Bagian 1: Kenikmatan Pertama (2)
POV Mirna
Beberapa lama Joni tampak terpana memperhatikan semua pemandangan luar biasa yang mungkin baru kali ini dia lihat dalam hidupku secara nyata. Sementara nafsuku sudah gak mau diajak kompromi lagi akhirnya dengan gemas aku getok kepala Joni.
"Aduuhh...!" Joni menjerit kecil dan kaget ketika tanganku menjitak kepalanya.
"Kamu ngeliatin apa sih... Jon...?" tanyaku manja. Aku tahu kalau Joni lagi memperhatikan nonokku yang dihiasi bulu2 jembut yang hitam lebat tersebut. Aku bisa merasakan hembusan nafas Joni yang terasa panas menandakan nafsu birahinya yang semakin tinggi.
"Kok cuma dilihatin aja...?" kembali aku bertanya, membuat Joni sedikit kikuk.
"Eehh... ohh... nggak, habis baru pertama kalinya aku melihat nonok perempuan secara nyata, Mbak. Nonoknya bagus... Mbak!" jawab Joni dengan polos.
"Ah masa sih...?" sahutku. Aku semakin tidak sabar menunggu aksi dari Joni lebih lanjut. Seperti aku harus memancing gairahnya biar dia tambah bernafsu. Aku sengaja mengusap2 itilku dengan jari2ku. Dengan kedua jari tanganku, itilku kupencet sedemikian rupa hingga itilku tersebut tambah mencuat keluar. Namun akibat rangsangan pada itilku tersebut, nonokku semakin banjir oleh cairan birahiku.
"Masa sih nonok Mbak bagus, Jon? Bagus apanya...? Kalau bagus kok cuma diliatin aja?" Sambungku sambil jari2 tanganku masih bermain2 di itilku.
Karena Joni gak kunjung juga melakukan aksinya di nonokku, perlahan aku pegang kepalanya dengan kedua tanganku dan kugerakkan wajahnya semakin dekat dengan nonokku. Sambil menggoyang2kan pantatku, aku sodorkan nonokku agar dimainkan oleh mulut dan bibir Joni. Sekarang jarak nonokku dengan wajah Joni semakin dekat sehingga aroma khas bau nonokku tercium hidung Joni. Sebuah aroma dan bau yang aku yakin baru kali ini dia rasakan. Kulihat ke bawah, Joni memejamkan matanya sambil menghirup aroma yang tercium oleh hidungnya. Membuatku semakin gemas saja.
"Iiihhh..., kamu tuh ngapain sih, Jon? Tadi cuma ngeliatin nonokku aja, sekarang cuma menciumi baunya aja...!" suaraku dengan wajah cemberut, yang sontak membuyarkan lamunannya. Namun Joni malah tersenyum melihatku.
"Eh maaf, Mbak. Habis baru pertamakali aku mencium bau yang seperti ini. Beneran lho Mbak. Nonok Mbak wangi... banget...!" lagi2 dengan polosnya Joni menjawab pertanyaanku.
Sementara itu cairan birahiku terus keluar dari dalam nonokku mebasahi bibir nonokku sehingga bibir nonokku semakin mengkilat dan kurasakan bulu2 jembutkupun sudah basah kuyup. Cairan birahi itu semakin banyak keluar sejalan dengan semakin memuncaknya nafsu birahiku. Rasanya aku semakin tidak tahan untuk segera menikmati kontol Joni memasuki liang nonokku. Sehingga saat Joni hendak menjilati nonokku, aku tarik kepalanya agar naik kembali ke atas dan begitu wajahnya telah sejajar dengan wajahku, aku langsung melumat bibirnya dan sebentar kemudian melepaskannya kembali.
“Oughhh.... Joooonnn.... Sssshh... aagchhhh... sekarang mmaasuukkiin....... kontolmu... Jooonnn... ooughhh... Mbaaakkk... tidak taahan lagi... ceepaat... Jooonnn... Mbaaakk... ingin merasakan kontolmuuu...yang besaaarr itu... Mainin nonoknya ntar aja masih banyak waktu.” aku mengerang menyuruh Joni untuk segera memasukkan kontolnya kedalam liang nonokku.
“Ayo sayang masukkin kontolmu kedalam liang nonok Mbak. Nonok Mbak dah gatel pingin digaruk sama kontol besarmu...!!!” akibat nafsu yang telah menguasaiku tanpa malu lagi aku merengek meminta Joni segera memasukkan kontolnya kedlam liang nonokku. Aku sudah tidak sabar untuk segera merasakan nonokku disodok oleh kontol lelaki.
Semenjak tunanganku meninggal, sudah satu tahun lebih aku tidak merasakan nonokku dimasuki oleh kontol lelaki. Dulu hampir setiap ada kesempatan aku dan tunanganku selalu memuaskan nafsu birahi kami. Dimana saja kapan saja asal ada kesempatan kami selalu berpacu dalam birahi. Kini entah mengapa nafsu itu kembali berkobar saat aku bertemu dengan Joni. Kini aku telah benar2 menginginkannya. Aku pingin merasakan nonokku kembali disodok oleh kontol lelaki. Dan kini telah ada kontol lelaki yang telah siap memasuki nonoknya. Ya kontol itu adalah milik Joni. Kontol Joni lebih segalanya dibandingkan dengan kontol tunangannya. Dan itu yang membuatku ingin segera merasakannya.
Aku lihat Joni bingung tidak tahu harus mulai dari mana, sementara nonokku sudah sangat gatel ingin digaruk oleh kontolnya, ingin agar kontol besar itu ngentotin nonokku, maka tanganku kemudian meraih batang kontol Joni yang panjang dan besar itu kemudian mengarahkannya hingga posisinya tepat berada di atas belahan nonokku.
Dada Joni tampak berdegup kencang. Aku tahu ini adalah pertama kali dalam hidupnya merasakan bagaimana rasanya bersenggama dengan seorang wanita. Melihat hal itu, aku mencoba membuatnya rileks.
"Jon.., kok kamu tegang sih..? Santai saja, Mbak tahu kamu baru pertama kali ngentot dengan perempuan, nikmati saja." kataku. Dengan perlahan tanganku membimbing batang kontol Joni agar posisinya tepat sehingga batang kontolnya dapat menembus kedalam liang nonokku. Pinggulku sedikit kugoyangkan sehingga posisi ujung kepala kontol Joni tepat dalam jepitan bibir nonokku.
POV Joni
“Sekarang kamu turunkan pantatmu pelan2” perintah Mbak Mirna.
Pelan2, aku kemudian menekan pantatku ke bawah.
Sleeep............
Ujung kontolku mulai membelah celah yang lembab dan hangat. Aku memejamkan mata merasakan geli bercampur ngilu, menikmati gesekan kulit kepala kontolku dengan bibir nonok Mbak Mirna.
“Tekan lagi Jon...” Mbak Mirna memberi komando padaku.
Bless... sleep... bleess... sleppp... bleess.... sleeeppp.....
Aku menurunkan pinggulku, terasa batang kontolku perlahan menerobos masuk ke dalam liang nonok Mbak Mirna. Sedikit demi sedikit batang kontolku masuk lebih dalam lagi kedalam liang nonok Mbak Mirna seiring dengan dorongan pantatku.
"Oouhhh... Mbaakk...!" hanya itu rintihan yang sanggup keluar dari mulutku merasakan berjuta kenikmatan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Terasa begitu lembut dan hangat bibir dan dinding liang nonok Mbak Mirna tersebut menjepit dengan erat seluruh batang kontolku.
"Oouuuhhhh... gimana sayaaangg... Enaakkan... Aahhh... ssttt... aduuhhh.. gilaa...! Kontol kamu... sssstttt... Oouugghh... Kontol kamu gede banget... sayang. Liang nonokku terasa penuh terisi batang kontolmu, Edaann...! Aaaaahhhh... Jooooonnn..." Mbak Mirna mulai merintih merasakan nikmat pada nonoknya yang sedang terisi oleh kontol besarku.
"Aahh... Mbakkk...! sssssttttt.... Oooohhhh.... benar kata orang ngentot itu... sssssstttttttt... nikmat sekaliiiiii...!" desahku
“Ssshhh.... aaaaghhhh... Joon... kontolmu.... sssshhhh.... Eenaakk Joonn... puaskan aku dengan kontolmu yag besar itu.... ssshhhh... ooooohhhhh....” desis Mbak Mirna.
Mata Mbak Mirna merem melek ketika aku mulai menaik-turunkan pantatku sehingga kontolku keluar masuk liang nonoknya. Mbak Mirna begitu menikmati enjotan kontolku yang super besar tersebut.
Melihat Mbak Mirna mulai menikmati enjotanku, aku mencoba mempraktekan apa yang selama ini sering aku lihat dari film2 bokep. Aku mulai melumat bibir Mbak Mirna, kemudian menjilati leher, telinga dan akhirnya mulutku mengisap2 kedua susunya bergantian. Akibat aksiku tersebut membuat desahan Mbak Mirna semakin menjadi.
“Ouuhhh...... ssshhhhh..... aaahhhhh.... Joonniiiii..... kon tooolllmuuuu... eenaakk sekali sshhhh... aaahhhh...” Mbak Mirna mendesah keenakan menikmati entotanku.
“Hmmhhhh..... slrrppp..... hmmmm.... slrrrppp... nonok Mbak juga eenaaakkk... oohhhh.... sslrrpppp.... seempiitt sekali... ooohhhh.... slllrrpppp.....” aku melenguh keenakan merasakan nonok Mbak Mirna yang sangat ketat menjepit batang kontolku sambil mulutku mengisap2 susu Mbak Mirna.
Setiap aku menggerakkan kontolku, aku merasakan otot2 yang melingkar di liang nonok Mbak Mirna bagai memijit2 dan meremas2 batang kontolku. Makin cepat gerakan kontolku, liang nonok Mbak Mirna semakin kuat memijit dan meremas batang kontolku. Kontolku terasa diremas2 dan dipijit2 di dalam nonok Mbak Mirna. Aku merasakan tubuhku dijalari oleh rasa nikmat yang tiada tara. Sementara Mbak Mirna juga tak henti2nya merintih dan mendesah.
“Ouughhh... Joonn... teeruusss... ssooddokkk nonokkuuuu... dengaaannn kooon toooolmu... aaaggghhhh....” Mbak Mirna mengerang menikmati sodokan kontolku di liang nonoknya.
“Hhhhmmmm... aaaaghhh... nonok Mbaaak... benaaarr-benaar... sseeemmpitt enaaakkk... oouughhh ... jepitan nonoknya terasa banget di koon tooolllkuuu... sssstttttt... aaaaahhhh...“ akupun melenguh keenakan merasakan jepitan dinding liang nonok Mbak Mirna dibatang kontolku..
“Teekkaaannn... lebih daaalllaamm... Joooon... yaaahh... begituu... ssshhhhh... oouughhh...” rintih Mbak Mirna memintaku untuk menekan lebih dalam. Kuturuti permintaan Mbak Mirna dengan menyodokkan kontolku kuat2 sehingga kontolku terbenam sampai pangkalnya.
Kami berdua sudah tidak ingat apa2 lagi selain menikmati nikmatnya persetubuhan kami yang semakin menggila. Aku semakin cepat mengeluar masukkan kontolku didalam liang nonok Mbak Mirna yang semakin basah, sementara Mbak Mirna sendiri dengan semangat menggoyangkan pantatnya mengimbangi gerakanku. Walaupun kamar tidur Mbak Mirna dilengkapi dengan AC, namun tubuh kami berdua basah bermandikan keringat akibat membaranya nafsu birahi kami berdua dan semakin panasnya persetubuhan kami.
“Aaagghhh... akuuu... sudah tidak tahan laaagiiii... ouugghhhh... Jooonnn...... aku mau keluar Joooonnn... ough enaaaaakkkk sekali kontollmuuuu..... aaaagghhhhhh..... Jooooon.... akuuu... keluaaarrrrr......... aaaaghhhhhhh!!!!!” Mbak Mirna mengerang. Mbak Mirna mencapai puncak kenikmatannya, tubuhnya mengejang saat ia mencapai puncak kenikmatannya, tangannya memelukku erat2.
Seeerrr..... sssseeerrrrr.... sssseeerrrrr........ Nonok mbak Mirna berdenyut2 mengeluarkan cairan orgasmenya. Aku merasakan batang kontolku tersiram oleh hangatnya lendir kenikmatan Mbak Mirna dan aku juga merasakan dinding nonok Mbak Mirna berkedut2 meremas2 batang kontolku. Aku diam gak bisa bergerak karena kedua kaki mbak Mirna melingkar kuat dipinggangku. Kontolku masih di dalam liang nonok Mbak Mirna.
Setelah badai orgasmenya selesai, mbak Mirna melepas pelukannya dan kedua kakinya kembali ke posisi semula, sehingga aku dapat mulai lagi menyodokkan kontolku keluar masuk nonok Mbak Mirna kembali. Gak lama kemudian aku merasakan ada sesuatu yang mendesak mencoba keluar melalui ujung kontolku.
“Oughh... aaaahhhh.... sshhhhh... aaaghhhh... Mbaaakkk.... Akkkhhuuu... juuggaaa... mmaaauuu.... Mbaaaakkk.....” akupun melenguh. Merasakan pejuku sebentar lagi akan muncrat. Aku semakin mempercepat sodokan kontolku didalam nonok Mbak Mirna.
Aku merasakan pejuhku mendesak. Kupercepat kocokan kontolku di dalam liang nonok mbak Mirna. Mbak Mirna semakin kuat mengencangkan otot2 nonoknya, agar aku cepet muncrat.
“Aaacchhhhhhh..... Mbaaaaaaakkkkk.... akuuuu.... keluaaarrrrr......!!!!” teriakku.
Crrrrrooooooooootttt... crrrrooooooottttt... crrrroooooottttt... tak kurang dari tujuh kali semprotan pejuhku. Banyak sekali pejuh yang kusemprotkan ke rahim mbak Mirna, sampai2 ia tersentak.
Kubenamkan dalam2 kon kolku, hingga terasa kepala kontolku seperti memasuki liang kedua. Ternyata kon kolku menembus mulut rahim mbak Mirna dan itu berarti pejuhku langsung menyemprot di dalam rahim mbak Mirna.
“Ohhh... Jooonnn... enak sayang... nikmat sayaaannggg... ohhhh...” mbak Mirna merintih lagi.
“Uggghhh... hangat sekali pejuh kamu, Jon...” ucapnya.
Kami lalu berciuman mesra dengan memainkan lidah masing2 dari cara mbak Mirna menciumku, aku bisa belajar ciuman yang dalam dan membangkitkan gairah.
“mmmmmmpppphhhhhhh... ahhhh... mpppppphhhhhhh... ohhhhhh... mpppphhhh...” erang mbak Mirna saat berciuman denganku. Kontolku masih terbenam dalam2 di liang nonok mbak Mirna dan masih terus berkedut2 sehingga menimbulkan rasa nikmat bagi mbak Mirna. Mbak Mirna kemudian membalasnya dengan menggerakkan otot2 nonoknya untuk meremas2 kontolku dan dengan gemas tangannya menekan pantatku. Akibatnya justru denyutan kontolku semakin terasa di liang nonok mbak Mirna, sehingga diapun akhirnya mendapatkan orgasme kembali.
“Ooooohhh... Jooooonnn... aaakkuuuu... keluuuaaaaarrr... laaagggiiiiiii...!!!” mbak Mirna kembali menjerit saat mendapatkan orgasme kembali.
Seeerrrr... seeerrrrrr... seeerrrrrrr... seeerrrrrr... liang nonok mbak Mirna kembali menyemburkan lahar kenikmatannya membasahi kontolku yang masih terbenam dalam2 di liang nonoknya, aku merasakan batang kontolku menjadi hangat akibat semburan cairan dari dalam liang nonok mbak Mirna, dan kurasakan juga dinding nonok mbak Mirna berdenyut dengan kuatnya saat menyemburkan lahar kenikmatannya itu.
Mbak Mirna memelukku erat2, sementara kakinya ia kaitkan kembali dengan erat dibelakang pantatku menekan pantatku, sehingga kontolku semakin terbenam di liang nonoknya. Beberapa saat kemudian Mbak Mirna melepaskan kaitan kakinya ditubuhku tampak dari wajahnya terpancar kepuasan.
"Luar biasa Jon. Baru kali ini aku merasakan nikmat seperti ini" gumam Mbak Mirna.
Begitu kaitan kaki Mbak Mirna lepas, aku menggerakkan pantatku ke atas bermaksud hendak mencabut kontolku dari nonok Mbak Mirna. Namun justru Mbak Mirna mendekap erat tubuhku.
"Jangan dicabut dulu, Jon...!!!" pinta Mbak Mirna
"Aku masih ingin merasakan kontol besarmu didalam nonokku." lanjutnya.
Bagiku hari itu merupakan saat yang tak mungkin bisa kulupakan. Hari pertama merasakan nikmatnya bersenggama dengan perempuan. Nikmat yang selama ini hanya dapat dibayangkan dari cerita teman2nya sekarang menjadi kenyataan. Dia mengalami dan merasakan sendiri nikmatnya menggumuli tubuh perempuan seperti yang telah diceritakan oleh teman2 selama ini.
Setelah kontolku mengecil, aku pun tidak ingin tubuh mbak Mirna menahan beban tubuhku. Aku turun dari atas tubuh mbak Mirna. Lalu berbaring disamping mbak Mirna yang sedang merasakan nikmatnya persetubuhan denganku. Ada perasaan kecewa dihatiku ketika turun dari atas tubuh bugil Mbak Mirna. Rasanya sayang kalu harus melepaskan tubuh indah wanita itu.
POV Mirna
"Kenapa diam Jon?" tanyaku sambil menelusuri tubuh Joni dengan tangan kiriku. Nafas Joni masih terlihat turun naik. Degup jantungnya masih tak teratur.
"Capek Jon?" tanyaku kembali. Jani diam. Aku tersenyurn.
“Kamu hebat, Jon. Aku betul2 puas, kamu benar2 perkasa. Aku pingin terus merasakan keperkasaan kontol besarmu ini...!!!” kataku sambil tanganku terus meremas dan mengocok dengan lembut batang kontol Joni yang masih lemas setelah dua kali memuncratkan pejunya. Perlahan namun pasti kontol itu bergerak2 dan ketika aku melihat kebawah, aku berseru kegirangan: "Ngaceng lagi???!!!”
“Jon... Aku pingin lagi???" rengekku dengan manja dan genit. Aku gak ingin basa-basi. Karena akupun baru saja merasakan keperkasaannya. Dan akupun juga telah menikmati kehebatan kontol Joni tersebut.
“Mbak mau dientot lagi? Sekarang? Sampai pagipun aku akan layani. Aku juga masih ingin merasakan nikmatnya jepitan liang nonok Mbak” kata Joni sambil menggulingkan tubuhnya hingga berhadapan dengan tubuhku. Kurasakan ujung kontol Joni menyentuh kulit perutku.
"Kamu bena2 perkasa Jon!!" pujiku sambil menciumnya.
Ternyata birahi Joni naik begitu cepat. Mungkin karena dia baru saja merasakan nikmatnya persetubuhan dengan seorang perempuan sehingga nafsunya begitu menggebu2. Disamping itu juga karena pengaruh obat yang kuberikan padanya membuat kondisinya selalu fit walapun dia telah 2x mencapai puncak kenikmatan bersamaku. Nafsunya dengan cepat bangkit. Kembali didekapnya tubuhku yang montok.
Aku berusaha melepaskan dekapan Joni. Aku bangun dari posisi tidurku dan aku tarik tangan Joni agar dia juga bangun dari posisi tidurnya. Sekarang kami dalam posisi duduk berhadap2an. Wajah kami begitu berdekatan, aku dapat merasakan nafas yang keluar dari hidung Joni yang panas menerpa wajahku, lalu dengan lembut Joni mengecup perlahan bibirku.
“Ohhhh...” aku mendesah.
Joni melanjutkan aksinya dengan melumat seluruh bibirku, lidahnya mulai menerobos masuk ke dalam rongga mulutku, kemudian lidahnya menari didalam rongga mulutku. Aku membalas dengan menyentuhkan lidahku ke lidah Joni, lidah kami menari bersentuhan di dalam rongga mulutku.
Sambil tetap mencumbu biirku, tangan Joni pun mulai beraksi. Kedua tangan Joni kini pelan2 mulai turun dari leherku yang jenjang ke arah kedua susuku yang besar, bulat dan montok. Setelah kedua susuku berada dalam genggamannya Jonipun mulai meremas2 kedua susuku, yang terkadang diselingi dengan pilinan2 lembut di kedua pentilnya.
“Aaaaahh... ssshhh... oohh...” desahku merasakan nikmatnya sentuhan dan remasan tangan Joni di kedua susuku.
Aksi Joni semakin menjadi, ciumannya berpindah dari bibir ke leherku, membuatku semakin menggeliat, lalu turun kearah dadaku. Dengan lembut pentil susuku sebelah kanan dikenyotnya, lalu dilanjutkan dengan jilatan2 dipentilku tersebut dan kadang2 diisap2nya susuku. Sementara tangan kiri Joni aktif meremas dan memilin susu dan pentilku, tangan kanannya meluncur kearah selangkanganku. Dengan gerakan perlahan tapi pasti tangan kanan Joni telah berada tepat dibelahan nonokku yang sudah basah. Dengan lembut jemari Joni menggesek2 itilku. Aksi Joni pada susu dan nonokku tersebut menghasilakn efek yang luar biasa bagiku. Kombinasi aksi tersebut membuatku semakin mendesah, rintihan kenikmatan tak henti2nya meluncur dari mulutku.
“Oohh... enak... terus... kamu hebat Joon... oohh... kamu makin pintar Joooonn... sssstttt... ooooohhhh... melayang aku jadinya... puaskan aku lagi, Jon... oooohhhh...” rintihku.
Kemudian Joni turun dari tempat tidur lalu jongkok dipinggir tempat tidur. Dia tarik pantatku hingga posisi pantatku kini tepat berada dipinggiran tempat tidur sehingga belahan nonokku kini tepat berada di depan muka Joni. Sekali lagi ditariknya pantatku lebih maju dan diletakkannya kedua kakiku di atas pundaknya. Dengan posisi seperti itu, kini Joni akan dapat dengan mudah dan leluasa meekplorasi bagian selangkanganku.
Posisi wajah dan mulut Joni sedemikian dekatnya dengan bibir nonokku. Aku yakin pasti aroma bau nonokku kembali tercium olehnya. Kayaknya Joni sudah tidak sabar ingin segera merasakan dan mencicipi bagaimana rasanya menjilati nonokku yang tadi sempat tertunda.
“Ooouuhh Joooonnn...!!! Sssstttt... aduhh kamu...!!! Yaahh... gitu... sshhttt..." Aku mengerang begitu Joni mulai menjulurkan lidahnya dan dengan rakusnya menjilati bibir luar nonokku.
Belahan nonokku yang merekah basah tersebut begitu mengundang hasrat Joni untuk menyusupkan lidahnya lebih dalam lagi ke dalam nonokku. Perlahan Joni menyapu bibir nonokku bagian bawah, ada sedikit kebasahan disitu, sejenak Joni menyeruput lendir bening yang keluar dari dalam liang nonokku.
"Hhmmm... gurih mbak..." kata Joni dengan polosnya. Tampak olehku betapa dia sangat menikmatinya.
"Sluurrrppp... sluurrrp... hhhmmmm... enak juga ya Mbak..." ujar Joni sambil menikmati lendir dari nonokku tersebut.
"Ouuhh Joooon... itu baru lendir pelumas aja. Oooooohh... ssssssttttt... Kalau kamu bisa bikin aku orgasme dengan lidahmu, kamu akan menikmati lendir yang lebih banyak lagi yang keluar saat aku orgasme. Makanya kamu harus bikin aku orgasme dengan permainan lidahmu. Ooohhh... Joooon... terus Jooonn... sssttt..... ooouuuggghhh..." kataku sambil merintih manja dan sesekali mendesah menikmati jilatan Joni pada nonokku.
Aku membuka pahaku semakin lebar dan dengan jari2 tanganku aku berusaha menguakkan belahan nonokku lebar2 agar lidah dan mulut Joni dapat bergerak lebih leluasa di belahan nonokku. Ternyata usahaku tidak sia2, kini lidah Joni dapat menyusup lebih dalam lagi diantara belahan bibir nonokku.
"Oouuhhhhhhh... sssttt... yah begitu sayanggg... terus... masukkan lidahmu lebih dalam!!! Yaahhh... teruusss... oouugghhh..." eranganku menikmati sentuhan lidah Joni.
”Aaaaaah... Jooooonnn... jilat terus memekku... Iya jilat yang itu, Jon. Jilat itilku. Aaaaahhh...” Aku semakin merintih2 nikmat saat jilatan lidah Joni mengenai itilku sudah semakin membersar dan keras hingga mencuat keluar.
Saat lidah Joni mulai menyentuh itilku yang sudah semakin keras tersebut, rintihanku semakin keras.
"Oouuggghh... Joonnn... yahhh... teruss... yang lembut sayanggg... Oooohhh... ssssttttt... oooohhhhh... edann... Enak banget...! Aduuhhh... sssttttt... kamu ternyata... uuufff... mulai pintar juga... ssssttttt..." aku terus mendesah dan merintih menikmati cumbuan Joni.
POV Joni
Sebenarnya aku melakukan hal tersebut tidak lebih karena dorongan instingku dan juga mempraktekkan apa yang selama ini kulihat dari video bokep serta semua yang kudengar dari cerita teman2ku tentang bagaimana cara melakukan oral sex pada nonok perempuan.
Aku merasakan lendir yang keluar dari liang nonok Mbak Mirna semakin banyak.
“Hhhhmmmm...! Ternyata nikmat juga rasa lendir nonok wanita itu.” Ujarku dalam hati. Aroma khas nonok Mbak Mirna semakin tajam menusuk hidungku seiring semakin banyaknya lendir yang keluar membanjiri nonoknya, membuatku semakin bernafsu menjilati setiap bagian di nonok Mbak Mirna, terutama itilnya yang berwarna merah muda tersebut. Lidahku terus menjilati itil Mbak Mirna dengan dengan irama yang teratur, baik ke samping maupun ke atas dan ke bawah.
"Adduuuhhh... Jooonnn... sssssttttt... yaaahhhh teruusss... jilat itilku Joooon... aduuuuuuhh.... nikmat sekali...! Sssssttttt... ooooohhhhh... kayaknya aku mau sampai nih...! Terusss... Jooooon, itilku Jon itilku..... sssssttt... oooohhhh!!!" Rintihan Mbak Mirna terdengar semakin keras, dan sekarang dia menjerit2 begitu aku dengan gemas mulai mengulum dan mengemut itilnya layaknya mengemut sebuah permen.
Aku masih terus mengulum dan mngemut itil Mbak Mirna dengan gemas bercampur nafsu. Kontan tubuh Mbak Mirna kelojotan, menggelinjang hebat merasakan nikmat yang amat sangat. Ternyata itil merupakan bagian yang paling sensitif bagi Mbak Mirna. Pusat kenikmatannya terletak pada itilnya. Bongkahan pantat Mbak Mirna sekarang semakin diangkat ke atas menyambut setiap jilatan dan kuluman lidahku pada itilnya. Mbak Mirna menekan kepalaku kuat2 sehingga kepalaku otomatis tenggelam di jepitan kedua pangkal pahanya. Posisi demikian membuatku sulit bernafas, apalagi mulutku masih terus mengulum dengan buasnya itil Mbak Mirna yang sepertinya terasa semakin besar dan keras.
Kedua tangan Mbak Mirna telah lepas dari kepalaku. Dari sela2 bulu jembut Mbak Mirna, aku dapat melihat kini kedua tangan Mbak Mirna meremas2 kedua susunya. Sepertinya Mbak Mirna berusaha menambah rangsangan terhadap dirinya. Kepala Mbak Mirna mendongak ke atas dan kedua bola matanya terpejam merasakan nikmat yang luar biasa.
"Aaaaahhhh... Joooonnn... ooouukkhhh... sssstthhh... Ampun eeenaak baaangeeeet...! Adduuuhh... yyaaahhh... sedikit lagi... yahhh... uufff... kkhh... kk...ka... kamu ingin merasakan... sssstttt... ouuhhh... ingin mencicipi lendirku kaann...? Yaahhh... sedikit lagi... dikiiit lagi sayaaanggg...! Uughhh... emut terus...! Uuhhh... lebih keras lagi. Yaahhh... terus isap itilku... teruusss... emut yang kuat saying... yaahhh begitu...!" jerit dan rintihan Mbak Mirna terdengar putus2. Sementara itu mulutku terus mengisep kuat itil Mbak Mirna.
Tiba2 suara desahan dan jeritan Mbak Mirna berhenti tidak terdengar lagi, yang ada tubuh Mbak Mirna bergetar hebat dan kelojotan. Pantat dan pinggulnya bergoyang kesana kemari namun pagutan dan isepan mulutku pada itil Mbak Mirna tetap tidak aku lepaskan sehingga kepalaku ikut bergerak mengikuti gerakan liar bongkahan pantat Mbak Mirna, padahal tanganku yang tadi meremas2 bongkahan pantat Mbak Mirna sudah berusaha menahan gerakan liar tersebut. Aku tetap mempertahankan posisi mulutku mengisep dan memagut itil Mbak Mirna.
Tak lama kemudian kelojotan tubuh Mbak Mirna terhenti. Aku merasakan tubuh Mbak Mirna meregang hebat, kedua pahanya kejat2 menghimpit kuat kepalaku yang membuatku kembali sulit untuk bernafas. Namun aku rela menahan nafas hanya untuk menanti apa yang akan terjadi pada saat Mbak Mirna mencapai puncak orgasmenya. Kadang lidahku menjulur2 menggelitik liang nonok Mbak Mirna lalu kembali kujilati itilnya. Dua bibir nonoknya aku gigit2 kecil bergantian. Mbak Mirna semakin menggerinjal nikmat, pantatnya diangkat tinggi2 dan aku merasakan nonoknya berkedut2.
"Aahhh... essshttt... ituu...! Yahh... ituu...! Uuuhhh... enakkhh... enak banget...! Aahh... esshhtt... Uuhhh... ini sayangg...! Yaaahh.., ini aku keluarin cairanku ya...? Oouuuhhh... sssstttt... nikmatt sekaliiii.. Aaaaaaaahhh...!!!" teriak Mbak Mirna kencang sekali seiring dengan orgasme yang dialaminya.
Ser... seerr... seeerrr... terasa dimulutku semburan hangat cairan bening kental yang keluar dari liang nonok Mbak Mirna mengalir masuk ke dalam mulutku dan langsung kutelan. Benar seperti yang dikatakan Mbak Mirna, cairan yang dikeluarkan liang nonoknya benar2 sangat lezat, gurih dan ada sedikit rasa asin. Sungguh suatu sensasi yang baru pertama kali aku alami dan aku rasakan selama hidupku.
5 sampai 6 kali mulutku menangkap semburan cairan lendir yang membanjir keluar dari liang nonok Mbak Mirna. Saking derasnya aliran lendir itu menyembur mulutku, membuatku sampai tersedak. Semburan cairan itu semakin melemah sampai akhirnya berhenti sama sekali hanya tinggal tetesan2 saja. Walau begitu aku tetap tidak mau melewatkannya begitu saja. Dengan telaten aku masih menjilati sisa2 lendir yang keluar dari nonok Mbak Mirna tersebut.
Jepitan kedua paha Mbak Mirna di kepalaku mengendor, sehingga aku dapat mengambil nafas panjang. Aku hirup udara dalam2 karena saat kepalaku dalam jepitan kedua paha Mbak Mirna terpaksa diriku menahan nafas sampai dadaku terasa sesak. Namun pengorbanan itu sebanding dengan sensasi dahsyat yang aku dapatkan. Melalui isepan dan jilatan mulut serta lidahku disetiap bagian nonok Mbak Mirna, khayalanku selama ini menjadi kenyataan, yaitu merasakan nimatnya, lezatnya dan enaknya lendir yang keluar dari liang nonok seorang wanita.
POV Mirna
Setelah badai orgasmeku mereda, dan kejang2 tubuhku berhenti, Joni segera berdiri. Tangan kirinya merengkuh tubuhku sementara tangan kanannya memegang daguku lalu dia cium dengan lembut bibirku. Setelah itu tangan kanan Joni kemudian beranjak ke susuku dan dengan lembut mengusap2nya. Sesekali dia pilin pentilku yang sudah sangat keras tersebut. Perlakuan tambahan yang dilakukan Joni tersebut telah memberikan sensasi yang belum pernah aku alami selama ini.
Walaupun Joni belum pernah melakukan sebelumnya, ternyata dia punya bakat terpendam yaitu pandai memuaskan wanita. Itu terbukti saat dia telah memberiku orgasme yang luar biasa dahsyatnya dan dia juga tahu cara memperlakukan wanita pasca orgame, sungguh aku terbuai dibuatnya.
Akibat kecupan2 lembut bibir Joni di bibirku serta usapan lembut tangannya di susu dan pentilku, membuat gelora birahiku bergejolak kembali. Desahanku mulai terdengar kembali dari mulutku. Tangan kiriku mulai bergerak kearah selangkangan Joni lalu kuelus2 kontolnya sehingga kontolnya yang sedari tadi sudah tegang semakin keras dan membuatnya melenguh menahan nikmat. Aku ciumi dada Joni, pentil susunya tidak luput dari isepan dan jilatanku.
Jilatanku mulai turun ke bawah, kugenggam kontol Joni dengan tanganku, saking besarnya kontol Joni membuat tanganku tidak dapat menggemgam seluruh batang kontolnya. Masih ada sedikit bagian yang tidak tergenggam oleh tanganku.
Lalu akupun mulai menjilati kepala kontol Joni. Lidahku kadang2 bermain di lubang kencingnya, sambil tanganku meremas2 lembut bagian batang kontol Joni tersebut. Akibatnya tubuh Joni bergetar, lenguhannya kembali terdengar, kepalanya terdongak matanya terpejam menikmati jilatan lidahku serta remasan tanganku di kontolnya.
“Oooooohh... Mbaaaakkkk..... ssssttttt.... terus... enak jilatannya... Enak juga dientot mulut Mbaaakkk, ssssstttt... ooooohhhh.... Mbaaaakkkk......” desah Joni yang mulai berani berkata vulgar. Mulutku mulai mengulum2 kontol Joni, mulutku maju mundur dikontolnya sambil tangan kananku terus meremas2 batang kontolnya dan tangan kiriku mempermainkan biji pelirnya.
Joni semakin melenguh mendapatkan perlakuan dariku tersebut. Kedua tangannya memegang kepalaku, reflek dengan perlahan dia memaju mundurkan kepalaku mengimbangi gerakan maju mundur mulutku di kontolnya.
“Ooooohhhhh... aaargghhh... Mbaaaakkk... enak betul kulumanmu, Mbaakkkk... ssssttttt... aaaargggghhhh...” Joni mendesah.
“Terus Mbak... terus... kulum kontolku... ssssttttt... ooohhh...” kembali Joni mendesah.
Kepala Joni mendongak, mulutnya setengah terbuka dan matanya terpejam menikmati permainan mulut dan tanganku di kontol dan biji pelirnya, tubuhnya semakin bergetar. Aku tidak mau Joni mencapai puncak kenikmatannya dengan mulutku, aku ingin Joni mencapai puncak kenikmatannya dengan nonokku. Karena nonokkupun ingin kembali merasakan nikmatnya sodokan kontol Joni yang super tersebut. Maka akupun menghentikan kuluman pada kontol Joni. Aku ingin Joni tidak buru2 mencapai klimak. Aku pijat kuat2 daerah antara anus dan kemaluan Joni sehingga kontolnya yang hampir menyemburkan pejunya mendadak tidak jadi menyemburkan pejunya. Kemudian aku berdiri dan turun dari tempat tidur dan berjalan kearah meja rias yang tidak jauh dari tempat tidur. Sambil berpegangan pada tepian meja rias tersebut, aku menunggingkan pantatku.
“Ayo Jon, puaskan Mbak lagi. Entoti lagi nonok Mbak dengan kontol besarmu itu... bawa Mbak kepuncak kenikmatan lagi, ooohhh... ayo Jon...” Sambil memandang Joni melalui cermin yang ada dihadapanku, aku merengek untuk segera dientot oleh Joni sambil tanganku mengusap2 belahan nonokku yang sudah sangat basah oleh lendir birahiku itu.
Jonipun bangkit menghampiriku. Matanya menatap nanar pada bongkahan pantatku yang bahenol. Dan disela2 pantatku, liang nonokku siap menerima sodokan kontol Joni.
“Ayo sayang, berikan aku kepuasan, berikan aku kontolmu yang panjang dan besar itu. Buruan sayang masukkan kontolmu yang besar itu...,” aku terus merengek2 agar Joni segera ngentoti nonokku. Suaraku terdengar manja dan penuh nafsu birahi, menantikan kontol Joni yang besar itu menyodok liang nonokku.
Joni mulai memposisikan tubuhnya dibelakangku. Diaturnya pantatku sedemikian rupa sehingga posisi liang nonokku sejajar dengan kontolnya. Aku membantunya dengan meraih batang kontolnya dan mengarahkannya tepat di depan liang nonokku.
“Ayo!!! Masukkan Jon, jangan ragu2.” Perintahku.
Joni menekan kontolnya sesuai posisi yang aku arahkan.
“Ya, tekan Jon!!!” teriakku ketika ujung kontol Joni terasa menyentuh celah bibir nonokku.
Joni menekan pantatnya sehingga batang kontolnya mulai membelah bibir nonokku.
Sleeeppppp.......... Kepala kontol Joni terjepit diliang nonokku.
Aku yang merasakan lesakan kontol Joni di liang nonokku tersentak. Rasanya ada yang mengganjal di liang nonokku.
Perlahan tapi pasti Joni mulai menusukkan batang kontolnya menyeruak masuk liang nonokku yang masih sempit itu dan sudah lama tidak pernah dikunjungi oleh batang kontol lelaki. Sedikit demi sedikit kontol Joni mulai terbenam di dalam liang nonokku.
Bleeessss...... bleeeessss.... Bleesssss....
“Pelan2 Jon, jangan terlalu nafsu nyodoknya nonok Mbak sakit...! Kontolmu kegedean sih. Rasanya nonok Mbak penuh terisi oleh kontolmu...” kataku ketika Joni mulai menusukkan kontolnya lebih dalam lagi kedalam liang nonokku.
Dan Bleesssssssss....
Dengan sekali hentak Joni mendorong masuk semua batang kontolnya sehingga terbenam seluruhnya di dalam liang nonokku.
“Aaaagghhh... nonok Mbak terasa lebih sempit...,” Joni mengerang keenakan. Matanya terbeliak ketika kontolnya terjepit di antara dinding nonokku yang sempit. Joni merasakan nikmatnya cengkeraman liang nonokku yang ketat. Memang dalam posisi nungging, maka liang nonok wanita itu akan terasa lebih sempit. Sehingga jepitannya akan terasa lebih ketat.
“Aduh...!!! Oooghhh... Nakal kamu Jon... Aaahhh.... Ssssstttttt... aaaaghhh... Joooon...” aku menjerit lalu mengerang antara sakit dan nikmat merasakan kontol Joni memenuhi rongga nonokku.
Aku mulai merasakan enak akibat nonokku dipenuhi oleh kontol Joni. Nonokku berdenyut2, seolah meremas2 batang kontol Joni dengan lembut. Kini Joni mulai mengeluar masukkan kontolnya di liang nonokku.
Sssrtttt.... Bleeessss.... Srrttttt.... Bleeeesss.... Sssrrttt.... Bleeessss.....
“Ouughh.... eenaaakk... aaaghhh.... ssstttt... Jooonnn... enaaak... kontolmuuu... enak Jooonnn... aahhh... genjot terus nonok Mbak, Jon. Sssstttt... aaaaaahhh....” Aku mendesah keenakan.
“Sssttttt... uuughhh... nonok Mbak... terasa seempiittt... enaaakk... baaangeeeeet... aaahhhh...!!!” Joni pun mengerang kenikmatan.
“Ooohhh... Jon... terussss... genjot nonok Mbaaak... genjot yang cepaaatt Jon... yang kuaaat... aaawwww... teeruusss Jooonnn... yaaah beegitttuuu Jooonnn... makiiiinn ceppaatt... aaaghhh Jonnnn... makin kuaaatt Jooonnn.... Mbaaaakkkkk... ssstttt... oooghhhh... mmmau keluuarrrrr Jon... ooooohhhh enaaaakkkk...” aku mengerang sejadi2nya merasakan nikmatnya dientot oleh Joni.
Mendengar eranganku, Joni mempercepat keluar masuk kontolnya di dalam liang nonokku, dan saat Joni merasakan kedutan kuat dinding nonokku pada batang kontolnya, iapun lalu menekan kontolnya sekuat2nya ke dalam liang nonokku, dan
Seeerrrrrrr.... Seeerrrrr....... Seeerrrrrrr..... Seeerrrrrr...... liang nonokku akhirnya menyemburkan cairan orgasmeku kembali.
“Ooouugghhh... Jooooon.... Eeenaaaakkk..... nikkmaaattt.... hhhmmmm” Aku mengerang keenakan saat nonokku mulai menyemburkan cairan orgasmeku.
Joni mendiamkan sejenak kontolnya di dalam liang nonokku, untuk memberi kesempatan kepadaku menikmati puncak kenikmatan yang kuraih dan aku yakin Joni pasti merasakan nonokku berkedut2 dengan kuat seiring dengan menyemburnya cairan orgasmeku.
Terlihat nafasku masih memburu, mataku terpejam, mulutku menyunggingkan senyuman kepuasan. Sudah ke-3 kalinya aku mencapai puncak orgasmeku dan merasakan kenikmatan bersetubuh.
Setelah nafasku mereda, pelan2 Joni mulai kembali memajumundurkan kontolnya di liang nonokku. Aku pun melenguh merasakan gesekan batang kontolnya di dinding nonokku, mukanya semakin memerah saat kedua tangan Joni mulai menggerayangi kedua susuku dan meremas2nya sambil tetap menggenjot kontolnya keluar masuk liang nonokku dengan perlahan. Erangankupun kembali terdengar, nafsu birahiku perlahan mulai menyala kembali.
*****************
Bagian 1: Kenikmatan Pertama (3)