Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Petualangan Maryanah, Sang Istri Sholehah

Chapter 5

Abas dan Yanah tertawa renyah sambil menyeruput segelas teh hangat, keduanya terlibat senda gurau dan obrolan ringan bersama orang tua Abas. Keduanya tampak bahagia mendapat kabar bahwa anak dan menantu mereka baik-baik saja secara medis. Bu Suhaenih nampak berbinar sorot matanya, perempuan paruh baya yang anggun dan masih nampak gurat kecantikan di wajah keriputnya memeluk menantu kesayangan nya erat.

”Umi bahagia banget denger hasilnya, tapi menurut Umi kalian harus coba usaha lain…iya kan Bi??”Bu Suhaenih meminta dukungan suaminya, yang sedang asyik bercengkrama dengan anaknya, Abas. “Hmmmm…gimana Mi?”Pak Muslim balik bertanya. “Ihhhhssss…si Abi di ajak ngobrol malah gak fokus…?”Bu Suahenih pura-pura merengut manja.

”Iya…iya..iya..Abi denger kok…,hmmm begini Bas, Abi punya kenalan terapis yang biasa menangani pasutri yang terkendala soal momongan””Orangnya baik dan sudah terbukti keahliannya…hanya saja memang cukup jauh didaerah Sukabumi sana” Pak Muslim panjang lebar menerangkan.

Abas dan Yanah saling berpandangan, “Abas saat ini belum bisa kemana-mana Bi, Mi…pekerjaan Kantor sedang over load”susah hati Abas mencoba menjelaskan agar kedua orang tuanya tidak tersinggung. Yanah menggenggam erat tangan Abas, “Tapi nanti kami usahakan untuk kesana, minta alamat lengkapnya saja Bi, biar Abas catat dan simpan”. Pak Muslim memberikan secarik kertas yang tertera nama dan sebuah Alamat. “Ini kau simpan baik-baik…jika sudah luang waktumu hubungi Abi, Abi akan menemani kalian kesana”.

Cukup lama mereka berbincang, dilanjutkan makan siang bersama. Setelah itu Abas dan Yanah berpamitan. “Jangan lupa kau coba luangkan waktumu Nak…..”parau suara Bu Suhaenih melepas anak dan menantunya. Abas dan Yanah mengangguk bersamaan, mereka sangat paham Ibunya menaruh harapan besar kepada mereka. Bu Suhaenih tampak segar dan bugar, namun sejatinya perempuan itu sedang bertaruh nyawa. Cancer serviks menyerang Bu Suhaenih 4 tahun yang lalu, sangat beruntung bahwa faktanya beliau masih bisa bertahan hingga hari ini. Padahal vonis dokter saat itu usia harapan hidup Bu Suhaenih tinggal 2 tahun saja.

Meski Cancer itu sudah diangkat namun karena sudah menjalar ke bagian tubuhnya yang lain, ditambah kemoterapi yang seharusnya dijalani pasca operasi pengangkatan rahimnya, terhenti di tengah jalan karena kondisi Bu Suahenih yang tidak bisa melanjutkan sesi kemoterapi. Seluruh keluarga paham betul kondisi ini, makanya setiap individu anak, menantu, cucu dan suami sangat menjaga betul kondisi fisik dan psikis Ibu Suahenih.

Malam itu, selepas sholat Isya Yanah dan Abas sudah terlibat pergumulan yang menggairahkan. Keduanya nampak syahdu menikmati saat-saat keintiman berdua, tidak begitu terburu-buru, namun juga tidak santai. Kadang keduanya bergerak liar, kadang mendesah lembut, Abas tidak pernah bosan menikmati tubuh mungil istri tercinta. Kelamin Yanah selalu memberikan kenikmatan yang luar biasa dan sulit dilupakan. Namun malam itu tanpa sepengetahuan Yanah, Abas sejati nya sedang membayangkan bergumul dengan Yudhi.

Makhluk yang sudah berhasil mencuri perhatian Abas, hingga kedalam tidurnya. Bahkan saat ini ketika kelamin Yanah dan Abas menyatu, Abas mendorong pinggulnya melesak menembus memek sempit istrinya. Begitu pun Yanah yang sedari tadi aktif memberikan goyangan terbaiknya untuk Abas, menyambut tusukan demi tusukan kontol keras suaminya kedalam rahim sucinya. Faktanya pikiran Abas melayang, melintasi malam kenangan diruang klinik ketika melepaskan sperma nya untuk kebutuhan uji klinis.

Abas mendengus keras “Arrgggghhhhh….ahhhhh…..ssshhhh”Jepitan memek Yanah membangkitkan memori saat Yudhi menghisap kemaluannya diruang itu. Sama kuatnya, dinding memek Yanah yang lembut memijat kepala kontol Abas, seumpama lidah manja Yudhi yang membelit kepala kontol Abas. “Ouuuwww….ooouuuhhh….Maaassss……teruuuusssss…..lebiihhh daaalllaaammmm…Ahhhhhh”Yanah menggelepar menerima serangan Abas yang ganas.

Kembali keduanya sibuk mengeluarkan kemampuan terbaik mereka demi menuntaskan birahi. Bunyi benturan dua kelamin bergema didalam kamar pengantin Yanah dan Abas. “Ceplok…ceplak…ceplok…plok…plok…Jleb…clep…jleb…clok…”begitu indah terdengar ditelinga. Keringat keduanya membasahi seprei biru muda nan harum bunga-bunga dari perancis. “Akuuuu…..mau keluar Masss….ouuhhh…Ahhh….shhh….”Yanah mendesah panjang.

Tubuhnya menegang, dadanya membusung keatas, kakinya kuat menjepit pinggang suaminya. Mengunci seakan-akan enggan untuk melepaskan. “Serrrrrr….srrrrrrrhhh…criiittt…..serrrrr” cairan itu mengalir deras menyirami batang kontol Abas yang masih aktif keluar masuk didalam memek Yanah. Batang kontol Abas begitu mengkilat oleh cairan cinta Yanah, Abas pun sudah di ujung dihentakkan nya kuat-kuat batang itu melesak hingga membuat Yanah mendelik.

”Argggghhhh…Ahhh…..gggrrrhhhmmm….crooooot…crooot…crooott….”berliter-liter sperma muncrat menyirami rahim Yanah, hangat kemudian senyap. Yanah masih terengah-engah menikmati sisa-sisa puncak kenikmatan seksual bersama suami tercinta. Abas mendengus, nafasnya memburu dikecupnya bibir ranum istrinya, lidah mereka saling membelit dan menghisap lendir saliva masing-masing. Kontol Abas masih tertancap dengan sempurna, sebagian cairan cinta mereka meleleh keluar dari memek mungil nan menggoda.

Seprei biru muda itu sudah basah disana-sini, keringat dan sperma mereka menodai hampir sebagian area. Perlahan kontol Abas mengecil dan terlepas “Plop”seperti biasa bunyi lepasnya kelamin mereka sedikit membuat Yanah meringis. Abas memeluk istrinya dari belakang, nafas Yanah mulai terdengar teratur. Sepertinya Yanah terlelap dalam tidurnya setelah mencapai puncak tertinggi kenikmatan duniawi. Kantuk pun menyerang Abas, perlahan kedua matanya menutup rapat dan dengkuran mulai terdengar merdu menghiasi kamar itu.

Yanah dan Abas dilanda lelah yang luar biasa, lelah bercinta, lelah pula jiwa mereka demi usaha membahagiakan kedua orang tua agar mereka memiliki keturunan. Perasaan suka, duka, bahagia, kecewa bercampur aduk berkecamuk didalam jiwa mereka hingga terbawa ke alam maya. Alam bawah sadar Abas dan Yanah, tubuh Abas polos tanpa busana, udara begitu sejuk menerpa kulitnya seketika sebuah tangan lembut itu menelisik kelaminnya.

Tangan sosok yang sudah memberinya kenikmatan dosa, Abas mendesah, tangan itu masih bermain-main di kelaminnya, menyentuh ujung kepalanya mengusap lembut lubang kencingnya. Abas memejamkan mata, sebuah bibir mendarat di bibirnya, manis terasa. Bibir Yanah juga manis, namun rasa manis yang ini manis yang memabukan. Abas tidak berani membuka matanya, diresapinya bibir itu namun perlahan bibir itu menjauh, menjelajah leher dan dada Abas.

Kemudian hinggap di kemaluannya, Abas bergetar, rasa itu, rasa bibir itu menyetuh kepala kontolnya. Rasa yang begitu menyiksa dan Abas terlena dibuatnya. Abas masih memejamkan mata, masih menikmati rasa itu yang perlahan-lahan semakin kuat menyerang. Kepala kontolnya dihisap sesuatu dengan begitu kencangnya, lidah basah membelit kepala kontolnya dan mencoba membuka lubang kencingnya. Abas tak kuasa, dia menyerah, mendesah sekuatnya hingga cairan itu menyembur dari dalam batang kontolnya. “Ahhhhhh……ahhhhh…..Ahhhhhh…croooot….croooot…croooot”.

Abas bangkit dari tidurnya, kepalanya pening. Dilihat jam dinding di kamarnya pukul 02.30 dini hari, Abas gelisah ada apa dengan mimpinya?. Mimpi cabul baru saja dilalui dalam tidur setelah bercinta dengan istrinya. Cairan sperma Abas membasahi pantat dan punggung Yanah, rupanya Abas orgasme dalam mimpi dan mengenai tubuh Yanah yang berada dalam pelukannya. Perlahan Abas membersihkan sperma yang menempel ditubuh Yanah. Bergegas Abas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Meski dilanda kebingungan Abas berusaha untuk tetap tenang, namun mimpi itu akan terus mengganggu pikirannya dan meminta lebih waktu Abas. Dilihatnya Yanah masih terlelap dalam mimpinya, Abas sedikit mengernyitkan dahi, Yanah terlihat seperti meringis. Ditutupinya tubuh molek bak pualam dengan selimut, kemudian dikecup keningnya, lalu kembali Abas terlelap dalam kebingungan dan kelelahan. Sedang Yanah masih meringis, dia mendesah perlahan, digelengkan kepalanya perlahan, bibirnya menganga kemudian terkatup rapat. Memek Yanah becek cairan demi cairan merembes keluar tanpa sepengetahuan Abas yang sudah terlelap dalam tidurnya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd