Randi pun memarkir mobil nya di parkiran Mall mewah di daerah Pondok Indah.
Tiba2, Randi menggenggam tangan ku
"Put... Ada yang mau aku omongin"
"Umm.. Tapi kamu jgn marah."
"Apa?" jawab ku penasaran.
"Ini tentang waktu kamu di opname itu. Ada yg mau aku sampaikan..."
Kenangan itu.. Semua mendadak berputar di kepala ku. Ahh.. Penyelamat ku. Bagaimana aku harus berterima kasih dengan mu? Seandainya Randi tak datang, aku pasti hanya tinggal seonggok daging telanjang tak bernyawa saat ini.
"Sssttt..." telunjukku menyentuh bibir nya.
"Please dont say no more baby..." bisikku
Entah setan apa yg membuat ku berani. Aku langsung mencium bibir Randi. Aku merasakan kekagetan di bibir nya. Sesaat perasaan itu pun berubah. Ada rasa nyaman. Sensasi memabukkan. Randi membalas ciuman ku. Kamu pun saling memangut. Ku rasakan lidah Randi pun ingin menikmati rongga mulut ku. Aku yg belum pernah berciuman bibir, sedikit gelagapan. Ya.. belum pernah. Karena Randi adalah first kiss ku. Aku ingin memberikan ciuman pertama ku untuk pria yang menyelamatkan hidup ku. Ku rasakan kini tangan Randi memegang kepala ku. Tangan ku pun memegang dada nya. Karena posisi di dalam mobil, posisi ku agak sedikit terhambat rem tangan mobil nya Randi.
Bibir nya pun berusaha menelusuri tiap sisi bibir ku. Kami pun beradu lidah. My first kiss yang indah.
"Mmmhhh.. " desah ku sambil melepaskan pangutan Randi.
"Please dont say no more. I know. Thank you baby." desah ku kepada Randi.
Randi pun langsung memangut bibir ku lagi. Kami terlibat pertempuran seru. Walaupun hanya sebatas ciuman bibir. Aku sempat kepikiran kan kita masih di dalam mobil. Bagaimana kalo ada yg intip? Aku sedikit mendorong tubuh Randi.
"Put, itu first kiss kamu?"
"Iya. Untuk kamu. Karena kamu udah nge jaga aku."
"Put... Baby.."
"Ya.. Thanks ya Sayang." ucap ku kepada Randi. Aku ingin memberikan sesuatu yang indah untuk Randi. Sebagai ungkapan rasa terima kasih ku.
"Baby, kita turun yuuk. Ntar ke gep Satpam." canda ku kepada Randi.
"Hahahaha... kalo ke gep bisa di kawinin ya Sayang?" balas Randi.
"Huuuu..." aku membalas dgn pukulan kecil ke bahu Randi.
......
Kami berjalan bergandengan tangan menyusuri pertokoan di dalam Mall. Rasanya hati ku makin cinta dengan Randi.
"Sayang, kita nonton yuuk. Ntar abis beli tiket, kita makan sambil nunggu film nya."
Aku sih oke2 aja. Sepanjang aku bisa bersama kekasih ku. Ku lihat Randi bergegas membeli tiket bioskop. Aku lupa film apa saat itu. Yang ku ingat hanya film tsb banyak menampilkan adegan tembak2an ala luar angkasa. Aku memang tidak terlalu suka nonton film.
Setelah selesai membeli tiket film, Randi pun mengajak ku dinner di salah satu restoran di dalam Mall. Selama makan, Randi sering membuat ku tertawa. Karena Randi memang anaknya lucu. Penuh banyolan. Aku tertawa mendengar lelucon2 nya. Yup, Randi sangat berbeda dengan Aji. Aji yg selalu dingin dan misterius.. Ahh.. kenapa aku tiba2 memikirkan Aji?
"Eh, jangan ketawa terus.. ntar gigi lo copot lho.."
"Biarin aja. Yg penting aku kan cantik." timpal ku.
"Baby, filmnya udah mau mulai nih. Kita ke bioskop yuuk?" ajak Randi
Sambil menggandeng tanganku. Randi berjalan meyelesaikan pembayaran di kasir. Lalu kami pun bergegas memasuki bioskop yang pintu teater nya telah dibuka.
Ternyata Randi memilih tempat duduk paling atas di pojok kiri. Aku pun mengambil posisi duduk di paling pojok. Ku lihat hanya ada beberapa orang di sebelah Randi yang tempat duduk nya agak berjarak dari kami.
Film pun dimulai. Berkisah tentang pertempuran luar angkasa. Ku lihat Randi serius menontonnya. Tiba2 ku rasakan Randi melingkarkan tangan kiri nya ke bahu ku. Aku pikir dia ingin memeluk ku. Jadi ku biarkan saja. Tapi, jari jemari Randi mulai membelai pipi ku. Jantung ku mendadak mulai deg2an. Ada rasa yang berbeda yang mengalir di dalam darah ku. Ku lihat Randi, tapi tatapan nya masih ke arah layar film.
Perlahan, Randi mulai membelai bibir ku dgn jari nya. Ohh.. mau apa dia? Randi pun memasukkan telunjuk nya ke dalam mulut ku. Aku pun berinisiatif menghisap dan mengulum telunjuk itu. Cukup lama telunjuk Randi bermain di dalam mulut ku. Aku seperti sedang menikmati lollypop.
Ku lihat Randi mulai gelisah. Beberapa kali dia membenarkn tempat duduk ny. Tiba2, dia mencabut jari nya dan meraih dagu ku. Kami pun berciuman lagi. Ku lirik psangan yang duduk di dekat Randi sptnya acuh tak acuh dgn perbuatan kami. Sptnya mereka terlalu larut menghayati film nya.
Ciuman tersebut makin liar. Randi mulai berani menyentuh paha ku. Ku rasakan tangannya menuntun tangan ku menyentuh kejantanan nya yg berada di dalam celana jeans nya. Ada tonjolan dan berasa keras banget.
Randi berbisik, "Baby, boleh aku buka?"
Ku lihat tatapan mata nya memelas seperti ingin menuntaskan hasrat yang tertahan. Sementara tangan ku masih di tahan di gundukan kejantanan nya. Aku pun tergoda..
"Ya.."
Tak perlu menunggu lama ku rasa kan kejantanan Randi sudah berada di luar celana nya. Ada rasa takut kami akan ketahuan. Tetapi ku lihat tidak ada yang memperhatikan apa yg sedang kami lakukan.
Randi pun mencium ku. Sambil tangannya mengajarkan ku menggenggam batang penis nya yg tegang dan sangat keras. Ini kah wujud asli penis? Aku belum pernah melihat apalagi sampai memegangnya. Aku hanya tau dari buku2 pelajaran Biologi dan cerita2 becandaan teman2 cewe. Rasanya hangat. Jantungku berdebar kencang. Ku harap bioskop nya tidak terlalu gelap agar aku bisa melihat dgn jelas bentuk nya. Aku mengonani penis cowo untuk pertama kali.
Randi melepaskan ciumannya dan duduk bersandar. Nafas nya terasa berat. Tangan nya kini mengajar kan ku untuk mengocok penis nya. Aku pun mulai bernafsu. Kocokan ku jadi sedikit tak beraturan.
"Yang cepat sayang...." desah Randi. Tangan Randi mulai merayap memasuki babydoll ku. Ku rasakan beberapa kali tangan nya menyentuh pangkal paha ku sambil mengelus2 permukaan celana dalam ku. Tangan Randi mulai menekan2. Aku rasa aku pun mulai basah. Aku menambah kecepatan kocokan ku. Ku rasakan urat2 yg mengelilingi penis nya semakin menonjol. Tiba2, kurasakan batang nya mulai berkedut2.
"Egh.."
Telapak tangan ku berasa hangat. Aku merasa ada lelehan air yg mengalir di sela2 jari ku. Apa ini? Apakah ini yg dinamakan sperma? Perasaan ku semakin tak karuan.
"Huft.."
Randi mencium bibir ku dan mengeluarkan sapu tangan untuk mengelap tangan ku. Aku menjadi tidak konsen. Dada ku berdegup kencang. Sensasi baru yang ku rasakan bercampur rasa takut ketahuan.
Randi pun menarik tangan ku untuk keluar dari Studio bioskop. Padahal filmnya belum selesai. Tapi, menurut ku itu ide bagus. Daripada ada yg menangkap kami melakukan kegiatan asusila di dalam bioskop.
Kami pun meninggalkan bioskop dan langsung menuju parkiran.
Di sepanjang perjalanan pulang kami banyak diam. Aku merasa sudah terlalu banyak hal baru yang kulakukan hari ini. Aku hanya ingin cepat2 pulang ke rumah. Jantung ku masih berdebar2 gak karuan.
Tiba2, aku mendengar Randi menghela nafas.
"Put, aku pengen...."
....................