TokoMadjuh
Semprot Baru
- Daftar
- 26 Nov 2013
- Post
- 36
- Like diterima
- 193
Hallo, apakabar semua para suhu disini. Saya newbie di forum ini dan sudah lumayan cukup lama jadi SR di forum ini, kali ini izinkan saya sedikit memberikan sebuah kisah fiksi yang saya tulis.
Mohon maaf apabila ada kesamaan nama/latar atau waktu karena ini hanyalah sebuah cerita fiksi dan juga mohon maaf apabila masih berantakan karena ane masih newbie. Mohon arahan nya apabila ane ada kesalahan.
Terimakasih.
INDEX CERITA
LIST MULUSTRASI KARAKTER
1. AWAL KISAH
Perkenalkan nama ku Siska, aku adalah seorang karyawati berumur 35 tahun dan bekerja disuatu perusahaan ternama besar di Jakarta. Di Jakarta, aku memutuskan untuk tinggal di tempat kost, kost aku yang baru ini baru aku tinggalkan kurang lebih dua Minggu.
Kost disini sangatlah nyaman dan tenang, fasilitas nya cukup lumayan mewah dan eksklusif, jadi bisa dibilang kostan ini bukanlah kostan biasa. Karena fasilitas nya yang mewah dan juga ekslusif inilah yang membuat harga nya lumayan tinggi.
Kenyamanan, Keamanan dan juga Privasi setiap individu yang tinggal disini sangatlah terjaga.
Bahkan blok kost ini berada dibelakang bangunan rumah utama sang pemilik. Jalan Beberapa meter kedepan terdepar pos satpam yang terpisah dari blok dan bangunan rumah utama. Pokoknya aku sangat merasa nyaman berada di kostan ini.
Dua Minggu berlalu sudah, aku semakin nyaman berada disini. Bunda Inne, sang pemilik kost yang sangat cantik dengan body yang sangat terjaga tak terlihat wajah umur 46 tahun nya. Wajah nya yang manis cantik dan juga body nya yang terjaga, membuat aku semakin percaya bahwa Bunda Inne bukanlah orang sembarangan.
Suami nya tinggal di luar negri untuk mengurus bisnis keluarga mereka, dan kedua anak dari Bunda Inne juga sekolah/kuliah diluar negri. Maka dari itu tak hayal apabila Bunda Siska selalu ditemani asisten rumah tangga nya yang bernama Tina.
Hampir sama seperti wanita berumur 23 tahunan pada umum nya. Tina memiliki bentuk badan yang kecil dan imut, body nya yang sedang namun tak sebagus majikan nya membuat Tina terkesan seperti Gadis kecil imut nan lugu.
Karena kesibukan ku dengan kerjaan ku beberapa waktu belakangan. Aku harus terpaksa lembur di kantor sehingga kadang membuat ku harus pulang agak malam. Sampai disuatu ketika, pekerjaan ku sangatlah menumpuk sehingga mengharuskan untuk lembur kembali agar pekerjaan ku selesai. Dan tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, karena hari ini aku tidak membawa kendaraan pribadi. Jadi aku putuskan pulang menggunakan taksi online saja.
Perjalanan dari kantor menuju kostan sekitar tiga puluh sampai empat puluh menit. Sehingga aku sampai di depan kostan pada pukul setengah sebelas. Terlihat kostan sudah mulai sepi dan sunyi. Aku berpikir bahwa mungkin karena sudah malam dan juga para penghuni lain juga sudah istirhat karena aktivitas harian mereka.
Saat ingin mengambil paket kiriman ku yang berada di ruangan belakang rumah utama. Samar-samar aku mendengar suara seperti rintihan. Rasa was-was ku pun mulai ada, aku pun segera mengambil paket kiriman ku yang berada di ruangan tersebut. Namun setelah aku mengambil dan ingin meninggalkan ruangan itu, suara rintihan kembali terdengar. Dan kini agak sedikit kencang dan lumayan cukup terdengar jelas kepada ku.
Sejenak aku berfikir apa yang terjadi, karena aku pun juga penasaran. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari arah suara rintihan tersebut, setelah ku telusuri ternyata suara itu semakin dekat dan kini aku sudah masuk berada di dalam bangunan utama rumah Bunda Inne. Suara itu semakin terdegar jelas, aku fokuskan pikiran ku lagi untuk mencoba mendengar asal suara rintihan tersebut.
Kaki ku beranjak menyusuri tangga untuk menuju ke lantai atas rumah ini. Dan benar saja suara rintihan tersebut semakin jelas, aku yang semakin penasaran apa yang sebenarnya terjadi pun kembali menyusuri asal suara itu. Setelah semakin dekat dengan sumber suara tersebut, aku pun tersadar dan agak sedikit kaget.
"Loooh ini kan kamar nya Bunda Inne" celetuk ku dalam hati merasa heran.
Aku terus berpikir bahwa apa yang terjadi di dalam kamar Bunda Inne, aku hanya takut sesuatu yang buruk terjadi kepada Bunda Inne. Dengan pelan-pelan sekali, aku mencoba menguping. Aku tempelkan telinga ku di balik pintu kamar Bunda Inne. Dan terdengar suara....
"Yaa teruuss sayang, aaahh terrus sayaaang, nikmat sekali sayang, puaskan aku segera, Ayooo cepat masukan"
Aku berfikir, itu seperti suara rintihan dari Bunda Inne. Aku pun kian penasaran dengan apa yang terjadi, ku lihat sekitar dan aku segera mencoba mengambil kursi yang ada di dekat kamar Bunda Inne. Aku mencoba bermaksud mengintip dari celah ventilasi udara kamar Bunda Inne. Aku pun naik ke kursi tersebut dan langsung mengalihkan pandangan ku kedalam lubang ventilasi kamar Bunda Inne.
"Astagaa" ucapku pelan dan segera aku menutup mulut ku segera. Aku benar-benar kaget dengan apa yang aku lihat sekarang. Aku masih tidak bisa berfikir dengan apa yang aku lihat sekarang.
Aku benar-benar kaget dengan pemandangan yang aku lihat saat ini. Bagaimana aku tidak shock, saat ini aku sedang melihat dengan jelas Bunda Inne yang sedang tertidur di atas ranjang dengan kondisi telanjang. Dan yang membuat aku semakin kaget yaitu, di atas tubuh Bunda Inne terdapat seorang perempuan dengan badan yang kecil sedang menciumi leher Bunda Inne dengan ganas.
Aku mencoba memperjelas penglihatan ku, aku penasaran dengan siapa wanita yang menindih dan mencium dengan ganas Bunda Inne.
"Sudaaah Tina sayang, aku tidak kuat..cumbu aku sekarang sayang" ucap Bunda Inne yang menjawab rasa penasaran ku bahwa ternyata wanita kecil yang sedang menindih Bunda Inne adalah Tina.
Ya, Tina. Seorang gadis lugu imut asisten rumah tangga Bunda Inne yang selalu bersama Bunda Inne kemanapun. Jujur, aku pun dibuat bingung dengan semua ini.
Tubuh Bunda Inne ditindih oleh Tina, dan tadi Bunda Inne menyuruh Tina mencumbu dirinya. Berarti? Apakah Bunda Inne dan Tina ini menjalin hubungan lesbian? Karena semakin penasaran aku pun mencoba untuk tenang dan melihat kembali apa yang terjadi di balik kamar Bunda Inne.
"Iya nyonya, Tina akan memuaskan nyonya" jawab Tina dengan kembali mencium leher dan juga bibir Bunda Inne.
"Aassschh iyaa Tinaaa, aaahhh aachhh tinn.... Cepat cumbu aku sayang"
"Iya nyonya"
Tina pun langsung membuka tanktop hitam nya, dan kulihat dengan samar seperti nya Tina sudah tidak memakai bra lagi. Dengan penuh nafsu, Bunda Inne langsung mendekap tubuh mungil Tina. Wajah nya kini menciumi seluruh leher Tina dan tanpa basa-basi, Bunda Inne segera mendekati wajah nya ke arah payudara milik Tina.
"Sudah haus ya nyonya" goda Tina kepada majikannya.
Langsung saja Tina mendekap kepala Bunda Inne ke arah payudara nya. Dilahap puting payudara Tina dengan penuh nafsu oleh Bunda Inne. Kedua payudara Tina kini telah serbu oleh jilatan buas Bunda Inne. Terlihat bahwa seperti nya mereka berdua kini sangatlah penuh nafsu. Kepala Tina agak mendongak ke arah belakang saat Bunda Inne mencumbu kedua payudara nya.
"Iyaa nyonya, aachhh nikmat nyonya.... Terus hisap nyonya, malam ini aku yang harus kau puaskan" gumam Tina. Lidah Bunda Inne kian buas melahap kedua payudara tersebut dengan sesekali meremas remas payudara Tina.
"Sayang masukan ya, bunda sudah tidak tahan" pinta Bunda Inne kepada Tina.
"Tidak mau" jawab Tina singkat
"Mengapa tidak mau sayang?" tanya Bunda Inne
Tak menjawab permintaan majikan nya, Tina malah mencengkeram wajah Bunda Inne dan mengarahkan ke wajahnya. Dan kini wajah Bunda Inne bertatapan dengan wajah Tina yang berada di atas dan sedang mencekam wajahnya.
"Kamu itu lonte! Harus minta yang sopan!" hardik Tina kepada majikan nya.
"Nyoba Tina, aku Inne seorang Lonte mu ingin dimasukan oleh mu" jawab dan pinta Bunda Inne kepada Tina.
"Lonte yang baik, akan aku masukan kamu" jawab Tina kepada Bunda Inne dan menepuk nepuk wajah nya.
Sekarang aku benar-benar tidak bisa berkata apapun, semua ini membuat aku semakin bingung apa yang telah terjadi. Kenapa bisa, Bunda Inne seperti ini dengan Tina. Dan yang lebih gila nya Tina yang notabene nya pembantu rumah tangga Bunda Inne, kini menghardik Bunda Inne dengan lonte. Dan Bunda Inne pun juga memanggil Tina dengan kata Nyonya. Aku sangat bingung dengan semua ini, kembali aku melihat yang terjadi.
Tina yang sedari tadi berada diatas tiba-tiba tangan nya mengambil sebuah benda seperti sabuk namun terlihat di depan sabuk tersebut terdapat seperti penis karet yang lumayan besar. Di pakainya sabuk tersebut di pinggul nya, dan Tina segera mengangkat kedua kaki Bunda Inne dengan terbuka lebar. Terlihat liang vagina Bunda Inne yang sudah mulai basah akibat seruan nafsu mereka berdua.
"Ayoo dong nyonya Tina, masukin aku" ucap Bunda Inne kepada Tina yang sedang asyik menggesekkan penis karetnya di luar liang vagina Bunda Inne.
"Dasar lonte, udah minta langsung di entod aja" jawab Tina.
"Iyaa segera entod lonte mu ini nyonya" kembali Bunda Inne meminta.
Tanpa berbasa-basi Tina langsung memasukkan penis karet tersebut kedalam lubang vagina Bunda Inne. Terlihat Bunda Inne menikmati permainan yang Tina berikan kepadanya. Rintihan demi rintihan serta desahan juga keluar dari mulut Bunda Inne seraya pompaan penis karet yang dimasukan Tina kedalam vaginanya.
"Aacchh teruuus sayaang, teruuuss entoood terusss lonte mu ini"
"Enakan kontol aku ini, atau kontol suami kamu" tanya Tina dengan sambil sedikit mencekik leher Bunda Inne penuh nafsu.
"Enakan kontoool kamu nyonya Tina, aaaahh aku lonte kamu, kamu bebas entod aku sepuasnya" jawab Bunda Inne yang juga di deru nafsu birahinya.
Mereka berdua terus menerus bercumbu dengan penuh nafsu, rintihan kenikmatan Bunda Inne terus keluar dari mulutnya. Tak lupa juga Tina dengan semangat birahinya memompa penis karet itu kedalam lubang vagina Bunda Inne.
"Aacccchh nyonya Tina, lonte mu sudaah mau keluuaar aachhhh achhhh"
"Iyaaa akan ku entod terus kamu lonte"
"Iyaaa sayang, aku lonte mu, buat aku keluar sayang"
Mereka berdua terus memacu birahi mereka sampai aku lihat tubuh Bunda Inne mulai bergetar dan pada akhirnya tubuhnya perlahan mulai terkulai lemas. Seperti nya Bunda Inne sudah sampai pada Klimaks nya. Namun karena Tina masih terus menerus menghantam liang vagina Bunda Inne, mau tidak mau Bunda Inne masih terus mengimbangi permainan Tina.
"Aacchhh lonte sialan, akuu juga sudah mau keluar!" teriak Tina dengan sedikit kasar dan mempercepat pergerakan nya.
"Ayooo keluarkan nyonya Tina" sahut Bunda Inne.
"Aaacchh akan aku keluarkan di memek kamu lonte!" kata Tina dengan nada nafas memburu penuh birahi.
Akhirnya sampai lah mereka berdua dititik klimaks. Setelah melewati percumbuan yang sangat panas dan juga penuh birahi, akhirnya tubuh mereka berdua terkulai lemas. Aku melihat kini Tina mengecup kening Bunda Inne.
"Terimakasih ya sayang" sahut Bunda Inne disaat Tina mengecup keningnya.
"Sama-sama nyonya, maaf kalau tadi Tina kelewatan mainya"
"Tidak apa kok Tin, Ibu juga bangga loh punya kamu yang mampu menggantikan sosoks suami ibu ketika ibu membutuhkan"
"Baik bu, terimakasih banyak"
"Sama sama Tina" jawab Bunda Inne yang ditutup dengan mereka berdua berciuman bibir dengan lembut dan mesranya.
Disisi lain, aku juga semakin terpana dengan apa yang telah aku lihat tadi. Dan tanpa aku sadari, lubang vagina ku juga mulai agak basah karena melihat percumbuan Bunda Inne dan juga Tina. Karena aku pikir percumbuan ini sudah selsai, jadi aku mencoba kembali turun untuk kembali ke kamar ku.
Namun disaat aku ingin turun dari meja setelah mengintip, tak sengaja aku menjatuhkan sebuah benda kebawah dan menghasilkan bunyi yang lumayan terdengar. Dari balik kamar Bunda Inne terdengar suara bertanya
"Siapa itu diluar?" teriak Bunda Inne dari dalam kamar.
Aku yang panik segera dengan cepat membereskan itu semua dan segera lari kebawah untuk kembali ke kamar. Sesampainya aku di kamar, aku menaruh paket yang aku pesan tadi dan mencoba untuk menghela nafas karena takut ketahuan atas apa yang ku lakukan tadi. Jujur saja aku masih tidak percaya dan habis pikir dengan apa yang aku lihat tadi.
Aku benar benar masih tidak bisa percaya melihat Bunda Inne bisa melakukan hal tabu seperti itu dengan Tina yang bukan lain adalah asisten rumah tangga nya.
Mohon maaf apabila ada kesamaan nama/latar atau waktu karena ini hanyalah sebuah cerita fiksi dan juga mohon maaf apabila masih berantakan karena ane masih newbie. Mohon arahan nya apabila ane ada kesalahan.
Terimakasih.
INDEX CERITA
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
LIST MULUSTRASI KARAKTER
- Siska ( Mulustrasi Siska )
- Bunda Inne ( Mulustrasi Bunda Inne )
- Tina ( Mulustrasi Tina )
- Ci Mia ( Mulustrasi Ci Mia )
- Mba Rima ( Mulustrasi Mba Rima )
1. AWAL KISAH
Perkenalkan nama ku Siska, aku adalah seorang karyawati berumur 35 tahun dan bekerja disuatu perusahaan ternama besar di Jakarta. Di Jakarta, aku memutuskan untuk tinggal di tempat kost, kost aku yang baru ini baru aku tinggalkan kurang lebih dua Minggu.
Kost disini sangatlah nyaman dan tenang, fasilitas nya cukup lumayan mewah dan eksklusif, jadi bisa dibilang kostan ini bukanlah kostan biasa. Karena fasilitas nya yang mewah dan juga ekslusif inilah yang membuat harga nya lumayan tinggi.
Kenyamanan, Keamanan dan juga Privasi setiap individu yang tinggal disini sangatlah terjaga.
Bahkan blok kost ini berada dibelakang bangunan rumah utama sang pemilik. Jalan Beberapa meter kedepan terdepar pos satpam yang terpisah dari blok dan bangunan rumah utama. Pokoknya aku sangat merasa nyaman berada di kostan ini.
Dua Minggu berlalu sudah, aku semakin nyaman berada disini. Bunda Inne, sang pemilik kost yang sangat cantik dengan body yang sangat terjaga tak terlihat wajah umur 46 tahun nya. Wajah nya yang manis cantik dan juga body nya yang terjaga, membuat aku semakin percaya bahwa Bunda Inne bukanlah orang sembarangan.
Suami nya tinggal di luar negri untuk mengurus bisnis keluarga mereka, dan kedua anak dari Bunda Inne juga sekolah/kuliah diluar negri. Maka dari itu tak hayal apabila Bunda Siska selalu ditemani asisten rumah tangga nya yang bernama Tina.
Hampir sama seperti wanita berumur 23 tahunan pada umum nya. Tina memiliki bentuk badan yang kecil dan imut, body nya yang sedang namun tak sebagus majikan nya membuat Tina terkesan seperti Gadis kecil imut nan lugu.
Karena kesibukan ku dengan kerjaan ku beberapa waktu belakangan. Aku harus terpaksa lembur di kantor sehingga kadang membuat ku harus pulang agak malam. Sampai disuatu ketika, pekerjaan ku sangatlah menumpuk sehingga mengharuskan untuk lembur kembali agar pekerjaan ku selesai. Dan tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, karena hari ini aku tidak membawa kendaraan pribadi. Jadi aku putuskan pulang menggunakan taksi online saja.
Perjalanan dari kantor menuju kostan sekitar tiga puluh sampai empat puluh menit. Sehingga aku sampai di depan kostan pada pukul setengah sebelas. Terlihat kostan sudah mulai sepi dan sunyi. Aku berpikir bahwa mungkin karena sudah malam dan juga para penghuni lain juga sudah istirhat karena aktivitas harian mereka.
Saat ingin mengambil paket kiriman ku yang berada di ruangan belakang rumah utama. Samar-samar aku mendengar suara seperti rintihan. Rasa was-was ku pun mulai ada, aku pun segera mengambil paket kiriman ku yang berada di ruangan tersebut. Namun setelah aku mengambil dan ingin meninggalkan ruangan itu, suara rintihan kembali terdengar. Dan kini agak sedikit kencang dan lumayan cukup terdengar jelas kepada ku.
Sejenak aku berfikir apa yang terjadi, karena aku pun juga penasaran. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari arah suara rintihan tersebut, setelah ku telusuri ternyata suara itu semakin dekat dan kini aku sudah masuk berada di dalam bangunan utama rumah Bunda Inne. Suara itu semakin terdegar jelas, aku fokuskan pikiran ku lagi untuk mencoba mendengar asal suara rintihan tersebut.
Kaki ku beranjak menyusuri tangga untuk menuju ke lantai atas rumah ini. Dan benar saja suara rintihan tersebut semakin jelas, aku yang semakin penasaran apa yang sebenarnya terjadi pun kembali menyusuri asal suara itu. Setelah semakin dekat dengan sumber suara tersebut, aku pun tersadar dan agak sedikit kaget.
"Loooh ini kan kamar nya Bunda Inne" celetuk ku dalam hati merasa heran.
Aku terus berpikir bahwa apa yang terjadi di dalam kamar Bunda Inne, aku hanya takut sesuatu yang buruk terjadi kepada Bunda Inne. Dengan pelan-pelan sekali, aku mencoba menguping. Aku tempelkan telinga ku di balik pintu kamar Bunda Inne. Dan terdengar suara....
"Yaa teruuss sayang, aaahh terrus sayaaang, nikmat sekali sayang, puaskan aku segera, Ayooo cepat masukan"
Aku berfikir, itu seperti suara rintihan dari Bunda Inne. Aku pun kian penasaran dengan apa yang terjadi, ku lihat sekitar dan aku segera mencoba mengambil kursi yang ada di dekat kamar Bunda Inne. Aku mencoba bermaksud mengintip dari celah ventilasi udara kamar Bunda Inne. Aku pun naik ke kursi tersebut dan langsung mengalihkan pandangan ku kedalam lubang ventilasi kamar Bunda Inne.
"Astagaa" ucapku pelan dan segera aku menutup mulut ku segera. Aku benar-benar kaget dengan apa yang aku lihat sekarang. Aku masih tidak bisa berfikir dengan apa yang aku lihat sekarang.
Aku benar-benar kaget dengan pemandangan yang aku lihat saat ini. Bagaimana aku tidak shock, saat ini aku sedang melihat dengan jelas Bunda Inne yang sedang tertidur di atas ranjang dengan kondisi telanjang. Dan yang membuat aku semakin kaget yaitu, di atas tubuh Bunda Inne terdapat seorang perempuan dengan badan yang kecil sedang menciumi leher Bunda Inne dengan ganas.
Aku mencoba memperjelas penglihatan ku, aku penasaran dengan siapa wanita yang menindih dan mencium dengan ganas Bunda Inne.
"Sudaaah Tina sayang, aku tidak kuat..cumbu aku sekarang sayang" ucap Bunda Inne yang menjawab rasa penasaran ku bahwa ternyata wanita kecil yang sedang menindih Bunda Inne adalah Tina.
Ya, Tina. Seorang gadis lugu imut asisten rumah tangga Bunda Inne yang selalu bersama Bunda Inne kemanapun. Jujur, aku pun dibuat bingung dengan semua ini.
Tubuh Bunda Inne ditindih oleh Tina, dan tadi Bunda Inne menyuruh Tina mencumbu dirinya. Berarti? Apakah Bunda Inne dan Tina ini menjalin hubungan lesbian? Karena semakin penasaran aku pun mencoba untuk tenang dan melihat kembali apa yang terjadi di balik kamar Bunda Inne.
"Iya nyonya, Tina akan memuaskan nyonya" jawab Tina dengan kembali mencium leher dan juga bibir Bunda Inne.
"Aassschh iyaa Tinaaa, aaahhh aachhh tinn.... Cepat cumbu aku sayang"
"Iya nyonya"
Tina pun langsung membuka tanktop hitam nya, dan kulihat dengan samar seperti nya Tina sudah tidak memakai bra lagi. Dengan penuh nafsu, Bunda Inne langsung mendekap tubuh mungil Tina. Wajah nya kini menciumi seluruh leher Tina dan tanpa basa-basi, Bunda Inne segera mendekati wajah nya ke arah payudara milik Tina.
"Sudah haus ya nyonya" goda Tina kepada majikannya.
Langsung saja Tina mendekap kepala Bunda Inne ke arah payudara nya. Dilahap puting payudara Tina dengan penuh nafsu oleh Bunda Inne. Kedua payudara Tina kini telah serbu oleh jilatan buas Bunda Inne. Terlihat bahwa seperti nya mereka berdua kini sangatlah penuh nafsu. Kepala Tina agak mendongak ke arah belakang saat Bunda Inne mencumbu kedua payudara nya.
"Iyaa nyonya, aachhh nikmat nyonya.... Terus hisap nyonya, malam ini aku yang harus kau puaskan" gumam Tina. Lidah Bunda Inne kian buas melahap kedua payudara tersebut dengan sesekali meremas remas payudara Tina.
"Sayang masukan ya, bunda sudah tidak tahan" pinta Bunda Inne kepada Tina.
"Tidak mau" jawab Tina singkat
"Mengapa tidak mau sayang?" tanya Bunda Inne
Tak menjawab permintaan majikan nya, Tina malah mencengkeram wajah Bunda Inne dan mengarahkan ke wajahnya. Dan kini wajah Bunda Inne bertatapan dengan wajah Tina yang berada di atas dan sedang mencekam wajahnya.
"Kamu itu lonte! Harus minta yang sopan!" hardik Tina kepada majikan nya.
"Nyoba Tina, aku Inne seorang Lonte mu ingin dimasukan oleh mu" jawab dan pinta Bunda Inne kepada Tina.
"Lonte yang baik, akan aku masukan kamu" jawab Tina kepada Bunda Inne dan menepuk nepuk wajah nya.
Sekarang aku benar-benar tidak bisa berkata apapun, semua ini membuat aku semakin bingung apa yang telah terjadi. Kenapa bisa, Bunda Inne seperti ini dengan Tina. Dan yang lebih gila nya Tina yang notabene nya pembantu rumah tangga Bunda Inne, kini menghardik Bunda Inne dengan lonte. Dan Bunda Inne pun juga memanggil Tina dengan kata Nyonya. Aku sangat bingung dengan semua ini, kembali aku melihat yang terjadi.
Tina yang sedari tadi berada diatas tiba-tiba tangan nya mengambil sebuah benda seperti sabuk namun terlihat di depan sabuk tersebut terdapat seperti penis karet yang lumayan besar. Di pakainya sabuk tersebut di pinggul nya, dan Tina segera mengangkat kedua kaki Bunda Inne dengan terbuka lebar. Terlihat liang vagina Bunda Inne yang sudah mulai basah akibat seruan nafsu mereka berdua.
"Ayoo dong nyonya Tina, masukin aku" ucap Bunda Inne kepada Tina yang sedang asyik menggesekkan penis karetnya di luar liang vagina Bunda Inne.
"Dasar lonte, udah minta langsung di entod aja" jawab Tina.
"Iyaa segera entod lonte mu ini nyonya" kembali Bunda Inne meminta.
Tanpa berbasa-basi Tina langsung memasukkan penis karet tersebut kedalam lubang vagina Bunda Inne. Terlihat Bunda Inne menikmati permainan yang Tina berikan kepadanya. Rintihan demi rintihan serta desahan juga keluar dari mulut Bunda Inne seraya pompaan penis karet yang dimasukan Tina kedalam vaginanya.
"Aacchh teruuus sayaang, teruuuss entoood terusss lonte mu ini"
"Enakan kontol aku ini, atau kontol suami kamu" tanya Tina dengan sambil sedikit mencekik leher Bunda Inne penuh nafsu.
"Enakan kontoool kamu nyonya Tina, aaaahh aku lonte kamu, kamu bebas entod aku sepuasnya" jawab Bunda Inne yang juga di deru nafsu birahinya.
Mereka berdua terus menerus bercumbu dengan penuh nafsu, rintihan kenikmatan Bunda Inne terus keluar dari mulutnya. Tak lupa juga Tina dengan semangat birahinya memompa penis karet itu kedalam lubang vagina Bunda Inne.
"Aacccchh nyonya Tina, lonte mu sudaah mau keluuaar aachhhh achhhh"
"Iyaaa akan ku entod terus kamu lonte"
"Iyaaa sayang, aku lonte mu, buat aku keluar sayang"
Mereka berdua terus memacu birahi mereka sampai aku lihat tubuh Bunda Inne mulai bergetar dan pada akhirnya tubuhnya perlahan mulai terkulai lemas. Seperti nya Bunda Inne sudah sampai pada Klimaks nya. Namun karena Tina masih terus menerus menghantam liang vagina Bunda Inne, mau tidak mau Bunda Inne masih terus mengimbangi permainan Tina.
"Aacchhh lonte sialan, akuu juga sudah mau keluar!" teriak Tina dengan sedikit kasar dan mempercepat pergerakan nya.
"Ayooo keluarkan nyonya Tina" sahut Bunda Inne.
"Aaacchh akan aku keluarkan di memek kamu lonte!" kata Tina dengan nada nafas memburu penuh birahi.
Akhirnya sampai lah mereka berdua dititik klimaks. Setelah melewati percumbuan yang sangat panas dan juga penuh birahi, akhirnya tubuh mereka berdua terkulai lemas. Aku melihat kini Tina mengecup kening Bunda Inne.
"Terimakasih ya sayang" sahut Bunda Inne disaat Tina mengecup keningnya.
"Sama-sama nyonya, maaf kalau tadi Tina kelewatan mainya"
"Tidak apa kok Tin, Ibu juga bangga loh punya kamu yang mampu menggantikan sosoks suami ibu ketika ibu membutuhkan"
"Baik bu, terimakasih banyak"
"Sama sama Tina" jawab Bunda Inne yang ditutup dengan mereka berdua berciuman bibir dengan lembut dan mesranya.
Disisi lain, aku juga semakin terpana dengan apa yang telah aku lihat tadi. Dan tanpa aku sadari, lubang vagina ku juga mulai agak basah karena melihat percumbuan Bunda Inne dan juga Tina. Karena aku pikir percumbuan ini sudah selsai, jadi aku mencoba kembali turun untuk kembali ke kamar ku.
Namun disaat aku ingin turun dari meja setelah mengintip, tak sengaja aku menjatuhkan sebuah benda kebawah dan menghasilkan bunyi yang lumayan terdengar. Dari balik kamar Bunda Inne terdengar suara bertanya
"Siapa itu diluar?" teriak Bunda Inne dari dalam kamar.
Aku yang panik segera dengan cepat membereskan itu semua dan segera lari kebawah untuk kembali ke kamar. Sesampainya aku di kamar, aku menaruh paket yang aku pesan tadi dan mencoba untuk menghela nafas karena takut ketahuan atas apa yang ku lakukan tadi. Jujur saja aku masih tidak percaya dan habis pikir dengan apa yang aku lihat tadi.
Aku benar benar masih tidak bisa percaya melihat Bunda Inne bisa melakukan hal tabu seperti itu dengan Tina yang bukan lain adalah asisten rumah tangga nya.
Terakhir diubah: