Kembali dengan ku RDK. Kali ini Hatiku sedang berbunga-bunga. Betapa tidak, seminggu lagi saat-saat yg dinantikan setiap insan akan datang. Saat dimana aku melepas status single ku dan akan menjadi seorang istri. Segala macam persiapan sudah beres dan sudah diatur sedemikian rupa. Total 1000 undangan dikirimkan dan paling banyak memang untuk para kenalan orang tuaku dan juga kakekku. Sisanya rekan-rekan kerja dan beberapa tetangga calon suamiku di Jakarta ini.
Namun pernikahan ini tidaklah sesimpel yg dikira. Sebagai salah seorang anak dari keluarga yg menjunjung tinggi adat dan Tradisi, aku dan mas Dre harus mengikuti adat yg berlaku di Lamongan. Adat tersebut adalah prosesi lamaran yg dilakukan oleh pihak perempuan. Namun, sedikit berbeda karena Pihak Keluarga Mas Dre sendiri sudah melamar diriku di Jakarta.
beberapa tahapan yakni yang pertama adalah Njaluk, yang dalam bahasa Indonesia berarti meminta. Yang dimaksud meminta di sini adalah meminta persetujuan untuk menjadikan anak dari sebuah keluarga yang didatangi sebagai menantu.
Setelah itu, tahap berikutnya adalah Ganjuran, ganjuran ialah sebutan masyarakat Lamongan yang berarti lamaran. Pada tahap ini, pihak perempuan melamar pihak laki-laki lalu selang beberapa hari pihak laki-laki akan membalas ganjuran tersebut ke pihak perempuan. Adapun gawan (bawaan) yang wajib dibawa di sini adalah lemet. Lemet adalah makanan yang terbuat dari beras ketan tanak yang berisi campuran kelapa dan gula. Hal ini mengandung maksud agar pernikahannya kelak akan seperti lemet yang lengket, gurih dan manis. Yaitu diselimuti kerukunan, kebahagiaan serta keharmonisan.
Tahap ketiga ialah milih dino, yakni menentukan hari baik untuk pelaksanaan pernikahan. Dan tahap yang terakhir adalah pernikahan. Dalam tahapan ini kedua keluarga setuju untuk hari pernikahan diantara kami. Dan hari yg dinantikan itu tinggalah menghitung hari. Pernikahan disepakati dilaksanakan di Jakarta, setelah itu akan ada boyong mantu yg akan dilaksanakan di Lamongan. Yang pasti adalah aku tidak sabar menantikan saat-saat itu.
Hari yg dinantikan tiba, semua kerabat dekat dan juga saudara telah hadir di gedung resepsi untuk menyaksikan akad nikah antara aku dan Mas Dre. Acara akad berlangsung dengan sangat khidmat, Walaupun sekali salah dalam mengucap Ijab Qobul, namun di kesempatan kedua Mas Dre dengan lancar dan satu nafas mampu berucap
“Saya terima nikah dan Kawinnya Rubiah Dera Karim Binti Haji Husni Abbas dengan mas Kawin Seperangkat alat sholat dan Emas 19,28 Gram dibayar Tunai”
“Sah?” Penghulu bertanya
“SAAAAAH” teriak lantang para saksi yg menghadiri balai pernikahan ini.
Dengan ini aku dan Mas Dre sah menjadi sepasang suami istri. Tamu undangan datang silih berganti memberikan selamat untukku dan juga Mas Dre. Dari sekian banyak orang-orang itu yg tak kukenal satu persatu sebenarnya hanya ada satu orang yg aku nantikan kehadirannya. Namun aku paham jika pada akhirnya dia memutuskan untuk tidak menghadiri undangan yg aku kirimkan untuknya. Seseorang yg sebenarnya ku sayangi namun tak dapat ku miliki karena satu dan lain hal.
Tanpa kehadirannya aku merasakan ada yg kurang. Padahal di hari bahagiaku ini aku ingin berbagi kebahagiaan dengannya. Memperkenalkan dia secara resmi ke keluargaku agar bisa dianggap saudara oleh keluargaku. Namun hingga acara selesai, dia tak kunjung menampakkan dirinya.
Malam yg kami nantikan tiba, malam dimana setiap pergumulan yg kita lakukan akan dicatat sebagai sebuah ibadah. Intinya adalah segala yg terjadi dalam percintaan ini selain mendapatkan kenikmatan juga mendapatkan pahala. Malam pertamaku dan Mas Dre sebagai sepasang suami-istri dilakukan di sebuah hotel bintang empat di Jakarta Pusat. Memang aku sengaja tidak mau jika kami menginap di Hotel yg jauh misalkan di Bogor atau bahkan di Bandung. Aku sengaja meminta di Jakarta karena kutahu acara resepsi pasti akan menguras energi.
Sesampainya di kamar hotel, aku langsung takjub melihat dekorasi di kamar kami ini. Permintaan kami kepada pihak hotel untuk mendekor kamar untuk kami yg baru saja menikah dilakukan dengan baik oleh pihak hotel. Dan itu semua termasuk servis yg diberikan secara cuma-cuma. aku langsung menuju kamar mandi dan mengisi air panas dan dingin di bathup yg dihiasi lilin aromaterapi di sekitarnya. Dan juga kelopak bunga mawar di dalam bak mandi tersebut. Aku memanggil Mas Dre untuk menikmati acara mandi bunga kita berdua ini. Dengan lembut Mas Dre melucuti semua pakaian yg aku kenakan. Lalu aku bergantian melepaskan pakaian yg Mas Dre kenakan. Setelah aku dan Mas Dre telanjang bulat, kita berdua langsung masuk ke dalam bathup yg sudah berisi air hangat dan kelopak bunga mawar.
Di Dalam bathup aku duduk berendam di depan Mas Dre. Mas Dre memelukku dari belakang dengan sesekali tangannya mengelus lembut payudaraku. Aku semakin horny dibuatnya. Namun aku harus menahan diri dan menikmati kemesraan yg sedang terjadi antara aku dan Mas Dre. Aku memegang penis Mas Dre, penis sudah berdiri tegak pula. Tanda Mas Dre juga sudah mulai terangsang
“Sayang, Makasih ya kamu udah mau jadi Istri mas. Kamu tau, mas orang paling beruntung yg ada di dunia karena bisa jadi suami kamu”
“Aduuuuh. Maaas. Aku meleleh di gombalin kaya gini”
“Ih Mas gak gombal sayang. Mas berkata jujur dari dalam hati bahwa Mas bener-bener merasa sangat beruntung punya istri kaya kamu”
“Iya mas, Rubi juga makasih banget mas mau nerima Rubi apa adanya. Walaupun Rubi udah gak perawan, Walaupun Rubi hobinya nonton Persija. Tapi mas mau nerima semua itu dengan ikhlas. Rubi sayaaang banget sama Mas Dre”
“oh iya, besok kamu mau kita punya berapa anak?”
“Sama Mas Dre aku mau punya sebanyak-banyaknya selama aku masih sanggup. Aku gak mau kita cuma punya 2 anak. Aku mau kita punya banyak, kan kata orang dulu banyak anak banyak rezeki”
“waduh, pusing bapaknya kalo anaknya banyak. Pengeluarannya bisa bengkak nih”
“Hehehe, yaudah semampunya aja ya Mas”
“Hahaha. Yaudah bikinnya aja yg banyak gimana? Perkara jadi atau nggak kita serahkan sama Allah aja. Yg penting tiap hari bikin”
“Huuu. Maunya, yg ada ledes punyaku Mas”
Selanjutnya aku dan Mas Dre beranjak dari bathup dan menuju tempat tidur berukuran King Size. Harum aromaterapi membuat suasana menjadi nyaman dan rileks. Membuat setiap sentuhan kulit Mas Dre dan Kulitku menjadi sangat terasa. Kini bibir lembut Mas Dre sudah mendarat di bibirku. Aku mulai melumatnya dengan tempo yg rendah. Menikmati tiap sentuhan yg terjadi. Tangan Mas Dre melingkar diatas pinggulku, tanganku melingkar leher dan pundaknya. Ciuman yg terjadi ini semakin lama semakin intens, lidah kami semakin cepat bersilat jual beli serangan. Kini tangannya mulai meremas bokong dan payudaraku. Penis besarnya yg sudah tegak terselip di selangkanganku karena Mas Dre mengeratkan pelukan kita. Tak tinggal diam aku pun mengelus-elus dadanya yg bidang. Tangan ku yg satunya mencari-cari batang penisnya. Setelah ketemu, aku menggenggamnya erat dan aku kemudian duduk berlutut di hadapannya. Penis itu tanpa ragu aku masukkan kedalam mulutku, kepalanya aku maju mundurkan di dalamnya. Buah Zakarnya tak lupa ku remas-remas lembut hingga membuat Mas Dre blingsatan. Kini mulutku semakin kencang mengulum penisnya. Remasan tanganku di buah zakarnya pun semakin cepat. Hingga akhirnya Mas Dre kebobolan. Sperma kentalnya masuk seluruhnya di mulutku.
Baru sekali keluar tidak membuat Mas Dre puas. Kini dia mendorongku untuk tidur telentang. Dengan buasnya dia menjilati Vaginaku, klitorisku tak luput dari goyangan lidahnya. Kelembutan lidahnya membuatku tak tahan untuk mengerang. Tahu bahwa kamar hotel berbintang itu kedap suara, aku mengekspresikan kenikmatan yg ku rasa dengan suara yg keras. Jeritanku saat Mas Dre menjilati liang Vaginaku sering sekali terjadi. Mas Dre sangat pandai membuatku orgasme. Cairan kental mengalir deras dari dalam vaginaku. Mas Dre dengan nafsu menjilatinya hingga bersih. hingga akhirnya Mas Dre siap melakukan penetrasi. Penis besar itu sudah siap menghujam vaginaku. Tak perlu lama-lama penis itu sudah berada di dalamnya. Dengan irama yg slow Mas Dre memulainya. Setiap gerakannya sangat terasa menggerus dinding vaginaku. Desahanku membuat Mas Dre semakin bernafsu untuk menggenjoti diriku. Sodokan penisnya kini semakin cepat dan semakin dalam. Hingga aku merasa sangat payah meladeni permainannya.
Untuk mendinginkan suasana aku memintanya untuk berganti posisi, kini aku berada diatas melakukan gaya cowboy girl. Mas Dre tampak menikmati goyangan pinggulku yg mengocok penisnya. Aku meremas-remas dadanya yg bidang, begitupun dia meremas-remas payudaraku, putingku sesekali di plintir olehnya. Mas Dre sungguh sangat ahli membuatku merasakan nikmatnya hubungan badan ini. Ketika aku merasa penisnya berkedut, aku berhenti menggoyangkan pinggulku.
“kok berhenti sayang. Nanggung nih Mas mau keluar”
“Ih gak boleh keluar dulu. Rubi mau kita keluar bareng”
“iih. Tuh kan masuk lagi kedalem”
“Yeee biarin aja. Ntar juga keluar lagi”
“yaudah ganti posisi yuk supaya bisa keluar bareng”
Kini aku dan Mas Dre bergaya Doggy style. Yg kita cari adalah titik temu dari orgasme ku dan juga ejakulasinya. Karena hanya dengan gaya doggy style itu semua mungkin terjadi. Tanpa banyak kata, Penis besar itu sudah masuk seluruhnya kedalam Vaginaku. Lalu dengan intensitas yg cukup tinggi, Mas Dre menggenjotku. Aku kelojotan menikmati genjotan Mas Dre. Aku berteriak dan berkata padanya jika aku akan Orgasme. Dia pun membalasnya, dia juga berkata bahwa dia akan keluar. Penis nya keluar masuk vaginaku semakin cepat, nafasku sudah sangat berat hingga aku tersengal-sengal. Ku dengar nafasnya juga semakin memburu. Akhirnya benih-benih cinta menyembur didalam liang vaginaku, terasa hangat dan basah disana. Orgasmeku membuat cairan sperma Mas Dre dan juga pelumas vaginaku bercampur didalam sana lalu meleleh keluar ketika Mas Dre mencabut penisnya dari Vaginaku. Selesai babak pertama kita berdua bergegas mandi dan kemudian kita berdua tidur berpelukan tanpa pakaian. Hanya selimut putih bersih dan lembut khas hotel bintang 4 yg menutupi tubuh telanjang dua insan yg sedang bahagia.
Keesokan paginya kita berdua bangun dengan kondisi yg lebih fresh, aku dan Mas Dre segera ke bawah untuk mengambil jatah Breakfast. Mas Dre memilih sarapan nasi goreng, sedangkan aku bergaya ala none belande mengambil Roti dan juga telor ceplok mata sapi serta kornet daging sapi. Acara siang ini adalah bersenang-senang berdua, menikmati status baru kita berdua sebagai sepasang suami istri. Tapi aku tidak mau menghabiskan waktu didalam kamar. Masa cuti khusus yg hanya 2 hari ini ingin sekali ku manfaatkan untuk bertamasya berdua bersamanya keliling kota Jakarta. Karena biarpun aku tinggal di Jakarta, banyak tempat-tempat baru yg belum pernah aku kunjungi.
Setelah puas seharian berjalan-jalan bersama Mas Dre, kita menghabiskan malam dengan pertarungan birahi. Kita saling jual beli serangan dengan tujuan kenikmatan bersama. Masa-masa libur telah usai, aku dan Mas Dre harus kembali ke aktifitas harian kita. Mas Dre sudah memutuskan untuk resign, ia masih masuk bekerja hanya guna hand over dokumen kepada penerusnya. Mas Dre bersama kawannya bersepakat untuk membuka sebuah usaha kuliner. Usaha kuliner khas lamongan, yaitu pecel lele.
Namun Mas Dre dan Kawannya ingin membuka Warung makan pecel lele dengan konsep restoran budget. Aku sangat mengapresiasi apa yg ingin dilakukan Mas Dre, dan keluarga ku pun siap mendukung segala usaha yg akan dia lakukan. Jika nantinya warung makan ini sukses, saat itulah aku diizinkan resign dan mengurus anak di rumah. Mengurus segala keperluannya sebagai seorang ibu rumah tangga.
Setelah beberapa hari, aku menghubungi dia yg aku sayangi tanpa bisa ku miliki. Aku merasa bahwa aku perlu mengucapkan kata perpisahan dengannya. Disaat aku dan dia bertemu untuk terakhir kali, aku tak dapat menahan rasa untuk melakukan hubungan badan dengannya. Namun sebagai seorang istri, aku menahan diri untuk tidak terlalu larut dalam permainan ini. Di Akhir pertemuan aku mengatakan bahwa ini adalah permainan terakhir karena aku sudah menikah. Setelah ini aku tidak dapat lagi seperti dulu yg selalu mau melakukan seks dengannya kapanpun dimanapun kita mau. Ini adalah janjiku yg harus ku pertahankan karena aku sudah menjadi milik orang. Milik suamiku Drajat.
