Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Petualangan Maryanah, Sang Istri Sholehah

Ihhhhhhh mas boyyyy...

Kemana aja gak pernah keliatan. Ehhh skrg dah jadi dokter
 
Chapter 7

Si Abah tampak khusyuk memijat kedua paha Yanah, sesaat tangannya naik kearah selangkangan, sesaat kemudian turun kembali ke arah lutut. Yanah menggigit bibirnya agar tak mendesah setiap tangan Abah menyentuh selangkangannya hampir terkena bibir kemaluannya. Kakinya melebar dengan sendirinya ketika tangan si Abah keatas, kemudian menutup kembali ketika tangan si Abah menjauh turun.

”Maaf Non, ini Celana dalamnya dilepas aja, karena Abah harus memijat daerah pinggul….karet celana dalam dapat mengganggu peredaran darah Non….punten nyah…” suara si Abah memecah kesunyian ruang kamar itu. Yanah diam seribu bahasa namun pinggulnya naik keatas seolah-olah memberikan ijin kepada Abah untuk melepasnya. Sigap sekali Abah cekatan melepas celana dalam Yanah yang sudah basah dibagian depannya.

Perlahan diletakkan celana dalam itu disamping kasur, persis di depan Pak Muslim yang matanya semakin melotot menatap celana dalam seksi menantunya. Ingin rasanya digapai celana dalam itu kemudian dihirup aroma wanginya, namun Pak Muslim menahan diri agar tidak terbawa gairah yang membabi buta. Pak Muslim menelan ludah ketika dilihatnya Abah menaikan kain jarik Yanah kepinggang, saat ini Yanah bugil bagian bawahnya. Pantat yang bulat mulus tanpa cela, terhidang nyata didepan mata kedua lelaki Tua ini.

Yanah semakin membenamkan wajahnya ke kasur menutupi rasa malunya yang sedari tadi menyerang. Tubuhnya menggigil merasakan tangan si Abah dengan buku-buku kasarnya menyentuh bulatan pantat Yanah yang menantang. Abah menuangkan minyak ketangannya kemudian dibalurkan merata ke bongkahan pantat Yanah, beberapa tetes minyak merembes kearah memek Yanah. Yanah gelisah dia sadar bahwa skrg tubuhnya sudah jadi santapan mata mertua yang dihormatinya, namun demi mengikuti saran Ibu mertuanya Yanah menahan diri dan berusaha tetap tegar dalam situasi yang kurang menguntungkan Yanah.

Tangan si Abah menepuk-menepuk pantatnya. “Plok…plok…plok…”Yanah tak kuasa untuk tak mendesah “Ahhhhhh….shhhhhh…..hhhmmmm….ahhhh…Baahhhh…ahhhh…” suaranya begitu merdu mendayu membangkitkan gairah kedua orang tua itu. Abah nampak tetap tenang meski sedari tadi sejatinya juga bergejolak syahwatnya. Pak Muslim mulai belingsatan duduknya tak mau diam, kadang geser kekiri kadang kekanan. Kadang ditekuk lututnya kadang diselonjorkan, sambil sesekali tangan nya membetulkan letak kejantanannya yang mulai mengeras sempurna.

”Tenang Non, Abah akan bantu Non dan Tuan semampu Abah agar kalian berdua memiliki keturunan”sambil tetap memijat bongkahan pantat Yanah si Abah berceloteh. “Urat-urat di tubuh Non ini kaku semua, menyebabkan peredaran darah kurang lancar, Non…yang bisa berakibat Non kurang menikmati gairah seksual…”seperti ceramah si Abah kembali bicara sambil terus saja memijat. “Seks itu harus dinikmati Non, harus bahagia…agar rahim Non juga siap untuk dibuahi..hehehehe”kekehan si Abah terdengar mesum.

Namun Yanah sudah tidak peduli lagi, tubuhnya sekarang dilanda birahi yang luar biasa. Pijatan-pijatan si Abah yang Yanah rasakan sakit dibeberapa titik tapi ternyata juga membangkitkan sisi gairah liar Yanah yang selama ini terpendam. Perlahan jari Abah turun dari bongkahan pantatnya menuju lipatan paha dalam Yanah. Pelan namun pasti jari itu mulai menyentuh bibir memek Yanah yang sudah becek dan mengeluarkan cairan-cairan cinta. “Ahhhhhhh…..Abbaaaahhhh….shhhh…….Ahhhhh….” Yanah sudah tidak malu lagi untuk mendesah sekuatnya.

Tangannya mencengkram sisi kasur kapuk, ketika tangan Abah bermain-main di daerah sensitifnya. Yanah perlahan menunggingkan pantatnya semakin memberikan kebebasan bagi Abah untuk mengeksplore daerah terlarang tersebut. Pak Muslim sudah tak tahan, di lepasnya celana jeans yang sedari tadi terasa sempit dan begitu menyiksa. Abah masih konsentrasi mengerjai memek Yanah dari belakang, jari-jarinya lincah bergerak mengusap dan menekan bibir memek, sesekali mengobel kelentit Yanah.

Tubuh Yanah bergetar hebat mendapat perlakuan Abah yang begitu intens tak memberikan ruang jeda untuk Yanah menghirup udara. Gelombang-gelombang birahi semakin panas menuju puncak pelampiasan ketiga insan didalam ruangan itu. Yanah ambruk kekasur menelungkup, menikmati gelombang orgasme pertamanya hari itu ditangan ahli Abah Ganda. Lelaki tua yang sudah berpengalaman dalam membangkitkan gairah perempuan itu memberikan kesempatan kepada Yanah untuk beristirahat menikmati sisa-sisa gelombang orgasmenya.

Diturunkan nya kain jarik menutupi pantat Yanah, kemudian mulai memijat punggung Yanah dengan lembut dan perlahan. “Ahhhhhhh…..hmmmm…..shhh….hmmmm” Yanah kembali mendesah menikmati pijatan Abah Ganda pada punggung mulusnya. Dibelakang Pak Muslim tampak sibuk mengelusi kontolnya yang sudah dikeluarkannya dari sangkar. Tak ada yang peduli dengan kelakuannya, Abah Ganda tetap fokus memijat punggung Yanah, sedang yang dipijat matanya terpejam dengan rapat tak kuasa untuk membuka. Keringat sudah mulai meluncur dari pori-pori Abah Ganda dan Yanah, padahal cuaca saat itu sangat dingin dibandingkan dengan cuaca Jakarta.

Abah Ganda menurunkan kain jarik ke bawah menutupi pantat Yanah, kembali dipijatnya punggung Yanah menuju leher dan kepala. Sesekali tangan Abah menyentuh payudara Yanah dari samping, tangan Abah terasa kesetrum ketika menyentuh daging kenyal yang kecil namun bulat padat. Tak sabar si Abah ingin merasakan kekenyalan daging itu, dimintanya Yanah untuk membalikkan badan. Sedangkan Yanah merasa ragu untuk membalikkan badanya. Rasanya sudah cukup bagi Yanah memberikan tontonan gratis bagian belakang tubuhnya.

Kini jika dia harus merelakan bagian depan terekspose juga dengan cuma-cuma Yanah merasa rugi banyak. Meskipun urusan aurat bukan lah hitungan untung dan rugi, karena aurat adalah hal yang paling berharga bagi diri seorang perempuan. Tapi hari ini dia sudah kehilangan segalanya demi keinginan mendapatkan keturunan. Buah hati yang sangat di idam-idamkan oleh Yanah dan Abas sebagai suami istri, guna meneruskan garis keturunan.

”Non…..balik badannya yukkkk…terapinya harus tuntas Non….”Abah Ganda memaksa Yanah untuk berbalik, direngkuhnya tubuh Yanah kemudian berusaha di balikkan. Yanah mencoba bertahan dengan posisi yang saat ini namun tenaganya kalah kuat, Abah Ganda berhasil membalikkan badan Yanah. Yanah menatap Abah Ganda malu-malu mukanya bersemu merah menyadari bahwa lelaki tua itu sudah melihat dan menyentuh seluruh bagian tubuh nya yang selama ini hanya suaminya saja yang bisa menatap dan menyentuhnya.

Tangan Yanah menyilang didepan dadanya sambil memegang erat ujung kain jarik yang tadi sempat melorot akibat perbuatan Abah Ganda. Abah Ganda tersenyum mesum kemudian tangannya meraih tangan Yanah diletakkan disamping tubuhnya. Yanah memejamkan matanya kembali dia malu untuk menyaksikan aksi Abah berikutnya. Abah Ganda menurunkan kain jarik yang menutupi sepasang buah dada yang ranum, mengkal. Kecil tak terlalu besar namun kenyal padat dan mulus licin, dihiasi puting yang pink kecoklatan sungguh pemandangan yang indah.

Abah Ganda membaluri tangannya dengan minyak, kemudian bergetar menyentuh payudara Yanah. “Ouhhhhh….hmmmm…” Abah Ganda tak sadar mendesah merasakan kenyalnya payudara Yanah. Sementara itu Pak Muslim masih fokus menyaksikan perlakuan si Abah terhadap tubuh menantunya, tangan masih sibuk mengelusi kontolnya perlahan-lahan. Pak Muslim sudah telanjang entah sejak kapan lelaki pensiunan itu melepasi pakaiannya, tak ada yang tahu karena masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri.

Yanah menggigit bibir, kepalanya menggeleng ke kiri dan kekanan merasakan remasan Abah pada payudaranya. Sesekali kepalanya mendongak keatas dengan mata tetap terpejam, kakinya bergerak kesana kemari menahan gairah yang mulai membuncah. Puas mengerjai bulatan payudara Yanah, Abah Ganda menyeringai menaikan kain jarik yang menutupi memek Yanah. Mata si Abah melotot tajam mendapati sajian pemandangan yang menakjubkan. Segaris memek mungil dengan bulu-bulu halus nyaris tak terlihat seperti bulu, putih tak tercela, Abah Ganda menelan ludahnya.



“Gleekkk….hmmmmm Boss Tuan, mohon maaf….hmmmm….shhhh….Abah harus menerapi bagian intim si Non ini…” gementar suara Abah menahan birahi ketika dirinya meminta ijin Pak Muslim yang sedang sibuk juga menahan birahinya. Abah sekilas menengok ke belakang, dan sedikit terkejut mendapati Pak Muslim sudah telanjang. Namun dirinya paham kondisi Pak Muslim, “Hmmmm..shhh…sii…siiilahhkan Bah,…shhhh,…grhhmmmm” Pak Muslim menjawab kaku, si Abah menyeringai bahagia dirinya bersimpuh diantara dua paha Yanah, dilebarkannya kedua paha itu maka semakin merekah lah memek Yanah dibuatnya.

Pink menggoda dengan aroma harum yang menawan, perlahan jari Abah mulai menjamah belahan yang masih rapat itu. Lalu…”Blessshhh….ahhhhhh….shhhh…ouuuhhh” Yanah menjerit kecil ketika jari kasar dan besar milik Abah Ganda membelah memeknya. Abah mengernyitkan dahinya merasakan jepitan memek cantik itu pada jarinya yang begitu kencang. “Hmmm…shhh….Non..maaafhhhh dibukaahh sedikit Non paha nyahhh….shhhh,,” Ngos-ngosan Abah menahan nafas. Yanah mencoba membuka pahanya semakin lebar, namun tetap saja tidak mengurangi jepitan pada jari si Abah.

Abah Ganda berusaha memasukan dua jarinya ke dalam memek, Yanah mengelinjang “Ouuhhhh ooouuuwwww aawww…Baaahhhhh sakiittttt….ahhhh” Yanah menjerit ketika dua jari kasar itu merangsek makin dalam ke memeknya. “Tuan…rahim Non ini cukup dalam, dan jalan rahimnya masih sempit sekali, sepertinya itu kendala yang menyebabkan si Non susah hamil” terengah-engah si Abah menerangkan ke Pak Muslim yang tetap sibuk dengan kelaminnya. “Abah bantu melebarkan jalannya sebentar ya Tuan….Non…sayaaaang…coba diangkat keatas kakinya kepundak Abah”

Abah Ganda memerintah Yanah, Yanah yang sudah lupa daratan dan tak peduli lagi dengan sopan santun maupun etika dan adat istiadat, sigap menaikkan kakinya kepundak Abah Ganda. Tangan Abah ganda yang kiri menekan Memek yanah dari atas, dengan sedikit mengusap-usap daerah itu, sementara tangan kanannya mengocok memek Yanah yang sudah banjir sejak tadi. Yanah belingsatan, dicengkramnya Tangan Abah yang sedang menekan memeknya dari atas, pinggulnya bergerak liar menyambut kocokan jari jemari Abah Ganda.

Desahan demi desahan, jeritan demi jeritan bersahutan didalam kamar yang sempit itu. Abah Ganda bergerak dengan dinamis mengocok memek Yanah, mata Yanah mendelik keatas. Gelombang-gelombang birahi itu kembali menyerangnya. Abah Ganda paham bahwa perempuan muda nan cantik itu akan mendekati orgasmenya, maka semakin cepat kocokan jarinya pada memek mungil yang rapat menggigit itu. Dan….”Ahhhhh….ahhhhhh…ooouuuhhhh…ooouuuuww….ahhhhh….Shhhhhh…..” Yanah melolong panjang. “serrrrrrrrhhh…serrrr….criiiiitttt….criiiit….serrrrrr……serrrrr…” cairan itu muncrat dengan hebatnya. Tubuh Yanah menggelepar seumpama ikan kekurangan air.

Pemandangan yang begitu erotis, gadis muda belia berkulit putih mulus di apit oleh dua orang tua. Pak Muslim yang sudah diujung kesabarannya entah sejak kapan merapat kesamping Yanah, dengan kontol yang mengacung keras mencari sasaran. Jakunnya turun naik menyaksikan goyangan erotis Yanah yang dilanda orgasme. Sedang Abah Ganda nafas nya memburu penuh nafsu, tangan yang berlumuran cairan Yanah dihisapnya penuh perasaan kemudian perlahan dimasukkannya kedalam celana komprangnya.

Abah Ganda mengocok kontolnya dengan cairan cinta Yanah. Yanah ambruk dengan mata terpejam nafas nya naik turun merasakan sisa-sisa gelombang asmara, tubuhnya lemas tak berdaya. Daya ingatnya menurun tajam, Yanah tergeletak pasrah dengan kondisi kain jariknya entah kemana. Memeknya mengkilat oleh cairan dan minyak urut, seprei batik penutup kasur sudah kuyup disana-sini. Yanah belum menyadari jika sang mertua sudah mengambil posisi diantara selangkangannya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd