Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Pembantuku yg membahagiakan keluargaku

Chapter 12

Rika terbangun dr tidurnya dg rasa mual luar biasa. Rika bergegas turun dari ranjang dan bergegas ke wc dimana ia jongkok didepan wc duduk dan memegangi sisi toilet duduk itu.
"Hoeeekk hoeeekkk"
Makan malam Rika naik dan tumpah di dalam toilet, bahkan saat isi perutnya keluar semua Rika masih saja memuntahkan udara.
Karena suara itu Andre pun terbangun dan bergegas ke kamar mandi jg,"Yang? Km kenapa? Astaga..."
"Hooeeekk... Hhhh Hhhh H... Hoeekkk..."
"Sini sini", kata Andre kemudian ikut jongkok di dekat Rika dan mengelus-elus punggung dan tengkuk lehernya.
"Nnngghhhh yang, kyknya aku gk enak badan deh...", kata Rika.
"Kenapa? Apa gara-gara udang bakar madu td malem? Atau jangan-jangan kerang yg kita makan di restoran kemarin? Kyknya itu udah gk seger sih..."
"Mmmhh mungkin aja sih yang...", kata Rika membersihkan dirinya.
"Ya udah, km istirahat dl aja hari ini, aku cariin obat dl", kata Andre kemudian membantu Rika berdiri dan kemudian menekan tombol di toilet duduk yg secara otomatis menyiram isi perut Rika kedalam saluran pembuangan.
Rika dg perlahan berjalan ke ranjang dan melihat hari sudah cukup pagi, jam 7. Andre segera mandi dan berganti baju sebelum kemudian mencium kening Rika.
"Aku keluar bentar ya yang", kata Andre.
"Iya yang, tolong ya yang", kata Rika memegang perut dan dahinya.
"Iya, udah km istirahat aja, aku cariin obat", kata Andre tersenyum dan meninggalkan Rika di kamar.
Rika masih saja merasa mual, sungguh sial di saat ia bs liburan di Bali seperti ini ia malah masuk angin. Kalau dipikir-pikir sepertinya beberapa hari ini jg ia gampang capek dan skrg ia malah muntah-muntah di pagi hari...
Muntah di pagi hari? Morning sickness?
Rika mulai terbelalak, apa yg ada dipikirannya sangat menakutkan dan ia harap ia salah. Tp kalau tak salah seharusnya beberapa hari ini ia sudah haid. Ia tak pernah miss, selalu di tanggal yg sama, tp baru sekali ini hadnya tak juga datang.
Jantungnya berdegup kencang, kemungkinan ia hamil, dan lagi membayangkan jabang bayinya adalah buah hati seorang pembantu membuat rasa takutnya memuncak dan ia kembali mual.
Rika segera bergegas ke toilet dan lagi-lagi muntah.
Saat Andre kembali sekitar 30 menit kemudian, Rika sudah kembali tiduran di ranjang menahan rasa mual yg luar biasa.
"Ini yang, coba minum ini", kata Andre memberikan obat generic yg ia beli dr apotek yg entah dimana letaknya.
"Iya yang... Mmmhhh aku kok agak gk kuat ya kalo sarapan, klo km mau sarapan km duluan aja yang", kata Rika.
Andre mengelus-elus tangan Rika setelah mengambilkan air minum untuk membantu Rika minum obat,"Iya yang, km mau aku bawain apa? Paling gk perut km harus diisi walau dikit"
"Ya.... Roti aja kalau ada yang", kata Rika kembali merebahkan diri setelah menengguk obat.
"Ya udah, aku ke ruang makan dl ya", kata suaminya mengecup kening Rika dan kemudian meninggalkan Rika yg berbaring dikamarnya.
Rika masih tak tenang, apakah benar ia hamil? Dan, kalau ia hamil sudah pasti ini semua karena peju pak Tarjo yg berkali-kali menyembur rahimnya selama masa-masa suburnya tanpa ampun. Suaminya sendiri belum menyetubuhinya sejak sblm ia mulai di masa subur dan baru berhubungan badan saat masa suburnya sudah lewat.
Rasa takut benar-benar menguasai Rika, ia harus tahu apakah ia benar-benar hamil atau memang ia sakit atau setidaknya hanya keracunan makanan saja.
Meski ingin memastikan soal itu, tp Rika tak ingin suaminya tahu ia curiga ia hamil. Bagaimana caranya supaya Andre meninggalkannya sendiri supaya ia bs ke apotek dan mencari testpack.
Rika mulai berpikir solusi untuk masalahnya saat Andre muncul kembali ke kamar dg membawa beberapa roti.
"Ini yang, makan dulu dikit-dikit", kata Andre.
"Iya yang, makasih ya... Eh iya, km dpt obatnya dimana? Ada toko ya deket sini?", kata Rika basa basi.
"Iya, cuma jalan sekitar 20 meter di sebrang jalan ada apotek", kata Andre.
"Oh pantes, ya udah hbs ini ak tidur aja ya. Km klo mau jalan-jalan ke Garuda Wisnu Kencana gk apa-apa, biar ak jg bs tidur nyenyak", kata Rika.
Andre awalnya agak heran, tp kemudian mengangguk, "Ya udah, km tidur dl aja ya, klo butuh apa-apa panggil aja staff hotel"
Rika mengangguk dan kemudian menutup matanya, berharap Andre segera pergi. Setelah Andre pergi dan Rika menunggu sekitar 5 menit, ia kemudian mulai turun dr ranjang dan mengendap-endap keluar kamar, memastikan Andre benar-benar sudah pergi dr hotel. Rika memakai jaket dan kaca mata hitam seolah berusaha supaya taka da yg mengenalinya dijalan. Rika berjalan menuju apotek yg suaminya ceritakan td dan bergegas kesana.
Rika lega rupanya suaminya memang benar dan apotek kecil ada di seberang jalan.
Rika segera menyebrang dan masuk kedalam apotek.
"Mbak, ada test pack?", tanya Rika pada karyawan apotek.
"Ada mbak, yg merek apa?"
"Apa aja mbak, yg paling akurat pokoknya", kata Rika, jantungnya berdebar-debar dan ia sangatlah gugup.
"Baik, tunggu sebentar ya", kata karyawan yg sepertinya asalnya dr pulau Jawa itu.
Rika tak tenang dan berharap karyawan itu segera mengambilkan test pack dan ia bs segera kembali ke hotel.
"Silahkan mbak, harganya 18 ribu", kata karyawan itu.
Tak mau menunggu kembalian lagi, Rika menyerahkan uang 50ribu pada karyawan itu,"Ini mbak, gk usah kembalian aja gk apa-apa"
Sebelum mendengar komentar perempuan tadi, Rika segera keluar apotek dan berlari ke arah hotel lg. Rika terengah-engah saat ia sampai di kamar hotelnya dan ia beristirahat sebentar untuk menarik nafas.
Setelah ia tak terengah-engah, Rika kemudian membulatkan keberaniannya untuk mencari jawaban atas pertanyaannya.
Rika mengambil test pack yg baru ia beli dan segera ke kamar mandi, Rika melepaskan celana panjangnya dan kemudian duduk di toilet. Jarinya kini memegangi test pack yg sudah ada dibawah lubang kencingnya.
Rika merasa gugup, tak mengira ia akan setakut ini saat mengguanan test pack. Rika jg baru sadar, ini pertama kalinya ia memakai test pack. Selama ini, karena ia selalu datang bulan tepat waktu, ia tak pernah mencoba memakai test pack karena saat ia haid ia tahu suaminya gagal membuahi sel telurnya bulan itu.
Rika kembali konsentrasi, ia membayangkan aliran air supaya ia segera merasa ingin pipis. Setelah mencoba cara lain, yakni dengan mencelupkan tangannya di air dan air kencingpun segera mulai keluar dan membasahi test pack ditangannya.
Rika kini harus menunggu sampai akhirnya hasil test pack itu bs ia lihat.
Detik demi detik berlalu seolah waktu berjalan lambat, jantung Rika berdegup kencang memikirkan apa hasil test ditangannya. Setelah hampir 2menit, mata Rika terbelalak melihat hasil test itu.
"G... Gak mungkin...", gumam Rika.
Ditangannya, hasil test pack menunjukkan bahwa ia positif hamil.
"Gak, pasti alat ini rusak. Coba...", kata Rika mengambil beberapa test pack lain dan kembali mencoba kencing.
Kali ini Rika mengencingi setidaknya 4 test pack lain dan setelah kembali menunggu hasil yg ia harap lbh tepat, rasa kecewa muncul karena keempat test pack itu pun menunjukkan hasil positif.
Rika merasa lemas, ia benar-benar hamil dan ia tahu, ia tahu bahwa anak yg ia kandung ini adalah anak pembantu tua jelek dirumahnya.
Rika kemudian menangis, ia tak percaya anak pertamanya adalah anak pembantu dan bukannya dg suaminya sendiri. Ia tak tahu apa yg harus ia lakukan, apakah ia harus ******? Ia takut melakukan itu dan kalau sampai ketahuan, hidupnya pun tetap saja hancur dan ia bs masuk penjara. Disisi lain pun ia ingin segera punya anak sebelum ia terlalu tua. Tp ia tak mau kalau harus melahirkan anak dr pria tua jelek seperti pak Tarjo. Gmn kalau nantinya bayinya kulitnya sama gelapnya seperti pak Tarjo? Sudah pasti semua orang akan curiga.
Hampir 15 menit Rika menangis sampai akhirnya ia berhenti menangis dan ia mulai mengusap air matanya. Tanpa ia sadari rupanya suaminya sudah kembali dan berjalan pelan kedalam kamar karena mungkin mengira Rika tidur, tp saat suaminya tak melihat Rika diranjang, Andre mencari Rika dan lokasi pertama adalah lokasi yg tepat.
"Y... Yang, km dah pulang?!", kata Rika kaget dan berusaha mengambil test pack yg sudah jatuh dilantai.
"I... Itu apaan yang?"
"N... Nggak kok gk apa-apa", menyembunyikan 5 test pack di belakang punggungnya.
Tp Andre masih curiga dan segera menarik tangan Rika,"Gk usah disembunyiin! Apaan sih yang?!"
Rika yg masih cukup lemas setelah menangis tak kuat menahan tangan suaminya dan akhirnya suaminya pun melihat benda-benda yg kini berjatuhan dilantai lg.
"Kamu... Kamu hamil?"
"M... Maaf yang...", Rika takut suaminya akan marah.
"h.. Hahaha ya ampun yang kirain apa, pantesan kamu muel-muel gitu. Kenapa kamu gk enak gara-gara kita lg di Bali?", kata Andre, wajahnya sangat sumringah.
Rika sedikit merasa lega,"I... Iya yang"
"Dasar kamu ini, kan kita bs periksa disini? Hahaha!", kata suaminya masih girang sekali dg hasil test pack ditangannya.
"P... Periksa?"
"Iya donk, aku takutnya bayi kita kenapa-kenapa kalau harus bepergian jauh lg nanti pas pulang. Oh iya ya, gara-gara itu km minta maaf td? Hmmm ya udahlah, pokoknya hbs ini kita periksa aja ya", kata Andre.
Rika masih tertegun, ia agak lega suaminya tidak marah ataupun curiga, dan Rika pura-pura ikut senang dan lega,"I... Iya yang"
"Gmn km bs kan naik mobil, hbs ini kita langsung ke rumah sakit di Denpasar ya", kata suaminya.
"Iya...", kata Rika, meski ia memang lega, tp ia masih tak tenang karena jabang bayi yg ada didalam rahimnya bukan milik suaminya.
Tp Rika bersumpah akan merahasiakan hal itu, dan ia menurut saja mengikuti suaminya ke rumah sakit dimana ia diperiksa oleh dokter kandungan.
Rika dan Andre diberitahu bahwa masih aman jika Rika harus naik pesawat lg dan setelah diperiksa lg, Rika rupanya sudah hamil sekitar 3-4minggu. Mendengar itu ia makin yakin, disaat pertama ia diperkosa pak Tarjo, pria itu sudah langsung sukses menghamilinya.
Andre benar-beanr senang dan girang, seolah beban yg selama ini ia sembunyikan sudah hilang. Di hotel, Andre tak henti-hentinya mengelus-elus perut Rika.
"Akhirnya ya yang, kita bakal punya anak...", kata Andre.
"Iya yang..."
"Pasti nanti mamah jg bakal seneng, soalnya mamah udah ngebet banget supaya aku punya anak yang", kata Andre.
Rika merasa sepertinya memang benar kata-kata pak Tarjo dulu, mungkin memang benar suaminya diancam supaya menceraikannya jika mereka tak kunjung punya anak. Rika tersenyum, menyembunyikan kekhawatirannya,"Iya yang... Aku jg seneng kita akhirnya punya anak"
"Mulai skrg kamu jangan capek-capek ya, klo butuh apa-apa minta aja ke pak Tarjo", kata Andre.
Rika memaksakan senyuman,"Iya yang, kan aku jg biasanya gk ngapa-ngapain klo dirumah"
"Hehe iya ya... Ya jangan sering-sering main-main aja yang, drpd kecapekan", kata Andre.
"Iya iyaaa ih mas Andre jd bawel nih", kata Rika.
"Ya jelas donk, kan biar kehamilan kamu sehat dan aman demi anak kita"
Rika hanya tersenyum, 'anak kita' terdengar seperti kebohongan yg keduanya ingin percayai.
"Ya udah, besok kita pulang aja ya? Kita emg booking 1 minggu tp kan kamu mendingan dirumah aja istirahat", kata Andre.
Rika terbelalak, ia takut pak Tarjo akan segera tahu bahwa ia hamil anaknya,"J... Jangan yang, kan udah disini, tanggung..."
"Hmmmm ya deh, tp km jangan capek-capek lho", kata Andre.
"Iyaaa"
Andre kemudian memeluk dan mencium istrinya, Rika merasa begitu bersalah sudah berbohong pada suaminya. Tp untuk saat ini, biarlah keduanya bahagia karena kebohongan ini.
Hari-hari sisa mereka di Bali dihabiskan dg mengunjungi berbagai lokasi wisata, tentu yg tak membuat Rika capek. Dan akhirnya liburan itu pun harus berakhir dan keduanya kembali ke kota asal mereka.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd