lebih baik satu dari lainnya). Tapi itu terserah mbak sebagai tsnya. Jadi, selamat berkarya :pandapeace:
Ane ujutes sm kang pai...dan idem sm kripiknyeh...:Peace:




Badewei...omen sehat kang..:sendirian:








*eh....salah kamar yaak ane..:bata:
 
Bimabet
"Baby, ntar malam jadi ya? Hari Minggu besok kamu kan sweet seventeen. Umm.. aku mau ajak kamu dinner malam ini." Kata Randi sambil menghampiri ku saat aku hendak pulang dari sekolah.

"Iya. Tapi kamu pamit sama Papa juga ya Sayang." Jawabku

"Siaap Kekasih ku yang cantik." Randi siap2 menyosor bibir ku.

"Jangan sayang. Gak boleh. Kamu udah janji kan nge jaga aku." sambil Aku menghindari ciuman nya. Bukan Aku gak mau. Tapi, Aku belum pernah dicium di bibir oleh laki2, walaupun mantan ku dulu di kelas 1 SMA. Lagian ini kan masih di lingkungan sekolah. Gila aja..

Ku lihat Aji melewati ku sambil melihat ku sinis. Kemudian dia bergegas ke parkiran dan mengayuh sepeda balap nya.

"Itu si anak baru kan?"

"Iya sayang.." buru2 Aku alihkan pembicaraan. Aku takut Randi kepikiran ide adu jantan dengan Aji nanti nya

"Nanti malam ya Sayang. Tuh Mama udah jemput aku."
"Kamu hari ini latihan Basket kan?"

"Iya sayang. Hati2 ya.. Salam untuk Mama."

"Oya, dandan yang sexy ya" bisik Randi di kuping ku.

Aku langsung tersipu malu. Wajah ku pun sedikit memerah.

"Puutriiiiiii... Nebeng yaaaa.. Hihihi..."

Nana! Ku lihat Nana menghampiri ku sambil berlari. Mirip seperti kartun2 Jepang itu. Apalagi wajah Nana juga ke Jepang2an kecuali Mata nya yg bulat seperti anak kecil.

Tapi... Nana bukannya mendekati ku dan langsung menuju mobil Mama. Nana pun masuk ke mobil dan bersiap2 untuk pulang.

"Hello Mama... Nana nebeng yaaa.."

Mama cuma bisa geleng2 sambil tertawa geli melihat kelakuan Nana.

"Aku pulang ya Sayang.."

"Oke Baby. See you tonight. Hati2!"

Aku pun memberi senyuman paling manis kepada Randi.

Tapi, kenapa tiba2 Aku kepikiran Aji ya?

Kok ini anak selalu bersikap dingin dan sinis kepada ku? Aku jadi penasaran.

"Oke Mama.. Putri udah masuk. Ayooo kita ngebuuutt... Lets go!!!" Nana pun berteriak lantang di dalam mobil.

Ada2 aja...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd