Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT [No SARA] Panah Asmara (True Story)

Part 3
Aku Sedang Ingin Bercinta


Keesokan harinya aku sedang duduk menikmati kopi sambil merokok di garasi kantor yang telah diubah menjadi smoking area. Iseng-iseng kubuka beberapa status Whatsapp dan kulihat Nira emgupdate statusnya. Sebuah Video dengan alunan lagu timur yang cukup merdu.

Sedih itu kalo sa tra dengan ko
Jang tanyakan sap u rasa untuk ko
Setiap hari sa berdoa
Semoga kita sanggup baku jaga

Jang hiraukan dong yang tra suka
Tutup mata juga telinga
Anggap saja dunia tong punya
Cukup senyum dengar cerita

Karna ada ko yang buat sa nyaman
Karna ada ko yang slalu tenangkan
Jauhkan sa dari keraguan
Trada yang sanggup memisahkan

Pegang sa janji dan percaya
Hanya ko satu yang sa punya
Sa pu hari su sempurna
Sa akan jaga ko untuk selamanya


Kulihat waktu dia uploadnya baru 3 menit yang lalu, artinya kemungkinan dia masih memagang hpnya. Langsung buka wikipedia dan mengirimkan chat kepadanya.
“cieee,,,lagunya bagus” tak lama Nira kemudian mengirimkan balasan.
“tau lagu itu mas?”
“tau lah. Mas juga suka lagu itu dan beberapa lagu timur lainnya”
“sama dong”
“hahaha…kita punya beberapa kesamaan. Dan itu yang membuat kita semakin nyaman”
“weeeeek” Nira mengirimkan emoticon menjulurkan lidahnya. “mas sedang apa?” tanyanya kemudian.
“lagi duduk aja. Kamu?”
“baru abis ngajar mas. Sedang nemenin murid tunggu orang tuanya jemput”
“jangan lupa sarapan”
“telat!! Ini udah siang mas”
“jangan lupa makan siang” aku meralatnya
“dasar cabe” protes Nira setiap kali aku mencoba menunjukkan perhatianku kepadanya.
“biarin” jawabku. Aku tak peduli jika harus dipanggil cabe, cabe keriting, brokoli ataupun jenis-jenis sayuran lainnya. Karena aku tau sebenarnya Nira menyukai itu. Dia menyukai rasa perhatianku. Hanya saja dia mungkin malu untuk mengakuinya atau dia terlanjur senang lalu salah tingkah dan tidak tau harus bersikap bagaimana.
“lanjutin kerjaannya sana. Ntar bosnya marah tuh” Nira mencoba mengganti topic pembicaraan.
“kan lagi jam istirahat”
“yaudah sana makan siang dulu”
“makan siang bareng yuk” ajakku.
“maaf mas gak bisa. Aku udah telat banget nih pulangnya. Anakku belum mimi” Nira menolak ajakanku. Anaknya yang berusia 1,5 tahun memang masih menyusui dan Nira memberikannya Asi ekslusif. Aku mendukung keputusannya itu karena memang bagitulah seharusnya.
“yaudah gpp, ntar langsung pulang yah. Kasian dia nungguin mimi lho” aku lalu menutup chat dan bergegas untuk makan siang.

Sehari-hari sejak aku dan Nira menjadi sepasang kekasih (meskipun gak pake deklarasi) kami lebih banyak menghabiskan waktu dengan komunikasi lewat chat. Meskipun kami berdomisili di kota yang sama, tapi kami memutuskan untuk berhati-hati dan tidak sembarangan bertemu. Kami berkomitmen untuk tidak saling merusak. Kami sama-sama punya keluarga, punya pekerjaan dan tanggung jawab yang tidak mungkin kami korbankan hanya karena keegoisan kami.

Sorenya istriku menelfon. Dia menayakan apakah aku lembur atau tidak.
“assalamualaikum Pah”
“waalaikum salam Mah”
“lagi ngapaen?”
“biasa. Cari nafkah buat kamu dan anak-anak” aku menggombali istriku.
“haih…gombal ah” istriku tertawa. “ntar malam lembur gak?”
“kayaknya lembur Mah. Masih banyak kerjaan yang belum selesai”
“makan dimana? Mama belum masak nih” istriku seperti biasa selalu menanyakan aku akan makan dimana jika aku lembur.
“kalo belum masak, yaudah papa makan dikantor aja Mah” aku tidak ingin merepotkan istriku untuk masak karena aku tau dia sangat sibuk menjaga kedua buah hati kami yang masih kecil.
“yaudah, jangan telat makan pah. Lembur boleh, tapi kesehatan harus dijaga”
“iya mah.”
“assalamualaikum”
“waalaikum salam” aku menutup telfon. Setelah itu aku kembali melanjutkan pekerjaan hingga waktu menunjukkan pukul 21 malam. Aku mematikan komputer dan pulang.

Keesokan harinya, sabtu dibulan September aku sedang duduk diruang ATM. Memeriksa ada benda apa yang membuat mesin ATM gangguan. Sebuah benda berwana biru tersangkut dijalur uang keluar, kuraih dan kutarik dengan sedikit paksaan. Selembar uang 50ribuan terselit disana.
“ini rupanya yang membuatku harus ke kantor di hari libur” omelku dalam hati.
Kufoto dan kukirimkan di grup WA kantor untuk laporan. Tapi aku salah kirim, aku malah menguploadnya di status WA. Aku menyadarinya setelah Nira mengomentari status WAku.
“pegawai teladan” tulisnya singkat.
Aku kaget. Lalu memeriksanya dan mengirimkan ulang foto tersebut ke grup WA kantor. Setelah itu aku membalas chatnya.
“hahahaha…lumayan buat pencitraan” balasku
“wikipedia aja”
Kami lalu pindah haluan. Mengganti jalur melepas kangen dengan wikipedia.
“dah lama dikantor?” Tanya Nira.
“baru aja. Sekitar 15 menitan” jawabku
“sama siapa mas?”
“sama security. Kamu sedang dimana? Sekolah?” aku berharap dia masih disekolah agar aku bisa mengajaknya ketemuan.
“iya mas, di sekolah. Mas abis dari kantor langsung pulang?”
“enggak. Mau cek rumah dinas yang ditempati sama pegawai. Kebetulan orangnya sedang mudik. Jadi mas kesana buat ngecek”
“kesana buat ngecek aja mas?”
“enggak juga. Rencananya mas mau makan rujak juga disana” Aih. Tak adakah alasan lain selain makan rujak yang bisa kugunakan agar Nira terpancing untuk kesana? Aku berharap Nira cukup cerdas untuk menangkap pesan tersembunyi dariku.
“enak yah makan rujak siang-siang” Nira menyambut umpanku.
“iya, ntar nyusul yah. Mas tunggu disana. Ntar mas share loc”
“hihihi” Nira hanya menjawab dengan emoticon senyum.
Aku lalu mengambil kunci rumah dinas di dalam gudang dan segera memacu mobil kesana. Dalam hati aku memikirkan hal-hal indah yang akan terjadi nanti. Tak lupa aku mampir membeli rujak, untuk berjaga-jaga jika Nira menanyakan rujak yang aku sebutkan tadi.
Aku masih takut untuk terlalu terbuka, karena bagaimanapun, di awal aku sudah terlanjur berkata bahwa aku mendekatinya karena nyaman bersamanya. Bukan karena ingin mengajaknya bercinta. Meskipun semakin kesini aku semakin ingin lebih banyak bermesraan dan berduaan dengannya. Tapi aku tidak ingin terlalu frontal. Aku ingin secara perlahan-lahan, masuk ke dalam hatinya dan mentap di sana. Yang jelas untuk saat ini, aku sedang ingin bercinta dengannya.

Bersambung…
 
Mohon maaf jika menunggu terlalu lama untuk updatenya. Ane benar-benar sibuk selama seminggu ini. Semoga mimin dan suhu-suhu pembaca yang budiman berkenan memaklumi kondisi ane.

Update kali ini mungkin terasa datar dan membosankan. Karena hanya berisi tentang percakapan kami yang tidak menarik. Tapi ane ingin berbagi dengan suhu-suhu semua, tentang bagaimana ane dan Nira bercengkrama, tantang bagaimana cara kami saling menyapa meski hanya mencari waktu di sela-sela kesibukan kami.
Semoga suhu-suhu bisa ikut merasakan kebahagian yang ingin ane pamer eh, bagi-bagi dengan suhu sekalian.

Yang menunggu momen ane dibuat lemes oleh Nira, ane mohon maaf tidak bisa menuliskannya di update kali ini. Next update, kita akan berkeringat bersama.
 
Luar biasa suhu...menyelip dan menyelinap kedalam hatinya dengan senyap....lalu membuatnya terjerat dalam desahan dan peluh keringat dengan nikmat....
 
Halo suhu, wah mantap ceritanya smooth sekali, boleh urun nanya nih ??
1. Knp pas suhu jd teller ga deketin si Nira aja ?
2. Pas suhu Nira udh merit dan punya buntut sempet sakit ati atak nyesel ga ?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd