Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Instant Action

Pekerjaan Baru



Beberapa hari berlalu. Citra dan Kirana masih tidak bekerja , sedangkan Istri Bang Imran berjuang mencari Suami baru di ajang We Got Love. Aku mulai mencari kerja. Hari itu, aku duduk di ruang tunggu sebuah kantor mewah , milik Pengusaha otomotif amatir bernama Suhendra Wirajaya. Atau lebih akrab Bung Hendra. Beliau hanya pengusaha kecil-kecilan yang menjual mobil-mobil impor dari Uni Eropa. Ada BMW , ada Mercy, VW , FIAT , Porsche , Opel , bahkan mobil mewah seperti Ferrari dan lamborghini, ya walaupun cuma satu dan itu pun keluaran lama.







Aku bertemu langsung dengan Bung Hendra, tentu saja setelah menunggu kurang lebih satu jam. Ia turut berduka atas apa yang terjadi di Bengkel Bang Imran dan kami berbicara sangat lama. Sama seperti Bang Imran, ia memulai usahanya dari nol, hanya saja , ia jauh lebih beruntung. Walaupun cuma punya dua bisnis, untungnya semuanya maju pesat. Selain otomotif, ia juga punya usaha spa premium. Spa yang jauh lebih mewah , dengan gadis-gadis yang kebanyakan adalah imigran. Spa itu sangat besar, bukan terletak di ruko seperti spa pada umumnya, namun menggunakan hotel resort yang tidak jadi buka karena bangkrut lebih awal.







Sayangnya setelah mengobrol panjang lebar, aku hanya mendapat pekerjaan sebagai satpam gudang. Dan lebih menarik lagi gudang itu entah bagaimana terletak di Jakarta. Memang ada satu gudang lagi di karawang namun aku justru ditugaskan di Jakarta. Yah aku pikir lebih baik daripada tidak bekerja sama sekali. Aku mulai bekerja esok harinya, dan akibatnya aku sering pulang dini hari, lalu harus kerja lagi mulai pukul tujuh pagi. Benar-benar tidak ada waktu untuk bahkan sekedar mengobrol dengan gadis-gadis di apartemen , apalagi membujuk mereka agar ML denganku. Gajinya pun sangat kecil. Mungkin hanya 2,5 juta. Kondisi itu terus kujalani sekitar satu bulan pertama . Dan demi menghemat uang , aku bahkan tidak pakai mobil, hanya naik MRT walaupun harus berjalan jauh untuk ke stasiunnya saja.







“ Koh Edi? Pulangnya malam terus ya sekarang.”







Pernah hari itu jam 1 pagi, aku tak sengaja bertemu Dian yang ternyata belum tidur dan asik bermain game dari laptop yang aku curi. Aku duduk di lantai bersama dan memberitahunya kalau sebenarnya aku pulang pukul sepuluh tapi perjalanan dari jakarta ke Meikarta , memakan waktu hampir sangat lama jika menggunakan MRT. Itu karena aku harus berjalan jauh ke stasiun MRT.







“ Jauh ya kak. Kakak capek? Mau aku pijit bentar? “ Dian ingin memijitku namun aku menolaknya secara halus.







“ Gak usah ah , udah malam , nanti kami kecapekan “







“ Mau Dian ambilkan air hangat? Atau kopi buat kokoh “







“ Boleh, tapi air dingin saja” Dian segera ke dapur dan memberiku air dingin. Kuminum air itu sampai habis karena aku memang haus.







“ Terima kasih ya Dian, gimana kalau kamu? Apa pekerjaan kamu melelahkan?” Tanyaku basa basi.







“ Tidak terlalu , kerjanya lumayan santai walaupun gajinya secukupnya. “ Aku yakin gaji itu akan terasa lebih entang karena selain bekerja dekat dengan apartemen, pekerjaannya pun jauh lebih entang daripada aku yang justru sering bekerja berat.







“ Kamu pernah punya pacar di Indonesia? “ Pipi Dian tiba-tiba memerah karena malu.







“ Punya pacar tidak pernah , tapi tamat SMU pernah menikah singkat tapi beberapa bulan cerai karena aku tak tahan dengan suamiku. “



Sama seperti gadis pada umumnya di Indonesia, Dian pernah menikah dan kehilangan keperawanannya. Namun ia bercerai karena mantan suaminya terlalu galak dan gemar meniduri istri orang lain. Beruntung bahkan sempat hamil namun sayangnya keguguran karena ulah suaminya.







Dian lalu menangis. Meski hanya bercerita singkat , tapi cerita itu benar-benar menusuk dan sangat menyedihkan. Kehilangan keturunan kita memang sangat berat. Tapi aku kagum dengan Dian karena setelah apa yang terjadi, ia tetap kuat . Ia sangat senang bisa bertemu teman-temannya sekarang karena ia merasa merekalah keluarganya. Namun temannya Anna tidak pernah menikah meskipun beberapa kali dijodohkan dan dilamar.







“ tidak apa-apa , saya juga pernah bercerai. Karena waktu itu saya belum sanggup memberi keturunan” Aku bergantian bercerita tentang kisah hidupku. Aku bercerita padanya kalau aku pernah memiliki segalanya, pernah punya istri setia, sampai akhirnya kami bercerai , hanya karena aku mengidap disfungsi ereksi. Namun Dian tiba-tiba saja terkekeh.







“ Disfungsi ereksi? Sorry , tapi dari tadi aku lirik, anunya udah tegak tuh kayak anunya kuda “ Aku ikut terkekeh dan kami pun tak sengaja berpelukan.







“ Untungnya, aku sudah menemukan jalan keluarnya” jawabku.







“ bagus dong , jadi kapan kamu menikah lagi? “ godanya genit







“ Yah, jikalau aku melamar kamu dengan cincin emas ? sudikah kamu menerima” Dian tertawa malu menutupi wajahnya. Wajahnya memerah dan ia tiba-tiba saja bersandar di bahuku.







“ Kamu lucu , tapi kamu mesum ..... tangannya jangan ngeraba paha aku terus ya “ Dian berbisik mengancan dan tiba-tiba jemarinya menepuk kuat biji pelirku.







“ Aw!!” Aku memekik keras dan ia tertawa terbahak-bahak.







“ masih berani pegang paha aku lagi? “ Aku menggeleng dan langsung terguling di karpet. Dian masih tertawa terbahak-bahak lalu kembali ke kamar tidurnya. Esok pagi pukul setengah 5







“ AHHH OHHHH AHHHH MMMHH “ “ plok plok plok plok “







Akhirnya setelah sebulan lebih tanpa ML , aku menggenjot Citra yang kebetulan mandi pagi karena ingin melamar kerja. Sebelum gadis lain bangun, aku menyempatkan diri menggenjot vagina merah Citra. Kebetulan ia pun ingin meminta uang 500 ribu untuk pegangan di jalan. Sambil menggendong kedua pahanya, kugenjot-genjot Citra yang menggantungkan kedua tangannya di leherku.







Kepalanya mendongak ke atas dan matanya terpejam. Tanpa penetrasi, pagi itu, aku langsung menggenjot menggendong , menusukkan penisku ke dalam vagina Citra , dan menggenjotnya dengan kecepatan penuh. Citra memekik-mekik keras. Nafsuku semakin menjadi-jadi karena sudah lama aku tidak merasakan vagina sehangat itu. Buah dadanya menempel dan bergesek-gesekan dengan dadaku. Saking hangatnya memek merah Citra, aku sampai-sampai lupa mencabut penisku sehingga air maniku tiba-tiba menyemprot deras di dalam vaginanya.







Kami bercumbu di kamar mandi itu , diguyur siraman air Shower yang membasuh tubuh kami. ML singkat itu hanya berlangsung sepuluh menit. Sekitar jam lima lewat sedikit , kami keluar dan rupanya Bella si gadis Thailand itu sudah menunggu di depan kamar mandi. Ia hanya mengacungkan kedua jempolnya kepadaku lalu segera masuk ke kamar mandi.







Aku dan Citra berangkat bersama-sama karena kami kebetulan sama-sama naik MRT . Hanya saja ia masih melamar kerja di sekitar Meikarta sedangkan aku keluar menuju Jakarta. Citra mencium bibirku sebelum naik ke keretanya , dan aku mulai merasa ada yang berbeda dari ciumannya. Aku tidak masalah asalkan itu artinya aku boleh minta jatah dengannya, gratis.







Sayangnya nikmatnya sex pagi hari itu hilang begitu saja saat aku bekerja di gudang. Saat itu aku heran mengapa ada banyak mobil mewah di gudang itu sedangkan aku yakin sekali mobil-mobil ini tidak ada di katalog showroom. Sebut saja mobil seperti ada mobil LaFerrari , ada lagi Porsche 918 , ada lagi Lamborghini Veneno , bahkan ada bugatti Veyron Super Sport. Melihat bugatti itu, aku teringat dengan Bugatti yang telah mengubah hidupku selamanya. Bugatti Chiron milik Putra , yang hanya ada satu di Indonesia. Aku termenung saat pihak gudang lagi-lagi memintaku untuk mendandani mobil itu. Aku sedekat ini dengan mobil mewah itu , namun aku bukan pemiliknya. Padahal dulu, aku bisa saja membelinya jika aku mau.







“ Apa maksudnya Rio menghilang ? Cuma dia yang bisa menyetir mobil-mobil ini?! Kamu tahu bisnis ini taruhannya nyawa?! “







Malam itu aku mendengar manager gudang membentak-bentak staff yang mengabari kalau salah satu sopir Bung Hendra , Rio , menghilang entah kemana. Selama ini aku memang tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi di gudang itu karena aku merasa aku hanyalah satpam yang sesekali membantu mereka mendandani mobil-mobil itu.







“ Kan sudah saya bilang waktu gudang masih di Tangerang , kita udah pernah bawa mobil-mobilnya pakai Trailer. Tapi sejak kena grebek , mobil-mobil ini harus diantar langsung ke pelanggan , dan harus sampai hari itu juga , gak boleh terlambat satu menit saja karena resikonya tinggi!”







“ Gini Pak , Si Edi itu , dia bisa nyetir hypercar lho Pak.” Dan tak lama Pak Manager Gudang keluar lalu memanggilku.







Beliau memintaku untuk mengantar mobil itu hari itu juga dan aku harus sampai sekitar setengah jam lagi. Memang sih lokasi ketemuan tidak terlalu jauh, jadi aku setuju dan Pak Manager bilang aku boleh pulang setelahnya. Tak tahu apa yang sedang terjadi, kubawa mobil Porsche 918 itu tanpa dosa, ke rumah makan kecil yang tidak terlalu jauh dari komplek pergudangan kami. Aku sampai sepuluh menit kemudian, karena aku lewat jalan pintasan yang bisa memotong jalan jadi lebih singkat.





Namun ada yang salah dengan pelanggan yang akan mengambil mobil ini. Ia dijaga sangat ketat oleh dua orang berbadan tegap. Saat aku mendekatinya, salah satu dari ajudannya mendorongku kuat-kuat dan yang satu lagi langsung hampir mencabut pistolnya. Sambil menghisap cerutunya , ia menatapku tajam dan bertanya







“ Mana Rio? “ Aku sangat kesal karena aku paling tidak suka orang-orang arogan yang sok berkuasa. Aku menjawab







“ Gak tahu “ namun tidak seperti Tejo , ia tertawa. Istri mudanya juga tertawa. Ia pun keluar, memeriksa mobil itu cukup lama , dan tak lama ia mengetik sesuatu di hpnya. Mungkin pesan singkat atau semacamnya.







“ Salam untuk Bung Hendra , Semoga saja kamu betah dengan pekerjaan baru kamu “ Kuserahkan kunci mobil ke bapak misterius itu , dan dia langsung membawa Porsche itu pergi dengan istri mudanya. Ajudannya membawa mobil BMW X7 miliknya dan membuntutinya dari belakang. Aku langsung jalan kaki ke stasiun MRT , ya walaupun jaraknya lumayan jauh dari restoran ini.







Sungguh proses serah terima yang sangat misterius. Aku hampir saja ditinggal kereta karena berjalan terlalu jauh. Untungnya aku sempat naik kereta terakhir , tapi itu artinya tidak akan sampai di stasiun Meikarta karena sudah terlalu malam. Layanan MRT akhirnya berhenti di Cikarang dan aku harus menyewa Taxi yang sangat mahal.







“ udah berapa kali saya bilang , saya bukan orang yang kamu cari! Cepat pergi atau Saya lapor polisi!”







Di pinggir Meikarta Plaza, Tak sengaja aku bertemu Xiao xiao tengah beradu mulut dengan dua orang pria misterius berbadan tegap. Dari gaya berpakaian mereka , mungkin polisi atau lebih tepatnya Oknum polisi. Mereka berdua mengerubungi Xiao xiao di saat yang begitu sepi dan sudah lewat tengah malam. Salah seorang tiba-tiba menggengam tangan Xiao xiao kuat-kuat dan saat itu aku mengira ia akan mencelakakan Xiao xiao







“ Oh ya?! CUKUP! Saya sudah muak! Saya sudah ngomong baik-baik dan ini reaksi dari anda? Baiklah saya mulai muak! “ Ia ingin menyeret Xiao xiao tapi gadis itu tiba-tiba melepaskan genggamannya. Orang misterius itu hampir mencabut revolvernya, namun aku segera merebut revolver itu dari belakang celananya , lalu mendorong tubuhnya kuat-kuat. Kutodongkan revolver itu ke kepalanya dan teman yang satunya langsung menodongkan revolver ke kepalaku.







“ Anda tidak tahu berurusan dengan siapa. “ Ancamnya







“ Saya tidak keberatan masuk penjara lagi. Lagipula jalanan sepi dan tidak ada saksi, jikalau kalian mati , aku ragu ada yang peduli. Lepaskan gadis ini “ Jawabku. Jika mereka polisi sungguhan , mereka akan memanggil bantuan atau langsung menembakku tanpa bertanya. Namun perlahan mereka mundur dan kembali ke Montero ( Pajero ) mereka . Xiao xiao sempat menjeliti mobil mereka dengan nafas terengah-engah. Kusimpan revolver itu di belakang celanaku dan Xiao xiao tiba-tiba menoleh menjelitiku







“ Kenapa kamu tolong aku? “ tanyanya sinis.







“ bahkan polisi juga sering berbuat jahat di zaman seperti ini” jawabku santai. Xiao kemudian menunduk malu







“ Terima Kasih sudah menolongku. Tapi selanjutnya , biarlah aku mengurus urusanku sendiri “ jawab Xiao xiao.







“ Aku tidak bisa janji jika aku kebetulan di dekat kamu. Ayo kita pulang “







Aku tidak bertanya apa yang terjadi , siapa mereka , ada apa sebenarnya , karena aku tahu itu rahasia dan urusan pribadinya. Kami pulang dan Xiao xiao sempat membungkuk sebelum masuk kamarnya. Revolver itu aku simpan siapa tahu aku akan membutuhkannya. Aku sempat berpikir bagaimana kalau mereka polisi sungguhan namun tiba-tiba saja aku tertidur. Namun saat pukul setengah lima, tepat saat aku terbangun , aku sempat mendapat SMS dari Bung Hendra dan ia menyuruhku untuk menemuinya di spa pribadinya siang ini , dan untungnya lokasinya tidak jauh dari Apartemen ini.
 
Meeting dengan Boss



“ Polisi masih mendalami motif dibalik kasus pembunuhan Imran Suparman, pengusaha yang tewas terbunuh di griya tawang pribadinya di Sudirman jakarta Pusat...”







Aku sedang menggenjot Istri Bang Imran ketika berita itu muncul di TV. Ia terbaring pasrah membiarkan penisku menyeruduk vaginanya sedangkan bibirku dengan nafsunya mencumbu-cumbu lehernya. Pinggulku masih terus menggenjot memeknya saat berita itu mengejutkannya. Aku sempat terdiam sejenak, namun aku justru mempercepat genjotanku sewaktu ia berusaha mendorongku. Kudekap tubuhnya dengan kedua tangannya dan ia terus berusaha melepaskan diri.







Penis terus menyeruduk keluar masuk dengan kecepatan penuh. Ia tak punya pilihan selain menunggu nafsuku terpuaskan. Pinggulku terus menggenjot-genjot vaginanya dan ia masih terus berusaha melepaskan diri . Namun saat tubuhnya mencapai puncak kenikmatannya, ia justru melolong panjang dan pasrah dengan apa yang aku lakukan. Tak lama , air maniku menyemport deras di dalam vaginanya dan aku masih terus menggenjot pelan vaginanya sampai penisku mengempis.







Bang Imran meninggal dini hari ini di Griya Tawangnya, berita itu disiarkan pagi hari saat diam-diam masuk ke kamar Istri bang Imran dengan niat ingin menidurinya. Ia hanya pasrah begitu aku menggenjot vaginanya namun ketika berita itu keluar , ia hampir melepaskan diri. Saat aku puas memuaskan nafsuku, aku ikut menonton berita itu dan tak menyangka Bang Imran akan mati dengan cara seperti ini. Ia mati tanpa busana dengan tembakan di kepala. Polisi bahkan menemukan bekas semprotan sperma yang mengisyaratkan Bang Imran mungkin sedang atau sehabis ML ketika ia sedang di bunuh. Tidak ada mayat perempuan yang menandakan ia ML dengan pelaku pembunuhan atau pasangan ML nya kabur setelah sadar Bang Imran dibunuh.







Sepuluh menit kemudian, gadis-gadis berkumpul di ruang tengah untuk melihat berita itu. Tidak ada yang sadar jikalau aku baru saja meniduri istri Bang Imran ketika berita itu keluar. Dia tidak punya keluarga selain kami semua. Sayang sekali ketika ia hendak membangun kerajaanku kembali, sebulan kemudian ia justru dibunuh secara misterius. Ia dikuburkan siang itu juga di Jakarta namun aku tidak bisa datang karena aku harus menemui bossku. Aku sempat bilang ke Istri Bang Imran kalau aku turut berduka namun ia seperti tidak peduli lagi.







Aku dibebas tugaskan hari itu karena harus menemui bossku di SPA Adult Ceremony ( AC) . Tapi bukan berarti aku bisa santai-santai. Aku tiba di SPA jam delapan , ketika spa masih bersiap-siap mau buka. Aku sengaja bawa Avanza curianku karena lokasinya dekat. Aku menunggu di lobby depan bersama dua satpam dan dua gadis resepsionis. Beliau menyuruhku menemuinya saat waktu makan siang , dan beliau benar-benar datang bahkan sebelum jam 12 siang.







“ Wow Edi, saya tidak tahu kamu punya mobil “ Itulah yang Bung Hendra ucapkan ketika kami berjabat tangan.







Spa dibuka jam 11 siang, dan sebenarnya pengunjung diperbolehkan menginap jika rela membayar uang tunai mulai dari Tujuh juta. Tentu saja itu sudah termasuk biaya BO gadis impor yang luar biasa mahalnya. Tidak banyak yang menginap di spa , mungkin hanya belasan, kebanyakan datang saat spa buka, dan berpesta untuk sekedar satu sesi saja ( satu jam ) atau mengambil paket seharian sampai spa tutup pukul satu malam. Biasanya jika ada yang menemui Bung Hendra di spa, hanya menunggu dan mengobrol di resepsionis saja . Karena jika masuk, kita harus membayar uang tunai mulai dari dua setengah juta tergantung gadis yang kita tunjuk untuk menemani kita selama di dalam.







“ Silahkan pilih cewek kamu “







Tapi Boss mengajakku ke dalam dan menyuruhku memilih gadis yang aku mau. Semuanya gadis Impor sehingga aku bingung karena aku lebih suka gadis lokal. Mereka semua mengenakan mini dress berwarna hitam yang menunjukkan belahan dada mereka yang indah. Aku memilih gadis yang kebetulan berdiri di dekatku .







“ Alice!! Selara kamu boleh juga ya Edi “ Puji Bung Hendra. Boss mengajakku masuk ke dalam lounge pribadi yang mewah . Kata pertama yang ia ucapkan.









Alice



“ Apa kamu orang yang bisa dipercaya Edi?” Ia lalu menghisap rokoknya sambil menatapku serius.







“ Bisa Pak.... “ jawabku singkat. Ia kemudian tertawa. Ia matikan rokoknya , lalu meletakkan pistol smith & Wesson model 29. Pistol yang sama yang digunakan Dirty Harry.







“ Bisnis yang kamu lakukan kemarin itu sebenarnya bukan bisnis main-main dan saya kecewa Rio menghilang disaat seperti itu. Tapi dengan berat hati saya harus mengatakan kalau kamu seharusnya tidak melakukan itu. “ Dan ia pun tertawa. Namun dua gadis yang menemani kami tiba-tiba memucat.







“ Jadi sekarang saya tanya kamu , apa kamu sanggup menggantikan Rio? “ Tanpa ragu-ragu aku menjawab iya. Aku tidak tahu apa yang terjadi , namun menolak atau melawan di saat seperti ini aku rasa bukan hal yang tepat.







“ Bagus , Porsche itu harganya 600 ribu Euro lebih. Dan semalam, saya hampir kehilangan 50 ribu Euro dan pelanggan sejati saya. Meski cuma 50 ribu Euro, saya benar-benar hutang budi dengan kamu.”







Aku akhirnya mengerti apa maksud dari ucapan Bung Hendra. Harga Porsche 918 itu memang sekitar 620 ribu Euro atau setara Sebelas Miliar Rupiah. Namun sepertinya semalam, Bung Hendra hanya menjualnya dengan harga 50 ribu Euro atau senilai 870 juta rupiah. Itu bahkan tidak sampai 10 persen dari harga mobil. Akhirnya aku pun tahu dibalik bisnis Showroom itu, Bung Hendra juga menjalankan sindikat mobil mewah Bodong, sama seperti di masa sebelum perang. Memang kedengarannya sederhana, namun sepertinya Bung Hendra menjual mobil-mobil tersebut bukan ke sembarang pihak, sehingga jika terjadi sesuatu dengan mobil-mobil itu, bisa berdampak buruk kepada Bung Hendra. Dan belum lagi, pihak pemilik mobil yang sebelumnya, bisa saja membayar polisi untuk melacak dan merebut kembali mobil mereka. Mungkin karena itulah , Bung Hendra butuh Sopir yang bukan sembarang sopir, melainkan sopir yang juga bisa dipercaya dan bisa diandalkan.







Lucunya dari semua itu, aku hanya mendapat upah sebanyak 10 juta rupiah, tunai. Tapi bagiku itu sudah sangat besar mengingat kemarin aku hanya mengantar mobil itu tanpa ancaman berarti dari polisi atau pihak pembeli. Namun tepat saat Bung Hendra menyerahkan bagianku, ia memberitahuku kalau bagian tersulit dari tugas ini adalah bukan mengantarkan dan serah terima. Mobil-mobil itu tidak mungkin datang dengan sendirinya ke bengkel jadi tugasku sebenarnya adalah mencuri mobil-mobil itu, membawanya ke bengkel, membantu mendandani mobil tersebut agar terlihat berbeda, dan tentu saja, mengantarkan serta serah terima.







“ okay cukup mengobrolnya , sekarang saatnya senang-senang” Kami makan bersama. Suasana akhirnya mencair kembali. Itu pertama kali dari sekian lama aku makan mewah lagi. Ada Bebek Hainan , steak ala amerika , lobster, gurita , semua itu mengingatkanku pada masa laluku. Dan saat itu , jujur aku tidak terlalu menikmatinya.







“ Baiklah , saya tinggal dulu ya Di , saya mau “masuk” duluan “ Bung Hendra lalu keluar bersama gadis yang mendampinginya. Aku masuk tidak berapa lama setelahnya.







Alice , si gadis asing itu membawaku ke dalam ruang jacuzzi, lalu ia berdiri membelakangiku. Ia lepaskan mini dress hitam itu, memperlihatkan punggung dan pinggulnya yang putih menggairahkan. Ia meraih handuk lalu ia lilitkan menutupi tubuhnya. Ia pun berbalik dan kembali menghampiriku.







Ia buka kemeja dan baju dalamku lalu ia gantungkan di dinding. Kemudian ia berlutut dan meriah ikat pinggangku. Ia turunkan celana panjang hitamku lalu jemarinya meremas-remas penis panjangku yang berdiri dibalik celana boxerku. Perlahan ia turunkan celana dalamku, dan penisku pun mengacung tepat di depan matanya. Gemas, ia genggam penisku , lalu ia memejamkan matanya dan menggosok-gosokkan kepala penisku dengan pipinya.







Bibirnya perlahan mendekat-mendekat hingga bersentuhan dengan kepala penisku. Ia cium ujung kepala penisku lalu ia gelitik-gelitik dengan lidahnya sambil mengocok-ngocok pelan batang penisku. Perlahan ia kecup kepala penisku, lalu mulai mengulum-ngulumnya. Ia kulum kepala penisku sampai memerah dan nyaris meledak di dalam mulutnya. Saking nikmatnya permainan lidahnya , tak sadar jemariku sudah meremas-remas kepalanya







Ia lalu menuntunku masuk ke Jacuzzi. Sebelum memulai ritual pemandian itu, tiba-tiba ia sudah menempatkan kepalanya tepat diantara kedua selangkanganku. Ia julurkan lidahnya lalu ia kembali menjilat-jilat penisku dari kepala sampai bertemu dengan buah zakarku. Sesekali lidahnya berputar-putar di kepala penisku.







Ia benamkan penisku dalam-dalam hingga menyentuh ujung rongga mulutnya. Sungguh sensasi deep throat yang luar biasa. Kudekup kepalanya dengan kedua tanganku lalu aku mulai menggenjot-genjot mulutnya dengan kecepatan penuh. Sungguh nikmat tiada tara. Ia hanya pasrah. Kudekup kepalanya agar tidak lepas dari penisku sedangkan pinggulku terus bergerak dengan kecepatan penuh. Liurnya, dinding-dinding mulutnya, tenggorokannya, semua memberi kenikmatan yang luar biasa. Sayang tidak berapa lama, penisku memuncrat di dalam mulutnya dan dekupanku semakin menguat , membuat ia harus menelan seluruh air maniku.







Wajahnya memerah dan ia beberapa kali batuk waktu ia menarik mulutnya dari penisku. Namun kenikmatan tidak sampai di sana, ia lalu membasuh penisku dan mengocok-ngocok keluar sisa-sisa spermaku. Beberapa mendarat di perut dan buah dadanya. Namun ia membiarkan spermaku menyemprot tubuhnya. Lalu ia membasuh dan memandikanku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Di pertengahan ritual pemandian itu, ia jepit penisku dengan kedua buah dada besarnya, lalu sambil mendesah-desah nakal, ia mengocoknya naik turun.







Itu pertama kalinya aku merasakan nikmatnya Boobsjob. Sesekali penisku menyuil dagunya. Pinggulku ikut menggenjot-genjot buah dadanya dan kami pun sama-sama mendesah. Hangat dari kulumannya bahkan belum sepenuhnya hilang dan sekarang aku dimanjai oleh buah dadanya. Kocokannya makin menyepat dan genjotan pinggulku pun semakin kencang. Penisku makin memerah dan akhirnya kembali meledak-ledak hebat. Air mainku memuncrat membasahi wajah , pipi dan rambutnya. Ia hentikan permainan liar itu , lalu mengocok sisa-sisa spermaku ke buah dadanya.







Ia kembali memandikanku dan setelah puas dengan jacuzzi kami pindah ke kamar tidur. Ia memberikan pijatan-pijatan sensual agar penisku makin membesar dan mengeras. Setelah selesai dengan pijatan sensual itu, ia memanjakanku dengan pijatan nuru yang begitu sensual , nikmat dan memabukkan. Ia meluncur-luncur di atas tubuhku yang sudah ia lumuri jel dan sensasinya itu , bahkan sulit itu dilupakan. Aku bahkan tenggalam dalam pijatan itu. Saat nafsu kami sudah sama-sama memuncak, ia menunggangi penis lalu menggenjotnya tanpa ampun.







“ ohh ohh mhhh ohh auuhh ahh “







Ia mendesah-desah nakal sambil terus menggoyang-goyang pinggulnya. Kupegang pinggangnya lalu ikut menggenjot-genjot lubang vaginanya. Suara tepukan kedua selangkangan kami terdengar sangat kuat. Kami berdua benar-benar dibuat mabuk oleh kenikmatan yang kami lakukan sendiri. Layaknya seorang cowgirl, ia terus menunggangi penisku sambil mendesah dan memekik-mekik keras. Tak Kuat ia lalu jatuh ke pelukanku dan aku pun membalik posisi sehingga aku di atas dan dia di bawah







Dengan pasrahnya ia membiarkan aku menggenjot vaginanya dari atas. Kuhujamkan penisku dengan kecepatan penuh. Ia remas kasur itu kuat-kuat menahan serudukan penis besarku. Tak lama wajahnya memerah dan ia pun mencapai puncak kenikmatannya. Sayangnya penisku pun ikut meledak sehingga kami keluar secara bersamaan.







Kami sempat istirahat lalu mengulangi permainan itu berkali-kali. Meski tidak bicara banyak , ia sepertinya cukup nyaman denganku dan aku pun untuk ketagihan ML dengannya. Saat aku puas bermain dengannya , aku sadar jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam dan akhirnya kami berpisah.







Di samping nikmatnya ML hari itu , aku terus berpikir apakah langkahku ini tepat ? Apakah ada konsekuensi dari pilihanku dari ini ? Dan , apakah sudah terlambat untuk mundur. Sepuluh juta untuk mencuri mobil mewah dan mungkin nyawa taruhannya , mungkin tidak sepadan. Namun jika aku mundur , kurasa Bung Hendra akan berbuat sesuatu agar bisnis mobil bodong itu tidak ketahuan. Saat aku sampai ke apartemen , kutaruh uang tunai 10 juta itu ke tas Dian. Dan aku pun segera tidur di karpet.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd