Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Pantat besar mamaku yang menyejukan jiwa

Semenjak kemarin pagi, dimana untuk pertama kalinya kak Indah turut berpartisipasi dalam kegiatan hubungan seks sedarah alias incest, dan itu berlanjut pada siang harinya seusai makan siang, dimana aku kembali membuahi rahim kak Indah dengan mengecrotkan pejuku didalam memek kak Indah, sebagaimana yang diinstruksikan mama, dimana misi kami adalah menghamili kak Indah.
Dan itu masih berlanjut pada malam harinya dimana kami kembali “berpesta”, dan kembali aku menaburi benihku di rahimnya.
Terakhir pagi tadi dimana selepas kami bangun tidur, kembali kami saling melampiaskan birahi. Bahkan kami melakukannya sebelum kami sempat beranjak dari ranjang, dengan mulut masih bau naga khas orang baru bangun tidur, serta rambut yang acak-acakan tak karuan. Mulut kami yang bau naga sama sekali tak menghalangi kami untuk saling berciuman, bahkan dengan tanpa jijik kami tetap saling berpagutan hingga saling bertukaran dan menelan ludah. Pejuku yang semalam kutanamkan didalam memek kak Indah juga masih utuh. Itu dapat kurasakan saat aku menggenjot memeknya masih serasa becek dan licin.
Kak Indah yang pada awal-awalnya tampak canggung dan kaku, semakin kemari terlihat semakin lepas dan rileks, bahkan hingga pagi tadi kak Indah hampir tak beda jauh dengan mama, yang juga mulai binal dan agresif. Tentu saja sikapnya itu membuatku senang dan merasa beruntung karna telah mendapat tambahan satu lagi bidadari binal yang memanjakan syahwat birahiku.
Keduanya melengkapi semua fantasi seksualku secara utuh. Yang satu tipikal STW bertubuh super montok dan bahenol dengan pantat dan buah dada besar, sedangkan yang satunya lagi wanita muda dengan body proporsional layaknya wanita-wanita model majalah playboy atau bintang film porno papan atas, tinggi namun dengan lekukan tubuh yang sempurna juga mulus tanpa cacat, tipikal body yang membuat setiap laki-laki menelan ludah, dan wanita akan merasa iri melihatnya. Hmm..sungguh sayang memang, tubuh seindah itu harus dubungkus dengan gaun tertutup yang seperti biasa dikenakannya.

Siang itu, selepas menikmati makan siang yang dibeli kak Indah menggunakan layanan aplikasi gofood, kami bersantai di gazebo belakang rumah sambil mengobrol ringan sebagaimana biasa sering kami lakukan sepulang sekolah dulu, kebersamaan yang kemudian hilang semenjak kak Indah menjadi istri mas Mirza.
“Udah Azan tuh kak... kakak koq enggak sholat, biasanya enggak pernah kelewatan.. mmm.. Bagus perhatikan semenjak siang kemarin kayaknya gak lihat kakak sholat...?” tanyaku iseng, ketika kami asik ngobrol dimana tiba-tiba terdengar kumandang azan dari masjid sekitar rumah.
“Mmm... gimana ya gus... kayaknya untuk saat ini, selama aku ada disini sholatnya libur dulu aja lah... nanti kalau aku sudah di Bogor barulah mulai lagi... itupun kalau ada mas Mirza, kalau enggak ada ya libur juga...hi..hi..hi... “ jawab Kak Indah. Yang saat itu mengenakan bawahan Hotpants Muniko ketat warna hitam dengan garis pinggirannya warna putih, sedang atasannya Crop Tank-top berwarna putih tanpa beha.
“Duduk sini kak...” ajakku, saat aku duduk bersandar dipagar gazebo. Maksudku meminta Kak Indah yang saat itu duduk dibibir gazebo dengan kedua kaki menjuntai kebawah untuk duduk bersandar didepanku, sehingga aku bisa memeluknya dari belakang, seperti halnya yang aku lakukan pada mama kemarin lusa. Yang tanpa keberatan kak Indah mengikuti apa yang kumau.
Sebagaimana yang aku pinta, kak Indah beringsut, dan segera duduk didepanku dengan bersandar pada dadaku yang memang tak mengenakan pakaian, kecuali hanya celana under-wear model boxer saja, sedang kedua tanganku merangkul tubuhnya, seraya kucium lembut leher jenjangnya, karna saat itu rambut kak Indah memang dijepit keatas menggunakan hair-clip.
“Mmmmhhh.... kita romantis-romantisan kaya gini nanti ada yang cemburu lho gus...mmhhhh...” desah kak Indah, saat kuciumi sekujur lehernya.
“Siapa yang cemburu, aku sudah putus koq sama Ririn...” jawabku.
“Bukan Ririn... tapi istrimu...”
“Siapa sih...?”
“Mama lah...siapa lagi.. katanya sekarang kalian sudah jadi suami istri...”
“Oooww, mama... kirain siapa.. enggak apa-apa koq, kan mama lagi enggak ada.. jadi sekarang kamu yang jadi istriku...” candaku.
“Wah, itu sih namanya selingkuh dong... istrinya lagi cari uang, suaminya malah enak-enakan sama perempuan lain...”
“Sama kayak kamu... suaminya lagi cari uang di Semarang, kamu malah entot-entotan sama adik kandungnya sendiri...” godaku lagi.
“Ih, bisa aja kamu.... abis enak sih entot-entotan sama adik kandung, apalagi kontol adikku ini ukuran jumbo.. bikin memek aku jadi ketagihan deh minta dientotin terus...” timpal kak Indah.
“Mmmhhhh... kakakku ini sekarang nakal ya... bikin Bagus semakin gemes aja untuk nyodok-nyodokin memek kakak lagi...”
“Yah, kok manggilnya kakak sih, katanya aku ini istrimu juga....” canda kak Indah, sambil menggelayut manja didadaku.
“Oh iya lupa... Indah, istriku sayang...” candaku.
“Iya, mas Bagus suamiku sayang... cintaku... pemuas nafsuku..hi..hi..hi... Enggak koq, aku cuma bercanda... istri kamu kan cuma mama seorang... aku gak mau menghianati mama lho, lagian aku kan bukan pelakor... hi..hi..hi...” canda kak Indah, diikuti dengan tawanya yang lepas, dan kami berduapun saling tertawa.
“Oh iya gus... kayaknya aku harus ijin dulu deh sama istri kamu, boleh gak nih aku yayang-yayangan sama suaminya...” canda kak Indah, seraya meraih ponselnya yang memang ada disitu, lalu dibukanya aplikasi WA.
MA... AKU BOLEH PINJAM SUAMIMU ENGGAK... CUMA UNTUK YAYANG-YAYANGAN AJA KOQ... KITA SEKARANG LAGI DI GAZEBO NIH...
Kalimat itu yang ditulis kak Indah lalu dikirimkan ke kontak mama, yang tak berapa lama kemudian dibalas oleh mama.
IYA SAYANG... KAMU BEBAS KOQ MELAKUKAN APA SAJA SAMA SUAMI MAMA... KAMU JUGA BOLEH NGENTOT SAMPAI PUAS SAMA SUAMI MAMA ITU, KAPAN SAJA DAN DIMANA SAJA... TAPI AWAS LHO YA, JANGAN SAMPAI LECET SEDIKITPUN..
“Mobil kali, lecet...” ujar kak Indah, saat membaca balasan dari mama.
OKE MA...MAKASIH YA MA.... MAMA MEMANG BAIK DEH... SELAMAT BEKERJA YA MA..... TENANG MA, SUAMI TERCINTA MAMA GAK AKAN SAMPAI LECET DEH....
Balas kak Indah.

IYA SAYANG.... SELAMAT BERNGENTOT RIA YA.... NGENTOT DI TAMAN BELAKANG ITU MEMANG MENGASIKAN LHO IN... DUA HARI LALU, MAMA SAMA SUAMI MAMA ITU JUGA PERNAH MELAKUKANNYA... KAMU TANYA SAMA DIA, KAMI SUDAH MELAKUKAN APA SAJA DISANA....ADA YANG SPESIAL LHO..
Balas mama.
“Spesial..? Emang se spesial apa sih yang sudah kalian lakukan disini...” tanya kak Indah, sambil meletakan ponselnya dilantai gazebo.
“Mmm...Ada deh... ” jawabku.
“Emang ngapain sih kalian...jadi penasaran nih...” ujar kak Indah.
“Ah, malu sih ngomongnya sebenarnya... mmm..anu... tapi jangan kaget ya...”
“Koq pakai jangan kaget segala... jadi tambah penasaran nih...”
“Iya kak... soalnya agak nyleneh sih...”
“Nyleneh gimana..?” sepertinya kak Indah semakin penasaran.
“Mmm...anu kak... kami disini saling meminum air kencing kami...”
“Maksudnya..?” penasaran kak Indah, sambil mengerutkan keningnya.
“Iya... mama kencing dimulut aku, terus langsung aku minum... kemudian gantian, aku kencingin mulut mama, dan mama meminumnya.... gitu kak...”
“Ya ampun... gila kalian ya...sampai segitunya... mmm..memangnya kalian menikmatinya gus...?”
“Banget kak....”
“Mmm... ya sudah lah kalau memang kalian menikmati dan menyukainya sih....”

“Eh gus, ngomong-ngomong udah berapa lama sih kamu sama mama entot-entotan begitu...” tanya kak Indah.
“Mmm..sekitar semingguan lah...” jawabku.
“Ooww... berarti belum lama ya... mmm.. itu cerita awalnya gimana sih, koq bisa kejadian seperti itu...?” tanya kak Indah, yang akhirnya aku jelaskan semuanya.
“Ooww.. begitu ceritanya.. berarti memang dari dulu sebenarnya kamu sudah ada ketertarikan untuk ngentotin mama ya gus....?”
“Ya begitulah kak...”
“Dasar kamu anak mesum, sama ibunya sendiri nafsu...parah kamu gus.. oh iya, kalau sama aku kamu dulu nafsu juga enggak..?”
“Nafsu juga sih... tapi nafsu kepingin jitakin kepala kakak...”
“Sialan kamu....” gusar kak Indah, seraya memukul-mukul pahaku.
“He..he..he... Abis kak Indah selalu jail sih sama aku... tapi sekarang sih..aduh, ternyata aku baru sadar kalau kakakku ini seksi dan nafsuin, apalagi kalau lagi telanjang..bodynya itu yang gak nahan, ngalahin pemain bokep amerika...” ujarku.
“Ah, gombal kamu... berarti sama dong kita gus, dulu juga aku enggak tertarik sama sekali sama kamu.. tapi sekarang, setelah ngerasain kontol kamu, aku bener-bener ketagihan dan tergila-gila sama kamu gus... eh maksudnya ketagihan dan tergila-gila sama kontol kamu ini sih...” jelas kak Indah, seraya meremas batang kontolku yang masih terbungkus celana dalam.
“Bisa aja nih kak Indah... eh, kakak kalau pakai pakaian seperti ini seksi banget deh kak... keliatan tambah nafsuin gitu...” ujarku sambil meraba-raba buah dadanya yang terbungkus tang-top.
“Emangnya nafsuin ingin ngapain gus...?”
“Ya, nafsuin ingin ngentotin memeknya lah kak... nafsuin pingin jilatin juga... pantat kakak juga kalau pakai celana hotpants ketat begini oke banget... bentuk pantat kak Indah seksi banget... jadi kepingin jilatin pantatnya sama lubang anusnya.... sama..mmm..jadi ingin ngerasain ngentotin lubang anus kak Indah....” ocehku.
“Mmm... romantis sekali sih kata-katamu gus....mmm..aahhhhh...” desah, kak Indah saat tanganku menelusup masuk dari sela-sela atas hotpansnya, sehingga tanganku dapat menyentuh klitorisnya yang ternyata dibalik hotpansnya sudah tidak lagi memakai celana dalam.
“Celananya dibuka sekalian ya kak, supaya ngobelin memeknya lebih enak....” usulku. Yang disetujui oleh kak Indah dengan langsung membuka celananya.
“Bajunya juga lah...biar bugil sekalian..hi..hi..hi...” ujar kak Indah, seraya melucuti juga tank-topnya, sehingga dirinya bugil tanpa selembar benangpun.
“Celana kamu dibuka juga dong gus...biar kita sama-sama telanjang....” pinta kak Indah, dan akupun mengikutinya, yang membuat kami akhirnya sama-sama bugil.
“Ah, nyaman sekali gus... telanjang berdua dialam terbuka, dan dengan sambil didekap seperti ini, serasa gimana gitu...”
“Iya kak... kita merasa bebas dan seperti menyatu dengan alam... “
“Betul gus...dan kebebasan itu semakin sempurna karna kita bisa melakukan apapun yang kita mau tanpa terikat oleh norma-norma yang selama ini dibuat manusia...”
“Dan bisa mengabaikan apapun yang tidak ingin kita lakukan ya kak....” ujarku, sambil jari tanganku mengobel memek kak Indah dengan lebih leluasa dengan bugil seperti ini.
“Mmmm...hhhh...iya gus.. mengabaikan apapun yang kita tidak suka, melakukan apapun yang kita suka....tanpa harus tunduk pada aturan apapun.... uuuhhhh.... “ desah kak Indah, sambil tangannya meremas pahaku.
“Termasuk Kak Indah ngentot sama adik kandung kakak sendiri ya kak....”
“Iya gus... termasuk kamu menghamili kakak kandungmu sendiri... juga menghamili ibu kandungmu sendiri...uuuhhhh...”
Jari tengahku semakin agresif mengobeli memek Kak Indah, yang kini bergerak-gerak mengocok-ngocok keluar masuk secara inten.
Clok...clok...clok..clok....
“Ciumi aku gus...mmmhhh...” pinta kak Indah, sambil menolehkan kepalanya kebelakang, sehingga aku dapat memagut mulutnya yang sedikit menganga.
Kami saling berpagutan sambil jari tengah tangan kananku tetap mengobel lubang memeknya sedangkan tangan kiriku meremasi buah dadanya. Batang kontolku yang semakin berdiri tegak tanpa sadar kugesek-gesekan pada bagian punggung bawahnya.
Beberapa saat kemudian kudorong pelan tubuh kak Indah hingga posisinya menungging.
“Sekarang biar aku jilatin anus kak Indah....” bisikku, yang hanya dijawab kak Indah dengan senyuman.
Paham dengan apa yang kumaksud, kak Indah menggatur posisinya seideal mungkin hingga pantatnya menungging menatang memperlihatkan anusnya kearahku.
Ah, betapa seksinya kak Indah dengan posisi menungging seperti itu. Terlihat binal dan menantang, terlebih dengan senyumnya yang menggoda.
“Ayo gus, katanya mau jilatin lobang pantat lakak..hi..hi..hi...” tantang kak Indah sambil kedua tangannya menyibak liang anusnya.
Wajahku kini tepat berada didepan liang anal kak Indah, kuhirup sesaat aroma khas lubang pelepasan yang sesekali bergerak kembang kempis seiring nafas pemiliknya. Hingga akhirnya dengan bernafsu kujilatinya dengan rakus, bahkan kusedot-sedot dengan lumayan kuat, yang membuat kak Indah bergelinjang tak karuan.
“Aauuuuwww.... gila kamu gus, mau kamu apain lubang anusku....aaauuuwww..... hi...hi...hi...Aaaauuuuwww......geli gus...aaauuuwww....hi...hi...hi...parah kamu gus...aauuwww...hi..hi..hi...” pekik kak Indah, sesekali diikuti dengan tertawa cekikikan.
Beberapa saat kemudian aku menghentikan aksi rim-job ku itu diikuti dengan melumat bibir kak Indah, dan untuk beberapa saat kami saling berciuman dengan hot.
“Parah kamu gus, mulut baru habis nyicipin anusku kamu pakai buat nyipok aku...” protes kak Indah.
“Tapi kakak suka kan... buktinya tadi ludah Bagus sampai kakak telen...”
“Ah, tau aja kamu gus...asik juga sih, ada aroma-aromanya yang gimana gitu....”
“He..he..he.. jadi lebih sedep ya kak... kakak mau Bagus ludahin mulut kakak..?” tawarku. Kini kak Indah sudah tidak lagi menungging seperti sebelumnya, tapi duduk dibibir gazebo dengan kedua kaki menjuntai.
“Ada ada aja kamu gus... mmm.. tapi asik juga sih.. mau dong... aaaakkk..” ujar kak Indah, seraya membuka mulutnya dengan maksud agar aku menumpahkan air ludahku kedalam mulutnya, namun segara kujawab dengan mendorong tubuhnya hingga dia berbaring telentang.
“Aku jilatin dulu lubang anus kakak biar lebih asik rasanya kak...” ujarku, seraya aku turun dari atas gazebo dan kuangkat kedua paha kak Indah hingga pantatnya menyembul kedepan dengan posisinya yang berbaring telentang dibibir gazebo. Mengerti apa yang kumaksud, kak Indah mengangkat lalu menekuk pahanya hingga lututnya menyentuh buah dadanya, sehingga pantatnya tampak menantang, dengan liang anus tampak terekspos dihadapanku.
Dari bawah aku duduk berjongkok sambil kedua tanganku meremasi bokongnya, dan tanpa menunggu lebih lama segera aku lahap dengan rakus liang anal yang menantang didepanku.
Seperti biasa kak Indah hanya menggelinjang sambil memekik-mekik manja saat aku melukukan aksiku itu.
Beberapa saat kemudian aku berdiri dan kudekatkan wajahku pada wajah kak Indah yang berbaring telentang, seraya kuberi isarat agar kak Indah membuka mulutnya, dan pleh.. gumpalan ludah dari mulutku masuk secara perlahan kedalam mulut kak Indah yang langsung ditelannya dengan rakus.
“Gimana kak, enak..?” tanyaku.
“ Mmm...Nikmat sayang, lagi ya sayang...” ujar kak Indah, yang segera aku turuti dengan kembali menjilati dan menyedot-nyedot liang anus kak Indah, yang tak sampai satu menit kembali aku berikan air ludahku kemulut kak Indah, dan itu berlangsung sekitar lima kali, dan tampaknya kak Indah benar-benar menikmatinya.
 
POV Indah

Sungguh sesuatu yang menjijikkan sebenarnya, dimana aku harus menelan air ludah yang baru saja dilepehkan oleh adikku, dan bahkan mulut adikku itu baru saja menjilati dan menyedot-nyedot sedemikian rupa liang anusku, liang yang adalah akses keluarnya kotoran. Tapi entah mengapa aku betul-betul menyukai dan menikmatinya.
Ada sensasi tersendiri yang sulit dilukiskan, sensasi yang begitu bergelora, yang membuat rasa nikmat tiada tara. Hmm.. Bagus ternyata jauh lebih lihai daripada aku dalam soal seks, sepertinya justru dia yang menjadi mentorku, padahal aku sudah 5 tahun berumah tangga, sedang dia masih bujang.

“Enggak kepingin jilatin anus aku juga kak..? He..he..he..” tawar Bagus sambil merangkulku.Hmm sebuah tawaran yang menggoda, tentu saja dengan senang hati aku menyetujuinya.

“Pasti dong adikku sayang... emangnya kamu aja yang boleh jilat-jilatin anus kakak, aku kan pingin juga mencicipi lubang pantat kamu yang imut ini...” jawabku, seraya tangan kananku menelusup kebawah pantatnya.

“Ih, kak Indah sekarang udah kayak mama ya.. udah mulai binal dan liar juga nih, jadi semakin gemes aku....” ujarnya, diikuti dengan mengecup bibirku.

Benar apa yang dikatakan adikku, aku sepertinya memang telah terbawa oleh irama yang mama dan Bagus mainkan, baik dalam tindakanku maupun ucapanku, entah mengapa ada kenikmatan tersendiri dengan ucapan-ucapan mesum dan vulgar seperti itu, sepertinya jiwa ini serasa bebas dan lepas. Juga saat mengatakan kalimat-kalimat mesum dari mulutku, serasa syahwat ini semakin bergejolak, begitupun saat aku mendengarnya, baik itu yang keluar dari mulut Bagus maupun mama.

Tanpa basa-basi Bagus segera memposisikan tubuhnya seperti aku tadi, yaitu berbaring telentang dibibir gazebo sambil kedua pahanya ditekuk pada perutnya, sementara kedua tangannya memegangi masing-masing pahanya, sehingga liang anusnya membusung tepat didepanku yang kini duduk dibawah gazebo.

Ah, untuk pertamakalinya aku menyaksikan liang anus tepat didepanku, dan kulihat sesekali berkedut-kedut. Entah mengapa aku suka sekali melihatnya, begitu lucu dan imut, dan akhirnya dengan gemas kujilati juga kerutan daging dengan aromanya yang khas itu. Lama kelamaan aku semakin gemas, yang sebelumnya hanya menjilat kini bahkan mulai menyedot-nyedot dengan rakus. Kulihat Bagus mengerang dan mendesah nikmat, beda dengan aku yang tadi terpekik dan tertawa terpingkal-pinggal karena tak tahan dengan rasa geli-geli nikmat tadi, Bagus justru lebih rileks dan meresapinya, itu dapat kulihat dari ekspresinya yang separuh terpejam dengan mulut menganga.

“Koq mulut aku enggak diludahin sih kak.. ayo dong kak, Bagus kan kepingin juga minum ludah kakak...” protes Bagus, sambil kepalanya sedikit diangkat agar wajahnya dapat melihat wajahku yang berada dibawah.

“Iya sayang, kakak hampir lupa... habis anus kamu ini enak banget sih... kakak jadi lupa diri...maaf ya sayang... mmmm..mmfff..cllupp...zzrruupphh...” jawabku, seraya kembali kulanjutkan aksiku itu.

Beberapa saat kemudian aku berdiri, kulihat Bagus sudah siap dengan membuka mulutnya dengan lebar, dan dengan tanpa dikomando langsung aku lepehkan cairan ludahku kedalam mulut adikku yang langsung ditelannya.

“Mmmm... nikmatnya ludah kakak, lagi lho kak....”

“Iya sayaaang, adikku yang manis... pasti kakak kasih lebih banyak lagi ludah kakak untuk kamu, suapaya kamu tambah sehat dan kuat... tapi kakak harus jilatin dulu lobang pantat kamu ya, supaya rasa ludah kakak jadi tambah nikmat...mmmm..mmuuaacchhh...” ujarku, diikuti dengan mengecup rakus bibir adikku itu, dan untuk beberapa saat kami saling berpagutan.

Sekitar empat kali aku memberikan asupan ludah kepada adikku dengan terlebih dulu melakukan rim-job, hingga akhirnya aku minta Bagus untuk menungging.

“Gus, tolong kamu sekarang nungging ya, kakak pingin nikmatin anus kamu saat kamu nungging, kayaknya lebih maksimal dan lebih mantep tuh....” pintaku, yang segera dituruti olehnya.

Wooww.. dengan posisinya yang menungging seperti ini memang benar-benar menggoda, liang anusnya begitu menantang. Dan dengan rakusnya langsung aku melahapnya. Hanya beberapa kali kujilat langsung aku sedot dan kuhirup.

“Mmmm...mmmffhh...shhrroottt...zlhuuuffrrtt...aacchhh...cccppp..cccppp...mmmfffhhh....” gumamku, sambil kedua tanganku merangkul bokong adikku itu.


Sekitar lima menit aku menikmati liang anal adikku yang dengan posisi menungging, tiba-tiba kudengar suara mama dari arah belakang.

“Woooww... ternyata anak perempuan mama sudah mulai suka menjilat-jilat lubang anus ya....” goda mama, yang kini telah duduk dilantai gazebo, tepatnya disamping Bagus yang sedang menungging.

“ih, mama kok tau-tau udah pulang aja sih ma... tadi di WA katanya masih dikantor...”

“Iya, begitu aku chatingan sama kamu tadi, mama langsung aja pulang...ijin, mama bilang aja ada urusan keluarga... abis mama pingin cepet-cepet gabung sama kalian untuk ngentot bersama dialam terbuka seperti ini, soalnya kalau keburu gelap kan udah gak asik kalau diluar begini...”

“Oow..begitu... mmm..mama mau Indah jilatin juga pantatnya... ayo mama langsung telanjang aja, terus nungging disamping Bagus, pasti asik deh ma...cepetan ma....” pintaku, entah mengapa aku jadi seliar itu. Tapi justru aku merasa semakin lepas dan bahagia dengan kebebasan ini.

“ Wah, anak mama ini semakin binal aja nih, baru juga dua hari udah kaya gini... mama semakin bangga aja sama kamu sayang...mmmmuuaacchh....” ujar mama, seraya mengecup bibirku, bersamaan dengan itu mama segera melucuti pakaiannya hingga telanjang bulat dan langsung memposisikan dirinya menungging disamping Bagus.
Kini dua buah pantat yang menantang telah berada dihadapanku, yang satu tipikal pantat pria atletis dan sedikit berotot, yang satunya lagi pantat wanita STW yang montok dan berisi. Setelah tadi aku puas menikmati anus adikku, kini giliran anus mama yang menjadi sasaranku berikutnya.

“Mmmm....aaahhhh... semakin pinter aja kamu sayang...mmm..uucchhh... lidahmu dimasukin kedalam anus mama sayang...dicolok-colok lidahnya, nah gitu...aaacchhhh....”

Beberapa saat kulihat mama dan Bagus saling berciuman sambil mereka berdua masih posisi menungging dibibir gazebo, kulihat lidah mereka saling berpilin satu sama lain.

Disaat mereka sedang asik berciumam, aku segera bangkit dan aku tumpahkan ludahku pada mulut mereka, yang langsung mereka sambut dengan suka cita.
Sekitar beberapa menit kemudian aku menyudahi aksiku itu.

“Oh iya in, kamu kan sudah jilat-jilat lubang anus kita, ngomong-ngomong tadi lubang anus kamu sudah dientot sama kontol adikmu belum..?” tanya mama, yang duduk ditengah diantara aku dan Bagus.

“Belum sih ma... rencananya sih mau nyoba sekarang...”

“Wah, tadi ngapain aja sih kamu... udah jilat-jilat anus, kirain anus kamu juga udah dientot...ternyata malah belum... rugi deh kamu, hari gini belum ngerasain anal seks.. ya udah sekarang aja ya...”

“iya nih ma, indah juga udah pengen banget sih... ayo sayang, kamu entotin lubang anus kakak ya sayang...” ujarku sambil meremas batang penis adikku.

“oh iya, kalau gitu acaranya kita lakukan direrumputan aja biar lebih seru... ayo anak-anakku sayang...” ujar mama sambil menggandeng kedua tangan kami untuk menuju kearea rerumputan.

“Oke deh, sekarang kamu nungging sayang, biar adikmu ngentotin lubang anus kamu dari belakang...” pinta mama padaku, yang segera aku ikuti.

Saat aku menungging mama menjilati liang analku untuk beberapa saat dan kemudian menuntun batang penis Bagus kearah analku

“Ayo sayang, sekarang kamu mulai sodok aja lubang anus kakakmu... keliatannya dia udah enggak sabar tuh, ingin merasakan dientotin lobang pantatnya sama kontol besar kamu...” ujar mama, bersamaan dengan itu, bless... batang penis Bagus kurasakan menghujam anusku, agak nyeri memang.

“Aaauuuwww.... pelan-pelan dulu gus... agak nyeri tau...” protesku, sambil kedua tanganku meremas rerumputan yang berada dibawahku.

“Tahan ya sayang, sebentar lagi juga kamu akan ngerasain nikmatnya disodomi sama kontol gede seperti punya adikmu ini...” ucap mama, sambil beberapa kali meludahi anus dan batang penis Bagus, mungkin maksudnya untuk memberi pelumasan.

Pelumasan yang mama berikan cukup efektif, terbukti gesekan penis Bagus pada rongga-rongga anusku tidak lagi terlalu perih, perlahan aku mulai bisa merasakan sensasi nikmat anal seks pada diriku.

“Aaaahhhh.... iya gus, mulai enak nih, sekarang kamu boleh entot anus kakak dengan lebih dalam sayang, masukin aja semuanya...iya begitu, aaagghhhh...sedaaap...serasa sampai kedalam jantungku gus...aaagghhhh....” erangku, sambil mataku separuh terpejam.

“Apa mama bilang, kamu mulai merasakan nikmatnya dientot lobang anus kamu kan sayang....”

“Iya ma, enak banget... kaya gimanaaa gitu...aaaaagghhhhh...”

“Ya udah gus, kalau gitu genjot lebih kuat lagi lobang pantat kakakmu, biar dia semakin terbuai oleh indahnya anal seks..hi..hi..hi...”


Beberapa saat kemudian mama merebahkan tubuhnya, seraya memposisikan dirinya dibawah tubuhku, persis posisi 69, seraya lidah mama mulai menjilat-jilati vaginaku. Ah, sungguh nikmat sekali, liang anusku digenjot oleh batang penis Bagus, dan secara bersamaan lidah mama menjilat-jilati liang memekku.

“Uuuuuugghhhh.... sedaaaap...iya ma, terus ma..terus jilatin memek indah...aaagghhhh...kamu juga gus, entotin bo’ol kakak lebih kuat lagi sayang biar kakak tambah enak...aaaauuuwww....iyaaaa....aaagghhhh....”

Dengan posisi mama yang berada dibawahku, praktis vagina mama tepat berada dibawahku, yang dengan inisiatif mulai aku jilati bahkan aku sedot-sedot. Wow, sungguh sensasi yang luar biasa, liang analku disodok oleh batang penis adikku, sementars vaginaku dioral oleh mama, sedang mulutku mengoral vagina mama, lengkap sudah kebahagian ini. Ah, sungguh beruntungnya aku, mengapa tidak dari dulu kami melakukan ini, benar-benar sekarang inilah aku dapat menikmati seks secara utuh, dan bebas.

Hingga beberapa menit kemudian aku merasakan puncak kenikmatan yang tiada tara, aku memekik keras seiring dengan muncratnya cairan kenikmatan yang keluar dari vaginaku yang dengan rakus diminum oleh mama.

“Aaaaaggghhhhhh....aku keluar maaa...aaaauuuuuwwww... entot yang kenceng anusku gus....aaaaaagghhhhhh.....”

Hingga akhirnya aku tumbang diatas tubuh mama dengan rasa puas tiada tara.

“Udah gus, kakakmu sudah KO tuh, sekarang giliran mama yang kamu genjot sayang...” ujar mama, seraya beringsut dari bawah tubuhku, dan kini mama memposisikan tubuhnya menungging disebelahku.

“Ayo sayang, langsung kamu entot aja, udah gak tahan nih gus...” pinta mama, Baguspun dengan sigap segera mencabut penisnya dari lubang analku, dan segera berpindah kebelakan tubuh mama.

“Eeeee... jangan memeknya dong sayang, mama ingin kamu entotin lobang pantat mama aja ya sayang...” protes mama, saat Bagus baru memasuksn ujung penisnya kedalam vagina mama.

“Iiihh...mama ini, paling demen disodomi deh... oke deh ma, tenang aja... dengan senang hati kontol Bagus akan entotin lubang anus mama ini....” ujar Bagus, dan bless..dengan sekali dorong amblas seluruh batang penis Bagus kedalam rongga anus mama diikuti dengan desahan lembut mama.

“Langsung kamu bombardir yang kuat sayang...” pinta mama.

“Oke deh ma... dengan senang hati Bagus akan entotin lobang bo’ol mama sampai jebol he..he..he...” ujar Bagus, yang langsung diikuti gempuran pinggulnya yang bergerak maju mundur dengan penuh tenaga sehingga tubuh mama yang menungging tampak bergerak maju mundur seiring gempuran penis Bagus.

“Aaaaagghhh.... iya sayang..terus entotin lobang pantat mama yang keras sayang.... entot lobang anus mama, dubur mama,lobang bo’ol mama.... lobang tai mama.... aaaagghhhh....hancurkan sayaang...bikin jebol bo’ol mamaa....aaaagghh... sedaaaap.... kamu memang anak mama yang berbakti sayang....aaagghhhh...mantaaaap....” pekik mama dengan histeris.

Segera aku mengambil inisiatif seperti apa yang mama lakukan padaku tadi yaitu memposisikan tubuhku dibawah mama sehingga aku dapat menjilati memek mama.

“Aaaahhh.... iya sayang, kamu memang anak perempuan mama yang pinter.... iya, terus jilatin memek mama sayang... assiiiikkkk....kalian memang anak-anak mama yang pengertian pada mama.... mama benar-benar beruntung punya anak seperti kalian....aaaaagghhhhh....”

Beberapa menit kemudian mama memekik keras yang menandakan dirinya telah mencapai puncak kenikmatan, dari vaginanya menyembur cairan bening dengan rasa sedikit asin yang langsung kutelan dengan rakus. Dan akhirnya tubuh mama ambruk menindihi tubuhku namun aku tak berusaha untuk menyingkirkan atau menarik diriku keluar dari himpitan tubuh mama karna Bagus masih tetap nembombardir liang anal mama, sesekali lidahku menjilat-jilat batang penis Bagus yang keluar masuk anus mama, atau bahkan kukenyot-kenyot buah pelir Bagus dengan rakus.

“Gus ingat ya, kalau kamu mau keluar segera masukan kememek kakakmu...” ingat mama, sambil masih terkulai lemas diatas tubuhku.

Hingga setelah sekitar tiga menit setelah itu Bagus memberi kode bahwa dirinya hendak klimas.

“Bagus mau keluar ma...aacchhh...” ujar Bagus.

“Iya, cepetan cabut sayang, langsung kamu entot memek kakakmu ini...” pinta mama, sambil kedua tangannya membentangkan pahaku yang masih berada dibawahnya hingga mengangkang, lalu kemudian mama menyibak bibir veginaku hingga tampak menganga lebar.

“iya, pejuin memek kakakmu sayang...bikin kakakmu cepat bunting....”
Slep... penis Bagus dengan mudah menclobos liang vaginaku, hanya beberapa kali genjot kurasakan semburan cairan hangat didalam rahimku.

“Yeesssss.... terus sayang... buahi rahim kakak kandungmu sampai tetes peju yang terakhir, biar cepet bunting....“ ujar mama seraya bangkit dari posisi berbaringnya, namun kini posisi mama duduk diatas wajahku dengan posisi anus dan vaginanya tepat berada diwajahku sehingga aku agak sulit bernafas dibuatnya.

Bersamaan dengan itu tubuh Bagus ambruk menimpa tubuhku, dan pantat mama segera beringsut dari wajahku.

“Maaf ya sayang, mama gak nyadar kalau mama masih dudukin wajah kamu... kamu pasti gelagapan ya...hi..hi..hi... sory ya....” ucap mama yang aku jawab hanya dengan senyum.

“Jangan kamu cabut dulu kontolmu gus... biar begitu saja setidaknya 15 menit, supaya pejumu efektif membuahi rahim kakakmu... biar cepet hamil.... gak apa-apalah sambil kamu yayang-yayangan dulu sama kakakmu...” saran mama, seraya mama masuk kedalam rumah untuk mengambil minuman katanya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd